• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis UU No. 22 Tahun 2009 tentang La (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis UU No. 22 Tahun 2009 tentang La (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan terhadap Asas Pembentukan dan Materi

Muatan Perundang-undangan

Oleh :

Rezky Rusmita R 10400114349

JURUSAN ILMU HUKUM G

FAKULTAS SYARIAH & HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

(2)

Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai “Analisis UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Terhadap Asas pembentukan dan Asas Materi muatan perundang-undangan” untuk pemenuhan tugas mata kuliah Tekhnik Perundang-undangan.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan.

Semoga makalah tentang analisis mengenai undang-undang Lalu lintas dan Angkutan Jalan ini memberikan manfaat bagi pembacanya.

Samata, Gowa, 10 November 2016

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembentukan Undang-undang suatu Negara bergantung pada cita Negara dan teori bernegara yang dianutnya, pada kedaulatan dan pembagian kekuasaan dalam negaranya pada sistem pemerintahan Negara yang diselenggarakannya. Jika dilihat dari hierarki dari peraturan perundang-undangan di Indonesia, maka hal tersebut bukan ditetapkan semata-mata, akan tetapi lebih dikarenakan peraturan perundang-undangan di Indonesia selain dibentuk oleh lembaga yang berbeda juga masing-masing mempunyai fungsi dan sekaligus materi muatan yang berbeda sesuai dengan jenjangnya, sehingga tata susunan, fungsi dan materi muatan perundang-undangan itu selalu membentuk hubungan hubungan fungsional antara peraturan yang satu dengan peraturan yang lainnya.

Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan adalah suatu pedoman atau susunan rambu-rambu dalam pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik. Sesuai dengan pasal 5 Undang-undang No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan, suatu undang-undang harus memenuhi beberapa hal yaitu asas kejelasan tujuan, asas kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat, asas kesesuaian antara jenis dan materi muatan, asas dapat dilaksanakan, asas kedayagunaan dan kehasilgunaan, asas

Materi muatan perundang-undangan adalah Dalam pasal 6 Undang-undang No. 12 tahun 2011 juga menentukan adanya asas-asas yang harus terkandung dalam materi muatan setiap peraturan perundang-undangan seperti asas pengayoman, asas kemanusiaan, asas kekeluargaan, asas kenusantaraan, asas bhineka tunggal ika, asas keadilan, asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, asas ketertiban dan kepastian hukum, asas keseimbangan keserasian dan keselarasan.

(4)

tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dalam pembuatan peraturan perundang-undangan ini perlu diketahui apakah telah memenuhi asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian yang dikemukakan dalam latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam pembentukannya berlandaskan Asas pembentukan Undang-undang?

2. Bagaimana penerapan asas materi muatan undang-undang dalam UU No. 22 Tahun 2009?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apakah dalam UU No. 22 tahun 2009 sudah memenuhi asas pembentukan perundang-undangan dalam pembuatannya

2. Mengetahui apakah dalam UU No. 22 tahun 2009 dalam hal asas materi muatannya telah dipenuhi.

BAB II

(5)

1. Analisis UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan No. 22 Tahun 2009 sesuai dengan asas pembentukan perundang-undangan

a. Asas Kejelasan Rumusan

Setiap peraturan perundang-undangan harus memenuhi persyaratan tekhnis penyusunan peraturan perundang-undangan, sistematika, dan pilihan kata atau terminology, serta bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti, sehingga tidak menimbulkan multitafsir.

Di dalam UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan pada pasal 273 yang memuat ketentuan pidana ini menyebutkan bahwa:

“Setiap penyelenggara jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki jalan yang rusak yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 ayat (1) sehingga menimbulakan korban luka ringan dan/atau kerusakan kendaraan dan/atau barang dipidana dengan pencara paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah)”.

Adapun dalam pasal 24 (1) yang dimaksud yaitu :

“Penyelenggara jalan wajib segera dan patut untuk memperbaiki jalan yang rusak yang dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.”

(6)

yang baik dalam Pasal 5 Undang-undang No. 12 Tahun 2011 maka isi pasal tersebut tidak sesuai dengan asas kejelasan rumusan.

b. Asas kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat

Asas kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat adalah bahwa setiap jenis Peraturan Perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga atau pejabat pembentuk peraturan perundang-undangan yang berwenang. Peraturan perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum, bila dibuat oleh lembaga atau pejabat yang tidak berwenang.

Undang-undang tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan No. 22 tahun 2009 ini telah memenuhi asas kelembagaan atau organ pembentuk karena telah dibentuk oleh lembaga-lembaga yang sah secara konstitusional yaitu oleh DPR bersama dengan Presiden.

c. Asas Keterbukaan

Asas keterbukaan ini berarti dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan mulai dari perencanaan, persiapan, penyususnan dan pembahasan bersifat transparan dan terbuka. Dengan demikian, seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk seluas-luasnya memberikan masukan dalam proses pembuatan peraturan perundang-undangan.

Pada pembuatan undang-undang ini tidak memenuhi asas keterbukaan karena pada saat proses pembuatan UU No. 22 tahun 2009 ini hadir secara tiba-tiba. Masyarakat yang seharusnya dilibatkan dalam proses pembuatannya ini tidak sama sekali dilibatkan.

