• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI DI KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO. Ningsih Abdullah Rany Hiola

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI DI KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO. Ningsih Abdullah Rany Hiola"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI DI KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO

1Ningsih Abdullah, 2 Rany Hiola, 3 Ekawaty Prasetya1

1Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo, Ningsih Abdullah

ningsihabdullah@gmail.com

2 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo, Rany Hiola

3Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo, Ekawaty Prasetya

Ekawatty8144@yahoo.com

ABSTRAK

Sungai Paguyaman merupakan salah satu sungai besar di wilayah Propinsi Gorontalao yang menjadi batas geografi antara antara dua kabupaten, yaitu kabupaten Gorontalao dan kabupaten Boalemo. Aliran sungai Paguyaman mencakup beberapa daerah di Gorontalo. Sungai Paguyaman banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar baik digunakan sebagai tempat penambangan pasir, tempat BAB serta ada juga limbah cair pabrik gula yang dialirkan ke badan sungai. Selain itu juga digunakan untuk mencuci pakaian dan mandi.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Objek dalam penelitian ini ialah TSS, Bau, Rasa, Warna, DO dan BOD, yang di ambil di 3 titik yaitu Hulu, Tengah dan Hilir.

Hasil penelitian diperoleh untuk masing-masing titik yaitu Hulu, Tengah dan hilir bahwa kadar BOD di masing titik 2,7 mg/L, 2,1 mg/L dan 3,6 mg/L, untuk TSS 1000 mg/L, 9000 mg/L dan 10000 mg/L, untuk Total Coliform 150 jmlah/100 ml, 210 jmlah/100 ml dan 1100 jmlah/100 ml.

Sungai Paguyaman juga berbau, berwarna dan berasa. Selanjutnya hasil penelitian dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 dimana untuk kriteria sungai kelas II baku mutu kadar BOD = 3 mg/L, kadar TSS = 50 mg/L, kadar Total Coliform = 5000 jmlah/100 ml, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.

Berdasarkan hasil tersebut dan dibandingkan dengan PP No. 82 Tahun 2001 dapat disimpulkan bahwa sungai paguyaman telah tercemar untuk itu disarankan pemerintah maupun masyarakat lebih memperhatikan dan mengurangi faktor penyebab pencemaran dan perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui dampak pencemaran sungai terutama bagi kesehatan masyarakat.

Kata Kunci : Sungai, TSS, BOD, Total Coliform

(2)

I. Pendahuluan

Pencemaran air menurut Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lainnya ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkannya (Mulia. 2005).

Seperti halnya pencemaran di sungai-sungai akibat pencemaran sehingga mengubah struktur komunitas organisme di dalam air

dan mengganggu kesehatan masyarakat yang memanfaatkan air sungai tersebut.

Permasalahan pencemaran air merupakan masalah yang selalu dihadapai disetiap wilayah. Sungai Paguyaman juga merupakan salah satu sungai yang telah tercemar. Pencemaran air sungai Paguyaman tidak lepas dari kegiatan manusia atau masyarakat sekitar serta kegiatan industri ini dikarenakan disekitar sungai Paguyaman terdapat rumah penduduk dan pabrik gula.Berikut data kualitas air sungai Paguyaman tahun 2013:

Tabel 1.1 Data Kualitas Air Sungai Paguyaman Tahun 2013

No. Parameter Satuan Bagian Hulu

Sungai

Bagian Tengah Sungai

Bagian Hilir Sungai

1 pH 7.66 7.61 7.6

2 TDS mg/L 100 110 100

3 TSS mg/L 2356 2558 254

4 DO mg/L 5.3 6.1 6.2

5 BOD mg/L 6.98 6.96 10.44

6 COD mg/L 17.4 17.4 26.1

7 Total Coliform Jml/1000 ml 3300 7900 26000

Sumber : BALIRISTI, 2013

Berdasarkan tabel 1.1 sungai Paguyaman telah tercemar dengan ditandai penurunan kualitas air sungai Paguyaman.

Beberapa parameter menunjukkan melebihi baku mutu yang telah ditetapkan dimana baku mutu masing-masing parameter ialah pH 6-9, TSS 50 mg/L, DO 4 mg/L dan BOD 3 mg/L.

Berdasarkan observasi awal di sepanjang sungai Paguyaman dan data awal yang diperoleh dari BALIHRISTI Provinsi Gorontalo tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Analisis Kualitas Air Sungai Paguyaman Di Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo”. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti parameter fisik, parameter kimia dan biologi. Parameter fisik berupa warna, bau, rasa dan TSS. Parameter kimia yaitu DO dan BOD serta Parameter biologi yaitu total coliform.

II. Metode Penelitian

2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil tempat di sungai Paguyaman yang terletak di Paguyaman dan akan dilakukan pemeriksaan sampel air sungai di laboratorium Kesehatan Masyarakat dan laboratorium kimia , Universitas Negereri Gororntalo yang akan di laksanakan pada tanggal 29-31-Desember tahun 2014.

2.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dimana peneliti mendeskripsikan kualitas air sungai Paguyaman berdasarkan observasi ke lapangan dan pemeriksaan laboratorium.

Sampel dalam penelitian ini yaitu air yang diambil dari tiga titik yaitu hulu, tengah dan hilir yang kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.

(3)

2.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini ialah air sungai paguyaman. Sampel yang digunakan diambil di tiga tititk yaitu bagian Hulu, Tengah dan Hilir sungai Paguyaman.

2.4 Analisis Data

Analisis data adalah proses telaah dan pencarian makna dari data yang diperoleh untuk menemukan jawaban dari masalah penelitian. Analisis data

dimaksudkan untuk mengetahui kualitas air sungai Paguyaman dengan melakukan uji parameter-parameter dan kemudian akan membandingkan hasil kualitas air sungai dengan standar parameter yang telah ditetapkan oleh Pemerintah didalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengolahan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

III. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1 Hasil Penelitian

Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Kualitas Air Sungai Paguyaman

No. Parameter Satuan Bagian Hulu

Sungai

Bagian Tengah Sungai

Bagian Hilir Sungai

1 Bau Barbau Barbau Barbau

2 Warna Berwarna Berwarna Berwarna

3 Rasa Berasa Berasa Berasa

4 TSS mg/L 1000 9000 10000

5 BOD mg/L 2,7 2,1 2,6

7 Total Coliform Jml/1000 ml 150 210 1100

(Sumber: Data Primer, 2014)

Berdasarkan tabel 4.1 hasil pengukuran menunjukkan bahwa Sungai Paguyaman telah tercemar, dengan ditandai beberapa parameter yang melebihi standar yang ditetapkan pada PP (Peraturan Pemerintah) No 82 Tahun 2001. Untuk mutu air kelas 2, Sungai Paguyaman bagian Hulu telah berbau, berwarna dan berasa., memiliki kadar TSS= 1000 mg/L melebihi baku mutu 50 mg/L, kadar BOD=2,7 dengan baku mutu 3 mg/L tidak melebihi baku mutu yang ditepkan 3 mg/L, Total Coliform=150 mg/L tidak melebihi baku mutu 5000 mg/L

Bagian tengah Sungai untuk kelas 2 telah berbau, berwarna dan berasa, memiliki kadar TSS=9000 mg/L melebihi baku mutu 50 mg/L, BOD=2 belum melebihi baku mutu yaitu 3 mg/L, Total Coliform 210 mg/L tidak melebihi baku mutu 5000 mg/L.

Bagian Hilir Sungai untuk air kelas 2 parameter fisik telah berbau, berwarna dan berasa, memiliki kadar TSS=10000 mg/L

melebihi baku mutu 50 mg/L, untuk parameter kimia yakni BOD=4 melebihi baku mutu yaitu 3 mg/L, untuk parameter biologi Total Coliform 1100 mg/L tidak melebihi baku mutu 5000 mg/L.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Analisis Bau, Warna dan Rasa Perubahan bau, warna, rasa air Sungai dipengaruhi oleh beberapa faktor dintaranya limbah rumah tangga berupa sampah yang dibuang ke Sungai, penambangan pasir, penambangan emas, limbah industri.. Jumlah mesin yang digunakan oleh penambang pasir kini meningkat yakni dari 7 buah kini berjumlah 13 buah alat yangdigunakan. Untuk industri juga telah bertambah satu yakni industri Nata The Coco. TSS (Total Suspended Solid) juga mempengaruhi perubahan warna dimana semakin besar jumlah TSS maka air akan semakin keruh.

3.2.2 Analisis TSS

(4)

Grafik 3.1 Hasil pengukuran kadar TSS di tiga titik Kecamatan Paguyaman Tahun 2014 Berdasarkan grafik 4.1 hasil

pengukuran kadar TSS menunjukkan bahwa setiap titik kadar TSS meningkat yaitu bada bagian Hulu 1000 mg/L, Tengah 9000 mg/L dan Hilir 10000 mg/L. Dibandingkan dengan PP No 82 Tahun 2001 bahwa TSS telah melebihi baku mutu yang ditetapkan yakni 50 mg/L. Peningkatan TSS dipenguruhi oleh

beberapa faktor yakni bertambahnya jumlah penambang dan alat yang digunakan, limbah hasil penambangan emas yang dibuang ke Sungai serta waktu pengambilan sampel yang dilakukan sehari setelah hujan turun.

Bertambahnya jumlah penambang pasir dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan ekonomi.

