• Tidak ada hasil yang ditemukan

INVESTASI DI TANGERANG SELATAN ANTARA PE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INVESTASI DI TANGERANG SELATAN ANTARA PE"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

INVESTASI DI KOTA TANGERANG SELATAN

“ANTARA PELUANG DAN TANTANGAN”

TAHUN 2016

Disusun Oleh :

OTING RUHIYAT

KEPALA KANTOR PENANAMAN MODAL

DAERAH

KOTA TANGERANG SELATAN

(2)

DAFTAR

ISI

1. LATAR BELAKANG

2. DASAR HUKUM

3. VISI MISI

4. INDIKATOR PEREKONOMIAN

5. ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG

SELATAN

6. ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL

7. PERKEMBANGAN INVESTASI DI KOTA TANGERANG

SELATAN

(3)

1. LATAR BELAKANG

Kota Tangerang Selatan Terbentuk berdasarkan

Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tanggal

26 November 2008, Kota Tangerang Selatan

merupakan daerah otonomi di Provinsi Banten

yang merupakan pemekaran dari Kabupaten

Tangerang.

Investasi adalah salah satu instrumen dalam

pembangunan daerah sekaligus pemanfaatan

potensi-potensi daerah yang ada di Kota

Tangerang Selatan sebagai Pendapatan Asli

Daerah.

(4)

2. DASAR HUKUM

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal. Pasal 4 ayat 1 UU No. 25/2007

menyatakan, Pemerintah menetapkan kebijakan

dasar

penanaman

modal

untuk

mendorong

terciptanya iklim usaha nasional yang kondusif bagi

penanam modal untuk penguatan daya saing

perekonomian

nasional;

dan

mempercepat

peningkatan penanaman modal.

Peraturan Presiden No. 97 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2006 tentang Paket

Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi

Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2010 Tentang Pajak

Daerah

(5)

Visi

Terwujudnya Tangsel Kota Cerdas,

Berkualitas dan Berdaya Saing Berbasis

Teknologi dan Inovasi”

Misi

- Mengembangkan Sumber Daya manusia yang

handal dan berdaya saing.

-

Meningkatkan

infrastruktur

kota

yang

fungsional.

- Menciptakan Kota layak huni yang berwawasan

lingkungan.

- Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis

inovasi dan produk unggulan.

- Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang

baik berbasis teknologi informasi.

3. VISI MISI

(6)

PEMBANGUNANPembangunan konsep Park n’ ride

Pembangunan SMK khusus teknologi informasi. Pembangunan sarana komunikasi publik

Pembangunan RSUD Gedung III, Perpustakaan, Pusat Arsip dan Gedung Olahraga dan Budaya

Pembangunan Rumah layak huni vertikal

Pengembangan transportasi masal DAN Ruang Terbuka Hijau Pengembangan sistem penyediaan air bersih dan sanitasi Pengembangan kawasan perdagangan tradisional

Pengembangan dan Peningkatan Kesehatan Masyarakat serta Posyandu

Pengembangan Program Bedah Rumah Pengembangan Taman Pemakaman Umum

Pengembangan Taman Kota Tingkat Kecamatan Pengembangan Industri Kecil dan Produk Unggulan Peningkatan Kualitas SDM

Peningkatan Kualitas Kompetendi Tenaga Pendidik dan Pendidikan Peningkatan dan Pelebaran Jalan, Jembatan, dan SITU

Peningkatan dan Pemeliharaan Drainase Jalan, Lingkungan dan Perumahan

Peningkatan Bantuan beasiswa miskin, BOSDA dan Bantuan Sosial raskin

Peningkatan pelayanan publik melalui pendelegasian kewenangan Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi

Peningkatan kolaborasi antar pemangku kepentingan

(7)

5. ARAH KEBIJAKAN

PENANAMAN MODAL

NASIONAL

A. Arah Kebijakan Penanaman Modal

Perbaikan Iklim Penanaman Modal

1

. Mendorong Persebaran

Penanaman Modal

Fokus Pengembangan Pangan, Infrastruktur, dan Energi

Penanaman Modal yang

Berwawasan Lingkungan (Green Investment)

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK) Pemberian Fasilitas,

(8)

NO. ELEMEN ARAH KEBIJAKAN SUB ELEMEN 1. Perbaikan Iklim Penanaman

Modal  

    Penguatan kelembagaan penanaman modal

    Pengaturan bidang usaha tertutup dan terbuka

    Pengaturan persaingan usaha

    Pengaturan hubungan industrial

    Pengaturan sistem perpajakan dan kepabeanan

2. Mendorong Persebaran Penanaman Modal

   

Pengembangan pusat ekonomi dan klaster industri

    Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan strategis

    Pengembangan sumber Energi

    Pemberian fasilitas, kemudahan, dan insentif

3.

