BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian
3.1.1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah positivisme dengan metode kuantitatif. Anis Chariri menjabarkan positivisme secara lebih sederhana berdasarkan pendapat Neuman (2003), yaitu suatu pendekatan yang diambil dari ilmu alam yang lebih menekankan kombinasi antara angka dan logika deduktif dengan mengikutsertakan alat-alat kuantitatif dalam mendefinisikan suatu fakta secara obyektif. Penulis memilih pendekatan positivisme karena pada penelitian ini penulis mencoba memecahkan persoalan penelitian dengan didasari dengan teori kemudian membuktikan melalui skala pengukuran terhadap kenyataan yang ada di lapangan.
3.1.2. Jenis Penelitian
Penelitian Eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif yang datanya berupa angka-angka akan digunakan dalam penelitian ini. Dimana jenis penelitian eksplanatori bertujuan untuk menguji suatu hipotesis guna memperkuat bahkan menolak teori atau hipotesis penelitian yang sudah ada sebelumnya.
3.2. Lokasi Penelitian
Peneliti menggunakan SMA Negeri 3 Temanggung, Jl.Mujahidin, Mungseng, Kec.Temanggung, Kabupaten Temanggung sebagai lokasi penelitian, didasarkan atas pertimbangan :
(1) Secara Metodologi:
usia dimana mereka memiliki pandangan yang berbeda serta pengalaman yang berbeda mengenai tayangan acara di televisi. b. Siswa SMA Negeri 3 Temanggung di seluruh kelas, pernah
menonton sinetron Anak Langit yang ditayangkan oleh SCTV lebih dari dua kali.
c. Mayoritas siswa di SMA Negeri 3 Temanggung termasuk golongan yang selalu mengikuti arus perkembangan zaman.
(2) Secara Praktis:
Penulis bertempat tinggal di Perumahan Puri Kencana, Kel. Manding, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung yang tidak jauh dari SMA Negeri 3 Temanggung yang juga merupakan alumni dari SMA Negeri 3 Temanggung, sehingga memudahkan penulis menjalankan penelitian ini dari segi teknis operasional. Disamping itu penulis bebas melakukan kegiatan pra penelitian tanpa harus memenuhi tuntutan yang diberikan oleh pihak sekolah. Penulis juga lebih mudah menjangkau dan berinteraksi dengan para siswa dalam kegiatan pengumpulan data baik itu dalam bentuk wawancara maupun penyebaran kuisioner.
3.3. Unit Analisis dan Unit Amatan
3.3.1. Unit Analisis
Merupakan kepada siapa penelitian ini ditujukan serta siapa yang akan diteliti pada penelitian yang disesuaikan dengan topik yang diteliti. Unit Analisis pada penelitian ini adalah gaya hidup siswa SMA Negeri 3 Temanggung akibat menonton tayangan sinetron Anak Langit.
3.3.2. Unit Amatan
tayangan sinetron Anak Langit kurang lebih 2 kali dalam seminggu.
3.4. Penentuan Populasi dan Sampel
3.4.1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1997 : 57). Populasi yang peneliti gunakan adalah siswa/i yang menonton sinetron Anak Langit. Maka dari itu populasi yang diambil adalah seluruh siswa SMA Negeri 3 Temanggung baik siswa/i kelas X, XI,XII sebanyak 853 siswa.1
3.4.2. Sample dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 118). Dalam penelitian ini penentuan jumlah sample untuk mendapatkan responden adalah dengan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 5%. Peneliti akan mengambil seluruh siswa sebagai sample dengan yang sudah menonton sinetron Anak Langit
selama dua kali dalam satu minggu. Teknik yang digunakan peneliti untuk mengambil sampel adalah teknik purposive. Teknik ini merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pada penelitian ini, sampel yang dipilih adalah siswa/i yang pernah menonton tayangan sinetron Anak Langit sebanyak dua kali dalam satu minggu yaitu 284 siswa.
1
(http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil/e8844801-a6dc-43b6-8449-3.5. Metode Pengumpulan Data
3.5.1 Sumber Data
3.5.1.1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan penyebaran lembar kuisioner kepada responen yaitu seluruh siswa yang diteliti yaitu para siswa SMA Negeri 3 Temanggung dengan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pengaruh tayangan sinetron Anak Langit.
