• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1.2. Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Efek Tontonan Sinetron Anak Langit terhadap Gaya Hidup Imitasi Siswa SMA N 3 Temanggung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "3.1.2. Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Efek Tontonan Sinetron Anak Langit terhadap Gaya Hidup Imitasi Siswa SMA N 3 Temanggung"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

3.1.1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah positivisme dengan metode kuantitatif. Anis Chariri menjabarkan positivisme secara lebih sederhana berdasarkan pendapat Neuman (2003), yaitu suatu pendekatan yang diambil dari ilmu alam yang lebih menekankan kombinasi antara angka dan logika deduktif dengan mengikutsertakan alat-alat kuantitatif dalam mendefinisikan suatu fakta secara obyektif. Penulis memilih pendekatan positivisme karena pada penelitian ini penulis mencoba memecahkan persoalan penelitian dengan didasari dengan teori kemudian membuktikan melalui skala pengukuran terhadap kenyataan yang ada di lapangan.

3.1.2. Jenis Penelitian

Penelitian Eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif yang datanya berupa angka-angka akan digunakan dalam penelitian ini. Dimana jenis penelitian eksplanatori bertujuan untuk menguji suatu hipotesis guna memperkuat bahkan menolak teori atau hipotesis penelitian yang sudah ada sebelumnya.

3.2. Lokasi Penelitian

Peneliti menggunakan SMA Negeri 3 Temanggung, Jl.Mujahidin, Mungseng, Kec.Temanggung, Kabupaten Temanggung sebagai lokasi penelitian, didasarkan atas pertimbangan :

(1) Secara Metodologi:

(2)

usia dimana mereka memiliki pandangan yang berbeda serta pengalaman yang berbeda mengenai tayangan acara di televisi. b. Siswa SMA Negeri 3 Temanggung di seluruh kelas, pernah

menonton sinetron Anak Langit yang ditayangkan oleh SCTV lebih dari dua kali.

c. Mayoritas siswa di SMA Negeri 3 Temanggung termasuk golongan yang selalu mengikuti arus perkembangan zaman.

(2) Secara Praktis:

Penulis bertempat tinggal di Perumahan Puri Kencana, Kel. Manding, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung yang tidak jauh dari SMA Negeri 3 Temanggung yang juga merupakan alumni dari SMA Negeri 3 Temanggung, sehingga memudahkan penulis menjalankan penelitian ini dari segi teknis operasional. Disamping itu penulis bebas melakukan kegiatan pra penelitian tanpa harus memenuhi tuntutan yang diberikan oleh pihak sekolah. Penulis juga lebih mudah menjangkau dan berinteraksi dengan para siswa dalam kegiatan pengumpulan data baik itu dalam bentuk wawancara maupun penyebaran kuisioner.

3.3. Unit Analisis dan Unit Amatan

3.3.1. Unit Analisis

Merupakan kepada siapa penelitian ini ditujukan serta siapa yang akan diteliti pada penelitian yang disesuaikan dengan topik yang diteliti. Unit Analisis pada penelitian ini adalah gaya hidup siswa SMA Negeri 3 Temanggung akibat menonton tayangan sinetron Anak Langit.

3.3.2. Unit Amatan

(3)

tayangan sinetron Anak Langit kurang lebih 2 kali dalam seminggu.

3.4. Penentuan Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1997 : 57). Populasi yang peneliti gunakan adalah siswa/i yang menonton sinetron Anak Langit. Maka dari itu populasi yang diambil adalah seluruh siswa SMA Negeri 3 Temanggung baik siswa/i kelas X, XI,XII sebanyak 853 siswa.1

3.4.2. Sample dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 118). Dalam penelitian ini penentuan jumlah sample untuk mendapatkan responden adalah dengan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 5%. Peneliti akan mengambil seluruh siswa sebagai sample dengan yang sudah menonton sinetron Anak Langit

selama dua kali dalam satu minggu. Teknik yang digunakan peneliti untuk mengambil sampel adalah teknik purposive. Teknik ini merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pada penelitian ini, sampel yang dipilih adalah siswa/i yang pernah menonton tayangan sinetron Anak Langit sebanyak dua kali dalam satu minggu yaitu 284 siswa.

1

(4)

(http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil/e8844801-a6dc-43b6-8449-3.5. Metode Pengumpulan Data

3.5.1 Sumber Data

3.5.1.1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan penyebaran lembar kuisioner kepada responen yaitu seluruh siswa yang diteliti yaitu para siswa SMA Negeri 3 Temanggung dengan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pengaruh tayangan sinetron Anak Langit.

