• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan Industri nonmigas dan perkem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pertumbuhan Industri nonmigas dan perkem"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

A.

Pertumbuhan PDB

Laju Pertumbuhan PDB atas Harga Konstan (2000) per Sektor (Y-O-Y)

Pertumbuhan (PDB) Ekonomi pada triwulan II tahun 2014 tumbuh sebesar 5,12

persen, hal ini lebih rendah dari pertumbuhan triwulan II tahun 2013 yang tumbuh

sebesar 5,76 persen (y-o-y).

LAPANGANUSAHA 2012 2013 2013 2014

Tw I Tw II Tw I Tw II 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan

dan Perikanan

4,2 3,54 3,73 3,33 3,22 3,39

2 Pertambangan dan Penggalian 1,56 1,34 0,10 -0,60 -0,26 -0,15

3 Industri Pengolahan 5,74 5,56 6,02 5,97 5,13 5,04 a.Industri Migas -2,8 -1,81 -4,68 -2,78 -0,88 -0,52

b.Industri tanpa Migas 6,42 6,1 6,86 6,62 5,55 5,42

4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 6,25 5,58 7,91 4,04 6,31 5,77

5 Bangunan 7,39 6,57 6,78 6,61 6,54 6,59

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 8,15 5,93 6,50 6,37 4,79 4,53 7 Pengangkutan dan Komunikasi 9,98 10,19 9,58 10,92 10,21 9,53 8 Keuangan,Persewaan & Jasa Persh. 7,15 7,56 8,18 7,75 6,16 6,18

9 Jasa–Jasa 5,25 5,46 6,49 4,49 5,71 5,68

Produk Domestik Bruto 6,26 5,78 6,03 5,76 5,22 5,12 Produk Domestik Bruto Tanpa Migas 6,85 6,25 6,67 6,31 5,58 5,47

Sumber : BPS diolah Kemenperin

Dari keseluruhan sektor ekonomi, pertumbuhan PDB yang bernilai positif pada triwulan II tahun 2014 terjadi pada hampir semua sektor ekonomi kecuali sektor industri migas yang turun 0,52 persen dan sektor pertambangan dan penggalian turun 0,15 persen.

Pertumbuhan PDB tertinggi dialami Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 9,53 persen dan terendah di Sektor industri migas dan Pertambangan dan

Penggalian. Sementara PDB yang tidak termasuk migas pada triwulan II tahun 2014 tumbuh 5,47 persen.

Khusus pertumbuhan industri manufaktur non migas triwulan II tahun 2014 (YoY) tumbuh sebesar 5,42 persen, lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi (5,12

persen). Namun pertumbuhan Industri manufaktur non migas sedikit melambat

(2)

Laju Pertumbuhan PDB tiap sektor Industri (Y-O-Y)

Uraian 2012 2013 2013 2014

Tw I Tw II Tw I Tw II INDUSTRI MANUFAKTUR

TANPA MIGAS 6,42 6,10 6,86 6,62 5,55 5,42

1). Makanan, Minuman dan

Tembakau 7,57 3,34 2,89 2,92 9,48 9,74

2). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 4,27 6,06 5,51 6,95 3,72 3,22 3). Brg. kayu & Hasil hutan

lainnya. -3,14 6,18 3,08 11,24 5,17 7,53

4). Kertas dan Barang cetakan -4,75 4,45 2,66 8,47 0,31 5,68 5). Pupuk, Kimia & Barang dari

karet 10,5 2,21 11,96 6,20 -0,02 3,92

6). Semen & Brg. Galian bukan

logam 7,8 3,00 3,84 1,17 3,93 2,84

7). Logam Dasar Besi & Baja 5,86 6,93 8,87 12,37 0,30 2,53 8). Alat Angk., Mesin &

Peralatannya 7,03 10,54 10,01 9,56 5,97 3,13

9). Barang lainnya -1,13 -0,70 -11,03 -2,43 18,35 13,33

Ekonomi 6,26 5,78 6,03 5,76 5,22 5,12

Sumber : BPS diolah Kemenperin

Pada triwulan II tahun 2014, semua cabang industri manufaktur non migas

mengalami pertumbuhan positif . Pertumbuhan triwulan II tahun 2014 tertinggi

(3)

B.

Kontribusi PDB

Kontribusi PDB Atas Harga Berlaku per Sektor

Kontribusi PDB sektor industri non migas pada triwulan II tahun 2014 sebesar 20,83 persen. Kontribusi tersebut sedikit naik dibanding triwulan II tahun 2013 yang

sebesar 20,80 persen.

Tabel kontribusi PDB atas harga berlaku Tahun 2010 – TW II 2014

NO LAPANGAN USAHA 2012 2013 2013 2014

Tw I Tw II Tw I Tw II 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan

Perikanan

14,5 14,43 15,13 15,05 15,01 14,85

2 Pertambangan dan Penggalian 11,8 11,24 11,52 10,79 11,21 10,75 3 Industri Pengolahan 23,97 23,70 23,67 23,74 23,57 23,75 a. Industri M i g a s 3,09 2,94 3,01 2,94 3,01 2,92 b. Industri tanpa Migas 20,88 20,76 20,66 20,80 20,55 20,83

4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,76 0,77 0,79 0,77 0,86 0,84

5 Bangunan 10,26 9,99 9,90 10,04 9,69 9,90

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 13,96 14,33 14,17 14,41 14,43 14,61 7 Pengangkutan dan Komunikasi 6,67 7,01 6,79 6,85 7,22 7,31 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Persh. 7,27 7,52 7,57 7,51 7,70 7,63

9 Jasa – Jasa 10,81 11,02 10,46 10,84 10,31 10,37

Produk Domestik Bruto 100 100 100 100 100 100 Produk Domestik Bruto Tanpa Migas 92,21 92,65 92,39 92,88 92,36 92,67

Sumber : BPS diolah Kemenperin

(4)

Kontribusi PDB Atas Harga Berlaku per Sektor Industri

Pada tahun triwulan II 2014 kontribusi sektor industri terbesar terhadap PDB ekonomi adalah cabang industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,66 persen, disusul cabang industri Alat Angkut, Mesin & Peralatannya sebesar 5,76 persen dan cabang industri Pupuk, Kimia & Barang dari karet yang berkontribusi sebesar 2,44 persen.

Jika membandingkan data pada triwulan II 2014 terhadap triwulan II 2013, dari 9 (sembilan) cabang industri, hanya ada 3 (tiga) cabang industri yang mengalami

peningkatan kontribusinya yaitu 1) industri makanan, minuman dan tembakau, 2)

industri Brg. kayu & Hasil hutan lainnya dan 3) industri Barang lainnya.

Tabel kontribusi PDB atas dasar harga berlaku per sektor industri Tahun 2010 – TW I 2014

NO LAPANGAN USAHA 2012 2013 2013 2014

Tw I Tw II Tw I Tw II Industri bukan Migas 20,88 20,76 20,66 20,80 20,55 20,83

1 Makanan, Minuman dan

Tembakau 7,57 7,42 7,05 7,27 7,32 7,66

2 Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 1,9 1,90 1,90 1,95 1,85 1,89 3 Brg. kayu & Hasil hutan

lainnya. 1,04 1,04 1,07 1,05 1,06 1,06

4 Kertas dan Barang cetakan 0,82 0,80 0,86 0,83 0,80 0,82 5 Pupuk, Kimia & Barang dari

karet 2,64 2,53 2,70 2,54 2,53 2,44

6 Semen & Brg. Galian bukan

logam 0,7 0,70 0,71 0,71 0,68 0,67

7 Logam Dasar Besi & Baja 0,4 0,39 0,41 0,40 0,38 0,39 8 Alat Angk., Mesin &

Peralatannya 5,66 5,83 5,82 5,93 5,79 5,76

9 Barang lainnya 0,14 0,13 0,13 0,13 0,14 0,14

Produk Domestik Bruto 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber : BPS diolah Kemenperin

Dengan demikian, 6 (enam) cabang industri yang sisanya mengalami

penurunan kontribusi terhadap PDB, dan yang paling banyak penurunannya adalah

(5)

C.

Pertumbuhan Produksi Industri Besar dan

Sedang Sektor Industri Manufaktur

Melambatnya pertumbuhan PDB industri pada triwulan II tahun 2014 dibanding tahun periode yang sama tahun sebelumya diperkirakan penyebabnya adalah turunnya produksi pada beberapa subsektor industri yang konstribusinya terhadap PDB relatif besar. Hal ini diindikasi oleh 12 subsektor industri yang mengalami perlambatan pertumbuhan produksi dari antara 23 subsektor industri dan hanya 11 subsektor industri yang mengalami peningkatan pertumbuhan produksi.

(6)

D.

Perkembangan Penanaman Modal di Sektor

Industri Manufaktur

I. Perkembangan Investasi (gabungan PMA dan PMDN) Pada Triwulan II 2014

Pada triwulan II tahun 2014, total investasi di Indonesia sebesar Rp. 116,21 Triliun (asumsi US$ 1 = Rp. 10.500,-) dengan investasi PMDN sebesar Rp. 38,18 triliun dan investasi PMA sebesar US$ 7,43 miliar (Rp. 78,03 triliun). Pada triwulan II tahun 2014 sektor tersier mulai mendominasi dengan realisasi investasinya sebesar Rp. 47,96 Triliun (41,28% dari total investasi). Kemudian baru sektor sekunder sebesar Rp. 45,86 Triliun (39,46%) dan sektor primer sebesar Rp. 22,38 Triliun (19,26%).

Sedangkan bila dilihat selama semester I tahun 2014, total investasi di Indonesia sebesar Rp. 222,82 Triliun, dengan total PMDN sebesar Rp. 72,80 triliun dan investasi PMA sebesar US$ 14,29 miliar/Rp. 150,02 triliun. Kemudian bila dilihat berdasarkan sektor, investasi pada semester I tahun 2014 didominasi oleh investasi pada sektor sekunder (industri) yaitu dengan nilai investasi sebesar Rp. 93,65 Triliun (42,03% dari total investasi). Disusul sektor tersier sebesar Rp. 81,52 Triliun (36,59%) dan sektor primer sebesar Rp. 47,65 triliun (21,38%).

(7)

untuk sektor sekunder dan sektor tersier masing-masing sebesar Rp. 12,07 Triliun (31,6%) dan Rp. 4,48 Triliun (11,74%). Pada investasi PMA tetap didominasi oleh sektor sekunder yang mencapai US$ 3,22 miliar atau sebesar 43,31% dari total investasi PMA triwulan II 2014. Disusul sektor primer sebesar US$ 2,51 miliar (33,75%) dan sektor tersier sebesar US$ 1,38 miliar (18,6%).

Dari total investasi PMDN selama semester I tahun 2014 nilai investasi tertinggi adalah sektor tersier yang nilainya mencapai Rp. 43,34 triliun (59,54%). Disusul sektor sekunder sebesar Rp. 23,18 triliun (31,84%) dan sektor primer sebesar Rp. 6,28 triliun (8,62%). Kemudian untuk investasi PMA tetap didominasi oleh sektor sekunder yaitu mencapai US$ 6,71 miliar atau sebesar 46,97% dari total investasi PMA semester I tahun 2014. Disusul oleh sektor primer sebesar US$ 3,94 miliar (27,58%) dan sektor tersier sebesar US$ 3,64 miliar (25,45%).

II. Perkembangan PMDN sektor Industri a. Perkembangan PMDN Tw II 2014

(8)

Pada triwulan II tahun 2014 nilai investasi PMDN terbesar adalah sektor Industri Makanan, yaitu sebesar Rp. 4,93 triliun (40,84%). Disusul oleh industri kimia dan farmasi Rp. 2,51 triliun (20,81%) dan industri kertas dan percetakan Rp. 1,45 triliun (11,99%).

Tabel PMDN sektor Industri triwulan I – II tahun 2014 (Rp. Miliar)

N

Ind. Barang Dari Kulit & Alas Kaki Presisi & Optik dan Jam

1 5,5 1,0 0,0 2,0 2,6 - -

11

Ind. Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Lain

6 39,6 12 633,2 8,0 178,1 3,0 11,4 -75,0 -98,2

Sumber : BKPM, diolah Kemenperin (2014) Ket : P = Jumlah Proyek; I = Nilai Investasi

Grafik perkembangan PMDN industri per triwulan tahun 2010-Tw II 2014

b. Perkembangan PMDN Semester I tahun 2014

Realisasi investasi sektor sekunder pada semester I tahun 2014 sebesar Rp. 23,18 triliun. Apabila dibandingkan dengan semester I tahun 2013, investasi PMDN sektor Industri semester I tahun 2014 mengalami penurunan yaitu sebesar 13,9%. Sektor industri yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah sektor industri Barang Dari Kulit & Alas Kaki yang naik

sebanyak 67.200,0%, disusul kemudian industri Karet dan Plastik 202,0%.

Sedangkan industri Logam, Mesin & Elektronik mengalami penurunan investasi PMDN sebesar 62,5% dan Industri Instru. Kedokteran, Presisi & Optik dan Jam juga turun 52,2%, begitu juga

2013 

(9)

dengan Industri kertas dan percetakan turun sebesar 51,1% bila dibandingkan dengan PMDN periode semester I tahun 2013.

Realisasi PMDN terbesar di sektor industri pada semester I tahun 2014 adalah sektor industri makanan yaitu sebesar Rp. 9,76 triliun (dengan porsi sebesar 42,1%). Diikuti oleh sektor industri kimia dan farmasi sebesar Rp. 3,46 triliun (14,9%) dan industri mineral non logam sebesar Rp. 3,32 triliun (14,3%).

Tabel PMDN sektor Industri tahun 2013 – semester I 2014 (Rp. Miliar)

N

O SEKTOR

2013 2014 Pertm. Sem I 2013-Sem. I 2014 (%) Semester I Semester II Semester I

P I P I P I P I

Ind. Instru. Kedokteran, Presisi & Optik dan Jam

1 5,5 11 204,6 3,0 2,6 200,0 -52,2

1 1

Ind. Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Lain Sumber : BKPM, diolah Kemenperin (2014) Ket : P = Jumlah Proyek; I = Nilai Investasi

(10)

III. Perkembangan PMA sektor Industri a) Perkembangan PMA Tw IV 2013

Nilai investasi PMA triwulan II tahun 2014 sektor sekunder mengalami penurunan sebesar 7,0% dibandingkan triwulan II tahun 2013, yang semula US$ 3,46 Miliar pada triwulan II tahun 2013 menjadi US$ 3,22 Miliar pada triwulan II tahun 2014. Dari 12 sektor industri, hanya 4 sektor yang mengalami peningkatan nilai investasi PMA jika dibandingkan dengan triwulan II 2013, yaitu Industri Barang Dari Kulit & Alas Kaki naik sebesar 356,6%, industri Karet dan

Plastik naik 222,6%, industri makanan 137,4% dan industri Lainnya juga naik sebesar 77,6%. Sedangkan sektor industri yang mengalami penurunan terbesar bila dibandingkan triwulan II tahun 2013 adalah sektor industri kertas dan percetakan yang nilainya turun sebesar 88,1%, kemudian industri kayu juga turun sebesar 79,0%, dan industri Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Lain turun sebesar 58,1%.

Pada triwulan II tahun 2014 nilai investasi terbesar berada pada sektor Industri Makanan, yaitu sebesar US$ 1,29 miliar ( 39,99%) dari total investasi PMA sektor industri. Disusul oleh industri kimia dan farmasi sebesar US$ 468,1 juta (14,54%) dan industri Logam, Mesin & Elektronik sebesar US$ 460,4 juta (14,31%).

Tabel PMA sektor Industri triwulan I – II tahun 2014 (US$ Juta)

N

Ind. Barang Dari Kulit &

Alas Kaki 19 25,4 25 3,8 23 146,2 37 17,5 48 356,6 & Alat Transportasi Lain

(11)

Grafik perkembangan PMA industri per triwulan tahun 2010-triwulan II 2014

b) Perkembangan PMA Semester I tahun 2014

Pada semester I tahun 2014 investasi PMA sektor industri mengalami penurunan sebesar 16,2% dari semula US$ 8,01 miliar pada semester I tahun 2013 menjadi US$ 6,71 miliar pada semester I tahun 2014. Sektor industri yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah sektor industri Barang Dari Kulit & Alas Kaki yang naik sebanyak 459,6%, disusul kemudian industri

makanan 117,9% dan Industri Mineral Non Logam 108,8%.

