• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bedsite Teaching, Metode Penugasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bedsite Teaching, Metode Penugasan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KLINIK DI RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN

Heny Ekawati

…………...……….…… …… . .….

ABSTRAK

………...……….…… …… . .….

Penerapan metode bimbingan klinik keperawatan merupakan salah satu metode mendidik di klinik yang memungkinkan pendidik/pembimbing memilih dan menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik individual peserta didik berdasarkan konsep proses belajar mengajar sehingga diharapkan penerapan metode bimbingan klinik yang baik dapat meningkatkan tingkat kepuasan mahasiswa.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi penerapan metode bimbingan klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD dr. Soegiri Lamongan tahun 2012

Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross Sectional. Teknik sampling menggunakan simple random sampling, dengan sampel 43 mahasiwa. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan uji Regresi linear berganda.

Hasil Uji stastistik di dapatkan nilai R square sebesar 0,918. Pada variabel metodebedsite teaching p value = 0,001, metode penugasan klinis tertulis p value = 0,000 sedangkan metode konferensi p value 0,000. Koefisien regresi ditunjukkan dalam bentuk persamaan regresi linier berganda Y = 20, 108 + 0.875 X1+ 1,239 X2+ 1,375 X3).

Penelitian ini menyimpulkan bahwa metodebedsite teaching, penugasan klinik tertulis, dan metode konferensi secara bersama-sama mempengaruhi tingkat kepuasan mahasiwa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD Dr.Soegiri Lamongan Tahun 2012

Kata Kunci : Metode bedsite teaching, metode penugasan klinis tertulis,metode konferensi, tingkat kepuasan.

PENDAHULUAN

.

…… .… … .

Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi, mempunyai landasan akademik dan landasan keprofesian. Oleh karena itu pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi dan berada pada jenjang pendidikan tinggi dituntut untuk dapat melaksanakan sosialisasi professional dalam bentuk pengalaman belajar klinik dalam keperawatan professional (Husin, 2003).

Pengalaman belajar klinik keperawatan adalah pengalaman belajar yang dilaksanakan di tatanan pelayanan kesehatan atau keperawatan nyatakhususnya di rumah sakit yang memenuhi persyaratan, ditujukan untuk membina sikap dan tingkah laku serta ketrampilan professional keperawatan. Pengalaman belajar klinik juga memberi

kesempatan bagi peserta didik pendidikan tinggai keperawatan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh sebelumnya, sehingga memiliki sikap dan kemampuan melaksanakan praktek keperawatan ilmiah secara mandiri dan profesional (Husin, 2003).

▸ Baca selengkapnya: metode penugasan keperawatan modular

(2)

Muhammadiyah Lamongan, pada metode pengajaran klinik baik pembimbing klinik dari institusi pendidikan maupun ruangan menggunakan metode konferensi, bedside teachingdan penguasaan klinik tertulis (Tim PKK, 2008). Metode role play, studi kasus, dan praktek menunjukkan kemampuan mengingat mahasiswa yang diberikan dengan metode tersebut sebanyak 90% sesudah 3 jam dan 70% sesudah 3 hari (Indriatie,nurrahmah, 2003).

Kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan akan tercapai jika pembimbing klinik memberikan informasi, stimulasi serta dapat menciptakan situasi belajar yang menarik.Kepuasan mahasiswa selama proses pembelajaran dapat meningkatkan minat mahasiswa dalam belajar sehingga meningkatkan kemampuan/kompetensi hasil pembelajaran.(Akemat,2003)

Dari hasil studi pendahuluan pada mahasiswa program SI keperawatan Stikes Muhammadiyah lamongan tahun ajaran 2010/2011 didapatkan sebanyak 99% mahasiswa SI keperawatan yang menjalani praktek klinik keperawatan di RSUD Dr. Soegiri Lamongan pada rata-rata seluruh departemen didapatkan, 4% mahasiswa mendapat nilai A (>78), 88% mahasiswa mendapat nilai B (69 - 78) dan 8% mendapat nilai C (< 69) serta dari hasil wawancara tentang tingkat kepuasan mahasiswa pada 10 mahasiswa sebanyak 5 mahasiswa menyatakan kurang puas pada proses bimbingan klinik

Berdasarkan data di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat masalah penelitian tentang “Hubungan antara persepsi penerapan metode bimbingan klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD Dr. Soegiri LamonganTahun 2012”.

METODE PENELITIAN

.…….…

Dalampenelitianinimenggunakanranc angankuantitatifkorelasionaldenganmenggun akanpendekatanCross Sectional,

yaitupenelitian yang

menekankanwaktupengukuran/observasi data

variabelindependendandependenhanyasatu kali padasatusaat. (Nursalam,2003)

HASIL

.

