• Tidak ada hasil yang ditemukan

NUR’AINUN SEBAGAI PENYANYI MELAYU SUMATERA UTARA: BIOGRAFI DAN ANALISIS STRUKTUR LAGU-LAGU RENTAK SENANDUNG, MAK INANG, DAN LAGU DUA YANG DINYANYIKANNYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "NUR’AINUN SEBAGAI PENYANYI MELAYU SUMATERA UTARA: BIOGRAFI DAN ANALISIS STRUKTUR LAGU-LAGU RENTAK SENANDUNG, MAK INANG, DAN LAGU DUA YANG DINYANYIKANNYA"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

NUR’AINUN SEBAGAI PENYANYI MELAYU SUMATERA

UTARA: BIOGRAFI DAN ANALISIS STRUKTUR LAGU-LAGU

RENTAK SENANDUNG, MAK INANG, DAN LAGU DUA YANG

DINYANYIKANNYA

SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O

L E H

SANSRI NUARI SILITONGA NIM 060707004

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN

(2)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah sebuah negara kesatuan yang terdiri dari berbagai kelompok etnik, bahasa, budaya, agama, dan ras. Indonesia terdiri dari 33 provinsi, yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Di antara provinsi-provinsi di Indonesia, ada yang dihuni oleh masyarakat atau kelompok etnik yang relatif homogen, seperti Provinsi Sumatera Barat, yang didiami oleh etnik Minangkabau; Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang didiami oleh etnik Aceh yang terdiri dari sub Tamiang, Aceh Rayeuk, Simeulue, Pidie, dan lainnya; Jawa Tengah yang didiami oleh masyarakat Jawa. Namun ada juga provinsi-provinsi yang dihuni oleh berbagai kelompok etnik. Misalnya Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang dihuni oleh etnik Betawi, Sunda, Banten, Jawa, dan lainnya.

Begitu juga dengan Provinsi Sumatera Utara yang didiami oleh delapan kelompok etnik setempat, yaitu: Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Batak Toba, Mandailing-Angkola, Pesisir Tapanuli tengah, Nias, dan Melayu. Ada pula pendatang seperti: Aceh, Minangkabau, Jawa, Sunda, Makasar, Bugis, Thokian, Kwong Fu, Hakka, Tamil, benggali, dan lain-lainnya. Keadaan etnografis yang demikian ini, sangat mempengaruhi kebudayaan yang dihasilkan kelompok-kelompok etnik tersebut, tidak terkecuali etnikMelayu. Satu sisi, setiap kelompok etnik akan mempertahankan identitas kebudayaannya, namun di sisi lain mereka memerlukan adaptasi dan meminjam budaya lainnya.

(3)

2

Batu. Ini semua berada dalam kawasan pesisir Timur Provinsi Sumateara Utara. Di dalam kebudayaan Melayu Sumatera Utara, proses mempertahankan identitas dan mengambil unsur-unsur kebudayaan yang heterogen telah terjadi selama ratusan tahun, dan menjadi suatu kelaziman dalam strategi kebudayaan mereka. Salah satu upaya mempertahankan, mengembangkan, dan mempopulerkan budaya, adalah melalui seni musik atau suara.

Etnik Melayu memilki seniman-seniman tari seperti Guru Sauti, Yose, Rizal Firdaus, Lailan Machfrida, Linda Asmita, Sirtoyono, dan lain sebagainya. Begitu juga dengan pemusik seperti: Ahmad Setia, Zulfan Efendi Lubis, Tengku Luckman Sinar, Muhammad Zulfahmi, Fadlin, Tengku Syafick Sinar, dan lain sebagainya. Di samping pemusik, ada juga penyanyi-penyanyi Melayu seperti: Nur ‘Ainun, Dahlia Abu Kasim, Syaiful Amri, Laila Hasyim, dan lain-lain. Mereka cukup populer sebagai penyanyi Melayu.

Nur ‘Ainun adalah salah satu penyanyi Melayu yang sangat terkenal di dalam masyarakat Melayu. Nur ‘Ainun dipandang berbeda dengan penyanyi-penyanyi Melayu yang lainnya karena memililki ciri khas dalam bernyanyi seperti gerenek yaitu memakai improvisasi dengan menggunakan nada-nada gerenek Melayu yang berdensitas rapat yang mendekati konsep “tremolo” di dalam musik Barat. Begitu

(4)

3

Di samping itu Nur ‘Ainun dalam bernyanyi Melayu, ternyata beliau juga pernah berkolaborasi dengan Rizaldi Siagian seorang seniman ternama di Sumatera Utara. Sejauh yang saya ketahui berdasarkan wawancara dengannya ternyata beliau sudah menghasilkan 20 album dalam bentuk kaset, termaksud kaset yang berjudul Tanjung Balai yang diliris tahun 1992 bersama Tiar Ramon sebagai teman bernyanyinya, yang membawakan lagu-lagu ciptaan dari Efendi Arif dan ciptaan dari Nur ‘Ainun sendiri yang berjudul Kepastian. Di samping kaset yang dimilikinya beliau juga mempunyai 2 keping piringan hitam yang diproduksi tahun 1970 di Malaysia, dan untuk saat ini melalui wawancara beliau sangat berkeinginan suatu saat di saat bernyanyi Dia ingin direkam memakai alat rekam seperti handicam dengan maksud ingin membuat hasil rekamnya tersebut dijadikan sebuah kaset CD ataupun DVD agar dapat dilihat. Karena pada saat itu alat perekam hanya berbentuk kaset dan pirirngan hitam saja, untuk itu Dia tidak pernah meliahat dirinya bernyanyi, tapi hanya bisa mendengar saja. Berlajut dengan prestasi dirumah Beliau banyak sekali Piagam dan Penghargaan berbentuk Piala-piala baik dari lomba bernyanyi di TVRI, Radio, dan lain sebagainya, yang kalau dijumlahkan total dari keseluruhan dari Piala dan Piagam tidak sedikit mencapai 10 Penghargaan termasuk piala-piala tersebtu.

Di dalam lagu-lagu Nur ‘Ainun terdapat tiga dasar rentak seperti rentak senandung (4/4), Mak Inang (2/4), dan Lagu Dua (6/8) yang dimana rentak-rentak ini disebut ketukan ataupun pulsa. Simbol-simbol ketukan ataupun pulsa ini adalah sebuah perkembangan musik Barat ke dalam musik Melayu pada saat musisi-musisi Melayu mempelajari musik Barat dan menerapkanya kedalam musik Melayu.wawancara penulis dengan Muhammad Takari (Maret 20/10).

Oleh karena itu saya sangat tertarik dalam membahas Nur ‘Ainun dari segi

(5)

4

sehingga penulis ingin memberi judul tulisan ini dengan Nur ‘Ainun Sebagai Penyanyi Melayu Sumatera Utara: Biografi dan Analisis Struktur Lagu-lagu Rentak

Senandung, Mak Inang,dan Lagu Dua yang Dinyanyikannya.

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis menentukan dua pokok permasalahan untuk mengkaji keberadaan Nur ‘Ainun, yaitu sebagai berikut.

1. Bagaimana biogarafi Nur ‘Ainun? Pokok permasalahan ini akan dijelaskan dalam bentuk deskripsi mengenai riwayat hidupnya sebagai seniman (penyanyi) lagu-lagu Melayu sejak awal hingga kini, begitu juga sejauh apa pengalaman hidupnya sebagai pencipta lagu-lagu Melayu. Pada bahagian ini fokus diutamakan pada biografi dirinya sebagai seniman Melayu.

2. Bagaimana struktur lagu-lagu rentak senandung, mak inang, dan lagu dua yang dinyanyikan dan diciptakan oleh Nur ‘Ainun? Pokok masalah ini akan diperdalam dalam bentuk uraian bagaimana struktur lagu-lagu yang dinyanyikan dan diciptakan Nur ‘Ainun. Adapun sebagai sampel rentak

(6)

5 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Secara umum peneliti bertujuan untuk menegetahui atau mengunkapakan objek yang diteliti, ditemukan suatu kesimpulan yang menjadi pemecahan dari suatu masalah yang diteliti antara lain:

1. Untuk mengetahui biografi dari hidup Nur ‘Ainun

2. Untuk mengetahui lebih rinci dan mendalam struktur lagu-lagu Melayu rentak senandung, mak inang dan lagu dua yang dinyanyikan oleh Nur ‘Ainun serta lagu-lagu yang diciptakanya.

3. Untuk mengetahui karya-karya Nur ‘Ainun sebagai seniman Melayu.

1. 3. 2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini khususnya terhadap masyarakat luar dalam tulisan karya Ilmiah adalah:

1. Untuk melihat biografi Nur ‘Ainun agar mayarakat dapat mengetahui sosok dari seorang penyanyi Melayu.

2. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat Melayu mengenai pengertian rentak senandung, mak inang, dan lagu dua (joget) dalam lagu-lagu yang dinyanyikannya

3. mengakat kembali keberhasilan yang pernah diraih oleh Nur ‘Ainun sebagai seniman Melayu

(7)

6 1. 4 Konsep dan Teori

1. 4. 1 Konsep

Konsep merupakan defenisi singkat dari apa yang diamati, konsep menentukan variabel-variabel utama dan kita ingin menentukan adanya hubungan empiris (Merton 1963:89).

Biogarafi Antologi Biografi Pengarang Sastra Indonesia (1999:3-4) dalam skripsi (Siti 2003:2006). Mengatakan biografi adalah sebuah pendeskripsian hidup pengarang atau sastrawan. Disini juga dijelaskan bahwa dalam menyusun biografi seseorang harus memuat latar belakang dari yang ingin kita tulis antara lain:

1. Keluarga yaitu memuat keterangan lahir, meninggal (jika sudah meninggal), istri dan keturunan (orang tua, saudara dan anak). Pendidikan yaitu pendidikan formal dan non formal dari tingkat dasar sampai perguruan tertinggi jika ada. Pekerjaan, yang memberi penjelasan tentang pekerjaan, baik pekerjaan yang mendukung kepengarangannya maupun pekerjaan yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan kepengarangannya, dan (d) kesastraannya yang menjelaskan apa yang mempengaruhi pengarang itu sehingga ia menjadi pengarang.

