• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSPEK DAN POTENSI AIR TANAH DI DAERAH LAPANGAN GOLF BADDOKA KOTA MAKASSAR BERDASARKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSPEK DAN POTENSI AIR TANAH DI DAERAH LAPANGAN GOLF BADDOKA KOTA MAKASSAR BERDASARKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PRO S ID IN G 20 1 1© HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

PROSPEK DAN POTENSI AIR TANAH DI DAERAH LAPANGAN GOLF BADDOKA KOTA MAKASSAR BERDASARKAN

METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY

Sultan & Agustinus T

Jurusan Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalnrea – Makassar, 90245

Telp/Fax: (0411) 580202 e-mail: sultanhamyahya@gmail.com

Abstrak

Lokasi penelitian prospek dan potensi air tanah adalah di Daerah di Lapangan Golf Baddoka Jalan Batara Bira, Sudiang, Kota Makassar dengan melihat kondisi geologi khususnya geohidrologi daerah tersebut serta melakukan pengukuran geolistrik sebanyak empat titik duga, yaitu titik GL-01, GL-02, GL-03 dan titik GL-04, yang dilaksanakan pada tanggal 12 – 25 Juli 2011.Berdasarkan hasil penelitian dan interpretasi pengukuran geolistrik di daerah ini menunjukkan bahwa semua lokasi mempunyai prospek dan potensi air tanah namun kedalaman lapisan akuifernya bervariasi 60 – 120 meter. Lokasi titik GL-01 sebaiknya bergeser sejauh 25 meter ke arah Timur dari titik GL-01 dengan kedalaman bor 120 meter. Lokasi titik GL-02 tidak direkomendasikan untuk pemboran, namun bila tetap harus ada sumur bor, maka kondisi terbaik untuk titik bor tersebut harus tepat berada di atas titik GL-02 dengan kedalaman 60 meter, untuk menghindari adanya lensa air payau sampai asin di daerah ini. Lokasi titik GL-03 sebaiknya tepat berada di atas lokasi titik tersebut dengan kedalaman lubang sumur bor 110 meter. Lokasi titik GL-04 sebaiknya tepat berada di atas lokasi tersebut dengan kedalaman lubang sumur bor 120 meter.

Kata Kunci: Potensi Airtanah, Geolistrik, Resistivity, Lapangan Golf Baddoka,

PENDAHULUAN

Air merupakan sumberdaya alam yang mutlak dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup. Sehingga keberadaanya baik secara kualitas maupun secara kuantitas perlu dikelola dengan baik dan berwawsan lingkungan. Hal ini dilakukan agar sumberdaya air ini dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia baik secara langsung sebagai air baku untuk air minum, memasak membersihkan maupun yang secara tidak langsung, seperti untuk kebutuhan lahan pertanian (sawah atau kebun), tanaman maupun taman demi mencapai kesejahteraan hidup yang lebih baik.

Kandungan air di bumi ini sangat berlimpah, dimana jumlah seluruhnya mencapai sekitar 1.400.000.000 km3, yang terdiri dari sekitar 97 % merupakan air laut (air asin) yang dapat dimanfaatkan secara langsung dan tidak langsung dalam kehidupan manusia. Hanya sekitar 3 % sisanya yang berupa air tawar yang dapat dimanfaatkan secara langsung dalam kehidupan manusia yang meliputi 2 % berupa gunung-gunung es di kedua kutub bumi, selebihnya 0,75 % merupakan air tawar yang mendukung kehidupan mahluk hidup di darat, di danau, sungai dan di dalam tanah.

Air tawar tersebut berasal dari siklus air (daur hidrologi) secara alami dan prosesnya panjang. Untuk mendapatkan air tawar yang sangat diperlukan manusia tersebut tidaklah mudah. Pemakaian air semakin meningkat seiring dengan laju pertambahan penduduk. Oleh karena itu, maka perlu mengadakan penafsiran yang tepat, mengembangkan ke arah yang benar, hemat dalam pemakaian air dan melindungi sumber-sumber yang ada demi kelestarian sumberdaya alam tesebut.

Keadaan ini mendorong pencarian dan pemakaian air tanah semakin intensif. Namun karena keterdapatan dan potensinya di dalam tanah tidak merata di semua tempat, maka diperlukan penyelidikan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam pengetahuan geologi dan hidrogeologi guna memperoleh data yang tepat dan akurat.

