• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKTIVITAS BELAJAR MENTAL DAN EMOSIONAL MAHASISWA MELALUI STRATEGI QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH PEMBUATAN BAHAN AJAR PAI DI FAKULTAS AGAMA ISLAM UM PONTIANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AKTIVITAS BELAJAR MENTAL DAN EMOSIONAL MAHASISWA MELALUI STRATEGI QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH PEMBUATAN BAHAN AJAR PAI DI FAKULTAS AGAMA ISLAM UM PONTIANAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

AKTIVITAS BELAJAR MENTAL DAN EMOSIONAL MAHASISWA

MELALUI STRATEGIQUIZ TEAM PADA MATA KULIAH PEMBUATAN

BAHAN AJAR PAI DI FAKULTAS AGAMA ISLAM UM PONTIANAK

Oleh

WAHDAH

Dosen PAI FAI UM Pontianak

ABSTRAK

Artikel ilmiah ini seacara khusus bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang peningkatan aktivitas belajar mental dan emosional mahasiswa dengan menerapkan Strategi Quiz Team pada mata kuliah Pembuatan Bahan Ajar PAI di Fakultas Agama Islam UM Pontianak Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan classroom action research. Model PTK yang digunakan yaitu model penelitian tindakan Kurt Lewin yang terdiri dari: Perencanaan (planning), Tindakan (acting), Pengamatan (observing) dan Refleksi (reflecting) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian ini dilakukan di fakultas Agama Islam UM Pontianak. Waktu penelitian mulai bulan Pebruari - Mei 2016. Teknik pengumpul data yang digunakan yaitu Observasi dan Dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Terdapat Peningkatan Aktivitas Belajar Mental dan Emosional Mahasiswa melalui Penerapan Strategi Quiz Team pada Mata Kuliah Pembuatan Bahan Ajar PAI di Fakultas Agama Islam UM

Pontianak, yakni siklus 1 mencapai 77,78% atau pada kategori Tinggi/Baik dan pada siklus 2 mencapai 88,89% tergolong pada kategori Sangat Tinggi/Sangat Baik. Oleh karena itu disarankan keapda dosen menggunakan strategi dan metode yang bervariasi dalam menyampaikan materi perkuliahan salah satunya adalah strategi

Quiz Team.

Kata Kunci: StrategiQuiz Teamdan Aktivitas Belajar Mental dan Emosional

A. Pendahuluan

Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dimana persaingan bukan hanya tingkat nasional tetapi sudah pada level internasional. Dalam kompetisi global ini, sekalipun sebuah negara mempunyai sumber alam yang melimpah, jika tidak didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang kuat, maka negara tersebut akan kalah bersaing. Maka tugas pendidik adalah bagaimana menjadikan peserta didik/mahasiswa menjadi putra putri bangsa yang berkualitas, kreatif,

(2)

bahwa: “salah satu yang menjadi agenda pokok yang harus dipecahkan oleh fakultas pendidikan, bagaimana mencetak guru-guru yang bisa mengubah kelas menjadi suasana kompetitif, aktif dan menggembirakan”.

Untuk itu maka dalam rangka menimbulkan kebermaknaan belajar bagi siswa/mahasiswa dan dalam rangka membuat mahasiswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran, maka perlu ada perubahan paradigma mengajar dari berpusat pada guru/dosen berubah menjadi berpusat pada siswa/mahasiswa atau yang dikenal dengan sebutan strategi pembelajaran aktif.

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Wahdah (2014) dengan judul “motivasi mahasiswa di semester IV FAI UM Pontianak tahun akademik 2013/2014”, ditemukan hasil bahwa salah satu faktor yang menentukan motivasi mahasiswa dalam belajar adalah faktor dari dosen khususnya berkaitan dengan strategi mengajar dosen. Sehingga pada peneltian tersebut disarankan dosen menggunakan strategi, metode dan media yang bervariasi dalam menyampaikan materi perkuliahan khususnya menggunakan strategi active learning. Akan tetapi berdasarkan instrumen penilaian mahasiswa PAI terhadap dosen yang dilakukan akhir semester Genap 2014/2015, peneliti menemukan masih ada dosen yang belum menggunakan strategi pembelajaran aktif. Ini berarti ada beberapa dosen yang masih menggunakan strategi pembelajaran konvensional yang berpusat pada dosen (teacher centre) bukan berpusat pada mahasiswa. Ni Putu Sukma Srijayanti, I Gede Meter dan I Wayan Darsana (2014) dalam hasil penelitiannya mengemukakan bahwa

