MENGENAL SISTEM POLITIK DAN SISTEM PEMERINTAHAN JEPANG
Pendahuluan
Dalam mencapai tujuan negara, setiap negara mempunyai tata cara tertentu yang tidak sama (berbeda) dengan negara lainnya. Tata cara tersebut, antara lain tercermin dalam sistem politik dan sistem pemerintahan, yang di dalamnya terdapat suasana kehidupan politik negara tersebut. Dari kedua sistem ini dapat dilihat pula bagaimana kebijakan suatu negara itu dibuat.
Sejak berakhirnya perang dunia II, perkembanagn suasana kehidupan politik dan sistem politik di Jepang mengalami beberapa fase perubahan, yaitu secagai berikut :
- Period 1 (the period of the Occupation and political realignment just after the war): 1945to the early 1950s.
- Period 2 (the period of the “one and a half party system’): the early 1950s, whwn Japan regained independece. But a better choice is 1955, when conservative parties merged, as dd the socialist parties, establishing the so –called 1955 system are one and a half party system.
- Period 3 (the priod of conservative resurgence): from the late 1970s on. The beginning of thes period was marked by a resurgence of the conservative party, which could be observed in in opinion surve data or in 1980 in the national elections return. (Kozo Yakamura dan Yasukitche Yasuba, 1987:55-56).
Pada periode kedua dapat pula disebut sebagai periode pertumbuhan ekonomi yang pesat (the period of rapid economic growth). Hal ini disebabkan pada tahun 1960-1n terjadi rapid economic growth (pertumbuhan ekonomi yang pesat), di samping itu terjadi pula upaya untuk menginterprestasikan pasal 9 Konstitusi 1949, sehingga Jepang boleh mempunyai pasukan bela diri, adanya revisi”security treaty”, di mana Jepang dilindungi Amarika Serikat.
1947 tersebut mengandung tiga (3) prinsip pokok, yaitu : (periksa. Kishomoto Koichi, 1988: 42-44).
1. Kedaulatan rakyar dan Peranan Kaisar sebagai simbol (popular souvereignity and the simbolic role of the emperor.
2. Suka perdamaian (pacifism),
3. Menghormati hak asasi manusia (respect for fundamental human rights).
Sesuai dengan judul tulisan ini maka berikut ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan sistem politik dan sistem pemerintahan Jepang.
Sistem politik Jepang
Pada umumnya struktur ketatanegaraan meliputi dua suasana tata kehidupan politik, yaitu suasana kehidupan politik pemerintah (Suprastruktur politik/the government political sphere). Suasana tata kehidupan politik tersebut terjadi di negara-negara yang menganut sistem politik tidak absolut otoriter, yaitu pada negara-negara yang menganut faham demokrasi.
Membicarakan sistem politik suatu negara, berarti membicarakan interaksi aktif yang erat, selaras, saling mengisi, saling memberi pengertian, antara komponen supra struktur politik, sehingga terdapat suasana kehidupan kenegaraan yang harmonis dalam menentukan kebijakan umum dan menetapkan keputusan politik. Dalam hal ini, masyarakat yang tercermin dalam komponen –komponen infra struktur politik berfungsi sebagai masukan (input) yang berwujud pernyataan kehendak dan tuntutan masyarakat (social demand); sedangkan supra struktur politik (pemerintah dalam arti luas) berfungsi sebagai output dalam hal menentukan kebijakan umum (public policy) yang berwujud keputusan-keputusan politik(political decision). Suasana kehidupan politik tersebut dapat dilihat dalam UUD/Konstitusi masing-masing negara (bila negara itu mempunyai UUD/Konstitusi).
Supra struktur politik, meliputi lembaga-lembaga kenegaraan atau Lembaga-lembaga Neagra atau alat –alat Perlengkap Negara. Dengan demikian, supra struktur politik Negara Jepang menurut Konstitusi 1947, meliputi :
A. Lembaga Legislatif (legislature), yaitu National Diet (Parlemen Nasional)
B. Lembaga Eksekutif (Executive), yaitu Cabinet (Dewan Menteri), yang dipimpin oleh seorang Perdana Menteri.
C. Lembaga Judisiil (Judiciary), yaitu Supreme Court (Mahkamah Agung).
Sedangkan Infra struktur politik meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan lembaga –lembaga kemasyarakatan, yang dalam aktivitasnya mempengaruhi (baik secara langsung maupun tidak langsung) lembaga-lembaga kenegaraan dalam menjalankan fungsi serta kekuasaannya masing-masig.
