Diajeng Permata Inggar Jati (5209100111) Pembimbing : Erma Suryani, S.T., M.T., Ph.D.
PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS KETERSEDIAAN BERAS
(STUDI KASUS : DIVRE JAWA TIMUR)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan beras di Jawa Timur baik beras miskin (raskin) maupun beras umum yang beredar di pasaran dengan menggunakan pembagian wilayah dari Bulog Divre Jatim yaitu 13 Sub Divre). Ketersediaan beras di dalam penelitian ini ditandai dengan rasio pemenuhan beras umum dan raskin.
Pemilihan pendekatan sistem dinamik didasarkan pada pertimbangan bahwa hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan beras bersifat non-linier. Hasilnya adalah sebuah model sistem dinamik ketersediaan beras pada Divre Jawa Timur beserta skenario kebijakan untuk meningkatkan ketersediaan beras di Sub Divre yang mengalami defisit yaitu Sub Divre 1, 7 dan 12.
Kata Kunci: Sistem Dinamik, Ketersediaan Beras
Rumusan Masalah
Permasalahan yang dihadapi dalam tugas akhir ini antara lain:
1. Bagaimana menganalisis ketersediaan pasokan dalam memenuhi permintaan beras miskin
(raskin) dan beras umum pada Divre Jawa Timur.
2. Bagaimana meningkatkan rasio pemenuhan
gabungan antara beras umum dan beras miskin (raskin) dari masing-masing Sub Divre yang
mengalami defisit/kekurangan melalui
pembuatan skenario kebijakan.
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Bagian yang diselesaikan dengan sistem dinamik adalah sebatas analisis ketersediaan beras dengan melihat rasio pemenuhan gabungan antara beras umum dan beras
miskin (raskin) pada masing-masing Sub Divre di dalam Divre Jawa Timur.
2. Kualitas beras diasumsikan homogen dan pengadaan raskin diasumsikan tidak ada tambahan dari program- program seperti on farm dan OP.
3. Variabel Impor beras dari luar daerah dan ekspor beras ke luar daerah tidak diikutsertakan.
Tujuan Tugas Akhir
Tujuan tugas akhir adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan model sistem dinamik untuk
menganalisa ketersediaan beras pada Divre Jawa Timur dalam mencukupi kebutuhan tanpa mengimpor dari luar daerah.
2. Membuat skenario kebijakan untuk meningkatkan
gabungan antara beras umum dan beras miskin (raskin) pada Sub Divre yang kekurangan/defisit tanpa
mengimpor dari luar daerah.
Faktor-faktor yang Mempe-
ngaruhi Produktivitas Tanaman Padi
a) Curah hujan
Curah hujan yang baik untuk padi adalah 200mm per bulan atau 1500-2000 mm per tahun ( Dinas Pertanian Jawa Timur,2010) Jika terlalu rendah akan mengurangi kesuburan tanaman, sedangkan jika terlalu tinggi akan mengakibatkan banjir.
b) Luas puso
Deptan mengklasifikasikan wabah Organisme Penganggu Tanaman Pangan (OPT) menjadi aman, potensial, sporadik, dan endemik. Untuk tanaman pangan padi, OPT utama yang dapat menurunkan produktivitas padi bahkan dapat mengakibatkan puso atau gagal panen adalah tikus, penggerek batang, dan wereng batang coklat. Diantara ketiga OPT tersebut yang paling berbahaya dan sulit dibasmi adalah wereng batang cokelat
Faktor-faktor yang Mem- pengaruhi Produktivitas Tanaman Padi (lanjutan...)
c) Pupuk Urea
• Pemerintah memberikan subsisi untuk beberapa jenis pupuk kimia yaitu : urea, superphos, KCL, Phonska, ZA.
Dari keempat pupuk tersebut, pupuk yang paling banyak dibeli petani dan dosis rekomendasinya paling tinggi untuk tanamapn padi adalah pupuk urea, sehingga di dalam
Tugas Akhir ini hanya dipilih pupuk urea saja untuk dimasukkan ke dalam variabel.
• Dosis rekomendasi urea untuk tanaman padi adalah 200 kg. Pemerintah menghitung kebutuhan pupuk dengan
rumus luas panen kabupaten/kota tertentu dikali dengan dosis rekomendasi. Efek dari pemberian subsidi pupuk berbeda-beda di masing-masing daerah.
Tugas Bulog
Sumber : Workshop Bulog (2012) ,Surabaya
Tugas Bulog (lanjutan..)
Sumber : Workshop Bulog (2012) ,Surabaya
Perbandingan Perkem-bangan
bangan HA dan HPP (untuk GKP)
Sumber : Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. (2013). Perkembangan Harga Beberapa Komoditi Pertanian
Persebaran Hasil Produksi
Menurut Bulog Jawa Timur dan Hasil Workshop Bulog:
• 30 % disimpan petani
• 5%-15% diserap Bulog
• Sisanya dijual ke pasar
Tahapan Pengerjaan
1. Studi Literatur
2. Identifikasi Masalah 3. Pengumpulan Data
4. Pembuatan Causal Loop Diagram
5. Penentuan parameter dan
perumusan, termasuk dengan analisis regresi (untuk
produktivitas)
6. Verifikasi dan Validasi
Tahapan Pengerjaan (lanjutan..)
8. Pembutan Skenario dan Analisis Hasil serta kesimpulan
9. Penyusunan Buku Tugas Akhir
Causal Loop Diagram
Populasi Kabupaten 1 Laju
Kelahiran 1 Luas panen padi
kab 1
Laju Kematian 1 Luas sawah padi
kab 1 Pembukaan sawah
padi kab 1 alih fungsi sawah
padi kab 1
+ +
+
+ +
-
-
+ -
- -
+
Populasi Kabupaten n Laju
Kelahiran n Laju
Kematian n +
+
-
+ +
- produktivitas
kab 1
produksi padi kab 1
Luas panen padi kab n
Luas sawah padi kab n Pembukaan sawah
padi kab n
alih fungsi sawah padi kab n
+ +
- + -
- produktivitas
kab n
produksi padi kab n lack of supply
kabupaten 1
lack of supply kab n intensifikasi
+ +
+ +
Populasi Kabupaten 1 0 Laju Kelahiran
1 0 Laju Kematian
1 0 + +
+ -
-
+
Populasi Kabupaten n 0 Laju Kelahiran
n 0 Laju Kematian
n 0 +
+
-
+ +
- SUBRTS
DIVRE 1 permintaan RASKIN
SUB DIVRE 1 permintaan beras
umum sub divre 1
persediaan beras BULOG sub divre1 beras di pasar
umum sub divre 1
rasio pemenuhan RASKIN SUB DIVRE1 persediaan raskin
BULOG DIVRE JATIM
permintaan RASKIN JATIM
permintaan beras umum JATIM
rasio pemenuhan RASKIN JATIM
rasio pemenuhan beras umum JATIM
kebutuhan beras per kapita
kebijakan pengadaan BULOG sub divre 1
rasio pemenuhan beras umum SUB DIVRE 1
skenario distribusi beras umum antar sub
divre
suplly beras umum JATIM skenario distribusi raskin antar sub divre rasio pemenuhan BARU
beras umum sub divre1
rasio pemenuhan BARU RASKIN sub
divre 1
rata-rata curah hujan kab 1
impor JATIM ekstensi
fikasi
produksi padi yang baru kab1
supply baru beras
umum divre1 supply baru raskin sub divre 1
rasio pemenuhan BARU RASKIN JATIM
rasio pemenuhan BARU beras umum
JATIM
rata-rata curah hujan kab n
subsidi pupuk kab n luas puso kab
1 luas puso kab
n subsidi pupuk
kab 1
% penjualan petani ke Bulog
selisih HPP dibanding HA
Model dan Implementasi
1. Memodelkan jumlah penduduk menggunakan rumus pertumbuhan penduduk alami yaitu
kelahiran – kematian.
2. Memodelkan luas lahan sawah menggunakan penambahan sawah - pengurangan sawah (alih fungsi).
3. Memodelkan permintaan beras umum dengan konsumsi beras per kapita per tahun dan
divalidasi dengan data Susenas 2011 bahwa
rata-rata konsumsi beras Jawa Timur adalah
113,48 kg/tahun.
Model dan Implementasi (lanjutan..)
4. Menentukan rumus produktivitas dengan fungsi regresi linear berganda, sebagai berikut:
Y = b + a1*x1 +a2*x2+a
(n)*
(n) Sehingga,produktivitas = intercept + a1 * curah hujan + a2
* luas puso + a3* rasio subsidi pupuk urea 5.Menentukan nilai-nilai konstanta berdasarkan
data.
Verifikasi dan Validasi
Hasil Run Base Model
Setelah dilakukan run base model, Sub Divre yang mengalami defisit ketersediaan beras adalah :
• Sub Divre 1 (Surabaya Utara)
• Sub Divre 7 (Malang)
• Sub Divre 12 (Madura)
Pembuatan Skenario Kebijakan
Terdapat tiga skenario kebijakan yang dibuat penulis, yaitu sebagai berikut :
1. Skenario parameter berupa perubahan subsidi pupuk dan IP.
Menurut Dinas Pertanian, salah satu usaha dalam
meningkatkan produktivitas adalah memberikan subsidi pupuk urea dan meningkatkan IP secara bersama-sama (Laporan Tahunan Dinas Pertanian Jawa Timur, 2009).
