peran semakin besar dalam dunia kita yang dirasakan semakin sempit.
Sehubungan dengan itu Komunita mencoba menyimak 40 tahun dinamika keilmuan serta praktis DKV yang berkembang di Indonesia dalam kontribusinya menghadapi perubahan zaman. Untuk itu kami mencoba berbincang dengan Drs. Indarsah Tirtawidjaja, sosok pelaku yang terlibat dalam perintisan dan perkembangan DKV di Indonesia, juga Dr. Pindi Setiawan, M.Si (dosen, peneliti dan penggiat DKV) dan Dr. Anne Nurfarina, S.Sn., M.Sn (dosen, peneliti dan penggiat Art Therapy) selaku generasi-generasi muda dalam keilmuan dan praktis DKV. Juga mencoba memotret perkembangan pendidikan DKV di salah satu perguruan tinggi, serta game sebagai salah satu reinkarnasi desain komunikasi visual yang menjadi industri.
Selain itu, Komunita menyimak pemikiran Prof. Dr. Abdul Hakim Halim tentang tantangan kualitas perguruan tinggi mengembangkan knowledge society dan knowledge economy dan knowledge cycle dalam memperkuat kegiatan ekonomi berbasis pengetahuan. Juga geliat Universitas Widyatama dengan kepemimpinan baru mensikapi dinamika dan tantangan kualitas pendidikan tinggi.
KOMUNITA juga menyajikan rubrik lain seputar pendidikan, ekonomi & perbankan, ragam yang merupakan olah pikir civitas academica terkait dengan profesi masing-masing mensikapi masalah dari pandangan akademis dan kemas-yarakatan. Selain itu kami sajikan tulisan rehat berupa aktivitas Widyatama, inspiring, komunitas, tamu kita/profil, lifestyle yang bisa kita simak bersama.
Vivat Widyatama, Vivat Civitas Academica, Vivat Indonesia dan Nusantara tercinta.
Redaksi - Lili Irahali Pembina
Yayasan Widyatama Universitas WIdyatama
Dewan Ahli
Prof. Karhi Nisjar Sarjudin, SE., MM., Ak.
Prof. Dr. Davidescu Cristiana Victoria Martha, MA.
Redaktur Artistik & Lay Out Rudy Farid Sagir
Annisa Bela Pertiwi
Redaktur Info Kampus & Mahasiswa Noer Adi K
Reza Permadi
Redaktur Placement Oice, Alumni & Dunia Kerja Anna Yudiana
Diterbitkan oleh: Yayasan Widyatama
Alamat Redaksi
Jl. Cikutra 204 A Bandung 40125 Gedung A, Lt. 2, Ruang A 215 Tlp. 022 7275855, ext. 122, 228; Fax. 022 7278861
Website : www. widyatama.ac.id Email : KOMUNITA@widyatama.ac.id
Sidang Pembaca
yang budiman,
Tidak bisa terbantahkan bahwa fungsi manusia sebagai makhluk sosial diskenariokan Tuhan agar menjadi warga sosial yang dapat memberi manfaat bagi kehidupan manusia dalam ber-masyarakat. Salah satu upaya membangun kebermanfaatannya tersebut, manusia mem-bangun komunikasi untuk menyatakan pikiran dan perasaannya (pesan) dengan sesamanya menggunakan bahasa sebagai alat.
Komunikasi visual adalah suatu komunikasi menggunakan bahasa rupa berbentuk gra-fis, tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto, tipo-grafi/huruf dan sebagainya yang disusun ber-dasarkan kaidah bahasa visual berdasar ilmu tata rupa dengan tujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku tar-get audience sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan.
Di era perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi saat ini, yang ditunjukkan melalui penemuan berbagai perangkat lunak canggih dengan teknologi hardwarenya, seperti komputasi, printer, interface, internet dan programming-nya sangat mendukung terjadinya transformasi komunikasi visual. Kini lingkup Desain Komunikasi Visual semakin melebar diantaranya aspek: Advertising (per-iklanan), Animasi, Game, Desain Identitas Usaha (corporate identity), Desain Marka lingkungan, Multimedia, Desain Grafis Industri (promosi), Desain Grafis Media (buku, surat kabar, majalah, dll), Cergam (komik, karikatur, Poster), Fotografi, tipografi dan ilustrasi, dll. Hingga saat ini belum ada era yang dapat menggantikan peranan informasi dan digitali-sasi. Pengembangan berbagai fitur dan dunia gadget malah semakin canggih. Oleh karenanya berbagai media komunikasi yang dibutuhkan manusia sangat berimplikasi pada realitas informasi yang dikemas sedemikian rupa agar dengan mudah dipahami. Disinilah Desain Komunikasi Visual mengambil peran
Desain Komunikasi Visual (DKV)
Cover di atas menggambarkan simbolisasi komunikasi visual yang dibangun melalui kontak jutaan mata atas sebuah pesan komunikasi menggunakan bahasa rupa (desain komunikasi visual). Komunikasi visual membentuk jutaan makna bagi para penerima pesan dalam membangun persepsi terhadap pesan dan memaknai pesan tersebut sesuai dengan tujuannya. (lee)
06
Rektor Baru Universitas Widyatama06
Pimpinan Baru Paradigma Baru07
HUT RI di Institusi Pendidikan Widyatama07
PEMKOT Bandung dan Universitas Widyatama peringati "Earth Day" dengan Bebersih SungaiCidurian
07
Dosen Akuntansi Widyatama Lolos SIM-LITABMAS DIKTI08
International Conference : Professional Development in Education 201408
Kunjungan Industri dari Melaka Universiti of Malaysia08
Widyatama Accounting Competition (WAC XI) 2014 dan Widyatama Management Event 2014 lolos bantuan Dikti09
Perlu Standar Pelaporan Keuangan Desa serta Pengoptimalisasian SDM10
1718 Mahasiswa Baru di terima Universitas Widyatama10
Penandatanganan MOU 10 Universitas bekerja sama dengan WGS10
MOU Kerjasama Universitas Widyatama dengan JNE11
Kisah Agus Mahasiswa Widyatama Mudik Bersepeda11
Berbagi Bersama di Acara Pekan Cahaya Al-Qur’an11
Dosen Widyatama Selesaikan Studi S324
Mutual Trust Melalui Kepemimpinan26
Sekilas Dyslexia27
Ketika Anak Menggunakan Kameraberita kampus
daftar isi
12
Desain Komunikasi Visual, Ilmu Masa Depan -
Wawancara Dr. Indarsjah
14
Menjaga Dan Menggali Budaya, Akar Desain Komunikasi
Visual - Wawancara Dr, Pindi
16
Melirik Desain Komunikasi Visual (Dkv) Widyatama -
Wawancara Dr. Anne Nurfarina
18
Video Game, Evolusi Desain Komunikasi Visual
20
Widyatama Menjawab Dinamika Pendidikan Tinggi
22
Knowledge Society, Tantangan Perguruan Tinggi
rubrik utama
28
Bidik Fun Photography for Kids29
Art Therapy Center Widyatama31
Five Minds for The Future33
Oppi Imam Hanaiah -Alumni Bahasa Jepang Widyatama yang sukses di Negara Sakura34
Atalia Praratya Kamil - Bersama Suami Membangun Bandung35
Galeri Foto36
Indeks Stabilitas Sistem Keuangan Sebagai Prediksi Kondisi Krisis Keuangan38
9 Curug atau Air Terjun yang mempesona di Bandung dan sekitarnya40
Kopi Dapat Menyehatkan Mata40
Biji Nangka Ternyata Banyak Khasiatnya41
Sejuta Manfaat Buah Durian untuk Kesehatan41
Jangan Buang Kulit Pisang, Ada 10 Manfaatragam
komunitas
resensi buku
widyatama inspiring
tamu kita
buah pikir
lawatan komunita
galeri foto
Pemimpin Baru Paradigma Baru
ria dalam sambutannya mengungkapkanbahwa
mahasiswa perlu merubah paradigma
beror-ganisasi, mahasiswa harus merubah mindset
bahwa organisasi itu sangat penting tetapi
tidak melupakan dunia akademis yang menjadi
prioritas. Complement Certificate sebagai Poin
Plus pendamping Ijazah Kelulusan sehingga
mahasiswa mempunyai keahlian dan skill dalam
berorganisasi. Kemudian rangkaian acara
dilan-jutkan oleh Presiden Mahasiswa terpilih dengan
mengucapkan sumpah untuk staff inti PEMA,
dan kemudian melantik Ketua SEMA terpilih.