PENELITIAN

1. Hubungan Antara Penerapan Metode Bedsite Teaching, Metode Penugasan Klinis Tertulis, Metode Konferensi Dengan Tingkat Kepuasan Mahasiwa

Sebelum dilakukan analisis regresi, maka perlu dilakukan uji korelasi dengan menggunakan korelasi Product Momen Pearson untuk mengetahui adanya hubungan antara penerapan metode bimbingan klinik yang terdiri atas metode bedside teaching (X1), Penugasan Klinik Tertulis (X2), dan metode bimbingan klinik (X3) dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik

Tabel 1 Uji Korelasi Hubungan Antara Penerapan Metode Bedsite Teaching, Metode Penugasan Klinik Tertulis, Metode Konferensi Dengan Tingkat Kepuasan Mahasiwa

Berdasarkan Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari ke-3 variabel indepenen lebih kecil dari alpha 0,05, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikian secara positif antara penerapan metode bimbingan klinik (X) yang terdiri atas metode bedside teaching (RX1=0,826 dengan p=0.000).Penugasan Kinis tertulis

Item Validitas Kesimpulan

Kore

Antara X1 dan Y ada hubungan

Antara X2 dan Y ada hubungan yang signifikan

(3)

(Rx2=0,896 dengan p=0.000), dan metode konferensi (Rx3=0.900 dengan p=0,000) dengan tingkat kepuasaan mahasiwa dalam pengalaman belajar klinik. Artinya peningkatan penerapan metode bimbingan klinik yang terdiri atas metode bedside teaching (X1), penugasan klinis tertulis (X2), dan metode konferensi (X3), yang lebih baik secara nyata akan meningkatkan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik. Demikian sebaliknya, penurunan penerapan metode bimbingan klinik yang terdiri atas metode bedside teaching (X1), penugasan klinis tertulis (X2), dan metode Konferensi (X3) secara nyata akan menurunkan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik tersebut.

Berdasarkan hasil pengujian, maka hasil regresi dapat disusun dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 2 Uji Regresi Linear Berganda Hubungan Antara Penerapan Metode Bedsite Teaching, Metode Penugasan Klinis Tertulis, Metode Konferensi Dengan Tingkat Kepuasan Mahasiwa.

Berdasarkantabel 2

menunjukkannilaikoefisienkorelasiganda(mul tiple R)sebesar 0.958 yang menyatakanbesarnyaderajatkeeratanhubunga nantaratingkatkepuasanmahasiswadalampeng alamanbelajarklinikdenganpenerapanmotedeb

imbingankinik yang

terdiriatasmetodebedside teaching (X1), penugasanklinistertulis (X2), danmetodekonferensi (X3) mencapai 0,958

sertaadanyahubungan yang

sangatkuatdiantaraindikatorpenerapanmetode bimbinganklinikdengantingkatkepuasaanmah asiswatersebut

Untuknilaikoefisiendeterminasimenu

njukkansebesar 0.918,

sedangakankoefisiendeterminasi yang telahterkoreksidari factor kesalahanatau bias dengan tujuan agar lebihmendekatketepatan model dalampopulasidigunakanadjusted R Square=R2)yaitusebesar 0,912, yang menyatakanbesarnyapengaruhdari indicator penerapanmetodebimbingan klinik terhadaptingkatkepuasaanmahasiswa.

Artinyasebesar 91,8%

keragamandaritingkatkepuasaanmahasiwadal ampengalamanbelajarklinikdipengaruhioleha danyapenerapanmetodebimbinganKlinik yang terdiriatasmetodebedside teaching(X1), PenugasanKlinisTertulis (X2), danmetodekonferensi (X3). Sedangkan sisanya 8,2% ditentukan oleh faktor lain di luar variabel yang diteliti.

Untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model persamaan regresi linear berganda mempunyai pengaruh signifikan secara bersama- sama (simultan) terhadap variabel dependen, maka digunakan uji F sebagai uji kelayakan model.

Untuk menunjukkan pengaruh secara individu (parsial) dari indikator faktor penerapan metode bimbingan klinik yang terdiri atas metode bedside teaching (X1), penugasan klinis tertulis (X2), dan metode konferensi (X3) terhadap tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik, maka digunakan uji t sebagai uji parsial.