3.5.1.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melaui studi pustaka, jurnal, buku, literatur dan internet yang tersedia untuk mendukung penelitian ini.

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui penyebaran kuesioner. Kuesioner Penelitian untuk mendapatkan data primer. Sedangkan untuk mendapatkan data sekunder adalah dengan cara melalui data yang akan mendukung penelitian ini, berupa data jumlah siswa SMA Negeri 3 Temanggung, profil SMA Negeri 3 Temanggung, serta data lainnya yang akan membantu dalam penelitian ini.

(5)

3.6. Desain Penelitian

Gambar 2

Desain Penelitian

Keterangan :

Variabel X : Tayangan Sinetron Anak Langit (Independent) Variabel Y : Gaya Hidup Meniru (Dependent)

Variabel Kontrol : Karakteristik Responden

3.7. Identifikasi Variabel dan Indikator Penelitian

3.7.1. Identifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono,2011: 39). Dalam hal ini variabel bebas adalah tayangan sinetron Anak Langit

Y

Gaya Hidup Meniru X

Sinetron Anak Langit

Variabel Kontrol

X1 : Jenis Kelamin

X2 : Uang Saku

X3 : Latar Belakang Orang Tua

(6)

terikat adalah variabel yang menjadi akibat dengan adanya variabel bebas (Sugiyono,2011: 40). Variabel terikat dalam hal ini adalah bagaimana pengaruh unsur gaya hidup yang ada pada tayangan sinetron Anak Langit terhadap gaya hidup siswa SMA Negeri 3 Temanggung. Yang terakhir adalah variabel kontrol, yaitu variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Dalam hal ini, variabel kontrol adalah didasarkan pada Karakteristik Responden.

3.7.2. Indikator Penelitian

Indikator variabel bebas X : Indikator tayangan sinetron

Anak Langit menggunakan indikator variabel bebas dalam Jurnal milik Emilio E. Mandagi (2016) dengan judul “Persepsi Tayangan Sinetron Anak Jalanan di RCTI Oleh Masyarakat di Lingkungan 11 Kelurahan Malalayang Kec. Malalayang Kota Manado” indikator yang terkait dalam penelitian ini adalah :

- Waktu Penayangan - Artis/Figur

- Karakter Peran - Stasiun TV

Indikator variabel terikat Y : Indikator tayangan sinetron

Anak Langit menggunakan indikator variabel terikat dalam Skripsi milik Andi Irawan (2017) dengan judul “Pengaruh Sinetron Anak Jalanan Terhadap Perilaku Imitasi Masyarakat (Studi Pada Masyarakat Kelurahan Kampung Baru)” serta skripsi milik Dewi Ika Sari (2013) dengan judul “Pengaruh Tayangan Sinetron Ustad Fotocopy Terhadap Perilaku Sosial Ibu Rumah Tangga” indikator yang terkait dalam penelitian ini adalah :

- Memahami isi cerita sinetron

(7)

- Memperhatikan gaya atau style berpakaian tokoh - Memperhatikan gaya dalam berkendara tokoh - Menggunakan bahasa alay

- Memperhatikan gaya bahasa tokoh - Mengikuti gaya berpakaian

- Mengikuti gaya berkendara - Perilaku Prososial yang meliputi :

- Kerjasama

- Menolong sesama - Kejujuran

- Dermawan - Empati

- Taat beribadah - Sopan santun - Berterimakasih

Indikator variabel kontrol pengaruh variabel independen terhadap dependen dilihat dari karakteristik responden, yaitu :

- Jenis Kelamin - Uang Saku

- Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua

3.8. Skala Pengukuran

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala pengukuran Likert. Dimana Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011 : 93).

Bentuk akhir analisis dari Skala Likert meletakkan posisi sikap seseorang kedalam posisi masing-masing respon dengan cara menghitung berapa banyak yang setuju atau tidak setuju pada pernyataan tertentu.2

(8)

Tabel 3.1

Skala Likert

Penilaian Skala Likert Nilai

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Purnomo,2012 : 35

Dalam kategorisasi di atas, jawaban netral pada kuesioner dihilangkan dengan alasan adanya pilihan netral akan membuat responden cenderung memilih jawaban tersebut untuk mencari aman, terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan jawabannya. Selain itu jawaban netral atau ragu-ragu seringkali mengandung jawaban yang ambivalen atau mendua, yang artinya positif iya, negatif pun iya, sehingga tidak digunakan dalam penelitian ini. “Penghilangan nilai netral ini juga dimaksudkan agar skala pengukuran lebih simtrikal yaitu jenjang ke arah yang positif sama banyaknya dengan jenjang ke arah yang negatif” (Azwar, 2007 : 33).

