• Tidak ada hasil yang ditemukan

Politik Internasional Kerjasama Bilatera. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Politik Internasional Kerjasama Bilatera. docx"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

POLITIK INTERNASIONAL ( KERJASAMA BILATERAL

INDONESIA – CHINA )

Makalah

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh mata kuliah Penelusuran Literatur Ilmiah yang dibimbing oleh dosen Tine Ratna Poerwantika S.IP., M.Si.

Oleh :

WIENDARA PALAMBANICA SETIAWAN NRP : 132030033

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

POLITIK INTERNASIONAL

Studi politik internasional sebenarnya adalah merupakan studi kebijakan politik luar negeri dimana kebjiakan ini didefinisikan sebagai keputusan-keputusan yang merumuskan tujuan, menentukan presiden atau melakukan tindakan-tindakan tertentu dan tujuan-tujuan yang diambil untuk mengimplementasikan tujuan-tujuan tersebut. Studi ini memusatkan perhatian pada usaha-usaha yang menggambarkan kepentingan-kepentingan tindakan, elemen-elemen atau unsur-unsur kekuasaan negara-negara besar.

Studi politik internasional menurut Holsti adalah studi mengenai pola tindakan Negara terhadap lingkungan eksternal sebagai reaksi atas respon Negara lain. Selain mencakup unsur power, kepentingan, dan tindakan, politik internasional juga mencakup perhatian terhadap system internasional, deterrence, dan perilaku para pembuat keputusan dalam situasi konflik. Jadi politik internasional menggambarkan reaksi dan respon bukan aksi.1

Politik internasional merupakan salah satu wujud dari interaksi dalam hubungan internasional. Politik internasional membahas keadaan atau soal-soal politik di masyarakat internasional dalam arti yang lebih sempit; yaitu dengan berfokus pada diplomasi dalam hubungan antar Negara dan kesatuan-kesatuan politik lainnya. Politik internasional seperti halnya politik domestic terdiri dari elemen-elemen kerjasama dan konflik, permintaan dan dukungan, gangguan dan pengaturan. Negara membuat perbedaan antara kawan dan lawan. Politik internasional memandang tindakan suatu Negara sebagai respon atas tindakan Negara lain. Dengan kata lain, politik internasional adalah proses interaksi antara dua Negara atau lebih.2

Perbedaan politik internasional dan politik luar negeri adalah Politik Luar Negeri hanya membahas bagaimana sebuah negara menanggapi serangkaian tindakan yang diambil berdasarkan analisis kondisi internasional, sedangkan politik internasional merupakan aksi-reaksi tindakan antarnegara. Bidang yang secara khusus membahas prinsip ‘aksi-reaksi’ ini adalah Politik Internasional

1 K.J. Holsti, Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis (Bandung: Bina Cipta, 1992), hlm. 26.

(3)

Sebagai suatu disiplin ilmu dalam dunia modern politik internasional dianggap mulai muncul setelah terbitnya karya-karya Moseufelly dan kemudian disusun oleh Sir Belsin Beiken (abad ke-17), David (abad ke-18), M. Bernard (abad ke-19) dan banyak lagi para penulis lainnya seperti Hobbs, John Locke, Montesque, Aristoteles dan lain-lain. Setelah Perang Dunia II di Amerika Serikat muncul lagi penulis-penulis terkenal seperti Frederich Schumann, William Trvox, Kenneth N. Waltz, Yuan C. Chen, Hans J. Morgenthau dan lain-lain.

Ilmu politik merupakan suatu disiplin yang lahir sebagai ilmu suatu cabang pengetahuan ilmu politik membahas hubungan dan berbagai prilaku antara yang satu dengan yang lain yang dibagi dalam :

1. Fungsinya ke dalam negeri (teori ilmu politik, administrasi negara, hukum negara dan lain-lain)

2. Hubungan geografi ke dalam (pemerintahan daerah, pemerintahan nasional) 3. Hubungan ke luar negeri atau hubungan internasional (hukum internasional,

politik internasional, organisasi, administrasi internasional, politik luar negeri, diplomasi)3

Salah satu masalah yang penting dalam politik internasional yang berbeda dari pola klasik zaman dahulu adalah soal manipulasi kepercayaan masyarakat dan pendapat rakyat oleh para pembuat keputusan. Timbulnya gerakan massa yang besar-besaran telah mengugurkan monopoli atas politik luar negeri oleh golongan elit yang cerdik saja. Massa rakyat dan cara berpikir mereka telah dipengaruhi oleh proses politik nasional dan internasional.

