• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM DAN ETIKA PERENCANAAN. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUKUM DAN ETIKA PERENCANAAN. docx"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

9

HUKUM DAN ETIKA PERENCANAAN

Studi Kasus Kota Makassar

Disusun oleh

ANDI DISA NURUL JANNAH. ST

MPW 45 14 025

PASCASARJANA UNIVERSITAS BOSOWA 45 MAKASSAR

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

(2)

9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang No 26 tahun 2007 yang mengatur tentang perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penataan ruang adalah sebuah sistem bukan tujuan, penataan ruang adalah sebuah upaya manata kembali arah pembangunan. Proses pembangunan menuju kesejahteraan menjadi sebuah harapan hanya akan terwujud apabila dilakukan oleh manusia terampil yang cerdas dan beretika, karena ruang (dunia) adalah amanah dari Tuhan yang harus dipertanggung - jawabkan.

RTRW Kota Makassar merupakan Pengaturan tentang pembagian kawasan atau zonasi pada dasarnya merupakan sebuah alat pengendalian bagi Pemerintah Kota Makassar dalam mengatur tata ruang Kota Makassar dengan sebaik-baiknya. Pengaturan zonasi tersebut pada pelaksanaannya terkadang tidak sesuai dengan pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan misalnya pada saat ini pada setiap kawasan yang merupakan jalan protokol telah dipenuhi dengan pembangunan Ruko (rumah toko). Oleh karena itu pembagian kawasan terpadu atau zonasi yang ditetapkan dalam RTRW Kota Makassar pada tahap pelaksanaannya tidak dapat diwujudkan sesuai dengan yang diharapkan.

(3)

9

kali dan air bawah tanah oleh aktivitas rumah tangga dan industri, pencemaran udara dan kebisingan oleh kendaraan bermotor, dan sejumlah masalah sosial lainnya.

Jumlah penduduk di Kota Makassar yang terus meningkat dari waktu ke waktu tersebut akan memberikan implikasi pada tingginya tekanan terhadap pemanfaatan ruang kota (lahan) dan permasalahan-permasalahan kota lainnya yang membutuhkan banyak perhatian dan penanganan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat ditarik beberapa rumusan masalah , yaitu :

1. Mengapa pembangunan di Kota Makassar yang tidak teratur atau tidak memperhatikan daya dukung lingkungan dapat berdampak buruk terhadap lingkungan dan merugikan masyarakat?

2. Bagaimana masalah pemanfaatan lahan dalam pembangunan di Kota Makassar? 3. Bagaimana pengendalian hukum dan etika di bidang perencanaan tata ruang

Makassar?

C. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah diatas tujuan penulisan ini adalah :

1. Untuk mengidentifikasi dampak dan pengaruh dari pembangunan yang tidak teratur dan tidak memperhatikan daya dukung lingkungan di Kota Makassar.

2. Untuk mengidentifikasi masalah pemanfaatan lahan dalam pembangunan kota. 3. Untuk mengidentifikasi pengendalian hokum dan etika di bidang perencanaan tata

(4)

9

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kota dan Fungsinya

1. Kota

Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya secara mandiri.

Pengertian "kota" sebagaimana yang diterapkan di Indonesia mencakup pengertian "town" dan "city" dalam bahasa Inggris. Selain itu, terdapat pula kapitonim "Kota" yang merupakan satuan administrasi negara di bawah provinsi.

Kota dibedakan secara kontras dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum. Desa atau kampung didominasi oleh lahan terbuka bukan pemukiman.

Ciri-cirinya kota yaitu :

a. Ciri fisik kota meliputi hal sebagai berikut:

 Tersedianya tempat-tempat untuk pasar dan pertokoan  Tersedianya tempat-tempat untuk parkir

 Terdapatnya sarana rekreasi dan sarana olahraga

b. Ciri kehidupan kota adalah sebagai berikut:

 Adanya pelapisan sosial ekonomi misalnya perbedaan tingkat penghasilan,

tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.

 Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi sosial di antara warganya.

 Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan

pertimbangan perbedaan kepentingan, situasi dan kondisi kehidupan.