Dengan pembelajaran

konvensional yang terjadi selama pembelajaran IPS di kelompok kontrol. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan cara menyampaikan sejumlah materi kepada siswa yang diselingi dengan sedikit diskusi kemudian diikuti dengan pemberian tugas. Dengan pembelajaran seperti ini, siswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, kesempatan untuk bekerjasama dengan teman sebaya, serta memecahkan masalah yang ditemui. Pembelajaran seperti ini, membuat siswa merasa bosan dan jenuh sehingga sulit untuk memahami materi pelajaran.

Ini menunjukkan bahwa sebaiknya dosen menghindari penggunaan strategi konvensional dan mulai beralih kepada strategi pembalajaran aktif dalam rangka meningkatkan aktivitas mahasiswa.

Dalam proses pembelajaran, aktivitas mahasiswa sangatlah penting. Ramayulis (2002:35) mengemukakan bahwa jika anak aktif dalam proses pembelajaran, anak akan lebih bertanggung jawab dan berani mengambil keputusan sehingga pengertian mengenai suatu persoalan benar-benar mereka pahami dengan baik. Ini dapat peneliti pahami bahwa dengan melakukan aktivitas belajar maka mahasiswa dapat lebih memahami materi yang dipelajari.

(3)

mahasiswa namun pada ranah yang berbeda yaitu memfokuskan pada

Mental Activities dan Emitional

Activities. Peneliti ingin membuktikan Apakah nantinya strategi Quiz Team

juga tepat meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa khususnya aktivitas mental dan emosional pada mata kuliah Pembuatan Bahan Ajar PAI.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat peneliti rumuskan masalah umum dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat peningkatan aktivitas belajar mental dan emosional mahasiswa dengan menerapkan Strategi Quiz Team pada mata kuliah Pembuatan Bahan Ajar PAI di Fakultas Agama Islam UM Pontianak. Dari masalah umum tersebut dapat peneliti rumusan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan

pembelajaran dengan

menggunakan strategi Quiz Team

dalam meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa pada mata kuliah Pembuatan Bahan Ajar PAI di Fakultas Agama Islam UM Pontianak?

2. Apakah melalui penerapan strategi Quiz Team dapat meningkatkan aktivitas belajar mental dan emosional mahasiswa pada mata kuliah Pembuatan Bahan Ajar PAI di Fakultas Agama Islam UM Pontianak?

Dalam sebuah penelitian Maisaroh (2010) menyimpulkan bahwa Penerapan pembelajaran Active Learning Quiz Team telah mampu meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan.

Pembelajaran yang dilaksanakan dalam kondisi yang menyenangkan

akan membuat belajar lebih efektif sebagaimana Dryden dan Voss (2000) mengemukakan bahwa

Belajar akan efektif jika suasana pembelajarannya menyenangkan. Seseorang yang secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya memerlukan dukungan suasana dan fasilitas belajar yang maksimal. Suasana menyenangkan dan tidak diikuti suasana tegang sangat baik untuk membangkitkan motivasi untuk belajar. Karena strategi ini membuat suasana menjadi menyenangkan akan membuat mahasiswa mengikuti pembelajaran dengan aktif.

Selanjutnya Dalvi (2006) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa strategi Quiz Team dapat meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan siswa dapat meningkat dengan penggunaan strategi pembelajaran aktifQuiz Team.

Nurhaniza, Islamias dan Rini (2006) dalam sebuah penelitian menyimpulkan bahwa Penerapan strategi pembelajaran Quiz Team dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan hidrokarbon di kelas X di SMAN 1 Salo Kabupaten Kampar. Peningkatan prestasi belajar siswa kelas eksperimen pada pokok bahasan hidrokarbon dengan penerapan Strategi pembelajaranQuiz Teamterjadi karena adanya pengaruh keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

(4)

antusias serta termotivasi untuk belajar, mempermudah siswa memahami materi pelajaran, melatih siswa berbicara dan mengemukakan pendapatnya, serta prestasi belajar siswa meningkat. Kelemahan penerapan strategi Team Quiz adalah kurang tepat diterapkan pada kelas yang jumlah siswanya banyak, dari segi waktu guru harus dapat membagi waktu dengan baik agar tidak terlalu memakan waktu.

Prosedur pelaksanaan strategi

Quiz Team menurut Mel Silberman (2009:163) mengemukakan bahwa:

1. Pilihlah topik yang dapat dipresentasikan dalam tiga bagian 2. Bagilah peserta didik/mahasiswa

menjadi 3 tim

3. Jelaskan bentuk sesinya dan mulailah presentasi. Batasi persentasi sampai 10 menit atau kurang.

4. Minta tim a menyiapkan kuis yang berjawaban singkat. Kuis ini tidak memakan waktu lebih dari 5 menit untuk persiapan. Tim b dan c memanfaatkan waktu untuk meninjau catatan meraka.

5. Tim a menguji anggota tim b, jika tim b tidak menjawab, tim c diberi kesempatan untuk menjawabnya. 6. Tim a melanjutkan pertanyaan ke

pertanyaan selanjutnya kepada anggota tim c dan ulang prosesnya.

7. Ketika kuis selesai, lanjutkan dengan bagian kedua pelajaran anda, dan tunjuk tim b sebagai pemimpin kuis.

8. Setelah tim b menyelesaikan ujian tersebut, lanjutkan dengan bagian ketiga dan tentukan tim c sebagai pemimpin kuis.

Selanjutnya Hisyam Zaini (2008:54) juga mengungkapkan hal yang serupa bahwa langkah-langkah

Quiz Team/team quizyaitu:

1. Pilihlah topik yang dapat sampaikan dalam tiga segmen 2. Bagilah peserta didik menjadi 3

kelompok A, B dan C

3. Sampaikan kepada perserta didik format pembelajaran yang anda sampaikan kemudian mulai presentasi. Batasi persentasi maksimal 10 menit.

4. Setelah presentasi minta tim a untuk menyiapkan pertanyaan berkaitan dengan materi yang baru saja disampaikan. Kelompok b dan c menggunakan waktu untuk melihat lagi catatan meraka. 5. Mintalah kelompok a untuk memberikan pertanyaan kepada kelompok b, jika tim b tidak dapat menjawab, lempar pertanyaan pada kelompok c.

6. Kelompok a memberikan pertanyaan kepada kelompok c jika kelompok c tidak bisa menjawab, lemparkan kepada kelompok b.

7. Jika tanya jawab ini selesai, lanjutkan perkuliahan kedua, tunjuk kelompok b untuk menjadi kelompok penanya. Lakukan seperti proses untuk kelompok a. 8. Setelah kelompok b selesai

dengan pertanyaannya, lanjutkan perkuliahan ketiga, dan kemudian tunjuk kelompok c sebagai penanya.

9. Akhiri perkuliahan dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan sekiranya ada pemahaman peserta didik yang keliru.

(5)

relatif konstan dan berbekas. Menurut Sardiman (2011:100) bahwa Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam proses belajar kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Lebih lanjut lagi piaget menerangkan dalam buku Sardiman bahwa jika seorang anak berfikir tanpa berbuat sesuatu, berarti anak itu tidak berfikir.

Pada proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga perubahan perilakunya dapat berubah dengan cepat, tepat, mudah dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif afektif maupun psikomotor (Nanang Hanafiah, 2010:23).

Jadi aktivitas belajar merupakan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dengan giat dan bersungguh-sungguh oleh seseorang dalam belajar. Aktivitas belajar mahasiswa dapat digolongkan kedalam 8 kelompok sebagaimana Dierich dalam Hamalik (2004:172-173) membagi aktivitas belajar menjadi 8 yaitu:

1. Visual Activities : melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja/bermain,

2. Oral Activities : mengemukakan suatu fakta/prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, member saran, mengemukakan pendapat, wawancara diskusi dan interupsi, 3. Listening Activities :

mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan/diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio, 4. Writing Activities : menulis

cerita, laporan, bahan-bahan kopi,

membuat rangkuman,

mengerjakan tes, mengisi angket. 5. Drawing Activities: Menggambar,

membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.

6. Motor Activities: Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun. 7. Mental Activities: Merenungkan,

mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8. Emitional Activities: Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain

Berkaitan dengan aktivitas belajar, Syaiful Bahri Djumarah dan Aswan Zaini (2002:38) mengemukakan bahwa aktivitas belajar meliputi: 1) Mendengarkan, 2) Memandang, 3 ) Menulis dan mencatat, 4) Membaca, 5) Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi, 6) Mengingat dan 7) Berfikir.

Mengingat begitu luasnya aktivitas belajar mahasiswa, sesuai dengan pendapat Dierich di atas, yakni ada delapan aktivitas belajar, maka pada penelitian tahap ini peneliti membatasi penelitian pada ruang lingkup Mental Activities dan Emitional Activities saja, berhubung beberapa aktivitas yang lain sudah di teliti pada penelitian sebelumnya. (sesuai Roadmap pada bagian pendahuluan).

Adapun yang termasuk Mental Activities: Merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

Sedangkan yang termasuk

(6)

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, tidak gugup.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan

classroom action research. Model PTK yang digunakan yaitu model penelitian tindakan Kurt Lewin yang terdiri dari: Perencanaan (planning), Tindakan (acting), Pengamatan (observing) dan Refleksi (reflecting) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian ini dilakukan di fakultas Agama Islam UM Pontianak. Waktu penelitian mulai bulan Pebruari - Mei 2016. Teknik pengumpul data yang digunakan yaitu Observasi dan Dokumentasi.

C. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan. Di bawah ini akan dideskripsikan hasil penelitian siklus 1 dan siklus 2.

1. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi Quiz Team

dalam meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa pada mata kuliah Pembuatan Bahan Ajar PAI di Fakultas Agama Islam UM Pontianak.

Diawali dengan tahap perencanaan. Aspek yang dinilai dalam kegiatan perencanaan dosen, terdiri dari : Menentukan Pokok Bahasan, Indikator Hasil Belajar, Mengorganisasikan Materi, Media, Pengorganisasian Kegiatan Belajar dan Merencanakan Penilaian. Adapun hasil observasi kegiatan perencanaan yaitu:

Tabel 1.

Rekapituasi Penilaian Terhadap SAP

Selanjutnya adalah hasil observasi tahap pelaksanaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.

Rekapitulasi Hasil APKD 2 Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan StrategiQuiz Team

No Indikator dinilai baik tapi perlu perbaikan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan Strategi Quiz Team

terdapat 1 kegiatan yang sudah dilaksanakan namun masih perlu perbaikan yaitu pada kegiatan “Mahasiswa merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari dengan membuat catatan penguasaan materi”. Pada kegiatan ini tidak semua mahasiswa merefleksi penguasaan materi dengan membuat catatan. Ada beberapa dari mereka yang hanya terdiam menyaksikan temannya dan hanya mendengarkan temannya membuat keimpulan.

(7)

Kegiatan tersebut di atas dianggap masih belum sempurna sehingga masih perlu diperbaiki pada siklus berikutnya. Alhamdulillah pada siklus ke 2 pelaksanaan pembelajaran sudah dapat terlaksana dengan sempurna.

2. Peningkatan aktivitas belajar mahasiswa dengan menggunakan strategi Quiz Team pada mata kuliah Pembuatan Bahan Ajar PAI di Fakultas Agama Islam UM Pontianak.

Aktivitas belajar mahasiswa yang akan di ukur yaitu :

1. Mental Activities (aktivitas mental) Yang terdiri dari aktivitas merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisa faktor, melihat hubungan, dan membuat keputusan.

2. Emotional Activities (aktivitas emosional)

Yang terdiri dari gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan tidak gugup.

Adapun hasil observasi aktivitas belajar di atas sebagai berikut:

Tabel 3.

Peningkatan Aktivitas Belajar Mahasiswa dengan Menggunakan StrategiQuiz Teampada mata kuliah Pembuatan Bahan Ajar PAI di Fakultas

Agama Islam UM Pontianak

No SIKLUS

Jumlah Aktivitas Mahasiswa

Mencapai Indikator

Persentase Keberhasilan

1 Pra Siklus 4 44,44%

2 Siklus Satu 7 77,78%

3 Siklus Dua 8 88,89%

Berdasarkan tabel 5.8 di atas, dapat dijelaskan bahwa Aktivitas Belajar Mahasiswa dengan Menggunakan Strategi Quiz Team pada mata kuliah Pembuatan Bahan Ajar PAI di Fakultas Agama Islam UM Pontianak

sebelum tindakan hanya mencapai persentase 44,44%. Pada siklus 1 persentase ketuntasan mencapai 77,78% dan pada siklus 2 mencapai 88,89%. Ini mengandung arti bahwa “Terdapat Peningkatan Aktivitas belajar Mahasiswa dengan Menggunakan