3.9. Hubungan Antara Variabel Penelitian, Indikator Penelitian, dan Skala

Pengukuran

Tabel 3.2

Hubungan Antar Variabel Penelitian, Indikator Penelitian, dan Skala

Pengukuran

Takrif

Variabel

Indikator Item Instrument Skala

Penguk

uran

Favorable Unfavorable

(9)

menonto

n

tayangan

sinetron

Anak

Langit

menonton

televisi

Seberapa sering responden

menonton televisi

menonton sinetron di televisi Saya

menonton sinetron di televisi 3-4 kali dalam seminggu Saya

menonton sinetron di televisi 1-2 kali dalam seminggu Saya

menonton sinetron di televisi setiap hari

pernah menonton sinetron

Durasi menonton

tayangan

sinetron :

Lamanya responden menonton

tayangan Anak Langit

Ordinal

Hal-hal yang

dilihat :

Saya

menonton

(10)

Tayangan sinetron yang

menampilkan artis terkenal,

menujukkan karakter artis pada pemeran, tayang pada stasiun televisi favorit, dan tayang pada jam prime time.

sinetron Anak Langit karena ada artis idola Saya tertarik

menonton sinetron Anak Langit karena tertarik dengan karakter tokoh sinetron

Saya

menonton karena tayang pada stasiun televisi favorit Saya

menonton sinetron Anak Langit karena tayang pada jam prime time

(jam santai) Indikator

gaya

hidup

imitasi

Menonton

karena ingin

memahami isi

cerita sinetron

Isi cerita sinetron yang menarik dapat

menumbuhkan

Saya menonton tayangan sinetron Anak Langit karena penasaran dengan ceritanya

Saya menonton sinetron Anak Langit karena saya menyukai semua

tayangan sinetron

(11)

minat menonton terhadap tayangan sinetron

Memperhatikan

perilaku tokoh

sinetron

Perilaku tokoh sinetron dapat menarik minat penonton untuk menonton

sinetron

Saya menonton karena mengidolaka n salah satu atau

beberapa tokoh Saya menonton karena pemerannya pintar dalam berakting Saya menonton Anak Langit karena ada perilaku tokoh yang sejalan dengan perilaku saya

Saya menonton dan

mengidolakan tokoh

meskipun perilakunya tidak sejalan dengan

perilaku saya Saya menonton dan tidak mempedulikan tokoh pintar atau tidak dalam

berakting

(12)

Memperhatikan

gaya atau style

berpakaian

tokoh

Gaya berpakaian tokoh yang mengikuti

perkembangan zaman dapat mempersuasif penonton untuk menonton

sinetron

Saya menonton sinetron Anak Langit karena

tertarik dengan gaya dan cara berpakaian tokoh yang kekinian Saya menonton sinetron Anak Langit karena

tertarik dengan

fashion yang tokoh

gunakan (Jaket, baju, celana, sepatu, aksesoris lainnya)

Saya menonton sinetron Anak Langit dan cuek dengan bagaimana gaya, cara berpakaian dan apa fashion

yang tokoh gunakan

Ordinal

Mengikuti gaya

dan cara

berpakaian

Saya lebih

(13)

tokoh karena

menonton

sinetron

Setiap individu selalu memiliki keinginan untuk berpenampilan menarik dan tentunya yang mengikuti

perkembangan zaman seperti penampilan para figur terkenal. Biasanya individu seperti ini semakin bangga ketika

penampilannya mengikuti zaman.

berpakaian saya sama seperti cara berpakaian tokoh

sinetron yang kekinian

bermerk seperti yang digunakan tokoh sinetron (Jaket, baju, celana, sepatu, aksesoris lainnya) Kepercayaan diri saya tumbuh ketika saya memiliki gaya/model

berpakaian saya sendiri Tidak

menggunakan

fashion

bermerk dan kekinian (Jaket, baju, celana, sepatu,

aksesoris lainnya) seperti yang digunakan oleh tokoh tidak

mempengaruhi rasa percaya diri saya

Demi menyerupai tokoh Anak Langit, saya berusaha

membeli

fashion yang tidak bermerk namun

menyerupai apa yang tokoh gunakan

(14)

rambut menyerupai gaya/model rambut tokoh sinetron Anak Langit

percaya diri dengan

gaya/model rambut saya sendiri

Memperhatikan

gaya berkendara

tokoh

Kemampuan berkendara tokoh dalam sinetron dapat

mempersuasif penonton untuk menonton

sinetron karena kemampuan para tokoh dalam berkendara

Saya menonton sinetron Anak Langit karena

tertarik dengan kemampuan tokoh dalam berkendara.

