• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Project Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri Dukuh 01 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Project Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri Dukuh 01 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Model Pembelajaran Project Based Learning

Pembelajaran Berbasis Proyek atau sering disebut dengan Project Based Learning (PBL), dilakukan untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan dengan membuat proyek atau karya yang terkait dengan materi dan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh siswa (Ridwan, 2014). Proyek yang akan dibuat terkait dengan kebutuhan para siswa dan dapat digunakan oleh siswa didalam kelas, produk yang dihasilkan juga bisa berupa produk yang sederhana seperti majalah dinding. Model PBL ini merupakan model yang mencakup pemecahan masalah (problem solving), pengambilan keputusan, keterampilan melakukan investigasi dan keterampilan membuat karya. Siswa haruslah fokus pada penyelesaian masalah atau pertanyaan yang memandu mereka dalam memahami konsep dan prinsip yang berkaitan dengan proyek. Guru berperan membantu peserta didik dalam merencanakan proyek, menganalisa rancangan atau sketsa proyek jika diminta oleh kelompok, mengurus kebutuhan kerja sama yang mungkin diperlukan, akan tetapi tidak memberikan arahan tentang bagaimana menyelesaikan proyek yang direncanakan peserta didik. Pemahaman peserta didik secara mendalam tentang konsep dan prinsip merupakan sasaran yang dikehendaki dalam melibatkan mereka dalam sebuah proyek.

(2)

proyek, siswa juga mendapatkan kesempatan untuk mengenalkan dan menjelaskan proyek yang telah dibuat.

proyek, siswa juga mendapatkan kesempatan untuk mengenalkan dan menjelaskan proyek yang telah dibuat.

Gambaran tahap pembelajaran PBL menurut Ridwan (2014) secara umum:

Gambar 2.1

Tahap pembelajaran PBL menurut Ridwan

John Dewey pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) adalah pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media dan

Guru memaparkan topik yang akan dikaji, tujuan belajar, motivasi dan kompetensi yang akan dicapai

Peserta didik mengidentifikasi permasalahan atau pertanyaan yang terkait dengan topik yang dikaji, pertanyaan juga dapat diajukan oleh guru

p

Kelompok membuat rencana proyek terkait dengan penyelesaian masalah yang diidentifikasi

Guru atau sekolah memfasilitasi pameran atas karya yang dihasilkan oleh peserta didik

(3)

menggunkan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru beradasarkan pengalaman siswa dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang menuntut kreativitas siswa, pada pembelajaran berbasis proyek terkandung karya siswa sebagai hasil belajar melalui perbuatan / pengalaman langsung yang merupakan konsep dari pendekatan konstruksivisme.

Langkah-langkah pada Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek) menurut Keser & Karagoca ada 6 langkah:

Gambar 2.2

Langkah-langkah PBL dari Keser & Karagoca

a. Penentuan Proyek

Siswa menetukan tema yang telah ditentukan oleh guru, siswa mendapat kesempatan untuk memilih proyek yang akan dikerjakan baik dalam kelompok atau individu asalkan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan oleh guru. b. Perencanaan langkah-langkah penyelesaian proyek

(4)

menyelesaikan proyek, perencanaan sumber/bahan/alat yang mendukung penyelesaian proyek, dan kerja sama dalam kelompok.

c. Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek

Siswa didampingi guru melakukan penjadwalan dalam pengerjaan proyek. d. Penyelesaian proyek dengan fasilitas dan monitoring guru

Kegiatan yang dilakukan dalam mengerjakan proyek adalah 1). Membaca, 2). Meneliti, 3). Observasi, 4). Interview, 5). Merekam, 6). Berkarya seni, 7). Mengunjungi objek proyek atau, 8). Akses internet. Guru bertanggung jawab dalam pemonitoran siswa dalam mengerjakan proyek hingga selesai. Guru juga menyiapkan rubrik yang dapat merekan aktivitas siswa dalam menyelesaikan proyek.

e. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek

Hasil produk yang selesai dikerjakan akan di publikasikan pada siswa, guru atau masyarakat dalam penerapan produk pembelajaran.