3.5.1.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melaui studi pustaka, jurnal, buku, literatur dan internet yang tersedia untuk mendukung penelitian ini.
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui penyebaran kuesioner. Kuesioner Penelitian untuk mendapatkan data primer. Sedangkan untuk mendapatkan data sekunder adalah dengan cara melalui data yang akan mendukung penelitian ini, berupa data jumlah siswa SMA Negeri 3 Temanggung, profil SMA Negeri 3 Temanggung, serta data lainnya yang akan membantu dalam penelitian ini.
3.6. Desain Penelitian
Gambar 2
Desain Penelitian
Keterangan :
Variabel X : Tayangan Sinetron Anak Langit (Independent) Variabel Y : Gaya Hidup Meniru (Dependent)
Variabel Kontrol : Karakteristik Responden
3.7. Identifikasi Variabel dan Indikator Penelitian
3.7.1. Identifikasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono,2011: 39). Dalam hal ini variabel bebas adalah tayangan sinetron Anak Langit
Y
Gaya Hidup Meniru X
Sinetron Anak Langit
Variabel Kontrol
X1 : Jenis Kelamin
X2 : Uang Saku
X3 : Latar Belakang Orang Tua
terikat adalah variabel yang menjadi akibat dengan adanya variabel bebas (Sugiyono,2011: 40). Variabel terikat dalam hal ini adalah bagaimana pengaruh unsur gaya hidup yang ada pada tayangan sinetron Anak Langit terhadap gaya hidup siswa SMA Negeri 3 Temanggung. Yang terakhir adalah variabel kontrol, yaitu variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Dalam hal ini, variabel kontrol adalah didasarkan pada Karakteristik Responden.
3.7.2. Indikator Penelitian
Indikator variabel bebas X : Indikator tayangan sinetron
Anak Langit menggunakan indikator variabel bebas dalam Jurnal milik Emilio E. Mandagi (2016) dengan judul “Persepsi Tayangan Sinetron Anak Jalanan di RCTI Oleh Masyarakat di Lingkungan 11 Kelurahan Malalayang Kec. Malalayang Kota Manado” indikator yang terkait dalam penelitian ini adalah :
- Waktu Penayangan - Artis/Figur
- Karakter Peran - Stasiun TV
Indikator variabel terikat Y : Indikator tayangan sinetron
Anak Langit menggunakan indikator variabel terikat dalam Skripsi milik Andi Irawan (2017) dengan judul “Pengaruh Sinetron Anak Jalanan Terhadap Perilaku Imitasi Masyarakat (Studi Pada Masyarakat Kelurahan Kampung Baru)” serta skripsi milik Dewi Ika Sari (2013) dengan judul “Pengaruh Tayangan Sinetron Ustad Fotocopy Terhadap Perilaku Sosial Ibu Rumah Tangga” indikator yang terkait dalam penelitian ini adalah :
- Memahami isi cerita sinetron
- Memperhatikan gaya atau style berpakaian tokoh - Memperhatikan gaya dalam berkendara tokoh - Menggunakan bahasa alay
- Memperhatikan gaya bahasa tokoh - Mengikuti gaya berpakaian
- Mengikuti gaya berkendara - Perilaku Prososial yang meliputi :
- Kerjasama
- Menolong sesama - Kejujuran
- Dermawan - Empati
- Taat beribadah - Sopan santun - Berterimakasih
Indikator variabel kontrol pengaruh variabel independen terhadap dependen dilihat dari karakteristik responden, yaitu :
- Jenis Kelamin - Uang Saku
- Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua
3.8. Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala pengukuran Likert. Dimana Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011 : 93).
Bentuk akhir analisis dari Skala Likert meletakkan posisi sikap seseorang kedalam posisi masing-masing respon dengan cara menghitung berapa banyak yang setuju atau tidak setuju pada pernyataan tertentu.2
Tabel 3.1
Skala Likert
Penilaian Skala Likert Nilai
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : Purnomo,2012 : 35
Dalam kategorisasi di atas, jawaban netral pada kuesioner dihilangkan dengan alasan adanya pilihan netral akan membuat responden cenderung memilih jawaban tersebut untuk mencari aman, terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan jawabannya. Selain itu jawaban netral atau ragu-ragu seringkali mengandung jawaban yang ambivalen atau mendua, yang artinya positif iya, negatif pun iya, sehingga tidak digunakan dalam penelitian ini. “Penghilangan nilai netral ini juga dimaksudkan agar skala pengukuran lebih simtrikal yaitu jenjang ke arah yang positif sama banyaknya dengan jenjang ke arah yang negatif” (Azwar, 2007 : 33).