2. Karya-karya pengarang itu yang didaftar menurut jenisnya, baik yang berupa buku maupun yang berupa karya yang diterbitkan secara terlepas, bahkan yang masih berbentuk naskah, karena kadang-kadang ada pengarang yang mempunyai naskah karyanya yang belum diterbitkan sampai ia meninggal.

(8)

7

Karena biografi termasuk salah satu kajian dari sastra, maka teori ini penulis gunakan dalam teori biogarfi, dan mengganti objek pembahasan yang diteliti. Yang mana sebelumnya membahas tentang pengarang, kemudian diubah objeknya menjadi pemusik ataupun penyanyi.

Dalam ilmu sejarah pula, biografi secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun juga dapat berupa lebih dari satu buku. Perbedaannya adalah, biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang dan peran pentingnya, sementara biografi yang panjang meliputi informasi-informasi penting, namun dikisahkan dengan lebih mendetail dan tentunya dituliskan dengan gaya bercerita yang baik. Biografi menganalisis dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup seseorang. Melalui biografi, akan ditemukan penjelasan mengenai tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi biasanya dapat bercerita tentang kehidupan seorang tokoh terkenal atau tidak terkenal. Akan tetapi menurut saya Biografi adalah sala satu media ukapan jati diri dari manusia itu sendiri.

Kata analisis berasal dari kata analisa, yaitu penyelidikan dan penguraian terhadap satu masalah untuk mengetahui keadaan yang sebenar-benarnya serta proses pemecahan masalah yang dimulai dengan dugaan akan sebenarnya (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 1988).

(9)

8

Adapun rentak-rentak dalam musik Melayuialah rentak senandung (asli) memiliki ketukan 4/4 lambat, rentak mak inang memiliki ketukan 2/4 sedang, dan rentak lagu dua yang dikenal dengan rentak joget 6/8 lebih cepat dari rentak senandung dan mak inang. Pengertian ini hanya bisa dilihat dan didengar oleh orang yang memang mengenal dan mengetahui tentang musik (orang tertentu). Analisis lebih rinci lihat Fadlin (1988) atau seperti yang penulis kutip pada Bab IV.

Selain rentak yang berhubungan dengan lagu Melayu ada improvisasi-improvisasi yang sering digunakan Nur ‘Ainun dan juga penyanyi-penyanyi Melayu lainnya, yang mereka sebut cengkok, gerenek, dan patah lagu adapun pengertiannya sebagai berikut,

1. Cengkok adalah sebuah ayunan nada yang menggunakan improvisasi atau berjalan begitu saja tanpa adanya yang mengatur yang tidak menggunakan teks naynyian, jika dibandingkan dengan cara bernyanyi paduan suara. sangat berbeda sekali bisa dilihat dengan cara benyanyi yang mendapat pengaturan atau arahan saat bernyanyi, yang dilatih oleh pelatih paduan suara itu sendiri, dan juga sebelum bernyanyi mereka memlakukan pernafasan yang berfungsi untuk dapat menahan nada-nada panjang dengan kata lain mereka menggunakan teknik bernyanyi yang pada dasarnya ini dilakukan oleh penyanyi-penyanyi lainnya.

(10)

9

3. Patah lagu, improvisasi ini yang paling penting adalah tekanan seperti memberi aksen terhadap nada-nada dalam menyanyikan lagu-lagu Melayu (Takari 2008).

1.4.2 Teori

Menyangkut pengidentifikasian bentuk rentak terhadap nyanyian, maka penulis menggunakan dua teori yaitu Biogarafi dan Weighted Scale untuk menganalisis Musiknya. Adapun musik tersebut ialah: (1) Teori biografi Pada dasarnya teori ini dipergunakan dalam berbagai disiplin ilmu, seperti dalam sejarah, sastra, sosiologi, dan antropologi. Biografi secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja. Namun juga dapat berupa lebih dari satu buku. Perbedaannya adalah, biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang dan peran pentingnya. Sementara biografi yang panjang meliputi informasi-informasi penting namun dikisahkan dengan lebih mendetail dan tentunya dituliskan dengan gaya bercerita yang baik.

Dalam studi biografi penulis akan menganalisis dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup seseorang. Melalui biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan arti dari tindakan tertentu atau misteri yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan mengenai tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi biasanya dapat bercerita tentang kehidupan seorang tokoh terkenal atau tidak terkenal, namun demikian, biografi tentang orang biasa akan menceritakan mengenai satu atau lebih tempat atau masa tertentu.

(11)

10

kronologis. Beberapa periode waktu tersebut dapat dikelompokkan berdasar tema-tema utama tertentu (misalnya “masa-masa awal yang susah” atau “ambisi dan pencapaian”). Walau begitu, beberapa yang lain berfokus pada topik-topik atau

pencapaian tertentu.

Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau kliping Koran. Sedangkan bahan-bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buka-buku referensi atau sejarah yang memaparkan peranan subjek biografi itu. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menulis sebuah biografi antara lain: (a) pilih seseorang yang menarik perhatian anda; (b) temukan fakta-fakta utama mengenai kehidupan orang tersebut; (c) mulailah dengan ensiklopedia dan catatan waktu; (d) pikirkan, apa lagi yang perlu anda ketahui mengenai orang itu, bagian mana dari hidupnya yang ingin lebih banyak anda tuliskan (Matavia, 2008). (2) Menurut Wiliaam P. Malm (1977:9) bahwa terdapat 8 unsur yang harus diperhatikan: (1) scale ( tangga nada). (2) nada dasar, (3) range ( wilayah nada ). (4) freguency of notes ( jumlah nada-nada ), (5) prevalent interval ( interval yang dipakai ), (6) cadensa patters ( pola-pola kadensa), (7) melodic formula ( formula melodi ), (8) dan contur ( kontur ).

1`.5 Metode Penelitian

(12)

11

terkuat siapa-siapa saja yang sangat cocok untuk dituliskan kedalam tulisan karya ilmiah ini yang menjadi topik pembahasan yang biasanya disebut informal kunci.

Metode yang dipergunakan dalam mengkaji lagu-lagu Melayu yang dinyanyikan oleh Nur ‘Ainun yang memakai rentak senadung, mak inang, dan lagu

dua memakai metode penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif dikarena Melalui pendekatan ini penulis lebih terfokus dan memusatkan objek yang ingin diteliti untuk dituliskan kedalam penulisan karya Ilmiah serta dapat dipertangung jawabkan.

Pada tahap sebelum penulis terjun kelapangan penulis mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian seperti, kamera digital lumix, sebagai alat rekam pada saat melakukan wawancara, dan juga sebagai pengambilan gambar agar lebih jelas dan menjadi bukti. Kemudian studi kepustakaan sebagai informal awal yang menjadikan acuan dengan membaca buku-buku berhubungan dengan objek yang ingin diteliti, agar dapat berjalan dengan lancar sampai siapnya tulisan karya Ilmiah ini dibuat.

1.5.1 Studi Kepustakaan

Maksud dari studi kepustakaan adalah mendapat tulisan yang berasal dari buku-buku, jurnal, majalah seni, skripsi-skripsi di perpustakaan Departemen Etnomusikologi. Buku-buku yang digunakan anatara lain: “ Sastra Melayu Sumatera Utara” (2009) yang dituliskan oleh Muhammad Takari dan Fadlin; Adat Istiadat Perkawinan Melayu Sumatera Timur (2010) oleh Yuscan; “Lintasan Sejarah

Peradaban Melayu Pesisir Deli Sumatera Timur”(1975) oleh Tengku H.M Lah Husny,

(13)

12 1.5.2 Pegumpulan Data di Lapangan 1.5.2.1 Observasi

Kerja lapangan berkaitan dengan pengumpulan data di lapangan yaitu melihat langsung kelapangan bagaimana teknik vocal dan ciri khas oleh Nur ‘Ainun. Selain itu, mencari informan pangkal yaitu Datuk Fauzi yang mendukung dan membuka jalan bagi penulis untuk bertemu dan mengenal lebih jauh sosok Nur ‘Ainun sedapat

mungkin informan pangkal tersebut berasal dari kebudayaan yang sama dengan informal kunci.

Penulis melakukan penelitian lapangan hari rabu tanggal 2 april 2010 dijalan Datuk Kabuh Gg. Rezeki di Denai. Pada saat itu Nur ‘Ainun sedang shalat Zuhur karena kedatangan saya siang tepatnya pada pukul 12.30 WIB. Selesai sholat penulis menyempatkan diri untuk melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi. Dari wawancara tersebut, penulis mulai mendapatkan informasi mengenai latar belakang keluarganya, pendidikannya, pekerjaannya, maupun perjalananan hidupnya dalam musik Melayu, sebagai penyanyi Melayu.

(14)

13 1.5.2.2 Wawancara

Dalam penelitian ini penulis menggunakan wawancara jenis wawancara riwayat secara lisan (Moleong 2000:137). Wawancara ini dimaksudkan mewawancarai sang informan kunci secara mengalir tanpa adanya draft pertayaaan yang disusun. Wawancara tidak terkesan kaku melainkan terkesan santai seperti pembicaraan sehari-hari bair pun pertayaan tersebut belum dibuat hanya sebatas bertanya saja mengenai kehidupannya dalam seniman Melayu.