3.2.3 Analisis BOD

Grafik 3.2 Hasil pengukuran kadar BOD di tiga titik Kecamatan Paguyaman Tahun 2014 Berdasarkan grafik 4.2 hasil

pengukuran kadar BOD menunjukkan bahwa yang paling tinggi kadar BOD yaitu di bagian Hilir dengan jumlah 3,6 mg/L dan paling rendah di bagian Tengah yakni 2,1.

Pada bagian Hilir telah melebihi ambang batas namun pada bagian tengah dan Hulu belum melebihi ambang batas. BOD berkaitan dengan Total Coliform dan TSS.

Namun hasil pengukuran tersebut berbanding terbalik dengan TSS dimana kadar TSS melebihi ambang batas. Hal tersebut dipengaruhi oleh waktu

pemeriksaan sampel BOD0 telah melebihi waktu yang ditentukan, dimana untuk pemeriksaan BOD0 paling lama 2 jam setelah pengambilan sampel. Waktu pemeriksaan dan pengenceran juga mempengaruhi hasil pengukuran BOD dimana jika waktu pengenceran terlalu lama maka oksigen dalam sampel akan bertambah, ketika melakukan pengenceran maupun pengukuran sebaiknya tempat sampel tidak terbuka lebar. Selain itu adanya deterjen yang terkandung dalam air juga mempengaruhi kadar BOD.

0 2000 4000 6000 8000 10000

Hulu Tengah Hilir Baku Mutu 1000

9000 10000

50 TSS…

0 1 2 3 4

Hulu Tengah Hilir Baku

Mutu 2.7

2.1

3.6

3

BOD mg/L

(5)

3.2.4 Analisis Total Coliform

Grafik 4.3 Hasil pengukuran kadar Total Coliform di tiga titik Kecamatan Paguyaman Tahun 2014

Berdasarkan grafik 3.3 hasil pengukuran Total Coliform pada setiap titik mengalami peningkatan dimana pada bagian Hulu 150 jmlah/100 ml, bagian tengah 210 jmlah/ml dan bagian Hilir 1100 jmlah/ml.

Peningkatan jumlah Total Coliform dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Diantaranya: jumlah pemukiman makin meningkat, tingginya angka TSS yang dipengaruhi bertambahnya penambang dan alat yang digunakan dalam penambangan pasir, bertambahnya pabrik Nata The Coco yang menghasilkan air kelapa dan di buang ke Sungai. Pabrik Nata The Coco sendiri terletak di antara Tengah dan Hilir sungai yaitu Desa Parungi. Limbah cair Nata The Coco yang mengandung bakteri Coliform dialirkan ke sungai.

IV. Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahawa air Sungai Paguyaman telah tercemar, ini dikarenakan penurunana kualitas air sungai.

Adapun hasil pengukuran air sungai pada bagian Hulu TSS= 1000 mg/L, BOD= 2,7 mg/L, Total Coliform= 150 jmlah/100 ml.

Bagian Tengah TSS= 9000 mg/L, BOD= 2,1 mg/L, Total Coliform= 210 jmlah/100ml, Bagian Hilir TSS= 10000 mg/L, BOD= 3,1 mg/L, Total Coliform= 1100 jmlah/100 ml.

4.2 Saran

Bagi Instansi terkait diharapkan agar lebih memperhatikan limbah yang dialirkan ke badan Sungai dan perlu melakukan pengolahan limbah industri dan

limbah domestik yang baik, Diharapkan pemerintah lebih memperhatikan dan mengambil tindakan terhadap limbah yang dihasilkan oleh industri, penambangan pasir, penambangan emas dan memperhatikan masyarakat yang tidak memiliki jamban sehingga buang air di Sungai agar dapat mengurangi dan mencegah pencemaran air Sungai, diharapkan pemerintah juga bisa lebih tegas dalam memberikan sangsi dan diharapkan bagi mahasiswa dapat melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengarunya terhadap kesehatan masyarakat

V. Daftar Pustaka

Alaerts,G. Sri sumestri.2000. Metoda Penelitian air. Surabaya: Usaha Nasional.

Azwar, Saifuddin. 1997. Metode Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwir. 2006. Analisis Pencemaran Air Sungai Tapung Kiri OlehLimbah Industri Kelapa Sawit PT.

Peputra Masterindo Dikabupaten Kampar. Semarang

Badan Lingkungan Keairan. 2011. Status Muti Air Sungai (Studi Kasus Sungai Citarum.Citarum

BLHRD. 2013. Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Gorontalo.

Gorontalo 0

2000 4000 6000

Hulu Tengah Hilir Baku Mutu 150 210 1100

5000

Total Coliform jmlah/100 ml

(6)

Dini, Silvia. 2011. Evaluasi Kulalitas Air Sungai Ciliwung Di Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Tahun 2000-2010. Jakarta:

Universitas Indonesia

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air:

Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.

