STRATEGI IMPLEMENTASI EGOVERNMENT DAERAH
Oleh : Erwin Renaldhy
Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) di pemerintahan bertujuan
mendukung penyelenggaraan tata kelola organisasi agar lebih baik, sehingga mampu
menyediakan layanan tepat guna bagi stakeholder. Layanan digitasi pemerintah dapat di
laksanakan melalui pemanfaatan internet misalnya layanan pengaduan masyarakat berbasis sms,
absensi online (e-absensi), laporan kinerja SKPD (e-laporan), persuratan eletronik (e-office) yang
kesemua layanan ini bisa di publish di web induk pemerintah daerah, sekaligus sebagai alat
monitoring dan evaluasi kinerja di lingkungan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Kondisi pemanfaatan TIK pemerintahan masih terkesan semrawut, sporadis dan berdiri
sendiri, padahal secara teoritis, terdapat banyak manfaat dan kemudahan bisa di rasakan dengan
memanfaatkan TIK. Bisa di simpulkan implementasi e-government belum optimal? Hal ini di
sebabkan karena terdapat beberapa kendala. Antara lain, kemampuan tingkat manajerial
pemerintah yang sebagian besar tidak memiliki basis pengetahuan teknologi informasi, tidak
adanya kesinambungan program saat ini dengan sebelumnya padahal dari sudut pandang
efesiensi masih bisa di lanjutkan dengan melakukan peremajaan, kustomisasi tanpa perlu
membuat program baru di mana substansi operasinalnya adalah sama dan perbedaannya
sekedar istilah saja.
Tidak adanya perencanaan yang matang berefek pada pemborosan anggaran, ada banyak
kasus bisa jadi alasan bahwa masing-masing SKPD memiliki paradigma beragam dalam
menerapkan teknologi informasi sehingga implementasi di lakukan sendiri-sendiri, tidak
terintegrasi padahal selayaknya sebuah organisasi yang memiliki struktur, seyogyanya berada
Visi Teknologi Daerah
Selama ini pemerintah daerah hanya fokus pada Rencana Pembangunan Jangka menengah
(RPJMD) yang selalu bicara pembangunan fisik, sektor real,jarang sekali terlihat peran serta
teknologi informasi dalam menunjang proses pencapaian visi misi daerah tersebut, kalaupun ada
sekedar pemanis, tanpa perencanaan, padahal perencanaan TIK yang matang mampu mengurai
skema, arsitektur, infrastruktur termasuk pemetaan sumber daya manusia yang sesuai dan
betul-betul di butuhkan, bukan berdasarkan perkiraan, realisasinya bisa di lakukan bertahap pula di
sesuaikan dengan kekuatan anggaran pendapatan Daerah. Jika tidak punya arah maka
pemanfaatan TIK sama sekali tidak efisien cenderung boros. Boros dana, sumber daya dan
waktu. Sampai kapan? Berapapun anggaran yang di gunakan.
Teknologi informasi prinsipnya up-to-date di mana besaran biaya untuk bangun
fundamentalnya hanya di tahap awal saja selebihnya di kembangkan secara periodik, nilainya
tidak lagi sama dengan sebelumnya, makin kecil begitu juga cost untuk perawatan dan
pemeliharaan.
Kepala daerah yang paham dengan manfaat TIK namun tidak di dukung dengan sumber
daya manusia dan infrastruktur memadai juga menjadi masalah tersendiri di buktikan beberapa
daerah yang mana di masa kepemimpinannya menerapkan TIK untuk layanan publik, namun
ketika periode berakhir, apa yang telah di bangun sebelumnya kadang tidak lagi di gunakan, di
hentikan malah di ganti. Bangun dari nol, kondisi ini membuat daerah dari sisi TIK jalan di tempat
dan berulang, entah kapan majunya.
Budaya kerja di era informasi menuntut produktifitas dan kreatifitas. Masih banyak pegawai
tidak mau beradaptasi dengan teknologi, mereka menggunakan hanya sebagai trend
gaya-gayaan, bahkan status sosial saja, bukan sebagai kebutuhan problem solving rutinitas kerja.
proyek, berorientasi pada transaksi kepentingan atau sekedar ikut-ikutan bukan pemanfaatan
buktinya minim analisa.
Birokrasi
Kecuali di perkotaan, paradigma kalangan birokrasi pemerintah kadang anggap tenaga
fungsional pranata komputer notabene berasal dari jenjang pendidikan strata satu jurusan
informatika di ukur hanya sebagai teknisi, tukang ketik, tukang install, pasang-perbaiki ini-itu
bukan sebagai analisis yang mampu rancang business process, buat work flowatau Conceptual
Diagram, walaupun memang tidak semua juga sarjana komputer punya kualitas itu. Maka yang
terjadi adalah penempatan yang tidak sesuai fungsi.