2. Analisis UU No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sesuai dengan asas materi muatan perundang-undangan

a. Asas Pengayoman

Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus berfungsi memberikan perlindungan dalam rangka menciptakan ketentraman masyarakat.

(7)

jalan serta peningkatan kapasitas jalan untuk menjaga keamanan, keselematan, ketertiban dan kelancaran dalam berlalu lintas untuk masyarakat. Hal itu tertera dalam pasal 22 dan 23 dalam UU No. 22 Tahun 2009 sebagai berikut :

-Pasal 22

1) Jalan yang dioperasikan harus memenuhi persyaratan laik fungsi Jalan secara teknis dan administratif.

2) Penyelenggara Jalan wajib melaksanakan uji kelaikan fungsi Jalan sebelum pengoperasian Jalan.

3) Penyelenggara Jalan wajib melakukan uji kelaikan fungsi Jalan pada Jalan yang sudah beroperasi secara berkala dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau sesuai dengan kebutuhan.

-Pasal 23

1) Penyelenggara Jalan dalam melaksanakan preservasi Jalan dan/atau peningkatan kapasitas Jalan wajib menjaga Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

2) Penyelenggara Jalan dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkoordinasi dengan instansi yang bertanggung jawab di bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Asas Ketertiban dan Kepastian Hukum

Bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undang harus dapat menimbulkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan adanya kepastian hukum.

Dalam mewujudkan ketertiban dalam masyarakat dibentuklah undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang mengatur ketertiban berkendara sebagaimana dalam pasal 106 ayat 4 sebagai berikut:

“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib mematuhi ketentuan:

(8)

c) Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas; d) gerakan Lalu Lintas;

e) berhenti dan Parkir;

f) peringatan dengan bunyi dan sinar;

g) kecepatan maksimal atau minimal; dan/atau

h) tata cara penggandengan dan penempelan dengan Kendaraan lain.

Bagi setiap orang yang melanggar ketentuan tersebut dapat dikenakan sanksi pidana yang tertera pada pasal 287 pada UU No. 22 tahun 2009.

c. Asas Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan

Bahwa setiap materi muatan perundang-undangan tidak boleh berisi hal-hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar belakang, antara lain, agama, suku, ras, golongan, gender atau status sosial Contohnya pada Pasal 281 UU No. 22 Tahun 2009 yaitu :

“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang tidak memiliki Surat Izin Mengemudi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 4 (empat) bulan atau denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah)”.

(9)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang tertera dalam Bab 2 mengenai Analisis UU tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan berdasarkan Asas Pembentukan perundang-undangan ini dapat diambil kesimpulan bahwa UU No. 22 tahun 2009 telah memenuhi Asas kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat karena dibentuk oleh lembaga-lembaga yang sah secara konstitusional. Sedangkan pada asas keterbukaan UU No. 22 Tahun 2009 ini telah menyalahi ketentuan karena dalam pembuatannya tidak serta merta melibatkan masyarakat. Dalam undang-undang No. 22 tahun 2009 juga terdapat kata yang menimbulkan multitafsir, maka dari itu tidak memenuhi Asas kejelasan rumusan.

UU tentang Lalu lintas dan Angkutan jalan ini pun telah memenuhi Asas muatan materi yang telah diatur dalam UU No. 12 Tahun 2011 yaitu Asas pengayoman, Asas ketertiban dan kepastian hukum serta Asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan.

B. Saran

Berdasarkan Analisis mengenai undang-undang tentang lalu lintas dan angkutan jalan yang telah disimpulkan, saran yang dapat penulis ajukan sebagai berikut :

1. Perlu kiranya dalam pembuatan Undang-undang itu lebih memperhatikan lagi asas-asas pembentukan perundang-undangan yang baik.

(10)

terkait dalam pembentukannya, bahwa aturan itu dibuat untuk kepentingan bersama bukan kepentingan satu pihak.

Daftar Pustaka

Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Referensi

Dokumen terkait

Al-Qur‟an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan perantaraan malaikat jibril, dimulai dengan surat Al- Fatihah dan diakhiri dengan

Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang berkaitan dengan transparansi proses Nominasi

Keluarannya (barang yang.. setengah jadi ) menjadi masukkan untuk tenaga kerja lainnya. Misalnya pekerja konveksi. Hubungan antar pekerja adalah hubungan

Rancangan Pedoman Pengembangan Sistem Jenjang Karir Profeional Perawat, Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI.. Depkes RI.,

Namun bagaimana saudara/i kita para anak yatim dan dhuafa di luar sana yang tidak dapat merayakan keceriaan Lebaran dengan keluarga karena mereka yatim atau karena mereka tidak

ANALISIS PENGARUH PROMOSI DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DENGAN CITRA MEREK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Pada Pengguna Sepede

 Bila merupakan kasus pertama dalam keluarga, untuk setiap anak dapat dilakukan pemeriksaan antibodi anti HIV pada umur berapa pun, sebaiknya dengan ELISA dan menggunakan

Pada layout usulan 2 menggunakan metode Particle Swarm Optimization ongkos material handling yang diperoleh adalah sebesar Rp 12.068.528,01 dengan ongkos material