Strategi Quiz Team pada Mata

Kuliah Pembuatan Bahan Ajar PAI di Fakultas Agama Islam UM

Pontianak”. Adapun besaran

peningkatan aktivitas belajar mahasiswa dari pra siklus ke siklus 1 terdapat peningkatan sebesar 33,34% dan dari siklus 1 ke siklus 2 terdapat peningkatan sebesar 11,11%.

Pembahasan

Perencanaan atau pada perguruan tinggi disebut satuan acara perkuliahan (SAP) yang disusun oleh dosen sudah memuat Kompetensi Dasar yang sudah tertuang di dalam silabus mata kuliah yang kemudian dijadikan acuan dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Kedudukan perencanaan penting artinya dalam proses pembelajaran karena salah satu alat untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah adanya perencanaan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Masitoh dkk (2005:136) bahwa: “Perencanaan yang tepat merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang komprehensif. Merencanakan pembelajaran secara berurutan dan cermat memberikan informasi yang berharga bagi guru tentang anak, bahan, metode mengajar dan hasil belajar”.

(8)

4

7

8

44.44%

77.78%

88.89%

0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00%

0 2 4 6 8 10

Pra Siklus Siklus Satu ( 1 )

Siklus Dua ( 2 )

Jumlah Aktivitas Mahasiswa Mencapai Indikator

Persentase Keberhasilan

proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan aktivitas dan tanggung jawab peseerta didik atau dalam hal ini mahasiswa. Sebagaimana Hisyam Zaini dkk (2008:54) yang mengatakan bahwa Strategi Quiz Team dapat digunakan dalam rangka meningkatkan kemampuan tanggung jawab belajar peserta didik dalam suasana yang menyenangkan. Hal yang senada juga dikemukakan oleh Mel Silberman (2009:163) bahwa Strategi Quiz Team

dapat digunakan dalam rangka meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan”.

Strategi Quiz Team dianggap tepat untuk digunakan untuk menyampaikan materi karena siswa akan lebih santai dan lebih termotivasi untuk berdiskusi dengan temannya. Kelebihan Model Pembelajaran Aktif strategi Quiz Team menurut Stevania Wita dan Aman (2013) adalah pembelajaran menjadi menyenangkan, siswa lebih aktif, antusias serta termotivasi untuk belajar, mempermudah siswa memahami materi pelajaran, melatih siswa berbicara dan mengemukakan pendapatnya, serta prestasi belajar siswa meningkat. Selanjutnya menurut Mel Silbermen (2009) Kelebihan strategi Quiz Team

adalah:

1. Belajar dapat digunakan dalam jumlah siswa yang besar.

2. Siswa lebih fokus pada aktivitas proses belajar mengajar.

3. Membuat siswa mempunyai sikap bersaing dengan sportif.

Apabila proses pembelajaran berlangsung dengan suasana yang menyenangkan, aman dan nyaman ini membuat mahasiswa melalui proses belajar dengan mudah, senang, konsentrasi dan penuh semangat.

(9)

D. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dikemukakan pada Bab IV, dapat disimpulkan secara umum bahwa Terdapat Peningkatan Aktivitas Belajar Mental dan Emosional Mahasiswa melalui Penerapan Strategi

Quiz Team pada Mata Kuliah

Pembuatan Bahan Ajar PAI di Fakultas Agama Islam UM Pontianak. Secara khusus dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi Quiz Team

dalam meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa pada mata kuliah Pembuatan Bahan Ajar PAI di Fakultas Agama Islam UM Pontianak, yaitu mulai dari pembuatan SAP yang dibuat oleh dosen pada siklus 1 dan siklus 2 mencapai 100% tergolong kategori Sangat Baik. Keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 mencapai 95,24 % dan siklus 2 mencapai 100%. Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dan 2 dapat dikategorikan Sangat Tinggi/Sangat Baik.