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA – CHINA

Indonesia dan China memiliki hubungan erat yang dibangun melalui interaksi kedua bangsa sejak sebelum masehi. Di era modern, pasca kemerdekaan Indonesia hubungan tersebut meningkat pada level bilateral. Namun permasalahan diantara keduanya tak dapat terhidarkan saat terjadi peristiwa G30s/PKI di Indonesia, yang kemudian berakhir dengan pembekuan hubungan. Namun seiring dengan kemajuan China, pergantian kepemimpinan di Indonesia serta adanya kepentingan Indonesia pada faktor ekonomi maka hubungan kedua negara semakin mengalami perkembangan.

Kerja sama bilateral Indonesia dan China merupakan suatu hubungan diplomatik yang bersifat idealis dan kompetitif. Banyaknya hal yang menguntungkan dari kerjasama ini, akan menciptakan suatu hubungan bilateral yang dinamis, bersama dengan persaingan produk Cina yang menjamur di pasaran Indonesia, membuat komdisi pasar Indonesia pun, harus segera dapat menyeimbangkan pendapatan distribusi penyebaran produk China, yang telah menduduki pasaran tingkat atas pada sistem distribusian. Namun dibalik persaingan ekonomi, di kedua negara ini, yakni

Indonesia dan China, kedua negara ini begitu banyak membangun diplomasi di bidang lain, selain di bidang ekonomi, Indonesia dan China terlibat dalam G-20, dan termasuk dalam ASEAN plus 3, dan Organisasi perdagangan WTO.

Ini membuktikan, bahwa Indonesia dan China masih memiliki hubungan yang berkesinambungan dalam hal kerjasama politik, yang dimana hubungan ini masih sangat diperlukan untuk saling mendukung dalam upaya meningkatkan dukungan intensitas kepercayaan internasional.

Banyaknya produk China yang menjamur di pasaran Indonesia, dikarenakan, keahlian para pengusaha dari China, yang mampu membaca situasi pasar Indonesia, yang kurang mengembangkan industri kecilnya, yang dinilai berpotensi menjadi salah satu pengembangan hegemoni baru, untuk menghasilkan komoditi yang cukup bagus bagi pasaran ekspor di luar negeri.

(5)

mengalami pendapatan ekonomi masyarakatnya. Sehingga sebuah pencitraan konsumsi pasar baru, diciptakan oleh China, untuk mencari keuntungan tersendiri dari efek keadaan Indonesia yang rata-rata penduduknya memiliki income per kapita yang kecil, dalam statistik perekonomiannya. Diluar dari permasalahan persaingan bisnis ekonomi, Indonesia dam China, harus dapat saling memahami, untuk lebih jauh mengadakan pendekatan ke arah bidang yang lain.

Berikut ini adalah bebarapa konsep/teori yang mendukung area studi HI Politik Internasional dalam kasus Hubungan Bilateral Indonesia-China :

Konsep Hubungan Bilateral

Hubungan Bilateral berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Plano dan Olton :

Hubungan kerjasama yang terjadi antara dua negara di dunia ini pada dasarnya tidak terlepas dari kepentingan nasional masing-masing negara. Kepentingan nasional merupakan unsur yang sangat vital mencakup kelangsungan hidup bangsa dan negara, kemerdekaan, keutuhan wilayah, keamanan, militer dan kesejahteraan ekonomi. (Plane, 1990, 7)4

Melalui adanya kerjasama internasional negara-negara berusaha untuk memecahkan permasalahan ekonomi, sosial dan politik. Terdapat dua tipe di dalam kerja sama internasional. Tipe pertama, terkait kondisi di lingkungan internasional sehingga dibutuhkan pengaturan khusus sehingga tidak akan menimbul kan ancaman pada negara-negara yang terlibat. Tipe kedua, mencakup keadaan ekonomi, sosial dan politik tertentu yang dianggap membawa konsekuensi luas terhadap system internasional sehingga dipersepsikan sebagai masalah internasional bersama. (Coplin,15 1992, 263)5

