• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu Hamil di Kota Salatiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu Hamil di Kota Salatiga"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Media Informasi Sosialisasi Pemeriksaan Ibu Hamil

di Kota Salatiga

Artikel Ilmiah

Peneliti:

Andreas Yonathan Ara (692013015)

Martin Setyawan, S.T., M.Cs.

Program Studi S1

Desain Komunikasi Visual

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

1. Pendahuluan

Salah satu misi dari Dinas Kesehatan Kota Salatiga adalah menurunkan angka kematian ibu hamil. Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator penting yang mengambarkan derajat kesehatan di suatu Negara yang mencakup tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama bagi ibu hamil hingga melahirkan [1].

Berdasarkan Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan (LKJIP) dari Dinas Kesehatan kota Salatiga tahun 2016 menyatakan bahwa angka kematian Ibu (AKI) di Kota Salatiga tahun 2016 masih diatas target yang ditetapkan oleh pemerintah kota yaitu sebesar 157.05/ 100.000 kelahiran. Bila dibandingkan dengan target dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 masih melebihi target yang ditentukan yaitu 117/100.000 kelahiran [2].

Salah satu faktor penyebab dari peningkatan kematian ibu hamil adalah kurang optimalnya komunikasi, informasi dan edukasi lewat tenaga medis atau dari beberapa kegiatan antara lain kelas lokakarya dan sosialisasi screening ibu hamil [2]. Salah satunya edukasi kegiatan

Antenatal Care yaitu pemeriksaan kehamilan yang seharusnya rutin dilakukan oleh ibu hamil dari termin awal hingga akan melahirkan. Capaian pemeriksaan kehamilan dalam 3 tahun terakhir terus mengalami penurunan. Pada tahun 2014 cakupan K4 sebesar 94.9%, tahun 2015 sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28% [2].

Berdasarkan obeservasi awal yang telah dilakukan kepada 50 ibu hamil di kota Salatiga menyatakan 29 responden menyatakan sangat setuju dan 21 responden menyatakan setuju bahwa diperlukan media informasi pendukung yang lebih menarik dan efektif untuk ibu hamil yang digunakan oleh tenaga medis untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap kesadaran akan pentingnya pelayanan kesehatan kehamilan hingga menyelesaikanya dan yang lebih ringkas agar mudah didapatkan oleh siapapun, sehingga tidak hanya ibu hamil namun juga keluarga dan pihak lain untuk sama sama berjaga - jaga untuk kesehatan janin dan ibu.

Dengan diperolehnya data tersebut maka dibutuhkan media informasi sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil akan pentingnya pemeriksaan. Banyak cara yang bisa digunakan salah satunya mengunakan media infografis yang menampilan data yang dianimasikan menjadi video. Infografis sendiri adalah bagian dari informasi visual, peranannya adalah mempresentasikan data-data angka, naskah, grafik, diagram, dan peta. Istilah infografis dalam surat kabar menjadi bagian penting untuk menyampaikan sesuatu permasalahan berita kedalam bentuk visual.

Infografis ditampilkan dengan format animasi berupa video akan lebih menarik karena selain elemen visual berupa data yang vaild juga akan ditampilkan menggunakan motion

(pergerakan) dan audio (back sound, sound effect dan sebagainya) yang dapat memperkuat informasi/pesan yang ingin disampaikan. Alasan tersebutlah mengapa dipilihnya infografis dalam bentuk animasi untuk memberikan informasi pentingnya pemeriksaan kehamilan untuk ibu hamil di Kota Salatiga.

2. Tinjuan Pustaka

(7)

Penelitian yang kedua adalah Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Berbasis Infografis Tentang Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang dibuat oleh Alvin Prasetya Mahadikta dari Universitas Negeri Malang. Masalah dari penelitian tersebut adanya kasus tindak pidana perdangan manusia dalam urusan ketenagakerjaan di Indonesia, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI bersama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Malang berupaya melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait permasalahan para TKI dan pencegahan TPPO. Tujuan dari penelitian ini yaitu merancangan media yang berfungsi untuk menginformasikan tentang pencegahan tindak pidana perdangan manusia dan sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya calon tenaga kerja tentang pentingnya mengikuti prosedur yang sesuai dengan ketentuan [4].

