• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah studi islam perkembang islam diI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah studi islam perkembang islam diI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH STUDI ISLAM

“ Perkembangan Studi Islam di Indonesia “

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Islam

Dosen Pengampu : Ahmad Irfan Mufid, MA

DisusunOleh :

1. Nama: Anisa Andriani

Nim : 11160140000091

2. Nama : Muhammad Farhan

Nim : 11160140000074

Pendidikan Bahasa Inggris

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang bertemakan tentang “ Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia “ tepat waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, berserta keluarga dan sahabatnya .

Makalah ini di ambil dari beberapa buku terkenal dan penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan dalam tahap pembelajaran namun, penulis tetap berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penulisan buku ini kami sampaikan ucapan terima kasih .semoga Allah SWT akan membalas segala amal usaha kita dengan pahala yang berlipat ganda

Tangerang, Oktober 2016

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………...i Daftar Isi ………..ii

Bab 1 PENDAHULUAN

A. Sejarah pendidika Islam di Indonesia B. Awal masuknya islam di Indonesia Bab 2 PERKEMBANGAN STUDI ISLAM DI INDONESIA

A. Periode kekuasaan kerajaan Islam di Indonesia B. Periode Penjajahan Belanda

C. Periode penjajahan Jepang D. Periode kemerdekaan Indonesia

1. Perserikatan Muhammadiyah 2. Naddlatul Ulama

3. Persatuan Islam ( Persis ) 4. Al-Washiliyah

5. Al-Irsyad

6. Nahdlatul Wathan

7. Daru Da’wah wal Irsyad (DDI) Bab 3 LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

a. Mesjid dan surau b. Pondok pesantren c. Madrasah

d. Sekolah dan perguruan islam e. Majlis ta’lim

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang sejarah pendidikan Islam di Indonesia

Kegiatan “pendidikan Islam” di Indonesia yang lahir dan tumbuh serta berkembang bersamaan dengan masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia sesunguhnya merupakan pengalaman dan pengetahuan yang penting bagi kelangsungan perkembangan Islam dan umat Islam, baik kuantitas maupun kualitas. Pendidikan Islam itu bahkan menjadi tolok ukur, bagaimana Islam dengan umatnya telah memainkan perannya dalam berbagai aspek sosial, ekonomi, politik dan budaya. Hal ini sekaligus membuktikan, bahwa kegiatan kependidikan Islam di Indonesia tidak hanya mendasarkan pada makna pendidikan dalam arti sempit, melainkan dalam arti yang sangat luas, yaitu pendidikan yang sarat dengan nilai-nilai pembangunan umat dan bangsa Indonesia dalam berbagai tata kehidupan.

B. Rumusan Masalah

1. Kapan Islam pertama kali datang ke Indonesia ?

2. Bagaimana periode-periode masuknya Islam ke Indonesia ?

3. Bagaimanakah perkembangan pendidikan Islam pada periode-periode masuknya Islam?

4. Apa saja kah Organisasi Islam yang ada pada zaman kemerdekaan Indonesia ? 5. Apa saja kah lembaga-lembaga Islam yang ada di Indonesia ?

C. Tujuan

(5)

BAB 2 PENJELASAN

1. Awal masuknya Islam di Indonesia

Pertanyaan yang sering muncul dalam masyarakat adalah kapan agama Islam pertama kali masuk ke Nusantara dan Masyarakat mana saja yang pertama kali memeluk agama islam. Untuk menjawab pertanyaan, maka dengan bersandar pada Risalah seminar tentang masuknya Islam ke Indonesia yang diselenggarakan di Medan tahun 1963, maka di tentukan bahwa daerah sekitar Langsa-Peureulak di Aceh di anggap sebagai daerah awal masuknya Islam di Indonesia yaitu pada abad ke VIII dengan alas an sebagai berikut :

a. Daerah Langsa-Peureulak terletak di tepi selat Malaka, yang tenang dan terlindungi dari ganasnya ombak, sesuai dengan keadaan kapal waktu itu, dari pada Barus yang terletak ditepi Samudra Indonesia yang berombak ganas, sehingga para pembawa agama Islam pada waktu itu lebih aman memilih pelayaran antar Bandar (system perdagangan berantai)

b. Daerah Langsa-Peureulak terletak pada ujung paling barat Kepulauan

Nusantara, menghadap laut yang telah ramai dilayari sejak zaman awal tarikh Masehi, sehingga bagi orang-orang Arab atau orang Timur Tengah yang akan memasuki nusantara, daerah inilah yang pertama mereka lihat dan mereka kenal, sehingga tidak mustahil jika daerah ini merupakan tempat singgah utama setelah mereka melakukan pelayaran yang jauh dari barat ke timur.

Salah satu pendekatan untuk mengetahui tentang masuknya agama Islam ke Indonesia adalah dengan penelitian archeology, yaitu penelitian banda-benda kuno yang memiliki identitas islam di tempat tersebut sering terdapat angka, tahun atau nama raja, dan nama tokoh tertentu dalam bentuk ukiran (kaligrafi) yang indah seperti pada batu leran di dekat gresik tau makam raja-raja Pasai di Aceh.