Secara general hubungan bilateral mengandung arti sebagai konsep interaksi hubungan kerjasama antar dua negara yang saling menguntungkan. Berdasarkan letak geografis yang saling berjauhan, tidak lagi menjadi hambatan bagi kedua negara. Karena semakin tinggi tingkat ketergantungan kedua negara, maka semakin kecilnya hambatan kedua negara untuk melakukan hubungan termasuk letak geografis. Hubungan bilateral akan terjalin sesuai dengan tujuan spesifik serta bidang- bidang khusus yang menjadi tolak ukur bagi suatu negara dengan negara lain. Di dalam

4 “Konsep Hubungan Bilateral”, www.portal-hi.net/index.php/teori-teori-realisme/72-konsep-hubungan-bilateral, (diakses pada 21 Desember 2014)

(6)

hubungan tersebut sangat ditentukan oleh hasil interaksi kedua negara dalam berbagai bidang.

Konsep Kepentingan Nasional

Konsep kepentingan nasional sangat penting untuk menjelaskan dan memahami perilaku internasional. Konsep kepentingan nasional merupakan dasar untuk menjelaskan perilaku luar negeri suaru Negara.

Para penganut realis menyamakan kepentingan nasional sebagai upaya untuk mengejar power, dimana power adalah segala sesuatu yang dapat mengembangkan dan memelihara kontrol suatu Negara terhadap Negara lain. Hubungan kekuasaan atau pengendalian ini dapat melalui teknik pemaksaan atau kerjasama. Karena itu kekuasaan dan kepentingan nasional dianggap sebagai sarana dan sekaligus tujuan dari tindakan suaru Negara untuk bertahan hidup dalam politik internasional.

Kepentingan nasional juga dapat dijelaskan sebagai tujuan fundamental dan faktor penentu akhir yang mengarahkan para pembuat keputusan dari suatu Negara dalam merumuskan kebijakan luar negerinya. Kepentingan nasional suatu Negara secara khas merupakan unsur-unsur yang membentuk kebutuhan Negara yang paling vital, seperti pertahanan, keamanan, militer, dan kesejahteraan ekonomi.6

Konsep Kebijakan Luar Negeri

Kebijakan luar negeri merupakan strategi atau rencana tindakan yang dibuat oleh para pembuat keputusan Negara dalam menghadapi Negara lain atau unit politik internasional lainnya, dan dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional spesifik yang dituangkan dalam terminology kepentingan nasional.7 Kebijakan luar negeri yang

dijalankan oleh pemerintah suatu Negara memang bertujuan untuk mencapai kepentingan nasional masyarakat yang diperintahnya meskipun kepentingan nasional suatu bangsa pada waktu itu ditentukan oleh siapa yang berkuasa pada waktu itu.8

Untuk memenuhi kepentingan nasionalnya itu, Negara-negara maupun actor dari Negara tersebut melakukan berbagai macam kerjasama di antaranya adalah kerjasama bilateral, trilateral, regional, dan multilateral.

6 Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 35.

7 Jack C. Plano dan Roy Olton, Kamus Hubungan Internasional, (Bandung: Abardin, 1999), hlm. 5.

(7)

Konsep Kerjasama

Dalam hubungan internasional dikenal apa yang dinamakan kerjasama internasional. Dalam suatu kerjasama internasional bertemu berbagai macam kepentingan nasional dari berbagai Negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi didalam negerinya sendiri. Kerjasama internasional adalah sisi lain dari konflik internasional yang juga merupakan salah satu aspek dalam hubungan internasional. Isu utama dari kerjasama internasional yaitu berdasarkan pada sejauh mana keuntungan bersama yang diperoleh melalui kerjasama dapat didukung konsepsi dari kepentingan tindakan yang unilateral dan kompetitif.