Penelitian dengan judul Perancangan Media Informasi Kesehatan Ibu Hamil di Kota Salatiga ini bertujuan memberikan pemahaman tentang pemeriksaan kehamilan yang terutama kepada ibu hamil dan yang kedua masyarakat tentang dengan melalui video animasi berbasi

Infografis yang akan menampilkan animasi teks dan data yang menarik beserta voice over

guna mudah dipahami dan memberikan informasi tentang pemeriksaan kehamilan agar ibu hamil dapat mengikuti dan menyelesaikan pemeriksaan kehamilan hingga proses melahirkan. Media yang dirancang juga akan digunakan oleh tenaga medis untuk mempermudah proses edukasi kepada ibu hamil serta akan dipublikasikan kepada masyarakat di kota Salatiga melalui website Dinas Kesehatan Kota Salatiga sehingga mudah juga didapatkan dan diakses oleh setiap masyarakat di kota Salatiga.

Media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima dan media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan Sedangkan pengertian dari informasi secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang. Maka pengertian dari media informasi dapat disimpulkan sebagai alat yang menyampaikan suatu informasi harus tepat sasaran agar dapat tersampaikan dengan baik pada target sasaran sehingga dapat bermanfaat bagi pembuat dan penerima informasi[5].

Komunikasi visual adalah komunikasi yang menggunakan gambar dengan makna dan maksud tujuan untuk menyampaikan pesan atau informasi sehingga dapat terbaca atau terlihat. Pengertian dari desain itu sendiri adalah merancang atau rancangan, maka Desain Komunikasi Visual dapat diartikan sebagai ilmu yang menempatkan perancangan komunikasi melalui gambar agar dapat terbaca dan dilihat oleh suatu target sasaran yang dapat membuat untuk melakukan dengan tindakan [6].

Ibu hamil adalah keadaan wanita yang sedang mengandung janin didalam rahimnya karena sel telur telah dibuahi oleh sprematozoa dari pria. Lebih lanjut, kehamilan adalah akibat sel telur yang telah matang kemudian bertemu spermatozoa dari pria sehingga terjadi lah proses pembuahan yang kemudian menghasilkan janin[7]. Jumlah Ibu hamil yang terdata oleh Dinas Kesehatan Kota Salatiga pada tahun 2016 sebesar 2.939 ibu hamil, dari data tersebut rata – rata 30 persen mengalami resiko tinggi kematian. Empat kategori penyebab kematian yaitu yang pertama penyakit anemia, kedua kurang energi kronis (KEK), ketiga penyebab langsung seperti pada proses kehamilan seperti pendarahan atau infeksi nifas, keempat karena penyebab tidak langsung seperti kendala yang memperberat proses kehamilan [8].

(8)

berdampak pada asupan gizi dari makanan ibu hamil. Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut, maka selama masa kehamilan kesehatan ibu juga menjadi sangat rentan terhadap penyakit [7].

Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter

sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Fungsi dari kunjungan tersebut untuk mengkaji kesehatan ibu dan janin serta kesempatan pasien memperoleh informasi dan memberikan informasi sehingga petugas kesehatan dapat menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis danpemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi. Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi kunjungan antenatal sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan sebagai berikut [9].

1. Minimal satu kali pada trimester pertama (K1) sebelum usia kehamilan 8 minggu Tujuannya :

 Penapisan dan pengobatan anemia

 Perencanaan persalinan

 Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

2. Minimal satu kali pada trimester kedua (K2), 0 – 12 minggu Tujuannya :

 Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

 Penapisan pre eklamsia, gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan

 Mengulang perencanaan persalinan

3. Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4) 12 - 24 minggu dan setelah 24 minggu sampai lahir. Tujuannya :

 Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III

 Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi

 Memantapkan rencana persalinan

 Mengenali tanda-tanda persalinan

Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2009) [9].