(6)

nama dan angka tahun ini di ukirkan pada batu nisan makan tersebut. Dan adanya penemuan arkeologis berupa batu nisan Malik al-Saleh yang meninggal pada 696H (1297) di Sumatra . Data arkeologis tersebut dianggap sebagai batu nisan tertua yang mencantumkan nama sultan pertama diwilayah tersebut .

Kedatangan Islam pada abad ke-7

Menurut ahli W.P Groeneveldt, T.W Arnold, Syed Nagujid al-Attas, George Fadlo Hourani, J.C van Leur, Hamka, dan Uka Tjandrassasmita. Berdasarkan pada salah satu catatan cina dari dinasti tang, disebut bahwa “ Ta-Shih “ diidentifikasi sebagai “ Orang-orang Arab “ yang menetap dipantai barat Sumatra

Kedatangan Islam pada abad ke-13

Menurut ahli C.Snouck Hurgronje, J.P Mosquette, T.S Karen dan Haji Maafin Salim. Didasari dari adanya penemuan arkeologis berupa batu nisan Malik al-Saleh yang meninggal pada 696H (1297) . Data arkeologis tersebut dianggap sebagai batu nisan tertua yang mencantumkan nama sultan pertama diwilayah tersebut. 1

2. Periode-Periode masuknya Islam di Indonesia

Dalam melacak sejarah pendidikan Islam di Indonesia baik segi pemikiran, isi maupun pertumbuhan organisasi dan kelembagaannya, tidak mungkin dilepaskan dari fase-fase yang dilaluinya. Fase-fase itu secara priodisasi dapat dibagi menjadi :

1) Periode kekuasaan kerajaan-kerajaan Islam 2) Periode penjajahan Belanda

3) Periode penjajahan Jepang 4) Periode kemerdekaan

Perjalanan yang ditempuh dari periode ke periode berikutnya, baik dalam bentuk informal maupun non formal, tampak adanya kesamaan dengan alur pertumbuhan dan perkembangan yang dialami atau ditempuh pada masa Nabi, Khulafaur Rasyidin dan seterusnya. Hal ini dapat difahami, karena Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang dari Timur Tengah, baik dari segi sistem, organisasi maupun kelembagaanya.

Namun demikian tidak berarti, bahwa pendidikan Islam di Indonesia dalam arti keseluruhan sama dengan yang ada di Timur Tengah. Lebih-lebih setelah merdeka, maka sistem dan pola pendidikan Islam di Indonesia telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan yang sejalan dengan sistem dan pola pendidikan

(7)

nasional. Dengan perkataan lain bahwa sesudah Indonesia merdeka, pendidikan Islam telah mengikuti alur kebijakan pendidikan nasional.

1) Periode kekuasaan kerajaan-kerajaan Islam

a) Kerajaan Demak

Pada periode kerajaan Demak, sudah banyak masjid yang dibangun seperti masjid Demak, Kudus, Ampel, Giri. Setiap wali atau tokoh-tokoh agama Islam pada zaman dahulu selalu mendahulukan pembangunan masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan dengan demikian maka pendidikan agama “non formal” semakin luas dan terarah.

Tujuan pendidikan agama pada masa kerajaan Demak dapat dirumuskan, minimal sebagai berikut :

I. Pendidikan Agama bermaksud untuk mengajak manusia melakukan yang baik, yaitu patuh mengamalkan ajaran agama secara sungguh-sungguh. Orang yang benar dan sungguh-sungguh menjalankan suruhan dan menghentikan larangan Allah berarti ia adalah orang yang baik. Pancaran kebaikan kepada Allah akan menimbulkan pula sikap dan perbuatan yang baik kepada siapapun dan dimanapun.

II. Tujuan pendidikan yang lain masa itu ialah untuk menjaga tradisi artinya sesuatu yang dianggap penting dan diperlukan oleh keluarga dan masyarakat, harus diturunkan dan diajarkan kepada anak cucu secara turun-menurun sebagai generasi penerus.

b) Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Samudra Pasai, yang didirikan pada abad ke-10 M dengan raja pertamanya Malik Ibrahim bin Mahdum. Yang kedua bernama Al-Malik Al-Shaleh dan yang terakhir bernama Al-Malik Sabar Syah (tahun 1444 M/ abad ke-15 H).