Saya menonton dan cuek dengan gaya berkendara tokoh.

Ordinal

Mengikuti gaya

berkendara yang

dilakukan tokoh

sinetron :

Individu melakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan tokoh sinetron untuk menambah

Saya percaya diri apabila dapat

memacu kendaraan saya dengan kencang Saya lebih percaya diri ketika saya

Saya lebih suka berkendara dengan hati-hati

Tidak

menggunakan motor seperti yang tokoh sinetron Anak Langit gunakan

(15)

rasa percaya diri khususnya dalam hal berkendara

memiliki motor seperti motor yang tokoh

gunakan Saya lebih percaya diri apabila saya dapat

memodifikas i motor saya seperti motor yang tokoh gunakan Saya lebih percaya diri apabila dalam berkendara saya tidak mentaati peraturan lalu lintas (Tidak

menggunaka n helm, tidak menggunaka n spion, menerobos lampu

tidak

mempengaruhi rasa percaya diri saya

Saya lebih suka motor dengan kelengkapan orisinil Dalam berkendara saya lebih suka taat pada peraturan lalu lintas

Tidak membentuk club motor dan melakukan

(16)

rambu-rambu lalu lintas) Dengan mengikuti kegiatan

touring atau berkendara secara berkelompok dapat

menambah rasa percaya diri saya Membentuk club motor yang berjenis sama dengan motor saya dapat

menambah tingkat percaya diri saya

Memperhatikan

gaya bahasa

tokoh sinetron

Gaya bahasa dalam sinetron pada dasarnya merupakan gaya

Saya menonton Anak Langit karena

bahasa kekiniannya membuat

Saya menonton Anak Langit tapi cuek dengan gaya bahasanya yang kekinian

(17)

bahasa baru dan kekinian, yang dapat

mempersuasif penonton untuk menonton

sinetron

saya tertarik

Menggunakan

bahasa alay atau

kekinian

Individu melakukan kegiatan-kegiatan khususnya cara berkomunikasi yang dilakukan oleh tokoh sinetron untuk menambah rasa percaya diri

Setelah menonton Anak Langit saya

menggunaka n bahasa kekiniannya dalam keseharian saya

Saya lebih suka menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam

berkomunikasi Saya lebih nyaman dengan gaya bahasa tersendiri dalam

berkomunikasi

Ordinal

Berperila

ku Positif

Tayangan

Kerjasama

Bagaimana perilaku

Sinetron Anak Langit memberikan

Saya cuek apabila ada kegiatan kerja

(18)

tidak

selamanya

memberi

dampak

negatif

terhadap

penontonn

ya, namun

juga

memberi

dampak

yang

positif

yang

diukur

melalui

indikator :

1.Kerja

Sama

5.Empati

6.Taat

Beribadah

7.Sopan

Santun

8.Berterim

akasih

kerjasama yang dilakukan oleh siswa/i

Menolong

Bagaimana

perilaku tolong menolong yang dilakukan siswa/i

contoh perilaku kerjasama Sinetron Anak Langit mengajarkan pentingnya bermusyawar ah

Setelah menonton Sinetron Anak Langit saya sering mengikuti kerja bakti dan suka bekerjasama dimanapun saya berada

Anak Langit memberikan inspirasi dalam hal

tolong-menolong Saya berusaha

bakti dan musyawarah

Saya menolong orang lain apabila saya juga ditolong oleh mereka

(19)

Kejujuran

Bagaimana

perilaku kejujuran yang dilakukan oleh siswa/i

tidak

mengharapka n imbalan ketika saya menolong orang lain

Anak Langit memberikan contoh betapa pentingnya bersikap jujur Saya berusaha menjaga perkataan saya supaya tidak

menyinggun g perasaan orang lain Apabila saya ngobrol dengan orang lain, saya berusaha berbicara sesuai

Saya sering menyinggung perasaan orang lain dengan perkataan saya yang ceplas-ceplos

Saya sering menggosip dengan teman atau orang lain

(20)

Dermawan

Bagaimana perilaku

dermawan yang dilakukan oleh siswa/i

dengan kenyataan

Sinetron Anak Langit mengajarkan apa arti sebuah perilaku dermawan Setelah menonton sinetron Anak Langit saya

terdorong untuk membantu sesama umat beragama Saya sering memberi sedekah untuk orang lain

Saya sering memberikan bantuan terhadap sesama

Jika kebutuhan saya

meningkat, saya jarang untuk

bersedekah Saay saya mengalami kesulitan saya tidak

memberikan bantuan untuk orang lain

(21)

