• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Sumarini SDN 2 Kedungsigit, Karangan, Trenggalek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Oleh: Sumarini SDN 2 Kedungsigit, Karangan, Trenggalek"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA MATERI PENGOLAHAN DATA DENGAN MENERAPKAN STRATEGI BELAJAR GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SEMESTER II TAHUN 2014/2015 SDN 2

KEDUNGSIGIT KECAMATAN KARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK

Oleh:

Sumarini

SDN 2 Kedungsigit, Karangan, Trenggalek

Abstrak. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika materi pengolahan data dengan menerapkan strategi belajar Group Investigation Pada Siswa Kelas VI SDN 2 Kedungsigit Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Semester II Tahun 2014/2015. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Kedungsigit Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Obyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VI Semester II SDN 2 Kedungsigit Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang kelasnya berjumlah 17 siswa.Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bidang studi matematika materi Pengolahan Data. Berdasarkan pembelajaran yang diterapkan dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa Metode Group Investigation dalam pembelajaran Matematika materi ajar Pengolahan Data dapat meningkatkan prestasi belajar jika dilakukan tindakan dengan urut-urutan: (1) Melakukan Group Investigation dalam menyampaikan materi pokok (pembelajaran) mata pelajaran Matematika, (2) Mengerjakan latihan soal yang ada kaitannya dengan materi pokok yang baru dipelajari. Keberhasilan tindakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh ketuntasan belajar. Kondisi ini dapat terwujud dengan langkah-langkah (1) Menggambar grafik dan tabel secara rapi, berwarna (misalnya dengan menggunakan kapur yang berwarna warni seperti warna biru dan merah) sehingga mudah dipahami oleh siswa, (2) Menjelaskan materi secara runtut kepada siswa, (3) Mengkaitkan pokok bahasan materi baru dengan pokok bahasan materi lama yang telah diberikan, (4) Memberikan soal-soal latihan sesuai dengan materi pokok yang baru diperoleh dan (5) Setiap siswa dituntut untuk mengerjakan soal dipapan tulis. Dari tindakan-tindakan yang diterapkan dengan Metode Group Investigation tampak dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam belajar bidang studi Matematika. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pada siswa Kelas VI SDN 2 Kedungsigit Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek sebelum siklus 68,94 dengan ketuntasan belajar hanya sebesar 35,29%, pada siklus I: 73,06 dengan ketuntasan belajar naik menjadi 82,35% dan siklus II: 84,76 dengan ketuntasan belajar mencapai 100%. Aktifitas siswa dalam pembelajaran juga mengalami peningkatan. Pada siklus I sebesar 60,00% meningkat pada siklus II menjadi 73,75%. Aktifitas guru juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 62,50% meningkat pada siklus II menjadi 72,50%.

Kata kunci: Metode Group Investigation, Prestasi Belajar, Matematika

Matematika muncul karena pikiran-pikiran manusia yang berkaitan dengan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas ialah aritmatika, aljabar, geometri dan analisis (analysiss) dimana arti dari aritmatika men-

cakup antara lain teori bilangan dan statistik, selain itu Matematika adalah ratunya i1mu (matematic is the queen science) maksudnya antara lain ialah bahwa Matematika itu tidak tergantung pada bidang studi lain, misalnya bahasa, dan agar dapat dipahami orang

(2)

dengan tepatkita harus menggunakan simbul dan istilah yang cermat yang disepakati secara bersama. (M.Khafid / Suyati, 2004)

Dari unsur-unsur yang tidak didefini- sikan, unsur-unsur yang didefinisikan aksi- oma atau postulat disusunlah teori-teori atau dalil-dalil yang benar (dapat di buktikan) yang berlaku umum. Dalil-dalil yang diru- muskan itu banyak sekali, jadi Matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang tak didefinisikan keunsur-unsur yang didefi- nisikan, aksioma-aksioma dan dalil-dalil di- mana dalil-dalil itu setelah dibuktikan kebe- narannya, berlaku secara umum. Karena itu Matematika sering disebut ilmu deduktif.