(8)

1. Materi pendidikan dan pengajaran agama bidang syari’at adalah Fiqh mazhab Syafi’I

2. Sistem pendidikannya secara informal berupa majlis ta’lim dan halaqoh 3. Tokoh pemerintahan merangkap tokoh agama

4. Biaya pendidikan bersumber dari Negara

Ibnu Batutah menyatakan bahwa Sultan Malikul Zahir adalah orang yang cinta kepada para ulama dan ilmu pengetahuan. Bila hari jum’at tiba, Sultan sembahyang di Masjid menggunakan pakaian ulama, setelah sembahyang mengadakan diskusi dengan para alim pengetahuan agama, antara lain Amir Abdullah dari Delhi, dan Tajudin dari Ispahan. Bentuk pendidikan dengan cara diskusi disebut Majlis Ta’lim atau

halaqah. Sistem halaqah yaitu para murid mengambil posisi melingkari guru. Guru duduk di tengah-tengah lingkaran murid dengan posisi seluruh wajah murid menghadap guru.

c) Metode Pembelajaran dalam kerajaan islam

Beberapa cara pendekatan yang ditempuh oleh pada penyebar agama Islam yaitu melalaui :

 Metode ceramah atau nasehat langsung : metode pendidikan dalam masjid atau tempat berkumpul kaum muslimin digunakan ceramah atau nasehat langsung

 Uswatun Hasanah : penampilan pribadi yang anggun dan mengesankan dengan penonjolan tingkah laku yang baik dan terpuji merupakan daya tarik yang amat besar bagi para murid untuk di tiru dan diteladani, kemudian diamalkan.

 Metode kesenian : penggunaan kesenian wayang sebagai media dakwah kepada masyarakat.

2) Periode Penjajahan Belanda

Pada periode penjajahan Belanda, Belanda mempelajari tentang sifat-sifat umat

muslim, keadaan umat Islam di Indonesia dengan segala aspeknya yang dipelajari Prof. Snouck Hurgronje seorang sarjana sastra semit (Arab) yang telah lama belajar dan berpengalaman di tanah arab dengan tujuan untuk menghadapi perlawanan umat Islam yang dipelopori oleh raja dan ulama dan untuk menangani penyelesaian perang

Aceh.belanda mempelajarinya dan melaporkan hasil studinya itu kepada pemerintah Belanda dan disertai saran-saran bagaimana harus berbuat dan menghadapi umat Islam di Indonesia, agar penjelajahan Belanda bias lestari. Saran-saran berikut akhirnya menjadi kebijaksanaan pemerintah Hindia Belanda terhadap Islam di Indonesia.

(9)

 Pemerintah hendaknya netral terhadap agama yaitu tidak campur tangan dan tidak memihak kepada salah satu agama yang ada.

 Supaya Pemerintah Belanda membendung “pan Islamisme” yang sedang

berkembang di timur tengah, dengan jalan menghahalangi masuknya buku-buku atau brosur lain dari luar Indonesia, mengawasi kontak-kontak langsung dan tidak langsung tokoh-tokoh Islam Indonesia dengan tokoh luar, membatasi dan mengawasi orang-orang yang pergi ke Mekah.

Semua saran Snouck Hurgronje ini merupakan pencegahan usaha masuknya faham-faham pembaharuan yang radikal dari luar Indonesia. Dalam pelaksanaannya, Pemerintah Belanda mengeluarkan berbagai peraturan untuk mempersempit ruang gerak umat Islam, seperti Goroeordonantie dan Onderwijs Nerbod.

Praduga Pemerintah Belanda sesuai saran Snouck Hurgronje ternyata banyak meleset. Banyak tokoh agama Islam yang mendapatkan brosur dan majalah terlarang dari Timur Tengah atau bentuk pengaruh lain, jumlah jamaah Haji Indonesia tetap melimpah, dan orang-orang Islam yang menjalankan pendidikan dibarat tidak menghilangkan identitasnya sebagai muslim dan sebagai Bangsa Indonesia. Dan banyak pesantren yang didirikan didesa terpencil dan jauh dari keramaian, meraka menjauhkan diri dari belanda .

3) Periode Penjajahan Jepang

Penjajahan jepang atas Indonesia berlangsung sangat singkat yaitu kira-kira 3 12 tahun ( Maret 1942 – Agustus 1945 ).ditinjau dari kepentingan pendidikan masa penjajahan jepang merupakan masa berlatih baik fisik maupun menta, yang akhirnya menjadi modal dasar yang akan berkembang setelah Indonesia Merdeka. Misalnya dasar-dasar kemiliteran yang diletakkan jepang sejak pembentukan PETA, HEIHO, dan sebagainya, yang kemudian menjadi modal bagi pembentukan TNI ( Tentara Nasional Indonesia). Bahkan pembinaan fisik dan olah raga (Taiso) juga diletakkan dasarnya pada masa ini.

Pendidikan Islam agak terhambat akibat tekanan tentara Jepang, dibawah ancaman bayonet tiap hari seluruh bangsa Indonesia, tidak terkecuali umat islam, harus

menundukan kepalanya dengan cara menundukan kepalanya dengan cara menghadap Timur Laut untuk menghormati Tenno Heika sebagai putra dewa Amaterasu Umikami. Banyak umat Islam yang menentang perlakuan jepang, namun tidak berhasil.