Faktor penerapan metode bimbingan klinik yang terdiri atas metode bedside

teaching(X1), Penugasan klinis tertulis (X2), dan metode konferensi (X3) memberikan pengaruh positif (koefisien bernilai positif) terhadap tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik. Artinya semakin baik penerapan metode bimbingan klinik yang terdiri atas metode bedside teaching (X1), penugasan klinik tertulis (X2), dan

Beta Thitung Sig. Ket

Konst

20.108 2.188 9.192 0.00

0

Signifikan

X1 0.875 0.240 0.263 3.646 0.00

1 Signifikan

X2 1.239 0.229 0.431 5.408 0.00

0 Signifikan

(4)

metode konferensi(X3), maka hal ini akan dapat meningkatkan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik secara bermakna. Demikian sebaiknya, semakin kurang baik penerapan metode bimbingan klinik yang terdiri atas metode bedside teaching (X1), penugasan klinis tertulis (X2), dan metode konferensi (X3), maka hal itu akan dapat menurunkan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik. Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan uji F di atas adalah ke-3 indikator dari faktor penerapan metode bimbingan klinik yang terdiri atas metode bedside teaching(X1), penugasan klinis tertulis (X2), dan metode konferensi(X3) mempunyai pengaruh yang signifikan (bermakna) secara serentak (stimulan) terhadap tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik. Demikian pula secara parsial, variabel penerapan metode bimbingan klinik yang terdiri atas metode bedside teaching (X1), penugasan klinis tertulis (X2), dan metode konferensi (X3) juga berpengaruh signifikan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik. Jadi, jelas terlihat bahwa untuk dapat meningkatkan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan faktor penerapan metode bimbingan klinik yang terdiri atas metode bedside teaching (X1), penugasan klinis tertulis (X2), dan metode konferensi (X3) secara maksimal.

Selanjutnya dari model regresi yang diperoleh tersebut yaitu Y = 20,108 + 0.875 X1 + 1,239 X2 + 1,375 X3 , dapat diimplikasikan sebagai berikut :

1. b0 = 20,108

Nilai konstan ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada pengaruh dari variabel penerapan metode bimbingan klinik yang terdiri atas metodebedside teaching(X1), penugasan klinis tertulis (X2), dan metode konferensi (X3), (X1, X2 dan X3=0), maka tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik diprediksikan akan tetap mengalami peningkatan secara konstan (karena nilai konstanta bernilai positif).

Dalam arti kata tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik akan tetap meningkat tanpa adanya pengaruh dari penerapan metode bimbingan klinik yang terdiri atas metode bedside teaching (X1), penugasan klinis tertulis (X2), dan metode konferensi (X3), (X1, X2 dan X3=0).

2. b1 = 0.875

Nilai parameter atau koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa setiap penerapan metodebedside teaching(X1) meningkat lebih baik, maka hal ini secara signifikan dapat meningkatkan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik (karena koefisien X1 bernilai positif), atau dengan kata lain semakin baik penerapan metode bedside teaching (X1), maka tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik cenderung semakin meningkat dengan asumsi veriabel yang lain tetap (X2 dan X3=0) atau Cateris Paribus.

3. b2=1,239

Nilai parameter atau koefisien regresi b2 ini menunjukkan bahwa setiap penerapan metode penugasan klinis tertulis (X2) meningkat lebih baik, maka hal ini secara signifikan dapat meningkatkan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik (karena koefisien X2 bernilai positif), atau dengan kata lain semakin baik penerapan metode penugasan klinik tertulis (X2), maka tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik cenderung semakin meningkat dengan asumsi veriabel yang lain tetap (X1 dan X3=0) atau Cateris Paribus.

4. b3=1,375

(5)

mahasiswa dalam pengalaman belajar cenderung semakin meningkat dengan asumsi veriabel yang lain tetap (X1 dan X2=0) atau Cateris Paribus.

Tabel 3 Perhitungan Sumbangan efektif

Var R Beta Perhitungan SE X1 0.82

Total SumbanganEfektif 91.80 %

Berdasarkantabel 3 hasilperhitungantersebut, ternyata variable lpenugasankliniktertulis (X2) menunjukkan yang paling besaryaitu 38.64%. Selanjutnyadarihasil

perhitungantersebutdapatdiketahuibahwapener apan metode bimbinganklinik yang terdiriatasmetodebedside teaching (X1), penugasanklinistertulis (X2),

danmetodekonferensi (X3)

ternyatamampumemberikan

Sumbangan ektifsebesar 91.8% terhadaptingkat

kepuasanmahasiswadalampengalamanbelajark linik. Besarnyasumbanganefektif total inisamadenganbesarnyakoefisiendeterminasi (R-square=R²) yaitusebesar 91.8%. Implikasinyaadalahterdapatbeberapa variable

lain yang

jugamempengaruhitingkatkepuasanmahasiswa dalampengalamanbelajarklinikselainpenerapa nmetodebimbinganklinik.

