• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH LGBT DALAM PANDANGAN HUKUM and H

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH LGBT DALAM PANDANGAN HUKUM and H"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

LGBT DALAM PANDANGAN UNDANG-UNDANG DAN HAL ASASI MANUSIA

Untuk pemenuhan persyaratan ujian praktek Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Disusun Oleh : Azhira Azzahra

6/IXE

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lesbian, Gay, Bioseksual, Transgender atau yang lebih dikenal dengan ‘’LGBT’’ akhir-akhir ini memang sedang ramai diperbincangkan. Perilaku dan fenomena LGBT sudah lama terjadi di Indonesia maupun di belahan bumi lain. Namun, LGBT menjadi isu dan topik diskusi yang melibatkan negara dan institusi internasional baru belakangan ini saja terjadi.

Bagi masyarakat Indonesia yang masih setia pada norma dan tradisi agama, sangat wajar kalau mereka menentang. Lebih dari itu, alasan mereka tidak saja norma agama, melainkan juga dikhawatirkan akan mempengaruhi pertumbuhan remaja yang masih dalam proses pencarian identitas diri, sehingga akan membawa mereka ke gaya hidup yang dianggap menyalahi adat dan kepantasan sosial.

Bagi pejuang pembela hak asasi manusia, LGBT itu hak seseorang yang mesti dihargai. Maka tak bisa dihindari munculnya pro-kontra baik mereka yang membahas dari sisi psikologis ilmiah, analisis teologi, maupun kebijakan publik yang mesti diambil pemerintah.

B. Rumusan Masalah

Banyaknya kasus homo seksual dan keinginan kaum mereka untuk melegalkan perikatan mereka telah banyak menuai pro dan kontra dan sejumlah pertanyaan khususnya di Indonesia ini sendiri yang menganut kebudayaan timur dan sejumlah norma norma dan dengan penduduk mayoritas muslim yang jelas jelas melarang hal tersebut.

1. Bagaimana LGBT ditinjau dari pandangan hukum? 2. Apa pendapat dari sisi Pro kontra LGBT?

3. Bagaimana Sikap pemerintah mengenai LGBT?

(3)

C. Tujuan

1. Tujuan khusus

Untuk memenuhi ujian praktek mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tahun ajaran 2015/2016

2. Tujuan umum :

a. Dapat lebih memahami LGBT dalam aspek hukum

b. Diharapkan setelah membuat makalah penulis dapat berfikir kritis tentang berita yang diterima baik itu melalui media sosial maupun cetak

c. Penulis ingin memberikan informasi tentang LGBT kepada pembaca, agar pembaca dapat menghindar dari pengaruh LGBT

D. Manfaat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai LGBT dalam pandangan hukum yang ada di Indonesia.

c. Penulis ingin memperjelas bahwa perilaku LGBT tidak sesuai dengan budaya ketimuran dan norma yang ada di Indonesia

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian LGBT

LGBT (Lesbian, Gay, Bioseksual, Transgender) adalah rasa ketertarikan romantis dan atau seksual atau perilaku antara individu berjenis kelamin atau gender yang sama. Sebagai orientasi seksual, homoseksualitas mengacu kepada "pola berkelanjutan atau disposisi untuk pengalaman seksual, kasih sayang, atau ketertarikan romantis" terutama atau secara eksklusif pada orang dari jenis kelamin sama, "LGBT juga mengacu pada pandangan individu tentang identitas pribadi dan sosial berdasarkan pada ketertarikan, perilaku ekspresi, dan keanggotaan dalam komunitas lain yang berbagi itu."

LGBT bukanlah penyakit kejiwaan dan bukan penyebab efek psikologis negatif, prasangka terhadap kaum LGBT yang menyebabkan efek semacam itu. Istilah umum dalam LGBT yang sering digunakan adalah lesbian untuk perempuan pecinta sesama jenis dan gay untuk pria pecinta sesama jenis, meskipun gay dapat merujuk pada laki-laki atau perempuan.

B. Presentase Pengidap LGBT

Dalam modernitas Barat, menurut berbagai penelitian, 2% sampai 13% dari populasi manusia adalah pengidap LGBT atau pernah melakukan hubungan sesama jenis dalam hidupnya. Sebuah studi tahun 2006 menunjukkan bahwa 20% dari populasi secara anonim melaporkan memiliki perasaan homoseksual, meskipun relatif sedikit peserta dalam penelitian ini menyatakan diri mereka sebagai kaum LGBT atau bisa dikatakan homoseksual.

(5)

Budaya rasa malu yang melekat pada homoseksualitas, aktivitas homoseksual jarang tercatat dalam sejarah Indonesia. Tidak seperti di budaya Asia lainnya seperti India, Cina atau Jepang, erotika homoseksual dalam lukisan atau patung hampir tidak ada dalam seni rupa Indonesia. Homoseksualitas hampir tidak pernah direkam atau digambarkan dalam sejarah Indonesia. Sebuah pengecualian langka adalah catatan abad ke-18 mengenai dugaan homoseksualitas Arya Purbaya, seorang pejabat di istana Mataram, meskipun tidak jelas apakah itu benar-benar didasarkan pada kebenaran atau sebuah rumor kejam untuk mempermalukan dirinya.

Meskipun waria, laki-laki yang berpenampilan seperti wanita, dan pelacur, telah lama memainkan peran mereka dalam budaya Indonesia, identitas homoseksualitas laki-laki gay dan perempuan lesbian di Indonesia hanya diidentifikasi baru-baru ini, terutama melalui identifikasi dengan rekan-rekan gay dan lesbian Barat mereka, melalui film, televisi, dan media. Sebelum rezim Orde Baru Soeharto budaya lokal Indonesia mengenai gay dan lesbi belum ada.

Pergerakan gay dan lesbian di Indonesia adalah salah satu yang terbesar dan tertua di Asia Tenggara. Aktivisme hak-hak gay di Indonesia dimulai sejak 1982 ketika kelompok kepentingan hak-hak gay didirikan di Indonesia. " Lambda Indonesia" dan organisasi serupa lainnya muncul di akhir 1980-an dan 1990-an. Saat ini, ada beberapa kelompok utama LGBT di negara ini termasuk "Gaya Nusantara" dan "Arus Pelangi". Sekarang ada lebih dari tiga puluh LGBT kelompok di Indonesia.

D. Hak Hukum LGBT

(6)

Aceh hak untuk memperkenalkan hukum syariah Islam yang dapat mengkriminalisasi homoseksualitas, meskipun hanya untuk warga Muslim.

Pasangan sesama jenis Indonesia dan rumah tangga yang dikepalai oleh pasangan sesama jenis tidak memenuhi syarat untuk salah satu perlindungan hukum yang tersedia untuk pasangan lawan jenis menikah. Pentingnya di Indonesia untuk harmoni sosial mengarah ke tugas daripada hak untuk ditekankan, yang berarti bahwa hak asasi manusia bersama dengan hak-hak homoseksual sangat rapuh. Namun, komunitas LGBT di Indonesia telah terus menjadi lebih terlihat dan aktif secara politik.

Hukum Indonesia tidak mengkriminalisasi homoseksualitas, jika dilakukan secara pribadi, dan di antara orang dewasa. Namun, hukum Indonesia tidak mengakui pernikahan gay, serikat sipil atau manfaat kemitraan domestik. Pasangan sesama jenis tidak memenuhi syarat untuk mengadopsi anak di Indonesia. Hanya pasangan menikah yang terdiri dari suami dan istri yang bisa melakukan mengadopsi. tidak ada hukum untuk melindungi warga negara Indonesia dari diskriminasi atau pelecehan atas dasar orientasi seksual atau identitas gender mereka.

Jadi,intinya di Indonesia sendiri penagnan kasus homo seksual masihlah lembek karena pemerintah tidak secara tegas melarangnya.hanya untuk kasus kasus komersial sajalah yang dipidanakan sedangkan untuk kasus-kasus sosialnya masih belum dipidanakan,padahal jelas-jelas dalam uu oerkawinan no.1 tahun 1974 melarang akan adanya pernikahan sejenis.

Karena tanpa dipungkiri hubungan sesama jenis dapat menimbulkan keinginan untuk pernikahan sesama jenis pula ujungnya dan hal tersebut pastilah juga telah melanggar norma-norma yang terpatri dalam masyarakat termasuk norma agama khususnya norma agama islam yang jelas jelas melarang akan hal tersebut,terlebih lagi mayoritas penduduk Indonesia yang beragam muslim hal tersebut pastilah mempengaruhi pandangan bangsa terhadap suatu hal karena factor dari agama mayoritas masyarakat yang bersangkutan.

(7)

Indonesia memiliki penganut agama Islam paling banyak di dunia dengan 87% dari warganya menyebut diri sebagai Muslim. Kebijakan keluarga dari pihak berwenang Indonesia, tekanan sosial untuk menikah dan agama berarti bahwa homoseksualitas pada umumnya tidak didukung. Baik Muslim tradisionalis dan modernis, dan juga kelompok agama lainnya seperti Kristen, terutama KatolikRoma umumnya menentang homoseksualitas. Banyak kelompok fundamentalis Islam seperti FPI (Front Pembela Islam) dan FBR (Forum Betawi Rempuk) secara terbuka memusuhi orang-orang LGBT dengan menyerang rumah atau tempat mereka bekerja dari orang-orang yang mereka yakini ancaman bagi nilai-nilai Islam.

Diskriminasi eksplisit dan homofobia kekerasan dilakukan terutama oleh para ekstremis religius, sementara diskriminasi halus dan marjinalisasi terjadi dalam kehidupan sehari-hari antara teman-teman, keluarga, di tempat kerja atau sekolah. Orang-orang LGBT sering mengalami pelecehan yang dilakukan oleh para polisi tapi sulit untuk mendokumentasikannya karena korban menolak untuk memberikan pernyataan karena seksualitas mereka. Orang-orang LGBT sering ditangkap atau dituduh karena orientasi seksual mereka. Juga gay di penjara mengalami pelecehan seksual karena orientasi seksual mereka, dan sering tidak melaporkannya karena menjadi trauma dan takut dikirim kembali ke penjara dengan mengalami kekerasan lebih lanjut.

Indonesia memang memiliki reputasi sebagai sebuah negara Muslim yang relatif moderat dan toleran, yang memang memiliki beberapa aplikasi untuk orang-orang LGBT. Ada beberapa orang LGBT di media dan pemerintah nasional telah memungkinkan komunitas LGBT terpisah ada, bahkan mengatur acara-acara publik. Namun, adat istiadat sosial Islam konservatif cenderung mendominasi dalam masyarakat yang lebih luas. Homoseksualitas dan cross-dressing tetap tabu dan orang-orang LGBT secara berkala menjadi sasaran hukum agama setempat atau kelompok main hakim sendiri oleh para fanatik.

(8)

Banyak masyarakat Indonesia yang menyetujui jika perilaku LGBT dimasukan ke dalam hak asasi manusia. Sejumlah pejuang hak asasi manusia menginginkan keadilan bagi pengidap LGBT. Hal itu, didasarkan bahwa LGBT hal yang tidak dapat dipilih ataupun dihindari. Sebaiknya tidak ada lagi diskriminasi terhadap kaum LGBT dan memberikan kesempatan mereka untuk hidup nyaman dalam masyarakat. Kelompok LGBT dianggap berbeda karena orientasi seksual yang tidak wajar. Mereka juga manusia yang ingin diterima di tengah masyarakat, hidup nyaman dan diinginkan. Peningkatan kualitas hidup di sini, termasuk mengembalikan hak mereka untuk saling memiliki di masyarakat.

G. Pendapat Kontra terhadap Adanya HAM

Hampir mayoritas rakyat negeri ini tak sependapat dengan legalilitas pernikahan sejenis. Pernikahan sejenis dianggap sebagai bentuk penyimpangan terhadap norma susila dan agama.

Pendapat beberapa agama yang ada di Indonesia atas pernikahan sejenis itu. Dalam pandangan Buddha, pernikahan sejenis merupakan halangan untuk mencapai kesucian. Bahkan homoseksual dianggap sebagai salah satu faktor penyebab penurunan moral di masyarakat. Padahal, untuk mencapai kesucian itu diperlukan landasan moral yang baik.

Menurut ideologi Kristen (Protestan), tujuan utama pernikahan adalah untuk melestarikan kehidupan atau keturunan. Ini hanya bisa dicapai bila mereka yang menikah berlainan jenis kelamin.

Agama Katholik pun memiliki paham yang sama. Dalam suatu ikatan pernikahan hanya bisa dilakukan oleh pria dan wanita atau laki-laki dan perempuan. Para pemeluk agama ini juga menganggap perilaku homoseksual itu sebagai bentuk penyimpangan.

(9)

yang berjenis kelamin sama. Tak beda dengan empat agama itu, Konghucu pun memililki pemahaman yang sama. Pemeluk Konghucu memilliki prinsip, bahwa pernikahan itu terjadi antara laki-laki dan wanita. Hampir semua masyarakat mengetahui, bahwa Islam juga menolak dengan keras pernikahan sejenis.

Kita tidak dapat mengatakan sesuatu hal sebagai hak terlebih lagi hak asasi manusia bila kita juga telah melanggar hak orang lain karena suatu hak orang yang satu tidak mungkin bersingguangan dengan hak manusia yang lainnya.

Karena bila kita berbicara homoseksual itu artinya kita membicarakan pihak yang dirugikan pula yaitu:

 Orang tua yang dirampas haknya oleh kita karena keinginan setiap orang tua untuk menimang cucu dari darah dagingnya sendiri sirna karena secara biologis sesame jenis tidaklah mungkin dapat menghasilkan keturunan karena tidak bertemunya antara sel telur dan sel sperma.