(10)

Kemerdekaan Indonesia adalah hasil perjuangan yang telah bertahun-tahun lamanya terutama melalui berbagai organisasi pergerakan, baik social, agama, dan politik. Oleh karena itu maka terwujudnya kemerdekaan adalah cerminan dari cita-cita dan kehendak bangsa Indonesia tersebut. Dan dasar Negara “Pancasila” telah

disepakati. Pancasila dan UUD’45 inilah yang kemudian dijadikan pangkal otak pengelolahan Negara dalam pembangunan bangsa Indonesia dan dijadikan asas tunggal organisasi di Indonesia.

Untuk menangani masalah-masalah pendidikan dan kebudayaan, pemerintah membuat departemen P dan K (kementerian pendidikan dan kebudayaan) begitu pula untuk menangani masalah-masalah agama, telah dibentuk department agama. Dengan demikian, maka pembinaan dan pengembangan bidang-bidang kehidupan dapat

dilakukan dengan lebih baik oleh kementerian yang bersangkutan. Sedangkan dipihak-pihak lain yaitu organisasi-organisasi social, agama, politik dan sebagainya, harus menyesuaikan programnya dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Demikianlah bentuk kerja sama antara Pemerintah dan Masyarakat.

Tujuan agama dan tujuan pembangunan Nasional tidak berbeda atau tidak bertentangan. Keduanya ingin mewujudkan kehidupan yang makmur dan sejahtera. Pembangunan Nasional dan agama menginginkan agar tiap warga dan tiap

pemeluknya bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berkembang potensi manusiawinya secara seimbang, penuh dengan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia. Tujuan tersebut tidak mungkin tercapai kecuali dengan pendidikan dan pengajaran baik dari agama maupun umum. Agar arah kedua

pendidikan di Indonesia tidak menyimpang dari tujuan pembangunan Nasional, maka semua bentuk pendidikan harus berasaskan filsafat bangsa Pancasila. System ini kemudian dikenal dengan sistem pendidikan Nasional Indonesia. Dan dengan sendirinya semua tujuan pendidikan di Indonesia, tidak boleh menyimpang dari ketentuan dan tujuan pendidikan Nasional. Adapun tujuan pendidikan Nasional dirumuskan dalam GBHN, sebagai berikut :

Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

(11)

pendidikan baik disekolah agama maupun di sekolah umum, dan dipihak lain Departemen P dan K mengelola pendidikan pada umumnya dan mendapatkan kepercayaan untuk melaksanakan system pendidikan Nasional.

Organisasi Islam pada Zaman Kemerdekaan

1. Muhammadiyah

Muhammadiyah (pengikut Muhammad) merupakan organisasi social dan

pendidikan, didirikan oleh Achmad Dahlan pada tahun 1912. Didirikan untuk menolak status quo diantara masyarakat Islam di Kesultanan Yogyakarta di Hindia Belanda. Achmad Dahlan menganggap masyarakat ini sebagai sinkretis dan akhlaknya merosot. Karena itu ia meminta mereka kembali pada ajaran Qur’an dan sunah secara murni.

Muhammadiyah mengembangkan sistem pendidikan Islam untuk anak-anak dengan mengajarkan baik mata pelajaran keagamaan maupun keduniaan dikelas-kelas secara berjenjang. Karena menghindari keterlibatan langsung politik anti-pemerintah,

muhammadiyah mendapat subsidi pemerintah untuk sekolahnya. Muhammadiyah juga giat menghimpun perkumpulan seperti, Aisyiyah (sesuai nama istri Nabi Muhammad SAW) untuk wanita , Nasyi’atul Asyiyah untuk anak perempuan, dan Hizbul Wahtan (Pembela Tanah Air) untuk pramuka, Muhammadiyah juga memiliki bidang

kesejahteraan social dengan sejumlah rumah sakit, klinik, dan Pati Asuhan dan melalui lembaga ini muhamadiyah mempertinggi kesadaran beragama, pengetahuan praktis, dan kecakapan berorganisasi bagi umat Islam setempat. Muhammadiyah mampu menanamkan perasaan nasionalis yang kuat dan berhasil mengelola jaringannya sampai akhir masa penjajahan Belanda.

Pada masa kini muhammadiyah menjadi salah satu organisasi pendidikan dan social bernafaskan islam terbesar di Indonesia. Bertanggung jawab menyelenggarakan lebih dari 12.000 lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai universitas dan mempunyai sekolah swasta yang terbanyak di Indonesia dengan mutu yang

berwibawa.

2. Nahdlatul Ulama

Nahdatul Ulama (kebangkitan Ulama) merupakan sebuah organisasiyang didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 M atau 16 Rajab 1344 H, sebagai reaksi terhadap berdirinya gerakan reformasi dalam kalangan umat Islam Indonesia, dan berusaha mempertahankan salah satu dari 4 madzab dalam masalah yang

(12)

Rasulullah bersama para sahabatnya. Motivasi utama berdirinya Nahdlatul Ulama adalah untuk mengorganisasikan potensi dan peranan ulama pesantren yang sudah ada, untuk ditingkatkan kembali. Bagian yang menangani pendidikan dan pengajaran adalah Daruk Ma’arif.lembaga pendidikan yang diasuh oleh NU telah tersebar

keseluruh Indonesia. Berdasarkan hasil rapat kerja Ma’arif tahun 1978 dan program kerja Ma’arif antara lain :

1. Pemantapan system pendidikan Ma’arif, yaitu :

a) Tujuan pendidikan Ma’arif

 Menumbuhkan jiwa pikiran dan gagasan yang dapat membentuk pandangan hidup bagi anak didik sesuai dengan ajaran ahlus sunnah wal jama’ah.