(27 Juni 2014)
yaitu melaksanakan:
1) Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian;
2) Tata pamong, kepemimpinan, sistem lolaan, dan penjaminan mutu;
3) Peningkatan kuantitas dan kualitas siswa dan lulusan;
4) Peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber daya manusia (dosen dan karyawan); 5) Penyempurnaan dan pengembangan lum, pembelajaran, dan suasana akademik; 6) Perolehan Pembiayaan, sarana dan na, serta sistem informasi yang memadai; 7) Peningkatan Penelitian, dian kepada masyarakat, dan kerjasama.
Agenda prioritas adalah:
1) Melakukan Reorganisasi; 2) Menyelesaikan Renstra 2013-2023; 3) Mengisi borang AIPT dan meningkatkan akreditasi BAN-PT; 4) Melaksa-nakan Seminar/Workshop yang berkaitan dengan SDM; 5) Peningkatan jabatan fung-sional dosen; 6) Membina suasana akademik; 7) Mempersiapkan Laporan Tahunan; 8) Me-lakukan Pembinaan personil: ada (a) jam pertemuan Rektor dan rapat rutin. (b) Rapim Universitas dengan Yayasan untuk menerima dan membahas masukan-masukan dari Univer-sitas; 9) Pembinaan karir dosen.
Karyawan, Dosen, serta Mahasiswa berharap dengan terpilihnya Pimpinan Baru, berkembang atmosfir baru serta inovasi - inovasi demi kebaikan Universitas. (July 8, 2014)
P
emilihan pimpinan di Universitas Widya-tama bergema, di awali pemilihan Presiden Ma-hasiswa untuk masa jabatan ke depan, dilanjutkan pemilihan Rektor periode 2014 - 2018. Hasil Dr. H. Islahuzzaman, S.E. M.Si, Ak. CA. sebagai Rektor baru Universitas Widyatama (UTama) dari 9 (sembilan) kandidat rektor. Pelantikan Rektor terpilih bertempat di Audiotorium Universitas Widyatama tanggal 7 Juli 2014 yang dihadiri jajaran pimpinan dan civitas academica.Dalam visinya Rektor terpilih mencanangkan “Menjadikan Universitas Widyatama sebagai Perguruan Tinggi Swasta yang Dikenal, Unggul, Mandiri, dan Berbudaya pada Tingkat Nasional di Tahun 2018".
Unggul artinya UTama secara sadar mendidik mahasiswa agar sumberdaya manusia yang dihasilkan mampu bersaing di tingkat nasional, regional dan internasional. Dengan keunggulan ini, UTama diarahkan menjadi lembaga yang dikenal, khususnya dalam hal pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, serta pengembangan Ipteks. Mandiri artinya UTama memiliki otonomi dalam berbagai aspek, terutama dalam merencanakan dan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, berkepribadian tangguh, percaya diri, dan berdaya saing tinggi, sehingga mampu mengembangkan diri secara mandiri.
Rektor Baru
Universitas Widyatama
Berbudaya artinya UTama sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi diarahkan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang mam-pu menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan kebenaran akademik.
Misi yang diusung adalah: a) Menjalankan Visi & Misi Universitas Widyatama berdasarkan pada Visi & Misi Yayasan Widyatama; b) Men-jalankan Tridarma PT yang bermutu dan
meng-R
amainya pemilihan Ketua Lembaga
Kemahasiswaan (LK) untuk masa bakti
2014/2015 telah selesai. Menghasilkan
Raka Chicio sebagai Ketua MPM terpilih, M.
Imam Wiryawan sebagai Presiden Mahasiswa
terpilih, Linda Wulandani sebagai Ketua Senat
Mahasiswa Fakultas Ekonomi, dan Rayendra
Pangestu terpilih Ketua Senat Mahasiswa
Fakultas Bisnis dan Manajemen.
Victo-berita kampus
HUT RI di Institusi
Pendidikan Widyatama
Sekitar 300 Karyawan dan Dosen Universitas Widyatama memperingati perayaan hari kemerdekaan RI di Lapang Parkir Graha Universitas Widyatama, Minggu 17 Agustus 2014. Perayaan dibuka dengan upacara pengibaran bendera. Upacara dipimpin oleh Rektor Universitas Widyatama Dr. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak., C.A.berlangsung mulai pukul 10.00 WIB.
Kemerdekaan Indonesia diperoleh dengan pengorbanan nya-wa para pejuang. Oleh karena itu, sungguh tidak layak jika kemerdekaan ini diisi oleh hal-hal yang biasa saja. Sebagai bangsa merdeka, Indonesia harus berkibar dengan prestasi.
Dalam dunia pendidikan, kemerdekaan layaknya dimaknai sebuah kerja keras. Bukan hanya euphoria atas dilahirkannya sebuah prestasi, atau koreksi berlebih atas timpangnya sebuah sistem, tetapi keinginan luhur untuk membangun manusia Indonesia berwatak dan berkepribadian Indonesia adalah konsekuensi kemerdekaan yang harus dipikul oleh semua orang, khususnya pendidik. (20 Augustus 2014)
PEMKOT Bandung & Universitas Widyatama
Peringati "Earth Day" dengan
Bebersih Sungai
Cidurian
Kota Bandung memiliki 46 Sungai dan anak sungai dengan 16 sungai prioritas Sub DAS Citarum, 6 Sub DAS Citarum tersebut merupakan titik pantau ADIPURA yang terdiri dari Sungai Cikapundung, Sungai Cikapundung Kolot, Sungai Cidurian, Sungai Cibeureum, Sungai Citepus dan Cicadas; Kondisi status mutu kualitas air sungai pada umumnya berada pada kelas IV dengan posisi tercemar berat. Melihat kondisi tersebut Pemerintah Kota Bandung mencanangkan kegiatan Gerakan Sungai Bersih, sebagai salah satu upaya preventif dalam memperbaiki kualitas air sungai dan kualitas lingkungan sekitar sungai. Titik lokasi pelaksanaan Gerakan Sungai Bersih di Sungai Cidurian lokasi 500 m ke hulu dan 500 ke hilir dari titik lokasi Universitas Widyatama, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kelurahan Sukapada.
Harapan dari kegiatan Gerakan Sungai Bersih : 1) Mensinergikan serta menguatkan program dan kegiatan secara terpadu dalam hal pengelolaan sungai; 2) Sebagai ajang pembinaan dan informasi kepada seluruh elemen pegiat lingkungan dalam hal pelestarian lingkungan hidup; 3) Memberikan pesan moral kepada seluruh elemen pegiat lingkungan tentang pentingnya fungsi sungai; 4) Terbentuknya river guard sepanjang sungai dalam mengawasi pengelolaan sungai secara terpadu; 5) Gerakan Sungai Bersih agar terus berkesinambung sehingga tercipta kondisi lingkungan sungai yang baik dan lestari.
