• Tidak ada hasil yang ditemukan

DI BALIK SATU LANGKAH pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DI BALIK SATU LANGKAH pdf"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

DI BALIK SATU LANGKAH

(Surya Prihadi)

Selepas hujan yang cukup lebat mengguyur kota Bogor, air hujan masih saja membasahi apa pun yang ada dipermukaan wilayah ini. Malam yang baru saja meranjak datang dengan diwarnai warna hitam yang menelimuti hamparan wilayah Bogor. Dingin rasanya menggerayangi lapisan kulit bahkan menembusnya. Tak banyak angin yang berkeliaran, mereka seperti masih saja dibekukan oleh dinginnya malam.

Sebuah truk yang ditumpangi lebih dari 30 orang melaju menyusuri jalanan yang beraspal, menyusuri jalanan yang masih basah karena baru saja disiram air hujan. Truk seolah membelah angin yang bercampur dengan dinginnya malam. Serasa tebal dan berbentuk ketika angin itu beradu langsung namun enyah ketika hendak digenggam. Namun bersyukurlah orang-orang yang menumpangi truk ini memakai jaket ataupun mantel yang melindungi tubuhnya dari terpaan angin. Walaupun diantara mereka ada yang berpakaian alakadarnya seperti kebiasaan sehari-harinya berpakaian.

(2)

truk ini melaju menuju Cibodas dan tak lama kemudian sopir mulai memperlambat lajunya. Kemudian diiringi dengan pada bangunnya orang-orang yang sedang asyik terlelap tidur dan sebagian yang masih melek membangunkannya.

Mereka turun dari truk dengan dan sebagian dari merek menggigil kedinginan. Namun tak lama kemudian datanglah orang yang memikul dagangan menghampiri mereka. Orang itu mendagangkan rupa-rupa sarung tangan, kaus kaki, kupluk, shal dan barang yang memungkinkan dapat melindungi kulit dari dingin yang semakin bergentayangan. Mujur memang pedangan ini, orang-orang yang baru saja turun dari truk ini memang membutuhkan barang-barang yang didagangkannya. Tak perlu promosi yang susah payah, mereka yang kedinginan dan merasa perlu segera membelinya. Walaupun diantara mereka ada yang tidak membutuhkannya karena telah memilikinya.

Selang waktu yang yang hampir bersamaan datang sebuah mini truk. Truk ini membawa banyak tas yang berukuran besar-besar. Tak perlu menunggu lama ternyata tas-tas yang berukuran besar itu milik dari mereka yang menumpangi truk yang sebelumnya. Mereka langsung mengambil tasnya masig-masing. Kemudian pergi menuju sebuah bagunan untuk beristirahat.

02.30 am

“Bagun-bangun, Ayo kita berangkat! Tolong bagunkan

yang masih tidur”

(3)

bangun. Secapatnya aku berusaha menyadarkan seluruh ingatanku. Ku arahkan mataku menjelajahi sekeliling tempat, ku hirup udara sabenyak-banyaknya menjejali paru-paru – berharap mampu mengusir rasa kantuk yang mencoba terus hinggap. Melihat teman-temanku yang melakukan persiapan segera aku menirunya.

Sebelum keberangkatan dimulai, rasa ingin kencing tiba-tiba menjalar. Langsung saja aku mencari WC. Salah satu temanku mengatakan WC ada di sebelah belakang gedung untuk pergi kesana susuri saja jalan setapak menuju belakang gedung, katanya. Tanpa pikir lagi aku segera bergegas menuruti apa kata temanku ini. Ku cari-cari tempat kencing alias WC – akhirnya ku temukan juga. Setelah kencing selesai, seolah baru saja aku disadarkan. Suasana yang amat hening yang terdengar di telinga hanya suara gelontoran air saja mulai mengganggu saraf pikiranku. Bulu kuduk ku tiba-tiba berdiri tak terelakan. Mataku mencoba menjelajahi tempat ini, tak ada yang bergerak sekalipun dedaunan. Bergegas aku berusaha kembali ke kumpulan teman-temanku. Kucoba berpikir sewajarnya, berusaha menganggap hal yang biasa saja.

(4)

Kami yang berencana medaki Gunung Pangrango berjumlah tiga puluh orang dan dari tiga puluh orang ini sendiri berasal dari beberapa angkatan mahasiswa Arsitektur Lanskap yang berbeda. Ada yang dari angkatan 45, angkatan 47, dan angkatan 48. Kami dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama, ada Amin angkatan 45, Soka dan Anus angkatan 47, dan angkatan 48-nya ada Ndaru, Azwinur, Govinda, Wawardah, Reza, Hamzah, Nafar. Kelompok kedua, ada Ndaru angkatan 45, Ilham atau ketua Koala sekarang dan Fadil angkatan 47, angkatan 48-nya Agung, Nuur, Bagus Pras, Remiya, Harkyo, Fanjul alais Irfan Ali, Faza. Sedangkan kelompok tiga, ada Empe atau mantan ketua Koala sebelumnya angkatan 45, Adi dan Adrid angkatan 47, Nio, Bagus SC alias Sapi, Abi, Ken, Fafa, Surya, Kpop alias Irfan Adi angkatan 48.

Kelompok satu berangkat pertama, kemudian kedua kelompok dua dan disusul kelompok tiga. Begitu yang disampaikan oleh bang Empe mengarahkan. Bang Empe, memang begitu biasa ia dipanggil.