3.9. Hubungan Antara Variabel Penelitian, Indikator Penelitian, dan Skala
Pengukuran
Tabel 3.2
Hubungan Antar Variabel Penelitian, Indikator Penelitian, dan Skala
Pengukuran
Takrif
Variabel
Indikator Item Instrument Skala
Penguk
uran
Favorable Unfavorable
menonto
n
tayangan
sinetron
Anak
Langit
menonton
televisi
Seberapa sering responden
menonton televisi
menonton sinetron di televisi Saya
menonton sinetron di televisi 3-4 kali dalam seminggu Saya
menonton sinetron di televisi 1-2 kali dalam seminggu Saya
menonton sinetron di televisi setiap hari
pernah menonton sinetron
Durasi menonton
tayangan
sinetron :
Lamanya responden menonton
tayangan Anak Langit
Ordinal
Hal-hal yang
dilihat :
Saya
menonton
Tayangan sinetron yang
menampilkan artis terkenal,
menujukkan karakter artis pada pemeran, tayang pada stasiun televisi favorit, dan tayang pada jam prime time.
sinetron Anak Langit karena ada artis idola Saya tertarik
menonton sinetron Anak Langit karena tertarik dengan karakter tokoh sinetron
Saya
menonton karena tayang pada stasiun televisi favorit Saya
menonton sinetron Anak Langit karena tayang pada jam prime time
(jam santai) Indikator
gaya
hidup
imitasi
Menonton
karena ingin
memahami isi
cerita sinetron
Isi cerita sinetron yang menarik dapat
menumbuhkan
Saya menonton tayangan sinetron Anak Langit karena penasaran dengan ceritanya
Saya menonton sinetron Anak Langit karena saya menyukai semua
tayangan sinetron
minat menonton terhadap tayangan sinetron
Memperhatikan
perilaku tokoh
sinetron
Perilaku tokoh sinetron dapat menarik minat penonton untuk menonton
sinetron
Saya menonton karena mengidolaka n salah satu atau
beberapa tokoh Saya menonton karena pemerannya pintar dalam berakting Saya menonton Anak Langit karena ada perilaku tokoh yang sejalan dengan perilaku saya
Saya menonton dan
mengidolakan tokoh
meskipun perilakunya tidak sejalan dengan
perilaku saya Saya menonton dan tidak mempedulikan tokoh pintar atau tidak dalam
berakting
Memperhatikan
gaya atau style
berpakaian
tokoh
Gaya berpakaian tokoh yang mengikuti
perkembangan zaman dapat mempersuasif penonton untuk menonton
sinetron
Saya menonton sinetron Anak Langit karena
tertarik dengan gaya dan cara berpakaian tokoh yang kekinian Saya menonton sinetron Anak Langit karena
tertarik dengan
fashion yang tokoh
gunakan (Jaket, baju, celana, sepatu, aksesoris lainnya)
Saya menonton sinetron Anak Langit dan cuek dengan bagaimana gaya, cara berpakaian dan apa fashion
yang tokoh gunakan
Ordinal
Mengikuti gaya
dan cara
berpakaian
Saya lebih
tokoh karena
menonton
sinetron
Setiap individu selalu memiliki keinginan untuk berpenampilan menarik dan tentunya yang mengikuti
perkembangan zaman seperti penampilan para figur terkenal. Biasanya individu seperti ini semakin bangga ketika
penampilannya mengikuti zaman.
berpakaian saya sama seperti cara berpakaian tokoh
sinetron yang kekinian
bermerk seperti yang digunakan tokoh sinetron (Jaket, baju, celana, sepatu, aksesoris lainnya) Kepercayaan diri saya tumbuh ketika saya memiliki gaya/model
berpakaian saya sendiri Tidak
menggunakan
fashion
bermerk dan kekinian (Jaket, baju, celana, sepatu,
aksesoris lainnya) seperti yang digunakan oleh tokoh tidak
mempengaruhi rasa percaya diri saya
Demi menyerupai tokoh Anak Langit, saya berusaha
membeli
fashion yang tidak bermerk namun
menyerupai apa yang tokoh gunakan
rambut menyerupai gaya/model rambut tokoh sinetron Anak Langit
percaya diri dengan
gaya/model rambut saya sendiri
Memperhatikan
gaya berkendara
tokoh
Kemampuan berkendara tokoh dalam sinetron dapat
mempersuasif penonton untuk menonton
sinetron karena kemampuan para tokoh dalam berkendara
Saya menonton sinetron Anak Langit karena
tertarik dengan kemampuan tokoh dalam berkendara.