2. Skenario struktur berupa intensifikasi dengan bantuan bibit unggul.
Menurut (BPS Provinsi Papua Barat, 2013) , bantuan bibit unggul pada tahun 2013 akan meningkatkan produktivitas sebesar 3.51%, sehingga penulis memilih menggunakan asumsi produktivitas meningkat 3.51% setiap tahunnya dari tahun 2012-2020.
Pembuatan Skenario Kebijakan (lanjutan..)
3. Skenario struktur berupa ekstensifikasi lahan rawa.
Berdasarkan data penggunaan lahan bukan sawah (Laporan Tahunan Dinas Pertanian Jawa Timur, 2009,2010,2011) , beberapa Kabupaten/Kota masih memiliki sejumlah hektar lahan rawa yang belum ditanami.
Skenario Parameter
a) Skenario pesimistic
yaitu menggunakan rasio subsidi pupuk urea terendah untuk Kota Surabaya dan Kab Gresik (karena koefisien rasio subsidi pupuk adalah positif); rasio subsidi pupuk urea tertinggi untuk Kab Sidoarjo (karena koefisien rasio subsidi pupuk adalah negatif); IP terendah yang
pernah dicapai Kabupaten/Kota masing-masing.
b) Skenario most likely
yaitu menggunakan rata-rata rasio subsidi pupuk urea dan IP terakhir untuk masing-masing Kabupaten/Kota.
c) Skenario optimistic
yaitu menggunakan rasio subsidi pupuk urea tertinggi untuk Kota Surabaya dan Kab Gresik (karena koefisien rasio subsidi pupuk adalah positif); rasio subsidi pupuk urea terendah untuk Kab Sdiarjo (karena koefisien rasio subsidi pupuk adalah negatif); jumlah RTS digunakan yang tertinggi dari masing-masing Kabupaten/Kota.
Hasil Skenario Parameter Pesimistic
rasio pemenuhan beras umum+raskin Sub Divre 1
0.6
0.45
0.3
0.15
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Time (Year)
"rasio pemenuhan beras umum+raskin Sub Divre 1" : Current
rasio pemenuhan raskin+umum Sub Divre 7
1
0.85
0.7
0.55
0.4
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Time (Year)
"rasio pemenuhan raskin+umum Sub Divre 7" : Current
rasio pemenuhan raskin+umum Sub Divre 12
0.9
0.775
0.65
0.525
0.4
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Time (Year)
"rasio pemenuhan raskin+umum Sub Divre 12" : Current
Hasil Skenario Parameter Most likely
rasio pemenuhan beras umum+raskin Sub Divre 1
0.6
0.45
0.3
0.15
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Time (Year)
"rasio pemenuhan beras umum+raskin Sub Divre 1" : Current
rasio pemenuhan raskin+umum Sub Divre 7
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Time (Year)
"rasio pemenuhan raskin+umum Sub Divre 7" : Current
rasio pemenuhan raskin+umum Sub Divre 12
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Time (Year)
"rasio pemenuhan raskin+umum Sub Divre 12" : Current
Hasil Skenario Parameter Optimistic
rasio pemenuhan beras umum+raskin Sub Divre 1
0.6
0.45
0.3
0.15
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Time (Year)
"rasio pemenuhan beras umum+raskin Sub Divre 1" : Current
rasio pemenuhan raskin+umum Sub Divre 7
2
1.675
1.35
1.025
0.7
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Time (Year)
"rasio pemenuhan raskin+umum Sub Divre 7" : Current
rasio pemenuhan raskin+umum Sub Divre 12 2
1.625
1.25
0.875
0.5
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Time (Year)
"rasio pemenuhan raskin+umum Sub Divre 12" : Current
Pembuatan Skenario Struktur intensifikasi
efek bantuan bibit unggul sebanyak kebutuhan masing-masing=
0,0351...(5.1)
produktivitas baru kab/kota n=
produktivitas kab/kota n + (efek bantuan bibit unggul sebanyak kebutuhan masing*produktivitas kab/kota n)...(5.2)
Pembuatan Skenario
Struktur intensifikasi (lanjutan..)
produktivit as Kab/Kota
1 rasio luas puso
Kab/Kota 1
produktivit as Kab/Kota n rasio luas puso
Kab/Kota n
produksi padi Kab/Kota
1
produksi padi kab gresik intercept
Kab/Kota 1 a2 Kab/Kota 1 a3 Kab/Kota 1
intercept Kab/Kota n a2 Kab/Kota n a3 Kab/Kota n
<Time>
rasio subsidi pupuk urea Kab/Kota 1
rasio subsidi pupuk urea Kab/Kota n lookup rasio
Kab/Kota 1
lookup rasio subsidi pupuk urea Kab/Kota 1
<Time>
lookup rasio luas
puso Kab/Kota n lookup rasio subsidi pupuk urea Kab/Kota n
produksi padi Sub Divre n efek
bantuan bibit unggul
produktivita s baru Kab/Kota 1
produktivit as baru Kab/Kota n
luas panen padi Kab/Kota
1
luas panen padi Kab/Kota
n
Pembuatan Skenario Struktur ekstensifikasi
"tambahan sawah baru Kab/Kota n"=
IF THEN ELSE(Time=12, ("luas lahan sawah (ha) Kab/Kota n"*"rate penambahan sawah Kab/Kota n")+"luas rawa kosong Kab/Kota n"
, ("luas lahan sawah (ha) Kab/Kota n"*"rate penambahan sawah Kab/Kota n"))...(5.3)
Rangkuman Hasil Pemberian Skenario
Sub Divre Tanpa skenario
Parameter most- likely
Struktur- Ekstensifikasi
Struktur- Intensifikasi
1 0.191 0.194
(meningkat 1.5
%)
0.199 (meningkat 4.1%)
0.198 (meningkat 3.66%)
7 1.066 1.069
( meningkat 0.26%)
1.069 (meningkat 0.26%)
1.104 (meningkat 3.4%)
12 0.810 0.810 meningkat
(0 %)
0.816 (meningkat 0.74%)
0.84 (meningkat 3.7%)
Tabel Perbandingan Rasio Pemenuhan Beras Umum + raskin
Kesimpulan
1. Model yang dikembangkan dalam tugas akhir ini telah valid
melalui pengujian means comparison ditunjukkan dengan nilai E1
<5% dan melalui pengujian amplitudo variations comparison ditunjukkan dengan nilai E2 <30% pada luas lahan sawah, luas panen, produksi , produktivitas , permintaan beras umum, pengadaan dan penyaluran raskin.
2. Berdasarkan hasil regresi linear berganda, dampak curah hujan, luas puso, dan rasio subsidi pupuk urea terhadap produktivitas masing-masing Kabupaten/Kota berbeda-beda. Contohnya,
beberapa Kabupaten/Kota tidak dipengaruhi curah hujan secara signifikan, tetapi beberapa Kabupaten/Kota lain sangat
dipengaruhi oleh curah hujan.
3. Sub Divre yang mengalami surplus ketersediaan beras diurutkan dari yang paling tinggi adalah :
Sub Divre 4 (Madiun), 3 (Bojonegoro) , 9 (Banyuwangi), 13
(Ponorogo), 11 (Jember), 2 (Surabaya Selatan), 5 Kediri), dan 8 (Probolinggo).
Kesimpulan (lanjutan...)
4. Sub Divre yang mengalami defisit ketersediaan beras adalah sebagai berikut:
• Sub Drive 1 (Surabaya Utara) karena laju alih fungsi lahan tinggi.
• Sub Divre 7 (Malang) karena permintaan yang selalu sedikit lebih tinggi dibanding pasokan.
• Sub Divre 12 (Madura) karena rendahnya produktivitas di semua Kabupaten/Kota-nya.
Kesimpulan (lanjutan...)
5. Untuk mengatasi defisit di ketiga daerah tersebut telah dilakukan skenario kebijakan dan hasilnya pada tahun 2020 adalah sebagai berikut :
• Sub Divre 1 (Surabaya Utara) paling baik ketika diberikan skenario struktur ekstensifikasi yaitu meningkat sebesar 4.1%
• Sub Divre 7 (Malang ) paling baik ketika dilakukan skenario struktur intensifikasi yaitu meningkat sebesar 3.4%.
• Sub Divre 12 (Madura) paling baik ketika dilakukan skenario struktur intensifikasi yaitu meningkat sebesar 3.7%
6. Departemen Pertanian Jawa Timur sebaiknya memprioritaskan Sub Divre 12 dalam upaya peningkatan produktivitas karena
produktivitas masing-masing Kabupaten/Kota di dalam Sub Divre 12 rata-rata hanya 4 ton/ha, selain itu sebaiknya Pemerintah Jawa Timur menjaga kesesuaian jumlah subsidi pupuk urea dengan kebutuhan di semua Sub Divre yang mengalami defisit ketersediaan beras agar tercapai hasil seperti ketika diberikan skenario parameter optimistik.
Saran
Saran untuk pengembangan selanjutnya dari Tugas Akhir ini : Model sistem dinamik akan lebih baik lagi jika ditambahkan lebih banyak variabel yang mempengaruhi produktivitas contohnya seperti ketinggian tanah, bantuan pestisida ,dan kelembapan udara.