(5)

Di penghujung malam yang mulai surut ini, udara yang dingin bergulung lembab akan mampu membuat orang menggigil kedinginan. Namun untunglah kami telah mempersiapkan untuk menangkal semua itu. Jaket atau mantel, sarung tangan, topi, sepatu yang kami kenakan cukup mampu menangkis dingin yang menerjang. Tak lupa senter dan headlem yang kami kenakan mampu menerangi gelapnya malam.

02.45 am

Tak berapa lama, kami sampai pada pos pertama. Pos pertama ini adalah pos pengecekan. Mengecek orang-orang yang akan melalukan pendakian baik tiket masuk atau pun hal lainnya yang diperlukan untuk izin mendaki gunung. Kelompok satu dan dua pun sedang menunggu dan beristirahat sejenak. Di pos pengecekan in terdapat beberapa bangunan. Ada bangunan yang menjadi pengecekan, ada kantin, WC atau mungkin kamar mandi, dan penginapan. Tak luput pula dari pandangan mataku, terlihat banyak orang yang kemungkinan mereka juga akan melakukan pendakian atau bahkan mungkin sebagian dari mereka ada yang sedang beristirahat karena kelelahan telah kembali dari Puncak Pamgrango.

(6)

aku berjalan dan ku usahakan senyaman mungkin sesuai denagn yang diinstruksikan. Sebagai orang yang pertama menyusuri jalanan berbatu dan lumayan tertata yang katanya jalan ini akan membimbing kamu ke puncak Pangrango. Isi kepalaku kadang bertany-tanya, apakah jalan menuju Pangrango ini akan tetap berbatu sampai ke puncaknya. Ataukah di depan akan banyak persimpangan yang harus aku pilih, atau mungkin aku akan salah memilih persimpangan jalan. Dan mugkin bisa saja tersesat karena gelapnya malam. Namun seketika semua itu aku enyahkan. Pasti bang Empe sudah tahu seluk beluk jalan menuju puncak yang nantinya akan mengarahkan. Pikirku. Karena dia telah beberapa kali mendaki Gunung Pangrango ini.

Tak bosan-bosannya ku langkahkan kakiku mengikuti deretan batu yang sengaja ditata. Jalanan berbatu hitam bertangga yang entah diman ujungnya. Langkah demi langkah ayunan kaki mampu memompa keringat yang dipaksa keluar melewat sela-lesa pori-pori kulit. Tarikan nafas pun mulai terengah-engah menyesakkan. Hilir mudiknya udara dingin mengitari rongga paru-paru bahkan meninggalkan karatnya yang dingin membeku.

(7)

Memang mengalir begitu saja, sapa - senyum yang terlontarkan dari raut muka ketika kami berpapasan atau pun dahulu mendahului saling mempersilahkan. Tersimpul gembira dalam hati melihat kenyataan ini. Semilir angin terasa mendorong memberi semangat, pun dengan jalan yang menjalar seolah menarik ulur ke atas. Hangat terasa berbalut semangat.

Namun semua itu enyah seketika sejalan dengan libasan semilir angin yang coba menerpa wajah. Tampak Fafa dan Nio terengah-engah seolah kesulitan bernafas. Tarikan nafasnya cukup mengusik ketenangan gendang telinga. Laju langkah kakinya mulai gontai tak terarah.

(8)

IDENTITAS DAN BLA BLA BLA

Surya Prihadi

, begitu nama yang di

berikan oleh orang tuanya. Sehari-hari dia

dipanggil dengan sebutan Surya.

Mendaki Gunung Pangrango merupakan

hal yang luar biasa dalam hidupnya.

Malang melintang hidup di bumi baru kali

ini dapat menjejakkan kaki di puncak gunung. Capek tapi senang bahagia

merupakan pengalaman batin dengan dapat menghirup udara sejuk

pengunungan terlebih di puncaknya. Dia sangat bertermakasih sekali

kepada Koala yang telah menyelenggarakan acara pendakian Gunung

Pangrango ini. Semoga ke depannya Koala menjadi komunitas yang lebih

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat (1) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh perceived ease to use dan subjective norm terhadap intention to use dengan perceived usefulness

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan, dapat disimpulkan bahwa model KMS dapat diterima dan diterapkan pada Yayasan Bina Potensi Rifa dan dapat digunakan sebagai

Ketika masuk dalam forum jejaring sosial, akan ada kecenderungan rasa untuk mengikuti hal yang sama sehingga rasa tersebut yang akan mendorong individu atau

Maka, penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis kertas saring manakah yang baik digunakan sebagai bahan pembuatan kertas indikator pH dari ekstrak daun bayam

Dalam rangka mendukung pencapaian prioritas nasional sebagaimana telah ditetapkan dalam visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden terpilih yang dijabarkan dalam RPJMN periode

Lokasi pasti bangunan tempat tinggal Ki Ageng Pemanahan sampai saat ini masih belum dapat diketahui, namun mengacu dari legenda yang ada, maka kelompok bangunan yang

Dari kegiatan pengabdian masyakat yang berjudul ”Sosialisasi dan Aplikasi Penggunaan Beberapa Tanaman Pengusir Nyamuk Kepada Masyarakat Kota Padang di Daerah yang