Saya menonton dan cuek dengan gaya berkendara tokoh.
Ordinal
Mengikuti gaya
berkendara yang
dilakukan tokoh
sinetron :
Individu melakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan tokoh sinetron untuk menambah
Saya percaya diri apabila dapat
memacu kendaraan saya dengan kencang Saya lebih percaya diri ketika saya
Saya lebih suka berkendara dengan hati-hati
Tidak
menggunakan motor seperti yang tokoh sinetron Anak Langit gunakan
rasa percaya diri khususnya dalam hal berkendara
memiliki motor seperti motor yang tokoh
gunakan Saya lebih percaya diri apabila saya dapat
memodifikas i motor saya seperti motor yang tokoh gunakan Saya lebih percaya diri apabila dalam berkendara saya tidak mentaati peraturan lalu lintas (Tidak
menggunaka n helm, tidak menggunaka n spion, menerobos lampu
tidak
mempengaruhi rasa percaya diri saya
Saya lebih suka motor dengan kelengkapan orisinil Dalam berkendara saya lebih suka taat pada peraturan lalu lintas
Tidak membentuk club motor dan melakukan
rambu-rambu lalu lintas) Dengan mengikuti kegiatan
touring atau berkendara secara berkelompok dapat
menambah rasa percaya diri saya Membentuk club motor yang berjenis sama dengan motor saya dapat
menambah tingkat percaya diri saya
Memperhatikan
gaya bahasa
tokoh sinetron
Gaya bahasa dalam sinetron pada dasarnya merupakan gaya
Saya menonton Anak Langit karena
bahasa kekiniannya membuat
Saya menonton Anak Langit tapi cuek dengan gaya bahasanya yang kekinian
bahasa baru dan kekinian, yang dapat
mempersuasif penonton untuk menonton
sinetron
saya tertarik
Menggunakan
bahasa alay atau
kekinian
Individu melakukan kegiatan-kegiatan khususnya cara berkomunikasi yang dilakukan oleh tokoh sinetron untuk menambah rasa percaya diri
Setelah menonton Anak Langit saya
menggunaka n bahasa kekiniannya dalam keseharian saya
Saya lebih suka menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam
berkomunikasi Saya lebih nyaman dengan gaya bahasa tersendiri dalam
berkomunikasi
Ordinal
Berperila
ku Positif
Tayangan
Kerjasama
Bagaimana perilaku
Sinetron Anak Langit memberikan
Saya cuek apabila ada kegiatan kerja
tidak
selamanya
memberi
dampak
negatif
terhadap
penontonn
ya, namun
juga
memberi
dampak
yang
positif
yang
diukur
melalui
indikator :
1.Kerja
Sama
5.Empati
6.Taat
Beribadah
7.Sopan
Santun
8.Berterim
akasih
kerjasama yang dilakukan oleh siswa/i
Menolong
Bagaimana
perilaku tolong menolong yang dilakukan siswa/i
contoh perilaku kerjasama Sinetron Anak Langit mengajarkan pentingnya bermusyawar ah
Setelah menonton Sinetron Anak Langit saya sering mengikuti kerja bakti dan suka bekerjasama dimanapun saya berada
Anak Langit memberikan inspirasi dalam hal
tolong-menolong Saya berusaha
bakti dan musyawarah
Saya menolong orang lain apabila saya juga ditolong oleh mereka
Kejujuran
Bagaimana
perilaku kejujuran yang dilakukan oleh siswa/i
tidak
mengharapka n imbalan ketika saya menolong orang lain
Anak Langit memberikan contoh betapa pentingnya bersikap jujur Saya berusaha menjaga perkataan saya supaya tidak
menyinggun g perasaan orang lain Apabila saya ngobrol dengan orang lain, saya berusaha berbicara sesuai
Saya sering menyinggung perasaan orang lain dengan perkataan saya yang ceplas-ceplos
Saya sering menggosip dengan teman atau orang lain
Dermawan
Bagaimana perilaku
dermawan yang dilakukan oleh siswa/i
dengan kenyataan
Sinetron Anak Langit mengajarkan apa arti sebuah perilaku dermawan Setelah menonton sinetron Anak Langit saya
terdorong untuk membantu sesama umat beragama Saya sering memberi sedekah untuk orang lain
Saya sering memberikan bantuan terhadap sesama
Jika kebutuhan saya
meningkat, saya jarang untuk
bersedekah Saay saya mengalami kesulitan saya tidak
memberikan bantuan untuk orang lain
Empati
Bagaimana
perilaku saling peduli yang dilakukan oleh siswa/i
Taat Beribadah
Bagaimana