Infrastruktur ini terdiri dari lima 5 komponen/unsur, yaitu : 1. Partai politik (political party)
2. Golongan kepentingan (interest group), terdiri dari : a. Interest group asosiasi
b. Interest group institusional c. Interest group non asosiasi d. Interest group yang anomik 3. Golongan penekan (pressure group)
4. Alat komunikasi politik (media political communication) 5. Tokoh politik (political figure)
Jepang sebagai suatu negara yang menganut sistem politik demokrasi, tidak dapat meniadakan hidup dan berkembangnya partai politik, dengan kata lain adanya partai politik merupakan salah satu ciri bahwa Jepang merupakan negara demokrasi. Sampai saat ini, Jepang menganut sistem politik multi party (banyak partai), yaitu ada enam (6) partai besar :
1. Liberal Democratic Partay (jiyu Minshuto or Jiminto), yang banyak didukung oleh birokrat, pengusaha, dan petani.
6. The United Social Democratic Party (Shakai Minshu Rengo of Shminren), merupakan partai termuda dan terkecil di Jepang, merupakan sempalan JSP (sosialis sayap kanan). Lihat Kishimoto Koichi, 1982: 91-93)
Sejak pasca Perang Dunia Kedua samapai sekarang ini, Partai Demokrasi Liberal (LDP) secara mayoritas berkuasa di Jepang. Perdana Menteri Jepang saat ini juga berasal dari Partai LDP, di samping itu banyak para anggota LDP yang duduk di Cabinet dan National Diet.
Kehidupan partai politik Jepang sangat dipengaruhi oleh apa yang dinamakan hubatsu atau faksi. Hubatshu atau faksi merupakan bagian (sub-bagian) dari partai politik di Jepang. Misalnya lima (5) faksi yang ada dalam tubuh LDP, yang kalau diurutkan menurut kekuatannnya meliputi Faksi Takhesita, Faksi Matzuzuka, Faksi Komoto. Faksi-faksi yang merupakan bagian (sub bagian) dari partai politik ini sangat berperan dalam pemilihan ketua partai (LDP). Dan sudah bukan rahasia umum lagi bahwa ketua partai akan ditunjuk oleh DIET sebagai Perdana Menteri, yang kemudian diangkat/dilantik oeh Kaisar.
Keadaan partai politik Jepang memang mempunyai karakteristik yang unik, yang berbeda dengan sistem kepartaian di negara industrilainnya seperti Amerika. Misalnya keberadaan partai konservatif (LDP) tidak berdasarkan keanggotaan organisasi dalam partai tetapi berdasarkan koalisi faksi-faksi (habatsu). Mengenai sebab-sebab LDP mendominasi suasana kehidupan politik dan pemerintah Jepang, akan dibahas pada bagian tersendiri.
Organisasi/asosiasi –asosiasi tersebut dapat dimasukkan sebagai interest asosiasi, yang mempunyai pengaruh dalam pembuatan kebijaksanaan di bidang bisnis dan industri Jepang. Karena situasi dan kondisi politik di Jepang (tempat interest group tersebut hidup dan berkembang ), maka interset group bisa berubah menjadi pressure group (golongan penekan), yaitu golongan yang bisa memaksakan kehendaknya kepada pihak penguasa. Sehingga kelompok Big Bussines tersebut dapat disebut sebagai golongan penekan (walau mungkin pada mulanya tidak ditujukan menjadi golongan penekan), sebab kelompok tersebut (infra struktur politik) dalam pelaksanaan SISTEM POLITIK Jepang dapat mempengaruhi supra struktur politik (khususnya pemerintah/eksekutif/cabinet) dalam pengambilan keputusan atau pembuatan kebijakan. Hal ini akan tampak pada policy making process yang nanti akan dibahas tersendiri.
Tokoh-tokoh politik (political figure) Jepang yang mempunyai peran penting ialah mereka yang tergabung dalam partai politik, khususnya melalui faksa masing-masing. Di samping itu juga mereka yang berkecimpung dalam big business. Tokoh-tokoh politik yang berkecimpung dalam salah satu partai politik tertentu dapat pula mengadakan hubungan dengan negara lain (antar partai), lebih –lebih pada negara yang tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Jepang.
Dalam kaitannya dengan diplomasi kebudayaan, ada organisasi yang dilibatkan, yaitu Japan Foundation, sebagai pembantu menteri luar negeri (didirikan pada tahun 1972). Lembaga ini mengurus masalah tukar menukar artis, sarjana, organisasi dosen, dan misi-misi kebudayaan lainnya.
