• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mangupura, 7 Maret Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. dr. I Gede Putra Suteja Pembina Utama Muda NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mangupura, 7 Maret Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. dr. I Gede Putra Suteja Pembina Utama Muda NIP"

Copied!
206
0
0

Teks penuh

(1)

(2) Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat asung kerta wara nugraha-Nya Profil Kesehatan Kabupaten Badung tahun 2017 dapat terselesaikan dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Badung tahun 2017 merupakan gambaran nyata tentang kondisi pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Badung tahun 2017 dan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui masalah dan prestasi yang ada selama tahun 2017 sehingga nantinya dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam perencanaan maupun evaluasi terhadap pembangunan kesehatan untuk tahun-tahun berikutnya. Dalam penyusunan profil kesehatan Kabupaten Badung ini menggunakan data yang bersumber dari unit-unit kerja di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. Untuk menjamin akurasi data dilakukan validasi data melalui mekanisme pemutakhiran data. Berbagai hambatan dan masalah dalam kelengkapan data, ketepatan waktu data dan informasi dibahas dan disepakati penyelesaiannya melalui pertemuan rutin lintas program dan lintas sektor. Kami menyadari dalam penyusunan profil ini masih terdapat kelemahan dan kekurangan, untuk itu kami mohon kritik, saran dan masukan dari berbagai pihak demi kesempurnaannya serta terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunannya. Semoga profil ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dalam melaksanakan pembangunan di bidang kesehatan. Mangupura, 7 Maret 2018 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. dr. I Gede Putra Suteja Pembina Utama Muda NIP. 19600407 198710 1 001. i.

(3) Halaman Kata Pengantar …………………………………………………….... i. Daftar Isi …………………………………………………................. ii. Daftar Tabel ………………………………………………............... iv. Daftar Gambar ………………………………………………............ v. BAB I. PENDAHULUAN .................................................. 1. 1.1. Latar Belakang .......................................... 1. 1.2. Tujuan ....................................................... 7. 1.3 1.4. Isi Ringkasan Profil ................................... Sistimatika Penyajian ................................. 7 8. GAMBARAN UMUM ............................................. 10. 2.1 Karakteristik Geografis .................................. 10. 2.2 Potensi Pengembangan Wilayah ..................... 12. 2.3 Karakteristik Demografis ............................... 16. 2.4 Aspek Pendidikan .......................................... 20. 2.5 Aspek Perekonomian ...................................... 20. SITUASI DERAJAT KESEHATAN ....................... 23. 3.1 Mortalitas ...................................................... 23. 3.2 Morbiditas ..................................................... 28. 3.3 Status Gizi ..................................................... 43. SITUASI UPAYA KESEHATAN ............................ 45. 4.1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak .............. 45. 4.2 Pelayanan Kesehatan pada Siswa SD dan. 69. BAB II. BAB III. BAB IV. Setingkat ................................................... 4.3 Pelayanan Imunisasi ..................................... 73. 4.4 Penanganan KLB .......................................... 75. 4.5 Upaya. 76. Kesehatan. gigi. dan Mulut Anak. Sekolah ....................................................... 4.6 Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usia. 77. Lanjut .......................................................... 4.7 Jaminan. Pemeliharaan. Kesehatan. 78 ii.

(4) Masyarakat ……………………………………….. BAB V. BAB VI. 4.8 Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap ...... 79. 4.9 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ...... 83. 4.10 Kesehatan Lingkungan ............................... 86. 4.11 SPM ............................................................. 92. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN ............... 102. 5.1 Sarana Kesehatan .......................................... 102. 5.2 Tenaga Kesehatan .......................................... 104. 5.3 Pembiayaan Kesehatan .................................. 105. PENUTUP ............................................................ 110. 6.1 Kesimpulan ................................................... 110. 6.2 Saran ............................................................ 110. Lampiran : Lampiran I. : Data Profil Kesehatan Tahun 2017. iii.

(5) Halaman Tabel 2.1. Luas Wilayah Masing-Masing Kecamatan. di. Kabupaten Badung ........................................... Tabel 2.2. 11. Sistem Perkotaan Berdasarkan Perwilayahan Pembangunan .................................................... 15. Tabel 3.1. Klasifikasi Penyakit Kusta .................................. 36. Tabel 3.2. Jumlah Kasus AFP Menurut Puskesmas Di Kabupaten Badung Tahun 2017 …………………... Tabel 4.1. Imunisasi Dasar Lengkap di Kabupaten Badung Tahun 2017 ....................................................... Tabel 4.2. 38. Cakupan. PHBS. Tatanan. Rumah. 74. Tnagga. Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2017 ...................................................... Tabel 4.3. Jumlah Rumah Sehat Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2017 ......................... Tabel 4.4. Capaian. Indikator. SPM. Dinas. Sarana. Pelayanan. Kesehatan. Lainnya. Tabel 5.3. 94. Di. Kabupaten Badung Tahun 2014-2017 .............. Tabel 5.2. 89. Kesehatan. Kabupaten Badung Tahun 2016 s/d 2017.......... Tabel 5.1. 84. 103. Jumlah Anggaran Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Badung bersumber APBD Tahun 106 2017................................................................. Realisasi Anggaran Dinas Kesehatan Menurut Program Di Kabupaten Badung Tahun 2017 ...... 107. iv.

(6) Halaman Grafik 2.1. Peta Kabupaten Badung ..................................... Grafik 2.2. Rencana. Sistem. Perkotaan. Berdasarkan. Perwilayah Pelayanan ....................................... Grafik 2.3. Distribusi kelompok. Jumlah umur. dan. Penduduk Jenis. 17. Menurut. Kelamin. di. Kabupaten Badung 2017 .................................. Grafik 2.5. Pertumbuhan. Ekonomi. Kabupaten. 28. Cakupan Pengobatan Penderita TB. Paru di Kabupaten Badung Tahun 2017.......................... Grafik 3.6. 26. Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Badung Tahun 2013-2017 .............................................. Grafik 3.5. 25. Angka Kematian Balita di Kabupaten Badung Tahun 2013-2017 .............................................. Grafik 3.4. 24. Penyebab Kematian Bayi di Kabupaten Badung Tahun 2016 – 2017 ............................................ Grafik 3.3. 22. Angka Kematian Bayi di Kabupaten Badung Tahun 2013 – 2017 ............................................ Grafik 3.2. 21. Indeks Gini Kabupaten Badung, Provinsi Bali dan Nasional Tahun 2013-2017 ......................... Grafik 3.1. 19. Badung. Tahun 2013-2017 ............................................. Grafik 2.7. 18. Kepadatan Penduduk Di Kab. Badung Tahun 2017 .................................................................. Grafik 2.6. 14. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Badung Tahun 2017 ...................... Grafik 2.4. 10. 30. Cakupan Penemuan dan Pengobatan Penderita Pneumonia pada Balita yang Ditemukan dan. Grafik 3.7. Grafik 3.8. Ditangani di Kabupaten Badung Tahun 2017 ..... 31. Distribusi Jumlah Kasus dan kematian Akibat HIV dan AIDS menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Badung Tahun 2017 ......................... 33. Jumlah Target Penemuan Kasus Diare dan Kasus. Diare. yang. ditangani. menurut. puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2017.... 35. v.

(7) Grafik 3.9. Penderita. Demam. Berdarah. Dengue. di. Kabupaten Badung Tahun 2013 – 2017............. Grafik 3.10. Prosentase Balita Gizi Buruk di Kabupaten Badung Tahun 2013 – 2017.............. Grafik 4.1. 44. Cakupan Pelayanan ANC (K4) di Kabupaten Badung Tahun 2013 s/d 2017 ........................... Grafik 4.2. 42. 48. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Kabupaten Badung Tahun 2013 s/d 2017 .................................................................. Grafik 4.3. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Kabupaten Badung Tahun 2017 ........ Grafik 4.4. Cakupan. Pelayanan. Ibu. Nifas. 52. Menurut. Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2017 .. Grafik 4.5. 51. 54. Cakupan Pelayanan Imunisasi TT Ibu Hamil Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2016-2017 .............................................. Grafik 4.6. Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil. Menurut. Puskesmas. di. Kabupaten. Badung Tahun 2017 .......................................... Grafik 4.7. 57. Capaian Ibu Hamil Risti/Komplikasi Obstetri dan. Neonatal. yang. ditangani. Menurut. Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2017 .. Grafik 4.8. 56. 59. Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3) Menurut Puskesmas di Kabupaten Tahun 20162017 .................................................................. Grafik 4.9. Cakupan Pelayanan Bayi Menurut Puskesmas di Kabupaten Tahun 2016-2017 ......................... Grafik 4.10. 61. Cakupan. Pelayanan. 63. Anak Balita Menurut. Puskesmas di Kabupaten Badung tahun 2013 – 2017 ................................................................. Grafik 4.11. Cakupan. Pelayanan. Anak Balita Menurut. Puskesmas di Kab. Badung tahun 2016 – 2017.. Grafik 4.12. Cakupan Cakupan. 66. Pemberian ASI Ekslusif Menurut. Puskesmas di Kabupaten Badung tahun 2017 . Grafik 4.13. 65. 67. KB Aktif Menurut Puskesmas di. Kabupaten Badung tahun 2016 – 2017 .............. 69. vi.