(Suryana, D, 2002)

Bidang studi Matematika menurut pandangan masyarakat salah. Mayoritas me- nganggap pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit, terikat dengan rumus rumus, sehingga banyak siswa yang kurang menyukainya.Matematika memang ilmu yang mengkaji obyek abstrak dan menguta- makan penalaran deduktif. Sifat ilmu mate- matika yang demikian itu tentu saja akan menimbulkan kesulitan bagi anak-anak usia sekolah dasar (SD) yang mempelajari mate- matika. Secara umum kenyataan ini dapat dilihat dari hasil nilai Ujian Akhir Semester (UAS) khsusnya pada mata pelajaran mate- matika. Oleh karena itu berbagai upaya terus dilakukan. Upaya itu antara lain penggunaan metode dan alat peraga yang tepat. Disam- ping itu factor lain yang mempengaruhi keterampilan adalah dari dalam diri siswa maupun luar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat siswa pada bidang studi Matematika akan meningkat jika: (1) siswa memperoleh konsep pokok bahasan Matematika dari gejala yang teramati selama proses belajar mengajar, dan (2) siswa mengetahui manfaat

pokok bahasan Matematika yang dipelajari- nya dalam kehidupan sehari-hari. (Arikunto, Suharsimi. 1991)

Hillgard mengatakan yang dimaksud dengan belajar adalah suatu proses perubah- an kegiatan. Belajar di samping memiliki perubahan juga mengarahkan kegiatan serta menuntut pemusatan perumusan perhatian.

Perubahan yang terjadi jauh lebih dalam karena menyangkut fungsi kejiwaan dan ke- pribadian secara utuh. Dengan kata lain ha- sil dari proses belajar tidak hanya mengha- silkan perubahan tingkah laku, tetapi juga kecakapan, sikap dan perhatian. Sedangkan kematangan juga menghasilkan perubahan tetapi berbeda dengan perubahan yang ter- jadi pada proses belajar (Winkel, 1984: 73).

Gale dan Barline (1998) mengungkap- kan pada prinsipnya untuk membangkitkan motivasi guna peningkatan prestasi belajar siswa perlu adanya keterkaitan materi-mate- ri pelajaran yang akan diajarkan dengan se- suatu yang baru namun hendaknya siswa mempunyai latar belakang pengalaman un- tuk mempelajari materi yang baru itu. Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang baru jika ia mempunyai latar belakang pengetahuan atau pengalaman tentang ma- teri itu. Untuk itu guru hendaknya memper- timbangkan kemampuan dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa (Elida, 1989: 113).

Penggunaan metode pembelajaran dan alat peraga penunjang kegiatan belajar me- ngajar secara langsung akan berdapak terha- dap perkembangan prestasi belajar siswa.

Tahap tumbuh kembang pola pikir anak dalam pembelajaran terus ditumbuhkem- bangkan sebagai tujuan utama dalam pen- didikan. Hal ini sejalan dengan tujuan pem- bagunan nasional yang betujuan untuk me- wujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin sebagai lan-

(3)

dasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia ber- dasarkan Pancasila dan Undang-Undang Da- sar 1945. Sehingga output dari pendidikan diharapkan akan menghasilkan insan-insan pembangunan yang tangguh. Karena selain terampil menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pendidikan tersebut harus- lah merata pada seluruh lapisan masyarakat terutama generasi muda, karena di tangan merekalah masa depan bangsa akan diberi- kan sehingga mutu dan kualitas pendidikan perlu ditingkatkan.

Untuk itu penyelenggaraan pemba- ngunan pendidikan secara lebih merata dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat ha- rus ddilakukan. Hal ini dilakukan untuk memperkuat dan memantapkan dasar bagi terwujudnya sistem pendidikan.Program wa- jib belajar 12 tahun dari segi penyebarannya telah mencapai kemajuan yang berarti baik melalui penyelenggaraan pada jalur formal maupun jalur informal.

Matematika sebagai mata pelajaran wajib di sekolah dasar perlu diberikan ke- pada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistema- tis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlu- kan agar peserta didik memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keada- an yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.

Dalam proses pembelajaran matemati- ka hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contex- tual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep Mate-

matika. Untuk meningkatkan efektifitas pe- mbelajaran, sekolah diharapkan mengguna- kan teknologi informasi dan komunikasi se- perti komputer, alat peraga, atau media lain- nya.

“Perbuatan belajar mengandung sema- cam perubahan diri seseorang yang melaku- kan perbuatan belajar. Perubahan ini dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, suatu kebiasaan, suatu sikap, suatu pengertian atau penelitian”.(Winarno Surakhmad, 1975, hal.

8). Menurut ilmu Jiwa, daya belajar adalah usaha melatih daya-daya itu agar berkem- bang, sehingga orang dapat berfikir, meng- ingat dan sebagainya. Menurut ilmu jiwa : asosiasi Belajar adalah membentuk hubung- an stimulasi agar berkaitan”. (Oemar Hama- lik 1980, hal. 30).