perilaku taat beribadah yang dilakukan oleh siswa/i
Anak Langit mengajarkan berperilaku saling peduli Saya selalu menghibur teman atau orang lain yang sedang bersedih atau berduka Saya selalu peduli
terhadap sesama
Anak Langit mengajarkan betapa pentingnya beribadah Saya selalu taat saat jam ibadah tiba Saya selalu mengikuti kegiatan keagamaan
Saya selalu bersikap acuh terhadap teman atau orang lain yang sedang bersedih atau berduka
Saya selalu cuek terhadap keadaan teman atau orang lain
Saya memilih kegiatan hal dan kegiatan lain saat jam ibadah tiba Saya lebih mementingkan kegiatan lainnya daripada mengikuti kegiatan keagamaan
Ordinal
Sopan Santun
Bagaimana
perilaku sopan santun yang dilakukan oleh siswa/i
Sinetron Anak Langit memberikan contoh untuk berperilaku sopan santun Saya selalu mengatakan permisi ketika berjalan melewati orang lain Saya selalu meminta izin apabila saya akan
meminjam barang milik teman atau orang lain Saya selalu berbicara dengan baik kepada guru, orang tua, orang lain yang belum
Saya cuek ketika sedang berjalan
melewati orang lain Saya tidak segan
meminjam barang milik siapapun tanpa izin
Saya berbicara seenaknya dengan siapapun dengan gaya bahasa saya
Berterimakasih
Bagaimana perilaku berterimakasih yang dilakukan oleh siswa/i
saya kenal dan lebih tua dari saya
Anak Langit mengajarkan betapa pentingnya berterimakasi h
Saya selalu mengucapka n terimakasih ketika saya diberi
sesuatu oleh orang lain Ketika saya ditolong dan dibantu, saya selalu
mengucapka n terimakasih Saya
mengucapka n terimakasih ketika saya mengembalik an sesuatu yang telah
Saya cuek ketika teman atau orang lain memberikan sesuatu untuk saya
Saya pergi begitu saja setelah saya mendapat pertolongan atau bantuan Saya memilih acuh dan tidak berterimakasih setelah
mengembalika n sesuatu yang telah saya pinjam
saya pinjam
Variabel
Kontrol
Jenis kelamin Nominal
Uang saku Rasio
Latar Belakang
Pekerjaan Orang
Tua
Nominal
Pendapatan
Orang Tua
Rasio
3.10. Teknik Analisis Data
3.10.1. Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2003:11) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independen). Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mendiskripsikan karakteristik variabel.
3.10.2. Regresi Sederhana
Menurut Sugiyono dakan Purnomo (2014:133) analisis ini digunakan oleh peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila ada satu variabel independen sebagai prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Persamaan yang diperoleh dari regresi sederhana adalah :
Dimana :
Y = Variabel dependen yang diprediksi
X = Variabel independen yang mempunyai nilai tertentu A = nilai intercept (konstan) atau harga Y bila X = 0
b = koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Dimana bila b (+) maka terjadi kenaikan, dan bila b (-) maka terjadi penurunan
nilai a dihitung dengan rumus : a = Σ y (Σx2) –Σx Σxy
n Σx2 –(Σx)2 nilai b dihitung dengan rumus :
b = n Σxy –Σx Σxy
n Σx2 –(Σx)2
3.10.3 Analisis Tabulasi Sederhana
Dalam analisis tabulasi sederhna, data yang diperoleh diolah kebentuk persentase. (Durianto, 2003:96)
fi
P = x 100% Σ fi
Dimana :
P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu
fi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu Σ fi = Banyaknya jumlah responden
3.11. Uji Validitas dan Reliabilitas
3.11.1. Uji Validitas
cermat alat ukur tes melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1997:120). Uji Validitas ini menggunakan rumus Pearson yaitu :
rxy = n (Σxy) –(Σxy) (Σy)
√ {n (Σx2) –(Σx2)} {n (Σy2) –(Σy2)}
rxy : Koefisien korelasi antara x dan y
x : Nilai variable bebas atau antara (preditor y) y : Nilai variable terikat
Σxy : Jumlah product dari x dan y
Kriteria dalam pemilihan item dinyatakan valid atau tidak valid, dinyatakan berdasarkan korelasi item total dengan menggunakan batasan r-hasil > r-tabel.