Dalam rangka mewawancarai Nur ‘Ainun penulis menggunakan metode wawancara langsung, mendalam, terstruktur secara umum, dan kemudian menggembangkannya menurut arah dan jawaban-jawaban yang diberikan oleh informan kunci yaitu Nur’Ainun. Dalam rangka menggali aspek biografinya, penulis

juga mewawancarai orang-orang yang terdekat dengan beliau yaitu anak-anaknya.

1.5.3.2 Rekaman

Dalam penulisan ini penulis menggunakan beberapa instrumen pendukung antara lain kamera digital merk Lumix DMC-FX 12. Kamera digunakan untuk merekam proses wawancara dan saat masa observasi/ penelitian lapangan serta pengambilan gambar pada saat beliau meraih prestasi dan karya-karya lainnya. Tidak lupa juga meneliti membawa catatan untuk mencatat hal-hal yang penting mengenai Nur’Ainun khususnya riwayat hidupnya sebagai seniman Melayu.

Data audio kemudian ditranskripsi dalam bentuk tulisan yang disimpan di flash disk. . Kemudian bahan-bahan yang diperlukan disunting dan dimasukkan sesuai dengan keperluan penelitian ini.

(15)

14

mengedit dan menyisipkan gambar ini. Selanjutnya gambar diinsert ke dalam kata-kata yang terdapat dalam file yang berformat Microsoft word.

Data lagu atau musik dibeli dari rekaman komersial. Sebahagiannya juga direkam langsung di lapangan. Data audio musik ini kemudian ditranskripsi dengan menggunakan media notasi balok Eropa untuk mempermuda analisis bentuk musiknya. Penulis melakukan transkripsi deskriptif untuk nmengetahui gaya nyanyian yang dinyanyikan oleh Nur ‘Ainun.

1. 5. 3 Kerja Laboratorium

Seluruh hasil wawancara dan rekaman teknik olah vocal oleh informan kunci yang penulis dapatkan dari penelitian kelapangan, akan diolah kedalam laboratorium. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan sebuah transkripsi dan analisis dari lagu-lagu yang dinyanyikanya yang sempat populer. Dan hasil karya lagu-lagu yang diciptakanya. serta menyusun biografi beliau menjadi satu rentetan, dari semua data yang di peroleh di lapangan. Untuk selanjutnya diolah dalam kerja laboratorium. Di dalam proses pengolahan data ini, penulis dibimbing oleh dosen pembimbing yaitu bapak Muhammad Takari dan fadlin.

Jika masih ada data yang dirasa kurang lengkap, maka penulis akan kembali ke lokasi penelitian dan menemui narasumber untuk melengkapi materi pembahasan melalui saran-saran dari dosen pembimbing penulis.

(16)

15

pembahasan pada tulisan ini. Demikianlah seterusnya yang penulis lakukan berulang-ulang di setiap penelitian.

(17)

16

BAB II

DESKRIPSI KEBUDAYAAN MASYARAKAT MELAYU

SUMATERA UTARA SEBAGI LATAR BELAKANG BUDAYA

NUR ‘AINUN

2.1 Latar Belakang Budaya Melayu

Nur ‘Ainun adalah seorang wanita yang latar belakangnya adalah berbudaya

Melayu. Kedua orang tuanya juga adalah suku Melayu. Nur’Ainun juga menggunakan

bahasa dan budaya Melayu dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan demikian, maka Nur ‘Ainun secara sosiobudaya dibentuk oleh kebudayaan Melayu, khususnya

Langkat, dan Smatera Uara dan Duna Melayu secara umum.

Sebelum menganalisis lagu-lagu yang dinyanyikan dan diciptakan oleh Nur ‘Anun, maka perlu juga mengetahui latar belakang budaya yang menjadikan diri

seorang Nur ‘Ainun, yaitu kebudayaan Melayu. Adapun enls akan melihatnya dri sudut unsure-unsur bdaya Melayu dan kaitannya dengan kedudukan Nur ‘Ainun dalam setiap unsure budaya dalam peradaban Melayu Sumatera Utara.

(18)

17

konsep Melayu siapa saja boleh menyatakan dirinya menjadi orang Melayu, asal dia bisa berbahasa Melayu, beradat istiadat Melayu, dan beragama Islam.

Di samping itu identitas Melayu juga dapat dilihat melalui unsure-unsur kebudayaan Melayu. Secara antropologis, unsure-unsur kebudayaan mencakup: agama, bahasa, organisasi, mata pencaharian hidup, kesenian, pendidikan, dan teknologi. Di bawah ini terdapat tujuh unsur tersebut, berikut,

2.1Agama

Islam adalah kepercayaan setiap warga masyarakat Melayu, karena Melayu sendiri pun berlandaskan Islam. Untuk itu saya akan menjelaskan bagaimana proses masuknya agama Islam ke dalam peradaban Melayu. Jika di Indonesia Islam mulai berkembang pada zaman Kerajaan Hindu-Budha berkat hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti India, Tionkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal Masehi, dibawa oleh para musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahien. Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu kerajaan Tarauma Negara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16 (Luckman Sinar 1986).

(19)

18

tahun 670. Pada saat puncak kejayaannya Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Tengah, dan Kamboja (Lucman Sinar 1986:65).

Di abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, yaitu Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga1364, Gajah Mada, berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam Wiracarita Ramayana.( \sejarah dari Ramayana).

Masuknya ajaran Islam pada sekitar abab ke-12, melahirkan kerajaan-kerajaan bercorak Islam, seperti Samnudra Pasai di Sumatera dan Demak di Jawa. Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan mengakhiri kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, sekaligus menandai akhir dari era ini. (Takari dan Fadlin 2009).

Di samping itu ada pendapat dari Prof Mansur menyatakan : “Besar kemungkinannya bahwa Islam dibawa oleh para wirausahawan Arab ke Asia Tenggara pada abad pertama dari tarikh Hijriyah atau abad ke-7M. Hal ini menjadi lebih kuat, menurut Arnold dalam The Preaching of Islam sejarah dakwah Islam dimulai pada abad ke-2 Hijriah, yaitu para pedagang Islam melakukan perdagangan dengan Sailan atau Srilangka. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Burger dan Prajudi (2004). Mansur menambahkan Van Leur dalam bukunya Indonesian Trade and Society (2003), menyatakan bahwa pada 674 di pantai Barat Sumatera telah terdapat perkampungan (koloni) Arab Islam.

(20)

19

agama Islam. Hal ini mempengaruhi pula perkampungan Arab yang terdapat di sepanjang jalan perdagangan di Asia Tenggara. Mansur juga mengkritik keras adanya upaya sebagian sejarawan yang menyatakan bahwa Islam baru masuk ke Indonesia setelah runtuhnya kerajaan Hindu Majapahit (1478) dan ditandai berdirinya kerajaan Demak.

Pada umumnya keruntuhan Kerajaan Hindu Majapahit sering didongengkan akibat serangan dari Kerajaan Islam Demak. Padahal realitas sejarahnya yang benar adalah Kerajaan Hindu Majapahit runtuh akibat serangan raja Girindrawardhana dari Kerajaan Hindu Kediri pada tahun 1478M. Al-Attas mengatakan sarjana Barat melangsungkan penilitian ilmiah terhadap sejarah dan kebudayaan Kepulauan Melayu-Indonesia telah lama menyebarkan bahwa masyarakat kepulauan ini seolah-olah merupakan masyarakat penyaring, penapis, serta penyatu unsur-unsur berbagai kebudayaan.

(21)

20

oleh peradaban sebelumnya. Islam memang tidak meninggalkan kebudayaan patung (candi) sebagaimana kebudayaan pra-Islam (sumber: www.wikipedia.com).

Di sisi lain, ada juga disebut dengan ras proto-Melayu pedalaman, yaitu orang Batak Toba, Karo, Simalungun, Pakpak-Dairi, yang memiliki kepercayaan, bahasa, dan adat istiadat sendiri. Memang pada dasarnya orang luar mengenal sebagian orang Asia itu adalah orang Melayu, seperti di Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan lain sebagainya. Tetapi pada kenyataanya sebagian besar mereka tidak menyatakan mereka sebagi orang Melayu, karena mereka memilki agama, bahasa dan kebudayaan yang tidak sama dengan konsep kebudayaan Melayu. Seperti contoh penulis. Saya beragama Kristen Protestan, saya berasal dari suku Batak Toba, saya menggunakan bahasa Batak, dan saya juga melakukan istiadat suku saya sendiri. Namun demikian, jika orang luar menyatakan saya sebagai orang Melayu, saya pasti akan menjawab, saya juga orang Melayu, karena saya juga menggunakan bahasa Melayu yaitu bahasa Indonesia yang pada dasarnya bahasa Inonesia adalah bahasa Melayu. Begitu juga dengan objek penelitian saya, Nur ‘Ainun adalah suku

asli Melayu yang beradat istiadat Melayu, berbahasa Melayu, dan juga beragama Islam

2.1 Bahasa

(22)

21

Akan tetapi dalam kebudayaan Melayu penggunaan bahasa khususnya dialek memilki perbedaan dari lima kabupaten, jika orang Melayu di pesisir timur, Serdang Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan dan Tanjung Balai memakai Bahasa Melayu dengan mengutamakan huruf vokal “o” sebagai contoh kemano (kemana), siapo (siapa). Di Langkat dan Deli masih menggunakan huruf vocal “e” seperti contoh, kemane (kemana), siape (siapa).

Dari sini kita bisa melihat meskipun akar kebudayaan etnik Melayu itu satu rumpun, namun ada juga perbedaan-perbedaan kecil yang membedakan etnik Melayu. Adapun perbedaan-perbedaan tersebut dikarenakan adanya kebiasaan yang sudah dibawa dari nenek moyang yang pada saat itu mereka memilki satu pengelompokan yang berbeda-beda. (Zein 1957:89).