Fokus Pengembangan Panga, Infrastruktur, dan

Energi

    Bidang pangan sebagai isu strategis

    Bidang infrastruktur sebagai isu strategis

    Menetapkan bidang energi sebagai isu strategis

    Teknologi ramah lingkungan

    Ekonomi hijau

    Cegah cemar

    Tata ruang daya dukung lingkungan

(9)

4.

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koprasi

(UMKMK)  

    Strategi naik kelas

    Strategi aliansi strategis

5.

Pemberian Fasilitas, Kemudahan, dan/atau Insentif Penanaman Modal

    Pemberian fasilitas penanaman modal

    Pemberian kemudahan penanaman modal

    Pemberian insentif penanaman modal 6. Promosi Penanaman Modal

    Image building sebagai daerah tujuan investasi     Strategi promosi yang lebih fokus dan inovatif

    Peningkatan peran koordinasi promosi

Sumber : Data diolah

(10)

NO.

SEKTOR

1.

Sektor Perdagangan, Industri, Hotel dan Resturant

2.

Sektor Kesehatan

3.

Sektor Pendidikan

4.

Sektor Pertanian, Peternakan dan perikanan

5.

Sektor Pariwisata

Sumber : Data diolah Kantor Penanaman Modal Tahun 2014

(11)

B. ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL KOTA TANGERANG

SELATAN

a) Penguatan Kelembagaan Penanaman Modal

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam konteks Penguatan Kelembagaan Penanaman Modal Kota Tangerang Selatan, diantaranya sebagai berikut :

Pemerintah Kota Tangerang Selatan membangun sistem Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (PTSP) di bidang penanaman modal yang lebih efektif dan akomodatif terhadap penanaman modal dibandingkan dengan sistem-sistem perizinan sebelumnya.

Peningkatan koordinasi antar lembaga/instansi Kota Tangerang Selatan

dengan Provinsi Banten dan Pusat dalam rangka pelayanan penanaman modal kepada para penanam modal.

Mengarahkan lembaga penanaman modal Kota Tangerang Selatan untuk

secara produktif menjadi inisiator penanaman modal serta berorientasi pada pemecahan masalah (problem-solving) dan fasilitasi kepada para penanam modal yang akan maupun yang sudah menjalankan usahanya.

Arah kebijakan sistem perpajakan dan kepabeanan ke depan adalah

pembuatan sistem administrasi perpajakan dan kepabeanan yang sederhana, efektif dan efisien.

Menetapkan pengaturan-persaingan usaha yang sehat (Level Playing Field)

sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama di masing-masing level pelaku usaha.

Perlu meningkatkan pengawasan dan penindakan terhadap kegiatan-kegiatan

yang bersifat anti-persaingan, seperti penetapan syarat perdagangan yang merugikan, pembagian wilayah dagang, dan strategi penetapan harga barang yang mematikan pesaing.

Lembaga pengawas persaingan usaha yang telah dibentuk Pemerintah perlu

terus mengikuti perkembangan terakhir prktek-praktek persaingan usaha, termasuk kompleksitas praktek dan aturan persaingan usaha berkoordinasi dengan Provinsi dan Nasional.

Menetapkan kebijakan yang mendorong perusahaan untuk memberikan

(12)

Pengaturan bidang usaha yang tertutup di wilayah Kota

Tangerang Selatan untuk penanaman modal berdasarkan

kriteria kesehatan, moral, kebudayaan, lingkungan hidup,

pertahanan dan keamanan nasional, serta kepentingan Kota,

Provinsi dan Nasional.

Pengaturan bidang usaha yang terbuka di wilayah Kota

Tangerang Selatan dengan persyaratan ditetapkan dengan

kriteria kepentingan Kota, Provinsi dan Nasional yaitu

perlindungan sumber daya alam, perlindungan dan

pengembangan usaha mikro, kecil, menengah dan koprasi,

pengawasan produksi dan distribusi, peningkatan kapasitas

teknologi, peningkatan partisipasi modal dalam negeri, serta

kerjasama dengan badan usaha yang ditunjuk oleh

Pemerintah.

Pengaturan bidang-bidang usaha yang tertutup dan terbuka

dengan persyaratan mempertimbangkan kebebasan arus

barang, jasa, modal, penduduk dan informasi di wilayah Kota

Tangerang Selatan.

Pengaturan bidang-bidang usaha yang tertutup dan terbuka

dengan persyaratan di wilayah Kota Tangerang Selatan tidak

bertentangan dengan kewajiban atau komitmen Indonesia

dalam perjanjian Internasional yang telah di ratifikasi.

(13)

Fasilitas Fiskal Dari Pemerintah :

a. Pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan nett sampai tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu;

b.Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi didalam negeri;

c. Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu;

d.Pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atau impor barang modal/mesin/peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi didalam negeri selama jangka waktu tertentu;

e. Penyusutan atau amortisasi yang dipercepat, dan keringanan Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya untuk bidang usaha tertentu pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu.

Fasilitas, kemudahan dan/atau insentif penanaman modal merupakan suatu keuntungan ekonomi yang diberikan kepada sebuah perusahaan atau kelompok perusahaan sejenis untuk mendorong agar perusahaan tersebut berprilaku/melakukan kegiatan yang sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Pemerintah.

(14)

Kemudahan Penanaman Modal Dari Pemerintah Dan Pemerintah Daerah:a. Berbagai kemudahan pelayanan melalui PTSP di bidang

penanaman modal;

b.Pengadaan infrastruktur melalui dukungan dan jaminan Pemerintah;

c. Kemudahan pelayanan dan/atau perizinan kepada perusahaan penanaman modal untuk memperoleh atas hak tanah, fasilitas pelayanan keimigrasian, dan fasilitas perizinan impor, penyediaan data dan informasi peluang penanaman modal;

d.Penyediaan sarana dan prasarana; e. Penyediaan lahan atau lokasi;

f. Pemberian bantuan teknis.

Lanjutan..

.

Insentif Penanaman Modal Dari Pemerintah Dan Pemerintah Daerah:a. Pengurangan, keringanan, atau pembebasan pajak daerah;

b.Pengurangan, keringanan, atau pembebasan retribusi daerah;

(15)

c) Promosi Penanaman Modal

Promosi penanaman modal melalui penyebarluasan informasi

potensi dan peluang penanaman modal secara terfokus, terintegrasi dan berkelanjutan;

Penguatan image building sebagai Kota tujuan penanaman modal;Pengembangan strategi promosi yang lebih fokus, terarah dan

inovatif;

Kegiatan promosi dilaksanakan untuk pencapaian target investasi

yang telah ditetapkan;

Peningkatan peran koordinasi promosi penanaman modal dengan

seluruh kementerian/lembaga terkait di Pusat maupun di Provinsi;

Penguatan peran pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam

memfasilitasi hasil kegiatan promosi secara pro aktif.

d) Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan

Koperasi (UMKMK)

Strategi Naik Kelas : Strategi untuk mendorong usaha yang

berada pada skala tertentu untuk menjadi usaha dengan skala yang lebih besar, usaha mikro berkembang menjadi usaha kecil, kemudian menjadi usaha menengah dan pada akhirnya menjadi usaha berskala besar;

Strategi Aliansi Strategis : Strategi kemitraan berupa hubungan

(16)

Fokus

Penanaman

Modal

Bidang

Pangan:

Pengembangan tanaman pangan berskala besar (

mod

estate

), dengan tetap memperhatikan perlindungan

bagi petani kecil.

Pemberian fasilitas, kemudahan, dan/atau insentif

penanaman modal yang promotif untuk ekstensifikasi

dan intensifikasi lahan usaha, peningkatan ketersediaan

saran dan prasarana budidaya dan pasca panen yang

layak, dan ketersediaan infrastruktur.

Pemberian pembiayaan, pemberian kejelasan status

lahan, dan mendorong pengembangan klaster industri

agribisnis di daerah-daerah yang memiliki potensi

bahan baku produk pangan.

Peningkatan

kegiatan

penelitian,

promosi,

dan

membangun citra positif produk pangan Indonesia.

Pengembangan sektor strategis pendukung ketahanan

pangan nasional, antara lain sektor pupuk dan benih di

Kota Tangerang Selatan.

(17)

Fokus Penanaman Modal Bidang Infrastruktur:

• Optimalisasi kapasitas dan kualitas infrastruktur yang saat ini sudah tersedia.

• Pengembangan intrastruktur baru dan perluasan layanan infrastruktur sesuai strategi peningkatan potensi ekonomi di masing-masing wilayah.

• Pengintegrasian pembangunan infrastruktur nasional sesuai dengan peran masing-masing wilayah dan jangkauan pelayanan infrastruktur.

• Percepatan pembangunan infrastruktur terutama pada wilayah sedang berkembang dan belum berkembang.

• Percepatan pemenuhan kebutuhan infrastruktur melalui mekanisme skema Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) atau non KPS.

Lanjutan..

.

Fokus Penanaman Modal Bidang Energi:

• Optimalisasi potensi dan sumber energy baru dan terbarukan serta mendorong penanaman modal infrastruktur energi untuk memenuhi kebutuhan listrik.

• Peningkatan pangsa sumberdaya energi baru dan terbarukan untuk mendukung efisiensi, konservasi, dan pelestarian lingkungan hidup dalam pengelolaan energi.

• Pengurangan energi fosil untuk alat transportasi, listrik, dan industri dengan substitusi menggunakan energi baru dan terbarukan (renewable energy).

• Pemberian fasilitas, kemudahan, dan/atau insentif penanaman modal serta dukungan akses pembiayaan domestik dan infrastruktur energi, khususnya bagi sumber energi baru dan terbarukan.

(18)

f) Mendorong Persebaran Penanaman Modal

Pengembangan sentral-sentral ekonomi baru melalui

pengembangan sektor-sektor strategis sesuai daya dukung lingkungan dan potensi unggulan yang dimiliki.

Pemberian fasilitas, kemudahan, dan/atau insentif penanaman

modal yang mendorong pertumbuhan penanaman modal.

Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan strategis, antar lain

dengan pola pendekatan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan pengembangan Koridor Ekonomi Indonesia.

Pengembangan sumber energy yang bersumber dari energy baru

dan terbarukan sehingga dapat mendorong pemerataan penanaman modal di Indonesia.

Percepatan pembangunan infrastruktur dengan mengembangkan

pola Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan non KPS yang di integrasikan dengan rencana penanaman modal untuk sektor tertentu yang strategis.

Kota Tangerang Selatan menetapkan kawasan strategis ekonomis yang tertuang dalam Rencana Kawasan Strategis Kota, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah sebagai berikut :

Kawasan strategis ekonomi : Bumi Serpong Damai, Alam Sutera dan

Bintaro Jaya.

Kawasan strategis sosial budaya pada Kecamatan Ciputat.

Kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan pada Situ

Gintung.

Kawasan pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi

(19)

g) Penanaman Modal yang Berwawasan Lingkungan

(

green investment

)

Pengembangan

penanaman

modal

harus

menuju

pengembangan ekonomi hijau (

green economy

).

Sinergi dengan kebijakan dan program pembangunan

lingkungan hidup, khususnya program pengurangan emisi

gas rumah kaca pada sektor kehutanan, transportasi,

industry, energy, dan limbah, serta program pencegahan

kerusakan keanekaragaman hayati.

Pengembangan sektor-sektor prioritas dan teknologi yang

ramah lingkungan, serta pemanfaatan potensi sumber

energi baru dan terbarukan.

Peningkatan penggunaan teknologi dan proses produksi

yang ramah lingkungan secara lebih terintegrasi, dari aspek

hulu hingga aspek hilir.

Pengembangan wilayah yang memperhatikan tata ruang

dan daya dukung lingkungan.

Pemberian

fasilitas,

kemudahan,

dan/atau

insentif

(20)

6. PERKEMBANGAN INVESTASI DI

KOTA TANGERANG SELATAN

Data Jumlah Proyek Investasi PMA dan PMDN di Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Izin Penanaman Modal dan LKPM Tahun 2011-2015 (Per November 2015)

(21)

PERKEMBANGAN INVESTASI DI KOTA TANGERANG SELATAN

NO STATUS JUMLAH KET

PROYEK/ PERUSAHAAN

NILAI INVESTASI (Rp)

1 PMA*) 71 494.694.875.660 Realisasi

2 PMDN*) 9 3.943.625.600 Realisasi

3 PMDN**) 1773 10.637.889.413.220

-4 PMDN Usaha Kecil

Menengah 488 3.854.750.000

-5 PMDN Berasal dari

Koperasi 552 33.129.239.476

-6 PMDN (Badan Usaha maupun Perorangan) berdasarkan data dari Disperindag menurut Ijin Usaha Industri

12 53.492.462.769

-JUMLAH 2899 11.227.004.366.725

-0 Menengah dan Disperindag Kota Tangerang Selatan Tahun 2015 (data diolah kembali