 Menanamkan sikap terbuka, watak mandiri, kemampuan berkerja sama dengan pihak lain untuk lebih bai, keterampilan menggunalkan ilmu dan teknologi yang semuanya adalah pengapdian diri kepada Allah SWT.

 Menciptakan sikap hidup yang berorientasi kepada kehidupan duniawi dan ukhrowi sebagai sebuah kesatuan

 Menanamkan penghayatan terhadap nilai-nilai ajaran agama Islam sebagai ajaran dinamis

b) Penataan kembali organisasi Ma’arif

c) Mengkaitkan pelajaran agama disekolah Ma’arif dengan persoalan-persoalan hukum lingkungan hidup solidaritas social, wiraswasta dan sebagainya

d) Secara makro membelikan porsi yang lebih besar terhadap pendidikan non-Formal

2. Peningkatan Organisasi Ma’arif

3. Penyediaan data dan informasi tentang sekolah-sekolah Ma’arif 4. Penerbitan

5. Peningkatan mutu guru Ma’arif

3. Persatuan Islam (persis)

Persatuan Islam atau Persis didirikan dibandung pada tanggal 17 september 1923 oleh K.H. Zamzam. Tujuan persisi ialah mengembalikan umat Islam kepada tuntunan Al-Quran dan Al-Hadist. Usaha yang dilakukan adalah menyelenggarakan pendidikan berupa madrasah, Pondok pesantren dan Tabligh baik secara lisan maupun tulis. Majalah yang diterbitkan oleh Persis berjudul “Pembela Islam” adalah majalah yang paling berpengaruh pada waktu itu.

(13)

Al’Washliyah didirikan pada tanggal 30 November 1930 di medan . Perkumpulan ini bertujuan melaksanakan tuntutan agama Islam untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Usaha yang dilakukan yaitu memperbanyak tabligh, tadzakir ,pengajian dan mendirikan Perguruan.

5. Daru Da’wah Wal Irsyad (DDI)

Perkumpulan Daru Da’wah Wal Irsyad (DDI) didirikan di Watang Sopeng Sulawesi pada tanggal 7 Febuari 1947. Kumpulan ini berdasarkan syariat Islamiyah dan

berhaluan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Tujuan didirikannya perkumulan ini adalah untuk memajukan kecerdasan umum, menuntut umat melaksanakan ajaran Islam dan memelihara persatuan kaum Muslimin serta perdamaian dalam Masyarakat.

BAB 3

LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

A. Mesjid dan surau

Mesjid berasal dari bahasa arab, yang berarti “tempat sujud” atau “ setiap tempat yang digunakan untuk beribadah “mesjid, juga berarti “ tempat shalat berjama’ah “ atau “ tempat sholat untuk umum (orang banyak) “.

Surau atau langgar adalah semacam masjid dalam sekala lebih kecil dengan fungsi yang terbatas. Surau merupakan tempat sholat dan sholat berjama’ah , dan tempat mengaji bagi anak-anak.

Mesjid dan surau atau langgar merupakan sarana yang pokok dan mutlak bagi pertumbuhan dan perkembangan masyarakat islam. Oleh karena itu dapat diduga bahwa semenjak terbentuknya komunitas-komunitas muslim yang tersebar diberbagai daerah pantai dan di pusat-pusat perdagangan di Indonesia, mesjid dan surau telah didirikan bersama dengan terbentuknya komunitas-komunitas tersebut, sebelum berdirinya kerajaan-kerajaan islam.

Surau dan masjid merupakan lembaga pendidikan yang pertama dibentuk dalam lingkungan masyarakat muslim.sebagai lembaga pendidikan surau dan masjid berfungsi sebagai penyempurna pendidikan dalam keluarga. Agar selanjutnya anak mampu melaksanakan tugas-tugas hidup dalam masyarakat dan

(14)

B. Pondok Pesantren

Pengerian dasar pesantren adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok berarti rumah/tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bamboo. Kata pondok juga berasal dari bahasa arab “Funduq” yang berarti hotel atau asrama. Dan kata santri yang menjadi kata dasar pesantren, ada yang mengatakan berasal dari bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji.kelangsungan hidup suatu pesantren amat tergantung kepada tokoh kyai atau guru yang memimpin, meneruskan dan mewariskan nya. Jika pewaris menguasai sepenuhnya pengetahuaan keagamaan, keterampilan mengajar serta kekayaan lainnya yang diperlukan maka umur pesantren akan lanjut. Sebaliknya pesantren akan mundur dan mungkin hilang, jika pewaris kyai yang mewarisinya tidak memenuhi persyaratan. Santri yang diakui telah tamat biasanya diberi izin oleh kyai untuk membuka dan mendirikan pesantren baru disaerah asalnya. Dengan begitu pesantren-pesantren berkembang diberbagai daerah, dan pesantren asal dianggap sebagai pesantren induknya.

