• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KWN HAM PENDIDIKAN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH KWN HAM PENDIDIKAN INDONESIA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hak Asasai Manusia (HAM) mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia, terutama dalam hubungan antara negara dan warga negara, dan dalam hubungan antara sesama warga negara. HAM merupakan hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu dilahirkan yang diperoleh manusia dari Tuhan YME dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan. HAM tidak dapat digganggu gugat oleh siapapun karena HAM bersifat kodrati dan berlaku sepanjang hidup manusia.

Di Indonesia, HAM bersumber dan bermuara pada pancasila, diatur dengan UUD 1945 dan UU RI No.39 tahun 1999 tentang HAM. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan Hak Asasi Manusia bukan berarti melaksanakan dengan sebebas-bebasnya, melainkan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.

Akan tetapi dalam pelaksanaan pemenuhan hak tersebut sering terjadi suatu penyimpangan yang menyangkut hak dan kewajiban warga Negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga dapat menimbulkan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), kasus-kasus pelanggaran HAM bisa saja terjadi di berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali di bidang pendididikan.

Berangkat dari pernyataan tersebut, makalah ini akan membahas masalah penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di dunia pendidikan Indonesia. Pembahasan tersebut terkait dengan pengertian dan jenis HAM, landasan hukum penegakan HAM di Indonesia, analisis kasus pelanggaran HAM di dunia pendidikan Indonesia, serta upaya penegakan HAM di dunia pendidikan Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan jenis Hak Asasi Manusia (HAM)? 2. Apa landasan hukum HAM di dunia pendidikan Indonesia?

(2)

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan jenis Hak Asasi Manusia (HAM). 2. Untuk mengetahui landasan hukum HAM di dunia pendidikan Indonesia.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Jenis Hak Asasi Manusia (HAM)

Hak Asasi Manusia (HAM) sering disebut sebagai human. HAM dapat diartikan sebagai hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir, sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak dapat diganggu gugat atau dicabut oleh siapapun juga dan tanpa hak dasar itu manusia akan kehilangan harkat dan martabat kemanusiaannya sebagai manusia.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 tahun 1999 pasal 1 ayat (1): HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

.Dalam pelaksanaanya, Hak Asasi Manusia (HAM) dibagi atas berbagai jenis. Berikut ini pembagian jenis Hak Asasi Manusia dunia, diantaranya:

1. Hak asasi pribadi / Personal Right

 Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat

 Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat

 Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan

 Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini masing-masing

2. Hak asasi politik / Political Right

 Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan  Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan

 Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik lainnya  Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi

3. Hak azasi hukum / Legal Equality Right

 Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan  Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns

 Hak mendapat layanan dan perlindungan hokum

(4)

 Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli  Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak

 Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll  Hak kebebasan untuk memiliki susuatu

 Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak

5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights

 Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan

 Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan

penyelidikan di mata hukum.

6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right

 Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan  Hak mendapatkan pengajaran

 Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat

B. Landasan Hukum HAM di dunia Pendidikan Indonesia

Hukum yang mengatur penegakan HAM di dunia pendidikan Indonesia antara lain: 1. UUD 1945 pasal 31 ayat 1-5 tentang hak mendapatkan pendidikan

Pasal 31 ayat 1

“Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Dari bunyi pasal tersebut sudah jelas bahwa setiap anak harus mendapatkan haknya untuk mendapatkan pendidikan. Jika ada salah satu warga atau siswa yang sengaja dibuat untuk tidak dapat mendapatkan pendidikan karena alasan biaya yang terlalu mahal maka pemerintah wajib menetapkan kebijakan lain yang dapat diterima oleh semua warga agar dapat bersekolah.

Pasal 31 ayat 2

“Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Dari bunyi pasal tersebut sudah jelas bahwa pemerintah wajib membiayai pendidikan bagi siapapun tanpa adanya perbedaan ras, suku, agama, jenis kelamin, dll. Tentunya pihak sekolah tidak boleh sewenang-wenang dalam membuat anggaran biaya massuk sekolah di setiap satuan pendidikan.

(5)

“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”. Dengan adanya pendidikan dan setiap anak memperoleh pendidikan diharapkan bunyi pasal 31 ayat 3 dapat terwujud.

Pasal 31 ayat 4

“Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang – kurangnya 20 % dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan nasional”. Dengan adanya anggaran pendidikan dari negara diharapkan dapat membantu dalam memberikan pendidikan bagi setiap warga dan agar pihak sekolah tidak sewenang-wenang dalam menetapkan biaya sekolah.

Pasal 31 ayat 5

“Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai – nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradapan kesejahteraan umat manusia”. Dengan pendidikan yang maju diharapkan semua warga dapat mengikuti perkembangan zaman.