Dengan kata lain, kerjasama internasional dapat terbentuk karena kehidupan internasional meliputi berbagai bidang, seperti ideology, politik, ekonomi, sosial, lingkungan hidup, kebudayaan, pertahanan, dan keamanan. Hal tersebut memunculkan kepentingan yang beraneka ragam sehingga megakibatkan berbagai masalah sosial. Untuk mencari solusi atas berbagai masalah tersebut maka beberapa Negara membentuk suatu kerjasama internasional.9

Teori Diplomasi

Teori diplomatik dari golongan sistem feodal dan militer yaitu : The Warrior Of Heroic Theory (teori prajurit atau pahlawan). Teori ini cenderung condong pada politik kekuatan dan sangat sensitif yang menyangkut gengsi nasional, dan merasa mempunyai hak-hak yang lebih tinggi dan kemegahan. Kebijakan-kebijakannya diatur dan disusun dari segi militer. Dasar pokok teori ini adalah percaya akan negosiasi untuk mencapai kemenangan, tetapi apabila kemenangannya dipungkiri berarti kekalahan. Strategi negosiasi adalah untuk menghancurkan pihak lawan, menduduki posisi yang dianggap strategis, melemahkan musuh agar tidak dapat menyerang dan menghindari setiap kesempatan untuk bersatu dengan sekutunya.

Dari semua faktor-faktor yang mendatangkan kekuatan suatu negara atau bangsa, kualitas diplomasi juga adalah merupakan faktor yang sangat penting walaupun sifatnya tidak stabil. Kualitas diplomasi dari suatu negara atau bangsa mengkombinasikan semua faktor-faktor yang mendatangkan kekuatan tersebut ke dalam satu kesatuan dan mengarahkan sehingga menjadi berbobot dan mebangkitkan

(8)

kemampuan untuk memberikan nafas kekuatan suatu bangsa. Sikap suatu politik luar negeri dari suatu bangsa yang dilaksanakan oleh para diplomatnya adalah keuatan nasional di masa damai atau masa perang, taktik dan strategi militer yang dibuat pemimpinnya adalah kekuatan nasional. Hal ini dilakukan oleh para dilpomat suatu negara merupakan seni membawa kekuatan unsur-unsur nasionalnya semaksimal mungkin di dalam situasi internasional.

Diplomasi adalah otak dari kekuatan nasional sedangkan moral nasional adalah jiwanya. Jika daya pandangannya kabur, kekuasannya tidak sempurna dan penggulatan tekadnya lemah semua keuntungan letak geografis swasembada pangan, bahan-bahan mentah dari hasil industri pembenahan suatu keuatan militer tidak dimainkan atau didiplomasikan secara tepat maka diplomasi akan mengalami kegagalan dan tentunya menurunkan derajat negara tersebut di mata dunia internasional. Diplomasi yang berkulaitas tinggi akan membawa tujuan-tujuan dan cara-cara kebijaksanaan luar negeri ke dalam keharmonisan dengan sumber-sumber kekuatan nasional yang tersedia. Diplomasi akan membuka jalan bagi sumber-sumber kekuatan nasioanal yang terpendam dan mengolah sepenuhnya ke dalam kenyataan politik.10

(9)

HUBUNGAN KEAMANAN DAN PERTAHANAN INDONESIA – CHINA

Indonesia dan China telah memulai kerja sama pertahanan dalam kerangka kemitraan strategis yang ditandatangani kedua negara pada bulan April 2005. Sesuai kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, hubungan strategis dalam bentuk kerja sama pertahanan dilakukan guna meningkatkan kepercayaan kedua belah pihak serta membangun suatu kesamaan pandangan terhadap masalah-masalah keamanan di tingkat global maupun regional. Hubungan tersebut juga tentunya harus memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak sesuai kesepakatan bersama.

Hubungan yang harmonis dalam menjalin kerja sama pertahanan kedua negara bukan berarti mengindikasikan adanya keberpihakan dalam politik internasional. Hubungan ini justru menunjukkan kualitas hubungan dan kesalingpercayaan kedua negara sehingga apabila muncul suatu permasalahan, komunikasi bilateral akan menjadi pilihan utama. Hal ini telah dibuktikan dengan kiprah Indonesia memposisikan diri sebagai penengah dalam menjembatani komunikasi antara negara-negara anggota ASEAN yang terbelah antara pro dan kontra terhadap China, misalnya dalam masalah Laut China Selatan.