Sengkarutnya regulasi birokrasi. Di masa tertentu infokom atau kominfo berdiri sendiri
entah sebagai Kantor atau Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) berikutnya di lebur, di satukan
ke dinas atau badan lagi, lalu di pisah lagi, akibatnya kehilangan arah, tidak fokus dan terombang
ambing, kebanyakan di anak tirikan dan terasing jika di margerdengan unit lain.
Ada beberapa cara dalam memecahkan masalah tersebut. Antara lain, perlu di sadari dan
di pahami betul bahwa pemerintah punya peran penting dalam penggunaan teknologi informasi
dalam meningkatkan kinerja dan menunjang fungsinya sebagai public services khususnya top
level management.
Pentingnya membuat strategi perencanaan. Jika merasa butuh bantuan dalam menyusun
perencanaan silahkan bentuk tim dan lakukan research, libatkan akademisi, praktisi, swasta dan
disiplin ilmu terkait, penelitian nantinya melahirkan dokumen Rencana Induk TIK berlaku
beberapa tahun kedepan, dengan Rencana Induk Teknologi Informasi dan Komunikasi (RITIK)
akan di fomulasikan standarisasi, sinkronisasi, kolektifitas dan integrasi, lalu di jadikan sebagai
pedoman, rujukan bagi siapapun, kegiatan sifatnya parsial dan aplikatif yang di pihak ketigakan
tidak lagi masalah karena sudah ada acuan dan langkah tersebut harus di proteksi kebijakan
patuh pada RITIK tersebut. ini tindakan nyata untuk menggunting carut marutnya penerapan TIK
selama ini, bila tidak ingin kondisinya makin parah.
RITIK tak lain adalah desain, analisa pemanfaatan dan arah pengembangan eGovernment
data awalnya problem assessment bisa melalui survey, kuisioner dan wawancara lalu di urai
pentahapannya, di buat peta jalur hulu ke hilir, ibarat membangun sebuah bangunan di mulai
dari pondansi yang harus kokoh menopang yang lain (bottom up) yang terjadi sebaliknya, lebih
dulu pasang tiang, jendela, atap jadilah bangunan aneh acak-acakan.
Kunci manajemen kendali TIK daerah ada pada strategi perencanaan, beberapa
rekomendasi yang bisa di usulkan dalam penyusunan Rencana Induk Teknologi Informasi Dan
Komunikasi (RITIK) :
1. Rancangan Teknis Infrastruktur jaringan intra/inter-Netdaerah
2. Rancangan Teknis Arsitektur Aplikasi daerah
3. Rancangan Teknis Sistem Keamanan TIK daerah
4. Peta Pengembangan SDM TIK daerah
5. Regulasi Administrasi
Kehadiran RITIK akan membantu SKPD analisis prioritas kebutuhan termasuk bagaimana
merancang kerangka acuan kerja (KAK) yang tidak asal-asalan, Term Of Reference(TOR) kegiatan
yang bukan sekedar ikut-ikutan hingga perjanjian atau kontrak kerjasama yang tidak selalu
berpihak ke penyedia jasa.
Sistem Informasi Manajemen Daerah Terintegrasi
Sistem informasi manajemen Daerah haruslah terintegrasi dapat di akses secara realtime,
dukungan teknologi yang memungkinkan untuk itu adalah sistem berbasis web, bersifat
multiplatformkarena bisa di jalankan oleh aplikasi browserartinya, meski berbeda sistem operasi
tetap bisa di buka, tentunya dengan klasifikasi akses yang di berikan. Meski demikian persoalan
keamanan perlu di perhatikan untuk melindungi sistem yang di jalankan pada dua modus
Integrasi di butuhkan agar ada kemudahan supplydata-informasi, secara alamiah proses
ini membangun siklus informasi eksekutif mengarah ke Decision Support System (DSS)yang akan
di gunakan kepala daerah untuk menentukan kebijakan bukan lagi berdasar rumor-isyu,
pendapat-asumsi, tetapi data-fakta sehingga kebijakan yang di hasilkan valid, akurat, terpercaya
dan bisa di pertanggung jawabkan.
Anggapan bahwa pemanfaatan internet bagi pegawai terkesan mahal dan mengganggu
harus di hilangkan. pegawaipun harus terbiasa kreatif dan lebih inisiatif, tugas harian pegawai
tersebut harus bisa di selesaikan lebih komperehensif, cepat, karena internet bisa di jadikan alat
navigasitemukan solusi paling efektif.
Keresahan tata kelola teknologi informasi juga di rasakan kemenkominfo sebagai lembaga
negara paling depan tangani telematika nasional, makanya daerah di rangsang dengan
pemberian reward melalui program penganugerahan indeks ICT Pura mengenai kesiapan
pemerintah daerah mengimplementasikan eGovernmentmenuju good governance.
Program yang setiap tahun di gelar agar senantiasa menumbuhkan awarenessmengenai
pentingnya pengelolaan sumber daya teknologi informasi dan komunikasi daerah, di mana