• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI DISMATUR docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN BAYI DISMATUR docx"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebahagian masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Kejadian berat lahir rendah pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan pun kurang.Dan dapat juga berkaitan dengan paritas, jarak kelahiran, kadar hemoglobin dan pemanfaatan pelayanan antenatal.

Berat badan lahir rendah berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan (Depkes RI, 2005). Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi, maka kematian bayi di Indonesia tercatat 510 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2003. Penyebab kematian bayi terbanyak karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR), sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7-14% yaitu sekitar 459.200-900.000 bayi (Depkes RI 2005)

(2)

Oleh karena hal diatas, penulis tertarik untuk membahas mengenai Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir: Dismaturitas.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa itu Dismaturitas?

1.2.2 Apa saja penyebab Dismaturitas?

1.2.3 Bagaimana patofisiologi dan WOC dari Dismaturitas? 1.2.4 Bagaimana manifestasi klinis Dismaturitas?

1.2.5 Apa saja pemeriksaan diagnostik Dismaturitas? 1.2.6 Bagaimana penatalaksanaan Dismaturitas? 1.2.7 Apa komplikasi dari Dismaturitas?

1.2.8 Bagaimana pencegahan Dismaturitas?

1.2.9 Bagaimana asuhan keperawatan Dismaturitas? 1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Mangetahui defenisi Dismaturitas 1.3.2 Mangetahui penyebab Dismaturitas

1.3.3 Mangetahui patofisiologi dan WOC dari Dismaturitas 1.3.4 Mangetahui manifestasi klinis Dismaturitas

1.3.5 Mangetahui pemeriksaan diagnostik Dismaturitas 1.3.6 Mangetahui penatalaksanaan Dismaturitas

1.3.7 Mangetahui komplikasi dari Dismaturitas 1.3.8 Mangetahui pencegahan Dismaturitas

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Dismaturitas

Bayi dismatur merupakan bayi dengan berat badan lahir tidak sesuai dengan masa kehamilan, seperti bayi lahir setelah sembilan bulan dengan berat badan tidak mencapai 2500 gram.( WHO, 1984).

Dismaturitas adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk usia kehamilannya, yaitu berat badan di bawah persentil 10 pada kurva pertumbuhan intra uterin, biasa disebut dengan bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK/ SGA). Hal ini menunjukkan bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine, keadaan ini berhubungan dengan gangguan sirkulasi dan efisiensi plasenta. (Ika Pantiawati, 2010).

Dismaturitas adalah bayi lahir kecil dengan berat badan yang seharusnya untuk masa gestasi. Kondisi ini dapat terjadi pada preterm, aterm, maupun posterm. ( Vivian Nanny Lia, 2010).

Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur ini dapat juga: Neonatus Kurang Bulan - Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK). Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NCB-KMK ), Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB- KMK ). (Nur Asnah Sitohang, 2004).

(4)

2.2 Etiologi

1. Kondisi ibu yang terkait dengan bayi-bayi SGA, meliputi : a. Hipertensi (Kronis atau yang diinduksi oleh kehamilan) b. Penyakit jantung, pulmonar, atau ginjal

c. Diabetes melitus d. Nutrisi buruk

e. Penggunaan alkohol, tembakau, atau obat-obatan f. Usia

g. Kehamilan multipel h. Insufisiensi plasenta

i. Abnormalitas plasenta janin

j. Kehamilan yang terjadi di tempat yang sangat tinggi (high altitude),

2. Kondisi janin berhubungan dengan bayi-bayi SGA meliputi : a. Bayi kecil secara genetik normal

b. Kelainan kromosom c. Malformasi

d. Infeksi kongenital terutama rubela dan sitomegalovirus e. Hidramion, kehamilan ganda

3. Efek faktor-faktor ini pada janin bergantung pada tahap perkembangan janin. a. Awal kehamilan adalah waktu proliferasi sel yang cepat. Trauma pada

waktu ini mengakibatkan organ-organ yang berisi sel-sel ukuran normal , tetapi sedikit jumlahnya. Bayi simetris (kepala dan badannya tumbuh secara proporsional), tetapi organ-organnya lebih kecil. Biasanya bayi-bayi ini memiliki prognosis yang buruk dan tidak pernah dapat mengejar. b. Kehamilan lanjut, pertumbuhan janin dihasilkan dari peninggkatan

(5)

memiliki jumlah sel-sel yang adekuat. Pertumbuhan mereka terkejar jika diberikan nutrisi yang baik selama pascanatal.

2.3 Patofisiologi

Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan atau prematur, disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya, bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi BB lahirnya lebih kecil ketimbang kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi, dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.

Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa prahamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebailknya, ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini dapat mengakibatkan morbiditas dan mortilitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.

(6)

2.5 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis untuk bayi dismatur dapat terlihat sesuai dengan stadium yang dialami. Berikut adalah manifestasi klinis bayi dismatur berdasarkan stadium:

2.5.1 Stadium bayi dismatur

1) Stadium pertama. Bayi tampak kurus dan relatif lebih panjang, kulitnya longgar, kering seperti perkamen, tetapi belum terdapat noda mekonium. 2) Stadium kedua. Terdapat tanda stadium pertama ditambah warna kehijauan

pada kulit plasenta dan umbilicus. Hal ini disebabkan oleh mekonium yang tercampur dalam amnion yang kmudian mengedap ke dalam kulit, umbilicus dan plasena sebagai akibat anoksia intra uteri .

3) Stadium ketiga. Terdapat tanda stadium kedua ditambah dengan kulit yang berwarna kuning, begitu pula dengan kuku dan tali pusat, ditemukan juga anoksia intra uterin yang lama.

Selain itu, gejala klinis bayi dismatur tergantung dari umur kehamilan sehingga dapat dikatakan bahwa makin kecil bayi atau makin muda kehamilan makin nyata, sebagai gambaran umum dan dapat dikemukakan bahwa bayi berat lahir rendah mempunyai karakteristik sebagai berikut : a. Berat badan kurang dari 2.500 gram.

b. Panjang badan kurang dari 45 cm. c. Lingkar dada kurang dari 30 cm. d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm. e. Kepala relatif lebih besar.

f. Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang. g. Otot hipotonik lemak.

h. Pernapasan tak teratur dapat terjadi terjadi apnea (gegal napas). i. Ekstremitas : Paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi lurus.

j. Kepala tidak mampu tegak.

(7)

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

Beberapa macam pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada dismaturitas, yaitu antara lain :

1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis ).

2. Hematokrit ( Ht) : 43% - 61% ( peningkatan sampai 65 % atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal / perinatal).

3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan ).

4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.

5. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.

6. Pemantauan elektrolit ( Na, K, CI) : biasanya dalam batas normal pada awalnya.

7. Pemeriksaan Analisa gas darah. 2.7 Penatalaksanaan

Beberapa penatalaksanaan yang dilakukan pada dismaturitas antara lain : 1) Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterina serta

menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultra sonografi.

2) Memeriksa kadar gula darah (true glukose) dengan dextrostix atau laboratorium kalau hipoglikemia perlu diatasi.

3) Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.

4) Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi SMK. 5) Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita

aspirasi mekonium.

(8)

7) Pastikan bayi terjaga tetap hangat. Bungkus bayi dengan kain lunak, kering, selimuti dan gunakan topi untuk menghindari adanya kehilangan panas.

8) Awasi frekuensi pernafasan, terutama dalam 24 jam pertama guna mengetahui sindrom aspirasi mekonium/ sindrom gangguan pernapasan idiopatik.

9) Pantau suhu di sekitar tubuh bayi, jangan sampai bayi kedinginan. Hal ini karena bayi BBLR mudah hipertermia akibat luas dari permukaan tubuh bayi relatif lebih besar dari lemak subkutan.

10) Motivasi ibu untuk menyusui dalam 1 jam pertama.

11) Jika bayi haus, beri makanan dini (early feeding), yang berguna untuk mencegah hipoglikemia.

12) Jika bayi sianosis atau sulit bernafas ( frekuensi kurang dari 30 atau lebih dari 60 kali per menit, dinding dada tertarik ke dalam dan merintih, beri oksigen lewat kateter hidung atau nasal prong).

13) Cegah infeksi rentan akibat pemindahan imunoglobulin G (IgG) dari ibu ke janin tergangggu.

2.8 Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi akibat dismaturitas antara lain, yaitu : 1. Sindroma aspirasi mekonium (kesulitan bernafas).

Hipoksia intrauterin akan mengakibatkan janin mengalami gasping dalam uterus. Selain itu mekonium akan dilepaskan dan bercampur dengan cairan amnion. Cairan amnion yang mengandung mekonium akan masuk ke dalam paru janin karena inhalasi. Ketika bayi lahir akan menderita gangguan pernafasan karena melekatnya mekonium dalam saluran pernafasan.

2. Hipoglikemi simtomatik.

(9)

hipoglikemia bila kadar gula darah kurang dari 20 mg/dl pada bayi berat lahir rendah.

3. Asfiksia neonatorum

Bayi dismatur lebih sering menderita asfiksia neonatorum dibandingkan bayi biasa. Membedakan bayi prematur murni atau dismatur penting karena : a. morbiditas yang berlainan

b. prematuritas murni mudah menderita komplikasi membran hialin, perdarahan intraventrikuler, pneumonia aspirasi

c. bayi dismatur mudah menderita sindrom aspirasi mekonium, hipoglikemia, simtomatik `dan hiperbilirubinemia.

d. bayi dismatur yang preterm. Dapat menderita komplikasi bayi dismatur dan bayi prematur.

e. bayi dismatur harus mendapat makanan dini yang lebih dini dari bayi premature.

4. Penyakit membran hialin.

Penyakit ini diderita bayi dismatur yang preterm terutama bila masa gestasi kurang dari 35 minggu, hal ini disebabkan karena pertumbuhan surfaktan paru yang belum cukup.

5. Hiperbilirubinemia.

Bayi dismatur lebih sering menderita hiperbilirunemia dibandingkan bayi yang beratnya sesuai dengan masa kehamilan. Berat hati bayi dismatur kurang dibandingkan bayi biasa, mungkin disebabkan gangguan pertumbuhan hati. 2.9 Pencegahan

Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) termasuk juga dismatur, pencegahan merupakan hal yang penting. Hal –hal yang dapat dilakukan untuk mencegah lahirnya bayi dismatur antara lain dengan :

(10)

BBLR harus segera cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.

2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda- tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik

3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun)

(11)

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN DISMATURITAS (SGA)

1. Pengkajian

Pengkajian yang dapat dilakukan oleh seorang perawat untuk mendapatkan data, baik objektif maupun subjektif adalah sebagai berikut:

1) Riwayat kesehatan terdahulu

a. Apakah ibu pernah mengalami sakit kronis.

b. Apakah ibu pernah mengalami gangguan pada kehamilan sebelumnya, seperti infeksi/perdarahan antepartum, imaturitas dan sebagainya. c. Apakah ibu seorang perokok.

d. Jarak kehamilan atau kelahiran terlalu dekat. 2) Riwayat kesehatan sekarang

Bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram. 3) Riwayat kesehatan keluarga normal (120-160 detik per menit).

- Murmur jantung yang dapat didengar, dapat menandakan duktus arteriosus (PDA).

b. Pernapasan

- Dangkal, tidak teratur, dan pernapasan diafragmatik intermiten atau periodic (40-60 kali/menit)

- Pernapsan cuping hidung, retraksi suprasternal atau substernal, juga derajat sianosis yang mungkin ada.

- Adanya bunyi ampela pada auskultasi, menandakan sindrom distress pernapasan (RDS).

c. Neurosensori

- Suara tengkorak dan fontanel tampak melebar, penonjolan karena ketidakadekuatan pertumbuhan tulang mungkin terlihat. - Kepala kecil dengan dahi menonjol, batang hidung cekung,

hidung pendek mencuat, bibir atas tipis, dan dagu maju.

- Tonus otot dapat tampak kencang dengan fleksi ekstremitas bawah dan atas serta keterbatasan gerak.

(12)

- Disproporsi berat badan dibandingkan dengan panjang dan lingkar kepala.

- Kulit kering pecah-pecah dan terkelupas dan tidak adanya jaringan subkutan.

- Penurunan massa otot, khususnya pada pipi, bokong, dan paha. - Ketidakstabilan metabolic dan hipoglikemi/hipokalsemia. e. Keamanan

- Suhu berfluktuasi dengan mudah.

- Tidak terdapat garis alur pada telapak tangan.

- Warna mekonium mungkin jelas pada jari tangan dan dasar tali pusat dengan warna kehijauan.

- Menangis mungkin lemah. f. Seksualitas

- Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora dengan klitoris menonjol.

- Testis pria mungkin tidak turun, ruge mungkin banyak atau tidak pada skrotum.

5) Pemeriksaan diagnostik

a. Jumlah darah lengkap: penurunan pada Hb (normal 15-20 gr/dl) mungkin dihubungkan dengan anemia atau kehilangan darah/ hemolisis berlebihan. Dan Hematokrit ( Ht) : 43% - 61% ( peningkatan sampai 65 % atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal / perinatal).

b. Dektrosik: menyatakan hipoglikemi. Dektrosik : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.

c. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis ).

d. Analisa Gas Darah (AGD): menentukan derajat keparahan distress pernapasan bila ada.

e. Elektrolit serum: mengkaji adanya hipokalsemia.

f. Bilirubin: mungkin meningkat pada polisitemia. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.

(13)

h. Pemantauan elektrolit ( Na, K, CI) : biasanya dalam batas normal pada awalnya.

i. Jumlah trombosit: trombositopenia mungkin menyertai sepsis. j. EKG, EEG, USG, angiografi: defek congenital atau komplikasi. 2. Diagnosa Keperawatan

1) Pola napas tidak efektif b.d imaturitas pusat pernapasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan energy atau kelelahan, dan ketidakseimbangan metabolik.

2) Risiko tinggi termoregulasi tidak efektif b.d perkembangan/ susunan SSP imatur (pusat regulasi suhu), penurunan rasio massa tubuh terhadap area permukaan, penurunan lemak subkutan, ketidak mampuan merasakan dingin/berkeringat, cadangan metabolik buruk.

3) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan simpanan nutrisi, imaturitas produksi enzim, otot abdominal lemah, dan refleks lemah.

(14)

N O

Diagnosa NOC NIC

1

Pola napas tidak efektif b.d imaturitas pusat pernapasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi atau kelelahan, dan - Keluaran sputum dari jalan

napas

- Suara napas tambahan tidak ada

- Penggunaan otot

aksesoris/tambahan tidak ada - Dispnea saat istirahat tidak ada - Dispnea dengan pengerahan

tenaga tidak ada/hilang - Auskulltasi suara napas IER

Manajemen Jalan Napas Aktivitas:

- Kaji frekuensi dan pola pernapasan, perhatikan adanya apnea dan perubahan frekuensi jantung

- Identifikasi kebutuhan pasien akan insersi jalan napas actual/potensial

- Bersihkan sekret pada jalan napas dengan menggunakan pengisapan

- Posisikan bayi pada abdomen atau posisi telentang dengan gulungan popok di bawah bahu untuk menghasilkan hiperekstensi

- Auskultasi bunyi napas, tandai area penurunan atau hilangnya ventilasi dan adanya bunyi tambahan

(15)

kebutuhan

- Berikan obat-obatan sesuai indikasi

- Tinjau ulang riwayat ibu terhadap obat-obatan yang dapat memperberat depresi pernapasan pada bayi

- Atur pemasukan cairan untuk mengoptimalkan imatur (pusat regulasi suhu), penurunan rasio massa tubuh terhadap area permukaan,

Immune Status (Status imun) Indikator : thermostat dengan dasar terbuka dan penyebar hangat - Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu

- Tempatkan bayi pada incubator atau dalam keadaan hangat - Monitor warna dan suhu kulit

- Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi

- Pantau sistem pengaturan suhu, penyebar hangat (bergantung pada ukuran dan usia bayi)

- Tingkatkan intake cairan dan nutrisi - Kaji haluaran dan berat jenis urin

- Pantau penambahan berat badan berturut-turut. Bila penambahan berat badan tidak adekuat, tingkatkan suhu lingkungan sesuai indikasi

(16)

glukosa serum, elektrolit, dan kadar bilirubin) Monitor tanda-tanda vital

Aktivitas :

- Mengukur tekanan darah, denyut nadi, temperature, dan status pernafasan, jika diperlukan

- Mencatat gejala dan turun naiknya tekanan darah - Mempertahankan suhu alat pengukur, jika diperlukan - Memantau dan mencatat tanda-tanda dan syimptom

hypothermia dan hyperthermia

- Mengukur warna kulit, temperature, dan kelembaban - Memantau sianosis pusat dan perifer

- Memantau pola pernafasan yang abnormal

- Perhatikan perkembangan takikardi, warna kemerahan, diaforesis letargi, apnea, atau aktivitas kejang

3

abdominal lemah, dan refleks lemah.

Status nutrisi Indikator :

- Asupan zat gizi

- Asupan makanan dan cairan - Energi

- Kaji maturitas refleks berkenaan dengan pemberian makan (misalnya: mengisap, menelan, dan batuk)

- Auskultasi adanya bising usus, kaji status fisik, dan status pernapasan

- Mengontrol penyerapan makanan/cairan - Memantau ketepatan urutan makanan

- Menetukan kebutuhan makanan saluran nasogastric

(17)

Makanan dan Intake Cairan) Indikator :

- Asupan makanan Oral

- Asupan makan melalui selang - Asupan cairan mulut

- Asupan cairan intravena  Asupan nutrisi parenteral

oral dapat dimaklumi

- Kaji tanda-tanda hipoglikemi: takipnea dan pernapasan tidak teratur, apnea, letargi, fluktuasi suhu, dan diaforesis. Pemberian makan buruk, gugup, menangis nada tinggi, gemetar, mata terbalik, dan aktifitas kejang

- Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi (glukosa serum, nitrogen urea darah, kreatin, osmolaritas serum/urin, elektrolit urin)

Bantuan penambahan berat badan Aktivitas :

- Kaji berat badan dengan menimbang berat badan setiap hari, kemudian dokumentasikan pada grafik pertumbuhan bayi - Memantau mual dan muntah

- Pantau masukan dan pengeluaran. Hitung konsumsi kalori dan elektrolit setiap hari

- Menunjukan bagaimana cara meningkatkan intake kalori - Kaji tingkat hidrasi, perhatikan fontanel, turgor kulit, berat

jenis urin, kondisi membran mukosa, dan fluktuasi berat badan

(18)

4

Risiko tinggi kekurangan volume cairan b.d usia dan berat lahir rendah, kehilangan cairan berlebihan (kulit tipis), kurang lapisan lemak, ginjal imatur/kegagalan

mengonsentrasikan urin).

Fluid balance (Keseimbangan cairan)

- Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

- Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan - Monitor vital sign

- Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian

- Bandingkan masukan dan pengeluaran urin setiap shift dan keseimbangan kumulatif setiap periodik 24 jam. Pertahankan catatan ukuran mengenai jumlah darah yang diambil untuk tes laboratorium

- Kolaborasi pemberian cairan IV - Monitor status nutrisi

- Berikan diuretik sesuai interuksi - Berikan cairan IV pada suhu ruangan

- Pantau berat jenis urin setiap selesai berkemih atau setiap 2-4 jam dengan menginspirasi urin dari popok bayi bila bayi tidak tahan dengan kantong penampung urin

- Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk

(19)

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur ini dapat juga: Neonatus Kurang Bulan-Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK). Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NCB-KMK ), Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB- (NCB-KMK ).

Dismatur dapat disebabkan karena kondisi ibu, kondisi janin, dan faktor-faktor yang bergantung pada tahap perkembangan janin seperti pada saat awal kehamilan yaitu waktu proliferasi sel yang cepat dan kehamilan lanjut sehingga pertumbuhan janin dihasilkan dari peninggkatan ukuran sel.

Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat dismatur yaitu: Sindroma aspirasi mekonium (kesulitan bernafas), Hipoglikemi simtomatik. Asfiksia neonatorum, Penyakit membran hialin, dan Hiperbilirubinemia.

4.2 Saran

Referensi

Dokumen terkait

diperlukan fosfolipid lain (mis. fosfatidilgliserol) dan juga memerlukan protein surfaktan untuk mencapai air liquid-interface dan untuk penyebarannya

Dari beberapa teori dapat disimpulkan bahwa kemampuan matematika awal adalah kepekaan terhadap cara berpikir ilmiah dan membangun konsep yang ditunjukkan dengan

Pendampingan Penulisan Karya Ilmiah bagi para santri Pesantren Mahasiswa Al- Hikam Malang  Melakukaan koordinasi dengan tim dosen pendamping an penulisan karya tulis

Perkembangan serta pemanfaatan teknologi internet berdampak sangat besar dalam perkembangan kejahatan cyber dalam hal ini tindak pidana penipuan melalui internet

Tujuan penelitian adalah Untuk menganalisis perkembangan produktivitas usahatani cabai merah dan cabai rawit 5 tahun terakhir, untuk menganalisis karakteristik petani

 Kafein dan Taurin merupakan senyawa aktif yang terdapat dalam Minuman Serbuk Kuku Bima Ener-G.  Kafein dan Taurin memiliki fungsi saling mendukung yaitu sebagai stimulator

Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 85 (Tabel 4, kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Berdasarkan latar belakang di atas perumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana hasil penilaian laporan keuangan Koperasi Wanita Keluarga Sakinah