Satu komponen Infra Struktur politik, yang sangat penting sekali dalam sistem politik Jepang ialah Media Komunikasi Politik (media Political Communication). Media ini meliputi media cetak (yang berupa majalah-majalah dan koran) dan media siaran (yang berupa radio dan televisi).
itu, melalui media cetak juga bisa pula digunakan untuk mengkomunikasikan kejelekan-kejelekan para tokoh politik, dan pendapat para pakar, para tokoh politik, dan pendapat para anggota masyarakat lainnya, yang pendapatnya/gagasannya tidak bisa/belum tersalurkan lewat faksi maupun partai. Di samping itu, melalui media cetak juga bisa pula digunakan untuk mengkomunikasikan kejelekan-kejelekan para tokoh politik lantaran suatu skandal sex/korupsi/suap. Melalui media cetak ini pulalah, program partai/faksi/pemerintah/organisasi masyarakat dan kejadian-kejadian dalam negeri maupun luar negeri dikomunikasikan kepada masyarakat (dimasyarakatkan). Informasi-informasi yang berasal dari media –media tersebut merupakan input/masukan yang penting dalam pembuatan kebijakan Jepang.
Dominasi Liberal Democracy Party
Sebagaimana disebutkan di muka, ada enam partai politik yang hidup dan berkembang di Jepang sampai saat ini. Salah satu partai tersebut Partai Demokrasi Liberal (LDP), sebagai partai terbesar dan secara mayoritas berkuasa di Jepang, yang para anggotannya banyak duduk di dalam Cabinet dan National Diet.
Kekuatan Faksi-faksi LDP dalam Parlemen dapat dilihat pada tabel berikut ini : Councillors (48%0. Pada tahun 1956 (Desember) bertambah lagi setelah adanya pendaftaran dari kelompok konservatif yang independent. Pada akhir tahun 1956 (Desember) bertambah lagi setelah adanya pendaftarandari kelompok konservatif yang indelendent. Pada akhir tahun 1987, LDP selalu menduduki mayoritas kursi di kedua kamar Diet. Dalam tiga kali pemilihan umum, yaitu pada masa kabinet Ohira I (1979), masa kabinet Nakasone I (1983), sejumlah calon LDP berhasil menduduki mayoritas dan partai dapat memperoleh mayoritas kursi Diet. Kemudian pada masa kabinet Kishi kabinet Ikeda, dan Satto kabinet, LDP memperoleh lebih 60% dari kursi di House of Representative. Tetapi sejak pelantikan Nakasone, hanya sekedar 50 sampai 55%. Dalam pemilihan bersama (Majelis Tinggi dan Majelis Rendah) tahun 1986, LDP memimpin dan memperoleh 60% suara.
DISTRIBUTION OF DIETS SEATS, DECEMBER 28, 1987
Ideologi dan politik LDP adalah fleksibel, sebagaimana diharapkan oleh suatu aliansi. Pada waktu didirikan, ciri-ciri/karakteristik LDP mash belum jelas/ masih samar-samar yaitu sebagai :
1. a national political party 2. an advocate of pacifism
3. a democatic party that “rejection both communism and class-oriented socialism” 4. a party that respects the parliementary system,
5. a prograssive party , and
6. a force aiming for the realization of welfare state (Kishimoto Koichi, 1988 : 95)
Sedangkan program LDP menghendaki:
1. reinformement of national ethics and education 2. political and bureaucratic reform,
3. the achievement of economic self reliance and stability, 4. the construction of welfare state,
5. the active persuite of peaceful diplomacy, and
(Khisimoto Koechi, 1988:96)
Pada bulan Januari 1960, program tersebut dilengkapi dengan Basic Charter, Youth Charter, Lbor Charter, Women’s Charter, dan Ethics Charter. Kemudian pada ulang tahun LDP yang ke 30 (November, 1985), dimunculkan suatu manifesto baru, termasuk di dalamnya “special resolution”, garis besar arah kebijakan, prinsip dasar dan program partai yang baru. Program partai yang baru ini, mencetuskan konsep-konsep dan kebijakan-kebijakan luas, yang meliputi:
1. a place of honor for Japan in the international commnity, 2. educational reforms
3. greatere social participation by young people and women 4. a sould home environment
5. a small goverment,
6. renewe economic growth and 7. the enhancement of living condition (Periksa. Kishimoto Koichi, 1988:96)
Sementara itu, Resolusi menekankan pada “historical responsibility” toward”future generations and the international community.”
LDP (sebagai partai konservatif), membantu sistem kapitalis yang bebas, sebagai landasan pemerintahan demokrasi, aktifitas ekonomi dan sosial. Oleh karena itu diadakan kerjasama dengan blok barat, terutama Amerika Serikat, misalnya pada tahun 1960 dadakan pembaharuan Security Treaty Japan –United States.