(2)

Prospek dan Potensi Air ... Sultan & Agustinus T

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Metode Geolistrik Tahanan Jenis (metode resistivitas) merupakan salah satu metode geofisika yang bisa digunakan memetakan resistivitas bawah permukaan. Hal ini dimungkinkan karena lapisan tanah dan batuan yang terisi air sangat mudah mengalirkan arus listrik atau bersifat konduktif. Lapisan tanah konduktif seperti ini biasanya memiliki harga resistivitas tertentu (nilai resistivitinya rendah).

Dengan menampilkan penampang resistivitas bawah permukaan hasil pengukuran geolistrik metode resistiviti maka dapat diprediksikan lapisan - lapisan tanah atau batuan yang tersaturasi air, sehingga dapat memprediksi lokasi dan kedalaman tempat lapisan tanah yang mengandung air tawar yang baik untuk pengairan di daerah tersebut.

Dengan metode inilah kondisi prospek dan potensi air tanah di daerah sekitar Lapangan Golf Baddoka untuk keperluan penyiraman tanah dan tanaman yang ada dalam kompleks lapangan tersebut dapat diinterpretasikan untuk mendapatkan lokasi yang tepat dan mempunyai potensi yang baik untuk dilakukan kegiatan lanjutan yaitu pemboran eksplorasi air tanah di daerah tersebut, sehingga secara kualitas dan kuantitas dapat memenuhi kebutuhan lahan dan areal di daerah lapangan Golf tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

Metode geolistrik tahanan jenis atau lebih dikenal sebagai metode resistivitas merupakan salah satu metode geofisika yang biasa digunakan untuk memetakan resistivitas bawah permukaan bumi. Metode ini cukup baik dikaitkan dengan keberadaan saturasi air di bawah permukaan. Hal ini dimungkinkan karena lapisan tanah dan batuan yang berisi air sangat mudah mengalirkan arus listrik atau bersifat konduktif. Lapisan tanah (konduktif) seperti ini biasanya memiliki harga resistivitas tertentu (berharga rendah). Dengan mengetahui nilai resistivitas lapisan bumi bawah permukaan, maka dapat diprediksikan lapisan-lapisan tanah atau batuan yang tersaturasi air (lapisan akuifer) yang potensial.

Hal ini cukup bermanfaat untuk memprediksi lokasi dan kedalaman tempat perencanaan pemboran eksplorasi air tanah.

Pada penyelidikan ini dilakukan resistivity sounding dengan menggunakan konfigurasi Schlumberger. Untuk aturan elektroda Schlumberger, spasi elektroda arus jauh lebih besar daripada spasi elektroda potensial. Secara garis besar aturan elektroda ini dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 1. Aturan Elektroda dengan metode schlumberger Untuk nilai resistivitas dapat ditulis :

dengan : r1 = jarak dari titik M ke sumber arus positif (L-l) r2 = jarak dari titik M ke sumber arus negatif (L+l) r3 = jarak dari titik N ke sumber arus positif (L+l) r4 = jarak dari titik N ke sumber arus negatif (L-l) K = faktor geometri

2 Π ∆V K ∆V ρ = 1 _ 1 _ 1 + 1 I = I

r1 r2 r3 r4

L

l

B

A M N

Titik sounding

I

V

(3)

PRO S ID IN G 20 1 1© HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

atau dapat ditulis dengan lebih mudah dalam bentuk L dan l menjadi :

Secara teoritis setiap batuan memiliki daya hantar listrik dan harga tahanan jenisnya. Batuan yang sama belum tentu mempunyai nilai tahanan jenis yang sama, sebaliknya harga tanahan jenis yang sama bisa dimiliki oleh batuan yang berbeda jenis.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai tahanan jenis antara lain: komposisi minaral pada batuan, kondisi batuan, komposisi benda cair pada batuan, dan faktor eksternal lainnya. Beberapa aspek yang berpengaruh pada terhadap tahanan jenis terhadap suatu batuan, bisa digambarkan sebagai berikut :

a. Batuan sedimen yang bersifat lepas (urai) mempunyai nilai tahanan jenis lebih rendah bila dibandingkan dengan batua sedimen padat dan kompak.

b. Batuan beku dan metamorf mempunyai nilai tanahan jenis yang tergolong tinggi.

c. Batuan yang basah dan mengandung air, nilai tahanan jenisnya rendah, dan semakin lebih rendah lagi bila air yang dikandungnya bersifat payau atau asin.