Empati

Bagaimana

perilaku saling peduli yang dilakukan oleh siswa/i

Taat Beribadah

Bagaimana

perilaku taat beribadah yang dilakukan oleh siswa/i

Anak Langit mengajarkan berperilaku saling peduli Saya selalu menghibur teman atau orang lain yang sedang bersedih atau berduka Saya selalu peduli

terhadap sesama

Anak Langit mengajarkan betapa pentingnya beribadah Saya selalu taat saat jam ibadah tiba Saya selalu mengikuti kegiatan keagamaan

Saya selalu bersikap acuh terhadap teman atau orang lain yang sedang bersedih atau berduka

Saya selalu cuek terhadap keadaan teman atau orang lain

Saya memilih kegiatan hal dan kegiatan lain saat jam ibadah tiba Saya lebih mementingkan kegiatan lainnya daripada mengikuti kegiatan keagamaan

Ordinal

(22)

Sopan Santun

Bagaimana

perilaku sopan santun yang dilakukan oleh siswa/i

Sinetron Anak Langit memberikan contoh untuk berperilaku sopan santun Saya selalu mengatakan permisi ketika berjalan melewati orang lain Saya selalu meminta izin apabila saya akan

meminjam barang milik teman atau orang lain Saya selalu berbicara dengan baik kepada guru, orang tua, orang lain yang belum

Saya cuek ketika sedang berjalan

melewati orang lain Saya tidak segan

meminjam barang milik siapapun tanpa izin

Saya berbicara seenaknya dengan siapapun dengan gaya bahasa saya

(23)

Berterimakasih

Bagaimana perilaku berterimakasih yang dilakukan oleh siswa/i

saya kenal dan lebih tua dari saya

Anak Langit mengajarkan betapa pentingnya berterimakasi h

Saya selalu mengucapka n terimakasih ketika saya diberi

sesuatu oleh orang lain Ketika saya ditolong dan dibantu, saya selalu

mengucapka n terimakasih Saya

mengucapka n terimakasih ketika saya mengembalik an sesuatu yang telah

Saya cuek ketika teman atau orang lain memberikan sesuatu untuk saya

Saya pergi begitu saja setelah saya mendapat pertolongan atau bantuan Saya memilih acuh dan tidak berterimakasih setelah

mengembalika n sesuatu yang telah saya pinjam

(24)

saya pinjam

Variabel

Kontrol

Jenis kelamin Nominal

Uang saku Rasio

Latar Belakang

Pekerjaan Orang

Tua

Nominal

Pendapatan

Orang Tua

Rasio

3.10. Teknik Analisis Data

3.10.1. Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2003:11) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independen). Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mendiskripsikan karakteristik variabel.

3.10.2. Regresi Sederhana

Menurut Sugiyono dakan Purnomo (2014:133) analisis ini digunakan oleh peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila ada satu variabel independen sebagai prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Persamaan yang diperoleh dari regresi sederhana adalah :

(25)

Dimana :

Y = Variabel dependen yang diprediksi

X = Variabel independen yang mempunyai nilai tertentu A = nilai intercept (konstan) atau harga Y bila X = 0

b = koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Dimana bila b (+) maka terjadi kenaikan, dan bila b (-) maka terjadi penurunan

nilai a dihitung dengan rumus : a = Σ y (Σx2) –Σx Σxy

n Σx2 –(Σx)2 nilai b dihitung dengan rumus :

b = n Σxy –Σx Σxy

n Σx2 –(Σx)2

3.10.3 Analisis Tabulasi Sederhana

Dalam analisis tabulasi sederhna, data yang diperoleh diolah kebentuk persentase. (Durianto, 2003:96)

fi

P = x 100% Σ fi

Dimana :

P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu

fi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu Σ fi = Banyaknya jumlah responden

3.11. Uji Validitas dan Reliabilitas

3.11.1. Uji Validitas

(26)

cermat alat ukur tes melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1997:120). Uji Validitas ini menggunakan rumus Pearson yaitu :

rxy = n (Σxy) –(Σxy) (Σy)

√ {n (Σx2) –(Σx2)} {n (Σy2) –(Σy2)}

rxy : Koefisien korelasi antara x dan y

x : Nilai variable bebas atau antara (preditor y) y : Nilai variable terikat

Σxy : Jumlah product dari x dan y

Kriteria dalam pemilihan item dinyatakan valid atau tidak valid, dinyatakan berdasarkan korelasi item total dengan menggunakan batasan r-hasil > r-tabel.

a) Valid jika r-hasil positif dan > r-tabel (rxy > 0,3) b) Tidak valid jika r-hasil < r-tabel (rxy < 0,3)

c) r-tabel diperoleh dari df = N-2 = 30 (0,361 dengan taraf signifikansi 5%.