Terdapat beberapa alasan mengapa siswa tidak suka terhadap pelajaran Mate- matika diantaranya: (1) siswa sulit memaha- mi dan menerapkan pokok bahasan Mate- matika dalam pemecahan soal, (2) sebagian guru kurang telaten membimbing siswa da- lam penyelesaian soal-soal dan (3) sebagian guru belum menggunakan metode pembela- jaran yang tepat, (4) alat peraga yang digu- nakan tidak relevan.

Kondisi tersebut dapat dilihat pada rendahnya prestasi belajar siswa kelas VI semester II SDN 2 Kedungsigit Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015, masih banyak siswa berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar 68,94 untuk Matematika yang telah ditentukan, oleh karena itu di- perlukan adanya perbaikan proses pembela- jaran sehingga terjadi perubahan kearah peningkatan prestasi belajar siswa.

Untuk mengatasi problema di atas maka peneliti menggunakan Metode Group Investigation dalam proses pembelajaran

(4)

Matematika. Karena Metode Group Investi- gation sudah sering digunakan dalam berba- gai kegiatan utamanya dalam pembelajaran Matematika.Dalam penelitian ini, Metode Group Investigation diartikan sebagai tin- dakan pembelajaran yang menunjukkan se- suatu kepada siswa agar siswa lebih paham dan lebih mengerti sehingga prestasi siswa menjadi meningkat. Guru melakukan Group Investigation suatu pokok bahasan dengan alat atau peraga dan mengkaitkan suatu pokok bahasan materi dengan suatu alat dan mengkaitkan juga dengan materi yang lalu.

Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group, (Udin S. Winaputra, 2001:75). Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terha- dap masalah dan memecahkan masalah ter- sebut. Pengetahuan adalah pengalaman bela- jar yang diperoleh siswa baik secara lang- sung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar penga- laman melaui proses saling beragumentasi.

Kelebihan pembelajaran tipe Group Investigation adalah: (a) Metode ini mampu melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi;

(b) Melatih siswa menumbuhkan kemampu- an berfikir mandiri; (c) Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran;

(d) Aplikasi metode pembelajaran ini mem- buat siswa senang dan merasa menikmati proses belajarnya. Kelemahan pembelajaran tipe Group Investigation adalah: Karena siswa bekerja secara kelompok dari tahap perencanaan sampai investigasi untuk mene-

mukan hasil jadi metode ini sangat komplek, sehingga guru harus mendampingi siswa secara penuh agar mendapatkan hasil yang diinginkan.

METODE PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang ma- sing-masing meliputi: planning (perencana- an), action (pelaksanaan), observation (pe- ngamatan) dan reflection (refleksi). Tiap si- klus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum da- pat dipecahkan dalam siklus pertama dire- fleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penye- babnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterap- kan dalam siklus II.

Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tun- tas, pada siklus dalam penelitian ini tindak- an yang diberikan berupa penggunaan Meto- de Group Investigation dalam proses pem- belajaran.

Langkah-langkah yang harus dipersi- apkan dalam pelaksanaan penelitian tindak- an kelas adalah sebagai berikut: (a) Mengu- bah formasi tempat duduk dan bangku siswa menurut model yang sudah ditentukan yaitu, memudahkan siswa untuk melihat dan me- ngikuti proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru; (b) Menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari buku pelajaran Matematika materi ajar Pengolahan Data;

(c) Merancang rencana pelaksanaan Pembe- lajaran (RPP) dengan menerapkan metode Group Investigation; (d) Menyiapkan soal evaluasi siswa; (e) Menyiapkan alat alat yang digunakan dalam penelian; (f) Me-

(5)

ngajak mitra guru sebagai pengamat dan kolaborator dalam penelitian; (g) Guru membuat perangkat sistem penilaian; (h) Guru mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa, dan catatan lapangan.

Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan ber- sama kolaborator peneliti. Selama pem- belajaran dengan menerapkan strategi bela- jar Group Investigation berlangsung, ko- laborator mengamati jalannya pembelajaran dan mencatat hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang sudah disediakan sebelumnya. Observer juga men- catat segala sesuatu yang berhubungan de- ngan proses pembelajaran yang tidak terse- dia/tertampung dalam lembar observasi. Pe- neliti dan kolaborator penelitian mendiskusi- kan hasil pengamatan yang telah dilakukan.