Bahasa yang dignakan dan difungsikan oleh Nur ‘Ainun adalah bahasa

Melayu dan juga Indonesia. Biarpun beliau sendiri orang Melayu Smatera Utara, akan tetapi, dia lebih senang menggunakan bahsa Indonesia dalam pergaulan sehari-hari.

2.3 Mata Pencaharian

(23)

22

Penguasaan ekonomi di kalangan orang Melayu perkotaan relatif masih rendah dibandingkan dengan penguasaan ekonomi oleh penduduk non-pribumi, terutama orang Tiongkhoa. Tetapi kini telah banyak orang Melayu yang telah sukses dalam bidang perniagaan dan menjadi penguasa perusahaan-perusahaan. Banyak yang tinggal di kota-kota besar dan mampu hidup berkecukupan. Selain itu itu, banyak orang Melayu yang mempunyai pendidikan yang tinggi, seperti di universitas di dalam maupun di luar negeri.

Di samping itu menurut Metzger (dalam Takari dan Fadlin 2009) kelemahan orang Melayu dalam ekonomi adalah bahwa kurangnya mayarakat Melayu menghargai budaya lama, pemalas, dan kurangnya sifat ingin tahu. Untuk sekarang ini, tidak semua masyarakat Melayu hidup bertani, berkebun, dan menjadi nelayan saja. Banyak juga orang Melayu yang profesinya menjadi guru, dosen, musisi, dan pejabat-pejabat tinggi. Orang Melayu di Sumatera Utara kini mempunyai pola hidup untuk mengejar ilmu setinggi-tingginya, bersaing dengan kelompok etnik lain. Bahkan ada juga belajar ke luar negeri, karena orang Melayu sangat menjujung tinggi pendidikan. Mereka ini ingin pintar dan cerdas, untuk dapat membantu semua orang dn makhluk. Bagi sebahagian besar oran Melayu, mereka mengamalkan ajaran Islam untuk terus mencari ilmu, yang sangat berharga yang tidak bisa hilang sampai mati. Emikian juga falsafah hidup Melayu yang diamalkan dan dijadikan pedoman hidup oleh Nur ‘Ainun.

(24)

23

Selain itu, karena keahlian beliau mengaji Al-Quran, maka ia dipecayakan oleh masyarakat Islam di sekitar kediaman beliau untuk mengajar mengaji anak-anak generasi muda. Bagi beliau mengajar mengaji ini, selain mendapat honor juga mendapat pahala dari Allah.

2.4 Pendidikan

Sebelum penjajahan Belanda, orang Melayu umumnya mendapat pendidikan agama. Semasa penjajahan, peluang pendidikan ala Eropa terbatas untuk orang Melayu di pedesaan, dan terpusat di daerah perkotaan, Pendidikan gaya Eropa sendiri hanya dikembangkan setelah Indonesia merdeka.

Orang Melayu mengalami sebuah perkembangan yang pesat dalam dunia endidikan. Karena yang seperti kita ketahui, orang Melayu sangat menjujung tinggi yang namanya pendidikan ataupun ilmu. Inilah yang menyebabkan mereka bisa maju kedepan untuk lebih baik, karena mereka juga ingin dihormati bukan dilencehkan.

Dalam pendidikan Nur ‘Ainun sendiri kurang begitu baik, dikarenakan tidak menyelesaikan sekolahnya dengan baik. Tetapi Nur ‘Ainun juga bisa dikatakan

manusia yang pintar dengan masuknya beliau di sekolah yang cukup populer, karena disekolah tersebut adalah sekolah para bangsawan dan juga Sultan. Sehingga Nur ‘Ainun pun pernah satu sekolah dengan sultan.

2.5 Teknologi

(25)

24

lainnya seperti alat komunikasi yang dikenal dengan handphone yang lazim dignakan semua masyarakat di Indonesia, termasuk suku Melayu.

Kemudian ada lampu sebagai alat penerang dirumah, kebanyakan mereka tidak menggunakan lampu teplo yang digunakan pada zaman dulu untuk menerangi lampunya, kemudian ada komputer sebagai alat mempermudah dalam menyimpan data, dan terkadang sebagai masyrakatnya memakai laptop yang lebih cangih lagi dari komputer, dan biasanya ini dipergunakan pada saat masyarakat Melayu bersekolah kejenjang yang lebih tinggi atau mahasiswa.

Kendaraan juga sebagai teknologi yang sudah ada pada masyarakat Melayu. Untuk mempermudah perjalan seperti sepeda motor, yang dulunya mereka menggunakan sepeda sebagai alat kendaraan untuk mencapai tujuan. Tapi sekarang mereka sudah beralih ke sepeda motor atau yang dikenal dengan “kereta”, bahkan ada

juga yang menggunakan mobil alat yang mempermudah perjalanan serta memilki fasilitas yang cukup baik dari segi tempat duduknya.

Televisi juga sudah dimilki oleh masyarakat Melayu untuk mengetahui berita-berita dari luar daerah dan dapat mengetahui keadaan negara. Radio juga menjadi salah satu yang sudah ada dimilki oleh masyarakat Melayu untuk mendengarkan lagu-lagu Melayu bahkan ada radio yang sudah memilki kaset sehingga mereka tinggal memasukan kasetnya saja dan didengarkan.

(26)

25

Jika dilihat kondisi Nur ‘Ainun sekarang khususnya dalam ilmu teknologi

sudah memiliki kemajuan biarpun tidak semaju perkembang zaman sekarang tapi Nur ‘Ainun sudah menikmati yang namanya teknologi, terbukti beliau memilki alat

komunikasi seperti handphone, kemudian radio pendegar lagu-lagu, dan juga lampu pijar, yang dulunya beliau hanya menggunakan lampu teplok. Serta alat-alat rekam yang digunakan Nur ‘Ainun untuk kepentingannya sebagai seniman music Melayu.

2.6 Kesenian

Kesenian yaitu sebuah hasil karya yang diciptakan oleh penciptanya sendiri untuk menghasilkan sebuah keindahan. (www.goole.com). Untuk itu kesenian ini menjadi warisan yang diturunkan dari turun- temurun, agar masyarakat Melayu dapat dikenal dan memiliki indentitas untuk diperkenalkan di masyarakat lain. Dalam kebudayaan Melayu terdapat seni-seni seperti seni suara, dengan genrenya seperti berzikir dan azan. Nyanyian ini bersifat keagamaan sehingga musik tidak digunakan saat bernyanyi. Sedangkan seni vokal yang tergabung dengan musik adalah nyanyian-nyanyian yang sifatnya menghibur.

Inilah yang akan penulis bahas mengenai lagu-lagu Melayu, yang dinyanyikan oleh Nur ‘Ainun serta lagu ciptaannya. Sebagai penyanyi legendaris, dan juga sebagai

penyanyi yang mampu menyanyikan lagu-lagu dengan menggunakan rentak senandung, mak inang, dan lagu dua. Kemudian ada Seni musik yaitu salah satu media ungkapan hati. Sedangkan kesenian adalah salah satu daripada unsur kebudayaan tesrsebut. (www.wikipedia.com)

(27)

26

elkulturasi budaya, baik dalam bentuk formal maupun informal. Musik itu sendiri memilki bentuk yang khas, baik dari sudut strukutal maupun genrenya dalam kebudayaan.

Demikian juga yang terjadi dalam musik kebudayaan masyarakat Melayu Sumatera Utara. Pertunjukan musik tradisional mengikuti aturan-aturan tradisional. Pertunjukan ini, selalu berkaitan dengan penguasa alam, mantera (jampi) yang tujuannya menjauhkan bencana, mengusir hantu atau setan. Musik tradisi Melayu berkembang secara improvisasi berdasarkan transmisi.

Berdasarkan sietem klasifikasi yang ditawarkan oleh Curt Sach dan Eric M.Von Hornbostel (1914), maka keseluruhan ala-alat musik Melayu Sumatera Utara dapat dikelompokan kedalam klasifikasi (1) idofon, pengetar utamanya badannya sendir; (2) membranofon, pengetar utamanya membrane; (3) kordofon, pengetar utamanaya senar; (4) dan aerofon, pengetar utamanya kolom udara. Sedangkan Instrument musik Melayu itu sendiri adalah Gendang Melayu (gendang ronggeng) alat musik ini mempunyai membran diatasnya terbuat dari kulit binatang gunanya sebagai pengatur ketukan yang dapat membuat mayarakat bisa terpengaruh khususnya lagu-lagu yang bertempo cepat yang membuat badan ingin menari (membranofon). Biola yang terdiri dari 4 senar dan memiliki alat gesek yang disebut bouw sebagai pengiringi lagu tapi terkadang Biola juga sebagai alat musik yang membawa melodi (kordofon).

(28)

27

terkadang juga sebagai pengiring lagu ataupu syair pantun, yang dimana pemain akordion dan biola saling bergantian memainkanya.

Begitu juga tari mereka akan menggunakan lagu yang sudah dilengkapi dengan musik untuk mengiringi mereka di saat mereka menari (aerofon) karena resonator suaranya dari udara. Kemudian tawak-tawak atau yang dikenal juga dengan istilah gong. Alat musik ini adalaah salah satu alat musik yang dipukul yang berguna sebagai penentu tempo (idiofon).

Di samping alat musik ini, ada juga pengiring musik Melayu yang sudah sangat sulit dijumpai yaitu rebab Melayu. Alat musik hampi sama dengan alat musik biola hanya saja, alat musik memilki 3 senar, lebih sedikit dibanding biola. Mempunyai alat pengesek, dan cara bermain juga berbeda dengan biola. Jika biola diletakan di leher pemain, sedangkan rebab diletakan secara vertikal di depan pemainnya.