Gerakan Sungai Bersih ini dilakukan secara serentak bersama yang dikoordinir oleh BPLH Kota Bandung serta didukung oleh instansi terkait, yang terdiri dari Universitas Widyatama, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Pemakaman dan Pertamanan, Dinas Bina Marga dan Pengairan, Dinas Kesehatan, PD Kebersihan, PDAM, Unsur masyarakat, TNI/POLRI, Siswa-siswi SMA/K Kota Bandung dan Mahasiswa Internasional yang terdiri dari Komunitas AIESEC, dan Komunitas Sungai serta Tokoh Masyarakat sekota Bandung.
(19 Juni 2014)
Dosen Akuntansi Widyatama
Lolos SIM-LITABMAS DIKTI
D
irektorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (Dit Litabmas) melalui aplikasi SIM-LITABMAS DIKTI menyatakan pengusul Bantuan Seminar Luar Negeri dari Universitas Widyatama LOLOS mendapatkan bantuan.Bantuan tersebut atas nama INTAN OVIANTARI, S.E., AK., M.S., AK. dengan paper “Interaction Effect of Management Control Systems and Process Quality Management on Product Quality Performance”, yang akan dipresentasikan pada The 4th International Conference on Accounting and Finance (AF 2014), tempat & pelaksanaan Phuket, Thailand, 28-29 April 2014 mendatang.
Widyatama Accounting
Competition (WAC XI)
2014 dan Widyatama
Management Event 2014
lolos bantuan Dikti
P
roposal dana bantuan kegiatan kemahasiswaan untuk kegiatan Widyatama Accounting Competition (WAC XI) 2014 dan Widyatama Management Event (WME) 2014 diapresiasi Dikti. Sehingga kedua kegiatan mahasiswa program studi Akuntansi dan Manajemen Universitas Widyatama tersebut lolos seleksi dan mendapat bantuan dana masing-masing sebesar Rp. 5.000.000 dari Direktorat Jenderal Pendidikan TinggiEvent WAC maupun WME adalah kegiatan tahunan yang diselenggarakan mahasiswa program studi di atas yang kepesertaannya melibatkan siswa-siswa sekolah lanjutan atas. Selamat kepada Prodi Akuntansi dan Manajemen. Semoga keberhasilan ini dapat menjadi pemicu bagi civitas academica untuk menciptakan kegiatan-kegiatan akademis kemahasiswaan yang lebih positif dan berkualitas. 8 April 2014
Universitas Widyatama, Bandung bekerjasama dengan Open University Malaysia (OUM) dan Universitas Terbuka, Jakarta menyelenggarakan konferensi Internasional dengan tema “Teaching & Learning in The 21st Century (Challenges for Lecturers and Teachers), 11-12 Juni 2014 di Park Hotel, Bandung-Indonesia. Peserta Seminar berasal dari 4 negara yaitu, Indonesia, Malaysia, Srilanka dan Maladewa. Hadir pada kesempatan tersebut Wakil Menteri pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia diwakili Direktur PSMA Kemdikbud, Haris Iskandar,Ph.D.: Prof.Dr.H. Moh. Wahyudin Zakarsyi,SE., MS., Ak. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat; Prof. Tun Jeanne, Chancellor OUM; Prof Dr. Atwi Suparman,M.Sc., Mantan Rektor UT; Prof. Dr.Davidescu Victoria Christiani PLT Rektor Universitas Widyatama. Konferensi bertujuan untuk mempersiapkan semua pihak yang bergerak di bidang pendidikan dalam menghadapi tantangan di abad 21. Agar dapat berperan di era teknologi ini, keterampilan ekstra menjadikan suatu hal wajib dilakukan oleh setiap individu. Sebagian besar peneliti setuju bahwa di era abad 21 masyarakat perlu cara baru untuk bekerja; berpikir; melaksanakan pekerjaan; dan keterampilan baru untuk hidup dibanding di abad ke-20.
Sektor pendidikan memiliki kapasitas untuk mempersiapkan peserta didik dalam merespon tuntutan-tuntutan baru tersebut. Pendidik sebagai pelaku utama dalam seluruh proses yang diperlukan seharusnya secara berkelanjutan memperbarui keterampilan mereka dan mengimplementasikan reformasi yang mengarah pada hasil belajar yang bermutu bagi setiap peserta didik. Tujuan pengembangan profesional untuk pendidik diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa. Konferensi ini berfokus pada lima sub tema yang dianggap penting untuk memberikan informasi kepada para praktisi dan pembuat kebijakan mengenai tantangan dan aspirasi pada pendidik abad ke-21. (16 Juni 2014)
International Conference:
Professional
Development in
Education 2014
Senin, 26 Mei 2014 Universitas Widyatama kedatangan rombongan dari Melaka Universiti Malaysia. Rombongan yang diterima oleh Prof. Dr. Davidescu Cristiana Victoria selaku PLT Rektor, Prof. Jozua Sabandar, M.A., Ph.D., Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama Dr. H. Nuryaman,S.E. M.Si., Ak. Serta dosen Fakultas Ekonomi adalah mahasiswa-mahasiswi perwakilan dari Program Studi Akuntansi Melaka Universiti.
Kedatangan rombongan dalam rangka transfer kurikulum akademik dan budaya civitas. Selain itu tamu menampilkan kebudayaan tradisional khas Malaysia. “Kami sangat ter-kesan dengan lawatan ini, kami disambut bagus oleh encik serta kebersihannya sangat dijaga” begitu komentar Nur selaku koordinator pelaksana kunjungan industri Melaka Universiti Malaysia.
Kunjungan industri tersebut bermaksud untuk
memperkenal-kan kedua proil universitas, selebihnya mereka memperkenal-kan proil kota Malaka dalam
rangka promosi “Visit Malaysia 2014” Truly Asia. Pihak rektorat berharap, semoga ada kemitraan baik antara pihak Universitas Widyatama dengan pihak Melaka Univeristi khususnya dalam dunia akademi ke depannya. (26 Mei 2014)
Perlu Standar Pelaporan Keuangan Desa Serta
Pengoptimalisasian SDM
dana yang cukup besar diberikan?
Untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan tersebut diperlukan sebuah solusi. Solusi pertama yaitu Standar Pelaporan Keuangan Desa. Standar ini diperlukan agar desa dapat membuat pelaporan pertanggung jawaban kepada pemerintah yang tidak hanya berupa Buku Kas Umum. Dalam hal ini bukan berarti Buku Kas Umum dihapuskan. Tetapi Buku Kas Umum tetap ada tetapi diubah menjadi berbasis double entry. Selain itu tidak hanya Buku Kas Umum tetapi standar ini akan membantu desa dalam membuat laporan tambahan selain Buku Kas Umum. Pemerintah dapat melakukan persamaan dengan PP No. 71 tahun 2010 bahwa pelaporan terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, serta Catatan Atas Laporan Keuangan. Persamaan laporan perlu dilakukan, karena peristiwa ekonomi di desa hampir sama dengan yang ada di pemerintahan meskipun terdapat beberapa perbeda-an.
Adanya standar akan memudahkan BPK dalam melakukan pemeriksaan. BPK tidak mungkin melakukan pemeriksaan jika tidak ada standar karena BPK bekerja dengan berpegang pada standar.
Saat standar ini dibuat diperlukan SDM yang memiliki kompetensi di bidang akuntansi dalam menjalankannya. Sehingga diperlukan pengoptimalisasian sumber daya manusia dengan penempatan pegawai yang sesuai dengan kompetensinya. Penempatan pegawai sesuai kompetensinya bukan saja hanya lulusan sarjana tetapi dapat juga siswa – siswa lulusan SMK Akuntansi. Semangat IndonesiaKu !