(8) Grafik 4.14. Cakupan Penjaringan Anak Sekolah SD dan setingkat di Kabupaten Badung tahun 2013 – 2017.................................................................. Grafik 4.15. Cakupan. Penjaringan. Siswa. SD. Menurut. Puskesmas di Kabupaten Badung tahun 2017 .. Grafik 4.16. 76. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Puskesmas. di Kabupaten Badung. tahun 2017 …………………………………………….. Grafik 4.18. 72. Cakupan Pemeriksaan Gigi Murid SD Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung tahun 2017 ... Grafik 4.17. 71. 77. Cakupan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga Menurut Indikator di Kabupaten Badung Tahun 2017.......................... Grafik 4.19. Cakupan perilaku hidup bersih dan sehat di Kabupaten Badung Tahun 2013-2017 ................ Grafik 4.20. Cakupan. TTU. Menurut. Puskesmas. Cakupan. TTU. Menurut. Puskesmas. 90. di. Kabupaten Badung tahun 2016 s/d 2017........ Grafik 5.1. 88. di. Kabupaten Badung tahun 2013 s/d 2017........ Grafik 4.23. 87. Cakupan Rumah Sehat Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung tahun 2017........................... Grafik 4.22. 85. Persentase Rumah Sehat Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung tahun 2013 s/d 2017...... Grafik 4.21. 84. 91. Rasio Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Badung Tahun 2017 ....................................................... 104. vii.

(9) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. 1.1 Latar Belakang. K. esehatan sebagai hak asasi manusia secara tegas di amanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945, dinyatakan bahwa setiap orang berhak hidup. sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Di dunia Internasional, konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) tahun 1948 juga menyatakan bahwa Health is a fundamental right, yang mengandung suatu kewajiban untuk. menyehatkan. yang. sakit. dan. mempertahankan. serta. meningkatkan yang sehat. Hal ini melandasi pemikiran bahwa sehat sebagai hak asasi manusia dan sehat sebagai investasi. Pembangunan. kesehatan. merupakan. bagian. integral. pembangunan nasional, yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dengan tercapainya derajat kesehatan maka akan berdampak terhadap pencapaian visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”. Upaya untuk mewujudkan visi tersebut melalui 7 misi pembangunan yaitu: 1. Terwujudnya. keamanan. nasional. yang. mampu. menjaga. kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 1.

(10) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan. masyarakat. maju,. berkesinambungan. dan. demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan. politik. luar. negeri. bebas. dan. aktif. serta. memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta 7. Mewujudkan. masyarakat. yang. berkepribadian. dalam. kebudayaan. Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni: 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara. 2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 2.

(11) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. 6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Kementerian. Kesehatan. mempunyai. peran. dan. berkonstribusi dalam tercapainya seluruh Nawa Cita terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Untuk itu didalam Rencana. Strategis. (Renstra). Kementerian. Kesehatan. Republik. Indonesia tahun 2015-2019 maka dirumuskan tujuan yaitu: 1. meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2. meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan. Tujuan kesehatan. tersebut. didasarkan. menggambarkan pada. paradigma. bahwa. pembangunan. sehat.. Pembangunan. kesehatan akan diarahkan pada peningkatan upaya promotif dan preventif, disamping peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Peningkatan kesehatan masyarakat (public health) dilakukan dengan penekanan untuk hidup sehat, dengan meningkatkan. pencegahan. penyakit,. menular. ataupun. tidak. menular, dengan cara memperbaiki kesehatan lingkungan, gizi, perilaku dan kewaspadaan dini.. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 3.

(12) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Dalam. Rencana. Strategis. (Renstra). Dinas. Kesehatan. Kabupaten Badung tahun 2016-2021, tidak dilengkapi Visi dan misi, namun langsung menjabarkan visi dan misi Bupati/Wakil Bupati terpilih. Adapun Visi Bupati dan Wakil Bupati Badung periode Tahun 2016-2021, yaitu :. Memantapkan Arah Pembangunan Badung Berlandaskan Tri Hita Karana Menuju Masyarakat yang Maju, Damai Dan Sejahtera Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka ditempuh melalui 9 (Sembilan) Misi yaitu : 1) Memperkokoh kerukunan hidup bermasyarakat dalam jalinan keragaman adat, budaya dan agama 2) Memantapkan kualitas pelayanan publik melalui penerapan teknologi informasi dan komunikasi 3) Memantapkan tata kelola pemerintahan dengan menerapkan prinsip good governance dan clean government 4) Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) dalam pengelolaan kependudukan 5) Memperkuat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai pilar ekonomi kerakyatan 6) Mewujudkan. tatanan. kehidupan. bermasyarakat. yang. menjunjung tinggi penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM). | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 4.

(13) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 7) Meningkatkan perlindungan dan pengeloalaan sumber daya alam, lingkungan hidup dan penanggulan bencana 8) Memperkuat daya saing daerah melalui peningkatan mutu sumber daya manusia dan infrastruktur wilayah 9) Memperkuat pembangunan bidang pertanian, perikanan dan kelautan yang bersinergi dengan kepariwisataan berbasis budaya. Dinas Kesehatan sebagai salah satu perangkat daerah mengemban misi yang ke 4 yaitu Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan. dan. Keluarga. Berencana. (KB). dalam. pengelolaan. kependudukan. Dengan rumusan misi keempat dan sesuai tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Badung mengemban misi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas kesehatan di Kabupaten Badung. Dengan memperhatikan isu strategis sesuai tugas. pokok. dan. fungsi. serta. dikaitkan. dengan. dokumen. perencanaan strategis tingkat Nasional, Provinsi Bali dan Kabupaten Badung maka ditetapkan tujuan yang hendak dicapai dari rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Badung pada periode Renstra 2016-2021:. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 5.

(14) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Adapun indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan tersebut yaitu : 1. Menurunnya angka kematian ibu (AKI) dari 96,83 per 100.000 Kelahiran Hidup menjadi 85 per 100.000 Kelahiran Hidup 2. Menurunnya angka kematian balita (AKABA) dari 3,87 per 1000 Kelahiran Hidup menjadi 2,99 per 1000 Kelahiran Hidup 3. Menurunnya persentase Prevalensi kekurangan gizi (under weight) pada anak balita dari 12,5% menjadi 10% 4. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) dari 0,25% menjadi 0,22% Dalam mengimplementasikan Visi dan Misi ini sangat diperlukan adanya program dan kegiatan yang mendukung Visi dan Misi tersebut. Untuk membuat suatu program dan kegiatan yang berkualitas. dan. menyentuh. kebutuhan. masyarakat. maka. data/gambaran kesehatan Kabupaten Badung sangat diperlukan, sehingga setiap tahun terjadi perbaikan/perubahan menuju derajat kesehatan. masyarakat. yang. lebih. baik.. Perubahan–perubahan. tersebut nantinya akan dituangkan dalam profil kesehatan yang selanjutnya akan dijadikan acuan dalam membuat program dan kegiatan selanjutnya. Profil Kesehatan pada intinya berisi berbagai data/informasi yang menggambarkan tingkat pencapaian program pembangunan kesehatan. di. tingkat. Kabupaten/Kota. dalam. penyelenggaraan. Pelayanan Kesehatan. Disamping itu profil juga bermanfaat sebagai bahan untuk perencanaan pembangunan kesehatan di tingkat Kabupaten. Oleh karena itu data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat juga | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 6.

(15) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung sangat dibutuhkan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan, baik pada proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan di Kabupaten Badung. 1.2. Tujuan. 1.2.1 Tujuan Umum Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan mengenai pembangunan kesehatan di kabupaten Badung tahun 2018. 1.2.2 Tujuan Khusus Dengan tersusunnya profil kesehatan ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai : a. Gambaran umum Kabupaten Badung meliputi aspek geografis dan demografis, pendidikan dan perekonomian; b. Situasi derajat kesehatan di Kabupaten Badung; c. Situasi upaya pelayanan kesehatan di Kabupaten Badung; d. Situasi sumber daya kesehatan di Kabupaten Badung e. Tersedianya data dan informasi untuk penyusunan profil kesehatan tingkat provinsi dan nasional. 1.3. Isi Ringkasan Profil Profil. gambaran. Kesehatan analisis. Kabupaten. situasi. Badung. umum. berisi. dan. narasi. lingkungan. dan yang. mempengaruhi kesehatan, situasi sumber daya, situasi upaya kesehatan, situasi derajat kesehatan dan pembiayaan kesehatan. Disamping narasi juga berisi tabel dan grafik untuk sajian distribusi. frekuensi. untuk. menggambarkan. perkembangan/. perbandingan pencapaian program.. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 7.

(16) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 1.4. Sistimatika Penyajian. Bab I. Pendahuluan Bab ini secara ringkas menjelaskan maksud dan tujuan disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Badung. Dalam bab ini juga diuraikan secara ringkas pula isi dan sistimatika dari penyajiannya. Bab II. Gambaran Umum Kabupaten Badung Bab. ini. menyajikan. tentang. gambaran. secara. umum. Kabupaten Badung. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi lainnya, Bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status kesehatan. Bab III. Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang berbagai indikator derajat kesehatan yang mencakup tentang angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat. Bab IV. Situasi Upaya Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi. dasar,. perbaikan. gizi. masyarakat,. pelayanan. kefarmasian dan alat kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam Bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 8.