PEMBAHASAN

.… .…

Secaraumumresponden (mahasiswa) menyatakanpuasterhadappenerapanmetode yang diberikanolehpembimbingklinik di ruangan, namunadabeberaparesponden yang menyatakancukuppuasterhadappenerapanmet odebimbingantersebut, halinidikarenakana adabeberapapembimbingklinik di

ruangantertentu yang

masihbelummenerapkanmetodebimbingan

secaramaksimal,

sehinggamahasiswamenyatakancukup puas terhadap penerapanmetodebimbingan yang diberikanpembimbingklinik di ruangan.

Padahasilpenelitianinididapatkanbah waada

Hubunganantarapenerapanmetodebimbingan klinikkeperawatan (Bedside Teaching, penugasanklinistertulis, dankonferensi) terhadaptingkat

kepuasanmahasiswaStikesMuhammadiyahLa mongandalampengalamanbelajarKlinikKeper awatan di RSUD Dr. SoegiriLamongan tahun 2010.

MenurutRangkuti, 2003 konsumen (mahasiswa) mempunyaikriteria yang

padadasarnya identic

denganbeberapajenisjasa yang memberikankepuasanpadaparapelanggan, yang terdiridariReliability (keandalan) yaitukemampuanuntukmemberikanjasasecara akuratsesuaidengan yang dijanjikan, Responsivenessyaitukemampuankaryawan (pembimbingklinik)

untukmembantukonsumenmenyediakandenga

ncepatsesuaidengan yang

diharapkandanassuranceyaitupengetahuanda nkemampuankaryawanuntukmelayanidengan rasa percayadiri.

Berdasarkan data yang diperoleh, ternyatametodepenugasanklinistertulismembe rikankontribusiterbesaryaitu 38,64% terhadaptingkatkepuasanmahasiswadalampen galamanbelajarklinikkeperawatan.

(6)

metode penugasan klinis tertulis dibuktikan dalam perhitungan penerapan metode penugasan klinis tertulis memberikan kontribusi terbesar terhadap tingkat kepuasan mahasiswa STIKES Muhammadiyah lamongan dalam penngalaman belajar klinik keperawatan.

Untuk metode konferensi memberikan sumbangan kedua yaitu 31,46% terhadap tingkat kepuasan mahaiswa Stukes Muhammadiyah Lamongan dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD Dr. Soegiri Lamongan.

Menurut Ratnawati (2005) salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan mahasiwa adalah Reability(keandalan) yaitu kemampuan guru/dosen/pembimbing/ untuk memberikan jasa/pelayanan sesuai yang dijanjikan, terpercaya, akurat, dan konsisten

Sedangkan untuk metode post konferensi disesuaikan dengan kelonggaran waktu pembimbing dan mahasiswa sehingga pelayanan keperawatan tetap berjalan.

Penerapan metode bedsite teaching memberikan sumbangan terkecil yaitu 21,70% terhadap tingkat kepuasan mahasiswa. Bedside teaching adalah merupakan metode bimbingan yang dilakukan di samping tempat tidur klien dengan mempelajari klien terhadap asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh klien (Hidayah, 2002). Manfaat metode bedside teaching agar pembimbing klinik dapat mengajarkan dan mendidik peserta didik untuk menguasai ketrampilan procedural, menumbuhkan sikap profesional, mempelajari perkembangan biologis / fisik, melakukan komunikasi melalui pengamatan langsung (Nursalam, 2003).

Berdasarkan hasil pengakuan responden pembimbing klinik dalam menerapkan metode bedside teaching, apabila terdapat kasus-kasus yang belum pernah dijumpai oleh mahasiswa dimana pembimbing klinik menjelaskan tentang tindakan apa saja yang harus dilakukan mulai dari pengkajian dan rencana asuhan

keperawatan klien dengan

mendemonstrasikannya kepada mahasiswa dan mahasiswa juga diberi kesempatan untuk mendemonstrasikan kembali apa yang telah

pembimbing ajarkan. Mahasiswa juga diberi kesempatan untuk melatih tehnik ketrampilan prosedural di ruangan dibawah pengawasan pembimbing klinik misalnya tehnik rawat luka pasien, pemasangan infus yang benar serta saat melakukan bimbingan pembimbing klinik terbuka untuk ditanya oleh mahasiswa sehingga mahasiswa merasa diperhatikan dan dihargai selama proses bimbingan berlangsung.