Dalam pengambilan data lapangan perlu diperhitungkan faktor luar yang sering berpengaruh seperti : kabel, tiang listrik, dan saluran pipa logam dapat mempengaruhi akurasi data lapangan. Dalam interpretasi sangat diperlukan perolehan gambaran tentang besarnya tanahan jenis untuk berbagai macam air dan batuan, maupun kombinasi antaranya secara umum seperti yang telah dibuat pendekatan nilai tahanan jenis oleh Astier, 1971 (Tabel 1).

Tabel 1. Besar tahanan jenis dari berbagai macam air dan batuan (Astier, 1971)

Air atau batuan Tahanan dalam Ohm m

Air laut (Eau de mer ) 0,2

Air dalam akuifer aluvial (Eau de nappes alluviales) 10 - 30

Air sumber ( Eau de sources) 50 - 100

Pasir dan kerikil kering (Sables et graviers secs) 1000 - 10000 Pasir dan kerikil terendam air tawar (Sables et graviers imbibes d'eau

douce)

50 - 500 Pasir dan kerikil terendam air laut (Sables et graviers imbibes d'eau

salee)

0,5 - 5

Lempung (Argiles) 2 - 20

Marl (Marnes ) 20 - 100

Batugamping (Calcaires) 300 - 10000

Batupasir berlempung (Gres argileux) 50 - 300

Batupasir berkwarsa (Gres quartzites ) 300 - 10000

METODE PENELITIAN

Metode dan tahapan kegiatan penyelidikan untuk melihat prospek dan potensi air tanah di Daerah Lapangan Golf Baddoka Kota Makassar, dibagi menjadi beberapa tahap dan metode sebagai berikut.

Pengamatan Geologi Daerah Penelitian

Kondisi geologi regional dan geologi setempat (lokal) daerah penelitian sangat menentukan dalam hal melihat potensi air tanah di daerah tersebut. Dengan demikian maka diperlukan kajian dan telaah kondisi geologi regional serta pengamatan langsung kondisi geologi setempat untuk mendukung data-data geofisika khususnya geolistrik resistivity yang akan dilakukan di daerah ini.

Pengukuran Geolistrik

Pengukuran Geolistrik resistivity yang dilakukan di daerah ini menggunakan metode pengambilan data secara Schlumberger dengan ketentuan sebagai berikut :

ρ = Π ( L2 – l2) ∆V = K ∆V

2l I I

(4)

Prospek dan Potensi Air ... Sultan & Agustinus T

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

a. Pengukuran data lapangan di lokasi dibuat sebanyak 4 titik sounding dengan panjang bentangan berturut-turut 600 meter ( 2 x 300 meter). (sesuai tabel data pengukuran di lapangan).

b. Konfigurasi elektroda yang dipergunakan dalam pengukuran tiap titik sounding adalah konfigurasi Schlumberger

Pengolahan Data

Pengolahan Data dilakukan di Laboratorium Geofisika Jurusan Teknik Geologi Universitas Hasanuddin dengan melakukan pengolahan dan analisa dari keseluruhan data yang didapatkan di lapangan yang berasal dari lokasi penelitian. Prosedur pengolahan data geolistrik resistivity di daerah penelitian ini adalah meliputi:

a. Data yang diperoleh dari pengukuran berupa harga besar arus (I) dan beda potensial (V) titik pengamatan.

b. Harga resistivitas semu dihitung dari faktor konfigurasi pengukuran dan perbandingan harga beda potensial (V) dan kuat arus (I) pengukuran.

c. Harga resistivitas semu yang telah didapatkan dari perhitungan lapangan dipetakan terhadap kedalaman semu, kemudian program RES2DINV melakukan konturing sehingga diperoleh penampang harga resistivitas semu terhadap semua kedalaman semu untuk setiap lintasan pengukuran di titik geolistrik tersebut.

d. Penampang resisitivitas semu di atas digunakan untuk menginterpolasi data resisitivitas semu ideal dengan asumsi bahwa perlapisan bawah permukaan antar titik pengukuran saling berhubungan.