Yogyakarta: Kanisius

Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Polusi Udara. Bogor: ITB Pres

Hariyanto, Agus dkk. 2011. Kajian DampakKerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Pasir Di DesaKeningar Daerah Kawasan Gunung Merapi . Semarang: Universitas Diponegoro Semarang

Kursita, Ruri. 2010. Kualitas Air Sungai Kabupaten Kepahiang.

Kepahiyang. Dapat diakses di https://usantoso.wordpress.com/2 010/03/30/kualitas-air-Sungai- kabupaten-kepahiang/. Diakses 2 Januari 2015

Latif, Akbar. 2012. Studi Kuantitas Dan Kualitas Air Sungai Tallo Sebagai Sumber Air Baku. Makasar Lestari, Eka Dwi. 2010. Pemeriksaan

Kualitas Air (Biological Oxygen Demand) Sungai Kaligarang, Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang. Dapat di

akses di

https://eka78.wordpress.com/2013 /03/06/pemeriksaan-kualitas-air- biological-oxygen-demand- Sungai-kaligarang-semarang/.

Diakses 2- Januari-2015

Mulia. Ricki. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Notoatmodjo, Soekidji. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:

PT.Rineke Cipta

Nurhayati, Nunung. 2013. Pencemaran Lingkungan. Bandung: Yrama Widya

Peraturan Pemerintah. 2001. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengolahan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air pada Lampiran Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas.

Permana, Dhanny & Widyastuti. 2012.

Studi Kasus Air Sungai Winongo Tahun 2003 dan 2012.

Yogyakarta: Universitas Gajah Madah.

http://repository.usu.ac.id/bitstrea m/123456789/20263/4/Chapter%

20I.pdf. Diakses 24-September- 2014.

Pramita, Soraya. 2010. Analisis Kualitas Air Sungai Aloo, Sidoarjo Berdasarkan Keanekaragaman Dan Komposisi Fitoplankton.

Jurnal Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya.

Rudiyanti, Siti. 2009. Kualitas Perairan Sungai Banger Pekalongan Berdasarkan Indikator Biologis.

Semarang

Sastrawijaya, Tresna. 1991. Pencemaran Lingkungan. Surabaya: Rineke Cipta

Selintung , Mary. 2011. Pengenalan Sistem Penyediaan Air Minum.

Makassar

Siahaan, Ratna dkk. 2001. Kualitas Air Sungai Cisadane, Jawa Barat – Banten. Jawa Barat

Suryadi, Pandi. 2011. Dampak Pencemaran Air oleh Limbah Pemukiman pada Masyarakat.

Taluk Kuantum

Yuliastuti, Etik. 2011. Kajian Kualitas Air Sungai Ngringo Karanganyar Dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Air. Tesis Ilmu Lingkungan. Semarang

(7)

Gambar

Tabel 1.1 Data Kualitas Air Sungai Paguyaman Tahun 2013
Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Kualitas Air Sungai Paguyaman
Grafik 3.1 Hasil pengukuran kadar TSS di tiga titik  Kecamatan Paguyaman Tahun 2014  Berdasarkan  grafik  4.1  hasil
Grafik  4.3  Hasil  pengukuran  kadar  Total  Coliform  di  tiga  titik    Kecamatan  Paguyaman  Tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

Bahan dan dimensi bracing sama dengan schotbalk , panjang 100 cm dengan jarak antar bracing 50 cm pada daerah tumpuan dan 100 cm pada bagian tengah bentang schotbalk ...

Pada ketika itu, Kandungan Kurikulum Standard Sekolah Menengah (KSSM) telah dijajarkan bagi tujuan kegunaan pengajaran dan pembelajaran bagi memenuhi keperluan pembelajaran

Sistem pelaporan kinerja, pemberian penghargaan, dan penilaian kinerja yang merupakan bagian penting dalam implementasi remunerasi, juga memperoleh hasil rata-rata yang

Niaga Nusa Abadi Depo Sukabumi sebagimana hasil analisa mempengaruhi penjualan produk khususnya produk rokok clasmild, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan di

1) Implementasi multimedia interaktif adventure game petualangan ini meliputi bebrapa tahapan diantaranya desain, analisis,penilaian dan pengembangan. 2) Multimedia adventure

PENERAPAN STRATEGI REACT (RELATING, EXPERIENCING, APPLIYING, COOPERATING, and TRANSFERING) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia

Prestasi belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar diri seseorang mahasiswa yang sedang belajar, prestasi belajar tidak dapat diketahui secara

Dengan kondisi seperti itu, maka investor individual yang menanamkan dananya pada pasar modal, adalah mereka yang mempunyai dana berlebih atau mereka yang