Saat iniIndonesia dan China telah membangun komitmen untuk memperkuat kemitraan strategis secara bilateral. Kedua negara telah bersepakat untuk meningkatkan hubungan, baik di bidang politik, ekonomi, perdagangan, melakukan pertukaran kebudayaan (promote cultural exchanges), meningkatkan interaksi antar individu (people-to-people interaction) dan memperluas kerja sama internasional dalam wadah kemitraan strategis Indonesia-China. Dari kemitraan strategis yang telah dibangun oleh kedua negara, Indonesia menganggap bahwa hubungan di bidang pertahanan dengan China adalah sebuah kesempatan (chance), bukan merupakan tantangan (challenges). Di bidang pertahanan, kedua negara terus meningkatkan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan seperti; konsultasi pertahanan, pertukaran kunjungan pejabat, pelatihan personel, kerja sama industri pertahanan (Idhan), latihan militer bersama, kerja sama keamanan maritim dalam rangka ikut menciptakan stabilitas keamanan regional maupun global.

(10)

Asia Pasifik, pemerintah RI mendorong upaya-upaya konstruktif melalui mekanisme bilateral dan multilateral agar kebijakan-kebijakan tersebut sejalan dengan semangat kerjasama regional dalam rangka menjaga perdamaian dan stabilitas keamanan di kawasan. Oleh karenanya, pemerintah RI berharap China juga dapat berperan aktif dalam mewujudkan perdamaian dan stabilitas keamanan di kawasan.

Dalam hal latihan militer bersama baru-baru ini selama ini telah berjalan dengan baik. Latihan bersama tersebut mempunyai manfaat yang sangat strategis bagi kedua negara yaitu selain akan lebih mendekatkan angkatan bersenjata kedua negara, juga akan dapat tukar menukar pengetahuan dan keterampilan dalam rangka capacity building untuk meningkatkan profesionalisme kedua angkatan bersenjata. Dengan demikian, dengan memiliki angkatan bersenjata yang professional, China dan Indonesia sebagai negara besar di kawasan tentunya akan dapat berkontribusi sangat besar juga dalam menjaga keamanan dan perdamaian serta meningkatkan kesejahteraan di kawasan.

Dalam hal rencana kerja sama Idhan, Indonesia dan China pada tanggal 22 Maret 2011 telah menandatangani MoU Defence Industry Cooperation. MoU ini akan menjadi dasar dari kegiatan implementasi kerja sama Idhan Indonesia dan China. Dengan demikian bentuk kerja sama Idhan yang direkomendasikan dapat dilaksanakan dengan China adalah kegiatan yang tercantum dalam ruang lingkup MoU tersebut dengan fokus pada ToT, joint development atau joint productionterhadap produk-produk Idhan mengingat saat ini kita sedang berupaya melakukan revitalisasi Idhan dan mengupayakan kemandirian Alutsista dari produksi dalam negeri seiring dengan meningkatnya kebutuhan pengisian Alutsista TNI guna memenuhi Minimum Essential Force (MEF) yang sudah diprogramkan pemerintah sampai tahun 2024 mendatang.11

Dalam rangka kontribusi terhadap perwujudan stabilitas kawasan, Indonesia dan China telah sepakat memperluas dan meningkatkan bentuk latihan militer bersama. Sejak dibentuk Forum Konsultasi Pertahanan Indonesia-China pada tahun 2007, TNI dan Angkatan Bersenjata China (People’ s Liberation Army/PLA) telah banyak melakukan latihan bersama antara Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat (Kopasus TNI AD) dan Pasukan Khusus PLA yang memiliki sandi “Sharp Knife”.

11 Raffi Anwar, Hubungan Pertahanan China – Indonesia,

(11)

Demi memperkokoh profesionalisme dan memperkuat diplomasi pertahanan sebagai pendukung hubungan bilateral Indonesia dan China, maka kedua negara juga telah sepakat menambah jumlah perwira untuk belajar di masing-masing lembaga pendidikan militer di dua negara, kerjasama simulator Sukhoi Su-27, memantapkan pembentukan forum “navy to navy talk”, serta peningkatan daya mampu yang diberikan China melalui kursus bahasa Mandarin pada para perwira TNI. Selain itu di tahun 2013, telah dilakukan latihan bersama untuk tiga angkatan dengan melibatkan fokus “airbone”, dan latihan maritim antara angkatan laut kedua Negara.12

12 DEPHAN. 2013. “Indonesia-China Perluas Bentuk Latihan Militer Bersama”,

(12)