Ciri khas pesantren dan sekaligus menunjukan unsur-unsur pokoknya yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya, yaitu :

 Adanya pondok tempat tinggal kyai bersama para santrinya

 Adanya masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar (pengajian)

 Adanya santri yang bertempat tinggal secara tetap dalam jangka waktu lama

 Adanya kyai yang menjadi tokoh sentral dalam pesantren yang memberikan pengajaran kitab-kitab Islam klasik (dalam pengertian merupakan kelanjutan dari pengajian Al-Quran)

Santri yang merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, biasanya terdiri dari 2 kelompok, yaitu :

 Santri mukim, ialah santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren

 Santri kalong, ialah santri yang berasal dari desa-desa disekitar pesantren dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masing setiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.

(15)

Pesantren memberikan arah dan merupakan jiwa dari pendidikan pesantren, yaitu :

 Pendidikan di pesantren bukan semata-mata memperkaya pikiran santri dengan berbagai macam pengetahuan dan informasi serta penjelasan-penjelasan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan keagamaan, tetapi juga bertujuan untuk mempertinggi moral, melatih dan mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan sikap dan tingkah laku yang jujur dan bermoral, dan menyiapkan para santri untuk hidup sederhana dan bersih hati, serta menerima etik agama diatas etik-etik lainnya

 Dalam hubungannya dengan kewajiban menuntut ilmu, ditekankan bahwa belajar dipesantren tujuannya bukanlah untuk mengejar kekuasaan, uang, dan keagungan duniawi tetapi ditanamkan kepada mereka, bahwa belajar adalah semata-mata kewajiban agama dan ibadah kepada Allah

 Dalam hubungannya dengan kehidupan duniawi pesantren mengadakan berbagai latihan untuk dapat hidup mandiri dan tidak menggantungkan diri kepada orang lain, kecuali kepada Allah SWT

C. Madrasah

Madrasah dalam bahasa Arab, yang berarti tempat untuk belajar.padanan madrasah dalam bahasa Indonesia adalah “sekolah”, dengan konotasi yang khusus, yaitu

sekolah-sekolah agama Islam.

Madrasah mulai didirikan dan berkembang didunia Islam sekitas abad ke 5 Hijriyah atau abad ke 10 atau 11. Pada masa itu ajaran agama Islam telah berkembang secara luas dalam berbagai macam aliran atau madzab dan pemikirannya. Pembidangan ilmu pengetahuan tersebut, bukan saja meliputi ilmu-ilmu yang berhubungan dengan Al-Quran dan Al-Hadist, namun mempelajari tentang ilmu filsafat, astronomi, kedokteran, matematika dan berbagai bidang ilmu-ilmu alam dan kemasyarakatan.

Madrasah yang pertama kali didirikan di dunia Islam adalah Madrasah Nizhamiyah, yang didirikan oleh Nisham al-mulk seorang pengusaha dari bani Saljuk. Madrasah ini mula-mula didirikan di Badhdad, kemudian berkembang dengan pesatnya, dan hampir disemua kota dalam wilayah kekuasaan Islam pada masa itu, berdiri

madrasah-madrasah Nizhamiyah. Lalu berdirilah madrasah-madrasah lainnya.

(16)

madrasah dan sekolah sama saja, tetapi penggunaan istilah madrasah nampaknya belum dikenal secara umum. Madrasah Adabiyah pada mulanya bercorak agama semata-mata, tetapi pada tahun 1915 berubah coraknya menjadi H.I.S (Holand Inland School) Adabiyah. HIS Adabiyah merupakan sekolah pertama yang memasukan pelajaran agama kedalamnya

Banyak yang mengatakan bahwa abad ke 20 adalah masa pertumbuhan dan perkembangan madrasah diseluruh Indonesia, dengan nama dan tingkat yang bervariasi.

Sejak pertumbuhannya madrasah merupakan lembaga pendidikan yang mandiri, tanpa bimbingan dan bantuan pemerintahan colonial belanda. Setelah Indonesia merdeka, madrasah dan pesantren mulai mendapatkan perhatian dan pembinaan dari pemerintahan republic Indonesia.