 Terampasnya hak pasangan yang sebenarny/yang sejati karena manusia itu telah diciptakan berpasang pasangan seperti magnet kutub positif dengan magnet kutub negative,maka bila magnet yang positif itu bertemu dengan magnet yang positif juga maka si magnet pasangannya yaitu yang berkutub negative akan kehilangan pasangannya,dan hal tersebut bisa saja malah memunculkan masalah baru yaitu si pasangan yang lain akan mencoba menemukan pasangan yang sejenis juga padahal sebenarnya mereka tidak akan dapat menyatu satu sama lainnya.

(10)

misalnya maka perbandingannya akan menjadi 1:8 itu artinya hal tersebut tidaklah baik bagi ekosistem karena pasti akan banyak hal hal yang tidak diinginkan terjadi

 Sebenarnya tujuan pernikahan adalah menciptakan keluarga yang harmonis dan melanjutkan generasi,maka bila hal tersebut dilakkukan sesama jenis tidaklah mungkin dapat menghasilkan keturunan dan apabila itu terjadi maka regenerasii akan terhenti yang itu sama artinya dengan pemberhentian kehidupan dunia.

Oleh karena itu, hal tersebut saya berpendapat bahwa menjadi homoseksual bukanlah merupakan suatu pilihan apalagi suatu hak asasi manusia karena hal tersebut,kita telah merampas hak-hak manusia yang lainnya.

Dan menurut pandangan saya sebenarnya homoseksual merupkan penyakit kejiwaan yang dapat disembuhkan karena hal tersebut bukanlah gejala alamiah karena yang alamiah adalah ketertarikan dengan lawan jenis bukan dengan sesama jenis jadi, jelaslah hal tersebut bukanlah bagian dari HAM.

I. Kemungkinan Legalnya LGBT

Legalnya LGBT di Indonesia sangat kecil kemungkinannya dan hampir dipastikan tidak mungkin karena UUD dan UU perkawinan telah melarangnya.

(11)

BAB III PENUTUP

A. Simpulan

LGBT bukanlah suatu pilihan yang di benarkan apalagi merupakan suatu hak asasi manusia karena homo seksual bisa menimbulkan keburukan-keburukan pada masyarakat dan akan merampas hak orang lain juga.

Karena bila itu adalah suatu hak terlebih lagi merupakan hak asasi manusia hal tersebut tidaklah mungkin menimbulkan kerugian-kerugian pada orang lain juga.dan dengan dilakukannya homo seksual maka akan lebih terbuka kemungkinan akan penyakit kelamin berbahaya.

Jadi pada intinya hal tersebut tidaklah dapat dikatagorika sebagai hak asasi manusia karena lebih banyak keburukannya di bandingkan kebaikannya.dan HAM yang benar adalah HAM yang tidak menimbulkan keburukan namunmenimbulkan banyak kebaikan-kebaikan.

B. SARAN

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Faktor-faktor Penyebab Terjadinya LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan

Transgender) - Perpustakaan Muslim Indonesia diperoleh 6 Maret 2016

https://id.wikipedia.org/wiki/LGBT diperoleh 6 Maret 2016

http://gayanusantara.or.id/sejarah.html diperoleh 6 Maret 2016

https://www.usaid.gov/sites/default/files/documents/2496/

Being_LGBT_in_Asia_Indonesia_Country_Report_Bahasa_language.pdf diperoleh 6 Maret 2016

Referensi

Dokumen terkait

Errol Jonathans selaku Direktur Utama Suara Surabaya Media (SS Media) karena atas perkenankannya penulis diijinkan melakukan penelitian ini di tahun 2012/2013, sekaligus

Menurut Rondinelli dan Unwin dalam Arsyad (1999) bahwa teori pusat pertumbuhan didasarkan pada keniscayaan bahwa pemerintah di negara berkembang dapat mempengaruhi pertumbuhan

Mandiri : Mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri. Maju: Diukur dari kualitas SDM,

Bagian-bagian tersebut antara lain: (1) bagian yang berisi komponen inkuiri (inquiry), (2) bagian yang berisi komponen masyarakat belajar (learning community)

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian untuk pengembangan sistem ini ke depan yaitu ekstraksi dengan metode yang lebih cerdas dan dinamik, yang dapat

masih banyaknya masalah akibat penyelenggaraan kerjasama yang kurang tepat seperti perjanjian kerjasama yang tidak jelas sanksi-sanksi pelanggarannya, kegiatan penyuluhan yang

2018, Tentang Perubahan Pertama Atas Keputusan Dirjen Perlindungan Dan Jaminan Sosial Nomor : 01atau Ljsatau 02atau 2018 Tentang Petunjuk Teknis Penyaluran

Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) Pada Anak Usia 0-24 Bulan Dengan Kejadian Diare Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwodadi Kecamatan Purwodadi