Kemudian di samping alat musik rebab ada juga alat musik yang menggunakan teknologi canggih seperti keyboard, yang tujuannya juga sebagai pengiring tetapi hanya jika diperlukan saja. Akan tetapi alat ini bukan berarti sebagai alat musik asli Melayu, tetapi bagian alat musik Melayu saja jika diperlukan. Terkadang juga digunakan oleh masyarakat Melayu pada saat pesta perkawinan, sunat, dan lain sebagainaya untuk penghematan pembayaran pemusik.

(29)

28

perkembangan zaman, masyarakat Melayu juga mengadopsi secara akulturatif berbagai rentak musik dunia. Namum dengan pertimbangan matang dan sistem penapissn yang baik, agar rentak musik dunia itu sesuai dan sepadan dengan budaya Melayu. Contoh rentak yang mereka adopsi adalah chacha, rumba, serta musik Timur Tengah (Arab). Seperti lagu Habibi, Salabat Laila, Naam Sidi, dan lain-lain.

Menurut Fadlin (1988) di dalam music Melayu, ada tiga dasar rentak yang sering digunakan yaitu rentak senandung (4/4, dalam satu siklus delapan ketukan) yang berirama lambat yang biasanya lagu ini yang bertema sedih. Contoh lagu rentak senandung adalah Laksamana Mati Dibunuh, Kuala Deli, Sri Mersing, Damak, Sayang Serawak, Laila Manja, dan lain-lain. Dalam rentak senandung ini, ada lagu yang diciptakan oleh Nur ‘Ainun yaitu Jangan Duduk Termenung. Kemudian ada rentak mak inang yang memilki ketukan (2/4), temponya sedang, dan lagu-lagunya selalu bertemakan persahabatan ataupun kasih sayang. Contoh dari lagu yang rentaknya mak inang adalah Mak Inang Pulau Kampai, Mak Inang Juara, Mak Inang Stanggi, Pautan Hati, Haji Lahore, Mak Inang Kampung, dan lain-lainnya.

(30)

29

Begitu juga Nur ‘Ainun baginya alat musik Melayu dan suara yang

dihasilkannya digunakan untuk mengiringi lagu-lagu yang beliau nyanyikan. Tanpa alat-alat musik Melayu sebagai pengiring, kurang sedap nyanyian yang dilagukannya. Nur ‘Ainun juga menambahkan bahwa musik adalah salah satu alat yang mempunyai

irama yang selalu dibutuhkan pada saat dia ingin menyanyikan lagu-lagunya, dengan menggunakan rentak sebagai pengatur ketukan saat Beliau bernyanyi.

2.5 Sistem Organisasi

Sistem politik Melayu adalah musyawarah, yang dijalankan konteks kebudayaan. Musyawarah yang dijalankan, biasanya membahas mengenai berbagai hal seperti pengelolaan sistem tanah adat berdasarkan budaya dan adat setempat. Sehingga sistem musyawarah yang dijalankan akan memiliki corak dan karakter yang berbeda antara daerah yang satu dengan yang daerah yang lain. Di sini kita dapat melihat bahwa suku Melayu telah mengenal sistem politik yang mengakar kepada kebudayaan.

Tidak mengherankan bahwa suku Melayu mempunyai ikatan persaudaraan yang kuat, sebab musyawarah memaknakan adanya tolong-menolong dan kesetiakawanan sosial, sebagai suatu permufakatan. Musyawarah juga merupakan sarana dimana rakyat dapat diposisikan untuk membangun aturan-aturan dasar dalam kehidupannya. yang bersumber kepada hukum adat setempat.

(31)

30

organisasi yang dibentuk oleh masyarakat Melayu adalah MABMI yaitu Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia.

Organisasi ini bukan semata-mata hanya sebuah kumpulan orang-orang Melayu yang hanya duduk saja, akan tetapi organissasi ini memiliki tujuan untuk melestarikan kebudayaan Melayu. Sehingga organisasi ini tidak sungkan-sungkan mengeluarkan biaya sebesar apapun untuk yang namanya melestarikan kebudayaan. MAMBI pada masa sekarang ini diketuai oleh Syamsul Arifin, S.E.

Organisasi yang diikuti oleh Nur ‘Ainun sendiri tidak banyak. Dia hanya

punya dua organisasi. Yang pertama adalah organisasi perwiridan (pengajian) ibu-ibu di sekitar tempat tinggalnya. Yang kedua adalah himpunan arisan. Dalam berkesenian Nur ‘Ainun tidak masuk ke dalam kelompok kesenian tertentu. Ia bisa menyanyi

(32)

31

BAB III

BIOGRAFI

Sebagai seorang penyanyi Melayu, Nur ‘Ainun memilki biografi yang begitu

menarik secara budaya, yang berikut penulis iraikan untuk bisa kita lihat bagaimana perjalanan hidupnya. Hal itu mencakup aspek-aspek riwayat keluarga yang meliputi aspek-aspek: masa kecil, membentuk keluarga, kemudian pendidikan, dan karir dalam hidupnya.

3.1 Riwayat keluarga

Nur ‘Ainun dilahirkan di Stabat, Langkat, di daerah Kebun Baru, pada

tanggal 7 November 1935. Beliau merupakan anak dari pasangan Mohammad Sigit dengan Fatma. Kedua orang tuanya ini bertempat tinggal di Stabat, JalanTanjung Pura. Sementara asal-usul kedua orang tuanya adalah kawasan dekat dengan pantai Selat Melaka, yang dikenal dengan istilah Pantai Gemi, yang merupakan sebuah kota kecil di Stabat. Ayahnya berprofesi sebagai kepala sekolah di Mensec School. Peenjelasan verbal tentang kinerja ayahnya ini, Nur ‘Ainun menceritakannya kepada saya sebagai berikut.

(33)

32

karena udah bakat kali ya nak. (Wawancara penulis dengan Nur ‘Ainun 8 Maret 2010).

Di samping sebagai seorang kepala Sekolah, ayahnya juga memiliki kepintaran dalam bermusik. Terbukti ayahnya dapat memainkan semua alat musik Melayu. Nur ‘Ainun mengatakan bahwa ayahnya dulu diajari bermain musik oleh seorang pmain musik Melayu yang bernama Muhammad Darus. Setelah ayahnya mahir bermain musik, keduanya membentuk sebuah grup musik yang diberi nama Langkat Band.. Nur ‘Ainun juga kurang tahu kenapa grup ini disebut Langkat Band, tetapi menurutnya mungkin karena tempat tinggal dari Muhammad Darus tersebut di Langkat, makanya membuat nama grupnya Langkat Band.

Menurut peenjelasan Nur ‘Ainun, ayahnya dapat memainkan sebahagian

besar instrumen dalam musik Melayu, seperti: akordion, biola, gendang Melayu, dan lainnya. Sehingga di rumah mereka, di Stabat, dijumpai alat-alat musik. Di samping itu, Nur ‘Ainun juga suka memainkan alat-alat musik tersebut.

Di saat ayahnya meninggal dunia, yang berusia 38 tahun, bisa dikatakan usia muda, Nur ‘Ainun mengatakan bahwa ayahnya meningal karena sakit. Anehnya menurut penjelasn beliau, ayahnya pada saat itu hanya muntah-muntah saja, tetapi tidak lama kemudia ayahnya meninggal dunia. Namun demikian, dia mengatakan bahwa itu semua udah ajal. Kita tidak tahu kematian itu kapan datangnya, hanya Allah saja yang tahu.

Setelah ayahnya meninggal, di sinilah keluarga mereka bisa dikatakan sangat kurang baik ekonominya. sehingga alat musik yang tadinya memenuhi rumah menjadi tidak ada. Satu persatu alat musik pun dijual oleh ibu Nur ‘Ainun, untuk dapat melanjutkan hidup mereka. Ibunya tidak memilki pekerjaan.

(34)

33

tidak ingin alat-alat musik Melayu itu ddijual, karena dia sangat sayang sama ayahnya. Dia berharap agar dia bisa mengenang ayahnya lewat alat-alat musik yang dibeli dengan uang ayahnya sendiri.

Untuk itu Nur’Ainun ingin menceritakan kisah kehidupannya disaat mereka

ditinggalkan sama kepala keluarga serta tulang pungung keluarga dan disini juga kalau ibunya nenek mengatakan bahwa dia memilki campuran Thailand yang berasal dari ibunya, yaitu buyut-buyut atau nenek moyang ada yang menikah dengan orang Thailand tapi sudah jadi Melayu, sudah Islam. Sampai sekarang ya nak, nenek tidak tahu kapan ibu nenek dan ayah nenek menikah, lupa nenek nak (wawancara 2 April 2010)

Ketika Mohammad Sigit meninggal dunia, dia meninggalkan 7 anak yang dilahirkan oleh istrinya yaitu Patma. Anaknya sendiri terdiri dari tiga anak laki-laki, dan empat perempuan. Nur ‘Ainun sendiri anak keempat dari 7 bersaudra. Berikut ini adalah nama-nama saudara kandung Nur ‘Ainun;

(1) Hj.Hania (anak perempuan sulung),

(2) Muhammad Arifin (anak laki-laki yang paling besar, sekarang beliau sudah meninggal dunia),

(3) Sauda (anak ketiga perempuan), (4) Nur ‘Ainun (dia sendiri),

(35)

34

(7) Muhammad Ardi (anak laki-laki paling bungsu)

Penulis juga mempertanyakan mengenai kapan tanggal lahir dari saudara-saudaranya. Dia mengatakan bahwa tidak ingat lagi. Saya juga merasa prihatin karena melihat kondisi beliau yang telah berusia reatif tua dan ingatanya juga sudah berkurang, sehingga penulis tidak mau memaksakan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menguras pikirannya. Tetapi di sini Nur ‘Ainun menceritakan kemalasannya dalam melaksanakan pekerjaan rumah. Berikut penuturanya.