f. Evaluasi proses dan proyek

Pada akhir pembelajaran guru dan siswa akan melakukan refleksi terhadap aktivitas dan proyek, pada tahap evaluasi siswa diberi kesemparan untuk mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Pada tahap ini juga dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk yang telah dihasilkan. 2.1.2 Karakteristik Project Based Learning

Pengertian Model Project Based Learning (PBL) adalah pemanfaatan Proyek dalam belajar mengajar, dengan tujuan memperdalam pembelajaran, proyek ini juga berfungsi untuk menguji dan menilai kompetensi siswa. Dalam PBL ini siswa mengembangkan sendiri investigasi mereka dengan kelompok atau individu, siswa secara aktif terlibat dalam pendefinisian masalah, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan aktifitas lainnya.

Kaarakteristik PBL secara umum:

(5)

b) Siswa berusaha memecahkan masalah sendiri

c) Siswa merancang proses yang akan ditempuh untuk mencari solusi

d) Siswa didorong untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, berkolaborasi, serta mencoba berbagai macam bentuk komunikasi

e) Siswa bertanggung jawab mencari dan mengelola sendiri informasi f) Evaluasi dilakukan selama proyek berlangsung

Model ini menciptakan lingkungan belajar dimana siswa membangun pengetahun mereka sendiri dan guru berperan sebagai fasilitator.

Kelebihan Project Based Learning 1. Meningkatkan motivasi belajar siswa

2. Meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalah 3. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran

4. Mendorong siswa untuk mengembangkan dan mempraktekkan keterampilan komunikasi

5. Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber

6. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan siswa secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata

Kelemahan Project Based Learning

1. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah 2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak

3. Banyak guru yang merasa nyaman dengan kelas tradisional yang berpusat pada guru

Siswa yang memiliki kelemahan pada percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan

2.2 Hasil Belajar

(6)

terjadinya peningkatan dan perkembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.

Sedangkan menurut Mulyasa (2008) hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat dan perubahan perilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada kemampuan langsung. Miller at all dalam Herman (2014) yang dimaksud hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah memperoleh atau menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa memiliki hubunga dengan pengalaman belajar.

Menurut Gagne hasil belajar (Learning Outcomes) terbagi menjadi 5 kelompok yaitu Intelectual skill, cognitive strategy, verbal information, motor skill, and attitude. Gagne menekankan pada pentingnya kondisi internal dan eksternal dalam suatu pembelajaran agar memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Kondisi eksternal bertujuan untuk merangsang ingatan siswa, penginformasian tujuan pembelajaran, pembimbing materi yang baru, memberikan kesempatan kepada siswa yang menghubungkannya dengan informasi baru

Dari pendapat para tokoh tentang hasil belajar, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku yang lebih baik yang merupakan wujud hasil belajar, siswa dapat belajar melalui pengalaman yang dialaminya.

Dalam taksonomi bloom terdapat 3 ranah yaitu, kognitif, ranak afektif dan ranak psikomotor.

(7)

 Mengingat (Remember) C1

Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari ingatan yang telah lalu, mengingat brperan penting dalam pe mbelajaran yang bermakna dan memecahkan masalah.

 Memahami (Understand) C2

Memahami berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pengertian, bacaan dan komunikasi

 Menerapkan (Apply) C3

Menerapkan merupapakan proses yang berkelanjutan, dimulai dari siswa menyelesaikan suatu permasalahan menggunkan prosedur baku/standar yang sudah diketahui. Kegiatan ini berjakan teratur sehingga siswa mampu melaksanakan prosedur dengan mudah, kemudian munculnya permasalahan-permasalahan baru pada siswa, dan siswa dituntut untuk mengenal dengan baik permasalahan tersebut dan memilih prosedur yang repat untuk menyelesaikan permasalah.

 Menganalisis (Analyz) C4

Menganalisis merupakan pemecahan suatu masalah dengan memisahkan tiap bagian dari permasalahan dan mencari tahu keterkaitan terebut dapat menjadi masalah. Kemampuan mengeanalisis merupakan kemampuan yang banyak dituntut pada kegiatan di sekolah. Tuntutan terhadap siswa untuk memiliki kemampuan analisis sering kali cenderung lebih penting dari dimensi kognitif yang lain seperti mengevaluasi dan mencipta.  Mengevaluasi (Evaluate) C5

(8)

dimensi proses kognitif merupakan penilaian. Perbedaan penilain yang dilakukan siswa dengan penilaian yang merupakan evaluasi adalah pada standar dan kriteri yang dibuat oleh siswa. Jika standar atau kriteria yang dibuat mengarah pada keefektifan hasil yang didapatkan dibandingkan dengan perencanaan dan keefektifan prosedur yang digunakan maka apa yang dilakukan oleh siswa merupakan kegiatan evaluasi.

 Menciptakan (Create) C6

Mencipta mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa undur menjadi bentuk atau pola yang berbeda sebelumnya.

2. Ranah Afektif

Pada ranah afektif mencakup semua emosi, yang uraikan menjadi 5 kategori, yaitu:

 Penerimaan (receiving)

Kategoro pertama ini mengacu pada kemampuan merespon terhada stimulasi/rangsangan.

 Menanggapi (Responsive)

Siswa berpartisipasif dalam pembelajaran dan termotivasi untuk melakukan tindakan.

 Nilai (Value)

Kemampuan yang menunjukkan bahwa siswa dapat membedakan hal yang baik dan buruk pada kejadian atau objek dan diekspresiakn dalam perilaku.

 Karakter (Characterization)

(9)

3. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotorik ini meliputi gerakan jasmani, keterampilan motorik, dan fisik. Pada ranah terdapat 4 poin yaitu:

 Meniru

Kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan contoh yang diamatinya walaupun belum dimengerti maknanya atau hakikat dari keterampilan itu.

 Memanipulasi

Kemampuan dalam melakukan suatu tindakan serta memilih sesuatu yang diperlukan dari apa yang diajarkan.

 Pengalamiahan

Penampilan tindakan dimana hal yang diajarkan dan dijadikan sebagai contoh telah menjadi kebiasaan dan gerakan-gerakan yang telah ditampilkan lebih meyakinkan.

 Artikulasi

Suatu tahapan dimana seseorang dapat melakukan suatu keterampilan yang lebih kompleks, terutama yang berhubungan dengan gerakan interpretatif.

2.3 Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA yang cocok untuk anak-anak di sekolah dasar di Indonesia adalah menggunakan pendekatan yang mencakup kesesuaian atara situasi belajar anan dan situasi kehidupan nyata masyarakat, menemukan ciri-ciri esensial dari situasi kehidupan yang berbeda-beda akan meningkatkan kemampuan menalar, berprakarsa dan berpikir kreatif pada anak didik. Model belajar yang cocok untuk anak Indonesia ialah belajar melalui pengalaman (learning by doing), model pembelajaran ini dapat meningkatkan daya ingat anak karena belajar menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada disekitar mereka.

(10)

peran penting sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak. Pengalaman langsung anak terjadi secara spontan sejak lahir sampai anak berumur 12 tahun. Efisiensi pengalaman langsung tergantung pada konsistesi antara model dan objek dengan tingkat perkembangan kognitif anak. Anak siap mengembangkan konsep tertentu jika anak telah memiliki struktur kognitif (skemata) yang menjadi prasyaratnya adalah perkembangan kognitif yang hirarkis dan integratif.

Tujuan pembelajaran IPA menurut BSNP (2011:13) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran IPA meliputi:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam penciptannya.

2. Mengembangkan pengetahuan pemahaman konsep-konsep Sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

Menurut Samatowa (2011:10), beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan guru dalam pembelajaran IPA di SD adalah:

(11)

2. Aktivitas siswa melalui berbagai kegiatan nyata dengan alam menjadi hal utama dalam pembelajaran IPA. Dengan berbagai aktivitas nyata, siswa akan dihadapkan langsung dengan fenomena yang akan dipelajari, sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar yang interaktif.