a) Valid jika r-hasil positif dan > r-tabel (rxy > 0,3) b) Tidak valid jika r-hasil < r-tabel (rxy < 0,3)
c) r-tabel diperoleh dari df = N-2 = 30 (0,361 dengan taraf signifikansi 5%.
Tabel 3.3
Rangkuman Uji Validitas Instrumen
Takrif Variabel
Indikator Item Instrument
R Skor item terhadap Skor Total
r-Tabel (r-kritis)
Keterangan
Hal-hal yang dilihat :
1. Saya menonton sinetron Anak Langit karena ada artis idola
0,262 0,361 Tidak Valid
Indikator gaya hidup imitasi
2. Saya tertarik menonton sinetron Anak Langit karena
dengan karakter tokoh sinetron 3. Saya
menonton karena tayang pada stasiun televisi favorit
0,308 0,361 Tidak Valid
4. Saya menonton sinetron Anak Langit karena tayang pada jam prime time (jam santai)
-180 0,361 Tidak Valid
Menonton karena ingin memahami isi cerita sinetron
5. Saya menonton tayangan sinetron Anak Langit karena penasaran dengan ceritanya
0,722 0,361 Valid
6. Saya menonton sinetron Anak Langit karena saya
menyukai semua tayangan sinetron
-287 0,361 Tidak Valid
Memperhatikan perilaku tokoh sinetron
7. Saya menonton karena mengidolaka n salah satu atau beberapa tokoh
-055 0,361 Tidak Valid
8. Saya menonton karena pemerannya pintar dalam
9. Saya menonton Anak Langit karena ada perilaku tokoh yang sejalan dengan perilaku saya
0,403 0,361 Valid
10.Saya menonton dan
mengidolaka n tokoh meskipun perilakunya tidak sejalan dengan perilaku saya
-158 0,361 Tidak Valid
11.Saya menonton dan tidak mempedulika n tokoh pintar atau tidak dalam berakting
-261 0,361 Tidak Valid
Memperhatikan gaya atau style berpakaian tokoh
12.Saya menonton sinetron Anak Langit karena tertarik dengan gaya dan cara berpakaian tokoh yang kekinian
0,357 0,361 Valid
13.Saya menonton sinetron Anak Langit karena tertarik dengan
fashion yang tokoh gunakan
celana, sepatu, aksesoris lainnya) 14.Saya
menonton sinetron Anak Langit dan cuek dengan bagaimana gaya, cara berpakaian dan apa
fashion yang tokoh gunakan
0,089 0,361 Tidak Valid
Mengikuti gaya dan cara berpakaian tokoh
15.Saya lebih percaya diri apabila cara berpakaian saya sama seperti cara berpakaian tokoh sinetron yang kekinian
0,470 0,361 Valid
16.Saya lebih percaya diri apabila saya dapat membeli dan menggunakan
fashion
bermerk seperti yang digunakan tokoh sinetron (Jaket, baju, celana, sepatu, aksesoris lainnya)
0,424 0,361 Valid
17.Kepercayaan diri saya tumbuh ketika saya
gaya/model rambut menyerupai gaya/model rambut tokoh sinetron Anak Langit 18.Saya lebih
percaya diri dengan cara berpakaian saya sendiri
0,636 0,361 Valid
19.Tidak membeli
fashion
bermerk seperti yang tokoh gunakan tidak bermasalah untuk saya
0,386 0,361 Valid
20.Demi menyerupai tokoh Anak Langit, saya berusaha membeli
fashion yang tidak bermerk namun menyerupai apa yang tokoh gunakan
-274 0,361 Tidak Valid
21.Saya lebih percaya diri dengan gaya/model rambut saya sendiri
0,547 0,361 Valid
Memperhatikan gaya
berkendara tokoh
22.Saya menonton sinetron Anak Langit karena tertarik dengan kemampuan
berkendara 23.Saya
menonton dan cuek dengan gaya berkendara tokoh.