• Diagram Investasi PMDN, Pelaku Usaha dan APBD Kota Tangerang Selatan di Luar Perizinan BKPM RI

(22)

INDIKATOR KONDISI PEREKONOMIAN

KOTA TANGERANG SELATAN

Pertanian, Kehutanan, & Perikanan; 0.32%Industri Pengolahan; 11.45% Pengadaan Listrik dan Gas; 0.12%

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah & Daur Ulang; 0.04% Konstruksi; 15.01%

Perdagangan Besar & Eceran; Reparasi Mobil & Sepeda Motor; 17.55%

Transportasi & Pergudangan; 3.07% Penyediaan Akomodasi & Makan Minum; 3.36%

Informasi & Komunikasi; 10.86%

Jasa Keuangan & Asuransi; 1.21% Real Estat; 16.21%

Jasa Perusahaan; 3.42%

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib; 1.25%Jasa Pendidikan; 8.96% Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial; 4.05%Jasa lainnya; 3.14%

  Lapangan Usaha 2014

A Pertanian, Kehutanan, & Perikanan 0.32%

B Pertambangan dan Penggalian 0.00%

C IIndustri Pengolahan

11.45 %

D

Pengadaan Listrik dan

Gas 0.12%

E

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah & Daur Ulang 0.04%

F Konstruksi 15.01%

G

Perdagangan Besar & Eceran; Reparasi Mobil & Sepeda Motor

Penyediaan Akomodasi &

Makan Minum 3.36%

J Informasi & Komunikasi

10.86 %

K Jasa Keuangan & Asuransi 1.21%

L Real Estat 16.21%

M,NJasa Perusahaan 3.42%

O

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan & Jaminan

Sosial Wajib 1.25%

P Jasa Pendidikan 8.96%

Q Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 4.05%

R,S,

T,U Jasa lainnya 3.14%

Produk Domestik Regional

(23)

KANTOR PENANAMAN MODAL DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

PELUANG DAN TANTANGAN

INDIKASI KEKUATAN, KELEMAHAN, ANCAMAN DAN

PELUANG

NO. ASPEK

1. Memiliki struktur Organisasi tersendiri dalam pengelolaan investasi (Kantor Penanaman Modal Daerah / KPMD)

2. Letak lokasi yang strategis ditinjau dari letak yang berdampingan dengan ibukota Jakarta

3. Jaringan Transportasi, telekomunikasi dan infrastruktur dasar lainnya yang mendukung perkembangan ekonomi

4. Laju pertumbuhan industri tersier dan ketersediaan lahannya untuk pengembangan

5. Potensi pengembangan industri primer dan ketersediaan lahannya untuk pengembangan

6. Pertumbuhan UMKM di Kota Tangerang Selatan yang mampu menyerap tenaga kerja pada sektor tersier 7. Jumlah penduduk yang besar dalam usia produktif

8. Memiliki daya dukung dalam konteks pengembangan dibidang pendidikan dan kesehatan

(24)

KANTOR PENANAMAN MODAL DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

LANJUTAN....

NO. ASPEK

1. Keterbatasan sarana dan prasarana pemerintahan dalam konteks optimalisasi pelayanan publik pada umumnya dan penciptaan iklim investasi khususnya

2. Kurang kegiatan pembukaan dan pencarian pasar untuk industri lokal yang memanfaatkan kemajuan Teknologi Informasi

3. Gunung es kerjasama antar pemerintah kecamatan, karena kurang koordinasi dan informasi terkait dengan pengembangan ekonomi lokal

4.

Kurang ketersediaan marketing tools daerah dan kegiatan pembukaan dan pencarian pasar untuk industri lokal yang memanfaatkan kemajuan

Teknologi Informasi

5. Lemahnya daya saing SDM penduduk Kota Tangerang Selatan yang terampil dan inovatif khususnya pada sejumlah kecamatan

6.

Belum efisiennya pengelolaan pendidikan dalam konteks pengembangan teknologi dan lainnya yang memberikan daya dukung untuk pengembangan investasi Kota Tangerang Selatan

7. Tingkat pengangguran pada usia produktif dan keterbatasan lapangan kerja

(25)

KANTOR PENANAMAN MODAL DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

LANJUTAN....