e. Hasil interpolasi dijadikan input untuk melakukan pemodelan lapisan resistivitas tanah bawah permukaan dengan bantuan komputer.

f. Pemodelan resistivitas bawah permukaan dilakukan dengan menggunakan inversi metode sehingga untuk setiap lintasan akan diperoleh penampang model perlapisan resistivitas listrik bawah permukaan.

g. Penampang ini ditafsirkan untuk memprediksi kondisi saturasi pada masing-masing lapisan, sehingga diperoleh gambaran kondisi air tanah bawah permukaan di sepanjang lintasan pengukuran.

h. Setelah itu ditentukan lokasi rekomensasi pemboran eksplorasi air tanah di daerah tersebut dengan kedalaman maksimum pemboran.

Foto 1. Peralatan Geolistrik beserta kelengkapannya

Gambar 1. Peta Lokasi pengukuran prospek dan potensi air tanah dengan metode geolistrik di Daerah Lapangan Golf Baddoka, Kota Makassar.

(5)

PRO S ID IN G 20 1 1© HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

HASIL DAN BAHASAN

Lokasi penelitian untuk melihat prospek dan potensi air tanah di Daerah Lapangan Golf Baddoka Jalan Batara Bira, Sudiang, Kota Makassar sebanyak empat titik duga geolistrik, yaitu titik pengukuran GL-01, GL-02, GL- 03 dan titik GL-04. Pelaksanaan pengukuran geolistrik ini dilakukan dari tanggal 12 – 25 Juli 2011. Untuk lebih jelasnya lokasi pengukuran pendugaan geolistrik dapat dilihat pada Peta Tunjuk Lokasi penelitian secara umum pada Gambar 1 di atas.

Kondisi Geologi Regional Daerah Baddoka

Berdasarkan Peta Geologi Bersistem Indonesia skala 1:250.000 daerah penelitian berada pada formasi batuan, Formasi Tonasa, Formasa Camba dan alluvial.

Formasi Camba (Tmc) yaitu terdiri dari batuan sedimen laut berselingan dengan batuan gunung api, batupasir tufaan berselingan dengan tufa, batupasir dan batulempung; bersisipan napal, batugamping, konglomerat dan breksi gunung api, dan batubara. Warna dari putih, coklat, merah, kelabu muda sampai kehitaman, umumnya mengeras kuat; berlapis-lapis dengan tebal antara 4 – 100 cm. Tufa berbutir halus hingga lapili. Tufa lempungan berwarna merah mengandung banyak mineral biotit. Konglomerat dan breksinya terutama berkomponen andesit dan basal dengan ukuran antara 2 – 30 cm. Batugamping pasiran mengandung koral dan moluska; batulempung kelabu tua dan napal mengandung fosil foram kecil; sisipan batubara setebal 40 cm.

Formasi Tonasa (Temt) terdiri dari batugamping koral pejal, sebagian terhamblurkan, berwarna putih–kelabu muda; batugamping bioklastika dan kalkarenit, berwarna putih, coklat muda dan kelabu muda, sebagian berlapis baik, berselingan dengan napal globigerina tufaan; bagian bawahnya mengandung batugamping berbitumen, setempat bersisipan breksi batugamping dan batugamping pasiran.

Endapan Alluvium (Qac) terdiri dari material yang berukuran lempung, lanau, lumpur, pasir dan kerikil yang berasal dari sungai, danau dan pantai.

Kondisi Stratigrafi Daerah Penelitian

Satuan batuan termuda berdasarkan Geologi Lembar Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai adalah endapan alluvium, rawa dan pantai. Dibawahnya adalah batuan gunung api dari Formasi Camba (Tmc), sedangkan batuan tertua adalah batuan sedimen flysch kapur atas yang dipetakan sebagai formasi Marada (Km). Batuan gunung api Camba tersusun atas konglomerat, lava, breksi dan tufa.

Kondisi geologi lokal daerah penelitian berdasarkan pengamatan lapangan adalah tufa yang berukuran butir lempung – pasiran dan sebagian berukuran lapili. Dibeberapa tempat tersingkap baik dengan orientasi kedudukan jurus lapisan batuan tufa relatif Timur – Barat dengan kemiringan relatif ke arah selatan sekitar (10 – 15)0.

Kondisi Hidrogeologi Kota Makassar

Berdasarkan kelulusannya, batugamping karst dari Bantimurung dan Hilahila, endapan volkanik Kuarter serta endapan alluvium merupakan akifer yang penting di daerah ini. Dengan memperhatikan morfologi serta keterdapatan air tanahnya, tatanan hidrogeologi Daerah Kota Makassar dapat termasuk dalam mendala air tanah dataran pantai, menempati satu daerah luas di pantai barat antara Maros di utara dan Takalar di selatan serta Kota Makassar di tengah.

Endapan alluvium bertindak sebagai akifer, umumnya terdiri dari pasir maupun bahan pasiran, namun, sehubungan dengan kelulusannya yang sedang akifer tersebut dapat digolongkan akifer dengan produktivitas sedang atau setempat produktif. Kedalaman akifer secara umumnya lebih dalam dari 50 meter, bidang phreatik atau pisometrinya dekat dengan muka tanah sekitar 5 - 12 meter di bawah muka tanah.

Dari pengamatan sumur penduduk banyak ditemukan bahwa kedalaman sumur penduduk rata-rata di sekitar lokasi penelitian 7 – 20 meter dengan muka air berkisar antara 5 – 17 meter. Pada umumnya dasar sumur tersebut adalah lapisan batuan dengan ukuran butir pasir lempungan. Berdasarkan Peta Hidrogeologi Indonesia berskala 1:250.000, secara umum lapisan akifer daerah ini berupa batuan tufa pasiran - lapili pada kedalaman 70 – 150 meter dan sebagian berupa akuifer tanah bebas aluvium.

(6)

Prospek dan Potensi Air ... Sultan & Agustinus T

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Hasil Interpretasi Geolistrik

Data Pengukuran geolistrik dituangkan dalam bentuk Tabel dan Kurva nilai resistivitas tanah bawah permukaan seperti pada lampiran 1. Panjang lintasan pengukuran geolistrik adalah 2 x 300 m (600 meter) dengan penetrasi kedalaman sekitar 120 meter. Pengolahan data dengan nilai resistivitas menggunakan software “Res2dinv”

yang dituangkan dalam bentuk penampang bawah permukaan.

1. Titik GL-01; lokasinya berada diantara Hole 5 dengan Hole 7 Lapangan Golf Baddoka, titik koordinat 05°

05’ 11,2” S ; 119° 30’ 15,2” E, arah lintasan relatif Timurlaut – Baratdaya (N 600 E), nilai resistivitas semu (ρ) 12,996 – 59,107 Ωm, penampang hasil pendugaan geolistrik sebagai berikut:

• Secara umum dibagi menjadi 4 lapisan, yaitu lapisan atas (permukaan/tanah penutup), lapisan agak keras, lapisan akuifer dan lapisan batuan keras

• Lapisan permukaan; nilai resistivitas sedang (29,4 – 40 Ωm), diinterpretasikan sebagai lapisan permukaan yang mengandung air permukaan tapi masih dipengaruhi oleh kondisi permukaan dan kondisi air yang dikandungnya masih dipengaruhi oleh musim, kedalaman antara 0,00 – 25 meter.

• Lapisan tufa lapili; mengandung air tapi jumlahnya terbatas dengan nilai resistivitas sedang (40 – 60 Ωm), berada pada kedalaman 25 – 60 meter.

• Lapisan batuan volkanik yang lebih halus; mengandung air tawar dan diharapkan sebagai lapisan akuifer dengan nilai resistivitas 40 – 50 Ωm berada pada kedalaman 60 – 120 meter.

• Lapisan batuan volkanik (breksi); kandungan air sudah kurang dan batuannya keras, nilai resistivitas tinggi ( > 100 Ωm), berada pada kedalaman bervariasi mulai dari 70 meter sampai di bawah 100 meter.

2. Titik GL-02: lokasinya berada diantara Hole 6 dan Hole 8 Lapangan Golf Baddoka, titik koordinat 05° 05’

09,9”S ; 119° 30’ 14,7” E, arah lintasan relatif Utara – Selatan (N 1700 E), nilai resistivitas semu (ρ) 16,992–100,432 Ωm, penampang hasil pendugaan geolistrik sebagai berikut:

• Secara umum dibagi menjadi 4 lapisan, yaitu lapisan atas (permukaan/tanah penutup), lapisan agak keras, lensa batuan payau-asin dan lapisan batuan keras.

• Lapisan permukaan; nilai resistivitas lapisan batuan sedang (24,5 – 53,7 Ωm) diinterpretasikan sebagai lapisan permukaan yang mengandung air permukaan tapi masih dipengaruhi oleh kondisi permukaan dan musim dengan variasi kedalaman antara 3,75 – 40 meter.

• Lapisan tufa lapili; mengandung air tapi jumlahnya terbatas dengan nilai resistivitas sedang (50 – 120 Ωm), pada kedalaman sekitar 40 – 120 meter.

• Dibagian tengah didapatkan adanya lensa-lensa yang dapat diinterpretasikan sebagai lapisan batuan yang membawa air payau sampai asin dan berada pada kedalaman antara 60 – 100 meter di bagian tepi titik pendugaan. Nilai resistivitas lapisan ini antara 2,31 – 5,07 Ωm. Namun di bagian tengah lokasi titik pengukuran tidak didapatkan lapisan ini.

• Lapisan batuan volkanik (breksi): kandungan air sudah kurang dan batuannya keras, resistivitas tinggi (>260Ωm), kedalaman bervariasi mulai dari 110 meter.

3. Titik GL-03: lokasinya berada diantara Hole 2 dan Hole 6 Lapangan Golf Baddoka, titik koordinat 05° 05’

10,4”S ; 119° 30’ 13,6” E, arah lintasan relatif Timur – Barat (N 2700 E), nilai resistivitas semu (ρ) 22,608–

222,833 Ωm, penampang hasil pendugaan geolistrik sebagai berikut:

• Panjang lintasan pengukuran 600 meter (2 x 300 m), arah lintasan relatif Timur – Barat (N 2700 E), kedalaman tembus pendugaan sampai sekitar 120 meter dengan rentang resistivitas semu (ρ) antara 22,608 – 222,833 Ωm.

• Secara umum lapisan di bawah permukaan dibagi menjadi 4 bagian lapisan, yaitu lapisan atas (permukaan/tanah penutup), lapisan agak keras, lapisan akuifer dan lapisan batuan keras.

• Lapisan permukaan; nilai resistivitas lapisan batuan sedang (45,7 – 92,4 Ωm) diinterpretasikan sebagai lapisan permukaan yang mengandung air permukaan tapi masih dipengaruhi oleh kondisi permukaan dan musim dengan variasi kedalaman antara 3,75 – 19 meter.

• Lapisan tufa yang mengandung air tetapi masih dipengaruhi oleh kondisi permukaan dan musim dengan nilai resistivitas sedang (11,2 – 22,7 Ωm), berada pada kedalaman sekitar 19 – 70 meter.

• Lapisan batuan volkanik yang lebih kasar dan mengandung air tawar serta diharapkan sebagai lapisan akuifer dengan nilai resistivitas antara 25 – 100 Ωm berada pada kedalaman antara 70 – 110 meter.

• Lapisan batuan volkanik (breksi) yang kandungan air sudah kurang dan batuannya keras, nilai resistivitas yang lebih tinggi ( > 350 Ωm) dan berada pada kedalaman bervariasi mulai dari 110 meter.

(7)

PRO S ID IN G 20 1 1© HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Kenampakan susunan lapisan tanah secara vertikal dan prospek lapisan akuifer yang diharapkan dititik GL-01 dan GL-02 dapat di lihat pada Gambar 2 berikut ini.

Penampang Resistivity Geolistrik Titik GL-01 di Lapangan Golf Baddoka Kota Makassar

Penampang Resistivity Geolistrik Titik GL-02 di Lapangan Golf Baddoka Kota Makassar

Gambar 2. Penampang Resistivity pengukuran pendugaan geolistrik di titik GL-01 dan GL-02 lokasi Lapangan Golf Baddoka, Sudiang Kota Makassar.

Penampang Resistivity Geolistrik Titik GL-03 di Lapangan Golf Baddoka Kota Makassar

Penampang Resistivity Geolistrik Titik GL-04 di Lapangan Golf Baddoka Kota Makassar

Gambar 3. Penampang Resistivity hasil pengukuran geolistrik di titik GL-03 dan GL-04 di Lapangan Golf Baddoka, Sudiang Kota Makassar.

4. Titik GL-04: lokasinya berada diantara Hole 1 dan Hole 2 Lapangan Golf Baddoka, titik koordinat 05° 05’

11,5”S ; 119° 30’ 12,9” E, arah lintasan relatif Timur – Barat (N 2700 E), nilai resistivitas semu (ρ) 18,055–

408,200 Ωm, penampang hasil pendugaan geolistrik sebagai berikut:

(8)

Prospek dan Potensi Air ... Sultan & Agustinus T

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

• Secara umum lapisan bawah permukaan dibagi menjadi 4 bagian lapisan, yaitu lapisan atas (permukaan/tanah penutup), lapisan agak keras, lapisan akuifer dan lapisan batuan yang sangat keras.

• Lapisan permukaan; nilai resistivitas batuan sedang yaitu sebesar 36,8 – 50 Ωm lapisan permukaan yang mengandung air tapi masih dipengaruhi oleh kondisi permukaan dan musim dengan kedalaman antara 3,75 – 20 meter.

• Lapisan tufa; mengandung air tapi jumlahnya terbatas dengan nilai resistivitas sedang (20,6 – 36,8 Ωm) berada pada kedalaman sekitar 20 – 60 meter.

• Lapisan batuan volkanik yang lebih kasar; mengandung air tawar serta diharapkan sebagai lapisan akuifer dengan nilai resistivitas antara 36,8 – 115 Ωm berada pada kedalaman antara 60 – 120 meter.

• Lapisan batuan volkanik (breksi); kandungan air sudah kurang dan batuannya keras ditunjukkan oleh nilai resistivitas yang lebih tinggi ( > 157 Ωm) dan berada pada kedalaman bervariasi mulai dari 110 meter.

Prospek Dan Potensi Air Tanah Di Lapangan Golf Baddoka

Berdasarkan hasil interpretasi penampang resistivity dan penasabahan kondisi geologi lokal dan regional di daerah penelitian maka secara umum kondisi prospek dan potensi air tanah di masing-masing lokasi titik geolistrik adalah sebagai berikut:

Pada lokasi titik GL-01 pengeboran eksplorasi air tanah dapat dilakukan dengan kedalaman sumur bor 120 meter, dimana titik pemboran sebaiknya bergeser sekitar 25 meter ke arah timur dari titik lokasi pengukuran geolistrik GL-01 untuk menghindari adanya lapisan batuan yang sangat keras di bawah titik duga geolistrik.

Pada lokasi titik GL-02 pengeboran eksplorasi air tanah kurang prospek hanya akan menghasilkan debit yang kecil dan masih dipengaruhi oleh musim, namun bisa dilakukan tepat diatas titik GL-02 dengan kedalaman tidak melewati 60 meter untuk menghindari lapisan batuan yang mengandung air payau – asin di lokasi tersebut.

Pada lokasi titik GL-03 pengeboran eksplorasi air tanah dapat dilakukan dengan kedalaman sumur bor 110 meter, dimana titik pemboran sebaiknya tepat di atas titik pengukuran geolistrik sebagai lokasi dengan prospek potensi yang terbaik.

Pada lokasi titik GL-04 pengeboran eksplorasi air tanah dapat dilakukan dengan kedalaman sumur bor 120 meter, dimana titik pemboran sebaiknya tepat di atas titik pengukuran geolistrik sebagai lokasi dengan prospek potensi yang terbaik.

Secara umum lokasi rekomendasi titik pengeboran berdasarkan hasil pendugaan geolistrik untuk ke empat titik pengukuran di Lapangan Golf Baddoka yaitu titik GL-01, GL-02, GL-03 dan titik GL-04 dapat di lihat pada Gambar 4 berikut berupa Peta Tunjuk Lokasi pengukuran Geolistrik dan Titik Rekomendasi Pemboran.

Gambar 4. Peta Lokasi Titik Pengukuran Geolistrik dan titik rekomendasi pemboran eksplorasi di

(9)

PRO S ID IN G 20 1 1© HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

SIMPULAN

Dari hasil penelitian prospek dan potensi air tanah dengan metode geolistrik ydi lokasi Lapangan Golf Baddoka, Sudiang Kota Makassar dapat disimpulkan:

• Semua lokasi titik pengukuran geolistrik mempunyai prospek dan potensi air tanah namun kedalaman lapisan akuifernya bervariasi 60 meter sampai 120 m.