3. Dalam pembelajaran IPA, kegiatan bertanya menjadi bagian yang penting. Melalui kegiatan bertanya, siswa akan berlatih menyampaikan gagasan dan memberikan respon yang relevan terhadap suatu masalah yang dimunculkan. Pembelajaran IPA memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah

Tabel 2.1

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Mata pelajaran IPA di SD kelas IV Semester I

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar KI 1 : Menerima dan menjalankan

ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (melihat, mendengar, membaca) dan menanya berdasar rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

KI 4 : Menyampaikan pengetahuan dalam bahasa yang faktual dan logis,

3.6 Memahami sifat-sifat cahaya melalui pengamatan dan medeskripsikan penerapannya dalam kehidupannya sehari-hari

4.5 Membuat karya/model yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya.

3.6 Memahami sifat-sifat cahaya melalui pengamatan dan medeskripsikan penerapannya dalam kehidupannya sehari-hari

(12)

dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan sikap anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

2.4 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang akan dibuat dapat memperhatikan penelitian yang sudah ada sebelumnya yang dijadikan rujukan dalam membuat penelitian, adapun penelitian yang sebelumnya diantaranya:

Muhamad Fajar Dismawan (2014) dengan judul “Model Project Based Learning untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar” penelitian tersebut

dilakukan pada kelas IV Sulaiman SD Muhammadiyah Metro Pusat. Peningkatan hasil belajar terlihat setelah penulis menerapkan Model Project Based Learning, dengan nilai rata-rata yang mengalami peningkatan pada setiap siklusnya, pada siklus I rata yang dicapai 57,22, siklus II meningkat menjadi 62.52 dan siklus II nilai rata-rata 82,21.

Rizky Agung Pratiwi (2015) dengan judul “Penerapan Model Problem Based Learning Berbantuan LKS untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA” peneliti melakukan penelitian tersebut pada kelas IV SD Negeri 1 Purworejo, 27,27 % dari KKM yang ditentukan. Pada kelas ini ada 22 siswa, sedangkan yang mendapatkan nilai tuntas hanya 6 siswa. Pada siklus I tercatat 68,18% kentutasan yang dicapai, sedangkan pada siklus II 86,36% ketuntasan yang dicapai siswa.

(13)

Bagan 2.3

Kerangka Berpiki

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Kualitas pendidikan Matematika rendah

yaitu ditandai dengan:

1. Kurangnya memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah

2. Siswa kurang responsif dalam menanggapi pertanyaan guru 3. Dibuktikan dengan hasil IPA

siswa yang masih rendah, dari 37 siswa 33 siswa belum tuntas sebanyak 89,2% dan dan 4 siswa sebanyak 10,8%

Peningkatan kualitas pembelajaran Matematika ditandai dengan:

Melaksanakan pembelajaran IPA menggunakan model Project Based Learning dengan sintaks sebagai berikut:

1. Penentuan project

2. Perencanaan langakah-langkah penyelesaian 3. Penyusunan jadwal penyelesaian project 4. Penyelesaian project dengan fasilitasi dan

monitoring guru

5. Penyusunan laporan dan presentasiublikasi hasil project

(14)

2.5 Hipotesis Penelitian

Gambar

Gambar 2.2 Langkah-langkah PBL dari Keser & Karagoca
Tabel 2.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Referensi

Dokumen terkait

Nilai yang dirasa berkaitan dengan manfaat yang dirasakan terhadap suatu produk atau jasa setelah pelanggan merasakan pengalaman produk yang dialamiDengan

Ciri utama Komunisme : manusia pada hakikatnya adalah hanya sebagai makhluk sosial, manusia pada hakikatnya adalah merupakan sekumpulan relasi, sehingga yang mutlak

membuktikan hasil yang sama dengan penelitian terdahulu yang dilakukan jurnal pertama oleh (Tasya Febriani Rambitan 2013) yang menyatakan bahwa secara parsial

2015.. PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP NIAT PEMBELIAN YANG DI MEDIASI OLEH CITRA MEREK PADA.. PRODUK LAPTOP

Pada kenyataannya, cukup banyak data yang menunjukkan bahwa perkembangan produk-produk pangan dari industri tersebut memberikan efek negatif terhadap status gizi dan

baseline (Columns 1 and 2) and the Raskin price at endline in our control areas (Column 3-5) various corruption metrics, controlling for local characteristics that proxy for

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui wawancara dengan beberapa perawat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, didapatkan hasil bahwa delapan dari

Pembelajaran matematika yang diharapkan dalam praktek pembelajaran di kelas adalah (1) pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa, (2) siswa diberi kebebasan berpikir