Tabel 3.3

Rangkuman Uji Validitas Instrumen

Takrif Variabel

Indikator Item Instrument

R Skor item terhadap Skor Total

r-Tabel (r-kritis)

Keterangan

Hal-hal yang dilihat :

1. Saya menonton sinetron Anak Langit karena ada artis idola

0,262 0,361 Tidak Valid

Indikator gaya hidup imitasi

2. Saya tertarik menonton sinetron Anak Langit karena

(27)

dengan karakter tokoh sinetron 3. Saya

menonton karena tayang pada stasiun televisi favorit

0,308 0,361 Tidak Valid

4. Saya menonton sinetron Anak Langit karena tayang pada jam prime time (jam santai)

-180 0,361 Tidak Valid

Menonton karena ingin memahami isi cerita sinetron

5. Saya menonton tayangan sinetron Anak Langit karena penasaran dengan ceritanya

0,722 0,361 Valid

6. Saya menonton sinetron Anak Langit karena saya

menyukai semua tayangan sinetron

-287 0,361 Tidak Valid

Memperhatikan perilaku tokoh sinetron

7. Saya menonton karena mengidolaka n salah satu atau beberapa tokoh

-055 0,361 Tidak Valid

8. Saya menonton karena pemerannya pintar dalam

(28)

9. Saya menonton Anak Langit karena ada perilaku tokoh yang sejalan dengan perilaku saya

0,403 0,361 Valid

10.Saya menonton dan

mengidolaka n tokoh meskipun perilakunya tidak sejalan dengan perilaku saya

-158 0,361 Tidak Valid

11.Saya menonton dan tidak mempedulika n tokoh pintar atau tidak dalam berakting

-261 0,361 Tidak Valid

Memperhatikan gaya atau style berpakaian tokoh

12.Saya menonton sinetron Anak Langit karena tertarik dengan gaya dan cara berpakaian tokoh yang kekinian

0,357 0,361 Valid

13.Saya menonton sinetron Anak Langit karena tertarik dengan

fashion yang tokoh gunakan

(29)

celana, sepatu, aksesoris lainnya) 14.Saya

menonton sinetron Anak Langit dan cuek dengan bagaimana gaya, cara berpakaian dan apa

fashion yang tokoh gunakan

0,089 0,361 Tidak Valid

Mengikuti gaya dan cara berpakaian tokoh

15.Saya lebih percaya diri apabila cara berpakaian saya sama seperti cara berpakaian tokoh sinetron yang kekinian

0,470 0,361 Valid

16.Saya lebih percaya diri apabila saya dapat membeli dan menggunakan

fashion

bermerk seperti yang digunakan tokoh sinetron (Jaket, baju, celana, sepatu, aksesoris lainnya)

0,424 0,361 Valid

17.Kepercayaan diri saya tumbuh ketika saya

(30)

gaya/model rambut menyerupai gaya/model rambut tokoh sinetron Anak Langit 18.Saya lebih

percaya diri dengan cara berpakaian saya sendiri

0,636 0,361 Valid

19.Tidak membeli

fashion

bermerk seperti yang tokoh gunakan tidak bermasalah untuk saya

0,386 0,361 Valid

20.Demi menyerupai tokoh Anak Langit, saya berusaha membeli

fashion yang tidak bermerk namun menyerupai apa yang tokoh gunakan

-274 0,361 Tidak Valid

21.Saya lebih percaya diri dengan gaya/model rambut saya sendiri

0,547 0,361 Valid

Memperhatikan gaya

berkendara tokoh

22.Saya menonton sinetron Anak Langit karena tertarik dengan kemampuan

(31)

berkendara 23.Saya

menonton dan cuek dengan gaya berkendara tokoh.

-075 0,361 Tidak Valid

Mengikuti gaya berkendara yang dilakukan tokoh sinetron

24.Saya percaya diri apabila dapat memacu kendaraan saya dengan kencang

0,073 0,361 Tidak Valid

25.Saya lebih percaya diri ketika saya memiliki motor seperti motor yang tokoh gunakan

0,339 0,361 Valid

26.Saya lebih percaya diri apabila saya dapat memodifikasi motor saya seperti motor yang tokoh gunakan

0,330 0,361 Valid

27.Saya lebih percaya diri apabila dalam berkendara saya tidak mentaati peraturan lalu lintas (Tidak menggunakan helm, tidak menggunakan spion, menerobos lampu rambu-rambu lalu lintas