(17) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung kesehatan. lainnya. yang. diselenggarakan. oleh. Dinas. Kesehatan Kabupaten Badung. Bab V. Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan. Bab VI. Kesimpulan Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting mengenai Profil Kesehatan Kabupaten Badung serta saran-saran untuk perbaikan capaian program kesehatan dan kualitas profil kesehatan pada tahun berikutnya Lampiran Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian Kabupaten Badung dan 81 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsif gender.. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 9.

(18) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. 2.1 Karakteristik Geografis a. Luas Wilayah Kabupaten Badung terletak pada posisi 08o14'17" - 08o50'57" Lintang Selatan dan 115o05'02" - 115o15' 09" Bujur Timur, membentang di tengah-tengah Pulau Bali dengan batas wilayah: Grafik 2.1 Peta Kabupaten Badung. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 10.

(19) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Bagian utara daerah ini merupakan daerah pegunungan yang berudara sejuk, berbatasan dengan Kabupaten Buleleng, sedangkan di bagian selatan merupakan dataran rendah dengan pantai berpasir putih dan berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia. Bagian tengah merupakan daerah persawahan dengan pemandangan yang asri dan indah, berbatasan dengan Kabupaten Gianyar dan Kota Denpasar di sebelah Timur, sedangkan di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tabanan. Secara administratif Kabupaten Badung mempunyai wilayah seluas 418,52 km2 (7,43% luas Pulau Bali) terbagi menjadi 6 (enam) wilayah Kecamatan yang terbentang dari bagian Utara ke Selatan yaitu Kecamatan Petang, Abiansemal, Mengwi, Kuta, Kuta Utara, & Kuta Selatan. Kecamatan Petang memiliki luas terbesar yaitu 115 Km2 dan kecamatan Kuta merupakan kecamatan terkecil dengan luas 17,52 Km2 (lihat Tabel 2.1). Tabel 2.1 Luas Wilayah Masing-Masing Kecamatan di Kabupaten Badung No.. Kecamatan. Luas (Km2). Persentase (%). 101,13. 24,16. 1.. Kuta Selatan. 2.. Kuta. 17,52. 4,19. 3.. Kuta Utara. 33,86. 8,09. 4.. Mengwi. 82,00. 19,59. 5.. Abiansemal. 69,01. 16,49. 6.. Petang. 115,00. 27,48. 418,52. 100. Total. Sumber : Badung Dalam Angka 2017. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 11.

(20) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung b. Keadaan Iklim Seperti halnya Indonesia pada umumnya, Kabupaten Badung merupakan daerah berikilim tropis yang memiliki dua musim yaitu musim kemarau (April- Oktober) dan musim hujan (Nopember Maret), antara lain dipengaruhi oleh adanya arus angin yang melintasi suatu daratan serta banyak tidaknya kandungan uap air, Realisasi curah hujan di bawah normal terjadi pada bulan Januari, Mei, Juni, Juli,. Agustus, Oktober, Nopember dan Desember.. Sedangkan curah hujan di atas normal terjadi pada bulan Pebruari, Maret, April, September dan Oktober. Curah hujan rata-rata pertahun antara 893,4 - 2.702,6 mm. Suhu rata-rata 25 - 30oC dengan Kelembaban udara rata-rata mencapai 79%. Keadaan suhu tertinggi terjadi pada bulan oktober yaitu 31,1 oC, sedangkan suhu terendah terjadi pada bulan juli yaitu 28,4o C. 2.2. Potensi Pengembangan Wilayah Berdasarkan. prasarana. utama. karakter wilayah. geografis. Kabupaten. dan. struktur. Badung,. maka. jaringan wilayah. pelayanan sistem perkotaan dibagi dalam tiga sistem perwilayahan pelayanan perkotaan sebagai berikut : 1. Pelayanan Wilayah Pengembangan (WP) Badung Utara a. cakupan wilayah seluruh Kecamatan Petang b. pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Petang c. fungsi utama Wilayah Pembangunan (WP) Badung Utara adalah konservasi dan pertanian terintegrasi 2. Pelayanan Wilayah Pengembangan (WP) Badung Tengah a. Cakupan wilayah meliputi : 1) Kecamatan Abiansemal. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 12.

(21) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 2) Sebagian Kecamatan Mengwi (Desa Kuwum, Desa Sembung, Desa Sobangan, Desa Werdi Bhuwana, Desa Baha, Desa Penarungan,. Desa. Gulingan,. Desa. Mengwi,. Desa. Mengwitani, Desa Kekeran, Kelurahan Kapal, Kelurahan Lukluk, Kelurahan Sading, Kelurahan Sempidi, Kelurahan Abianbase, Desa Buduk dan Desa Tumbak Bayuh), dan 3) Sebagian. Kuta. Utara. (Desa. Dalung. dan. Kelurahan. Kerobokan Kaja), b. Pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Mangupura, c. Sub pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Blakiuh, dan Kawasan Perkotaan Dalung, d. Fungsi utama pertanian berkelanjutan, ibukota kabupaten dan pusat pelayanan umum skala regional 3. Pelayanan Wilayah Pengembangan (WP) Badung Selatan a. Cakupan wilayah meliputi : 1) Sebagian Kecamatan Mengwi (Desa Pererenan, Desa Munggu dan Desa Cemagi), 2) Sebagian Kecamatan Kuta Utara Tibubeneng,. Kelurahan. (Desa Canggu, Desa. Kerobokan. dan. Kelurahan. Kerobokan Kelod), 3) Kecamatan Kuta, dan 4) Kuta Selatan b. Pusat pelayanan di kawasan perkotaan Kuta c. Sub pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Jimbaran dan Kawasan Perkotaan Kerobokan, dan d. Fungsi utama kepariwisataan serta perdagangan dan jasa skala nasional dan internasional.. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 13.

(22) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Grafik 2.2 Rencana Sistem Perkotaan Berdasarkan Perwilayah Pelayanan. Badung Utara. Badung Tengah. Badung Selatan. Secara. ringkas. potensi. pengembangan. wilayah. Kabupaten. Badung dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini.. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 14.

(23) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tabel 2.2 Sistem Perkotaan Berdasarkan wilayah Pembangunan Sistem Pelayanan Badung Utara. Pusat Pelayanan. Sub Pusat Pelayanan. Petang. Kawasan Perkotaan (Desa/Kelurahan) 1. Petang. Fungsi. -. Badung Tengah. Mangupura. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.. Sempidi Lukluk Mengwitani Mengwi Kapal Abianbase Gulingan Sading Kekeran. -. Blahkiuh. Blakiuh. -. -. Dalung. 1. 2.. Dalung Kerobokan Kaja -. Badung Selatan. Kuta. 1. 2. 3. 4.. Tuban Kuta Legian Seminyak. -. -. Jimbaran. 1. 2.. Kedonganan Jimbaran. -. Pusat kegiatan perdagangan skala kecamatan Pusat pemerintahan skala kecamatan Pusat kesehatan skala kecamatan Pusat pendidikan skala kecamatan Pusat pengembangan kegiatan pertanian dan pengolahan hasil pertanian (agroindustri) Pusat kegiatan transportasi regional Pusat pemerintahan kabupaten Pusat kesehatan skala kabupaten Pusat pendidikan skala kabupaten Pusat pengembangan permukiman Pusat kegiatan industri kecil dan menengah Pusat kegiatan perdagangan hasil-hasil pertanian skala kabupaten Pusat pengembangan kegiatan pertanian Pusat kegiatan transportasi untuk skala kabupaten Pusat pengembangan kegiatan permukiman Pusat pemerintahan skala kecamatan Pusat kesehatan skala kecamatan Pusat pendidikan skala kecamatan Pusat kegiatan industri pendukung pariwisata Pusat kegiatan transportasi udara skala nasional dan internasional Pusat kegiatan pariwisata skala internasional Pusat perekonomian, jasa dan perdagangan pendukung pariwisata Pusat pendidikan skala kabupaten Pusat pemerintahan skala kecamatan . | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 15.

(24) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Sistem Pelayanan. Pusat Pelayanan. Sub Pusat Pelayanan. Kawasan Perkotaan (Desa/Kelurahan) 3. Benoa 4. Tanjung Benoa. Fungsi. -. Kerobokan 1. 2.. Kerobokan Kerobokan Kelod. -. Pusat kegiatan pariwisata internasional Pusat kesehatan skala wilayah Pusat pendidikan skala regional Pusat pengembangan permukiman Pusat pengembangan kegiatan permukiman Pusat pemerintahan skala kecamatan Pusat kesehatan skala kecamatan Pusat pendidikan skala kecamatan Pusat kegiatan industri pendukung pariwisata. Sumber : Hasil Perencanaan Tim Penyusun RTRWK Badung 2.3 Karakteristik Demografi a. Jumlah Penduduk. Sebelum Tahun 1992 wilayah Kabupaten Badung mencakup keseluruhan wilayah Kota Denpasar, yang meliputi Kecamatan Denpasar Selatan, Denpasar. Timur dan Denpasar Barat. Namun,. dengan adanya perubahan status pemerintahan menjadi Kota Administrasi Denpasar pada bulan Pebruari 1992, maka sejak itu pula Kabupaten Badung hanya mencakup Kecamatan Kuta (yang sekarang dimekarkan menjadi 3 kecamatan yakni Kecamatan Kuta Utara, Kuta dan Kuta Selatan), Mengwi, Abiansemal dan Petang. Sedangkan. luas. wilayah. Kabupaten. Badung. juga. mengalami. pengurangan dari semula 520,73 km2 menjadi 418,52 km2. (Data perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah Kabupaten Badung, 2005) Untuk mengetahui jumlah penduduk, selama ini masih bertumpu. pada. hasil. sensus. penduduk. dan. hasil. survey. kependudukan.. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 16.