System pendidikan dan pengajaran yang digunakan dimadrasah adalah perpaduan antara system pada pondok pesantren dengan system yang berlaku pada sekolah-sekolah modern.proses perpaduan tersebut berlangsung secara berangsur-angsur, mulai dan mengikuti system klasikal. System pengajian kitab, diganti dengan bilang-bidang pembelajaran tertentu, walaupun masih menggunakan kitab lama.kurikulum madrasah masih mempertahankan agama sebagai mata pembelajaran pokok, walaupun dengan persentase yang berbeda. kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Agama untuk madrasah yang berada dalam wewenangnya adalah harus memberikan pelajaran agama sebagai mata pelajaran pokok, paling sedikit enam jam

seminggu.contoh kurikulum ini diambil dari rekapitulasi kurikulum madrasah yang berlaku di Minangkabau, Sumatra Barat. Karena dari sanalah mulai tumbuh dan

berkembangnya madrasah-madrasah modern dikemudian hari. Struktur madrasah pada masa itu (sekitar tahun 1930-1940), dapat dituturkan sebagai berikut :

1. Madrasah Awaliyah, setingkat dengan sekolah Desa, lama belajar 3 tahun, dan menerima murid/anak-anak berumur enam tahun.

2. Madrasah Ibtidaiyah, setingkat dengan Schakel School, lama belajar 4 tahun, setelah madrasah awaliyah

3. Madrasah Tsanawiyah, sejajar dengan sekolah Mulo, merupakan lanjuran dari Madrasah Ibtidaiyah, dengan lama belajar 3 tahun

4. Madrasah Mu’alimin, seperti Normal School, atau guru Islam, dengan lama belajar 3 atau 4 tahun setelah Madrasah Tsanawiyah

5. Madrasah Islam Tinggi Padang, didirikan tahun 1940.

(17)

penyelenggaraan.materi kurikulum pendidikan Agama ditetapkan secara terperinci, dengan perbandingan 30% pembelajaran Agama dan 70% pelajaran pengetahuan umum. Pihak-pihak penyelenggara madrasah diharapkan dapat mencontoh dan memperdomani ketentuan-ketentuan penyelenggaraan madrasah, dan dengan demikian diharapkan akan tercapai keseragaman mutu dan kualitas madrasah. Penjenjangan Madrasah tersebut ditetapkan sebagai berikut :

1. Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), merupakan madrasah tingkat dasar, setingkat dengan Sekolah Dasar Negri (SDN) dengan lama belajar 6 tahun.

2. Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN), merupakan madrasah menengah tingkat pertama, yang setingkat dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP), dengan lama belajar 3 tahun, sesudah MIN

3. Madrasah Aliyah Negeri (MAN), merupakan madrasah Menengah Tingkat Atas, setingkat dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), dengan lama belajar 3 tahun, setelah MTsN

D. Sekolah dan Perguruan Islam

Sekolah dan perguruan tinggi cenderung menggunakan system pendidikan sekolah umum yang memberikan pelajaran umum dalam porsi lebih besar disamping pelajaran agama Islam.

Tumbuh dan perkembangnya sekolah dan perguruan Islam sejak masa sebelum zaman penjelajahan Belanda lebih banyak didorong oleh jiwa Nasionalisme dan rasa beranggung jawab yang besar terhadap agama dan bangsa disamping

mempertahankan eksistensinya dari tindasan penjajah, beberapa sekolah dan perguruan Islam yang telah dan berkembang pada masa penjajahan Belanda, yaitu :

1. Sekolah Adabiyah

Sekolah Adabiyah pertama kalinya lahir dari lingkungan umat Islam Indonesia untuk merombak system pendidikan tradisional di daerah Minangkabau. Ia didirikan pada tahun 1909 dipadang. Pada saat didirikan jumlah muritnya sekitar 20 orang yang kebanyakan berasal dari keluarga pedagang setempat. Disekolah Adabiyah pelajaran agama Islam dan Al-Qur’an merupakan pembelajaran wajib.

(18)

2. Perguruan

Perguruan Thawalib adalah perguruan Islam yang cukup berpengaruh di Daerah Minangkabau. Sekolah ini bermula dari sebuah surau yang biasa disebut Surau Jembatan Besi. Pelajaran agama utama yang diajarkan adalah Fiqih dan tafsir Al-Qur’an. Mulai tahun 1904 pelajarannya yang diberikan selain Fiqih dan tafsir Al-Qur’an yaitu kemampuan Bahasa Arab dan Hadist.

3. Perguruan Diniyah

Perguruan Diniyah didirikan pada tahun 1915 atas inisiatif Zainudin labia, dengan menggunakan system ko-edukasi yang dicontoh dari kebiasaan yang berlaku di sekolah-sekolah Pemerintah.

4. Sekolah Dasar Jamiat Khair

Sekolah ini didirikan di Jakarta pada tanggal 17 Juli 1905 oleh Al-Jam’iyat al-Khairiyah suatu organisasi Islam yang mayoritas anggotanya adalah orang Indonesia keturunan Arab. Sekolah dasar Jamiat Khair bukan lembaga pendidikan yang semata-mata bersifat agama, tetapi ia merupakan sekolah dasar biasa. Sekolah ini

mengajarkan pelajaran umum seperti : berhitung, sejarah Islam, dan ilmu bumi. Bahasa pengntar adalah bahasa Indonesia (melayu) karena lingua franca dikalangan anak-anak keturunan Arab di Indonesia adalah bahasa Melayu atau bahasa Daerah. Bahasa Belanda tidak digunakan disekolah ini, dan diganti dengan bahasa Inggris sebagai mata pelajaran wajib. Siswa disekolah ini ada dari kalangan keturuna Arab dan ada juga anak-anak pribumi dari berbagai daerah.