1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan 2. Pemeriksaan tekanan darah

3. Pemeriksaan nilai gizi 4. Pemeriksaan puncak rahim

5. Menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin

6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid 7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

8. Test laboratorium 9. Tatalaksana kasus

10.Proses konseling termasuk perencanaan persalinan dan Pencegahan Komplikasi serta KB paska persalina

(9)

informasi kompleks kepada pembaca agar dapat dipahami dengan lebih mudah dan cepat. Masyarakat saat ini cenderung menyukai konten yang berbau visual karena dianggap lebih menarik, mudah dipahami dan menghibur. Menurut sebuah penelitian, pemilihan warna-warna yang menarik, kesesuaian tema dengan grafis akan menarik lebih banyak orang hingga 80% untuk membaca apa yang diinformasikan. Infografis lebih mudah dimengerti. Karena infografis merupakan informasi yang disederhanakan dalam bentuk grafis maka akan lebih mudah dipahami. Menurut penelitian sekitar 95% orang akan lebih memahami apa yang disampaikan dengan gambar dan teks daripada hanya teks saja. Proses pembuatan infografis disebut data-visualization, information design, atau information architecture [10].

Infografis animasi atau animated infographic adalah infografis dalam bentuk video animasi, baik 2 dimensi maupun 3 dimensi. Infografis ini dapat digunakan pada televisi ataupun media online seperti YouTube atau Vimeo. Infografis animasi dapat lebih menarik karena selain elemen visual berupa data juga menggunakan motion (pergerakan) dan audio (music/sound effect) yang dapat memperkuat informasi/pesan yang ingin disampaikan. Untuk membuat infografis animasi diperlukan keahlian yang beragam, seperti director, animator, illustrator, music voice over [10].

Flat design adalah desain dengan pendekatan minimalis yang menekankan kegunaan, dengan desain yang bersih tanpa ada bevel, bayangan, tekstur, berfokus pada tipografi, warna-warna cerah dan ilustrasi dua dimensi. Gambar atau ilustrasi yang sederhana dapat menyampaikan pesan lebih cepat daripada ilustrasi sangat yang detail. Gambar seperti ikon dapat menunjukkan tindakan yang universal atau tujuan agar semua orang dapat dengan mudah memahaminya [11].

Salatiga adalah salah satu kota di propinsi Jawa Tengah, mempunyai luas wilayah ±

56,78 km² terletak diantara 1100.27′.56,81″ – 1100.32′.4,64″ BT 0070.17′. –0070.17′.23″ LS, dan terdiri dari 4 kecamatan, 22 kelurahan, berpenduduk 176.795 jiwa. Terletak pada jalur regional Jawa Tengah yang menghubungkan kota Semarang dan Surakarta, mempunyai ketinggan 450 - 800 meter dai permukaan laut dan berhawa sejuk serta dikelilingi oleh keindahan alam berupa gunung Merbabu, Telomoyo, Gajah Mungkur [12].

3. Metolodogi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah mixed method yaitu mengabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sehingga mendapat data yang komprehensif, valid, reliable serta objektif [13]. Kuantitatif bermanfaat untuk membuktikan sebuah fakta atau masalah dari tema yang diteliti melalui analisis data – data yang didapat dari pembagian kuisoner. Kualitatif berfungsi untuk menggambarkan suatu permasalahan dalam konteks sosial, serta dapat membentuk proses interaksi komunikasi antara peneliti dengan permasalahan tersebut, sehingga penyebab dan penyelesaian permasalahan tersebut dapat diketahui lebih pasti dan maksimal oleh peneliti [14].

(10)

1. Identifikasi Masalah, Analisis Kebutuhan data.

2. Pengumpulan data wawancara kepada narasumber dan responden. 3. Memulai langkah perancangan Media Informasi.

4. Melakukan implementasi kepada publik dan penarikan kesimpulan serta penulisan hasil laporan.

Gambar 1. Tahapan Penelitian Strategi Linier [15].