P
ada Juni yang lalu Elsa Oktaviana dan Delima serta Nisa Dwi Apriliani, lolos menjadi finalis dalam sebuah perlombaan Simposium Inovasi dan Kreasi Mahasiswa yang diadakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia wilayah Yogyakarta. Presentasi atas hasil karya mereka diadakan di STIE YKPN, Yogyakarta. Mereka mengangkat permasalahan di desa dikarenakan adanya Undang – Undang baru yaitu, Undang – Undang No. 6 Tahun 2014. UU tersebut menjelaskan bahwa desa pada tahun 2015 akanmendapatkan kucuran dana sebesar 10% dari APBN. Dimana kucuran dana tersebut tidak akan melewati perantara seperti sebelumnya yang harus melewati APBDesa dan bantuan Pemerintah Desa. Dana tersebut akan langsung sampai kepada desa. Tetapi jumlah nominal yang diberikan kepada masing –masing desa berbeda tergantung dari geografis desa, jumlah penduduk, dan angka kematian.
Alokasi APBN yang sebesar 10% tadi, saat diterima oleh desa akan menyebabkan
penerimaan desa yang meningkat. Penerimaan desa yang meningkat ini tentunya diperlukan adanya laporan pertanggung jawaban dari desa. Desa selama ini telah membuat laporan pertanggung jawaban kepada pemerintah daerah yaitu berupa Buku Kas Umum yang berbasis single entry. Namun, pertanyaannya apakah cukup hanya dengan BKU yang berbasis single entry saat alokasi APBN 10% mulai diberikan kepada desa – desa ? Hal tersebut yang menjadi permasalahan.
Pertama, permasalahan tidak adanya standar pelaporan keuangan di desa. Kedua, standar tersebut tidak dapat dijalankan jika tidak didukung dengan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di
berita kampus
bidang akuntansi. Dasar permasalahan tersebut kami dapat dari mini riset pada beberapa desa yang ada di Kabupaten Bandung.
Mini riset tersebut menghasilkan bukti bahwa hanya terdapat 2 desa dari 15 desa di Kabupaten Bandung yang menempatkan SDM sesuai dengan kompetensinya di bidang akuntansi. Sedangkan 13 desa lainnya menempatkan orang – orang yang tidak memiliki kompetensi di bidang akuntansi sebagai bendahara. Hasil mini
riset membuktikan bahwa penempatan aparatur desa yang tidak sesuai dengan kompetensinya. Hal tersebut akan menyebabkan ketidakefektivan dan ketidakefisienan aparatur desa dalam hal ini bendahara dalam bekerja.
1718 Mahasiswa Baru
di terima Universitas
Widyatama
Kehadiran Universitas Widyatama, semakin mendapat
keper-cayaan masyarakat. Keyakinan masyarakat terhadap pengelola
pendidikan di Widyatama ditandai dengan terus meningkatnya
calon mahasiswa yang mendaftar ke perguruan tinggi swasta
yang berlokasi di Jl. Cikutra No. 204 A Bandung. Dibanding tahun
lalu, jumlah calon mahasiswa yang mendaftar meningkat cukup
siginifikan. Awal pendaftaran di bulan Oktober hingga akhir
penerimaan cenderungan ke arah peningkatan. Dibandingkan
tahun lalu calon pendaftar yang masuk ke Univesitas Widyatama
meningkat sampai dengan sekarang sebesar 40%.
Diakhir masa pendaftaran sejumlah 1718 mahasiswa diterima
sebagai mahasiswa baru Widyatama tahun 2014/15 dalam 13
program studi yang diselenggarakan. Jumlah ini menunjukkan
pertumbuhan dari tahun-tahun sebelumnya.
(September, 2014)
MOU Kerjasama Universitas Widyatama
dengan JNE
dengan WGS
Kamis (27/06/2014), diselenggarakan MOU antara Universitas Widyatama dan PT.WGS (Walden Global Service). Universitas Widyatama patut berbangga menjadi “homebase” Penandatanganan MOU yang mengambil tempat di Universitas Widyatama ini melibatkan 9 (Sembilan) universitas swasta lainnya. Adapun Universitas yang menandatanganani MOU tersebut adalah : Universitas Parahyangan (UNPAR), STIMIK AMIK, STIMIK Sumedang, Politeknik TENS, Piksi Ganesha, Universitas Jendral Achmad Yani (UNJANI), Universitas Bale Bandung, dan Universitas Maranaa. Acara tersebut dihadiri PLT Rektor Universitas Widyatama Prof.Dr. Davidescu Crisana Victoria sea Prof.Jozua Sabandar, M.A., Ph.D. Selaku Krdinator TLO, perwakilan APTIKOM Jabar Ibu Wiwin sea Bapak Ikim perwakilan PT.WGS .
“Ini merupakan sebuah Inovasi bagi mahasiswa sea dosen, karena seiring dengan era knowledge seorang Dosen harus sering memperbaharui pengetahuan IPTEK. Untuk itu apa yang dipelajari di Universitas akan di fasilitasi oleh PT.WGS” Ujar Ibu Wiwin selaku perwakilan dari APTIKOM Jawa Barat. APTIKOM khususnya Jawa Barat memiliki tujuan memajukan Forum Kepala Program Studi, Forum Dewan Jurnalisk Ilmiah, dan Consoling Bidang Ilmu.
Dengan adanya kerjasama APTIKOM, PT.WGS, dengan 10 Universitas yang diadakan di Universitas Widyatama, sangatlah membantu dalam seap Perguruan Tinggi Swasta dalam penyusunan AIPT (Akreditasi Instusi Perguruan Tinggi). (27 Juni 2014)
K
embali Placement Ofice and Career center Universitas Widyatama menambahkan daftar kerjasama. Kali ini dengan perusahaan cargo besar dan ternama di Indonesia, yaitu Jalur Nusantara Ekakurir (JNE). Dengan jaringan domestiknya JNE mendapat ke-untungan persaingan dalam pasar domes-tik. JNE juga memperluas pelayanannya dengan logistik dan distri-busi. Oleh karena itu, JNE yang diwakili oleh DwiFakultas di Universitas Widyatama. Momentum ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh alumni-alumni yang baru atau telah lama lulus dalam tahap pencarian kerja. Kerjasama yang disepakati dari kedua belah pihak. Selanjutnya JNE akan melakukan job recruitment di Universitas Widyatama serta memberi peluang, ma-hasiswa yang sedang mencari tempat magang. (5 Juni 2014)
Sariwati selaku Head of Talent Acqusition atau HRD Kantor Pusat Jakarta, men-cari pribadi freshgraduate atau yang berpengalaman untuk bergabung menjadi bagian dari JNE.
berita kampus
Dosen Widyatama
Selesaikan Studi S3
Setelah melalui perjalanan studi yang cukup menyerap energi beberapa dosen Widyatama yang melanjutkan studi S3 di ITB dab UNPAd dan salah satu Universitas di Jepang telah b erhasil menyelesaikan studi mereka. Universitas dan Yayasan Widyatama mengucapkan ucapkan “Selamat” kepada sdr : 1. Dr. Agoestiana Boediprasetya, S.T., M.T.
2 Dr. Achmad Fadjar, S.E., M.Si., Ak. 3. Dr. Evi Octavia, S.E., M.M., Ak. 4. Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak.
5. Dinda Gayatri R., Ph.D., atas keberhasilannya dalam menyelesaikan studi lanjut S3 hingga meraih gelar Doktor dan sederajat.
Semoga bisa memberikan ilmu yang bermanfaat kepada civitas academica serta masyarakat pada umumnya.
(August 19, 2014)
Pekan Cahaya Al-Qur’an II digelar di Universitas Widyatama merupakan kegiatan Yayasan Widyatama bekerjasama dengan Paguyuban Abdi Triyasa. Acara Cahaya Al-Qur’an kali kedua ini menghadirkan Muhammad Nurhadi (Cak Nur), Ustd. Syaeful Karim, Zulkifar La Ntoresano dengan MC Abu Marlo.