Sebagai partai terbesar dan terkuat di Jepang, dalam tubuh LDP ada konflik-konflik kepentingan antar faksi dalam memperjuangkan kepentingannya/pandangannya masing-masing. Hal ini biasanya terjadi pada waktu pemilihan pemimpin/ketua LDP, yang berdasarkan kekuatan relatif masing-masing faksi. Masing-masing faksi mempunyai pengembangan organisasi yang maju, yang antara lain meliputi kebijakan dan hubungan publik. Akan tetapi dalam menghadapi kelompok-kelompok lain/partai lain, faksi –faksi LDP akan bersatu menyatakan suara LDP (bukan suara faksi), sehingga ada yang mengatakan LDP sebagai koalisis faksi-faksi.
dalam perumusan kebijakan di Jepang sejak terbentuknya (tahun 1955) sampai sekarang. Sebagai penyebabnya antara lain dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Adanya program partai yang jelas dan selalu disesuaikan dengan perkembangan jaman 2. Adanya dukungan dari para anggotanya, yang terdiri dari para birokrat, para petani, para kelompok bisnis/pengusaha, serta adanya kekompakan anatar faksi dalam memperjuangkan tujuan/program LDP.
3. LDP selalu menang mutlak dalam pemilihan umum, karena :
a. Isu yang menjatuhkan LDP tidak ada, misalnya adanya dplomasi Nakasone, perlakuan terhadap wanita (SEX)
b. Issu pialang (perdagangan saham) tidak dapat menjatuhkan LDP.
Walaupun ada isu yang tidak baik terhadap LDP, tetapi tetap menang dalam pemilu, sebab pemilu menggunakan sistem disstrik) tersebut, faksi mempunyai peranan yangsangat penting sekali, sebab faksi mampu menjamin hubungan antara partai dengan para pemilih(yang tidak lain para pendukung faksi). Dalam pemilihan umum (anggota Diet) ini, para calon anggota Diet dari LDP dalam Distrik yang sama saling bersaing satu sama lain untuk merebut kursi parlemen (Diet). Para calon anggota Diet tersebut, tidak dapat mengandalkan semata-mata pada dukungan partai tetapi harus mencari dukungan dari faksi-faksi dan kelompok-kelompok perseorangan/individu. Dengan demikian, adanya sistem distrik dan faksi-faksi dalam tubuh LDP merupakan alat permainan untuk mempertahankan dan meningkatkan dominasi LDP (sebagai partai konservatif) dalam Diet.
Di samping itu, LDP selalu dilibatkan secara aktif dalam mekanisme pembuatan kebijakan. Bagi LDP, ini bukanlah hal yang memebratkan, sebab dalam tubuh LDP mempunyai alat perlengkapan tentang pembuatan kebijakan (policy-making), yang dipusatkan pada “Policy Research Councl” (secara resmi di Inggris dikenal sebagai Policy Affairs Research Council) dan “General Council” (secara resmi sebagai Executive Counsil0. LDP juga mempunyai alat perlengkapan, yang disebut “Diets Affairs Committe.”
Secara luas pengaruh birokrasi pemerintah Jepang dilengkapi dengan pengaruh LDP dalam beberapa hal birokrasi. Hubungan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
- Second, during the LDP’s 30 –old years in powers the bureaucracy has adapted it self to the party and strenghened ties with its politicians.
Susunan “The LDP Policy Research Council” terdiri dari seorang anggota ketua, tujuh wakil ketua, 23 anggota Policy Deliberation Commission, 17 divisi, dan dosen-dosen dari komite khusus (special communittees) dan komite riset (research commissions). Masing-masing divisi selalu mengadakan hubungan dengan Diet, terdiri dari seorang Direktur, beberapa deputy direktur, dan sejumlah anggota tidak tetap. Komite khusus dan komite riset bertugas mengadakan penyelidikan dan memberi pertimbangan-pertimbangan mengenai macam-macam topik, seperti perbaikan pajak, gempa bumi dan sebagainya.
Susunan “the LDP General Council”terdiri dari 40 anggota , dan dipimpin oleh seorang ketua (yang juga sebagai pejabat penting di partai). Bertugas memberi petunjuk dan pertimbangan mengenai manajemen partai. Dalam hal pembuatan kebijakan, General Council ada di bawah Policy Research Council.
Setiap tindakan penting pemerintah, seperti undang-undang yang berasal dari parlemen, anggaran belanja negara, pembuatan traktat atau keputusan kebijakan luar negeri, yang ditangani menteri atau lembaga lainnya, harus memperoleh persetujuan dari LDP Policy Research Council. Kadang-kadang untuk memutuskan /mengadili masalah-masalah yang vital /sentitif, diputuskan oleh pimpinan partai atau tiga pejabat utama partai(sekretaris jenderal, ketua Policy Research Council dan ketua General Council). Namun demikian, untuk kasus seperti itu, biasanya dibicarakan dengan Policy Research Council division. Keputusan yang dibuat biasanya ditandatangani oleh General Council. Inilah salah satu peran penting LDP dalam pembuatan kebijakan /keputusan pemerintah Jepang.