Tahapan penelitian pada Gambar 1, dapat dijelaskan sebagai berikut. Tahap pertama yaitu melakukan identifikasi masalah yang berhubungan dengan topik yang diteliti lewat data awal yaitu Laporan kerja DKK tahun 2016 yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Salatiga dan juga melakukan wawancara awal kepada pihak DKK tentang masalah yang didapat dari kesehatan ibu hamil di kota Salatiga. Data awal yang diperoleh menyatakan bahwa kematian ibu hamil di kota Salatiga pada tahun 2016 Angka Kematian Ibu (AKI) Kota Salatiga tahun 2016 masih diatas target yang ditetapkan yaitu 157.05/ 100.000. AKI Kota Salatiga dari tahun ke tahun masih fluktuatif. AKI tahun 2014-2016 berurut turut 82.8/100.000 KH, 186.3/100.000 KH dan 157.05/100.000 KH. Capaian K4 atau pemeriksaan kehamilan dalam 3 tahun terakhir terus mengalami penurunan. Pada tahun 2014 cakupan K4 sebesar 94.9%, tahun 2015 sebesar 94.4% dan pada tahun 2016 sebesar 93.28%. Pelayanan K4 merupakan pemeriksaan kehamilan dengan distribusi waktu 1 x pada TM I, 1 x pada TM II dan 2 x pada TM III. Kegagalan dalam pencapaian target K4 dipengaruhi oleh kurang optimalnya komunikasi, informasi dan edukasi. Media yang digunakan oleh tenaga medis di puskemas kota Salatiga masih sebatas buklet buku berwarna dan juga pemberian buku kesehatan ibu dan anak. Hasil data membuktikan adanya masalah yang dapat digunakan sebagai acuan awal dari proses proses perancangan media informasi kesehatan ibu hamil di kota salatiga.

Tahap kedua ialah pengumpulan data menggunakan kuisoner kepada responden dan segmentasi utama dari perancangan media ini yaitu ibu hamil lewat puskesmas di kota Salatiga. Observasi kepada 50 ibu hamil berfungsi mengindentifikasi masalah dari sudut pandangan segmentasi utama dan juga untuk mencari tahu seberapa efektif media yang digunakan oleh puskesmas dalam menghimbau kesadaran akan pemeriksaan kehamilan serta mencari tahu apa yang menjadi masalah dari penelitian ini. Hasil kuisoner dapat dilihat pada tabel 1.

TAHAP 1

( Identifikasi Masalah, Analisis Kebutuhan data )

TAHAP 2

( Pengumpulan data wawancara kepada narasumber dan responden serta menganalisinya )

TAHAP 3

(Memulai langkah perancangan Media Informasi)

TAHAP 4

(11)

Tabel 1. Hasil kuisoner ibu hamil.

Lewat data yang didapat dari kuisoner yang diisi oleh ibu hamil menyatakan dari pernyataan satu hingga tiga bahwa tidak adanya masalah yang serius dari pihak tenaga medis di dalam sosialisasi yang dilakukan. Hasil dari pernyataan empat hingga enam menyatakan ada beberapa responden yang setuju dengan efektifnya media yang digunakan oleh puskesmas dan dinas kesehatan tetapi juga ada yang tidak setuju dengan efektifnya media yang digunakan oleh dinas kesehatan kota salatiga. Hasil dari pernyataan tujuh hingga Sembilan menyatakan sebagian besar responden membutuhkan media informasi yang lebih baik yang membantu ibu hamil mengerti pentingnya setiap pemeriksaan didalam program kesehatan ibu hamil dan juga menginginkan media yang lebih ringkas untuk meningkatkan pengetahuan tentang pemeriksaan yang dilakukan serta menginginkan media yang tidak hanya digunakan oleh tenaga medis tetapi bisa didapatkan atau diedarkan secara masal kepada masyarakat sehingga tidak hanya ibu hamil tetapi pihak keluaraga dan masyarakat sekitar yang juga ikut mendorong program pemeriksaan kehamilan untuk mengurangi angka kematian ibu hamil.

(12)

mendukung media menjadi lebih menarik, serta melakukan tahap editing seperti keying dan animating dari elemen video yang dirancang. Kemudian tahap terakhir adalah paska produksi yaitu melakukan kegiatan mixing audio serta grading dan diselesaikan dengan rendering. Tahap perancangan dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Tahap Perancangan Media.