(32)

mengikuti kegiatan

touring atau berkendara secara berkelompok dapat menambah rasa percaya diri saya 29.Membentuk

club motor yang berjenis sama dengan motor saya dapat menambah tingkat percaya diri saya

0,298 0,361 Tidak Valid

30.Saya lebih suka berkendara dengan hati-hati

0,533 0,361 Valid

31.Tidak menggunakan motor seperti yang tokoh sinetron Anak Langit gunakan tidak mempengaru hi rasa percaya diri saya

0,402 0,361 Valid

32.Saya lebih suka motor dengan kelengkapan orisinil

0,743 0,361 Valid

33.Dalam berkendara saya lebih suka taat pada

peraturan lalu

(33)

34.Tidak membentuk club motor dan melakukan

touring tidak mempengaru hi rasa percaya diri saya

0,596 0,361 Valid

Memperhatikan gaya bahasa tokoh sinetron

35.Saya menonton Anak Langit karena bahasa kekiniannya membuat saya tertarik

0,527 0,361 Valid

36.Saya menonton Anak Langit tapi cuek dengan gaya bahasanya yang kekinian

0,453 0,361 Valid

Menggunakan bahasa alay atau kekinian

37.Setelah menonton Anak Langit saya

menggunakan bahasa kekiniannya dalam keseharian saya

0,511 0,361 Valid

38.Saya lebih percaya diri apabila saya menggunakan bahasa kekinian ala Anak Langit dalam saya berkomunika si

0,516 0,361 Valid

39.Saya lebih suka

menggunakan

(34)

baik dan benar dalam berkomunika si

40.Saya lebih nyaman dengan gaya bahasa tersendiri dalam berkomunika si

0,612 0,361 Valid

Kerjasama 41.Sinetron Anak Langit memberikan contoh perilaku kerjasama

0,923 0,361 Valid

42.Sinetron Anak Langit mengajarkan pentingnya bermusyawar ah

0,932 0,361 Valid

43.Setelah menonton Sinetron Anak Langit saya sering mengikuti kerja bakti dan suka bekerjasama dimanapun saya berada

0,759 0,361 Valid

44.Saya cuek apabila ada kegiatan kerja bakti dan musyawarah

0,864 0,361 Valid

Menolong sesama

45.Anak Langit memberikan inspirasi dalam hal tolong-menolong

0,936 0,361 Valid

(35)

tidak mengharapka n imbalan ketika saya menolong orang lain 47.Saya

menolong orang lain apabila saya juga ditolong oleh mereka

0,713 0,361 Valid

Kejujuran 48.Anak Langit memberikan contoh betapa pentingnya bersikap jujur

0,900 0,361 Valid

49.Saya berusaha menjaga perkataan saya supaya tidak

menyinggung perasaan orang lain

0,712 0,361 Valid

50.Apabila saya ngobrol dengan orang lain, saya berusaha berbicara sesuai dengan kenyataan

0,526 0,361 Valid

51.Saya sering menyinggung perasaan orang lain dengan perkataan saya yang ceplas-ceplos

0,615 0,361 Valid

52.Saya sering menggosip dengan teman atau orang lain

(36)

Anak Langit mengajarkan apa arti sebuah perilaku dermawan 54.Setelah

menonton sinetron Anak Langit saya terdorong untuk membantu sesama umat beragama

0,769 0,361 Valid

55.Saya sering memberi sedekah untuk orang lain

0,163 0,361 Tidak Valid

56.Saya sering memberikan bantuan terhadap sesama

0,493 0,361 Valid

57.Jika kebutuhan saya meningkat, saya jarang untuk bersedekah

0,831 0,361 Valid

58.Saat saya mengalami kesulitan saya tidak

memberikan bantuan untuk orang lain

0,610 0,361 Valid

Empati 59.Anak Langit

mengajarkan berperilaku saling peduli

0,836 0,361 Valid

60.Saya selalu menghibur teman atau

(37)

yang sedang bersedih atau berduka 61.Saya selalu

peduli terhadap sesama

0,764 0,361 Valid

62.Saya selalu bersikap acuh terhadap teman atau orang lain yang sedang bersedih atau berduka

0,947 0,361 Valid

63.Saya selalu cuek terhadap keadaan teman atau orang lain

0,835 0,361 Valid

Taat beribadah 64.Anak Langit mengajarkan betapa pentingnya beribadah

0,390 0,361 Valid

65.Saya selalu taat saat jam ibadah tiba

0,246 0,361 Tidak Valid

66.Saya selalu mengikuti kegiatan keagamaan

0,764 0,361 Valid

67.Saya memilih kegiatan hal dan kegiatan lain saat jam ibadah tiba

0,518 0,361 Valid

68.Saya lebih mementingka n kegiatan lainnya daripada mengikuti kegiatan keagamaan