PELUANG/OPPORTUNITY

NO. ASPEK

1. Peluang pengembangan sektor perdagangan dan jasa

2. Optimalisasi lembaga pendidikan sebagai teknologi transfer dan eksistensi PUSPITEK untuk kepentingan penciptaan iklim investasi

3. Daerah perbatasan sebagai lokasi pengembangan infrastruktur dan pemukiman yang terintegrasi

4. Potensi minat investor untuk berinvestasi di Kota Tangerang Selatan

5. Adanya sejumlah masyarakat dan institusi pengembangan industri yang mengglobalkan informasi dan ekonomi diwilayah Kota Tangerang Selatan

6. Adanya gerakan reformasi birokrasi dan pengembangan pelayanan publik

(26)

KANTOR PENANAMAN MODAL DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

LANJUTAN....

ANCAMAN/TREATH

NO. ASPEK

1.

Gangguan keamanan akibat instabilitas politik, sosial dan ekonomi, seperti halnya budaya ORMAS dalam mengembangkan aktifitas yang berdampak kepada high cost economy;

2.

Masih adanya masyarakat miskin dan pengangguran usia produktif yang kemudian mengorganisir eksistensi mereka pada wilayah kerja politik dan ekonomi

3.

Masih rendahnya ketaatan kepada RTRW dalam pemanfaatan ruang dan wilayah dan pengembangan wilayah pemukiman yang tidak ramah

lingkungan

4. Pengendalian migrasi kependudukan

Keterangan

• Kekuatan dan Kelemahan merupakan indikasi lingkungan internal dalam organisasi yang bisa dikendalikan.

(27)

KANTOR PENANAMAN MODAL DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Pemerintah Kota Tangerang Selatan dapat mengembangkan data terkait dengan base line ekonomi daerah dan komoditi berorientasi ekspor, identifikasi komoditi, produk/jenis usaha unggulan daerah

Kebijakan dan Strategi menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang

Membuat perencanaan bisnis daerah

Mengembangkan informasi diatas untuk pembuatan marketing tools daerah yang kemudian diciptakan dalam penjaringan calon investor Kapasitas dan tata kelembagaan social capital

Kebijakan dan Strategi meminimalkan kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

Optimalisasi network baik pihak pengusaha swasta maupun pihak pemerintah provinsi dan pusat melalui kerjasama publikasi potensi daerah yang dimiliki Kota Tangerang Selatan

Membuat situs khusus berbasis web dalam mempromosikan potensi unggulan

Pembinaan, pengembangan dan pendampingan yang kontinyu dalam rangka peningkatan daya saing SDM yang dimiliki oleh Kota Tangerang Selatan

(28)

KANTOR PENANAMAN MODAL DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

Kebijakan dan Strategi menggunakan kekuatan untuk

mengatasi ancaman

Optimalisasi lokasi strategis Kota Tangerang Selatan dengan menciptakan keamanan melalui pendekatan yang komprehensif terhadap ORMAS

Optimalisasi sektor UMKM melalui jaringan transportasi, telekomunikasi dan infrastruktur dasar lainnya guna meningkatkan daya serap tenaga kerja

Membuat kebijakan yang komprehensif dalam rangka meminimalisir urbanisasi

Penegakan supremasi hukum kepada masyarakat yang tidak taat aturan dalam pemanfaatan ruang dan wilayah pemukiman yang tidak ramah lingkungan

Kebijakan dan Strategi meminimalkan kelemahan untuk

menghindari ancaman

Meningkatkan marketing tools dalam rangka optimalisasi penjaringan calon investor

Meningkatkan koordinasi antar pemerintah kecamatan

Meningkatkan sarana dan prasarana dalam meningkatkan pelayanan publik dan penciptaan iklim investasi

(29)

Referensi

Dokumen terkait

Rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmatNya sehingga Skripsi dengan judul “Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian

Basis data adalah suatu kumpulan data terhubung yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data

o Counterflow Heat Exchanger. Fluida-fluida yang mengalir pada heat exchanger tipe ini berada saling sejajar, akan tetapi memiliki arah yang saling berlawanan. Desain

Jinis TTAP adhedhasar lageyane panutur diperang dadi nembelas yaiku (1) blaka langsung karana solah bawa mawa panjaluk,(2) blaka ora langsung karana solah bawa mawa panjaluk, (3)

Gambar senyawa golongan flavonoid yang berhasil diisolasi dari daun genus Calophyllum yang berasal dari Malaysia, Sri Lanka dan Papua New Guinea ditunjukkan pada

Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Hubungan antara Tingkat Kehadiran Ibu di Kelas Ibu Hamil dengan

Model pengukuran ( outer model ) adalah model yang menghubungkan variabel laten dengan variabel manifest. Untuk variabel laten Kesadaran Wajib Pajak terdiri dari 3