Pada tahap pra produksi yang pertama adalah konsep. Konsep dari perancangan video ini yaitu media informasi pendukung berbasis infografis yang menyajikan pengenalan pemeriksaan kehamilan yang efektif serta mudah dipahami oleh ibu hamil lewat pemilihan karakter icon visual yaitu vector dan font yang sederhana serta tegas yang dianimasikan untuk membuatnya lebih menarik ditambah dengan voice over untuk mendukung penyampaian data yang disampaikan.

Pada tahapan produksi selanjutnya adalah pembuatan storyline atau kerangka cerita dalam video. Storyline pada video ini diawali dengan menjelaskan pengertian tentang

Kunjungan Antenatal Care secara umum. Selanjutnya akan menjelaskan secara umum tentang 10T yaitu Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, Pemeriksaan tekanan darah, Pemeriksaan nilai gizi, Pemeriksaan puncak Rahim, Menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin, Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid, Pemberian Tablet zat besi minimal selama kehamilan, Test laboratorium, Penanganan Kasus dan Proses konseling termasuk perencanaan persalinan, semua hal tersebut akan disertai elemen vector yang dianimasikan agar mendukung penjelasan menjadi lebih menarik.

Selanjutnya akan menjelaskan tentang kunjungan yang harus dijalani oleh ibu hamil dari kunjungan pertama (K1) saat usia kandungan sebelum delapan bulan hingga kunjungan (K4) dan akhirnya melahirkan. Penjelasan kunjungan ibu hamil akan dijelaskan secara sistematis beserta penambahan vector ilustrasi untuk mendukung penjelasan menjadi lebih menarik

Selanjutnya pada akhir video akan ditutup dengan tagline yang memiliki pesan untuk ibu hamil agar mengerti pentingnya sebuah pemeriksaan yang rutin sehingga kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan dapat terjaga hingga proses melahirkan dilakukan, Serta mendorong ibu hamil melakukan kontak dengan tenaga medis sedini mungkin agar mendapat informasi serta edukasi yang cukup dalam menjalani kehamilan.

Tahap selanjutnya adalah perancangan storyboard bentuk visual dari sebuah storyline.

Storyboard akan digunakan sebagai acuan dalam perancangan yang saat proses produksi dilakukan yaitu animating. Storyboard pada video tersebut dapat dilihat pada table 2.

(13)

Tabel 2. Storyboard

Scene

Shot

Durasi

Keterangan

Medium Close Up

00.05 Opening Bumper awal

yang menampilkan judul.

Medium Close Up

00.10 Menjelaskan fungsi dari

pemeriksaan ibu hamil atau Atenatal Care.

Medium Close Up

00.30 Masuk kepada scene

ketiga yaitu

memperkenalkan 10 standart pelayanan yang akan didapat oleh ibu hamil.

Medium Close Up

01.20 Memperkenalkan

pemereksiaan gizi pada ibu hamil.

Medium Close Up

03.30 Menginformasikan adanya

proses konseling dengan tenaga medis.

Medium Close Up

03.40 Masuk kedalam jadwal

(14)

Medium Close Up

04.05 Closing media informasi

berserta tagline untuk memperkuat pesan yang disampaikan.

Setelah selesai melakukan proses pra produksi maka tahap selanjutnya yaitu proses produksi. Dalam tahap ini dibagi menjadi 3 yaitu produksi vector icon, recording, editing. produksi environment seperti elemen grafis yaitu icon vector yang nantinya akan dianimasikan. Setiap icon vector yang dibuat didalam proses produksi berdasarkan bentuk dan ide aslinya menurut buku KAI. Bentuk asli atau idenya digambar ulang dengan media digital menjadi bentuk yang lebih sederhana tanpa menghilangkan makna aslinya. Proses produksi vector icon dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Proses Produksi Vector Icon