2. UU RI No.39 tahun 1999 tentang HAM pasal 12 – 13

Pasal 12

“Setiap orang berhak atas perlindungan bagi pengembangan pribadinya, untuk memperoleh pendidikan, mencerdaskan dirinya, dan meningkatkan kualitas hidupnya agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, bertanggung jawab, berakhlak mulia, bahagia, dan sejahtera sesuai dengan hak asasi manusia.”

Pasal 13

(6)

3. Pasal 26 Deklarasi Universal HAM:Pasal 26 ayat 1

Setiap orang berhak memperoleh pendidikan. Pendidikan harus dengan cuma-cuma, setidak-tidaknya untuk tingkatan sekolah rendah dan pendidikan dasar. Pendidikan rendah harus diwajibkan. Pendidikan teknik dan kejuruan secara umum harus terbuka bagi semua orang, dan pendidikan tinggi harus dapat dimasuki dengan cara yang sama oleh semua orang, berdasarkan kepantasan.

Pasal 26 ayat 2

Pendidikan harus ditujukan ke arah perkembangan pribadi yang seluas-luasnya serta untuk mempertebal penghargaan terhadap hak asasi manusia dan

kebebasan-kebebasan dasar. Pendidikan harus menggalakkan saling pengertian, toleransi dan persahabatan di antara semua bangsa, kelompok ras maupun agama, serta harus memajukan kegiatan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam memelihara perdamaian.

Pasal 26 ayat 3

Orang tua mempunyai hak utama dalam memilih jenis pendidikan yang akan diberikan kepada anak-anak mereka.

C. Analisis Kasus Pelanggaran HAM di Dunia Pendidikan

Kasus HAM yang terjadi pada dua tahun silam dalam dunia pendidikan yang melibatkan empat siswa SMA Pangkal Pinang, Kepulauan Riau adalah salah satu contoh kasus penegakan HAM yang dirasa masih belum memberikan keadilan bagi kedua belah pihak.

Bagaimana tidak, akibat pernyataan keempat siswa tersebut di jejaring social facebook akhirnya mereka harus dikeluarkan dari sekolah. Mungkin sudah kelewatan jika empat siswa SMA Tanjung Pinang tersebut menghina pihak sekolahnya di facebook yang bisa saja dibaja oleh semua orang. Akan tetapi, apakah mereka pantas di keluarkan dari sekolah? Tidakkah hukuman itu terlalu berat? Apakah kepala sekolah dan dewan guru tidak memiliki kebijakan lain?

(7)

Bukankah dalam UUD 1945 sebagai landasan konstitusional penegakan HAM di Indonesia telah ada jaminan mengenai hak pendidikan seperti yang tertuang dalam pasal 31 yang berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”.

Selain itu akses rakyat terhadap pendidikan juga telah dituangkan dalam pasal 5 UU Sisdiknas yang menyatakan:

1. Setiap Warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.

2. Warga Negara yang memiliki fisik , emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.

3. Warga Negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan khusus.

4. Warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.

5. Warga Negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.

Dari pernyataan diatas, jelas bahwa hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan telah dijamin oleh konstitusi. Penegakan HAM sudah sepantasnya menjadi tanggungjawab seluruh lapisan masyarakat, termasuk juga insan pendidikan.

(8)

D. Upaya Penegakan HAM di Dunia Pendidikan Indonesia

Pentingnya pendidikan selain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk memajukan Hak Asasi Mnusia di Indonesia. Selain pendidikan sebagai suatu hak yang diberikan berdasarkan konstitusi, pendidikan juga menjadi suatu kewajiban yang diberikan oleh negara kepada rakyatnya. Pendidikan merupakan hak konstitusional, yang dijamin implementasinya secara nasional berdasarkan konstitusi.

Di Indonesia hak ini diakui dan dijamin di dalam UUD 1945. Tanggung jawab negara di dalam pendidikan dituangkan di dalam pasal-pasal dalam UUD 1945, dan sasaran pendidikan secara konkret adalah “….mencerdaskan kehidupan bangsa….” Sebagaimana yang tertuang di dalam pembukaan UUD 1945.

Berangkat dari hal tersebut, sudah sepantasnya seluruh warga negara Indonesia mengupayakan kemajuan pendidikan di Indonesia. Hal sentral yang perlu diperhatikan adalah upaya memajukan pendidikan sangat erat kaitanya dengan pemenuhan hak atas pendidikan. Kasus yang terjadi di Pangkal Pinang sekitar tahun 2011 lalu telah mengingatkan kita tentang bagaimana hak atas pendidikan ini dipandang sebelah mata. Keputusan sekolah unuk mengeluarkan keempat siswa yang membuat pernyataan “tak sepantasnya” di facebook dirasa terlalu berlebihan sehingga menghalang-halangi mereka untuk memperoleh hak atas pendidikan mereka.