Ada faktor lain yang mempengaruhi tingkat kepuasan mahasiswa selain tiga metode tersebut, yaitu akses atau jangkauan pelayanan pendidikan, hubungan antar manusia, kenyamanan, kenikmatan, keamanan pelayanan atau bimbingan, akses atau jangkauan pelayanan pendidikan, efisiensi pelayanan, kenyamanan dan kenikmatan, serta informasi yang diberikan kepada mahasiswa.

KESIMPULAN DAN SARAN

.… A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarikkesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode bedsite teaching dengan tingkat kepuasan mahasiwa di Stikes Miuhammadiyah Lamongan.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode penugasan klinis tertulis dengan tingkat kepuasan mahasiwa di Stikes Miuhammadiyah Lamongan.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode konferensi dengan tingkat kepuasan mahasiwa di Stikes Muhammadiyah Lamongan. 4. Metode bedsite teaching, penugasan

klinis tertulis, dan konferensi secara bersama-sama berhubungan dengan tingkat kepuasan mahasiswa di Stikes Muhammadiyah Lamongan.

B. Saran

a. Bagirumahsakit,

penelitiandapatdijadikanacuanuntukmeng embangkanrumahsakitsebagairumahsakit pendidikan,

baikdarisegisumberdayamanusia,

(7)

kondusifsehinggamahasiswadapatmenera pkanilmunyadansebagai media sosialisasiprofesi.

b. BagInstitusipendidikan,

Untuklebihmempersiapkan proses pembelajarankliniksecaraefektif agar tercipta proses pembelajaran yang diinginkansesuaidenganprioritas yang diharapkaninstitusi.

c. Mahasiswasebaiknyamempersiapkandiri danmemantapkanteori yang diberikanpadasaat pre kliniksehingga padasaatpraktekklinikmahasiswadapatme njalankanpraktekklinikkeperawatandenga nbaidanbisamengerti, memahamimasalah yang adaselamapraktik.

...

DAFTAR PUSTAKA

...

Akemat. 2002. Metode Bimbingan Klinik Keperawatan. Makalah disajikan dalam Pelatihan Bimbingan Klinik Keperawatan Profesional Jiwa dan Komunikasi Efektif dalam Bimbingan Klinik Keperawatan. Lawang Malang. RSJP Lawang dan PSIK Unibraw. 8-14 Februari

Husin. 2003. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Pada Pendidikan

TinggiKeperawatan. Makalah disajikan dalam Seminar Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dalam Upaya Peningkatan Pendidikan Kesehatan. Lumajang, 5 April

Hidayah, A. 2002. Pengantar Pendidikan Keperawatan, Jakarta : CV. Sagung Seto.

Indriatie, Nurrahmah. 2003. Peran dan Fungsi Pembimbing Praktek KlinikKeperawatan. Makalah disajikan dalam Pelatihan SDM Lahan Praktek dan Institusi Diknakes Propinsi Jawa Timur. Murnajati Lawang, 13 Oktober

Irawan. 2002. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Nursalam, 2003.

Konsep & Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan

,EGC, Jakarta

Rangkuti,F.2002.Maesurinr Costumer Satisfaction.Jakarta:PT

GramediaPustaka

Gambar

Tabel 3Perhitungan Sumbangan efektif

Referensi

Dokumen terkait

Angkutan udara niaga untuk melayani dari satu bandara kebandar udara lain didalam wilayah kesatuan republik indonesia disebut dengan angkutan udara

We have described to one of the, for the Supplement of the LEATH- ER STANDARD by OEKO ‑ TEX® approved, testing institutes the pre- cautionary measures taken within the company to

Dengan adanya hal tersebut anggota organisasi akan melakukan apapun untuk menyelesaikan tugasnya sehingga tujuan organisasi dapat tercapai, dan kompensasi merupakan

Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh metode perbedaan dengan Latihan Demonstrasi Terhadap Audiovisual Media Keterampilan Dasar Menguasai pada

Dengan menggunakan metode penaksiran regresi-linear, terdapat jenis model yang sering digunakan, yaitu model logit-binomial-selisih. Pada model logit-binomial-selisih

melakukan pengukuran besaran arus pada intalasi tenaga listrik disisi primer (TET, TT dan TM) yang berskala besar dengan melakukan transformasi dari besaran arus yang besar

Oleh karena terjadi perbedaan secara signifikan antara kelompok kemampuan tinggi dengan sedang serta kelompok kemampuan tinggi dengan rendah maka hasil uji perbedaan

“Jumlah arus listrik yang masuk melalui titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama “Jumlah arus listrik yang masuk melalui titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik