PENGEMBANGAN ENERGI BARU TERBARUKAN
MELALUI
PELAKSANAAN CSR (CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY)
BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
Oleh :
HERU PRABOWO
ZUMRODI
Program Studi Magister Ilmu Lingkungan
Sekolah Pascasarjana Universitas Padjadjaran
Masa keemasan Indonesia sebagai negara kaya
minyak atau yang sering disebut era bonanza
minyak telah berakhir.
Produksi minyak bumi yang pernah mencapai
puncaknya pada 1997 sebesar 1,6 juta barel per
hari, kini tinggal separuhnya.
Cadangan minyak Indonesia pun menurun paling
cepat di Asia: dari sekitar 12 miliar barel pada
1980 menjadi tinggal tersisa kurang dari 4 miliar
Gambar 1. Grafik Cadangan dan Harga Minyak Negara (Sumber : Infografis Kata Data News & Research, 2014)
Gambar 2. Grafik Ekspor dan Impor Minyak Indonesia (Sumber : Infografis Kata Data News & Research, 2014)
Gambar 3. Grafik Ketahanan Migas Nasional (Sumber : Infografis Kata Data News & Research, 2014)
Gambar 4. Konsumsi Energi Nasional Sumber : Energy Handbook 2014, Pusdatin KESDM (exclude biomass)
Kemandirian
energi
adalah
suatu
kondisi
dimana
ketersediaan
energi
terjamin
dengan
pemanfaatan
semaksimal mungkin semua potensi energi yang ada.
Berdasarkan UU No. 30 Tahun 2007 upaya membentuk
kemandirian energi adalah dengan menerapkan kebijakan
energi yang dapat dilaksanakan melalui :
Konservasi Energi
Diversifikasi Energi
Intensifikasi Energi
Salah
satu
target
penting
dalam
kebijakan
energi
nasional
menyangkut energi baru dan terbarukan adalah tercapainya bauran
energi terbarukan paling sedikit 23 % (dua puluh tiga persen) pada
tahun 2025 dan pada tahun 2050 sebesar 31% (tiga puluh satu
persen) sepanjang keekonomiannya tercapai
.
Target Bauran Energi
Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2014 tentang
Kebijakan Energi Nasional (KEN)
•
Undang-undang No. 30 Tahun 2007 tentang Energi
•
Undang-undang No. 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi
•
Undang-undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
•
PP No. 70 Tahun 2010 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi
•
Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN).
•
PP No. 26 Tahun 2006 tentang Penyediaan & Pemanfaatan Tenaga Listrik
•
Perpres No. 4 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Ketenagalistrikan
•
Permen ESDM No. 2 Tahun 2006 tentang Pengusahaan Pembangkit Listrik Energi
Terbarukan Skala Menengah
•
Permen ESDM No.17 Tahun 2013 Tentang Pembelian Tenaga Listrik Oleh PLN dari PLTS
Fotovoltaik
•
Permen ESDM No.17 Tahun 2014 Tentang Pembelian Tenaga Listrik dari PLTP dan Uap Panas
Bumi untuk PLTP oleh PLN
•
Permen ESDM No.20 Tahun 2014 Tentang Perubahan Kedua Atas Permen ESDM Nomor
32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, Dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati
(Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain
•
Permen ESDM Nomor 22 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Permen ESDM Nomor 12 Tahun
2014 Tentang Pembelian Tenaga Listrik dari PLTA oleh PLN
•
Permen ESDM No.19 Tahun 2015 Tentang Pembelian Tenaga Listrik dari PLTA dengan
Kapasitas Sampai Dengan 10 MW oleh PLN
•
Permen ESDM No.44 Tahun 2015 Tentang Pembelian Tenaga Listrik oleh PT PLN dari
Pembangkit Listrik Berbasis Sampah Kota
•
PerPres nomor 61 Tahun 2011 tentang rencana aksi Penurunan emisi gas rumah Kaca.
Untuk mengatasi ancaman defisit energi
di masa depan, pengembangan energi
terbarukan
(renewable
energy)
di
Indonesia menjadi sebuah keniscayaan.
Potensi
yang
dimiliki
oleh
Negara
Indonesia sangat berlimpah.
Potensi besar itu, antara lain berupa
panas bumi, bahan bakar nabati, coal bed
methane (CBM), tenaga air, matahari,
hingga angin.
Energi baru terbarukan adalah energi bersih yang
dapat diperbarui dan mampu untuk menyediakan
energi secara berkelanjutan, relatif stabil dan
dalam jangka waktu yang panjang.
Sumber energi terbarukan adalah sumber energi
ramah lingkungan yang tidak mencemari lingkungan
dan
tidak
memberikan
kontribusi
terhadap
perubahan iklim dan pemanasan global, karena
energi yang didapatkan berasal dari
“proses
alam
yang berkelanjutan
”,
seperti sinar matahari, angin,
air yang mengaliri, dan geothermal.
Ragam dan Potensi Energi Baru Terbarukan di Indonesia
CSR Terkait Energi Baru Terbarukan
Gambar 6. Sterilisasi Media Tanam Jamur Tiram Menggunakan Uap Panas Bumi (Sumber : Energi Masa Depan, Suplemen Energi Terbarukan, Majalah Tempo, 17 Maret 2013)
Pemanfaatan Uap Panas Bumi dalam Pengembangan Budidaya Jamur Tiram
sebagai bagian dari Program CSR Pertamina Geothermal Energi Kamojang
CSR Terkait Energi Baru Terbarukan
Gambar 7. Pemanfaatan Panas Bumi untuk Pengeringan Gula Aren dan Ekstraksi Ethanol pada Pabrik Gula Aren Masarang (Sumber : Media Pertamina, Edition No. 4/XLIII , 22 Januari 2007)
Pemberian Uap Panas Bumi Secara Cuma-cuma untuk Pengeringan Gula Aren
oleh Pertamina Geothermal Energi Lahendong
•
Kapasitas produksi terpasang 2,5 ton/hari
•
BBM utk Dryer diganti Panas dari Uap
CSR Terkait Energi Baru Terbarukan
Gambar 8. Infrastruktur Biogas Rumah dan Peternakan oleh Hivos (Sumber : HIVOS, 2012, Sumba, An Iconic Island to Demonstrate The Potential Of Renewable Energy, The Hague.)
Pengembangan Energi Terbarukan di Daerah Tepencil oleh HIVOS di Indonesia
(the Humanist Institute for Development Cooperation)
)
•
Target Realisasi 2012
8.000 unit (P. Jawa) & 2.000 unit (Luar Jawa)
CSR Terkait Energi Baru Terbarukan
Gambar 9. Infrastruktur PLTMH di Desa Cinta Mekar oleh Hivos (Sumber : HIVOS, 2012, Sumba, An Iconic Island to Demonstrate The Potential Of Renewable Energy, The Hague.)
Pengembangan Energi Terbarukan di Daerah Tepencil oleh HIVOS di Indonesia
(the Humanist Institute for Development Cooperation)
)
•
60 unit tersebar di seluruh wilayah terpencil se-Indonesia
•
Skala Besar 500KW
CSR Terkait Energi Baru Terbarukan
Gambar 10. Infrastruktur PLTMH oleh PT. Astra Honda Motor (AHM) (Sumber : Tribun News. http://www.tribunnews.com)
PT. Astra Honda Motor (AHM) Bangun Pembangkit Listrik Mikro Hidro untuk Masyarakat
•
Kapasitas 6,4 Kilowatt
•
Banten Kidul
CSR Terkait Energi Baru Terbarukan
Gambar 11. Infrastruktur PLTMH oleh PT. Astra Honda Motor (AHM)
(Sumber : Rilis Media Antam http://www.antam.co.id)