Untuk mempertegas vector icon yang telah dibuat maka membutuhkan keterangan yang berupa tulisan ( font ) yang sesuai dengan vector icon yang telah dibuat. Jenis tulisan ( font ) yang cocok untuk digabungkan dengan flat design yaitu yang memiliki karakter yang sama

yaitu sederhana dan berkesan kuat atau tegas dari hal tersebut dipilih jenis “San Serif” dengan nama “Coolvetica” yang cocok untuk disandingkan dengan vector icon yang telah dibuat untuk dianimasikan. Contoh jenis font dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Jenis Font yang digunakan

Proses merekaman suara ( recording ) dilakukan untuk mengisi kebutuhan voice over agar setiap pesan dan data yang dari video ini bisa lebih mudah dimengerti oleh penonton. Pengunaan talent perempuan yang dipilih berhubungan dengan target utama dari infografis ini yaitu wanita hamil. Alat yang digunakan adalah kamera dan clip on.

(15)

proses pra produksi meliputi storyline dan storyboard serta vector icon yang telah dibuat. Pada proses animating dilakukan penganimasian dengan memberikan pergerakan pada objek seperti position, scale, rotate hingga track mate. Animasi yang dibuat menyesuaikan suara yang telah direkam agar dapat selaras dan juga pergerakan animasi yang smooth dan simple agar nyaman untuk dillihat dan pesan bisa tersampaikan secara baik. Selain melakukan proses animasi juga dilakukan proses compositing untuk menempatkan animasi vector icon dan tulisan di area yang tepat agar tidak terlihat penuh, kebesaran atau kekecilan tapi tepat supaya setiap elemen visual yang ada bisa terlihat dan dimengerti dengan jelas. Proses produksi dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Proses animasi

Setelah tahap produksi selesai maka tahap selanjutnya adalah paska produksi yaitu melakukan compositing untuk mixing audio dan editing video. Editing audio dilakukan untuk membersihkan suara voice over dari noise dan merubah file suara dari mono menjadi stereo agar memiliki keseimbangan saat digabungkan dengan backsound. Pemilihan lagu untuk backsound juga penting agar video dan audio yang disatukan akan terlihat selaras. Dalam melakukan mixing audio juga dilakukan pengaturan tinggi rendahnya suara narasi serta backsound yang harus tepat agar tidak saling berbenturan tetapi menyatu supaya enak didengar. Setelah tahap tersebut dilakukan penyatuhan file video dengan audio yang telah disusun menjadi sebuah kesatuan video yang utuh. Proses editing dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Proses mixing audio

(16)

Hasil akhir proses perancangan media dilakukanya konfirmasi hasil kepada pihak Dinas Kesehatan Kota Salatiga untuk mengetahui kesesuaian video dengan data yang diberikan dan menarik minat ibu hamil untuk mengikuti pemeriksaan kehamilan apa belum. Dalam hal ini bila terjadi sebuah kesalahan atau hal yang tidak sesuai maka akan dilakukan perbaikan hinga video benar – benar tepat dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan Dinas Kesehatan untuk sarana sosialisasi pemeriksaan kehamilan.

4. Pembahasan

Setiap bagian dari video ini memperkenalkan serta menjelaskan tentang pentingnya mengikuti pemeriksaan kehamilan bagi kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandung.

Opening dari video ini menampilkan vector icon tangan yang menggenggam sebuah perangkat elektronik dan muncul dari bawah ke atas. Dalam perangkat tersebut muncul judul ditengah layar perangkat bertuliskan Atenatal Care dan selanjutnya muncul animasi sebuah laporan,

score angka kesehatan, vector ibu hamil , vector janin, vector monitor jantung janin dan disertai dengan voice over pengenalan tentang atenatal care. Opening dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7.SceneOpening

Bagian selanjutnya menjelaskan tentang manfaat dari pemeriksaan tersebut. Scene dimulai dengan vector tangan kanan melakukan slide dari kanan kekiri yang memunculkan scene yang kedua. Fungsi yang tampilkan adalah memberikan edukasi kepada ibu hamil, menjaga kesehatan ibu hamil dan pada akhirnya bayi dapat lahir sehat. Scene fungsi dan manfaat dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8.Scene Fungsi dan Manfaat

(17)