Kalau ingat dulu nak, nenek bisa ketawa. Dulu nenek itu paling nggak mau disuruh ngapa-ngapain. Jangankan nyapu, nyuci piring aja kakak nenek. Udah itu nenek itu nak, orangnya nggak rapi, tapi di keluarga nenek cuma nenek yang memang punya bakat nyanyi. Biarpun saudara-saudara nenek itu bisa juga nyanyi, tapi yang meneruskan itu cuma nenek nak. Cuma nenek yang cari uang di musik, biarpun itu tidak jadi patokan. Yang penting bakat nenek bisa tersalurkan. Makanya nak biar pun nenek nggak pernah mengerjakan pekerjaan rumah, tapi di keluarga nenek itu, nenek itu paling disayang lho nak. Disayang sama abang dan kakak nenek, memang nenek itu suka kali ingat-ingat zaman dulu waktu nenek masih kecil (wawancara 13 Mei 2010).

Kelurga Nur ‘Ainun bisa dikatakan keluarga besar. Setelah ayahnya

meninggal dunia, mereka pun pindah ke Stabat, tepatnya di Jalan Kebun Baru. Mereka tinggal bersama ibu dari ibu beliau yang mereka panggil andung. Di sinilah mereka tinggal, dikarenakan tempat tinggal mereka itu bukanlah rumah mereka sendiri, melainkan rumah dinas dari ayah mereka. Karena pada zaman dulu kepala seklolah mendapat jatah rumah dinas. Rumah dinas ini berada di lokasi sekolah tempat mengajar.

Setelah ayahnya meninggal dunia, Tuhan pun punya rencana lain terhadap keluarga Nur ‘Ainun ini. Saudaranya laki-laki yaitu anak kedua yang bernama

(36)

35

tapi jelas mereka sangat sedih abang yang sayang sama dia telah pergi menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa.

Dari penuturan Nur ‘Ainun sendiri terungkap bahwa ia sangat disayang di

keluarganya. Bahkan sampai saat Nur Ainun sudah menikah pun mereka selalu memperlakukan Nur ‘Ainun sangat manja. Sehingga setiap pertanyaan mengenai

keluarga Nur ‘Ainun sangat antusias dan sangat senang saat bercerita.

Setelah Nur ‘Ainun berusia 8 tahun, keluarganya memutuskan agar dia pindah

ke Medan sendiri--dan keluarganya tetap tinggal di Stabat. Nur ‘Ainun tinggal bersama waknya yang bernama Hanifah dan suaminya bernama Muhammad Chair yang bekerja di Kepolisan di Jalan Kampung Keling, tetapi bukan polisi, hanya bekerja di kantor polisi. Nur ‘Ainun tinggel bersama mereka ini pun tinggal di Jalan. Sukaraja di sebelah Istana Maimun yang dikenal sekarang sebagai Jalan Brigjen Katamso, Gang Warni.

(37)

36

sebuah foto keluarga Nur ‘Ainun, yang terdiri dari ayah, ibu, serta saudara-saudara Nur ‘Ainun, seperti pda gambar berikut ini.

Gambar 3.1:

Keluarga Nur ‘Ainun (Ayah, Ibu, dan Saudara-saudaranya).

Sumber: Koleksi Nur ‘Ainun

3.2 Riwayat Pendidikan

Di Medan Nur ‘Ainun melanjutkan pendidikanya di sekolah terpopuler pada

(38)

37

diuji terlebih dahulu oleh pihak sekolah. Mereka mengadakan tiga kali ujian, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan. Nur ‘Ainun pun ternyata berhasil melewati ujian-ujian tersebut. Sehingga dia bisa masuk kesekolah ini, dan lansung duduk di kelas 3, atau setara dengan kelas 1 SMP sekarang ini. Saat itu di sekolah ini, tingkatan sekolah dalah tingkat satu sampai tingkat sembilan.

Lebih lanjut Nur ‘Ainun mengatakan pada penulis, pada saat itu dia satu sekolah dengan anak Sultan Deli yang bernama Azmi Perkasa Alam, namun tidak sekelas. Nur ‘Ainun mangatakan di sekolah ini tetap saja ada pengelompokan strata

sosialnya, yang dapat dilihat dari interaksi pergaulan sesame mereka.

Uang sekolah di sini cukup mahal, yaitu berjumlah 25 perak. Makanya karena itu Nur ‘Ainun tidak sampai tamat hanya kelas 5 saja, berikut penuturanya:

Memang nak, nenek dulu disekolah itu nggak tamat cuma sampe kelas 5 aja. Soalnya biayanya mahal. Kalau minta sama wak

tidak menyelesaikan kursusnya ini. Menurut penjelasan beliau, sebabnya adalah banyak orang-orang yang iri sama dia, karena ia termasuk murid yang pandai dalam berbahasa Inggris. Pada saat dia pulang kursus, ada orang yang sering mencegatnya, atau memberhentikannya di tengah jalan—terutama perempuan. Kalau perempuan umumnya iri dengan dia, berbeda dengan laki-laki. Mereka ini sangat suka pada Nur ‘Ainun sehingga mereka pun melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh

para wanita tersebut, yaitu mencegat Nur ‘Ainun di tengah jalan. Inilah yang

(39)

38

melanjutkan kursusnya. Salah satu hal yang dilakukannya hanya fokus pada bernyanyi saja, karena pada saat itu hal yang paling dia suka adalah bernyanyi. Sehingga Nur ‘Ainun pun bisa dikatakang kurang baik dalam dunia pendidikan, tetapi

bukan Nur ‘Ainun tidak pandai dalam berpikir dan belajar, melainkan ada hal-hal

yang membuat dia tidak menyelesaikan pendidikanya dengan baik. Salah satu faktor pnyebab utamanya adalah biaya dan masalah interaksi sosial.

Di saat Nur ‘Ainun fokus terhadap bernyanyinya, dia pun diajak bergabung masuk di sebuah grup musik yang bernama Sukma Murni. Kelompok musik ini, pada saat itu di bawah kepemimpinan ketuanya yang bernama Muhammad Ilyas. Grup ini terbentuk dan bermarkas di kota Medan. Nur ‘Ainun juga sudah tidak mengingat siapa pendiri Sukma Murni terdahulu, sebelum dipimpin Muhammad Ilyas. Berikut gambar-gambar Nur Ainun menjadi penyanyi pada waktu berusia muda.

Gambar 3.2:

Nur ‘Ainun sebagai Penyanyi Saat Berusia 20 Tahun

(40)

39 Gambar 3.3:

Nur ‘Ainun sebagai Penyanyi Saat Berusia 30 Tahun

(41)

40 3.3 Riwayat Rumah Tangga

Melalui kelompok musik Sukma Murni ini, Nur ‘Ainun bertemu dengan orang yang dia cintai yang sekarang menjadi suaminya, yang bernama Ahmad Fuad. Di dalam grup tersebut, Ahmad Fuad adalah seorang pemain alat music akordion dan gendang Melayu, sedangkan Nur ‘Ainun adalah sebagai penyanyi.

Sifat yang baik, ramah, sederhana, dan jujur dari Ahmad Fuad yang membuat Nur’Ainun menjadi terpikat dengannya. Nur ‘Ainun pun mau menikah dengannya,

ketika Ahmad Fuad melamarnya. Ahmad Fuad memang dikenal oleh teman-temannya sebagai orang yang sopan santun, ramah, dan selalu terseyum. Nur ‘Ainun menegaskan jika suaminya ini adalah kepala keluarga yang selalu sabar dalam mengatasi masalah d isaat mereka sedang berbeda pandangan, Ahmad Fuad juga yang selalu mengalah jika hal itu terjadi.

Ahmad Fuad juga suami yang tidak terlalu banyak menuntut. Apalagi dalam rumah tangganya, seperti dalam panyanjian makanan, Ahmad Fuad selalu makan apa pun yang dimasak oleh Nur ‘Ainun. Bahkan jika tidak ada makanan pun Ahmad

Fuad tidak akan marah, malah mencari jalan keluar agar keluarganya bisa makan. Nur ‘Ainun menegaskan prinsip suaminya lebih bagus tidak makan hari ini dari pada kita berhutang. Sikap inilah yang membuat Nur ‘Ainun tidak bisa melupakan sosok

(42)

41 Gambar 3.4:

Muhammad Fuad, Suami Nur ‘Ainun

Sumber: Koleksi Nur ‘Ainun

Pada saat mereka memutuskan untuk menikah tanggal 15 Juni ditahun 1956, Nur ‘Ainun pun memberi sebuah persyaratan yaitu dia tetap ingin bernyanyi, dan

suaminya pun menuruti persyaratan yang diajukan oleh beliau. Namun demikian, Nur ‘Ainu juga tahu diri. Jika dia dipanggil berpergian ke luar negeri untuk

(43)

42 Gambar 3.5:

Foto Saat Mereka Menikah.

Sumber: Koleksi Nur ‘Ainun

Pernikahan mereka sendiri pun membentuik sebuah keluarga baru dengan kehadiran enam anak. Di bawah ini adalah daftar nama-nama anak kandung dari pasangan Ahmad Fuad dan Nur ‘Ainun sendiri.

1. Nuri Alfrida (lahir 27 april 1958 / almarhumah) 2. Mai Liza Murnin ( lahir 4 Mei 1949),

(44)

43

Di bawah ini sebuah foto keluarga Nur ‘Ainun dan suami saat anak-anak mereka masih kecil-kecil lagi.

Gambar 3.6: Keluarga Inti Nur ‘Ainun

Sumber: Koleksi Nur ‘Ainun

Nur ‘Ainun merasa senang dengan adanya anak-anak yang selalu

(45)

44

bintang radio, dan masih banyak sejumlah prestasi yang membangakan. Anak perempuan sulungnya juga memilki sifat lemah lembut, rapi, dan selalu memperhatikan Nur’Ainun dari segi penempilan ( busana). Sehingga pada saat Nur

‘Ainun datang ke rumah mereka, ibunya sangat kagum kepada Nuri Alfrida yang

pandai dalam mengatur segala sesuatu.