-075 0,361 Tidak Valid
Mengikuti gaya berkendara yang dilakukan tokoh sinetron
24.Saya percaya diri apabila dapat memacu kendaraan saya dengan kencang
0,073 0,361 Tidak Valid
25.Saya lebih percaya diri ketika saya memiliki motor seperti motor yang tokoh gunakan
0,339 0,361 Valid
26.Saya lebih percaya diri apabila saya dapat memodifikasi motor saya seperti motor yang tokoh gunakan
0,330 0,361 Valid
27.Saya lebih percaya diri apabila dalam berkendara saya tidak mentaati peraturan lalu lintas (Tidak menggunakan helm, tidak menggunakan spion, menerobos lampu rambu-rambu lalu lintas
mengikuti kegiatan
touring atau berkendara secara berkelompok dapat menambah rasa percaya diri saya 29.Membentuk
club motor yang berjenis sama dengan motor saya dapat menambah tingkat percaya diri saya
0,298 0,361 Tidak Valid
30.Saya lebih suka berkendara dengan hati-hati
0,533 0,361 Valid
31.Tidak menggunakan motor seperti yang tokoh sinetron Anak Langit gunakan tidak mempengaru hi rasa percaya diri saya
0,402 0,361 Valid
32.Saya lebih suka motor dengan kelengkapan orisinil
0,743 0,361 Valid
33.Dalam berkendara saya lebih suka taat pada
peraturan lalu
34.Tidak membentuk club motor dan melakukan
touring tidak mempengaru hi rasa percaya diri saya
0,596 0,361 Valid
Memperhatikan gaya bahasa tokoh sinetron
35.Saya menonton Anak Langit karena bahasa kekiniannya membuat saya tertarik
0,527 0,361 Valid
36.Saya menonton Anak Langit tapi cuek dengan gaya bahasanya yang kekinian
0,453 0,361 Valid
Menggunakan bahasa alay atau kekinian
37.Setelah menonton Anak Langit saya
menggunakan bahasa kekiniannya dalam keseharian saya
0,511 0,361 Valid
38.Saya lebih percaya diri apabila saya menggunakan bahasa kekinian ala Anak Langit dalam saya berkomunika si
0,516 0,361 Valid
39.Saya lebih suka
menggunakan
baik dan benar dalam berkomunika si
40.Saya lebih nyaman dengan gaya bahasa tersendiri dalam berkomunika si
0,612 0,361 Valid
Kerjasama 41.Sinetron Anak Langit memberikan contoh perilaku kerjasama
0,923 0,361 Valid
42.Sinetron Anak Langit mengajarkan pentingnya bermusyawar ah
0,932 0,361 Valid
43.Setelah menonton Sinetron Anak Langit saya sering mengikuti kerja bakti dan suka bekerjasama dimanapun saya berada
0,759 0,361 Valid
44.Saya cuek apabila ada kegiatan kerja bakti dan musyawarah
0,864 0,361 Valid
Menolong sesama
45.Anak Langit memberikan inspirasi dalam hal tolong-menolong
0,936 0,361 Valid
tidak mengharapka n imbalan ketika saya menolong orang lain 47.Saya
menolong orang lain apabila saya juga ditolong oleh mereka
0,713 0,361 Valid
Kejujuran 48.Anak Langit memberikan contoh betapa pentingnya bersikap jujur
0,900 0,361 Valid
49.Saya berusaha menjaga perkataan saya supaya tidak
menyinggung perasaan orang lain
0,712 0,361 Valid
50.Apabila saya ngobrol dengan orang lain, saya berusaha berbicara sesuai dengan kenyataan
0,526 0,361 Valid
51.Saya sering menyinggung perasaan orang lain dengan perkataan saya yang ceplas-ceplos
0,615 0,361 Valid
52.Saya sering menggosip dengan teman atau orang lain
Anak Langit mengajarkan apa arti sebuah perilaku dermawan 54.Setelah
menonton sinetron Anak Langit saya terdorong untuk membantu sesama umat beragama
0,769 0,361 Valid
55.Saya sering memberi sedekah untuk orang lain
0,163 0,361 Tidak Valid