Gambar 9.Scene 10T

Bagian selanjutnya memberikan informasi jadwal pemeriksaan berdasarkan usia kehamilan. Scene dimulai vector tangan kanan melakukan slide dari kiri layar kekanan untuk memunculkan grafis serta judul. Selanjutnya ditampilkan vector usia kehamilan serta jadwal pemeriksaan dari trimester pertama hingga ketiga. Scene jadwal pemeriksaan dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10.Scene Jadwal Pemeriksaan

Bagian selanjutnya memberikan informasi pemeriksan lanjutan setelah pemeriksaan yang wajib dilakukan telah usai. Dalam scene ini ditampilkan ilustrasi vector dokter dan juga suster beserta animasi teks. Scene pemeriksaan lanjutan dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 11.Scene Pemeriksaan Lanjutan

Bagian akhir video menampilkan tagline yang memberikan himbauan kepada ibu hamil untuk sadar memeriksakan kandungannya agar dapat sehat dalam menjalani proses kehamilan hingga melahirkan bayi yang sehat dan selamat. Scene closing dapat dilihat pada gambar 12.

(18)

Perancangan media informasi ini nantinya dapat diaplikasikan kedalam kelas ibu hamil sebagai salah satu bahan tenaga medis mensosialisasikan pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil. Selain itu video juga dapat dengan mudah didapatkan melalui website dari Dinas Kesehatan Kota Salatiga. Penerapan perancangan dapat dilihat pada gambar 13.

Gambar 13. Penerapan Perancangan Media

Pengujian video ini dilakukan yang pertama kepada Dinas Kesehatan Kota Salatiga supaya Dinas Kesehatan dapat menilai data atau konten dari video tersebut apakah sudah sesuai atau belum. Bagian yang bersangkutan yaitu seksi KESGA ( Kesehatan Keluarga dan Gizi ) mengungkapkan bahwa konten dan data dari video yang dirancang telah memenuhi ekspetasi dan layak digunakan menjadi media sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran akan pemeriksaan kehamilan.

Pengujuan selanjutnya dilakukan kepada segementasi video ini yaitu Ibu Hamil yang berada di Puskesmas Kalicacing. Lewat pengujian ini video ditayangan pada layar lcd di puskesmas. Lima ibu hamil yang diwawancarai menyatakan menyukai video tersebut karena data yang ditampilkan valid, suara narasi yang menjelaskan data cukup jelas dan animasi yang menarik. Ibu hamil menjadi mengerti apa saja pemeriksaan yang akan dilakukan dan tersadar untuk mengikuti atenatal care.

Pengujian selanjutnya dilakukan kepada tenaga medis dari Puskesmas Kalicacing Salatiga. Para Tenaga medis mengungkapkan bahwa media yang dirancang memiliki data yang valid dan juga memberikan informasi serta mengedukasi ibu hamil untuk mengerti hak

– hak yang mereka harus dapatkan. Pengujian selanjutnya dilakukan kepada Dr. Santoso Adi yaitu dokter spesialis kandungan di Rumah Sakit Dr. Asmir di Salatiga. Dr Santoso Adi mengungkapkan bahwa video yang dirancang sudah memenuhi standart dan informatif. Dr Adi juga memberikan saran supaya informasi yang diberikan harus terus terupdate dan lebih lengkap tidak hanya tentang pemeriksaan tetapi juga masuk dalam tanda – tanda kehamilan hingga penambahan informasi dari 10 standart pemeriksaan menjadi lebih lengkap dan bermanfaat.

Pengujian selanjutnya dilakukan kepada salah satu studio game yang ada di kota Salatiga yairu Educa Studio. Pihak Educa Studio menilai bahwa konten yang dibuat sudah selaras dengan grafis serta animasi yang digunakan pada vector icon. Pihak Educa juga memberikan saran agar warna dari Background Perangkat elektronik dan Background utama dibedakaan agar audience bisa lebih fokus dalam melihat.

5. Kesimpulan

(19)

Untuk kedepanya penelitian ini dapat dikembangkan kearah media sosial yang lebih lagi lengkap dan data yang terupdate karena akan muncul masalah – masalah yang baru dan juga jalan keluar yang baru. Sehingga kedepan media sosial yang dirancang dapat membantu menyelesaikan masalah yang baru.