(25) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Dimana sensus penduduk diadakan setiap 10 tahun sekali, sedangkan survey dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk memperbaiki sistem pencatatan kepedudukan beberapa usaha telah dilaksanakan. diantaranya. mengajukan. data. registrasi. kependudukan dan penyebarannya secara teratur kepada kepala desa/lurah.. Registrasi. kependudukan. ini. dimaksudkan. untuk. mengisi kekurangan hasil sensus yang diadakan paling sedikit 10 tahun sekali (Keppres No. 52 tahun 1997). Keberadaan penduduk dalam suatu daerah merupakan asset pembangunan jika dapat diberdayakan dengan baik dan optimal. Namun di satu sisi penduduk juga dapat menjadi beban bagi daerah terutama bila dikaitkan dengan masalah sosial seperti penyediaan lapangan pekerjaan, pengangguran, kemiskinan, dan masalah sosial lainnya. Berdasarkan data statistik yang ada di Kabupaten Badung, maka jumlah penduduk Kabupaten Badung tahun 2017 seperti Tabel 2.3 berikut. Grafik 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Badung Tahun 2017. Sumber data: Profil Kesehatan Kabupaten Badung | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 17.

(26) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Distribusi penduduk menurut golongan umur di Kabupaten Badung tahun 2017 termasuk kelompok usia muda dimana kelompok usia umur 15-44 tahun yang tertinggi. Tingginya jumlah penduduk kelompok usia produktif akan mempengaruhi terhadap prioritas. pelayanan. kesehatan. terutama. berhubungan. dengan. pelayanan kesehatan reproduksi, keluarga berencana serta penyakitpenyakit yang ditularkan melaui hubungan seksual (penyakit IMS). Adapun distribusi jumlah penduduk menurut kelompok umur sebagai berikut : Grafik 2.4 Distribusi Jumlah Penduduk Menurut kelompok umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Badung 2017. Sumber data : BPS Kabupaten Badung. Sedangkan. rasio. jenis. kelamin. berdasarkan. komposisi. penduduk Kabupaten Badung Tahun 2017 sebesar 101,5 dimana komposisinya lebih banyak penduduk laki-laki. Perkembangan. Rasio. beban. tanggungan. (rasio. jumlah. penduduk golongan umur non produktif dibandingkan dengan | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 18.

(27) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung golongan umur produktif) di Kabupaten Badung tahun tahun 2017 rasio beban tanggungan sebesar 42%. Dengan kondisi masih tingginya angka ketergantungan maka menjadi beban bagi kelompok usia produktif, hal ini akan mempengaruhi terhadap pembiayaan kesehatan. b. Kepadatan Penduduk Dalam pengambilan kebijakan pembangunan, kepadatan penduduk dalam suatu wilayah sangat penting diketahui dan salah satu bahan pertimbangan dalam merencanakan pembangunan wilayah tersebut. Semakin padat suatu wilayah maka semakin besar perhatian. yang. diperlukan. dalam. penyusunan. kebijakan. pembangunan. Jika dikaitkan dengan masalah – masalah sosial, kesehatan dan lingkungan hidup, maka semakin padat suatu wilayah semakin besar kemungkinan terjadinya kerawanan sosial serta dampaknya terhadap lingkungan sekitar. Kepadatan penduduk di Kabupaten Badung dari tahun 2017 seperti Tabel 2.5 berikut : Grafik 2.5 Kepadatan Penduduk di Kabupaten Badung Tahun 2017. Sumber data: Profil Kesehatan Kabupaten Badung. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 19.

(28) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 2.4 Aspek Pendidikan Kemampuan membaca dan menulis (baca tulis) merupakan salah satu keterampilan minimum yang dibutuhkan oleh penduduk untuk dapat menuju hidup sehat dan sejahtera. Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf penduduk untuk dapat menyerap informasi. Persentase penduduk berumur 15 tahun keatas yang buta huruf digunakan kebanyakan negara. berkembang. untuk. memprediksi. tingkat. pendidikan. Badung,. persentase. penduduk pada umumnya. Berdasarkan. Data. BPS. Kabupaten. penduduk umur 15 tahun ke atas yang melek huruf Tahun 2017 di Kabupaten Badung adalah 97,13% dengan distribusi untuk yang laki-laki 99,08% dan perempuan 95,10%. Tahun 2016 disebutkan bahwa persentase penduduk umur 15-24 tahun melek huruf di Kabupaten Badung sebesar 100% dengan prosentase penduduk umur 15-24 tahun yang melek huruf laki-laki adalah 100% sedangkan yang perempuan adalah 100%. 2.5. Aspek Perekonomian Upaya untuk meningkatkan perekonomian di Kabupaten. Badung. telah. meningkatkan. banyak. dilakukan,. salah. satunya. kunjungan. wisatawan,. mendorong. dengan. pertumbuhan. ekonomi dan pembentukan struktur ekonomi Kabupaten Badung. Pertumbuhan tersebut telah berimplikasi pada perluasan lapangan kerja sehingga secara bertahap pengangguran di Kabupaten Badung dapat dikurangi. Adapun pertumbuhan ekonomi Kabupaten Badung periode lima tahunan (2013–2017) dapat disajikan pada grafik 2.6 seperti berikut ini. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 20.

(29) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Grafik 2.6 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Badung Tahun 2013-2017 (Milyar Rupiah). Sumber Data : BPS Kabupaten Badung. Selain. indikator. pertumbuhan. ekonomi,. kualitas. pembangunan di suatu daerah juga dapat diukur dengan gini rasio. Koefisien. Gini. (Gini. Ratio). menjadi. alat. dalam. mengukur. ketidakmerataan atau ketimpangan agregat (secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna). Kisaran nilai indeks gini rasio dari 0 - < 0,35 menunjukkan tingkat ketimpangan yang rendah, kisaran 0,35 - 0,5 menunjukkan tingkat ketimpangan sedang dan kisaran. nilai. indeks. gini. rasio. >. 0,5. menunjukkan. tingkat. ketimpangan tinggi. Perkembangan gini rasio Kabupaten Badung pada tahun 2013 hingga tahun 2017 menunjukkan ketimpangan pendapatan di Kabupaten Badung masih dalam tingkat ketimpangan rendah, namun trennya menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan. Tentu hal ini yang perlu diantisipasi melalui berbagai program | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 21.

(30) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung pembangunan agar tidak bergerak naik menjadi. ketimpangan. sedang atau bahkan tinggi. Perbandingan gini rasio Kabupaten Badung, Provinsi Bali dan nasional tahun 2013 hingga tahun 2017 dapat dilihat pada Grafik 2.7 berikut. Grafik 2.7 Indeks Gini Kabupaten Badung, Provinsi Bali dan Nasional Tahun 2013-2017. Sumber Data : BPS Kabupaten Badung. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 22.

(31) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. D. erajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh multi faktor, dan secara garis besar dipengaruhi faktor. kesehatan. dan. faktor. non. kesehatan.. Faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana. dan. prasarana. kesehatan. sangat. menentukan. derajat. kesehatan masyarakat. Faktor lain diluar kesehatan yang tak kalah penting berperan dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah keadaan sosial ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya (Depkes, 2010). Pada bagian ini derajat kesehatan. masyarakat. Kabupaten. Badung. akan. digambarkan. melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kesakitan beberapa penyakit yang ada di Kabupaten Badung. 3.1. Mortalitas Angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat. tertentu dikenal dengan mortalitas (Depkes, 2010). Mortalitas selain dapat menggambarkan keadaan dan derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah dapat juga digunakan sebagai dasar perencanaan di bidang. kesehatan.. Tingkat. kematian. secara. umum. sangat. berhubungan erat dengan tingkat kesakitan. Sebab-sebab kematian ada yang dapat diketahui secara langsung dan ada pula yang tidak langsung. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat mortalitas dan morbiditas adalah sosial | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 23.

(32) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung ekonomi, pendapatan perkapita, pendidikan, perilaku hidup sehat, lingkungan, upaya kesehatan dan fertilitas..  Angka Kematian Bayi (AKB) Angka kematian. bayi (AKB) adalah. Jumlah kematian. penduduk yang berusia di bawah satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu disuatu. AKB merupakan indikator yang sangat. berguna. untuk. mengetahui. status. kesehatan. anak. khususnya bayi dan dapat mencerminkan tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan secara umum, status kesehatan penduduk secara keseluruhan serta tingkat perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Badung dalam lima tahun terakhir seperti pada grafik di bawah ini. Grafik 3.1 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Badung Tahun 2013 – 2017. Sumber : Bina Kesehatan Keluarga | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 24.

(33) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Angka. Kematian. Bayi. (AKB). di. Kabupaten. Badung. cenderung menurun setiap tahunnya. Hasil pencapaian indikator AKB tahun 2017 sebesar 3 per 1.000 kelahiran hidup lebih rendah. dibandingkan. tahun. 2016. adalah. 3,16. per. 1.000. kelahiran hidup. Realisasi tersebut telah mencapai target dibawah angka Capaian Provinsi Bali sebesar 4,8 per 1.000 KH dan target SDGs sebesar 12 per 1.000 Kelahiran Hidup. Adapun. penyebab. kematian. bayi. pada. tahun. 2017. sebanyak 26 kasus oleh beberpa faktor yaitu: (1) BBLR, (2) Asfiksia. (3). Kelainan. kongenital. (4). Cerna. (5). Pneumonia. selengkapnya seperti pada grafik berikut: Grafik 3.2 Penyebab Kematian Bayi di Kabupaten Badung Tahun 2016-2017. Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 25.

(34) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung.  Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 (lima) tahun dan dinyatakan per 1.000 balita. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak-anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan. Angka. Kematian Balita. (AKABA). di. Kabupaten. Badung. memiliki kecenderungan adanya penurunan angka kematian balita. Hasil capaian angka kematian balita di Kabupaten Badung tahun 2017. sebesar. 3. per. 1.000. Kelahiran. Hidup. lebih. rendah. dibandingkan capaian tahun 2016 sebesar 4,04 per 1.000 Kelahiran Hidup. Hasil capaian angka kematian balita (AKABA) telah mencapai target RPJMD/Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Badung tahun 2017 sebesar 3,74 per 1000 kelahiran hidup. Pencapaian angka kematian balita ini masih dibawah capaian Provinsi Bali sebesar 5,6 per 1.000 kelahiran hidup dan target SDG’s 25 per 1.000 kelahiran hidup. Grafik 3.3 Angka Kematian Balita di Kabupaten Badung Tahun 2013 -2017. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 26.

(35) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Jumlah kematian balita di Kabupaten Badung tahun 2017 sebanyak 29 orang, disebabkan oleh komplikasi beberapa penyakit. Penyebab turunnya angka kematian balita (AKABA) di Kabupaten Badung oleh karena baiknya gizi balita, rendahnya faktor risiko yang mengakibatkan kematian bagi balita, perilaku orang tua dalam pemberian gizi anak cukup baik serta peranan dari petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan..  Angka Kematian Ibu (AKI) Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal pada tahun tertentu dengan penyebab kematian yang terkait gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Indikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait kehamilan. Angka. Kematian. Ibu. Maternal. berguna. untuk. menggambarkan tingkat perilaku hidup sehat, status gizi, kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas. Indikator AKI dipakai untuk mengukur keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. Hasil capaian Angka Kematian Ibu Maternal di Kabupaten Badung tahun 2017 sebesar 57,5 per 100.000 kelahiran hidup lebih tinggi dibandingkan tahun 2016 sebesar 0 per 100.000 kelahiran hidup, tetapi masih rendah dari target RPJMD/Renstra Dinas | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 27.

(36) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Kesehatan Kabupaten Badung tahun 2017. Hasil pencapaian AKI di Kabupaten Badung lebih rendah dari capaian Provinsi Bali yang sebesar 68,6 per 100.000 kelahiran hidup serta target SDGs sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Badung Tahun 2017 seperti pada grafik 3.4 berikut: Grafik 3.4 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Badung Tahun 2013-2017. 3.2 Morbiditas Angka kesakitan baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit disebut morbiditas. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu dan berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 28.

(37) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 3.2.1. Penyakit Menular a. TB Paru Penyakit TB Paru merupakan penyakit re-emerging yang masih terus ditemukan di Provinsi Bali. Secara nasional TB Paru merupakan penyakit tropis yang sangat erat kaitannya dengan kemiskinan. TB Paru merupakan penyakit yang masih tinggi angka kejadiannya bahkan merupakan yang tertinggi ketiga di dunia. SDGs menetapkan penyakit TB Paru sebagai salah satu target penyakit yang harus diturunkan selain HIV AIDS dan Malaria. Dalam program penanggulangan penyakit TB. Paru dikenal tipe. penyakit. TB.. Paru. diantaranya. kasus. baru. dan. kasus. lama/kambuh. Kasus baru adalah Penderita yang belum pernah diobati dengan obat anti tuberkulosis atau sudah pernah menelan OAT kurang dari 1 bln (30 dosis harian) sedangkan kasus lama/kambuh adalah Penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan TB dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif. Cakupan kesembuhan pengobatan penderita TB. Paru (Cure Rate) di Kabupaten Badung sebesar 94,17% serta pengobatan lengkap sebesar 3,14% sehingga Sucses Rate (SR) sebesar 97,31%. Hasil capaian cakupan kesembuhan penderita TB. Paru telah melampaui target sebesar 85%. Distribusi. cakupan. kesembuhan. menurut. puskesmas. menunjukkan puskesmas dengan cakupan cure rate sebesar 100% dicapai Puskesmas Petang I, Petang II, Abansemal I-IV, Mengwi I dan Mengwi II. Hasil capaian pengobatan penderita TB. Paru di Kabupaten Badung tahun 2017 seperti grafik 3.5 berikut: | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 29.

(38) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Grafik 3.5 Cakupan Pengobatan Penderita TB. Paru di Kabupaten Badung Tahun 2017. Sumber: Bidang P2PL Jumlah penderita TB. Paru dengan BTA positif yang diobati sebanyak 223 penderita dimana penderita yang sembuh sebanyak 210 penderita, penderita dengan pengobatan lengkap sebanyak 7 penderita, sedangkan yang meninggal sebanyak 12 orang. Tingginya kematian disebabkan beberapa fator yaitu : parahnya penderita tuberculosis, lambatnya pengobatan serta penemuan penderita yang lambat. b. Pneumonia Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang pernapasan mulai dari hidung hingga alveoli. Penyakit ISPA yang menjadi masalah dan masuk dalam program. penanggulangan. penyakit. adalah. pneumonia. karena. merupakan salah satu penyebab kematian anak. Pneumonia adalah infeksi akut yang menyerang jaringan paru (alveoli).. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 30.

(39) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, virus atau kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi rentan yang terserang pneumonia adalah anak umur < 2 tahun. Penemuan dan tatalaksana kasus adalah salah satu kegiatan program penanggulangan. Cakupan penemuan dan pengobatan penderita pneumonia pada balita di Kabupaten Badung Tahun 2017 sebesar 4,05% atau sebanyak 261 kasus dari target yang ditetapkan sebanyak 6,437 kasus. Hasil capaian ini jauh dibawah target yang ditetapkan sebesar 80%.. Hasil. cakupan. penemuan. dan. pengobatan. penderita. pneumonia pada balita di Kabupaten Badung Tahun 2017 seperti terlihat pada grafik berikut ini. Grafik 3.6 Cakupan Penemuan dan Pengobatan Penderita Pneumonia pada Balita di Kabupaten Badung Tahun 2017. Sumber : Bidang P2PL (data diolah) Jumlah kasus pneumonia di Kabupaten Badung tahun 2017 sebanyak 261 kasus, lebih tinggi daripada kasus yang ditemukan pada tahun 2016 sebanyak 190 kasus. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 31.

(40) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Upaya penanganan kasus pnemonia sesuai program ISPA yaitu pelaksanaan. manajemen. terpadu. balita. sakit. (MTBS). serta. pelaksanaan manajemen terpadu bayi muda (MTBM). Selain upaya tersebut juga dilakukan dengan cara menghilangkan faktor penyebab itu sendiri melalui peningkatan status gizi bayi/balita, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), peningkatan sanitasi lingkungan tempat tinggal serta peningkatan status imunisasi bayi/balita. c. Aquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang system kekebalan tubuh penderitanya sehingga penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah terinfeksi berbagai macam penyakit yang lain. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan sebagai HIV positif. HIV positif dapat diketahui dengan 3 cara yaitu VCT, sero survey dan survey terpadu biologis dan perilaku (STBP). Jumlah kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Badung tahun 2017 sebanyak 412 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 10 orang. Adapun rinciannya meliputi jumlah kasus HIV sebanyak 291 kasus dan jumlah kasus AIDS sebanyak 121 kasus. Jumlah kasus HIV dan AIDS menurut kelompok jenis kelamin menunjukkan bahwa kasus terbanyak pada jenis kelamin laki-laki. Distribusi jumlah kasus HIV dan AIDS serta kematian Akibat AIDS menurut jenis kelamin di Kabupaten Badung Tahun 2017 dapat dilihat pada grafik berikut ini. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 32.

(41) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Grafik 3.7 Distribusi Jumlah Kasus dan kematian Akibat HIV dan AIDS menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Badung Tahun 2017. Sumber : Bidang P2PL (Data diolah) Dari grafik di atas, diketahui. bahwa jumlah kasus HIV dan. kasus AIDS di Kabupaten Badung Tahun 2017 lebih banyak ditemukan pada penderita dengan jenis kelamin laki-laki. d. Penyakit Sifilis Penyakit Sifilis merupakan penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri spiroseta, atau lebih dikenal dengan nama Treponema pallidum. Penularan. biasanya. melalui. kontak. seksual,. tetapi. ada. beberapa contoh lain seperti kontak langsung dan kongenital sifilis penularan. melalui. ibu. ke. anak. dalam. uterus.. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. Sifilis. dapat. 33.

