A. Peran Iman dalam kehidupan anak
Seorang anak tumbuh di lingkungan akan percaya kepada orang dekat, seperti ortu, kakak, kakek dan gurunya. Anak akan tumbuh shat bahagia bila ortu dan guru memiliki dedikasi penuh terhadap anak/muridnya. Namun bila lingkungan keluarga taka ada dedikasi, maka tak ada saling percaya dan saling menghormati antara anak, dan ortu dan akan menjadi factor utama dalam penderitaan anak, anak akan kacau pikiran dan tidak memiliki rasa percaya diri.
Secara teori iman (rasa percaya) penuh anak terutama merupakan rasa cinta dan percaya yang diperlihatkan ortu kepadanya dan diperlihatkan masing-masing. Bila guru memiliki rasa percaya penuh serta dengan kesabaran dan ketelatenan dalam memberikan pendidikan, maka efeknya pasti positif bagi muridnya khususnya di tahun-tahun pertama pendidikan muridnya.
Seiring berjalannya waktu anak akan mengalami gangguan rasa percayanya kepada seseorang atau sesuatu (ragu). Namun dalam periode ini rasa percaya (iman) yang satu menggantikan rasa percaya yang pertama. Hal ini mempengaruhi perkembangan jiwa anak seiring ia remaja. Dampak yang lebih buruk anak akan menjadi skeptis dan tidak mempercayai hampir segalanya.
B. Ragu Yang positif
Rasa heran, takjub dan ragu merupakan factor yang bermanfaat bagi perkembangan manusia, asal disertai semangat yang kuat untuk melakukan penyelidikan dan pencarian. Oleh karena itu anak harus diberikan hal yang positif untuk diajarkan hal-hal yang baik. Dengan demikian upaya untuk menemukan kembali pentingnya rasa percaya diri dalam masa remaja indah lagi fantastis akan tercapai. Dalam Al-Quran Allah berfirman yang artinya: “Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan bahwa kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji” (Q.S: Al-Ankabut: 2)
C. Memandang Dunia