Sistem pemerintahan Jepang
eksekutif, legislatif dan yudisiil. Sedangkan sistem pemerintahan dalam arti sempit, hanya membicarakan hubungan antar lembaga eksekutif dan lembaga legislatif dalam suatu negara.
Dengan demikian membicarakan sistem pemerintahan Jepang (dalam arti luas) berarti membicaraka hubungan antar organ-organ negara atau lembaga-lembaga negara yang ada di Jepang (dalam supra struktur politik), yaitu antar :
1. Lembaga Eksekutif (Executive), yaitu Cabinet (Dewan Menteri) yang dimpin oleh Perdana Menteri.
2. Lembaga Legislatif (Legislature), yaitu National Diet(Parlement Nasional). 3. Lembaga Judisiil (judiciary), yaitu Supreme Court (Mahkamah Agung).
Jepang menganut sistem pemerintahan parlementer, oleh karena itukekuasaan lembaga –lembaga negara tersebut tidak terpisah, melainkan terdapat hubunan timbal balik yang sangat erat. Hal ini berbeda dengan sistem pemerintahan presidensial murni, yang didalamnya terdapat pemisahan kekuasaan secara tegas (separation of power) antara lembaga negara yang ada (misalnya: Sistem pemerintahan Amerika Serikat).
Sistem pemerintahan Jepang (dalam arti luas)menurut konstitusi 1947 dapat digambarkan sebagai berikut :
B E
A F
C
D Penjelasan :
Legislature National Diet
People Souverinigty
Judiciary Supreme Court Execcutive
a. Kabinet dapat membubarkan Parlemen (tetapi hanya Majelis Rendah/House of Councellors).
b. Parlemen mengangkat/menunjuk Perdana Menteri (harus orang sipil dan harus dari anggota Parlemen /Diet)
c. Mahkamah Agung mengawasi Kabinet dalam melaksanakan Konstitusi 1947 d. Kabinet menunjuk Ketua Mahkamah Agung dan Hakim Agung
e. Mahkamah Agung mengawasi jalannya/pelaksanaan tugas-tugas Parlemen (misalnya dalam pembuatan Undang-Undang).
f. Impeachment, yaitu dapat memanggil Mahkamah Agung memepertanggungjawabkan perbuatannya, atau dapat menuduh Mahkamah Agung tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.
Dari bagan tersebut di muka, terlihat jelas bahwa terdapat hubungan timbal balik (saling mengawasi ) antara lembaga-lembaga negara Jepang.
Sedangkan sistem pemerintahan Jepang tersebut tidak bisa lepas dari sistem politiknya, karena sistem pemerintahan merupakan bagian dari sistem politik. Dalam pelaksanaan sistem pemerintahan terdapat masukan (input) yang berasal dari keinginan-keinginan masyarakat (infra struktur politik). Proses pengambilan keputusan, dan keluaran (out put) berupa kebijakan umum (public policy) yang berwujud keputusan –keputusan politik yang bersifat nasional, regional maupun internasional. Dengan demikian sistem politik dan sistem pemerintahan akan sangat mempengaruhi Jepang dalam membuat kebijakan nasional, Regional, maupun internasional.
Kesimpulan
Gedung Parlementer di Jepang
Japanese Imperial Family – (sitting from left) Crown Princess Masako, Princess Aiko, Crown Prince Naruhito, Emperor Akihito, Empress Michiko, Prince Akishino, Prince Hisahito,
Princess Akishino;
(standing from left) Princess Kako and Princess Mako
Istana Kekaisaran Jepang
MENGENAL SISTEM POLITIK DAN SISTEM PEMERINTAH INDIA
INDIA
Bendera Negara Lambang Negara
PENDAHULUAN
Pemerintahan India didirikan oleh Konstitusi India : Yohanes Octa, dan memerintah sebagai uni federal 28 negara bagian dan 7 teritori persatuan. India menerima yurisdiksi International Court of Justice.
Pemerintah terdiri dari tiga cabang: eksekutif, legislatif dan yudikatif. Cabang eksekutif dipimpin oleh Presiden, yang adalah Kepala Negara dan menjalankan kekuasaannya secara langsung atau melalui petugas bawahan kepadanya.
Cabang Legislatif atau Parlemen terdiri dari majelis rendah, Lok Sabha, dan majelis tinggi, Rajya Sabha, serta presiden. Cabang Yudisial memiliki Mahkamah Agung pada puncaknya, 21 Pengadilan Tinggi, dan banyak pengadilan perdata, pidana dan keluarga di tingkat kabupaten. India adalah demokrasi terbesar di dunia.
India adalah negara republik ferderal dengan sistem demokrasi parlementer yang multi partai. Pada saat ini ada 6 (enam) partai nasional yang diakui. Kepala negara adalah presiden yang dipilih 5 tahun sekali secara tidak langsung oleh "Electoral College" yang terdiri dari semua anggota Parlemen Nasional (DPR) dan Parlemen negara bagian (DPRD).
Kepala pemerintahan adalah seorang perdana menteri yang ditunjuk oleh Presiden dari pemimpin partai pemenang Pemilu yang duduk di Lok Sabha (DPR).
Barat
Wilayah Persatuan
1. Kepulauan Andaman dan Nicobar
2. Chandigarh
3. Dadra dan Nagar Haveli
4. Daman dan Diu
5. Lakshadweep
6. Pondicherry
Wilayah Ibu Kota Nasional:
1. Delhi
Sejarah India
Sejarah India dimulai dari Peradaban Lembah Indus, yang menyebar di bagian barat laut subbenua India, dari tahun 3300 sampai 1700 SM. Peradaban Zaman Perunggu runtuh di pertengahan milenum kedua SM dan diikuti dengan Zaman Besi India. Pada abad ke-6 SM,Mahavira dan Gautama Buddha lahir. Sejarah India adalah sejarah panjang dan kompleks. Diantara tempat yang terpenting di dalam pra sejarah ini (sekitar tahun 2500-1500 SM) adalah di Mohenjo Daro di Sind dan Harappa di Punjab (keduanya wilayah Pakistan). Peradaban India yang pertama muncul bersamaan dengan peradaban Mesir zaman Firaun dan sama kayanya di bidang materi dan kecanggihannya.
pemimpin Mahabharata yang termasyhur, yang menyatukan wilayah yang sangat luas ini di bawah kekaisarannya, yang bahkan melampaui batas-batas wilayah kedaulatan negara India dewasa ini
Kerajaan besar berikutnya di India sekitar tahun 320-500 adalah kerajaan Gupta. Kerajaan ini dianggap sebagai zaman keemasan dan zaman klasik India kuno. Di bawah pemerintahan Gupta, kesusastraan, seni, ilmu pengetahuan, dan kekayaan harta benda mencapai puncak kebesarannya. Selama ini pula agama Hindu semakin berpengaruh sebagai agama sebagian besar penduduk India.
Zaman eropa dalam sejarah Asia dimulai ketika penjelajah laut bangsa Portugis Vasco Da Gama, mencapai India pada tahun 1498 setelah berhasil melewati Tanjung Harapan. Pada abad XVII, perusahaan dagang Hindia Timur Inggris mendirikan pos perdagangan di India. Menjelang paruh kedua abad XVII, Inggris muncul sebagai sebuah kekuatan utama di India. Pemberontakan terhadap kekuasaan Inggris yang dipimpin oleh tentara India, disebut sebagai kerusuhan besar (yang disebut juga Pemberontakan Sepoy) pada tahun 1857, dapat dipatahkan. Pada tahun berikutnya, tanggung jawab administrasi India dialihkan dari perusahaan dagang di Hindia Timur Inggris pada parlemen Inggris. India diperintah oleh seorang Gubernur Jendral Inggris.
Disamping gerakan Nasionalisme Partai Kongres Nasional India, terdapat juga gerakan nasionalis Islam yang dipimpin oleh Muhammad Ali Jinnah. Jinnah menuntut didirikannya negara berdaulat yang terpisah di wilayah yang sebagian besar penduduknya beragama Islam. Tuntutan ini dikabulkan pada tahun 1947. Pada tanggal 14-15 Agustus 947, dua negara merdeka (India dan Pakistan) berdiri sehingga berakhirlah episode sejarah India.
PENDUDUK DAN DEMOGRAFI
Populasi India diperkirakan sekitar 1.13 milyar jiwa, yang merupakan 1/6 dari penduduk dunia. Populasi India diperkirakan melebihi Tiongkok tahun 2030 dan akan menjadi negara terpadat di dunia. India memiliki lebih dari dua ribu etnis, dan agama-agama utama ada di India. Penduduk India menunjukkan perbedaan yang besar di segi keturunan dan kehidupan kebuayaan mereka. Dipercaya bahwa penduduk asli India berwarna kulit hitam, berpostur pendek dan berhidung lebar. Bahasa di India juga sangat beragam.