6. Daftar Pustaka

[1] Misi DKK Salatiga. diakses 12 Maret 2017. http://www.dkksalatiga.org/visi-dkk- Salatiga

[2] Kesga DKK. 2016. LKJIP Seksi Kesehatan Keluarga. Salatiga: Dinas Kesehatan Kota Salatiga

[3] Khoiriyah Fatin LF. 2016.Perancangan dan pembuatan animasi infografis pos penimbangan

balita pada posyandu Margo mulyo V Klaten. Yogyakarta: AMIKOM Yogyakarta.

[4] Mahadikta Prasetya A. 2015. Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Berbasis Infografis Tentang Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Malang: Universitas Negeri Malang.

[5] Pengertian Media Informasi Menurut Para Ahli terlengkap. diakses 20 Maret 2017.

http://www.masterpendidikan.com/2016/04/pengertian-mediainf

ormasi-menurut-para-ahli.html.

[6] Desain Komunikasi Visual – Pengertian, Ruang Lingkup, dan Jenisnya. diakses 27 Maret 2017. https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-visual.

[7] Pengertian Ibu Hamil, Penyebab, dan Tanda-Tanda Kehamilan. diakses 10 April 2017.

http://abiummi.com/pengertian-ibu-hamil-penyebab-dan-tanda-tanda-kehamilan/

[8] DKK Salatiga Galakan Program Nginceng Wong Meteng. diakses 10 April 2017

http://jateng.tribunnews.com/2016/08/22/dkk-salatiga-galakkan-program-nginceng-wong-meteng

[9] Kementrian Kesehatan RI. 2013. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Edisi Kedua. Jakarta:

Kementrian Kesehatan RI.

[10] Mengenal Infografis dan Jenisnya. diakses 10 April 2017.

https://www.maxmanroe.com/pengertian-infografis.html.

[11] Apa itu Flat Design. diakses 19 Januari 2017. http://www.pindexain.com/apa-itu-flat-design/

[12] Keadaan Geografis. diakses 12 April 2017. http://salatiga.go.id/tentang-salatiga/keadaan-geografis/

[13] Sirnayatin Ariska T. 2013. Membangung Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran Sejarah.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

[14] Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed Methode. Diakses 18 April.

2017.http://www.academia.edu/27552910/Penelitian_Kualitatif_Kuantitatif_dan_Mixed_Met hode.

[15] Sarwono, Jonathan dan Hary Lubis. (2007). Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual.

(20)

Gambar

Gambar 1. Tahapan Penelitian Strategi Linier [15].
Tabel 1. Hasil kuisoner ibu hamil.
Gambar 2. Tahap Perancangan Media.
Tabel 2. Storyboard
+6

Referensi

Dokumen terkait

In the process, government and civil society initiatives are then collaborated in the draft of Acceleration of Gender Mainstreaming National Strategy through the GRPB in

dan minum. 3) Mencukur bulu tikus menggunakan silet cukur tepatnya di daerah punggung dan kulit diolesi dengan alkohol. 4) Melakukan perlakuan pada punggung tikus putih

Model SPCK ini dikembangkan sesuai karakteristik pembelajaran berbicara teks anekdot. Kegiatan berbicara yang dilakukan siswa diintegrasikan dengan keterampilan

Topografi berbukit-bukit terdapat di sepanjang perbatasan di wilayah perbatasan wilayah Republik Indonesia dengan Malaysia khususnya di pulau Kalimantan. Di samping itu

Hasil penelitian FITR A tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (A PBD) di 41 kabupaten/kota menunjukkan bahwa alokasi anggaran kesehatan dalam anggaran daerah sangat minim,

panjang sisi-sisi yang bersesuaian dari kedua bangun tersebut memiliki perbandingan senilai b.. sudut-sudut yang bersesuaian dari kedua bangun tersebut

Tentukan besaar arus yang listrik yang mengalir pada pemanas

Terbilang : Seratus Empat Puluh Sembilan Juta Enam Ratus Ribu Rupiah. Demikian disampaikan