KONFLIK YANG TIMBUL AKIBAT KERJASAMA INDONESIA – CHINA

Bagi Indonesia, China bukan hanya sebagai sahabat tetapi juga mitra strategis yang berpeluang besar tidak sebatas pada jangka waktu tertentu melainkan juga di tahun-tahun selanjutnya. Peluang-peluang yang dimiliki Indonesia terhadap China antara lain seperti, meningkatnya akses pasar ekspor ke China dengan tingkat yang lebih rendah bagi produk-produk nasional, meningkatnya kerjasama antara pelaku bisnis di kedua negara melalui pembentukan “aliansi strategis”, meningkatnya akses pasar jasa di China bagi penyedia jasa nasional, meningkatnya arus investasi asing asal China ke Indonesia serta terbukanya transfer teknologi antar pelaku bisnis di kedua Negara.

Melalui sisi diplomasi ekonomi, tergabungnya Indonesia dalam ACFTA merupakan sebuah upaya diplomasi ekonomi Indonesia demi mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi. Presiden SBY menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 rata-rata sebesar 7%. Namun keterbatasan anggaran pembangunan pemerintah hanya sekitar Rp 1000 triliyun per tahun. Sementara itu Menteri perekonomian, Hatta Rajasa, melihat investasi dalam negeri tidak dapat mencukupi pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan, Indonesia membutuhkan anggaran sekitar Rp 2100 triliyun sehingga dibutuhkan peran investasi asing yang akan didapat melalui kerjasama perdagangan bebas bilateral ASEAN-China (ACFTA).

Seiring pelaksanaan ACFTA di Indonesia, muncul pula perdebatan-perdebatan terkait pelaksanaan kerjasama tersebut. Pro dan kontra dari berbagai kalangan masyarakat semakin meningkat menyambut keikutsertaan Indonesia dalam ACFTA. Para kritikus yang kontra dengan kesepakatan perdagangan bebas tersebut melihat potensi tumbangnya industry domestik di Indonesia yang akan kesulitan menghadapi tantangan dari membanjirnya impor produk murah dari China. Terbukti dengan adanya data statistik Kementrian Perdagangan RI, menunjukkan surplus untuk Indonesia pada peningkatan jumlah total perdagangan Indonesia dan China yang meningkat cukup drastis dari 8,7 miliar dollar AS pada tahun 2004 menjadi 26,8 miliar dollar pada tahun 2008. Sedangkan pada tahun 2008, Indonesia mencatat defisit sebesar 3,6 miliar AS. 13

13 Chandra, Alexander C. 2010. “Dilema Indonesia dalam ACFTA”,

(13)

Kekhawatiran yang ditimbulkan dari kerjasama ACFTA juga akan memberi dampak negatif pada kelangsungan industri lokal, khususnya industri mikro, kecil dan menengah yang saat ini pun masih belum stabil. Mereka menganggap bahwa kebijakan-kebijakan pemerintah saat ini belum dapat menaikkan daya saing industri mikro, kecil dan menengah di tengah dunia industri internasional. Apa lagi dengan adanya kebijakan baru dibukanya pasar bebas ACFTA menjadi ketakutan tersendiri bagi industri mikro, kecil dan menengah yang dapat semakin terpuruk.14

Kurangnya pemahaman dan pembelajaran banyak pihak terkait dampak buruk implementasi kerjasama perdagangan ACFTA, juga menjadi faktor semakin meluapnya produk impor dari China di pasar dalam negeri. Kemenperin hanya menentukan 30% kebijakan untuk mengembangkan industri dan 70% untuk instalasi lain . Apa lagi dengan minimnya pasokan energi dan tingginya tingkat suku bunga bank menjadi alasan utama penghambat daya saing industri dalam negeri. Daya saing Indonesia yang lemah berpotensi memperbesar resiko deindustrialisasi, melihat persentase pertumbuhan ekonomi sebelum era reformasi sekitar 7% dan industri pengolahan dapat tumbuh hingga 14%. Sedangkan saat ini dengan pertumbuhan 6,5%, industri pengolahan hanya tumbuh kurang dari 2%.15

Rendahnya daya saing Indonesia diperparah dengan tidak adanya desain industri yang komprehensif serta upaya maksimal untuk menekan biaya produksi yang tinggi. Walaupun Indonesia tergolong negara kaya akan sumber daya alamnya, namun industri di dalam negeri masih tidak efisien. Belum lagi likuiditas berlebih di pasar keuangan tidak disertai dengan intermediasi yang cukup. Selain itu besarnya jumlah penduduk juga tidak diimbangi dengan produktivitas yang masih rendah.16