5. Sekolah Muhammadiyah

Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah banyak mendirikan sekolah. Karena banyak anggota Persyarikatan menyadari bahwa pendidikan yang diselenggarakan pemerintahan colonial tidak memuaskan rakyat khususnya umat Islam.

Sampai saat ini tercatat puluhan ribu sekolah yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah dan tersebar diseluruh kawasan Nusantara mulai dari jenjang

Prasekolah (taman Kanak-kanak/Bursthanul Athfal), sampai Perguruan Tinggi (Institut dan Universitas).

6. Sekolah Nahdlatul Ulama

(19)

umum ke dalam Madrasahnya, seperti madrasah Salafiyah Dewasa ini terkenal dengan nama Pondok Pesantren Tebuiring Jombang, mengajarkan pelajaran membaca dan menulis huruf latin, bahasa Indonesia, ilmu Bumi, sejarah Indonesia, berhitung. Sekolah ini mengunakan buku-buku yang dicetak dengan huruf latin, walaupun semula usaha ini mendapat tantangan dan reaksi dari para ulama dan orang tua santri.

Namun akhirnya pembaruan system pendidikan sekolah dikalangan NU ini dapat diterima oleh Jama’ah. Sekolah NU telah berkembang dan tersebar di seluruh

Indonesia mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai dengan perguruan Tinggi, dan berada dibawah kelolaan bagian pendidikan dan pengajaran NU (Al-Ma’arif)

7.Perguruan Al-Jami’iyatul Washliyah

Organisasi islam lain yang juga banyak bergerak dibidang pendidikan adalah perkumpulan Al-Jami’iyatul Washliyah yang didirikan di Medan pada tanggal 30

November 1930. Perkumpulan ini bertujuan melaksanakan tuntutan agama Islam untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Usaha yang dilakukan yaitu memperbanyak tabligh, tadzakir ,pengajian dan mendirikan Perguruan.

E. Majlis Ta’lim

Bentuk pengajarannya berupaya untuk menyiarkan dan mengembangkan Islam dengan bentuknya yang khas, banyak berkembang baik di Desa maupun kota-kota besar. Majlis yang berarti tempat duduk, tempat siding, dewan dan ta’lim yang berarti pengajaran.

Secara teoritis Majlis Ta’lim adalah pendidikan non-formal yang diteratur diluar system formal dan dilakukan terpisah atau sebagai bagian yang penting dari kegiatan yang lebih luas, untuk melayani peminat dan mencapai tujuan belajar tertentu. Melalui sifat penyampaiannya terdapat 3 macam pendekatan, yaitu : paksaan (force), bujukan atau ajakan (persuation), dan menimbulkan kesadaran atau pengertian

(stimulation).didalam usaha pembinaan mental spiritual, jalur paksaan kurang tepat digunakan sebab keyakinan khususnya agama tidak dapat dipaksakan, dan akan menimbulkan ekses yang kurang menguntungkan. Adapun 2 cara pendekatan yang lain yaitu Persuation dan Stimulation baik untuk dipergunakan, sehingga diharapkan

(20)

DAFTAR PUSAKA

1. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Tim Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1986

2. seni budaya & warisan Indonesia,

3. Agama dan Upacara, Indonesia Heritage vol 9

4. Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam, Drs. Musthofa Kamal B.Ed. dkk , 1976 5. Tentang GBHN, Tap MPR No.II , 1983

6. Pertumbuhan dan perkembangan Nahdlatul Ulama,, penerbit Jatayu, solo, 1985 7. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Muhmud Yunus , 1982

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang keluar dari perut bumi berupa uap kering, sehingga dapat digunakan langsung untuk menggerakkan turbin

25 Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara mengumpulkan data yang dipublikasikan oleh pihak-pihak terkait seperti data inflasi,

Manajer perawat memiliki tanggungjawab untuk memimpin dan membimbing staf perawat dalam melakukan pendekatan spiritual pada praktek keperawatan, memastikan bahwa pasien sudah

Evaluasi dan monitoring Tersedianya laporan evaluasi Kementerian Perindustrian Disperindag ESDM Kabupaten Kulonprogo, Bappeda Kabupaten Kulon Progo, Dinas Pertanian

Bismillahirrohmanirrohim, puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya kepada penulis, hingga akhirnya Penulis dapat menyelesaikan

Penulis mendefinisikan environmetal literacy sebagai kondisi dimana individu memiliki pemahaman yang utuh terhadap lingkungan (environmental knowledge) yang kemudian

Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa di MA Unggulan Bandung Tulungagung Dalam penelitian yang telah terlaksana telah ada hasil

ARIMA Model and Forecasting dalam penelitian ini data cabe keriting dan cabe biasa periode tahun 2010-2013 dengan time series harga cabe keriting dan harga cabe