Acara yang dilaksanakan pada tanggal 13 – 16 Juli 2014 ini, selain menyimak makna Al Qur’an, juga dilakukan pengobatan untuk warga masyarakat sekitar Universitas Widyatama. Sekitar 200 pasien mendapat pengobatan. Konsultasi bagi para orang tua dari putera/i penyandang Autis/anak berkebutuhan khusus (ABK) bersama Dr. Anne Nurfarina - Art Theraphy Center Widyatama. Dalam presentasinya, Dr. Anne menceritakan keluarga dengan anak berkebutuhan khusus sehingga beliau terketuk hatinya untuk melakukan penelitian untuk Studi S3 nya tentang Anak Disabilitas dengan pendekatan media gambar dan mewarnai.
Kegiatan Pekan Cahaya Al-qur’an merupakan program CSR (Corporate Social Responsibility) dan pengabdian kepada Masyarakat. dengan membuka 10 Klinik kecil, bersamaan dengan rangkaian acara pekan cahaya Al-Qur’an. Hari ke-4nya dilaksanakan pembagian sembako gratis yang dibagikan untuk warga sekitar yang kurang mampu.
Ketua Yayasan, T. Ontowiryo A. berharap acara ini menjadikan nilai kedekatan antara masyarakat sekitar dan pihak civitas sekaligus menjadi nilai silaturahmi yang baik. (July 18, 2014)
Berbagi Bersama di Acara
Pekan Cahaya Al-Qur’an
Kisah Agus Mahasiswa
Widyatama Mudik
Bersepeda
Bagi sebagian orang, Lebaran sering dijadikan momentum untuk pulang kampung atau yang biasa disebut dengan mudik. Seap musim mudik datang, jalan-jalan di jalur selatan dan utara Jawa dak pernah luput dari pemberitaan karena membludaknya jumlah kendaraan bermotor yang digunakan pemudik.
Namun, cara mudik ini akan berbeda bila pemudiknya adalah penggemar sepeda. Alih-alih memilih menggunakan moda transpoasi publik atau kendaraan bermotor, beberapa di antara mereka tetap memilih sepeda sebagai kendaraan untuk pulang kampung. Jarak ratusan kilometer rela ditempuh dengan mengayuh sepeda, demi dapat berlebaran bersama sanak saudara di kampung halaman.
Agus Sepan salah satunya. Mahasiswa Universitas WIdyatama Bandung ini rela menempuh jarak lebih dari 400 kilometer dengan sepeda besi buatan dalam negeri bermerek Federal, demi berlebaran di kampung halaman orang tuanya di Magelang, Daerah Ismewa Yogyakaa.
“Tiap hari kan pulang pergi kuliah pakai sepeda. Setahun sekali nyobainlah bersepeda jauh, mumpung momentumnya pas,” ungkap Agus saat ditemui di Bikepa¢er Shop, Bandung, Kamis (28/07) lalu. Untuk mudik dengan sepeda, Agus yang merupakan salah seorang pengurus bike to campus Bandung ini mengaku dak melakukan persiapan khusus. Dia menuturkan bahwa dirinya
hanya cukup menjaga kondisi badan agar tetap fit. “Enggak ada persiapan yang spesial, cuma lahan biasa saja pake onel, nabung sejak dulu, sama tanya-tanya rute ke peturing yang sudah sering lewat jalur yang sama,” tuturnya.
Perjalanan mudik bersepeda ini merupakan perjalanan mudik peama Agus dengan sepeda. Selain untuk menguji kemampuannya bersepeda jarak jauh, pria yang akf di beberapa gerakan pelestarian lingkungan ini menjadikan faktor lingkungan sebagai alasannya. “Saya kan akf di beberapa gerakan lingkungan, jadi yah naik sepeda sebagai tanda cinta saya pada lingkungan dengan dak bikin polusi,” ujarnya.
sekolah yang tersebar pada berbagai daerah. Contohnya,
Prodi DKV hadir di Universitas Trisakti, Institut Kesenian
Jakarta, Universitas Gunadarma, Universitas Borobudur,
Universitas Widyatama, STISI Telkom, Itenas, Unpas, ITHB,
Unikom, dan lain sebagainya. Seiring dengan tingginya
kebutuhan akan seni & desain pada dunia kerja, maka
hal ini tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri
bagi setiap orang yang mendalami serta menekuni
agar senantiasa mampu berkembang dalam segala
bidang. Dalam konteks era industri kreatif saat ini,
sebagaimana yang terdapat pada 14 item pembahasan,
8 butir diantaranya membahas mengenai DKV baik dari
sisi desainnya maupun sisi interaksi komunikasi secara
visual. Imbasnya yakni mutu lulusan dan peluang dari
program studi/fakultas ini hampir semuanya langsung
diterima bekerja tanpa ada yang menganggur. Hingga
saat ini perusahaan masih membutuhkan tenaga di
bidang animasi mencapai ± 25.000 orang.
Komunita : Bagaimana fakultas/program studi DKV ini
mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi bapak, apakah
ada visi & misi pribadi di dalam pengembangan keilmuan
ini ?
Drs. Indarsyah : Visi maupun misi yang belum tercapai
hingga saat ini adalah membuat pemerintah paham
tentang DKV. Belum satu pun usaha dari pihak pemerintah
dan pihak lainnya yang mampu menempatkan profesi
orang-orang DKV di instansi pendidikan nasional karena
merasa belum memiliki keyakinan yang pasti. Hal inilah
yang selalu menjadi hambatan sehingga didalam konteks
penataan program pendidikannya pun menjadi
terbata-bata dan salah kaprah. Contoh : persyaratan dalam
memasuki atau mendaftar pada sekolah desain masih
belum jelas dibandingkan dengan jurusan lainnya. Di masa
mendatang, seiring dengan era informasi & digitalisasi
– bidang DKV sangat prospektif kemajuannya. Namun
karena kita berada di wilayah Indonesia yang merupakan
negara berkembang maka tingkat kebutuhan akan bidang
ini menjadi sekedar tambahan saja (bisa ditingkat ke-10
diantara bidang penting lainnya). Ilmu desain sebenarnya
suatu bidang keilmuan yang memiliki tingkat kreatiitas
tinggi, sehingga bisa dikatakan ilmu desain ini berada
pada posisi disamping penguasa/raja sebagai pengambil
keputusannya. Beberapa pakar di bidangnya
menyebut-Komunita : Bagaimana pandangan bapak mengenai
Desain Komunikasi Visual (dari awal keberadaannya
hingga muncul sebagai sebuah keilmuan tersendiri) ?
Drs. Indarsyah : Perkembangan keilmuan Desain
Komunikasi Visual (DKV) telah hampir 40 tahun yang lalu
dan hal ini tentunya masih terlalu muda dibandingkan
dengan keilmuan lainnya seperti ekonomi, sipil,
kimia, biologi, matematika. Adapun cikal bakal desain
merupakan keilmuan dari barat “follow function”
yang berarti memiliki bentuk-bentuk fungsi seperti
interior, produk, komunikasi dan lainnya terkait dengan
kegunaannya. Oleh karenanya DKV bisa dikategorikan
pada cabang ilmu dasar komunikasi yang merupakan
salah satu turunan dari anaknya komunikasi visual. Di
Indonesia sendiri, DKV didirikan berkat ilmu yang dibawa
oleh Prof. A.D Pirous dari ITB sepulangnya sekolah dari
Amerika tahun 1972 dengan berbasis pada keilmuan seni
rupa. Sementara subsistem dari ‘rupa’ adalah desain yang
dikaitkan dengan masalah-masalah tertentu, contohnya:
masalah arsitektur & sipil yaitu desain interior, masalah
industri yaitu desain produk, masalah komunikasi yaitu
desain komunikasi visual. Walaupun sebenarnya desain
ini sudah hampir 40 tahun didirikan, jadi memang dapat
digolongkan ilmu yang cukup tua juga. Hanya saja baru
dikembangkan dan ditelaah untuk menjadi sebuah ilmu
pertama kalinya di ITB (Institut Teknologi Bandung). Nama
atau istilah ‘communication visual design (DKV)’ berbasis
pada ‘graphic design (DG)’ yang berkaitan dengan seni
grais (gambar) pada efek cukilan kayu, contohnya Lino.