(42) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung menyebabkan efek serius seperti kerusakan sistem saraf, jantung, atau otak serta dapat berakibat fatal sampai menimbulkan kematian. Jumlah kasus baru sifilis yang terlaporkan di Kabupaten Badung Tahun 2017 sebanyak 250 kasus, dengan distribusi menurut jenis kelamin yaitu kasus pada laki-laki sebanyak 248 kasus dan pada perempuan sebanyak 2 kasus. Adapun kelompok umur yang paling banyak kasusnya yaitu kelompok umur 25-49 tahun dengan 174 kasus. e. Diare Diare dapat didefinisikan sebagai kejadian buang air besar berair lebih dari tiga kali namun tidak berdarah dalam 24 jam, bila disertai dengan darah disebut disentri. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan di Kabupaten Badung, karena angka kesakitannya cukup tinggi. Penyakit gastroenteritis lain seperti diare berdarah dan tifus perut klinis juga termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit baik di Puskesmas maupun catatan rawat inap di rumah sakit. Meskipun jumlah kasus diare cukup tinggi, namun angka kematiannya relative rendah.. Serangan. penyakit. yang. bersifat. akut. mendorong. penderitanya untuk segera mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan. Dalam perjalanan alamiahnya sebagian besar penderita sembuh sempurna. Penanggulangan diare di Kabupaten Badung dititikberatkan pada penanganan penderita untuk mencegah kematian dan promosi kesehatan tentang higiene sanitasi dan makanan untuk mencegah KLB. Hasil capaian cakupan penemuan kasus diare di Kabupaten Badung tahun 2017 sebesar 53,6% atau sebanyak 9.315 kasus dari | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 34.

(43) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung target yang ditetapkan sebanyak 17,374 kasus. Hasil capaian pada tahun 2017 lebih tinggi dari capaian tahun 2016 sebesar 47,07%. Cakupan penemuan kasus diare tahun 2017 masih dibawah target yang ditetapkan sebesar 80%. Distribusi capaian cakupan kasus diare menurut puskesmas menunjukkan capaian tertinggi dicapai Puskesmas Abiansemal IV sebesar 137,7% sedangkan capaian terendah Puskesmas Kuta Utara sebesar 10,7%. Capaian cakupan penemuan kasus diare di Kabupaten Badung tahun 2017 seperti grafik berikut : Grafik 3.8 Cakupan Penemuan Kasus Diare menurut puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2017. Sumber : Bidang P2PL Upaya yang dilakukan oleh jajaran kesehatan baik oleh puskesmas. maupun. dinas. kesehatan. adalah. meningkatkan. penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, kaporitisasi air minum dan peningkatan sanitasi lingkungan. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 35.

(44) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung f. Kusta Kusta adalah penyakit menular. yang disebabkan oleh. kuman Mycobacterium leprae yang terutama menyerang saraf tepi, kulit dan organ tubuh lain kecuali susunan saraf pusat. Cara Penularan penyakit kusta yaitu : -. manusia merupakan satu satunya sumber penularan.. -. penularan terjadi dari penderita kusta yang tidak diobati ke orang lain melalui pernafasan atau kontak kulit yang lama. Diagnosis. mempunyai. penyakit. satu atau lebih. kusta. ditegakkan. tanda utama. jika. seseorang. (cardinal sign) kusta. yang ditemukan pada waktu pemeriksaan klinis. Adapun tanda utama penyakit kusta yaitu kelainan kulit yang mati rasa, penebalan syaraf dengan gangguan fungsi syaraf serta pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA) positif. Dari. ketiga. tanda. utama. maka. penyakit. kusta. dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu:. Cardinal Sign. Tabel 3.1. Klasifikasi Penyakit Kusta Kusta tipe PB. Bercak mati rasa Penebalan syaraf dgn gangguan fungsi syaraf Pemeriksaan BTA. Kusta tipe PB. <5. >5. Hanya 1. >1. Negatif. Positif. Strategi global WHO menetapkan indikator eliminasi kusta adalah angka penemuan penderita/ new case detection rate (NCDR). New case detection rate penyakit kusta di Kabupaten Badung pada tahun 2017 sebesar 0,00, sedangkan tahun 2016 sebesar 0,11 per 100.000 penduduk. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 36.

(45) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Indikator yang dipakai dalam menilai keberhasilan program kusta adalah angka proporsi cacat tingkat II (cacat yang dapat dilihat oleh mata). Angka ini dapat dipakai untuk menilai kinerja petugas, bila angka proporsi kecacatan tingkat II tinggi berarti terjadi keterlambatan petugas. penemuan. dan. rendahnya. penderita. akibat. pengetahuan. rendahnya. masyarakat. kinerja tentang. tanda/gejala penyakit kusta. Penyakit Kusta di Kabupaten Badung, Cacat tingkat II tidak diketemukan, ini berarti kinerja petugas cukup baik. Indikator lain yang dipakai menilai keberhasilan program adalah. adanya. mengindikasikan. penderita bahwa. anak masih. diantara terjadi. kasus penularan. baru,. yang. kasus. di. masyarakat. Kasus kusta pada anak di Kabupaten Badung tidak ditemukan. Jumlah penemuan kasus penderita kusta pada tahun 2017 di Kabupaten Badung sebanyak 0 kasus. Berdasarkan hasil capaian tersebut dapat dilihat bahwa kinerja petugas sudah cukup baik dalam melakukan tindakan penemuan dan pencegahan penularan kusta di masyarakat. Sedangkan kasus pada tahun 2016 sebanyak 7 kasus penderita kusta. g. Penemuan dan Penanganan Penyakit Acute Flaccid Paralysis Dalam rangka pelaksanaan eradikasi polio (ERAPO) yaitu menghilangkan kasus polio maka dilakukan kegiatan imunisasi polio secara rutin dan imunisasi secara khusus melalui kegiatan Pekan Imunisasi nasional (PIN), Sub PIN. Upaya pemantauan terhadap kasus polio dilakukan melalui surveilans AFP yaitu pengamatan yang terus-menerus terhadap kasus Acute Flacid Paralysis (AFP) yang terjadi di masyarakat. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 37.

(46) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Acute Flacid Paralysis adalah semua anak berusia kurang dari 15 tahun dengan kelumpuhan yang sifatnya flacid (layuh) terjadi secara akut (mendadak) dan bukan disebabkan oleh rudapaksa. Kasus AFP non polio adalah kasus AFP yang pada pemeriksaan spesimennya tidak ditemukan virus polio liar atau kasus AFP yang ditetapkan oleh tim ahli sebagai kasus AFP non polio dengan kriteria tertentu. AFP rate per 100.000 penduduk <15 tahun adalah jumlah kasus AFP non Polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk <15 tahun pertahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Penemuan kasus AFP pada tahun 2017 di Kabupaten Badung sebanyak 4 kasus dengan AFP Rate sebesar 2,61 per 100.000 penduduk < 15 tahun, sedangkan pada tahun 2016 ditemukan 4 kasus AFP. Menurut hasil pemeriksaan laboratorium, dari 4 kasus yang diperiksa semua menunjukan negatif polio berarti tidak ditemukan virus polio liar). Adapun distribusi kasus AFP sebagai berikut : Tabel 3.2. Jumlah Kasus AFP Menurut Puskesmas Di Kabupaten Badung Tahun 2017. KECAMATAN KUTA UTARA MENGWI Jumlah. PUSKESMAS. JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO). Kuta Utara Mengwi 1 Mengwi 3. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 1 2 1 4. 38.

(47) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung h. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi Untuk mencegah supaya tidak terjadi kasus penyakit ada beberapa langkah yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan imunisasi. Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain: 1. Difteri Difteri. adalah. penyakit. akibat. terjangkit. bakteri. yang. bersumber dari Corynebacterium diphtheriae. Masa inkubasi (saat bakteri masuk ke tubuh sampai gejala muncul) penyakit ini umumnya dua hingga lima hari. Tahun 2017 tidak ditemukan kasus penyakit difteri di Kabupaten Badung. 2. Pertusis Pertusis adalah infeksi saluran pernapasan akut berupa batuk yang sangat berat atau batuk intensif. Nama lain tussis quinta, wooping cough, batuk rejan. Pada tahun 2017 kasus Pertusis tidak ditemukan di Kabupaten Badung. 3. Tetanus Neonatorum Tetanus neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini dapat menginfeksi bayi baru lahir pada saat pemotongan tali pusat tidak dilakukan dengan steril. Pada tahun 2017 di Kabupaten Badung tidak ditemukan kejadian tetanus neonatorum. 4. Campak Penyakit campak adalah penyakit menular disebabkan oleh virus myxovirus viridae meales yang ditularkan melalui droplet penderita.. Adapun. gejala-gejala. penyakit. campak. yaitu:. demam, bercak kemerahan, batuk pilek, conjuctivitis (mata | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 39.

(48) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung merah) selanjutnya timbul ruam pada muka, leher kemudian keseluruh tubuh. Komplikasi penyakit campak : diare hebat, peradangan pada telinga dan pneumonia. Kasus penyakit campak pada balita tahun 2017 sebanyak 71 kasus, tahun 2016 dan tahun 2015 tidak ada kasus sedangkan tahun 2014 sebesar 493 kasus dan tahun 2013 sebanyak 8 kasus. Berbagai upaya yang dilakukan untuk menekan kasus campak melalui pelaksanaan imunisasi campak secara rutin baik di tingkat puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu serta sarana kesehatan lainnya, penyediaan sarana vaksin yang sudah memadai, tenaga yang mencukupi serta kesadaran masyarakat untuk mendapatkan imunisasi campak bagi bayi/balitanya. 5. Polio dan Hepatitis B Kasus polio pada tahun 2017, 2016 dan tahun 2015 tidak ditemukan, sedangkan kasus hepatitis pada tahun 2014 sebanyak 4 kasus. i. Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang ditandai dengan : 1. Panas mendadak berlangsung terus-menerus selama 2–7 hari tanpa sebab yang jelas 2. Tanda-tanda perdarahan (sekurang-kurangnya uji Torniquet positif) 3. Disertai/tanpa pembesaran hati (hepatomegali) 4. Trombositopenia (Trombosit ≤100.000/μl) | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 40.