Kegiatan yang dilakukan meliputi: analisis danpenyimpulan data. Hasilnya selanjutnya dapat dipakai sebagai dasar untuk melaku- kan perencanaan ulang.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksa- nakan di SDN 2 KedungsigitKecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VI Semester II SDN 2 KedungsigitKecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang kelasnya ber- jumlah 17 siswa. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bidang studi matematika materi Pengolahan Data. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan yaitu mulai bulan Maret sampai April 2015 pada semester genap.

Untuk mengumpulkan data hasil pene- litian, maka peneliti menggunakan beberapa instrument penelitian antara lain: (a) Lembar Observasi; (b) Lembar Tertulis; (c) Doku- men Siswa; (d) Daftar nilai.

Metode Pengumpulan Data/Sumber Data, yaitu dengan menggunakan: (1) Tes, hasil dari tes tersebut digunakan untuk meli- hat peningkatan pemahaman dan pencapaian prestasi belajar siswa; (2) Observasi, dilaku- kan untuk mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung.

Teknik analisis data ini dihitung de- ngan menggunakan statistik sederhana yaitu:

Untuk menilai ulangan atau tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

 

N

X X

Dengan:

X = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa

Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal.

Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

% . 100

.

. x

Siswa

belajar tuntas

yang Siswa

P

 

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN Pra Siklus

Kegiatan refleksi dilakukan setelah peneliti bersama kolaborator penelitian me- lakukan observasi awal yang dilakukan pada hari Selasa tanggal 12 Maret 2015 pada pu- kul 07.00 WIB. Berdasarkan catatan dari ob- server, diketahui bahwa nilai belajar siswa pada bidang strudi Matematika mengalami penurunan dikarenakan guru hanya menulis dipapan tulis dan menerangkan materi se- singkat mungkin.Sedangkan mata pelajaran Matematika merupakan mata pelajaran yang sulit perlu diterangkan lebih mendetail agar siswa memahaminya. Kemampuan siswa dalam menyerap materi pembelajaranpun berbada beda. Ada yang cepat menyerap materi dan ada pula yang lamban. Oleh ka- rena itu diperlukan strategi pembelajaran ya- ng lebih bervariasi lagi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, salah satunya dengan menerapkan metode belajar Group Investi- gation. Diharapkan dengan metode ini pres- tasi belajar siswa mengalami peningkatan.

Siklus I

Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan, hal-hal yang dilakukan adalah: (a) Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran, yaitu rencana pe- laksanaan pembelajaran dengan Metode Group Investigation, materi pembelajaran, dan soal evaluasi; (b) Guru mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa, dan catatan lapangan; (c) Guru mempersiapkan alat tes; (d) Guru membuat perangkat sistem penilaian.

Pelaksanaan (Action)

Guru melakukan kegiatan pem- belajaran sesuai dengan perencanaan.

Langkah langkah kegiatan tersebut diantaranya:

Pertemuan pertama terdiri dari: (1) Kegiatan awal, meliputi: (a) Guru mem- bimbing siswa untuk berdoa bersama; (b) Guru mengabsen siswa. (2) Kegiatan inti, meliputi: (a) Guru membagi kelas dalam be- berapa kelompok heterogen; (b) Guru men- jelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok; (c) Guru memanggil ketua ke- lompok dan setiap kelompok mendapat tu- gas satu materi/tugas yang berbeda dari ke- lompok lain; (d) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan; (e) Se- telah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelom- pok; (f) Guru memberikan penjelasan sing- kat sekaligus memberi kesimpulan. Kegiat- an akhir, meliputi: (a) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal individu; (b) Guru mengumumkan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya; (c) Guru mem- bimbing siswa untuk berdoa bersama meng- akhiri pembelajaran.

Pertemuan kedua terdiri dari: (1) Kegiatan awal, meliputi: (a) Guru membim- bing siswa untuk berdoa bersama; (b) Guru mengabsen siswa. (2) Kegiatan inti, meli- puti: (a) Guru membagi kelas dalam bebe- rapa kelompok heterogen; (b) Guru menje- laskan maksud pembelajaran dan tugas ke- lompok; (c) Guru memanggil ketua kelom- pok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelom- pok lain; (d) Masing-masing kelompok me- mbahas materi yang sudah ada secara koo- peratif yang bersifat penemuan; (e) Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok meny- ampaikan hasil pembahasan kelompok; (f) Guru memberikan penjelasan singkat sekali- gus memberi kesimpulan. (3) Kegiatan ak-

(7)

hir, meliputi: (a) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal individu; (b) Guru meng- umumkan tes evaluasi pada pertemuan sela- njutnya; (c) Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama mengakhiri pembelajaran.