Komunita : Perkembangan Desain Komunikasi Visual
(DKV) di masa sekarang telah menghilangkan batas antar
negara, bagaimana hal ini bila dikaitkan dengan era
informasi & teknologi ?
Drs. Indarsyah : Pada era informasi dan digitalisasi,
seni grais (graphic art) ini sangat terbantu oleh adanya
berbagai perangkat lunak yang semakin canggih
sebagai alat perang dagang dan komunikasi, begitu
juga dengan berbagai teknologi hardware’nya. Misalnya,
pengembangan komputasi, printer, interface, internet
dan programming-nya sangat mendukung terjadinya era
informasi terkait dengan visual. DKV mempelajari hal-hal
yang bersifat ‘iconic & semiotic’, yakni mengenalkan
ikon-Desain Komunikasi Visual
ILMU MASA DEPAN
ikon dan tanda-tanda sehingga semua orang dengan
mudahnya – mampu mengetahui dan menggunakan
fungsi-fungsi tombol tertentu sesuai tujuan dan
keinginannya. Widyatama saja memerlukan logo sebagai
lambang pada pemakaian katanya yang memiliki ciri
khas tertentu agar mudah diingat orang lain, contohnya
: pemakaian kata “UTama” sebagai ikon Universitas
Widyatama. Hingga saat ini belum ada era yang dapat
menggantikan peranan informasi dan digitalisasi,
bahkan pengembangan berbagai itur dan dunia gadget
malah semakin canggih. Oleh karenanya berbagai media
komunikasi yang dibutuhkan manusia sangat berimplikasi
pada realitas informasi yang dikemas sedemikian rupa
agar dengan mudah dipahami. Berbagai pengembangan
dunia komunikasi mampu diciptakan para teknolog guna
menghasilkan variasi gadget tertentu. Misal : variasi
handphone, variasi smartphone, variasi tab, dan lain
sebagainya.
Komunita : Trend DKV bagi sebuah kemajuan bangsa
di bidang teknologi seperti sekarang ini seperti apa
menurut bapak ?
Drs. Indarsyah : Seni maupun desain dibutuhkan apabila
sebuah negara telah melangkah maju, seiring dengan
semakin berkembangnya teknologi dasar. Jika kebutuhan
akan mengkonsumsi makanan semakin tinggi maka
bidang pertanian yang harus menjawabnya sesuai
dengan ilmu dasar pertanian dan keteknikannya. Contoh,
penerapan teknologi dasar lainnya adalah menghasilkan
energi yang berasal dari sumber aliran air. Hal ini telah
ditemukan para ahli melalui penciptaan alat teknik
penerangan rumah dengan pengembangan energi listrik
dari sumber air yang sedang mengalir.
Komunita : Indonesia adalah negara kaya akan budaya
dan potensi sumber dayanya. Bagaimana peran dan
peluang keprofesian DKV bagi peningkatan seluruh
potensi yang ada agar Indonesia dapat berkembang
maju?
Drs. Indarsyah : Negara ini butuh pemikiran
orang-orang yang konsen di bidang DKV dengan proyeksi
pencapaian ± 50 kali lipat percepatannya. Hingga saat
ini, perkembangan keilmuannya telah menghasilkan 300
ILMU MASA DEPAN
desainer dengan mengkombinasikan sisi komunikasi
agar mampu memahami audience dan hasilnya laku di
pasaran?
Dr. Indarsyah : Seni graphic itu memang harus melalui riset
yang telah diteliti secara mendalam, jadi tanpa riset pun
belum tentu hasil desainnya dapat diterima masyarakat.
Teorinya Prof. Primadi Tabrani menyebutkan bahwa
terdapat 3(tiga) kutub yang mendasari proses riset dari
desain, yakni : Goodness – Correctness – Fitness. Artinya
sesuatu yang bagus itu harus benar, kemudian yang
benar dan bagus harus memiliki keserasian. Berdasarkan
pemahaman teori tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa segala sesuatu yang benar itu belum tentu bagus,
dan yang bagus itu pula belum tentu memiliki kebenaran.
Jadi jangan memaksakan pula jika terdapat barang yang
hebat dan istimewa dapat diterima produknya di mata
masyarakat. Dalam konteks mengelola keilmuan desain
dan seni rupa, semua pihak yang berkepentingan dan
konsen di bidangnya harus lebih strategis lagi dalam
mengeluarkan kebijakan-kebijakannya, meskipun hingga
saat ini negara belum memfasilitasi secara maksimal.
Komunita : Perjalanan panjang dari sebuah keilmuan
desain dan komunikasi yang telah dilalui selama ± 40
tahun tentunya memiliki lika-liku tersendiri. Bagaimana
harapan bapak terhadap perkembangan pendidikan DKV
di Indonesia ?
Drs. Indarsyah : Saya berharap agar kurikulum yang
diajarkannya bisa dirubah sehingga memiliki spesiikasi
dan spesialisasi tersendiri guna mempersiapkan mutu
lulusan yang kompeten dan profesional. Beberapa
pengalaman riset yang pernah saya lakukan bersama
dosen manajemen Universitas Widyatama mengenai
pentingnya ilmu manajemen dalam rangka mensinergikan
hasil-hasil produk desain untuk dikelola secara eisien
agar memiliki nilai guna ekonomis di masyarakat.
Statement terakhir saya menyatakan bahwa ilmu masa
depan berada pada bidang DKV, hal ini tentunya didukung
juga oleh sarana ilmu pengetahuan dan teknologi yang
handal. (abdrjk)
Drs. Indarsyah - Pakar dan Praktisi DKV, dosen FDKV – ITB dan Universitas Widyatama
kan bahwa ilmu ini merupakan ilmu ‘elite’ bagi kalangan
yang memahami secara mendalam dan mengerti akan
makna sebuah seni.
Komunita : Bagaimana tantangan & mutu lulusan
keprofesian DKV dibandingkan dengan jurusan lainnya
yang notabene lebih spesiik dan menjanjikan dalam
meraih peluang untuk bekerja ?
Drs. Indarsyah : Terdapat dua tantangan atau perjuangan
yang harus dijalankan bagi keprofesian di bidang DKV,
yaitu pertama, dengan melakukan pengembangan
ilmunya secara berkesinambungan dan kedua, dengan
membuat orang lain menjadi paham akan keilmuan ini.
Hal ini sebenarnya telah diterapkan dan dilakukan oleh
pendiri Widyatama, yaitu Prof. Koesbandijah (almh.)
dalam rangka mewujudkan pengembangan keilmuan
DKV serta membidani keberadaanya di lingkungan
Universitas Widyatama. Saya sangat mengapresiasi
ibu Prof.Koesbandijah (almh.) yang dengan semangat
dan kegigihannya mampu mendorong, mendukung
dan menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan
guna lahirnya cikal bakal keberadaan Fakultas Desain
Komunikasi Visual.
Komunita : DKV merupakan cabang keilmuan yang
dikatakan ‘elite’. Bagaimana prospek bidang ilmu
desain ini di masa mendatang sehubungan dengan telah
diadakannya studi banding (pembelajaran desain masa
depan) ke negeri Belanda ?