(9)

Sanksi tidak harus berupa sanksi terberat yaitu mengeluarkan siswa dari sekolah. Namun untuk membuat efek jera dan agar tindakan tersebut tidak ditiru oleh siswa yang lain sanksi dapat berupa pemberian skorsing terhadap siswa. Perlu juga diingat pemberian skorsing juga tidak bisa seenaknya saja, perlu ada pertimbangan yang matang atas pemberian lama skorsing terhadap siswa. Pemeberian sanksi tersebut akan terlihat lebih edukatif bagi siswa dan tentunya nama baik instansi sekolah juga akan tetap terjaga.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

(10)

jenis, yaitu hak asasi pribadi / personal right, hak asasi politik / political right, hak azasi hukum / legal equality right, hak azasi ekonomi / property rigths, hak asasi peradilan / procedural rights, hak asasi sosial budaya / social culture right.

Hukum yang mengatur penegakan HAM di dunia pendidikan Indonesia antara lain: UUD 1945 pasal 31 ayat 1-5, UU RI No.39 tahun 1999 pasal 12 – 13, Pasal 26 Deklarasi Universal HAM.

Kasus pelanggaran HAM baik berat maupun ringan tidak bisa dihindarkan dalam berbagai bidang kehidupan, temasuk di bidang pendidikan. Salah satu contoh kasus HAM ringan yang terjadi di dunia pendidikan yang begitu kontroversial adalah kasus yang terjadi si sebuah SMA di Pangkal Pinang tahun 2011 lalu. Kasus tersebut berujung pada dikeluarkanya keempat siswa tersebut dari sekolah. Keputusan sekolah untuk mengeluarkan keempat siswa SMA Tanjung Pinang dari sekolah secara tidak langsung telah melanggar hak mereka untuk mendapatkan pendidikan. Dalam UUD 1945 juga telah dijelaskan dalam pasal 31 bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Seyogyanya sekolah dapat membuat kebijakan yang lebih adil dalam penyelesaian kasus tersebut. Sekolah dapat mengupayakan penyelesaian kasus tersebut dengan cara mengadakan mediasi antara kedua belah pihak. Melalui mediasi, diharapkan kedua belah pihak dapat duduk bersama dalam penyelesaian kasus. Dengan mediasi tersebut, sekolah juga dapat mempertimbangkan keputusan sanksi yang seadil-adilnya terhadap keempat siswa tersebut. Sanksi tidak harus berupa keputusan untuk mengeluarkan siswa dari sekolah. Namun untuk membuat efek jera dan agar tindakan tersebut tidak ditiru oleh siswa yang lain sanksi dapat berupa pemberian skorsing terhadap siswa.

B. Saran

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Komarudin dan Azra, Azyumardi. 2008. Pendidikan Kewargaan ( Civic Education). Jakarta : Kencana

Muladi, H. 2009. HAK ASASI MANUSIA. Bandung: PT.Refika Aditama

(12)

2012. http://id.shvoong.com/books/guidance-self-improvement/1870538-hak-asasi-manusia-ham/#(diakses tanggal14 Desember 2013/ 19.15)

2011. http://ivantoebi.wordpress.com/2009/03/29/perkembangan-ham-di-indonesia/(diakses tanggal14 Desember 2013/ 19.30)

Referensi

Dokumen terkait

Adapun saran yang dapat diberikan guna untuk membangun perusahaan ke arah yang lebih baik lagi, yaitu sebaiknya karyawan CV Mahkota Indah Lestari yang menggunakan aplikasi

Ilmu pengetahuan dan informasi tentang teknik budidaya jamur tiram yang efektif dan efisien, ketergantung pada ketersediaan baglog jamur dari pengrajin di luar

Pajanan benzena dalam kadar yang rendah di tempat kerja dapat dinilai dengan baik oleh t,t-asam mukonat dan S- asam fenil merkapturat dalam urin. Dengan NAB benzena 0,5 ppm, ACGIH

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amin Rahmanurrasjid (2008) dengan judul “Akuntabilitas dan Transparansi dalam Pertanggungjawaban

Tes KGS berbentuk tes objektif (pilihan ganda) mencakup ketiga materi percobaan, yaitu: 1) sintesis dan karakterisasi natrium tiosulfat pentahidrat, 2)

Sehubungan dengan hal tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana konstruksi model pembelajaran berbasis penemuan yang dapat meningkatkan

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini digunakan fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual..

Indikator partisipasi masyarakat dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif untuk anak berkebutuhan khusus adalah sebagai berikut: a)ikut serta mengajukan usul atau