Pengamatan (Observation)

Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, memberi wak- tu yang cukup bagi siswa untuk berfikir tentang materi pelajaran yang didemons- trasikan oleh guru, menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa.

Siswa selalu memperhatikan: (1) guru sedang memberi penjelasan mengenai kon- sep pembelajaran, (2) guru yang melakukan kegiatan pembelajaran dengan Metode Group Investigation yang membahas materi Pengolahan Data tentang Pengolahan Data, (3) Penjelasan tentang hasil pembelajaran dengan Metode Group Investigation, berupa kesimpulan akhir.

Sedangkan kegiatan yang sering dila- kukan oleh guru adalah: (1) Menguraikan permasalahan bila ada pendapat yang ku- rang jelas, (2) Meminta pendapat beberapa siswa untuk memberi penegasan, dan (3) memberi kesempatan siswa untuk bertanya.

Aktifitas siswa yang sering dilakukan : (1) Memperhatikan dengan seksama kegiat- an pembelajaran dengan Metode Group In- vestigation, dan (2) Memperhatikan teman- nya ketika ada yang bertanya dan kurang paham terhadap materi ajar maupun lang- kah-langkah pembelajaran dengan Metode Group Investigation tersebut.

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa nilai rata rata siswa siklus I sebesar 73,06 dengan siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa atau sebesar 82,35%.

Berdasarkan indikator yang telah dite- tapkan maka pada siklus I komponen-kom-

ponen minat yang masih memenuhi kriteria kurang yaitu mempersiapkan buku Matema- tika, berusaha menyelesaikan tugas rumah yang diberikan guru, aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, memperhatikan ara- han guru, berusaha mencari jawaban bila mendapat tugas dan belajar lebih intensif bila diberi tahu akan ada ulangan.

Tabel 1 Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I

No NAMA JML Ketuntasan

T TT

1 Mei Sandy Nahara 74 T

2 Alfian Bayu Priandana 71 T 3 Alvin Mohamad Naofal 74 T 4 Alwandya Haryo Bismoko 79 T 5 Areta Ardianit Tyas 74 T

6 BOBY SETYO CAHYONO 68 TT

7 DEVI SOFYAN HIDAYAT 76 T 8 Dilla Listiya Wulandari 55 TT 9 DWI RETNONINGTIAS 85 T 10 EGA MOCHTAR BAHRU C 74 T 11 GADIS ASA FAREN D 71 T 12 ILMA SABILA JANAH 74 T 13 Isma Fitria Risnandari 79 T 14 LUTFI MUSTOFA ZAELANI 74 T

15 RESI ROHADATUL NA'IS 68 TT

16 RISKI RAMADANA PUTRA 72 T 17 Valentino Adimas Okta P 74 T JUMLAH JAWABAN BENAR 1242 14 3

DAYA PEMBEDA 73.06 82.35 17.65

KRITERIA

Skor aktivitas kegiatan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar Matematika me- lalui Metode Group Investigation pada si- klus I adalah sebesar 60,00%. Artinya siswa dapat mengikuti dan melaksanakan pembe- lajaran matematika dengan baik sesuai de- ngan yang direncakan oleh guru, sedangkan aktivitas guru pada siklus I sebesar 62,50%.

Artinya guru sudah baik dalam melaksana- kan rencana pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Akan tetapi dalam pe- laksaan pembelajaran matematika dengan menggunakan Metode Group Investigation masih ditemui kendala, yaitu guru masih kurang komunikatif dalam kegiatan pembe-

(8)

lajaran, sehingga masih sering ditemui siswa yang bertanya atau menjawab pertanyaan guru dengan mengulang kembali pertanyaan yang diberikan.

Refleksi

Berdasarkan hasil pantauan guru pene- liti dan guru pengamat maka pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat direfleksikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan efektif yang direncanakan dapat terlaksana meski- pun belum maksimal; (b) Guru peneliti me- nyadari adanya kekurangan-kekurangan ya- ng timbul saat proses pembelajaran berlang- sung; (c) Guru masih belum menggunakan alat peraga yang menarik bagi siswa; (d) Guru belum memotivasi belajar siswa secara optimal; (e) Pemberian reward, masih seba- tas pada kata-kata “pintar, hebat”; (f) Siswa lebih memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan sesuatu permasalahan, hal ini disebabkan pandangan siswa dengan guru ti- dak terhalang siswa lain; (g) Ketuntasan be- lajar siswa hanya mencapai 82,35% masih belum mencapai tujuan ketuntasan yang direncanakan.