Drs. Indarsyah : studi banding ke negeri Belanda dengan
mempelajari metode kurasi yakni tentang sebuah negara
yang awalnya tidak memiliki apa-apa kemudian menjadi
sesuatu hal baru yang memiliki segala macamnya.
Contohnya, Belanda memiliki semua lukisan ‘Raden
Saleh’, kemudian ribuan anting dari NTT dikoleksi dan
dicatat dalam berbagai museum mereka. Kami semua
beruntung sekali dapat mempelajari dan memahami
makna penting dari kemewahan desain yang merupakan
aset berharga tinggi atau dengan kata lain yakni ‘aset
masa depan adalah asetnya orang lain’. Beragam
perlengkapan dan alat transportasi kuno milik bangsa
Indonesia telah berpindah ke negara lain sehingga jika
ada orang Indonesia yang ingin melihat asal muasal aset
kita, maka harus pergi ke negara lain. Contohnya : sepeda
motor Vespa dan Norton sudah hilang dari Indonesia dan
pindah ke negara Australia (beragam motor kuno yang
dahulunya ada di Indonesia – sekarang telah berpindah
di museum Australia). Kemudian museumnya orang
Indonesia, mulai dari potongan kursi Schumacher yang
merupakan desain arsiteknya Gedung Sate terdapat di
museum negeri Belanda. Memang menurut saya antara
science – art – technology (IPTEK) tidak dapat dipisahkan
dan masing-masing diharapkan untuk saling menghargai
karena saling berkesinambungan.
Komunita : Bagaimana peran DKV di Indonesia dalam
rangka mendorong industri kreatif ?
Drs. Indarsyah : Baru-baru ini saya bersama beberapa
kawan lainnya mendesain sejumlah pasar di Kotamadya
Bandung; baik di Cihapit, di Cihaurgeulis, di Cicadas,
kemudian di Pasar Baru dengan sebutan ‘Pasar Sae’
konsep pasar yang sehat – aman – endah. Pasar
tradisional yang ditingkatkan kualitasnya sehingga
terkesan bersih, aman dan nyaman untuk dimasuki
masyarakat. Contoh lainnya, yaitu pasar tradisional
Depok yang terkesan modern dengan pola interaksi
tawar-menawar harga relatif terjangkau. Adapun konsep
‘Pasar Sae’ yang ingin diterapkan oleh Walikota Bandung
– kang Ridwan Kamil – adalah suatu pasar yang modern,
nyaman dan aman dengan pembagian tingkatnya sebagai
berikut : untuk lantai dasar digunakan sebagai basement
lahan parkir, lantai 1 adalah pasar tradisional semi
modern yang mampu dilewati kendaraan umum, lantai
2 digunakan sebagai pasar untuk kebutuhan sekunder,
seperti toko batik dan perlengkapan lain. Kemudian
lantai berikutnya bisa dipakai sebagai tempat tinggal
(rusunawa). Sehingga konsep pasar tersebut memiliki
konsumen yang tetap (captive market) tanpa harus keluar
dari area tempat tinggal.
Industri kreatif itu – permasalahannya – sangat
kontradiktif dengan industrialisasi, jika pengertian
dari industrialisasi yaitu proses penciptaan/produksi
barang berdasarkan pada jumlah inputnya (1 produksi
menghasilkan 1 barang) sementara kalo industri kreatif
yakni dengan jumlah input tertentu mampu menghasilkan
beragam output yang bersifat unik (1 produksi
menghasilkan banyak barang). Oleh karenanya kita harus
mulai berikir kreatif dengan mencari hal-hal baru yang
ada di sekeliling guna memberikan kemaslahatan bagi
masyarakat.
Komunita : Berdasarkan penjelasan bapak mengenai
kemajuan bidang desain serta semakin bertambahnya
minat dan kebutuhan akan DKV, apakah kira-kira
Indonesia yang kaya budaya ini memiliki potensi untuk
berkembang dan dijadikan kiblat DKV ?
Drs. Indarsyah : Dikarenakan graphic itu memiliki
subsistem yang lumayan banyak, maka tentunya sangat
kompleks dan mendalam untuk dipahami. Di antara
subsistem dari DKV itu sendiri ada 3 pilihan, yakni :
iklan, multimedia dan desain grais. Sementara awal
mula keilmuan graphic ini berasal dari luar negeri yang
notabene sudah sangat advanced (ahli) di bidangnya,
maka masih jauh sekali kalau Indonesia dikatakan
sebagai kiblatnya DKV. Dari sisi teknologi pun banyak
diciptakan dan dihasilkan negara barat, contoh: Amerika,
Jepang, cina, dan lain sebagainya. Paling tidak Indonesia
dapat menciptakan industri kreatif di bidang DKV ini
dengan cara mengantisipasi semua kebutuhan rakyat
guna meningkatkan nilai kekreatiitasannya.
Komunita : Dalam bidang desain terdapat sarana
komunikasi yang merupakan audience setempat.
Bagaimana pandangan bapak terhadap produk dari para
Indarsjah Tirtawidjaja
Visual Communication Designer, As a Lecturer at VCD program in ITB, and starting to be an entrepreneur right now. Anggota KK.KVMM – FSRD ITB.
1976: Kini Perancang Grafis/Logo/Corporate Identity/Branding 1985: Perancang Grafis Paviliun Indonesia – Tsukuba Expo 1987: Job Training di Belanda (Dumbar & Staatsdruken) 1989: Sekretaris Jurusan Desain FSRD ITB
1992: Ketua Jurusan Desain FSRD ITB
1992: Koordinator Pembina PTS Desain (Trisakti/Itenas/Unpas/STISI/STDI/Asesor UNS Solo)
1992: Tim Pendiri FSRD – Itenas (ex officio) 1995: Pendiri Sekolah Desain Grafis Nice – Bandung 1995: Wakil Dekan III FSRD ITB
1998: Ketua Program Studi DKV FSRD ITB
1999: Pendiri Sekolah Tinggi DKV – Universitas Widyatama 1994: Comparative Study di 4 PT di Belanda – atas undangan WVC Netherlands – Jan van Thom (Jan van Eijk/Utrect/Minerva/Scan Design)
2000: Pendiri FSRD – Universitas ARS – Bandung 2001: Penggagas Sekolah Poliseni Yogyakarta 2001: Tim Grafis – Riset Public Building – Singapore 2001: Wakil Dekan II FSRD ITB
2001: Ketua Promosi Ipteks – ITB
2002: Pendiri Graphic Course Shortcut – Bandung 2005: Dekan Fakultas DKV – Universitas Widyatama
2008: Tim Penyusun Kurikulum UPJ – Jakarta
D
esain Komunikasi Visual sebagai
keilmuan dan praktis tidak lepas
dari budaya, karena ciri khas
utama berkaitan dengan media
dan target. Desain Komunikasi Visual/
DKV - ITB yang pemikiran dasarnya
berkaitan dengan teknologi dan industri
selalu berubah dan mengalami pergeseran,
sehingga membuat orang-orang yang
berada didalamnya selalu berfikiran
dinamis. DKV - ITB selalu mengusung
iden-titas bahwa desain yang dihasilkan harus
memiliki ciri dan unsur Indonesia.
Khusus mengenai keilmuan DKV mulai
berkembang di Indonesia karena industri
kreatif mulai tumbuh sehingga dalam
konteks “dagang” maka dengan sendirinya
akan laku dan banyak peminatnya. DKV
memiliki 2 (dua) ciri khas utama yaitu
media dan target yang sangat spesifik.
Semisal kampanye tentang global warming.
Pesan yang disampaikan di setiap negara
akan berbeda. Itulah pembeda antara DKV
sebagai cabang ilmu dasar komunikasi,
dengan desain produk yang dapat
merata-ratakan target sasaran.