2. Melalui strategi Quiz Team

aktivitas belajar mental dan emosional mahaisswa dapat meningkat. Peningkatan aktivitas belajar mental dan emosional mahasiswa dengan menggunakan strategi Quiz Team pada mata kuliah Pembuatan Bahan Ajar PAI di Fakultas Agama Islam UM Pontianak pada siklus 1 mencapai 77,78% atau pada kategori Tinggi/Baik dan pada siklus 2 mencapai 88,89% tergolong pada kategori Sangat Tinggi/Sangat Baik.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka dapat disarankan sebagai berikut:

a. Diharapkan dosen menggunakan strategi dan metode yang bervariasi dalam menyampaikan materi perkuliahan salah satunya adalah strategiQuiz Team. b. Diharapkan kepada lembaga

pendidikan untuk menyediakan biaya, sarana dan prasarana dalam mendukung proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif.

c. Diharapkan kepada mahasiswa untuk selalu memotivasi diri untuk selalu aktif dalam perkuliahan.

d. Diharapkan kepada mahasiswa untuk saling memotivasi agar terus aktif dalam perkuliahan.

Daftar Pustaka

Ramayulis, 2002. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia Hamalik, O, 2004.Proses Belajar

Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara Silberman, M, 2009. Active Learning

101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

Winkel, W.S, 2014. Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Sketsa Zaini, H, 2008. Strategi Pembelajaran

Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

(10)

Pembelajaran Agama Dengan Menggunakan Metode Belajar Aktif Tipe Kuis Tim Di Kelas VI B MI Diniyah Putri Padang Panjang Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2005 2006, online

Jurnal Guru 3: 59-69.

Maisaroh, R, 2010. Peningkatan Hasil

Belajar Siswa Dengan

Menggunakan Metode

Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Pada Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi Di Smk Negeri 1 Bogor, Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 2, November 2010

Sukma, N. Putu Sukma Srijayanti, I Gede Meter , I Wayan Darsana, 2014. Model Pembelajaran Team Quiz Berbantuan Media Gambar Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V, e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol. 2 No. 1 Tahun 2014

Wahdah, 2015. Motivasi Belajar Mahasiswa di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Pontianak Tahun Akademik 2013/2014, Jurnal Pendidikan Islam Tarbawi Khatulistiwa, Vol 1, Nomor 1 ISSN 2442-756X Wita, S dan Aman, 2013. Implementasi

Metode Pembelajaran Team Quiz

(Kuis Kelompok) Untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas Xi Ips 4 Sman 1 Sewon Tahun Ajaran 2012/2013. Risalah Vol 2 Edisi 2

Agustus 2013,

http://journal.student.uny.ac.id Masitoh, dkk, 2005. Pendekatan

Belajar Aktif di Taman Kanak-kanak, Jakarta: Dirjendikti Direktorat Pembinaan Pendidikan

Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan perguruan Tinggi Djumarah, B, Syaiful dan Zaini, A,

2002. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta

Dryden, G.. & Vos, J., 2003. The Learning Revolution (Terj.), Kaifa, Bandung

Hanafiah, N & Cucu Suhana, 2010.

Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama Nurhaniza, Islamias, Rini, 2013.

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Di Kelas X SmA Negeri 1 Salo, Online

Referensi

Dokumen terkait

Sebagian besar negara berkembang, kepadatan penduduknya cukup tinggi. Umumnya kepadatan penduduk ini terjadi di pusat-pusat pertanian atau daerah perkotaan. Kepadatan ini akan

komposisi lapisan face dan back yang mana terdapat kayu api-api putih menunjukkan kadar air papan tinggi, seiring ditambahnya komposisi bahan baku api-api putih

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana aturan – aturan hukum internasional tentang pencari suaka, bagaimana perangkat hukum Internasional mengatur

[r]

Penerapan kecerdasan ini bisa dilihat dalam pembelajaran bahasa Arab yang menggunakan metode drama, metode total psikal respon, metode bermain peran, media papan

Dalam praktiknya ada berbagai macam media aplikasi dari e-learning yang dapat digunakan dalam pembelajaran agama, antara lain; (1) Blog, (3) Jejaring Sosial; facebook, (4) Skype,

[r]

Pengaruh lama fermentasi dengan Lentinus edodes terhadap kandungan selulosa, aktivitas enzim ligninase dan kandungan lignin dari bungkil inti sawit.. Preparation of