 Warga kota umumnya sangat menghargai waktu.

 Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan berprinsip ekonomi.

 Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial

disebabkan adanya keterbukaan terhadap pengaruh luar.

 Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individu sedangkan sifat

(5)

9

tidak acuh dan tidak peduli ketika berinteraksi dengan orang lain. Mereka mengabaikan fakta bahwa masyarakat kota juga bisa ramah dan santun dalam berinteraksi)

2. Fungsi Kota

Kota yang telah berkembang maju mempunyai peranan dan fungsi yang lebih luas lagi antara lain sebagai berikut :

Sebagai pusat produksi (production centre).

Sebagai pusat perdagangan (centre of trade and commerce). Sebagai pusat pemerintahan (political capital).

Sebagai pusat kebudayaan (culture centre). Sebagai penopang Kota Pusat.

B. Pemanfaatan Lahan dalam Perspektif Penataan Ruang

Dalam perspektif ekonomi, tujuan utama dari pemanfaatan lahan adalah untuk mendapatkan nilai tambah tertinggi dari kegiatan yang diselenggarakan di atas lahan. Namun harus disadari bahwa kegiatan tersebut memiliki keterkaitan baik dengan kegiatan lainnya maupun dengan lingkungan hidup dan aspek sosial budaya masyarakat. Dapat dipahami apabila penyelenggaraan sebuah kegiatan dapat menimbulkan berbagai dampak yang perlu diantisipasi dengan pengaturan pemanfaatan lahan.

1. Pemanfaatan Lahan yang Kurang Memperhatikan Daya Dukung Lingkungan

(6)

9

keseimbangan ekologis yang terwujud juga tidak bersifat lokal, namun merupakan keseimbangan dalam satu ekosistem.

Tidak dapat dipungkiri saat ini masih dijumpai pemanfaatan lahan yang kurang memperhatikan daya dukung lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai permasalahan yang masih di hadapi seperti semakin berkurangnya sumber air baku, baik air permukaan maupun air bawah tanah terutama di kawasan perkotaan besar dan metropolitan. Di samping itu, tumbuhnya kawasan-kawasan kumuh di kawasan perkotaan mencerminkan pengembangan kawasan perkotaan yang melampaui daya dukung lingkungan untuk memberikan kehidupan yang sejahtera kepada masyarakat.

Permasalahan banjir yang frekuensi dan cakupannya meningkat juga disebabkan oleh maraknya pemanfaatan lahan di kawasan resapan air tanpa memperhatikan dampaknya terhadap kawasan yang lebih luas.

2. Pengaturan Pemanfaatan Lahan yang Tidak Efisien

Dalam perspektif penataan ruang, pemanfaatan lahan perlu diatur agar secara keseluruhan memberikan manfaat terbaik bagi masyarakat sekaligus menekan eksternalitas yang mungkin timbul. Dalam perspektif ini, pengaturan pemanfaatan lahan dimaksudkan untuk membentuk struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang yang efisien, untuk menekan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat dalam menjalankan aktivitas dan memperoleh pelayanan yang dibutuhkan.

(7)

9

besar dan metropolitan telah sampai pada taraf menurunkan produktivitas masyarakat dan menghambat arus barang dan jasa yang pada gilirannya menurunkan daya saing produk nasional.

C. Dampak dari Tidak Teraturnya Pembangunan dan tanpa memperhatikan daya dukung

lingkungan

Pembangunan tersebut erat kaitannya dengan perubahan penggunaan lahan. Apabila terjadi perubahan penggunaan lahan, misalnya di daerah hulu/atas berupa hutan lindung digunakan untuk permukiman atau perumahan sedangkan daerah hilir digunakan untuk industry dan permukiman, maka akan berdampak besar untuk daerah itu sendiri maupun daerah di bawahnya. Terjadi erosi atau longsor di bagian atas/hulu karena terjadi penggundulan hutan yang dialihfungsikan untuk perumahan.