56.Saya sering memberikan bantuan terhadap sesama
0,493 0,361 Valid
57.Jika kebutuhan saya meningkat, saya jarang untuk bersedekah
0,831 0,361 Valid
58.Saat saya mengalami kesulitan saya tidak
memberikan bantuan untuk orang lain
0,610 0,361 Valid
Empati 59.Anak Langit
mengajarkan berperilaku saling peduli
0,836 0,361 Valid
60.Saya selalu menghibur teman atau
yang sedang bersedih atau berduka 61.Saya selalu
peduli terhadap sesama
0,764 0,361 Valid
62.Saya selalu bersikap acuh terhadap teman atau orang lain yang sedang bersedih atau berduka
0,947 0,361 Valid
63.Saya selalu cuek terhadap keadaan teman atau orang lain
0,835 0,361 Valid
Taat beribadah 64.Anak Langit mengajarkan betapa pentingnya beribadah
0,390 0,361 Valid
65.Saya selalu taat saat jam ibadah tiba
0,246 0,361 Tidak Valid
66.Saya selalu mengikuti kegiatan keagamaan
0,764 0,361 Valid
67.Saya memilih kegiatan hal dan kegiatan lain saat jam ibadah tiba
0,518 0,361 Valid
68.Saya lebih mementingka n kegiatan lainnya daripada mengikuti kegiatan keagamaan
0,255 0,361 Tidak Valid
Sopan santun 69.Sinetron Anak Langit
contoh untuk berperilaku sopan santun 70.Saya selalu
mengatakan permisi ketika berjalan melewati orang lain
0,764 0,361 Valid
71.Saya selalu meminta izin apabila saya akan meminjam barang milik teman atau orang lain
0,794 0,361 Valid
72.Saya selalu berbicara dengan baik kepada guru, orang tua, orang lain yang belum saya kenal dan lebih tua dari saya
0,715 0,361 Valid
73.Saya cuek ketika sedang berjalan melewati orang lain
0,864 0,361 Valid
74.Saya tidak segan meminjam barang milik siapapun tanpa izin
0,741 0,361 Valid
75.Saya berbicara seenaknya dengan siapapun dengan gaya bahasa saya
0,782 0,361 Valid
betapa pentingnya berterimakasi h
77.Saya selalu mengucapkan terimakasih ketika saya diberi sesuatu oleh orang lain
0,653 0,361 Valid
78.Ketika saya ditolong dan dibantu, saya selalu mengucapkan terimakasih
0,765 0,361 Valid
79.Saya
mengucapkan terimakasih ketika saya mengembalik an sesuatu yang telah saya pinjam
0,794 0,361 Valid
80.Saya cuek ketika teman atau orang lain
memberikan sesuatu untuk saya
0,929 0,361 Valid
81.Saya pergi begitu saja setelah saya mendapat pertolongan atau bantuan
0,666 0,361 Valid
82.Saya memilih acuh dan tidak berterimakasi h setelah mengembalik an sesuatu yang telah saya pinjam
3.11.2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas pun merupakan proses untuk mengukur butir atau ite, suatu instrument. Instrument dikatakan reliable (andal) apabila pertanyaan konsisten atau stabil. Uji Reliabilitas ini menggunakan rumus Alpha Chronbach (α). Dengan kriteria alat ukur (instrumen) dinyatakan reliabel jika alpha cronbach > r-tabel dan jika alpha crobach < r-tabel maka dinyatakan tidak reliabel.
S12 + S22 α = 2 1 -
Sx2
α : Koefisien reliabilitas alpha
S12 dan S22 : Varian skor belahan 1 dan varian skor belahan 2 Sx2 : Varian skor skala
Untuk pengambilan keputusan tentang reliable adalah sebagai berikut :
a) r-hasil positif dan r-hasil > r-table, dikatakan reliable
b) r-hasil tidak positif, r-hasil < r-table, dikatakan tidak reliable c) r-table diperoleh dari df = N-2 = 30 (0,361 dengan taraf signifikansi 5%)
Tabel 3.4 Uji Realibilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items