(49) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 5. Peningkatan hematokrit ≥20% Penderita DBD adalah penderita penyakit yang memenuhi sekurangkurangnya 2 kriteria klinis dan 2 kriteria laboratorium di bawah ini : a. Kriteria Klinis : 1) Panas mendadak 2–7 hari tanpa sebab yang jelas 2) Tanda–tanda perdarahan (minimal uji Torniquet positif) 3) Pembesaran hati 4) Syock b. Kriteria Laboratorium 1) Trombositopenia (Trommbosit ≤100.000/μl) 2) Hematokrit naik ≥20% Atau penderita yang menunjukkan hasil positif pada pemeriksaan HI test atau hasil positif pada pemeriksaan antibodi dengue Rapid Diagnosis Test (RDT) /ELISA. Kabupaten Badung merupakan daerah endemis DBD baik tingkat desanya maupun kecamatan, karena selama tiga tahun berturut – turut selalu dilaporkan adanya kasus DBD. Angka. kesakitan. demam. tahun. 2017. berdarah sebesar. dengue 149,4. per. (DBD). di. Kabupaten. Badung. 100.000. penduduk. sedangkan tahun 2016 sebesar 634,6 per 100.000. penduduk. Angka kesakitan demam berdarah dengue di Kabupaten Badung Tahun 2017 lebih rendah dari target renstra dinas Kesehatan sebesar 275 per 100.000 penduduk serta target nasional sebesar 51 per 100.000 penduduk. Adapun angka kesakitan demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Badung tahun 2013 s/d 2017 seperti grafik 3.9 berikut : | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 41.

(50) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Grafik 3.9 Penderita Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Badung Tahun 2013 – 2017. Jumlah kasus DBD pada tahun 2017 sebanyak 941 kasus sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 3.998 kasus DBD, hal ini menunjukkan kasus DBD pada tahun 2017 lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun 2016. Masih. tingginya. kasus. DBD. di. Kabupaten. Badung. disebabkan oleh beberapa faktor meliputi: (1) Lingkungan: sanitasi lingkungan yang kurang memadai, (2) vektor (nyamuk aedes aegypty): tingkat kepadatan populasi nyamuk aedes aegypty yang tinggi,. dan. (3). Manusia:. kepadatan,. perilaku. dan. migrasi. penduduk serta masih kurangnya peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk. Upaya. penangulangan. penyakit. DBD. di. Kabupaten. Badung diantaranya : Penemuan secara dini dan pengobatan yang. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 42.

(51) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung akurat sehingga tidak terjadi over diagnosis, Fogging sebelum musim penularan maupun fokus, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui program 3 M plus yaitu menguras, menutup dan mengubur plus menabur larvasida, Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Pembentukan kader juru pemantau jentik (jumantik) disetiap banjar dengan jumlah 632 orang di Kabupaten Badung, Lomba PSN serta Peningkatan sanitasi lingkungan serta upaya lainnya seperti: 1) Peningkatan surveilans penyakit dan surveilans vektor, 2) diagnosis dini dan pengobatan dini, 3) peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD. j. Malaria Angka kesakitan malaria untuk Jawa dan Bali diukur dengan Annual Parasite Rate Incidence (API). Pada tahun 2017 ditemukan kasus malaria positif sebanyak 6 orang dengan hasil pemeriksaan laboratorium sedangkan tahun 2016 tidak ditemukan kasus malaria positif, tahun 2015 sebanyak 1 orang dengan hasil pemeriksaan laboratorium. Pada tahun 2013 tidak ditemukan kasus Malaria. Pada tahun 2012 dan tahun 2011 ditemukan kasus penyakit malaria positif sebanyak 2 orang dengan hasil pemeriksaan laboratorium. 3.3 Status gizi Balita adalah anak usia di bawah 5 tahun (anak usia 0 s/d 4 tahun 11 bulan) yang ada di kabupaten/kota. Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-score <-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwasshiorkor dan marasmus-kwashiorkor).. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 43.

(52) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Hasil capaian balita gizi buruk di Kabupaten Badung 2017 sebesar 0,31% sedangkan Tahun 2016 sebesar 0,32%. Hasil capaian ini telah mencapai target yang ditetapkan sebesar 0,4%. Grafik 3.10 Prosentase Balita Gizi Buruk di Kabupaten Badung Tahun 2013 – 2017. Upaya yang dilakukan untuk menangani gizi buruk di Kabupaten Badung meliputi: a. Penimbangan balita secara ketat dengan meningkatkan cakupan D/S (balita ditimbang dibagi seluruh balita) b. Melakukan investigasi terhadap balita yang dicurigai gizi buruk c. Melakukan rujukan kasus gizi buruk d. Pemberian. PMT. kepada. balita. gizi. kurang/buruk. berdasarkan indikator BB/U e. Monitoring dan evaluasi. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 44.

(53) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. U. kegiatan. ntuk. mewujudkan. derajat. setinggi-tingginya. kesehatan. bagi. yang. masyarakat,. diselenggarakan upaya kesehatan dalam bentuk. promotif,. preventif,. kuratif,. dan. rehabilitatif. yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya Pelayanan kesehatan terdiri atas: a. pelayanan. kesehatan. menyembuhkan. perseorangan. penyakit. dan. ditujukan. memulihkan. untuk. kesehatan. perseorangan dan keluarga. b. pelayanan. kesehatan. masyarakat. ditujukan. untuk. memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat Upaya pelayanan kesehatan ditujukan terhadap semua masyarakat baik dalam kondisi sehat maupun sakit. Beberapa upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Kabupaten Badung seperti berikut: 4.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua jenis fasilitas pelayanan kesehatan, dari posyandu, puskesmas, Rumah Sakit | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 45.

(54) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Pemerintah maupun fasilitas pelayanan kesehatan swasta. Adapun pelayanan Kesehatan ibu dan anak meliputi : 4.1.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Kontak Pertama (K1) Pelayanan kesehatan ibu hamil (antenatal care) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil oleh petugas kesehatan pada trimester pertama kehamilan. Setiap ibu hamil berkunjung kesarana kesehatan minimal satu kali pada trimester pertama. Cakupan K1 menggambarkan besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Hasil capaian cakupan kunjungan ibu hamil kontak pertama (K1) di Kabupaten Badung tahun 2017 sebanyak 9.638 ibu hamil dari target sasaran sebanyak 11.329 sehingga persentase cakupan K1. sebesar. 85,07%.. Cakupan. pada. tahun. 2017. mengalami. penurunan dibandingkan cakupan tahun 2016 sebanyak 8.624 ibu hamil dari target sasaran sebanyak 8.714 sehingga persentase cakupan K1 sebesar 99,00%. 4.1.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Kontak Pertama (K4) Kunjungan Ibu Hamil Kontak Pertama (K4) adalahpelayanan kesehatan. yang. diberikan. kepada. ibu. hamil. oleh. petugas. kesehatansesuai dengan standar pelayanan kebidanan minimal 4 kali dengan distribusi pelayanan yang dianjurkan minimal satu kali pada kehamilan trimester I (kontak pertama), minimal satu kali pada trimester II (kontak kedua) dan minimal dua kali pada trimester III (kontak ketiga dan kontak keempat). | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 46.

(55) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Adapun pelayanan antenatal yang sesuai standar meliputi Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, Ukur tekanan darah, Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), Ukur tinggi fundus uteri, Tentukan presentasi janin dan denyut jantung (DJJ), Screening status imunisasi tetanus toksoid, Pemberian tablet besi (minimal 90 tablet selama kehamilan), Temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal atau konseling), Test laboratorium sederhana (Hb, protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC) dan Tatalaksana kasus. Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar pemeriksaan kehamilan. Standar jenis pelayanan dan waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan kesehatan terhadap ibu hamil, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan komplikasi. Cakupan. K4. ditujukan. untuk. mengukur. kemampuan. manajemen program KIA untuk melindungi ibu hamil sehingga kesehatan janin terjamin melalui penyediaan pelayanan antenatal. Hasil pencapaian pelayanan antenatal lengkap (K4) terhadap ibu hamil tahun 2017 sebanyak 8.569 ibu hamil dari total perkiraan ibu hamil yang ditargetkan sebanyak 11.329 ibu hamil sehingga cakupan sebesar 75,64%. Sedangkan untuk tahun 2016 sebanyak 8.164 ibu hamil dari total perkiraan ibu hamil yang ditargetkan sebanyak 8.714 ibu hamil sehingga cakupan sebesar 93,69%. Hasil capian cakupan K4 pada tahun 2017 lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2016. Hasil pencapaian indikator K4 belum mencapai target Nasional sebesar 100%. Hasil pencapaian cakupan K4 selama 5 (lima) tahun seperti berikut :. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 47.

(56) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Grafik 4.1 Cakupan Pelayanan ANC (K4) di Kabupaten Badung Tahun 2013-2017 Cakupan Pelayanan ANC K4) di Kabupaten Badung Tahun 2013-2017 120. Cak. (%). 100 80 60 40 20 0. 2013. 2014. 2015. 2016. 2017. Cak. (%). 93,3. 95,3. 90,36. 93,69. 75,64. Target Nas.. 95,00. 95,00. 95,00. 95,00. 100,00. Berdasarkan grafik pencapaian cakupan K4 selama 5 (lima) tahun (2013-2017) menunjukkan bahwa hasil pencapaian cakupan pelayanan antenatal ibu hamil di. Kabupaten Badung. belum. mencapai target yang ditetapkan secara Nasional sebesar 100%. Upaya-upaya untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan ibu hamil (K4) meliputi : (1) Pelatihan program perencanaan persiapan persalinan dan komplikasi (P4K), (2) Pembuatan. PWS. KIA. oleh. masing-masing. bidan. di. pustu/BKIA/puskesmas, (3) Monitoring dan evaluasi pelaksaan program.. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 48.

(57) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 4.1.3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan proses pelayanan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan. Proses pertolongan persalinan oleh tenaga dengan kompetensi kebidanan akan memastikan pelayanan yang diberikan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Sterilitas. atau. pencegahan. infeksi. dengan. menerapkan. minimal 3 bersih yaitu : bersih tangan penolong, bersih alat pemotong tali pusat, bersih tempat ibu berbaring b. Metode pertolongan persalinan yang sesuai dengan standar pelayanan c. Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah. tenaga. kesehatan. yang. memiliki. kemampuan. klinis. kebidanan sesuai standar. Indikator ini adalah untuk mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan persalinan yang profesional. Upaya meningkatkan. yang cakupan. dilakukan. pemerintah. pertolongan. persalinan. pusat. untuk. oleh. tenaga. kesehatan di fasilitas kesehatan melalui kebijakan yang disebut Jaminan Persalinan (Jampersal). Kebijakan Jaminan Persalinan dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu hamil untuk mendapatkan jaminan persalinan, yang didalamnya. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 49.

(58) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung termasuk pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas termasuk KB pasca persalinan, dan pelayanan bayi baru lahir. Pada. dasarnya. Jaminan. Persalinan. adalah. perluasan. kepesertaan dari Jamkesmas dan tidak hanya mencakup masyarakat miskin saja. Manfaat yang diterima oleh penerima manfaat Jaminan Persalinan terbatas pada pelayanan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB pasca persalinan. Dalam implementasi kebijakan jaminan persalinan maka semua persalinan dilakukan di sarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan baik pemerintah dan swasta. Khusus untuk swasta maka Dinas Kesehatan melakukan kerjasama dengan bidan praktek swasta, klinik swasta. Hasil pencapaian cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih pada tahun 2017 sebesar 80,12% atau jumlah persalinan ibu hamil. sebanyak. 8.664. orang. dari. total. perkiraan. persalinan. sebanyak 10.814 orang. Jika dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 95,73% atau jumlah persalinan ibu hamil sebanyak 7.964 orang dari total perkiraan persalinan sebanyak 8.319 orang. Hasil cakupan persalinan tahun 2017 belum mencapai target Nasional sebesar 100%. Hasil capaian cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih tahun 2013 s/d 2017 seperti berikut :. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 50.

(59) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Grafik 4.2 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Kabupaten Badung Tahun 2013 s/d 2017 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Kabupaten Badung Tahun 2013 s/d 2017. Cak.(%). 120 100 80 60 40 20 0. 2013. 2014. 2015. 2016. 2017. Cak. (%). 95,7. 99,7. 94,24. 95,73. 80,12. Target Nas.. 90,00. 90,00. 90,00. 90,00. 100,00. Target Renstra. 96,6. 96,6. 96,6. 96,6. 100,00. Berdasarkan. grafik. pencapaian. cakupan. pertolongan. persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih selama 5 (lima) tahun menunjukkan bahwa pertolongan persalinan di Kabupaten Badung pada umumnya telah mencapai target yang ditetapkan secara Nasional sebesar 100%. Distribusi hasil cakupan persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Kabupaten Badung menunjukkan puskesmas belum mencapai target Renstra dan nasional sebesar 100%.. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 51.

(60) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Hasil Capaian cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di Kabupaten Badung seperti pada grafik berikut : Grafik 4.3 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Kabupaten Badung Tahun 2017 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Kabupaten Badung Tahun 2017 120. Cak. (%). 100 80 60 40 20 0. Abiansemal Abiansemal Petang Petang I Abiansemal II Abiansemal I II Mengwi Mengwi I Mengwi II Kuta III IKuta Kuta II Selatan Kuta Utara Kab III IV. Cak. (%) 83. 98. 77. 93. 79. 75. 72. 99. 83. 87. 99. 57. 98. 80. Beberapa penyebab masih belum tercapainya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih sesuai target yang telah ditetapkan, meliputi: a. Perkiraan jumlah ibu hamil yang tinggi yang disebabkan jumlah penduduk pendatang meningkat namun angka kelahirannya kecil. b. Belum optimalnya pendataan sasaran riil ibu dengan melibatkan pihak swasta (dokter, bidan, rumah sakit dan klinik) Upaya. yang. dilakukan. untuk. meningkatkan. cakupan. persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih antara lain: a. Memperbaiki perhitungan ibu hamil dengan data proyeksi. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 52.

(61) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung b. Melakukan pertemuan koordinasi dengan pihak swasta mengenai pendataan ibu hamil c. Pembentukan jejaring kerjasama antara dinas kesehatan, rumah sakit, puskesmas dan pihak swasta tentang pelayanan persalinan. d. Pembuatan kantong persalinan e. Pemantapan sistim rujukan dari pelayanan dasar ke pelayanan rujukan/RS. f. Peningkatan kualitas sumber daya manusia g. Pemantapan Dasar. Pelayanan. (PONED). dan. Obsterik Pelayanan. Neonatal Obsterik. Emergensi Neonatal. Emergensi Komprehensif (PONEK) h. Monitoring dan evaluasi 4.1.4 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF3) Pelayanan. kesehatan. ibu. nifas. merupakan. pelayanan. kesehatan sesuai standar yang diberikan pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Pelayanan kunjungan nifas didefinisikan sebagai kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan baik di dalam gedung maupun di luar gedung fasilitas kesehatan (termasuk bidan di desa/ polindes/ poskesdes) dan kunjungan rumah. Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi: 1) pemeriksaan. tekanan. darah,. nadi,. pemeriksaan tinggi fundus uteri; 3). respirasi. dan. suhu;. 2). pemeriksaan lokhia dan. pengeluaran pervagina lainnya; 4) pemeriksaan payudara dan anjuran ASI Ekslusif 6 bulan; 5) pemberian kapsul vitamin A. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 53.

(62) Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 200.000 IU sebanyak dua kali; dan 6) pelayanan KB pasca persalinan Hasil capaian pelayanan ibu nifas tahun 2017 sebesar 76,1% atau jumlah ibu nifas sebanyak 8.226 ibu nifas dari total perkiraan persalinan sebanyak 10.814 orang. Tahun 2016 sebesar 91,6% atau jumlah ibu nifas sebanyak 8.319 ibu nifas dari total perkiraan persalinan sebanyak 8.714 orang, ini berarti mengalami peningkatan sebesar 1,46%. Hasil capaian pelayanan ibu nifas menurut puskesmas seperti grafik dibawah ini. Grafik 4.4 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF3) Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2017 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF3) Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung Tahun 2017 120. Cak. (%). 100 80 60 40 20 0. PetangPetang I Abiansemal II Abiansemal IAbiansemal IIAbiansemal III Mengwi IV Mengwi I Mengwi II III Kuta I KutaKuta II Selatan Kuta UtaraKab. Cak. (%). 79. 98. 68. 94. 83. 76. 70. 97. 83. 72. 98. 58. 93. 76. Sementara target cakupan kunjungan ibu nifas berdasarkan target standar pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan tahun 2017 adalah 100%. Jadi capaian pelayanan ibu nifas Kabupaten Badung belum mencapai target yang ditetapkan.. | Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. 54.

Referensi

Dokumen terkait

Gaya kepemimpinan kepala desa pada Desa Sribantolo dan Margomulyo Disebut Pemimpin demokratis karena kepala Desa Sribantolo dan Margomulyo merupakan pembimbing yang

Merepresentasikan pengetahuan dari seorang pakar ke komputer dalam bentuk kaidah produksi (production rule) yang disimpan dalam basis pengetahuan (knowledge

Pada ekstraksi minyak dan lemak untuk pelarut organik (kloroform dan n- heksana) ketika diteteskan sebanyak dua tetes diatas kertas saring lalu dikeringkan menghasilkan noda

Fungsi utama dari Gedung Apresiasi adalah sebagai gedung pameran karya seni rupa modern dan kontemporer, pada area pameran ini juga dapat terjadi kegiatan jual-beli

16 belum ada klasifikasi sampah baik hasil rumah tangga dan industri sehingga pemilahan yang ada hanya dibiarkan menggunung sehingga tidak sesuai dengan Pasal

Apabila dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari tersebut PIHAK KEDUA tidak dapat melakukan penggantian TENAGA KERJA, maka PIHAK KEDUA wajib segera memberikan

Rumah Sakit menetapkan bahwa $etiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang yang akan dilakukan oleh dokter&#34; dokter gigi terhadap pa$ien haru$ mendapat

Proses hidrasi akan terjadi secara kontinyu di dalam lubang, mengakibatkan terbentuknya mud cake yang tebal dan lengket, kondisi mud cake yang demikian terjadi apabila menemui