Rencana perbaikan: (a) Guru akan menggunakan beberapa alat Group Investi- gation yang dapat menarik perhatian siswa;

(b) Memberi kesempatan bertanya pada sis- wa supaya lebih aktif; (c) Guru memperbai- ki teknik berkomunikasi dengan siswa, se- hingga mudah dipahami; (d) Guru akan me- nggunakan bentuk reward yang lain, yang tidak biasa dari pembelajaran sebelumnya;

(e) Mendiskusikan langkah-langkah yang sudah mapan yang telah dilakukan di siklus I untuk diterapkan pada siklus berikutnya.

Siklus II

Perencanaan (planning)

Berdasarkan hasil tindakan yang dila- kukan pada siklus I yang dipaparkan di atas

maka guru peneliti dan guru pengamat saat diskusimerumuskan rencana tindakan untuk siklus II, dengan beberapa perubahan dian- taranya: (a) Meningkatkan teknik berko- munikasi dengan siswa; (b) Menggunakan reward dalam bentuk lain yang berbeda dari sebelumnya; (c) Melibatkan seluruh siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan Meto- de Group Investigation yang dilakukan oleh guru, agar siswa lebih paham tentang materi ajar yang disampaikan oleh guru tersebut.

Pelaksanaan (Action)

Kegiatan pelaksanaan pada siklus II masih sama dengan yang ada pada siklus I, yaitu sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Hanya menambah beberapa hal yaitu kekurangan yang telah dirumuskan pada siklus I diantaranya: (a) Penjelasan guru dan bimbingan dalam proses belajar se- makin sedikit; (b) Siswa sudah terampil me- ngerjakan materi Pengolahan Data; (c) Sis- wa sudah dapat mengikuti pembelajaran dengan Metode Group Investigation.

Untuk pelaksanaannya sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II penulis sajikan sebagai berikut:

Pertemuan pertama, terdiri dari: (1) Kegiatan awal, meliputi: (a) Guru membim- bing siswa untuk berdoa bersama; (b) Guru mengabsen siswa. (2) Kegiatan inti, melipu- ti: (a) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen; (b) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok;

(c) Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu ma- teri/tugas yang berbeda dari kelompok lain;

(d) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan; (e) Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampai- kan hasil pembahasan kelompok; (f) Guru

(9)

memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan; (g) Tanya jawab an- tara siswa dengan guru; (h) Guru memberi- kan hadiah (reward) kepada siswa yang mampu menjawab pertanyaan secara tepat.

(3) Kegiatan akhir, meliputi: (a) Guru me- minta siswa untuk mengerjakan soal indi- vidu; (b) Guru mengumumkan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya;

(c) Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama mengakhiri pembelajaran.

Pertemuan kedua, terdiri dari: (1) Kegiatan awal, meliputi: (a) Guru membim- bing siswa untuk berdoa bersama; (b) Guru mengabsen siswa. (2) Kegiatan inti, meli- puti: (a) Guru membagi kelas dalam bebe- rapa kelompok heterogen; (b) Guru menje- laskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok; (c) Guru memanggil ketua ke- lompok dan setiap kelompok mendapat tu- gas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain; (d) Masing-masing kelom- pok membahas materi yang sudah ada seca- ra kooperatif yang bersifat penemuan; (e) Setelah selesai diskusi, juru bicara kelom- pok menyampaikan hasil pembahasan ke- lompok; (f) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan; (g) Tanya jawab antara siswa dengan guru; (h) Guru memberikan hadiah (reward) kepada siswa yang mampu menjawab pertanyaan secara tepat. (3) Kegiatan akhir, meliputi:

(a) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal individu; (b) Guru mengumumkan tes evaluasi pada pertemuan selanjutnya; (c) Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama mengakhiri pembelajaran.