Sistem Kasta
India pada awalnya (dan masih terdapat di pedesaan pada masa sekarang) mempunyai sitem kasta (Caste). Masyarakat Hindu dibagi-bagi kedalam kelompok kasta yang keanggotaannya ditentukan berdasarkan kelahiran. Orang akan menjadi kelompok kasta tertentu sepanjang hayatnya, kecuali kalau dia diusir karena melanggar aturan-aturan kasta. Keanggotaan kasta dalam anggota kasta biasanya berarti menunjuk pada profesi atau pekerjaan tertentu.
Posisi kasta pertama (tertinggi) ditempati oleh Kasta Brahmana yang terdiri dari para pendeta sebagai penentu terhadap apa yang benar dan apa yang salah dalam hal keagamaan dan kasta. Yang kedua adalah kasta Ksatria yang terdiri dari prajurit pegawai negeri. Yang ketiga Waisha yang terdiri dari para seniman, pedagang, dan pemilik Bank. Yang keempat adalah kasta Sudra yang dianalogikan sebagai para petani dan buruh. Namun, pada sat sekarang ini, sistem kasta tidak lagi berpengaruh namun masih dianut oleh orang-orang yang berpendidikan rendah. Sistem Kasta telah banyak menimbulkan permasalahan bagi pembangunan India.
Para pemimpin India dewasa ini telah menentukan bahwa India akan menjadi sebuah negara yang demokratis, sosialis dan sekuler. Menurut undang-undang, ada pemisahan antara agama dan negara. Tindakan penghinaan atau pendiskriminasian terhadap seseorang berdasarkan kastanya sangat dilarang. Bersamaan dengan hukum ini, pemerintah menerapkan Diskriminasi Positif bagi kaum tertindas di India.
Diskriminasi Positif (Positive Discrimination / Affirmative Action) adalah kebijakan / program pemerintah yang bertujuan untuk mengkoreksi praktek diskriminasi dimasa lalu dan sekarang melalui tindakan-tindakan aktif untuk menjamin persamaan hak untuk memperoleh kesempatan di dalam pekerjaan dan pendidikan.
dibandingkan masyarakat pedesaan. Di kota-kota bisa terlihat orang dari kasta yang berbeda berinteraksi satu sama lain, sementara di beberapa desa masih ada diskriminasi yang didasarkan kasta dan seringkali juga terhadap kaum paria atau kaum diluar kasta (untouchable). Kadang-kadang baik didesa maupun dikota, masih seringkali terjadi bentrokan sehubungan dengan ketegangan antar kasta. Kasta tinggi menyerang kasta rendah yang berani untuk mengangkat status mereka. Akibatnya Kasta rendah menjauhkan diri dari Kasta tinggi.
Selain pemerintah pusat, pemerintah negara bagian juga menerapkan kebijakan diskriminasi positif ini. Tiap2 negara bagian memiliki proporsi tersendiri untuk diterapkan pada diskriminasi positif ini berdasarkan populasi masing2 negara bagian. Masing2 pemerintah negara bagian memiliki daftar komunitas yang berbeda pula untuk diskriminasi positif ini. Kadang komunitas tertentu diberikan hak di satu negara bagian, sementara dinegara bagian lainnya tidak.
POLITIK DAN EKONOMI
Politik Dan Pemerintahan
India menganut demokrasi parlementer dua kamar dengan sistem politik multipartai yang kuat. Majelis rendah disebut Lok Sabha(majelis rakyat) beranggotakan 545 orang. Majelis tinggi disebutRajya Sabha (majelis Negara bagian) dengan anggota 250 orang. Parlemen India (atau Sansad) adakah badan legislatif tertinggiIndia. Parlemen ini terdiri dari dua dewan – Lok Sabha dan Rajya Sabha. Parlemen India terletak di New Delhi di Sansad Marg. Lok Sabha (disebut juga Dewan Rakyat oleh Konstitusi India) adalahmajelis rendah dalam Parlemen India. Anggota Lok Sabha adalah wakil langsung dari rakyat India, secara langsung dipilih oleh penduduk dewasa India.
pemerintahan atau perdana menteri, dan dapat pula menurunkan mereka melalui mosi tidak percaya. Beberapa nama yang umum digunakan untuk Majelis Rendah (lower chamber) adalah:
Chamber of Deputies
Chamber of Representatives
House of Assembly
House of Commons
House of Representatives
Legislative Assembly
National Assembly
Konstitusi India disetujui parlemen padan tahun 1950. Konstitusi ini memperoleh inspirasi dari konstitusi Amerika Serikat serta ide-ide dan praktek-praktek konstitusi Inggris. Konstitusi ini menetapkan India sebagai Unie Negara Bagian (kini terdapat 22 negara bagian) dan beberapa wilayah administrasi federal. Tiap Negara bagian memiliki seorang gubernur yang ditunjuk oleh Presiden, badan legilatif, dan badan pengadilan sendiri. Pemerintahan uni atau federal, dikepalai oleh presiden dan wakilnya yang dipilih oleh dewan pemilih yang terdiri atas para anggota badan legislatif pusat atau negara bagian.