Kemudian industri Tekstilmengalami penurunan investasi PMA terbesar, yaitu turun sebesar 54,0% bila dibandingkan nilai PMA semester I tahun 2013. Selain itu industri Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Lain juga mengalami penurunan sebesar 45,1%, begitu juga dengan industri Kimia dan Farmasi yang turun sebesar 44,8%.

Tabel PMA sektor Industri tahun 2013 – semester I 2014 (US$ Juta)

N

O SEKTOR

2013 2014 Pertm. Sem I 2013-Sem. I 2014 (%) Semester I Semester II Semester I

P I P I P I P I

Ind. Instru. Kedokteran, Presisi & Optik dan Jam

5 0,1 7 26,0 4 0,0 -20 -

1 1

Ind. Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Lain

Sumber : BKPM, diolah Kemenperin (2014) Ket : P = Jumlah Proyek; I = Nilai Investasi

(12)

(13)

E.

Perkembangan Tenaga Kerja di Sektor Industri

Pada tahun 2014 jumlah penduduk bekerja di Indonesia mengalami peningkatan bila dibandingkan pada tahun 2013, yang semula 116,44 juta orang meningkat sebesar 1,49% menjadi 118,17 juta orang pada tahun 2014. Jumlah tenaga kerja pada sektor industri tahun 2014 sebesar 15,39 juta orang (naik 2,6% bila dibandingkan tahun 2013) dengan porsi sebesar 13,02%. Sektor industri menjadi penyumbang tenaga kerja terbesar keempat setelah sektor Pertanian (34,55%), Perdagangan (21,84%), dan Jasa Kemasyarakatan (15,64%).

Tabel Jumlah Penduduk yang bekerja Berdasarkan Sektor tahun 2012-2014 (juta orang)

Lapangan Pekerjaan Utama 2012 2013 2014

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 42,36 41,11 40,83

Industri 14,39 15,00 15,39

Konstruksi 6,18 6,97 7,21

Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 24,48 25,36 25,81

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 5,26 5,30 5,33

Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa

Perusahaan 2,81 3,04 3,19

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 17,68 17,84 18,48

Lainnya 1,92 1,82 1,93

Total 115,08 116,44 118,17

Gambar

Tabel kontribusi PDB atas harga berlaku  Tahun 2010 – TW II 2014
Tabel kontribusi PDB atas dasar harga berlaku per sektor industri  Tahun 2010 –  TW I 2014
Tabel PMDN sektor Industri triwulan I – II tahun 2014 (Rp. Miliar)
Tabel PMDN sektor Industri tahun 2013 – semester I 2014 (Rp. Miliar)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tugas PPAT ini diatur dalam Pasal 2 PP Nomor 37 Tahun 1998 yang menyatakan bahwa tugas PPAT adalah melaksanakan sebagaian kegiatan pendaftaran tanah dengan membuat

BUKU RUMAH TANGGA – 7 SEDAP [ B ] Berikut ini kami ingin menanyakan tentang pengeluaran makanan selama seminggu yang lalu yang berasal dari pembelian, produksi sendiri

Dari analisis data penelitian, telah terbukti bahwa terdapat pengaruh Keterampilan Teknologi Informasi dan Kecerdasan Emosi terhadap Daya Saing Pegawai Negeri Sipil

Berdasarkan data SASPEM, total kreditur yang akan dikirimkan surat konfirmasi Debt Outstanding Position periode 31 Maret 2010 sebanyak 72 kreditur, lebih sedikit jika

Penentuan atau perhitungan posisi duga, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Dead Reckoning yang disingkat dengan DR, yaitu suatu pekerjaan untuk menentukan kedudukan

Untuk mendapatkan suatu pembatasan yang mudah dimengerti oleh pihak lain dan penelitian dapat lebih terarah, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini hanya terbatas

Bagaimana perbedaan pengaruh usia, pendidikan, harga minyak goreng curah/kemasan, pendapatan dan jumlah tanggungan terhadap konsumsi minyak goring curah/kemasan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung curah hujan rata-rata harian maksimum, menghitung dispersi hujan, melakukan plotting data, penentuan jenis sebaran dan