14 H Mintaroem, Karjadi (Dekan FE Unair). 2010. “Analisa Ekonomi: ACFTA, berkah atau bencana bagi Indonesia?”, http://economy.okezone.com/read/2010/02/23/279/3 06269/large, (diakses pada 24 Desember 2014)

15 Retraubun, Alex S.W (Wakil Menteri Perindustrian). 2013. “Lalai Dampak Buruk

ACFTA,Indonesia Kebanjiran Produk China” http://www.kemenperin.go.id/artikel/3817/Lalai-Dampak-Buruk-ACFT A,-Indonesia-Kebanjiran-Produk-China, (diakses pada 24 Desember 2014)

(14)

Pasang Surut Hubungan Indonesia dan China

Hubungan persahabatan antara Indonesia dan China berlangsung sejak lama. Namun melihat kedekatan hubungan kedua negara pada masa-masa sekarang, masih saja ada sejumlah masyarakat Indonesia yang menilai China sebagai suatu negara yang tertutup dan belum mengalami reformasi seperti pada era Mao Zedong. Bahkan tidak sedikit pula masyarakat Indonesia yang menganggap China tidak jauh berbeda dengan Korea Utara. Sedangkan, masyarakat China juga rata-rata tidak banyak tahu mengenai Indonesia.

Menanggapi pandangan-pandangan tentang kekurangan dibalik keeratan hubungan Indonesia dan China, Duta Besar RI untuk China, Imron Cotan, menjelaskan bahwa sejak dilakukan normalisasi pada tahun 1990, hubungan kedua negara semakin mengalami peningkatan. Bahkan pasca penandatanganan deklarasi kemitraan strategis tahun 2005, China semakin memandang bahwa Indonesia bukan hanya sebagai sahabat namun juga mitra strategis yang memiliki peran penting yang bukan hanya pada lingkup hubungan bilateral tetapi juga lebih luas dalam kerjasama kawasan. Selain itu, demi mempererat hubungan kedua negara maka semakin banyak upaya yang dilakukan, mulai dari pendekatan antar pimpinan keduanegara, antar pengusaha bahkan hingga antar anggota masyarakat. Salah satu bukti peningkatan tersebut, yakni adanya peningkatan pesat hubungan ekonomi dan perdagangan China pada tahun-tahun terakhir. Tahun 2009 nilai perdagangan Indonesia-China mencapai US$ 22,5 milyar, tahun 2010 menjadi US$ 42,5 milyar, dan tahun 2011 meningkat lagi menjadi US$ 60,5 milyar.17

Di tengah pasang surut hubungan Indonesia dan China namun juga sekaligus seiring dengan semakin eratnya hubungan kedua negara, masih ada pula masyarakat Indonesia yang menganggap China sebagai ancaman, baik dari sisi keamanan maupun ideologis. Sedangkan di China, juga terdapat pula pandangan yang melihat bahwa Indonesia masih seperti di tahun 1960an, dimana pada saat itu marak terjadi diskriminasi rasial pada etnis China. Dengan adanya stigma negatif tersebut, Imron Cotan, mengungkapkan pentingnya memperlihatkan perubahan paradigma hubungan Indonesia dan China melalui penugasan seorang duta besar yang bukan berlatar belakang militer serta lebih banyak melakukan pendekatan dengan jalan kerjasama

17 Aris Heru Utama, 2012. “Menghapus Salah Paham Indonesia-China”, dalam

(15)

hubungan bilateral maupun multilateral, hingga di bidang pendidikan dapat dilakukan pertukaran pelajar dan beasiswa pendidikan.18

(16)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Politik internasional membicarakan keadaan-keadaan politik dimata internasional dalam arti yang sempit yaitu diplomasi, hubungan antar negara, konflik-konflik yang menyangkut dengan politik internasional yang dilatar belakangi dengan menunjukkan hubungan tertentu antara negara-negara yang berdaulat. Aktor dari hubungan bilateral Indonesia-China yaitu state (negara) Indonesia dan China itu sendiri.