Salah satu masalah komunikasi sosial
adalah saat sebuah korporasi yang
memiliki modal memiliki Stasiun Televisi
sehingga gaya dan keinginan serta pola
pandang dan fikir pemilik stasiun televisi
lah yang selalu tampil. Bila secara terus
menerus berulang diterima oleh
orang-orang maka akhirnya dapat merubah
pola fikir para penerima siaran tersebut.
Efek yang ditimbulkan dapat berupa
negatif ataupun positif. Hal inilah yang
membedakan antara DKV dan Desain
komunikasi secara masal yang terkadang
salah sasaran sehingga menimbulkan
dampak yang besar di masyarakat. Oleh
sebab itu dosen yang mengajar di
FRSD-Budaya adalah akar bagi kehidupan masa depan, tidak
berhenti dan dapat dikembangkan serta tidak harus
berulang.
MENJAGA & MENGGALI
BUDAYA, AKAR
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
ITB memiliki dasar keilmuan yang berbeda
semisal dari Psikologi, Komunikasi, Arsitek
dan lainnya sehingga munculah
per-tanyaan mengenai linieritas keilmuan
(saling silang) ilmu yang terlibat dalam
memecahkan masalah diri DKV itu sendiri.
Permasalahan inilah yang terkadang
men-jadi kendala dengan permasalahan
teknis atau aturan pendidikan dengan
DIKTI karena terkadang para dosen disini
yang keilmuannya tidak selaras dengan
DKV. Lebih beratnya lagi bahwa
persepsi-persepsi yang agak melenceng ini terus
dipelihara dan tertanam dalam pola pikir
maupun kebijakan dari pemerintah kita
sendiri yang seakan mengkotak-kotakkan
basis keilmuan.
DKV lahir sekitar 25 tahun yang lalu yang
mengkombinasikan berbagai keilmuan
mulai dari komunikasi, kesenirupaan dan
terus bergeser sesuai perkembangan
teknologi dengan berbagai alat
pendu-kungnya mulai dari alat tulis, cetak sampai
komputer dengan beragam so©ware di
dalamnya. Sehingga sampai saat ini
keil-muan yang berada didalamnya sangat
beragam seperti yang dituturkan di atas.
Kendala lainnya adalah keterbatasan kita
untuk mengejar teknologi yang dipakai
dalam dunia DKV misalnya fotografi yang
memerlukan kamera dengan kualitas dan
teknologi yang mumpuni guna hasil yang
maksimal. Dapat saja kamera yang dipakai
adalah kamera yang biasa digunakan
dengan teknologi yang dulu, tetapi
output-nya akan berbeda dan tidak sesuai dengan
yang diinginkan.
Dari segi kreatifitas sebetulnya penggiat
DKV di Indonesia merupakan salah satu
yang diperhitungkan di dunia. Contohnya,
batik yang sekarang sangat komersil
dengan pangsa pasar sangat besar sampai
tidak dapat terpenuhi sehingga masuk
produk batik dari negara lain untuk
meme-nuhi pasar batik di negara kita.
Sekitar 5 sampai 10 tahun mendatang
diperkirakan dunia DKV akan semakin
meningkat secara global termasuk
Indo-nesia. Apabila tidak kita penuhi kebutuhan
pasarnya maka yang akan mengisinya
adalah orang-orang dari negara lain.
Menyikapi atau mengantisipasi hal
ter-sebut maka wajib untuk meningkatkan
kualitas kesenirupaan bagi SDM
(Sumber-daya Manusia) negeri ini, serta rasa
keper-cayaan diri yang tinggi bahwa kita
memi-liki kualitas yang sangat baik. Selanjutnya
kita juga harus banyak belajar dari negara
lain seperti China, India, Jepang atau
negara-negara yang telah berhasil
mem-pertahankan kebudayaan masalalunya
untuk membangun dunia masa depannya.
Negara-negara yang tetap
mempertahan-Dr. Pindi Setiawan, M.Si
PENDIDIKAN
Doctoral for Art and Design, Institute of Technology Bandung, sandwich program at . Centro Camuno di Studi Preistorici, Valcamonica, Italia, dan Art et Histoire, Universite Tolouse de Mirail, Prancis.
PROFESIONAL
Lecture di Komunikasi Visual , Institut Teknologi Bandung
Lecture di Entrepreneur Kreatif Budaya, Business School , Institut Teknologi Bandung Peneliti untuk Budaya dan Produk Ramah Lingkungan Reseach Centre , Institut Teknologi Bandung
AUTHORSHIP
2012 kegiatan inventarisasi Karst Kalimantan , Kalimantan PPE , Kementrian Lingkungan Hidup
2012 Atlas Karst Sangkulirang – Mangkalihat , Badan Lingkungan Hidup Kutai Timur . 2012 Karst Sangkulirang , Dinas Pariwisata Kutai Timur . ( Inggris dan Indonesia versi ,
dengan Wawan Setiawan ) .
2012 Gambar Kalimantan Prasejarah , Melacak Kisah Yang Hilang ( Perancis, Inggris, versi bahasa Indonesia – dengan Luc Henry Fage dan JM Cazine )
Selected Lecture dan Pembicara Paripurna
2013 C – Creativenesia , INCODA , Konferensi Internasional tentang Indonesia Kreatif, UNTAR Jakarta .2013 , Merupakan Masterpiece of Kalimantrope – Man Genius Kreatif , International Conference 2013 , Sangkulirang Alam dan Warisan Budaya , BPCB Samarinda , Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayan , Le Grandeur , Balikpapan .
2013 The Prehistoric Kalimantan Rock Art , Festival Adi Kriya Kalimantan , Yayasan Lontar , Bentara Budaya Jakarta .
2013 Cara membaca Gambar TEKS Tanpa , Universitas PGRI Adi Buana , Surabaya , Indonesia
2013 Etnonesia : Jasa Desain berfikir , Seminar Nasional , Universitas Soegijopranata , Semarang , Indonesia
2012 Visual Studi : kasus Art Borneo Rock, Indira Gandhi National Centre for Art The , New Delhi , India .
PENELITIAN TERKAIT TRAVEL
2010-2015 Harimau gua , Sumatra , Indonesia , dengan collaboratain Riset Nasional Indonesia . Dana Bank Pembangunan Asia.
2013 Bahasa Visual Ramayana Naskah , Penelitian Inovasi Program , Institut Teknologi Bandung .
2013 Pemukiman di Dayak Punan Lati , BerauCoal , Kalimantan 2011-2013 model komunikasi orang Dayak Basap – di Kalimantan . 2011-2012 Inventarisasi situs yang signifikan di Kawasan Karst Kalimantan PROFESIONAL AWARD
2008 sebagai 12 tahun peneliti untuk Rock Art di Kutai Timur Region, Kutai Timur Region, Republik Indonesia
2008 Sebagai Motivator untuk Guru TK Sekolah Bina Insani, TK, Bina Insani, Bogor 2000 Sebagai tim anggota ROLEX AWARD untuk Luc Henry Fage, Rolex
(kertas, kaleng, meja, barang 3 dimensi)
dan teknik printing atau sablon atau
non screen dan printing seperti animasi.
Intinya, DKV selain proses alih pesan,
tetapi juga proses tukar makna walaupun
terkadang berlebihan. Keterkaitan DKV
dalam hal pendidikan adalah kewajiban
para pengajar menanamkan pemikiran
pada para mahasiswa bahwa mereka
adalah produsen atau pencipta bukan
konsumen atau pemakai. Meskipun tidak
menjadi Entrepreneur tetapi dapat menjadi
pekerja yang inovatif dalam perusahaan
dimana dia bekerja.
(Fe)
*Dr. Pindi Setiawan, M.Si adalah dosen DKV, peneliti, Kepala Perpustakaan Seni dan Desain FSRD-ITB, peneliti untuk Rock Art di Kutai Timur.