Pengamatan(Observation)

Hasil pengamatan dari guru pengamat pada siklus II terhadap siswa kelas VI SDN 2 Kedungsigit menunjukkan: (a) Guru me-

laksanakan seluruh rencana tindakan dengan efektif; (b) Ketika melaksanakan Group In- vestigation banyak siswa yang memperhati- kan jalannya kegiatan; (c) Guru telah mela- kukan perbaikan teknik komunikasi dalam pembelajaran; (d) Guru menggunakan me- dali dari kertas emas sebagai reward untuk siswa yang aktif dalam pembelajaran

Tabel 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

No NAMA JML Ketuntasan

T TT

1 Mei Sandy Nahara 95 T

2 Alfian Bayu Priandana 92 T 3 Alvin Mohamad Naofal 85 T 4 Alwandya Haryo Bismoko 71 T 5 Areta Ardianit Tyas 90 T

6 Boby Setyo Cahyono 92 T

7 Devi Sofyan Hidayat 76 T 8 Dilla Listiya Wulandari 95 T

9 Dwi Retnoningtias 74 T

10 Ega Mochtar Bahru C 76 T

11 Gadis Asa Faren D 87 T

12 Ilma Sabila Janah 82 T

13 Isma Fitria Risnandari 85 T 14 Lutfi Mustofa Zaelani 95 T 15 Resi Rohadatul Na'is 92 T 16 Riski Ramadana Putra 80 T 17 Valentino Adimas Okta P 74 T

JUMLAH JAWABAN BENAR 1441 17 0

DAYA PEMBEDA 84.7 100.0 0.0

KRITERIA

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata rata siswa pada siklus II sebesar 84,76 dengan siswa yang tuntas seluruh siswa ata sebesar 100%

Hasil Pengukuran minat pada siklus II yang memenuhi kriteria baik, yaitu: mem- persiapkan buku Matematika, berusaha me- nyelesaikan tugas rumah yang diberikan guru, aktif dalam kegiatan Group Inves- tigation dan memperhatikan arahan guru, berusaha menjawab bila mendapat pertanya- an, dan lebih intensif jika diberitahukan akan ada ulangan. Hasil aktivitas kegiatan belajar siswa kelas VISDN 2 Kedungsigit pada siklus II adalah sebesar 73,75%. Artiya siswa sudah baik dalam menjalankan kegiat-

(10)

an pembelajaran sesuai dengan yang diren- canakan oleh guru. Untuk aktivitas guru se- besar 72,50%. Artinya guru telah baik dalam mengatasi kendala pembelajaran yang mun- cul pada siklus I. Dari kedua aktivitas terse- but dapat disimpulkan bahwa kegiatan pem- belajaran yang disampaikan oleh guru de- ngan menggunakan Metode Group Inves- tigation sudah optimal dengan mening- katkan aktivitas siswa dan prestasi belajar yang diperoleh setiap siklusnya.

Refleksi

Dari hasil pengamatan guru peneliti dan guru pengamat pada siklus II dapat diilustrasikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik; (b) Kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran dapat diatasi oleh guru peneliti; (c) Alur berfikir lebih menye- luruh dalam memahami suatu konsep, terli- hat dari kemampuan siswa untuk mengkait- kan suatu pokok bahasan dengan materi ma- tematika termasuk di Kelas VI; (d) Ketun- tasan belajar siswa sudah mencapai 100%.

Dari hasil data di atas prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan mengguna- kan Metode Group Investigation menunjuk- kan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada siswa Kelas VI SDN 2 Kedungsigit Kecamatan Karangan Kabupa- ten Trenggalek sebelum siklus 68,95 dengan ketuntasan belajar hanya sebesar 35,29%, pada siklus I 73,06 dengan ketuntasan bela- jar naik menjadi 82,35% dan siklus II84,76 dengan ketuntasan belajar mencapai 100%.

Hal ini menandakan keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas Kelas VISDN 2 Kedungsigit Kecamatan Karangan Trenggalek tahun 2014/2015 se- mester II, dengan hasil penelitian yang

selalu meningkat setiap siklusnya berarti bahwa penelitian yang berhasil.

Untuk lebih jelasnya, peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Setiap Siklus

PENUTUP Kesimpulan

Metode Group Investigation dalam pembelajaran Matematika materi ajar Pe- ngolahan Data dapat meningkatkan prestasi belajar jika dilakukan tindakan dengan urut- urutan: (1) Melakukan Group Investigation dalam menyampaikan materi pokok (pem- belajaran) mata pelajaran Matematika, (2) Mengerjakan latihan soal yang ada kaitan- nya dengan materi pokok yang baru dipela- jari. Keberhasilan tindakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh ketuntasan belajar.

