• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Tawangmangu merupakan daerah wisata yang berpotensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Tawangmangu merupakan daerah wisata yang berpotensi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.1.1 Tawangmangu merupakan daerah wisata yang berpotensi

Gambar 1. 1 Titik-titik potensi wisata di Twangmangu

sumber: Data Peta digital RBI Kabupaten Karanganyar dengan penambahan penulis

Pariwisata sekarang ini sudah merupakan suatu tuntutan hidup dalam zaman modern ini. Permintaan orang-orang untuk melakukan perjalanan wisata dari tahun ke tahun terus meningkat. Itu terjadi tidak saja hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga dalam negeri sendiri, yang alam dan seni budayanya sangat menarik.

Karanganyar merupakan salah satu daerah yang mempunyai pegunungan yang berpotesi untuk dikembangkan menjadi daerah pariwisata. Karanganyar juga sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang ibu kotanya terletak sekitar 14 km sebelah timur Kota Surakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sragen di Utara, Kabupaten Ngawi dan Magetan (Jawa Timur) di timur, Kabupaten Wonogiri di selatan, serta Kabupaten Boyolali, kota Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo di barat. Kabupaten Karanganyar memiliki sebuah kecamatan exclave yang terletak diantara Kabupaten Boyolali, Sukoharjo dan Surakarta.

Tawangmangu merupakan daerah tujuan utama pariwisata di Kabupaten Karanganyar. Disana terdapat tempat wisata yang paling terkenal yaitu air terjun Grojokan Sewu, dan menyusul tempat wisata lainnya seperti Pos Cemoro Sewu yang menyajikan pemandangan perbukitan dan hutan cemara yang sejuk. Selain itu terdapat juga Bumi Perkemahan di dengan view sungai mengalir dibawah bukit, dan kebun-kebun buah dan sayur, terdapat kebun buah stroberi, kebun wortel, bawang, tomat, melon dan

(2)

2 masih banyak lagi. Pemandangan alam disekitar jalan Lawu juga tidak kalah menarik untuk dinikmati sambil jalan. Udara dingin dan hamparan bukit hijau tidak akan dirasakan ketika berada di kota.

Selain itu Tawangmangu berbatasan langsung dengan Kabupaten Magetan Jawa Timur dengan tempat wisata yang paling dekat Telaga Sarangan. Jumlah wisatawan di Telaga Sarangan cukup banyak dan meningkat setiap tahunnya. Dan tidak jarang wisatawan dari Tawangmangu akan lanjut ke Telaga Sarangan ataupun sebaliknya.

Sehingga Cemoro Kandang merupakan daerah perbatasan yang pasti dilewati oleh para wisatawan.

1.1.2 Menghidupkan potensi wisata di Cemoro Sewu

Gambar 1. 2 Letak Cemoro Sewu pada peta

sumber: Data Peta digital RBI Kabupaten Karanganyar dengan penambahan penulis

Cemoro Sewu merupakan bagian paling selatan Kecamatan Tawangmangu.

Daerah ini merupakan titik atau pos bagi para pendaki untuk memulai pendakian. Selain itu daerah tersebut merupakan daerah tujuan wisata cukup favorit bagi para keluarga karena pemandangan yang ditawarkan sangat bagus. Namun saat ini belum ada fasilitas akomodasi yang jelas bagi para wisatawan yang ingin menikmati keindahan pemandangan tersebut. Padahal potensi perkebunnan di Cemoro Sewu cukup tinggi dan dapat menjadi objek agrowisata yang sangat menarik. Kebutuhan wisatawan untuk berlibur saat ini hanya berupa warung-warung makan dengan view menghadap perbukitan.

(3)

3 1.1.3 Rencana pemerintah mengembangkan jalan baru

Gambar 1. 3 view jalan Tawangmangu-Magetan sumber: foto penulis

Adanya rencana pemerintah untuk mengembangkan jalan tembus baru Tawangmangu-Sarangan. Juga pemerintah telah merencakan pengembangan potensi perkebunan sebagai tempat wisata.

Pengembangan jalan baru ini telah dilakukan pemerintah dalam upaya meningkatkan potensi pariwisata. Pemandangan pada jalan baru tersebut sangat luar biasa dimana wisatawan dimanjakan dengan view hijaunya bukit-bukit yang indah.

1.1.4 Resor keluarga sebagai objek wisata baru

Gambar 1. 4 resor keluarga sumber: penulis

Seiring berkembangnya waktu, jumlah wisatawan yang mengunjungi Tawangmangu, Telaga Sarangan dan Cemoro Sewu akan meningkat. Dan kebutuhan akan fasilitas akomodasi akan meningkat pula. Perancangan resor di Cemoro Sewu sendiri akan berpotensi tinggi. Resor merupakan alternatif fasilitas wisata baru dengan

(4)

4 menawarkan tidak hanya pemandangan namun juga pengalaman wisatawan untuk lebih dekat dengan alam sekitar.

Oleh sebab itu untuk menikmati suasana pegunungan, pedesaan dan udara yang sejuk banyak dibangun hotel, villa atau resor di Tawangmangu yang menyediakan fasilitas akomodasi bagi para wisatawan. Hotel di daerah Tawangmangu memiliki rate yang beragam dari murah sampai yang sedang. Namun kebanyakan hotel tersebut hanya menyediakan fasilitas sangat sederhana dengan pasar wisatawan berupa keluarga sederhana atau rombongan besar. Biasanya keluarga kecil sederhana yang ingin memanjakan diri dari rutinitas dari kota terdekat seperti Solo dan sekitarnya. Atau rombongan atau grup kecil atau besar yang sedang ada kegiatan seperti liburan, outbond, retret, acara dinas, acara sekolah dsb.

Belum ada hotel atau resor yang menyediakan fasilitas penuh untuk menikmati keindahan alam Tawangmangu, seperti fasilitas untuk wisatawan yang ingin escape dari rutinitas pekerjaan di kota besar, para honeymooners, keluarga yang membutuhkan rekreasi yang berbeda dan tidak mainstream, group tertentu yang ingin memanjakan diri dengan suasana pedesaan dan menikmati fasilitas mewah. Letak tawangmangu dekat dengan kota-kota besar. Yang paling dekat dan yang paling besar sedang berkembang adalah Kota Solo. Kota Solo adalah kota yang sedang berkembang menuju kota besar.

Disana makin banyak warga pendatang dari daerah-daerah tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana merancang sebuah resor keluarga dengan fasilitas rekreasi dan relaksasi untuk anggota keluarga.

 Bagiamana merancang sebuah resor keluarga di daerah lereng gunung yang berkontur yang dapat berintegrasi dengan tapak tanpa merusak alam sekitar.

1.3 Tujuan dan sasaran Tujuan penulisan

 Menciptakan resor sebagai untuk menunjang potensi pariwisata di Tawangmangu.

 Menciptakan resor yang berintegrasi dengan tapak organik perkebunan di Cemoro Kandang.

 Menciptakan bangunan resor dengan prinsip-prinsip arsitektur organik.

(5)

5 Sasaran

 Menciptakan dan memperkenalkan potensi alam Tawangmangu berkonsep agrowisata (perkebunan),

 Memanfaatkan alam dan lingkungan dengan baik sebagai komponen utama perancangan resor yaitu sebagai fasilitas akomodasi , rekreasi dan relaksasi,

 Perancangan resor yang sesuai dengan segmen pasar di Tawangmangu,

 Resor yang terintegrasi baik oleh tapak terpilih sebagai representasi arsitektur organik.

1.4 Lingkup pembahasan

 Pemilihan jenis resor yang tepat pada lokasi, fasilitas, segmen pasar serta arsitektur dan suasananya (yang akan dibahas dalam konsep),

 Organisasi ruang luar, yang mencakup proses pemilihan tapak, aksesibilitas, pembagian zonasi, fungsi, sirkulasi ruang luar, penentuan konsep ruang luar, dan kaitan terhadap tapak.

 Organisasi ruang dalam, yang mencakup konfigurasi ruang, sirkulasi, dan suasana.

 Hubungan ruang dalam dan ruang luar yang berkaitan erat dengan konsep resor yang menyatu dengan alam sekitar.

1.5 Metode penulisan 1.5.1 Observasi Lapangan

Observasi lapangan meliputi studi lokasi perancangan dengan survey langsung ke lokasi, mencari data-data yang terkait dengan proses perancangan. Lalu mencari segala potensi serta masalah yang ada pada site dengan menganalisisnya, sehingga dapat tergambarkan bagaimana kondisi site dan eksisting yang akan terolah.

1.5.1 Studi Literatur

Studi literatur meliputi tinjauan berbagai macam literatur tipologi arsitektur, teori-teori, dan data-data yang terkait dengan pemilihan judul, untuk nantinya dijadikan sebagai acuan analisis dan penulisan.

1.5.2 Studi Kasus

Studi kasus meliputi tinjauan dari berbagai macam contoh kasus-kasus yang dibandingkan dan dipelajari untuk dijadikan bahan acuan dalam perancangan konsep.

(6)

6 1.5.3 Analisis

Memproses segala input data yang masuk dengan mengidentifikasinya, baik data pada observasi lapangan dan studi literatur sebagai materi sintesa penulisan.

1.5.4 Metode Penyimpulan Data

Membuat suatu hasil segala input data penelitian menjadi suatu bentuk output berupa pendekatan konsep beserta konsep desain perancangan arsitektur sesuai dengan pertimbangan dari observasi hingga studi literatur sebelumnya.

1.6 Sistematika Penulisan 1.6.1 Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang penulisan, perumusan masalah arsitektural yang diambil, tujuan dan sasaran penulisan, lingkup penulisan, metodologi penulisan, sistematika penulisan, kerangka pola pikir, serta keaslian penulisan.

1.6.2 Tinjauan Teori Resor

Bab ini berisi tentang kajian teoritis tentang tipologi bangunan yang diambil yaitu pengertian resor, dasar penentu fasilitas, karakteristik, jenis-jenis, prinsip desain, dasar penentu fasilitas, hingga indentifikasi kebutuhan ruang dan pengguna.

1.6.3 Tinjauan Khusus

Bab ini berisi tentang tinjauan arsitektur organik yang meliputi pengertian, pengaruh karya Frank Lloyd Wright, pringsip desain serta studi kasus arsitektur organik dan resor sebagai preseden dan perbandingan yang nantinya akan digunakan sebagai dasar atau landasan dalam perancangan tugas akhir.

1.6.4 Tinjauan Lokasi

Bab ini menjelaskan tentang lokasi site termasuk geografis wilayah, peraturan perundangan mengenai bangunan, lahan, keadaan tanah, serta dan site terpilih dengan analisis mengenai site tersebut dengan terperinci.

1.6.5 Konsep Perancangan

Bab ini akan membahas tentang penentuan fasilitas resor, konsep resor, kebutuhan ruang, hubungan ruang, konfigurasi massa, zonasi, sirkulasi, serta implementasi arsitektur organik.

(7)

7 1.7 Keaslian penulisan

Karya tulis ini disusun dengan mengambil referensi dari beberapa karya tulis terdahulu yang telah membahas mengenai hotel resor, yaitu :

 Village Resor di Desa Nglanggeran Gunung Kidul Yogyakarta Penekanan Intimacy Space dengan Blurring Boundaries (Adi Saputra Hutabarat, 2012)

 Perancangan Hotel Resor di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah Dengan Pendekatan Arsitektur Hijau (Dewi, 2012)

 Resor Hotel Di Magelang Dengan Penekanan Tactile Architecture (Muhammad Fadlil Anugrah, 2013)

Secara garis besar tipologi bangunan yang digunakan hampir serupa dengan karya-karya tulis diatas, namun perbedaan terletak pada pendekatan dan lokasi yang digunakan

(8)

8 1.8 Kerangka pola pikir

KERANGKA BERPIKIR

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BANGUNAN TIPOLOGI

ANALISIS TAPAK

KONSEP

BAB 1 BAB 2 BAB 3

BAB 4

BAB 5

Gambar

Gambar 1. 1  Titik-titik potensi wisata di Twangmangu
Gambar 1. 3 view jalan Tawangmangu-Magetan  sumber: foto penulis

Referensi

Dokumen terkait

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap hasil belajar matematika

Untuk menentukan adanya perbedaan antar perlakuan digunakan uji F, selanjutnya beda nyata antar sampel ditentukan dengan Duncan’s Multiples Range Test (DMRT).

Berdasarkan hasil observasi, perilaku berbahaya yang sering dilakukan oleh pekerja bagian produksi di Jatindo Ukir adalah melakukan pekerjaan tanpa menggunakan APD

Setelah mendampingi Masinis II memeriksa kondisi permesinan yang beroperasi dan selanjutnya masuk ke ruang kontrol mesin, Juru Minyak Jaga dan Cadet Mesin selanjutnya keluar

“Enhance Learning Based on Psychological Indexes and Individual Preferences for a Physics Course Using An Adaptive Hypermedia Learning

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu data analog gelombang otak dapat digunakan sebagai perintah untuk menghidupkan atau

dengan menggunakan Unity 3D ini tidak hanya mudah dalam menggunakan atau mengerjakan suatu pekerjaaan, tetapi aplikasi Unity 3D ini juga dapat bekerja dengan aplikasi lainnya