Meskipun adanya permasalahan yang masih berlangsung hingga saat ini terkait klaim Laut China Selatan oleh negara-negara yang berada di sekitar wilayahnya, termasuk Indonesia, dan masalah ACFTA namun masalah tersebut tidak secara langsung memberikan dampak ancaman bagi Indonesia maupun mengganggu hubungan bilateral Indonesia dan China. Bahkan dalam rangka modernisasi alutsista (alat utama sistem persenjataan), Indonesia yang secara agresif sedang mencari sumber alih teknologi persenjataan justru mendapatkan bantuan dari China. Di tengah-tengah keeratan hubungan Indonesia dan China yang semakin berkembang, tidak menampik adanya pasang surut yang terjadi diantara kedua negara. Seperti masih adanya anggapan atau stigma negatif oleh masyarakat China terhadap Indonesia

Kritik dan Saran

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Perwita, Anak Agung dan Mochamad, Yanyan Yani, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011

Jack C. Plano dan Roy Olton. Kamus Hubungan Internasional, Bandung: Abardin, 1999

Mas’oed, Mochtar. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metedologi, Jakarta: LP3ES, 1994

Holsti, KJ. Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis Bandung: Bina Cipta, 1992

Lentner, Howard. Foreign Policy Analysis: A Comparative and Conceptual Approach, Ohio: Bill and Howell Co

SUMBER LAIN :

Chandra, Alexander C. 2010. “Dilema Indonesia dalam ACFTA”,

http://kesehatan.kompas.com/read/2010/01/18/0235

2497/Dilema.Indonesia.dalam.ACFTA, (diakses pada 24 Desember 2014)

DEPHAN. 2013. “Indonesia-China Perluas Bentuk Latihan Militer Bersama”,

http://www.indonesia.go.id/in/kementerian//kementerianpertahanan/2281- pertahanan-dan-keamanan/12128-indonesia-china-perluas-bentuk-latihan-militer-bersama.html, (diakses pada 24 Desember 2014)

Karjadi, Mintaroem. (Dekan FE Unair). 2010. “Analisa Ekonomi: ACFTA, berkah

atau bencana bagi Indonesia?”,

http://economy.okezone.com/read/2010/02/23/279/3 06269/large, (diakses pada 24 Desember 2014)

(18)

Retraubun, Alex S.W (Wakil Menteri Perindustrian). 2013. “Lalai Dampak Buruk

ACFTA,Indonesia Kebanjiran Produk China

http://www.kemenperin.go.id/artikel/3817/Lalai-Dampak-Buruk-ACFTA,-Indonesia-Kebanjiran-Produk-China, (diakses pada 24 Desember 2014)

Raffi Anwar, Hubungan Pertahanan China – Indonesia,

http://hankam.kompasiana.com/2013/10/18/hubungan-pertahanan-china-dan-indonesia-602603.html, (diakses pada 24 Dsember 2014)

Utomo, Aris Heru. 2012. “Menghapus Salah Paham Indonesia-China”, dalam

http://sosbud.kompasiana.com/2012/05/30/menghapus-salah-paham-indonesia-china-466925.html, (diakses pada 24 Desember 2014)

Referensi

Dokumen terkait

26 Herson Anwar, Proses Pengambilan Keputusan untuk Mengembangkan Mutu Madrasah, Nadwa, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. Saefullah, Manajemen, hlm.. alternatif

Dari hasil analisis terlihat adanya korelasi antara peningkatan jumlah bakteri asam laktat dengan konsentrasi sukrosa yang dtambahkan pada minuman probiotik

d. Perubahan gaya dan cara hidup sebagian para orang tua telah membawa perubahan social yang mendasar dalam kehidupan masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap nilai

Dari desain jaringan diatas, dapat kita lihat terdapat 5 buah segment jaringan, kita ilustrasikan gedung ini bernama Gedung kelompok 4, mengapa kami merancang jaringan

Ada beberapa modifikasi peredam energi tipe Vlugter, Schoklizt yang telah dilakukan penelitiannya dan dapat digunakan dalam perencanaan, dengan mengacu RSNI T-04-2002 dapat

Citra dari museum yang ingin ditampilkan yaitu menyenangkan, nyaman, bersih dan dengan memadukan konsep edukasi yang modern sehingga museum akan menggunakan fasilitas yang