0,255 0,361 Tidak Valid

Sopan santun 69.Sinetron Anak Langit

(38)

contoh untuk berperilaku sopan santun 70.Saya selalu

mengatakan permisi ketika berjalan melewati orang lain

0,764 0,361 Valid

71.Saya selalu meminta izin apabila saya akan meminjam barang milik teman atau orang lain

0,794 0,361 Valid

72.Saya selalu berbicara dengan baik kepada guru, orang tua, orang lain yang belum saya kenal dan lebih tua dari saya

0,715 0,361 Valid

73.Saya cuek ketika sedang berjalan melewati orang lain

0,864 0,361 Valid

74.Saya tidak segan meminjam barang milik siapapun tanpa izin

0,741 0,361 Valid

75.Saya berbicara seenaknya dengan siapapun dengan gaya bahasa saya

0,782 0,361 Valid

(39)

betapa pentingnya berterimakasi h

77.Saya selalu mengucapkan terimakasih ketika saya diberi sesuatu oleh orang lain

0,653 0,361 Valid

78.Ketika saya ditolong dan dibantu, saya selalu mengucapkan terimakasih

0,765 0,361 Valid

79.Saya

mengucapkan terimakasih ketika saya mengembalik an sesuatu yang telah saya pinjam

0,794 0,361 Valid

80.Saya cuek ketika teman atau orang lain

memberikan sesuatu untuk saya

0,929 0,361 Valid

81.Saya pergi begitu saja setelah saya mendapat pertolongan atau bantuan

0,666 0,361 Valid

82.Saya memilih acuh dan tidak berterimakasi h setelah mengembalik an sesuatu yang telah saya pinjam

(40)

3.11.2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas pun merupakan proses untuk mengukur butir atau ite, suatu instrument. Instrument dikatakan reliable (andal) apabila pertanyaan konsisten atau stabil. Uji Reliabilitas ini menggunakan rumus Alpha Chronbach (α). Dengan kriteria alat ukur (instrumen) dinyatakan reliabel jika alpha cronbach > r-tabel dan jika alpha crobach < r-tabel maka dinyatakan tidak reliabel.

S12 + S22 α = 2 1 -

Sx2

α : Koefisien reliabilitas alpha

S12 dan S22 : Varian skor belahan 1 dan varian skor belahan 2 Sx2 : Varian skor skala

Untuk pengambilan keputusan tentang reliable adalah sebagai berikut :

a) r-hasil positif dan r-hasil > r-table, dikatakan reliable

b) r-hasil tidak positif, r-hasil < r-table, dikatakan tidak reliable c) r-table diperoleh dari df = N-2 = 30 (0,361 dengan taraf signifikansi 5%)

Tabel 3.4 Uji Realibilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(41)

Gambar

Gambar 2 Desain Penelitian
Tabel 3.1 Skala Likert
Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas Instrumen
Tabel 3.4 Uji Realibilitas
+2

Referensi

Dokumen terkait

“alasan saya menggu nakan konseling individu dengan teknik REBT, atas dasar berlandaskan pada latar belakang masalah yang dihadapi konseli yang menunjukkan

Berangkat dari tujuan utama wakaf, yaitu memberikan manfaat kepda ayang berhak dari hasil usaha wakaf dan sebagai penerapan asas ta’bid (wakaf permanen) dan kesinambungan

Analisis lebih lanjut menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) pada ekstrak metanol buah mbosi menunjukkan adanya beberapa asam lemak yaitu asam linoleat,

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pada tanah sawah Kelurahan Paccinongan Kecamatan Sombaopu Gowa, mengandung logam berat yang melebihi

Pengabdian Kepada Masyarakat Network Education yang telah dilakukan di SD Islam Mohammad Hatta Kota Malang dapat memberikan sumbangsih bagi guru maupun manajemen aset di

Variasi nilai suhu, salinitas, kecerahan, kekeruhan, konduktivitas (DHL) dan j umlah zat padat terlarut (TDS) masih baik untuk kehidupan dan perkembangan terumbu

Sumber data primer ini diperoleh dari proses wawancara, observasi, dan dokumentasi yang dilakukan kepada Kepala Bidang Ketersediaan, Distribusi dan Kewaspadaan Pangan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran pada materi Senyawa Hidrokarbon untuk kelas XI di SMA Batik 1 dan SMA Batik 2 Surakarta dapat dikembangkan menggunakan