Nuri Alfrida juga termasuk anak yang dianggap orang paling pintar di antara saudara-saudaranya yang lain. Hal ini dibutktikan ketika ia masuk ke Perguruan Tinggi Negeri, yaitu USU (Universitas Sumatera Utara). Nuri mengambil Jurusan Hukum. Nur’Ainun sangat bangga mempunyai anak seperti dia. Selain baik dalam prestasi, ia juga baik dalam bentuk karir, yang terbukti bahwa Nuri memenangkan juara 1 bintang radio. Prestasi yang pernah diraih oleh Nur ‘Ainun pada saat zaman dia masih muda, di decade 1960-an.

Kebahagian itu pun pudar. Baginya kebahagiaan itu hanya semetara diberikan Tuhan. Ia sedih sangat mendalam, karena anaknya yang pertama yang sangat dia banggakan, meninggal berusia 22 tahun, di saat dia sedang menjalani tugas akhir perkuliahnya yaitu menulis skripsi. Dia meninggal karena sakit yang dia derita, yaitu kanker payudara. Sakit yang beliau sendiri pun tidak tahu kapan anak perempuanya menderita penyakit seperti ini. Berikut penuturan Nur ‘Ainun:

(46)

goyang-45

goyangannya itu, tapi nggak apa-apa lah nak. Biar pun nenek nggak suka sama lagunya, tapi dalam pikiran nenek cuma satu anak nenek harus sembuh.

Kesedihan beliau pun tak terbendung lagi, di saat beliau menceritakan detik-detik kepergian anak sulung perempuan yang selalu dibanggakanya. Beliau mengatakan pada saat mereka sedang berobat ke rumah sakit Pirngadi yang dikenal dengan rumah sakit Umum. Di sini Nur ‘Ainun mendapat berita dari dokter bahwa anak tercintanya itu tidak bisa disembuhkan lagi, karena sudah stadium akhir (sangat parah). Kemudian dokter juga mengatakan bahwa hidup putrinya tidak akan lama lagi. Sehingga Nur ‘Ainun pun pulang dengan hati yang sangat terpukul. Di sisi lain beliau harus bisa menahan kesedihan hatinya agar tidak kelihatan kepada putrinya tersebut, karena beliau sendiri tidak memberitahukan kepada putrinya tentang penyakit yang dia derita. Kesedihan tersebut semakin mendalam karena putrinya merasa senang dengan kepulangannya ke rumah. Dia merasa bahwa dirinya sudah sembuh dan dia meminta kepada Nur ‘Ainun agar masak yang enak untuk merayakan

kesembuhannya dari kepulanganya dari rumah sakit. Nur ‘Ainun hanya bisa menuruti dengan hati yang terluka. Berikut penuturan beliau.

Ya memang waktu nenek pulang dari rumah sakit, si Ida nama panggilangnya nak, minta mau dimasakan makanan enak. Sampe rumah dia bilang sama nenek, kalau dia itu mau balas demdam karena kemaren dia nggak bisa makan (pahit lidahnya). Jadi hari itu juga nenek turutin aja kata dia, soalnya nenek pikir, mungkin ini yang terakhir kali dia bisa minta makan. Sebenarnya nenek nggak mau mikirin kayak gitu nak, tapi rasa nenek keanehan mulai muncul karena dia nggak biasanya nak minta-minta kayak gitu.

(47)

46

ingin menenangkan diri dan meratapi kesedihan beliau juga tidak memberi tahu sang suami. Sehingga bisa dikatakan Nur ‘Ainun menyimpan rahasia untuk menjaga

perasaan anak dan suaminya. Seketika itu juga tiba-tiba anaknya yang ke dua yang bernama may liza menjerit. Karena beliau mengatakan dia pada saat itu yang nemanani kakaknya dikamar. Jeritan itu membuat Jantung Nur ‘Ainun tidak beraturan

kencangnya karena ternyata apa yang dikatakan dokter tersebut benar-benar terjadi. Pada saat anaknya meninggal, Nur ‘Ainun hanya pasrah dan menangis. Beliau mengatakan yang sangat kelihangan itu ialah suaminya sendiri. Terbukti sepeninggal anaknya Ahmad Fuad, suami Nur ‘Ainun pun meninggal terkena penyakit stroke. Selepas anak mereka yang pertama meninggal, Ahmad Fuad tidak lagi memiliki semangat hidup. Ini jugalah penyebab grup Sukma Murni tidak aktif lagi. Tentang keaddan tersebut, Nur ‘Ainun menuturkan sebagai berikut.

Ya Magrib itu waktu nenek duduk di depan Si May Liza itu jerit-jerit katanya, “Mak kaki kak Ida dingin.” Nenek langsung lari ke kamar, terus nenek pegang semua badanya dingin. Terus nenek pegang pergelangan tanganya, nggak ada denyut-denyut kan biasanya kalau dipergelangan tangan kita ini kan bisa kita rasakan denyut-denyut gitu kan nak. Ini nggak ada sama sekali. Terus nenek lihat mukanya pun udah pucat putih. Terakhir nenek pegang dadanya nggak berdetak jantungnya nak. Terus nenek suruh orang panggil orang Puskesmas. Habis itu nak, waktu orang Puskesmas itu datang, terus diperiksalah dia kan nak. Baru mereka bilang lah kalau anak nenek ini udah meninggal. Habis orang Puskesmas bilang dia udah meninggal, semua menjerit. Kakek pun menjeritnya luar biasa nyuruh dia bangun, tapi kalau nenek nak, dari dulu semenjak nenek tahu dari dokter dia itu umurnya sebentar lagi, nenek udah nangis duluan dari orang ini semua. Makanya nenek waktu itu pasrah aja lah nak. Paling kalau nangis, ya nangis, karena udah tahu itu dari awal.

Nur ‘Ainun memang kelihatan sangat sedih sekali dengan kepergian putrinya

(48)

47

mendapat piala dari kontes bernyanyi. Salah satunya putrinya pernah meraih piala sebagai penyanyi terbaik bintang radio yang dikenal dengan sebutan Radio Republik Indonesia (RRI).

Di sisi lain beliau mengatakan bahwa putrinya ini sangat pintar, baik dalam dunia bernyanyi maupun dunia pendidikan. Terbukti ia llolos seleksi menjadi mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara s (USU). Studinya pun hampir selesai. Te tapi Tuhan berkehendak lain. Langkah yang tinggal hanya sedikit lagi untuk meraih sebuah gelar sarjana, tidak dapat diselesaikan, karena ia langsung dipanggil ke haribaan Tuhan. Akan tetapi Tuhan punya rencana besar dalam hidup dan keluarga Nur ‘Ainun, sehingga putri tercintanya itu pun dipanggil Sang Pencipta.

Kenangan-kenangan itu selalu muncul pada saat Nur ‘Ainun sedang ada dalam sebuah acara bernyanyi, di mana pada saat itu alhmarhumah putrinya selalu memperhatikan pakaian-pakaian yang selalu dikenakan oleh beliau. Bukan cuma pakaian, semua yang menyangkut tentang keperluan yang ingin dibawa Nur ‘Ainun selalu siap dan lengkap. Inilah yang memebuat Nur ‘Ainun dan suami terpukul

dengan kepergian putri pertamanya. Di bawah ini adalah penuturan (curhatan hati) tentang kerinduanya kepada Nuri Alfrida dan sang Suami Ahmad Fuad.

(49)

48 Gambar 3.7:

Penulis Sedang Mewawancari Nur ‘Ainun

Sumber: Dokumentasi Snsri

Setelah anak sulungnya meninggal dunia, begitu juga dengan suami tercintanya, Nur ‘Ainun pun sekarang memilki lima anak satu perempuan dan 4 anak

laki-laki. Anak keduanya yang bernama May Liza sudah menikah dengan Syamsul Arifin. Mereka ini memiliki satu anak laki-laki yang bernama Sukri yang sekarang duduk dikelas tiga Sekolah Menengah Atas. Kemudian anaknya yang ketiga, Armansyah adalah salah satu yang bisa berkesenian. Terbukti bahwa ia bisa memainkan drum set. Biar pun pencaharian hidupnya tidak berseni. Karena Dia sendiri bekerja di LLAJR (Lalu Linas Angkutan Jalan Raya), yaitu sebagai penertib jalan. Dia pun sudah berumah tangga dengan Eli dan memiliki satu anak perempuan yang bernama Armaga.

(50)

49

berprofesi sebagai pedagang. Begitu juga dengan anak yang kelima bernama Darwinsyah sudah berumah tangga dengan Dariani. Mereka memiliki satu anak laki-laki yang bernama Fariz. Yang terakhir Aliansyah anak bungsunya yang sudah menikah dengan Evi Taringan tetapi sudah menjadi Melayu, mereka memilki tiga anak yaitu, Fira, Hafis, dan Ani.

Lahirnya cucu-cucu beliau ini juga adalah sebagai kebahagian dari Nur’Ainun. Apalagi sekarang Nur ‘Ainun memilki sembilan cucu dari kelima anaknya. Nur ‘Ainun pun tidak sendirian lagi dalam mengikuti acara pada saat

diundang bernyanyi, karena Nur ‘Ainun mempunyai cucu-cucu yang selalu

menemaninya. Namun demikian, menurut pengakuannya cucu yang paling dekat dengannya adalah Irfan anak dari May liza. Dialah yang selalu menemani Nur ‘Ainun pada saat nampil di setiap acara.