Kekuasaan eksekutif pemerintahan pusat dijalankan oleh suatu kabinet yang terdiri dari menteri-menteri yang dipimpin oleh perdana Menteri. Sedangkan dalam yudikatif, pengadilan negeri pusat memiliki badan pengadilan tinggi yang dikepalai oleh ketua Mahkamah Agung. Setiap warga negara India yang telah berusia 21 tahun memiliki hak pilih.
tapal batas sebagai tanggapan terhadap tuntutan pemerintahan otonomi yang lebih besar dari beberapa kelompok suku dan bahasa. India modern juga telah mengambil alih beberapa koloni Prancis di anak benua ini.
Kongres Nasional India (Indian National Congress) atau dikenal dengan Partai Kongres atau Kongres I (yang berarti “Indira”, untuk membedakannya dengan partai pecahannya, yang disebut “Kongres O” yang dipimpin oleh K. Kamaraj, seorang tokoh politik dari Tamil Nadu). Partai yang namanya biasa disingkat INC ini adalah partai politik besar di India, dengan lebih dari 15 juta orang yang terlibat dalam organisasinya dan lebih dari 70 juta orang ikut serta dalam perjuangannya melawan Imperium Britania. Setelah kemerdekaan pada 1947, partai ini menjadi partai politik yang dominan di negara itu.
Dalam Lok Sabha (Parlemen) ke-14 (2004-2009), 145 anggota INC, kelompok yang terbesar di antara semua partai lainnya, duduk sebagai anggotanya. Saat ini partai ini adalah anggota utama dari pemerintahan koalisi Aliansi Progresif Bersatu yang didukung olehFront Kiri. Partai lain di India adalah Partai Komunis Indiaadalah sebuah partai politik komunis di India. Partai itu dibentuk pada tahun 1920. Sekretaris Jenderal partai adalah A.B. Bardhan. Partai itu menerbitkan New Age. Organisasi pemuda partai ialah All India Youth Federation. Dalam pemilihan umum 2004, partai itu meraih 5.434.738 suara (1.4%, 10 kursi).
meninggalkan luka emosional dua komunitas besar di Asia Selatan ini. Meskipun pada akhirnya India mengadopsi sebuah sistem pemerintahan yang sekuler dan demokratis, pada perkembangannya, isu komunalisme agama kembali terseret kedalam kancah politik nasional.
Kampanye politis penuh nuansa komunalisme dan kebencian yang dimulai pada awal tahun 1980an dan berpuncak pada insiden berdarah penghancuran Masjid Babri pada tahun 1992 (berlanjut kepada kerusuhan-kerusuhan komunal di Mumbai, Maharashtra tahun 1993 dan Godhra di Gujarat pada tahun 2002) ini telah memberikan hasil politik yang variatif kepada BJP(Bharatiya Janata Party – Partai Rakyat India). Kesuksesan BJP membangun ikatan emosional dengan pemilih, terutama dengan golongan Hindu kasta tinggi yang merasa dicurangi oleh kebijakan pemerintah melalui implementasi proyek Mandal yang menyediakan reservasi pekerjaan untuk golongan Hindu kasta rendah, telah mengantarkan BJP ketampuk kekuasaan di negara bagian Uttar Pradesh pada tahun 1991. BJP memenangi 221 kursi dari 425 kursi dewan yang diperebutkan. Ini menunjukkan bahwa isu keagamaan bisa diangkat sebagai tema utama kampanye politik.
berikutnya – 1996, 1998 dan 1999, BJP memroyeksikan diri sebagai partai moderat yang memikirkan kepentingan umum daripada sebuah partai Hindu nasionalis yang militan. Selain sebagai konsekwensi dari pemroyeksian BJP sebagai penantang partai-partai politik lain yang mempunyai basis pendukung serupa, keputusan ini diambil karena untuk memperbesar jumlah pendukung.
Gedung MPR/DPR India Manmohan Sing, Perdana Menteri
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. The Constitution of Japan of 1947.
Kishimoto Koichi. 1988. Politics in Modern Japan Development and Organization. Third Edition. Tokyo : Japan Echo Inc.
Kozo Yamamura and Yasukichi Yasuba.1987. The Political of Japan. Volume 1 The Domestic Transformation. California : Stanford University Press.
Reinhard Drifte. 1989. Japan’s Foreign Policy, New Tork : Council on Foreign Relations Press.
Steven K. Vogel. 1989. Japanese High Technologi, Politics, and Power. Calofornia: Regents of the University of California.
www.wikipedia.com/pemerintahindia