Selain itu karena terjadi perubahan penggunaan lahan, juga terjadi kerusakan suatu ekosistem yang menyebabkan habitat tanaman atau binatang rusak. Hal tersebut sangat berdampak kepada beberapa tumbuhan atau hewan yang punya karakter khusus, yaitu hanya dapat bertahan hidup pada daerah dengan keadaan tertentu. Dibagian hilir dapat terjadi banjir karena di bagian hulu telah terjadi alih fungsi lahan dari hutan lindung menjadi permukiman, sehingga daerah diatas akan mengirimkan limpasan sedangkan daerah hilir. Karena daerah hilir juga mengalami perubahan penggunaan lahan, dari kebun menjadi industry maupun permukiman untuk kegiatan ekonomi, sehingga daerah resapan air semakin sedikit. Potensi banjir juga semakin besar. Kekeringan juga mungkin dapat terjadi akibat pembangunan, dengan penggunaan airtanah yang berlebihan karena pembangunan besar-besaran maka persediaan airtanah semakin sedikit, sementara air hujan yang masuk kedalam tanah lebih lambat dari air yang digunakan/dipompa.

(8)

9

industri dimana dampaknya akan berakibat kembali kepada manusia yang mengakibatkan masalah-masalah baru yang dihadapi.

D. Adanya Deviasi dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Pada Kota Makassar

Pemanfaatan tanah untuk kawasan permukiman terjadi deviasi atau simpangan di atas 40% dari kondisi Das Sein dan Das Sollen hal ini disebabkan oleh karena meskipun pemanfaatan kawasan permukiman tetap mengacu dan merujuk pada RTRW Kota Makassar akan tetapi dalam pelaksanaan pengaturan kawasan atau zonasi masih memerlukan Rencana Rinci Tata Ruang yang mengatur secara detail atau terperinci setiap zona atau kawasan.

RTRW Kota Makassar adalah merupakan master plan atau rencana induk yang pada dasarnya hanya mengatur secara makro atau secara umum tentang pembagian 13 kawasan atau zonasi. Akan tetapi belum ada penentuan secara spesifik atau detail dalam suatu wilayah Kecamatan yang merupakan kawasan permukiman dan wilayah mana yang termasuk fungsi penunjang mengingat suatu Kecamatan sangat luas wilayahnya. Tidak detailnya RTRW ini menyebabkan pihak DTRB yang menjadikan RTRW Kota Makassar dalam hal ini pembagian 13 kawasan sebagai pedoman dalam memberikan rekomendasi IMB dan Izin Prinsip terkesan hanya memperkirakan atau meraba dan tidak berdasarkan suatu pedoman yang pasti dan terinci. Dengan demikian sangat penting untuk segera membuat Rencana Detail Tata Ruang Kota Makassar dan Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) atau yang biasa disebut Zoning Regulation yang merinci dan mengatur secara jelas dan tegas tentang pembagian fungsi-fungsi dalam kawasan baik sebagai fungsi utama maupun fungsi penunjang.

(9)

9

Kajian teknis dan sosial pada tiap kawasan ini penting oleh karena di dalamnya terdapat analisis-analisis tentang tingkat kepadatan penduduk di suatu wilayah yang dikaitkan dengan tingkat kebutuhan masyarakat terhadap fungsi-fungsi perdagangan sehingga dengan adanya kajian teknis dan sosial ini menjadi pedoman bagi pihak DTRB dalam memberikan rekomendasi penerbitan IMB.

Bahwa pada suatu ruas jalan tidak boleh lagi ada pembangunan ruko oleh karena telah melebihi dari kapasitas yang ada di setiap ruas jalan, sebagai contoh dapat dilihat pada sebuah perumahan dimana seorang developer membangun rumah sebanyak 50 unit, kemudian membangun ruko sebanyak 22 unit di depannya, hal inilah yang memerlukan kajian teknis dan sosial oleh karena dirasakan tidak seimbang antara tingkat kebutuhan masyarakat yang akan menghuni 50 unit rumah dalam sebuah perumahan dengan ruko yang berjumlah 22 unit. Oleh karena itu dibutuhkan kebijakan hukum terhadap fungsi perdagangan dan jasa agar seimbang dengan kebutuhan masyarakat, dan agar Dinas Tata Ruang dan Bangunan tidak memberikan rekomendasi Izin Mendirikan Bangunan tanpa memperhitungkan kajian-kajian teknis dan sosial tersebut.

E. Faktor yang Menyebabkan Penataan Ruang Kota Makassar Tidak Berjalan Sesuai dengan

Perda Nomor 6 Tahun 2006

(10)

9

melakukan tindakan atau perbuatan tertentu yang secara umum dilarang (HR,2010).Ateng syafrudin (Ridwan dkk,2008) menyatakan bahwa izin bertujuan dan berarti menghilangkan halangan, hal yang dilarang menjadi boleh.

Dinas Tata Ruang dan Bangunan sebagai salah satu unsur dari Pemerintah Kota yang diserahi tugas pokok untuk membantu Walikota Makassar dalam merumuskan, membina dan mengendalikan kebijaksanaan di bidang perencanaan tata ruang, pengendalian kawasan, penataan dan penertiban bangunan, seharusnya tidak dibebani target untuk meralisasikan sumber Pendapatan Asli Daerah, oleh karena jika Dinas Tata Ruang dan Bangunan dibebani target PAD maka tugas Dinas Tata Ruang dan Bangunan sebagai pelaksana, pengawas dan pengendali pemanfaatan tata ruang dalam melaksanakan tugasnya yaitu memberikan rekomendasi terhadap permohonan IMB hanya untuk mengejar target PAD dan tidak berdasarkan RTRW Kota Makassar yang telah ditetapkan atau dengan kata lain DTRB akan mempergunakan IMB sebagai alat untuk mencapai target.

Dengan demikian tugas DTRB tidak akan terlaksana dengan baik oleh karena dengan adanya target yang dibebankan kepada DTRB ini, maka semua permohonan IMB yang masuk akan diberikan rekomendasi, atau dengan kata lain DTRB semata-mata hanya mengejar target PAD yang pada gilirannya akan mengakibatkan kesemrawutan terhadap penataan ruang kota dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar yang telah disusun sehingga pencapaian RTRW Kota Makassar tidak akan optimal.

(11)

9

F. Hukum dan Etika dalam penggunaan Tataguna Lahan

Etika menjadi sebuah nilai yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku di dalam kehidupan kelompok tersebut. Tentunya tidak akan terlepas dari tindakan-tindakan tidak etis. Tindakan tidak etis yang di maksud disini adalah tindakan yang melangar etika yang berlaku dalam lingkungan kehidupan tersebut.

Etika juga tidak terlepas dari hukum urutan kebutuhan (needs thoery). Menurut kerangka berpikir Maslow, yang paling pokok adalah pemenuhan kebutuhan jasmaniah terlebih dahulu agar dapat melaksanakan urgensi kebutuhan ekstrim dan aktualisasi diri sebagai profesional. Pendapat kontrofersial responden Kohlberg menunjukkan bahwa menipu, mencuri, berbohong adalah tindakan etis apabila digunakan dalam kerangka untuk melanjutkan hidup. Kendala yang mempengaruhi adalah di satu pihak kode etik tak mempersoalkan urutan kebutuhan dalam penerapannya, namun dilain pihak kebutuhan jasmani tak pernah dapat terpuaskan, dan dapat dikonversikan menjadi bentuk ekstrim lain yang mungkin akan berpengaruh terhadap tindakan-tindakan yang melanggar etika.

Menurut Catanesse et al (1988), tidak pernah ada rencana tataguna lahan yang dilaksanakan dengan satu gebrakan. Memerlukan waktu yang panjang oleh pembuat keputusan dan dijabarkan dalam bagian-bagian kecil dengan perencanaan yang baik. Rencana taat guna lahan merupakan ekspresi kehendak lingkungan masyarakat mengenai bagaimana seharusnya pola tata guna lahan suatulingkungan pada masa yang akan datang. Dalam rencana itu ditentukan daerah-daerahyang akan digunakan bagi berbagai jenis, kepadatan dan intensitas kategori penggunaan, misalnya penggunaan untuk pemukiman, perdagangan, industri dan berbagai kebutuhan umum.

(12)

9

yang aman bagi kelangsungan kehidupan manusia. Perencanaan pemanfaatan lahan dalam suatu daerah atau wilayah tanpa melewati batas daya dukung dari tanah, dengan memperhatikan sistem ekologi alam, persediaan air sertakualitasnya, kualitas udara,polusi suara, banjir, erosi, keadaan bentang alam, flora dan fauna, serta integritas ruang terbuka. Dimana daya dukung lahan merupakan suatu kemampuan alam untuk mendukung pertumbuhan penduduk dan pembangunan fisik suatu kota atau wilayah tanpa kerusakan lingkungan yang berarti. Penataan ruang perkotaan yang meliputi pusat kota dan daerah sekitarnya dilakukan dalam upaya pengendalian perkotaan untuk menjamin keber-langsungannya di masa mendatang. Pendekatan yang digunakan dilakukan sesuai dengan proses penataan ruang yang memperhatikan unsur teknis dan ruang.

Dampak negatif dari bentuk pembangunan lahan yang informal adalah perkembangan fisik kota yang tidak teratur dalam hal penetapan dari wilayah (zonasi)-nya, semrawutnya pola pemukiman (settlement) yang terbentuk dan mahalnya biaya pembangunan infrastruktur kota. (Nurmandi,1999) Pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan lahan perkotaan menjadi acak-acakan. pemanfaatan lahan yang tidak tertib inilah yang menyebabkan persoalan drainase perkotaan menjadi sangat komplek.

G. Peran Serta Masyarakat dalam Pemanfaatan Lahan Kota Makassar

Kurangnya peran serta masyarakat untuk turut aktif berpartisipasi dalam melaksanakan pemanfaatan tata ruang Kota Makassar menjadi andil terjadinya deviasi dalam pembangunan Kota Makassar. Peran serta Masyarakat dapat dilaksanakan dengan mengadakan pengawasan dan melaporkan kepada aparat Pemerintah Kota Makassar dalam hal ini kepada BAPPEDA atau Dinas Tata Ruang dan Bangunan atau ke BKPRD dalam hal terjadi pelanggaran terhadap RTRW Kota Makassar.

(13)

9

penting oleh karena pelaksanaan pembangunan proyek khususnya proyek swasta cenderung tidak mempertimbangkan kelestarian alam, contohnya adalah reklamasi pantai besar-besaran yang diadakan oleh pihak swasta pada saat ini sudah sangat mengkhawatirkan banyak pihak khususnya di kawasan pelabuhan terpadu yang berakibat pada pendangkalan laut sehingga dapat menyebabkan kesulitan kapal-kapal penumpang yang merapat ke pelabuhan yang pada akhirnya dapat berakibat pada keselamatan penumpang kapal. Demikian pula terhadap kelestarian alam Kota Makassar. Disinilah peran serta masyarakat sangat diperlukan demikian pula peran LSM/WALHI dalam mengkritisi kebijakan Pemerintah Kota dalam pengaturan tata ruang Kota Makassar.

Pelanggaran terhadap pemanfaatan kawasan permukiman dapat dijatuhi sanksi administratif yang secara langsung diberikan kepada pelanggar tanpa melalui proses peradilan. Menurut pendapat penulis bahwa sanksi administratif yang diberikan kepada masyarakat yang melakukan pelanggaran telah sesuai dengan tata cara dan prosedur pengenaan sanksi berdasarkan Pasal 63 UUPR. Dimana DTRB dalam menjatuhkan sanksi melalui beberapa tahap dan bersifat pembinaan serta berdasarkan prosedur yang ditetapkan dengan terlebih dahulu mengirimkan surat teguran pertama, surat teguran kedua dan surat teguran ketiga. Apabila pihak pelanggar tidak memperhatikan surat teguran tersebut maka pihak DTRB akan turun melakukan pembongkaran terhadap bangunan yang melanggar.

(14)

9

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. Dalam perspektif ekonomi, tujuan utama dari pemanfaatan lahan adalah untuk mendapatkan nilai tambah tertinggi dari kegiatan yang diselenggarakan di atas lahan. Namun harus disadari bahwa kegiatan tersebut memiliki keterkaitan baik dengan kegiatan lainnya maupun dengan lingkungan hidup dan aspek sosial budaya masyarakat. Dapat dipahami apabila penyelenggaraan sebuah kegiatan dapat menimbulkan berbagai dampak yang perlu diantisipasi dengan pengaturan pemanfaatan lahan.

2. Tidak dapat dipungkiri saat ini masih dijumpai pemanfaatan lahan yang kurang memperhatikan daya dukung lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai permasalahan yang masih di hadapi seperti semakin berkurangnya sumber air baku, baik air permukaan maupun air bawah tanah terutama di kawasan perkotaan besar dan metropolitan. Di samping itu, tumbuhnya kawasan-kawasan kumuh di kawasan perkotaan mencerminkan pengembangan kawasan perkotaan yang melampaui daya dukung lingkungan untuk memberikan kehidupan yang sejahtera kepada masyarakat.

3. Pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat ini terhadap lahan yang semestinya menjadi kawasan bebas pembangunan, kawasan hijau, kawasan lindung dan eksternalitas yang mungkin timbul. Dalam perspektif ini, pengaturan pemanfaatan lahan dimaksudkan untuk membentuk struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang yang efisien, untuk menekan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat dalam menjalankan aktivitas dan memperoleh pelayanan yang dibutuhkan.

(15)

9

6. Memerlukan waktu yang panjang oleh pembuat keputusan dan dijabarkan dalam bagian-bagian kecil dengan perencanaan yang baik. Rencana taat guna lahan merupakan ekspresi kehendak lingkungan masyarakat mengenai bagaimana seharusnya pola tata guna lahan suatulingkungan pada masa yang akan datang. Dalam rencana itu ditentukan daerah-daerahyang akan digunakan bagi berbagai jenis, kepadatan dan intensitas kategori penggunaan, misalnya penggunaan untuk pemukiman, perdagangan, industri dan berbagai kebutuhan umum.

(16)

9

B. Saran

Dari kesimpulan diatas, adapun saran bagi pemerintah agar lebih memberi perhatian lebih terhadap daya dukung lingkungan, lebih memperhatikan penataan dalam pembangunan agar tidak memberikan dampak negatif yang dapat merugikan masyarakat dan dapat menekankan dengan tegas sanksi-sanksi terhadap pihak yang melakukan pembangunan bebsas tanpa IMB maupun pejabat pemerintah yang berwenang menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.seta tetap mempertahankan lahan yang seharusnya tidak menjadi tempat suatu pembangunan seperti lahan terbuka hijau, kawasan lindung, hutan, dan sebagainya.

Referensi

Dokumen terkait

Bioproses substrat padat (campuran tepung jagung dan bungkil kedele dengan kandungan protein 20%) oleh ragi Saccharomyces cerevisiae yang diperkaya dengan mineral Zn dan Cu layak

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan penebaran bibit udang dan meninjau lokasi Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik (Busmetik) di

Gambar di bawah menunjukkan berbagai macam elusi untuk mengambil uranium pada kolom yang berisis silika-TBP: Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan eluen

Manfaat yang diperoleh oleh guru dari hasil penelitian ini yaitu sebagai sumber belajar dan media pembelajaran dalam menyampaikan materi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)..

Dalam melakukan pengukuran manajemen risiko teknologi informasi pada Pusat Data dan Sarana Teknik Informatika di Kementrian Komunikasi dan Informatika digunakan

Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian adalah untuk merancang alat ukur tinggi badan dengan memanfaatkan sensor ultrasonic dan mempunyai keluaran

03 Meningkatnya pertumbuhan pengembangan teknologi industri 04 Meningkatnya pertumbuhan penerapan inovasi teknologi industri 05 Meningkatnya pertumbuhan penerapan TIKI di

Berdasarkan hal itulah penelitian ini perlu dilakukan untuk melihat morfometrik, meristik dan pola pertumbuhan ikan Motan di Danau Oxbow Pinang Luar desa