Sehingga biarpun kedua orang yang dia cintai pergi meninggalkannya, namun Nur ‘Ainun juga mempunyai orang-orang yang sangat sayang terhadap beliau yaitu, anak serta cucunya sendiri. Di saat mereka pulang sekolah, mereka selalu menemani Nur ‘Ainun. Mereka juga selalu mengantarkan makanan kepada Nur’

Ainun. Sehingga rumah pangung milik Nur ‘Ainun pun tidak pernah sepi, karena kehadiran cucu-cucunya.

Kehadiran mereka yang sering menemani Nur ‘Ainun di rumah panggungnya

itu karena rumah mereka bersebelahan. Tetapi terkadang masyarakat setempat juga sering memberinya makanan kepada Nur ‘Ainun. Bagi masyarakat sekitar, Nur ‘Ainun adalah wanita yang ramah, lemah-lembut, dan sopan, sehingga orang simpati terhadap Nur ‘Ainun. Untuk membuktikan kerharmonisan keluarga besar Nur ‘Ainun

(51)

50 Gambar 3.8:

Keluarga Batih Nur ‘Ainun Sekarang

Sumber: Koleksi Nur ‘Ainun

3.4 Riwayat Karir

Nur ‘Ainun adalah wanita yang mengeluti karirnya di usia 12 tahun, dimana

beliau pertama kali memberanikan diri menyanyi di usia ini dengan bernyanyi di Istana Maimun pada saat pernikahan anak Sultan kakak dari Sultan Azmi, temannya di saat sekolah di Khalsa Inggris School. Nama kakak Sultan Azmi adalah Tengku Nib Marhera dengan Tengku Murad, adik Sultan Langkat. Di sini Nur ‘Ainun tidak dibayar saat dia bernyanyi, hanya menyumbangankan suara saja itupun karena disuruh oleh waknya sendiri.

Nur ‘Ainun pun mulai banyak tawaran bernyanyi pada saat itu. Sebahagian besar

(52)

51

dilarang oleh pihak penyelegara—kata panitia berilah kesempatan kepada orang lain untuk mengikuti dan memenangkan festival ini.

Namun bukan Nur ‘Ainun namanya mengalah begitu saja. Dia adalah orang yang tidak mudah menyerah. Menurut beliau dirinya adalah sosok orang yang tidak bisa dilarang jika sesuatu itu baik menurutnya, dan selama dia tidak merugikan orang lain. Sehingga dia mengatakan kepada pihak penyelangara bahwa dia juga punya hak untuk mengikuti festival tersebut, sehingga pihak penyelengara pun terpaksa mengabulkannya. Biasanya dia akan masuk lagi sebagai finalis lomba lagu-lagu Melayu ini. menjdi anggota sebuah grupmusik yang bernama Sukma Murni, di bawah pimpinan M. Ilyas yaitu anak murid Boris Mariev. Dia tertarik kepada suara yang dimiliki oleh Nur ‘Ainun dan dengan kesederhanaan yang Nur ‘Ainun miliki yang membuat dia

berbeda dengan penyanyi-penyanyi lain.

Sampai-sampai dari kesederhanaan itu Nur ‘Ainun dikenal dengan penyanyi “tiang listrik”, karena saat dia bernyanyi tidak bergoyang. Hanya menyanyi di

tempat saja. Berikut penjelasan beliau saat ditanya mengenai perjalanan karirnya dan julukan tersebut.

(53)

52

Sampai-sampai kalau ada perlombaan bintang radio lagi nenek dilarang ikut lombanya. Terus Tahun 1945 nenek ditawarin masuk grup namanya Sukma Murni. Yang ngajak nenek bergabung waktu itu Bapak M. Ilyas. Nenek diajak masuk terus disuruh nyanyi Keluhan Jiwa. Karena lagunya sedih nenek mau, soalnya nenek suka sama lagu yang sedih-sedih, terus nyanyinya pake ungkapan hati, nenek suka kali itu nak.

Lagu Keluahan Jiwa sendiri diciptakan oleh M. Nasir. Beliaulah yang membentuk grup Sukma Murni. Setelah M.Nasir meninggal dunia, grup Sukma Murni pun pengelolaannya dipercayakan kepada Ahmad Fuad suami Nur ‘Ainun sendiri. Grup ini memang sangat terkenal dengan lagu Keluhan Jiwa. Tenarnya lagu Keluhan Jiwa yang diluncurkan oleh gro\up Sukma Murni, membuat mereka ingin berkarya lagi dengan membuat sebuah lagu yang berjudul Kuala Deli. Ternyata lagu ini pun mendapat respon ( tanggapan) dari masyarakat. Bukan cuma itu saja lagu Kuala Deli pun disukai oleh dunia flim, khususnya Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI). Mereka ingin memakai ilustrasi musik Kuala Deli. Bukan Cuma ilustrasi musiknya saja melainkan judul filmnya pun juga mereka buat dengan judul Kuala Deli.

Setelah lagu Kuala Deli dibuat, mereka pun sudah menyiapkan sebuah lagu baru yang berjudul Tudung Saji. Lagu ini pertama sekali dinyanyikan di Lapangan Merdeka pada saat Presiden Sukarno datang ke Medan. Beliau mengatakan pada saat bernyanyi Sukarno memakai kaca mata hitam. Sehingga tema-temanya meledeknya, “Nur awas Sukarno udah pake kaca mata, hati-hatilah kau soalnya kacamata Sukarno

itu tembus pandang. Nanti dilihat semua dalam mu.”

Ledekan ataupun ejekan ditangapi santai oleh Nur ‘Ainun. Beliau mengatakan

(54)

53

saat bernyanyi berusaha sekuat mungkin untuk tidak pernah salah. Inilah yang membuat orang-orang Melayu selalu ingin mengundangnya bernyanyi.

Nur ‘Ainun adalah seorang penyanyi yang pelit dengan goyangan. Sebutan

sebagai penyanyi “tiang listrik” pun diraihnya dari masyarkat karena Nur ‘Ainun saat di panggung tidak pernah bergoyang. Untuk itulah beliau lebih cenderung bernyanyi yang temponya lambat (rentak senandung). Berikut tanggapan beliau sebagai penyanyi “tiang listrik”:

Memang itu pernah nak ditulis di surat kabar besar-besar, Inun Si Penyanyi Tiang Listrik. Nenek sih pasrah aja lah apa kata orang. Yang jelas dalam hidup nenek, nenek kan mau nyanyi bukan mau nari. Lagian namanya kita nggak bisa goyang masa dipaksakan nak. Tapi ya udalah nenek punya prinsip di mana-mana belum tentu semua orang suka sama kita. Biarpun mereka itu nggak suka sama nenek, tapi ada jugalah yang suka sama nenek. Biarpun nggak mau goyang. Tapi memang ialah nak, kalau lagu yang temponya cepat, nenek agak kurang suka nyanyinya, tapi mau juga kadang-kadang. Soalnya nenek agak risih kalau goyang, kayak gimana gitu. Tapi seperti yang nenek bilang tadi, yang penting nenek hanya mau nenek itu nyanyinya yang bagus, orang bisa suka kalau lagi nonton nenek. Terus tekad nenek harus bisa nyanyi apa aja lagunya yang dikasih sama orang. Mau rentak senandung, mak inang, joget, pasti nenek berusaha nyari supaya jangan buat kecewa orang. Biarpun kalau lagu joget nenek ngaak goyang., yang penting kan nyanyinya bagus (wawancara 5 Oktober 2010).

Akhirnya Nur ‘Ainun pun bergabung dengan grup Sukma Murni yang dipimpin

(55)

54 Tabel 3.1:

Personil Grum Band Sukma Murni

No. Nama Personil Instrumen

1. Abdul Mazib Drum

2. Syamsuddin Contra Bass/ Biola

3. Ahmad Fuad (suami Nur ‘Ainun) Akordion

4. Aliudin Terompet

5. Tengku Bustami Terompet Alto

6. A.B. Abas Clarinet

7. Muthar Bass

8. Syhabudin Gendang Melayu

9. Aldul Karim Gendang kecil

10. Ali Ahmad Biola /Piano,

11. Nur ‘Ainun Penyanyi

12. M.Ilyas Ketua Sukma Murni

Jika ditanya mengenai siapa yang mengajarinya bernyanyi, Nur ‘Ainun

mengatakan tidak ada yang mengajarinya bernyanyi. Hanya berlatih dan memang sudah bakat. Dia juga mengatakan memang pada saat ayahnya masih hidup, ayahnya pernah mengajaknya untuk melihat bermain musik Melayu bersama grup mereka, yaitu Langkat Band. Semenjak itu timbul ketertarikan dirinya untuk ingin menjadi seorang penyanyi.

Gambar

Gambar 3.1:
Gambar 3.2:
Gambar 3.3:
Gambar  3.4:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tess’ character also represents one of the symptoms of abnormal psychology. It is antisocial disorder or psychopath. Usually, the person with antisocial disorder is

Menurut Sumodiningrat (1999) yang dikutip oleh Mardi Yatmo Hutomo (2000:6), secara ringkas dapat pemberdayaan ekonomi dikemukakan sebagai berikut:.. Perekonomian rakyat

Hal tersebut melihat luas wilayah Indonesia sebagian besar adalah wilayah perairan, sehingga perlu dikaji lebih dalam potensi terbesar untuk pengembangan energi baru

2) Penggunaan bitcoin juga sama dengan cash money yang juga bisa hilang atau kecurian. Kemungkinan penggunaan mata uang ini akan di hack melalui malware dan

Sebagai salah satu pemain dalam industri elektronik, PT. Max Top juga menghadapi beberapa pesaing potensial yang bermaksud akan mengikuti inovasi yang dilakukan

Hasil observasi tentang kegiatan guru dimaksudkan untuk dapat mengetahui tingkat peneliti dalam menyusun dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model

Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan

meningkat seiring dengan peningkatan dosis nikotin dan banyak terjadi pada dosis nikotin 12 mg/kg BB dengan umur kebuntingan hari ke-12.. Tabel 5.6 Persentase embrio