Kondisi ini dapat terwujud dengan langkah- langkah (1) Menggambar grafik dan tabel secara rapi, berwarna (misalnya dengan menggunakan kapur yang berwarna warni seperti warna biru dan merah) sehingga mudah dipahami oleh siswa, (2) Menjelas- kan materi secara runtut kepada siswa, (3) Mengkaitkan pokok bahasan materi baru dengan pokok bahasan materi lama yang te-

(11)

lah diberikan, (4) Memberikan soal-soal la- tihan sesuai dengan materi pokok yang baru diperoleh dan (5) Setiap siswa dituntut untuk mengerjakan soal dipapan tulis.Dari tindakan-tindakan yang diterapkan dengan Metode Group Investigation tampak dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam belajar bidang studi Matematika. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pada siswa Kelas VISDN 2 Kedungsigit Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggaleksebelum siklus 68,94 dengan ketuntasan belajar hanya sebesar 35,29%, pada siklus I: 73,06 dengan ketuntasan belajar naik menjadi 82,35%dan siklus II: 84,76 dengan ketun- tasan belajar mencapai 100%. Aktifitas sis- wa dalam pembelajaran juga mengalami pe- ningkatan. Pada siklus I sebesar 60,00% me- ningkat pada siklus II menjadi 73,75%. Ak-

tifitas guru juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 62,50% meningkat pada siklus II menjadi 72,50%.

Saran

Penerapan Metode Group Investigati- on dalam pembelajaran Matematika yang telah diuraikan di atas, hendaknya guru da- lam melaksanakan tugas menyiapkan alat peraga yang dapat menarik perhatian siswa.

Perpustakaan sekolah agar mengusahakan keberadaan buku-buku bacaan populer yang ada kaitannya dengan Matematika. Metode Group Investigation dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain. Hendaknya guru dalam memberikan materi pelajaran meng- gunakan metode yang bervariasi agar siswa menyukai pelajaran tersebut.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Pene- litian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Aksara Baru.

Demar, Hamalik. 1980. Ilmu Jiwa. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta

Gale dan Barline. 1998. Pedoman Penyu- sunan Karya Tulis Ilmiah Di Bidang Pendidikan Dan Angka Kredit Pe- ngembangan Profesi Guru. Jakarta:

Depdikbud.

M.Khafid; Suyati. 2004. Pelajaran Matema- tika. Dirjen Pendidikan dasar dan me- nengah. Jakarta: Erlangga.

Prayitno, Elida, 1989, Motivasi Dalam Be- lajar. Jakarta: P2LPIK, Debdikbud.

S. Winaputra, Udin. 2001. Metodologi Rese- arch2. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Suryana, D. 2002. Belajar Aktif Matematika, Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.

Winkel. 1987. Psikologi Pengajaran, Jakar- ta: Gramedia

Winarno Surahmad. 1975. Metodologi Pe- ngajaran. Jakarta: Gramedia.

Gambar

Tabel 1 Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
Tabel 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Gambar 1 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa  Setiap Siklus

Referensi

Dokumen terkait

Faktor kedua lingkungan alasannya bahwa lumpur kurang mengendap, dengan penyebab utamanya adalah jenis koagulan, rencana tersebut dilaksanakan pada tanggal 01 Mei 2017,

permasalahan yang dihadapi, pembuatan sistem yang di usulkan merupakan sebuah sistem yang didukung dengan perangkat komputer dan program aplikasi, sehingga proses

terhadap loyalitas konsumen Indi Home pada PT. Telkom Indonesia,Tbk di Samarinda. Kepuasan sebagai variabel intervening/mediasi terhadap pengaruh variabel harga,

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm.. Bagian awal dari skripsi ini mencakup: Halaman Judul, Surat Pernyataan Keaslian Skripsi, Nota Pembimbing, Persembahan, Motto,

Produce an optimal efficient services at Consultant Service in Construction or Non- Construction sectors covers Installation of Network Power plant,

Sedangkan komik atau cerita bergambar memiliki gaya realistik pertama kali muncul pada tahun 1939, yaitu Mencari Putri Hijau karya Nasroen AS yang dimuat dalam

Dari hasil penelitian dan analisis data yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan Kinerja Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Anak Usia Dini Di TK Kecamatan Pontianak

Penelitian ini dilakukan di habitat alami yang berupa sungai dan habitat buatan yang berupa kolong di Desa Sebagin, Permis dan Nyelanding di Kabupaten Bangka Selatan.. Metode yang