• Lokasi titik Geolistrik GL-01 sebaiknya bergeser sejauh sekitar 25 meter ke arah Timur dari lokasi titik GL-01 dengan kedalaman lubang bor 120 meter.

• Lokasi titik Geolistrik GL-02 tidak direkomendasikan untuk pemboran, namun bila tetap harus ada sumur bor, maka kondisi terbaik untuk titik bor di daerah tersebut harus tepat berada di atas titik GL-02 dengan kedalaman 60 meter, untuk menghindari adanya lensa air payau sampai asin di daerah ini.

• Lokasi titik Geolistrik GL-03 sebaiknya tepat berada di atas lokasi titik tersebut dengan kedalaman lubang sumur bor 110 meter.

• Lokasi titik Geolistrik GL-04 sebaiknya tepat berada di atas lokasi tersebut dengan kedalaman lubang sumur bor 120 meter.

DAFTAR PUSTAKA

Foth, H.D., 1988, "Dasar-Dasar Ilmu Tanah", Edisi ketujuh, Gadjah Mada Press, Yogyakarta.

HAGI, 2010, Seminar PIT HAGI , Pertemuan Ilmiah Tahunan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia, Bandung.

IAGI, 2010, Seminar PIT IAGI, Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Jakarta.

Puradimaja D.J, dan Irawan D.E., 2002, Pola Pengembangan dan Penguasaan Air Bersih di Sulawesi, Seminar Seperempat Abad Pendidikan Geologi UNHAS, Makassar.

Rauf Abdul., 2001, Pengelolaan Air Tanah Berwawasan Lingkungan di Pulau-Pulau Kecil, IPB, Bogor.

Sukamto Rab & Supriatna, S., 1982, "Geologi Lembar Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai, Sulawesi", Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. P3G Bandung.

Tjahjadi, B., 1984,11 Peta Hidrogeologi Indonesia skala 1:250.00011, Lembar 2011 Pangkajene dan 2111 Watampone Sulawesi, Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Bandung.

Vingoe. P, 1972, Hubungan Nilai Tahanan Jenis Dan Jenis Batuan.

(10)

Prospek dan Potensi Air ... Sultan & Agustinus T

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Gambar

Gambar 1. Aturan Elektroda dengan metode schlumberger  Untuk nilai resistivitas dapat ditulis :
Tabel 1. Besar tahanan jenis dari berbagai macam air dan batuan (Astier, 1971)
Foto 1.  Peralatan Geolistrik beserta kelengkapannya
Gambar 2.  Penampang Resistivity pengukuran pendugaan geolistrik di titik GL-01 dan GL-02 lokasi Lapangan Golf  Baddoka, Sudiang Kota Makassar
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis pengolahan data metode tahanan jenis dapat disimpulkan bahwa potensi airtanah berada pada kedalaman antara 30 m hingga 90 m di

Tahap selanjutnya adalah desain lokasi penelitian yang telah dilakukan pengambilan data untuk melihat struktur bawah permukaan secara 2-D dengan menggunakan metode

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi air tanah pada akuifer dalam (tertekan) di Wilayah Pesisir Kangkung, Kabupaten Kendal yang diharapkan dapat

ANALISIS POTENSI LONGSORAN TANAH AKIBAT ZONA JENUH AIR MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS DI DAERAH PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pendugaan keberadaan potensi airtanah pada daerah penelitian menggunakan geofisika dengan metode Geolistrik 2D konfigurasi Pole-Dipole untuk pendugaan keberadaan akuifer di

Berdasarkan hasil penelitian di daerah Agrotechno Park , wilayah 1 merupakan wilayah yang memiliki potesi air tanah rendah dengan nilai resistivitas antara 100-500 Ohm.m

Lapisan tanah di lokasi pengukuran dengan nilai resistivitas antara 0,702-2,68 ohm-m dan 2,68-10,2 ohm-m diinterpretasikan sebagai lapisan pasir dan kerikil terendam air

Volume dari potensi air tanah dapat diketahui dengan cara mengalikan tebal akuifer dengan luas area terbuka pada suatu daerah dan dapat dirumuskan sebagai berikut: P=Luas area terbuka