• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari hal hal yang telah ada, maupun perubahan karena timbulnya unsur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari hal hal yang telah ada, maupun perubahan karena timbulnya unsur"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan adalah suatu proses perubahan yang berlangsung secara teratur dan terus–menerus, baik perubahan itu berupa bertambahnya jumlah atau ukuran dari hal–hal yang telah ada, maupun perubahan karena timbulnya unsur–

unsur yang baru (Soetjiningsih, 2002). Anak sebagai generasi unggul pada dasarnya tidak akan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Suatu perjalanan yang harus dilalui seorang anak adalah tumbuh kembang. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap dampak fisik, sedangkan perkembangan merupakan segala perubahan yang terjadi pada anak baik secara fisik, kognitif emosi maupun psikososial. Untuk dapat berkembang dengan optimal anak memerlukan dukungan yang kondusif dari orang tua (Haraningrumi, 2007).

Anak diartikan seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus, baik kebutuhan fisik, psokologis, sosial, dan spiritual (Hidayat, 2005 ). Anak prasekolah adalah mereka yang berusia 3–6 tahun, mereka bisa mengikuti program praekolah anak mengikuti prasekolah ini untuk persiapan awal sebelum masuk ke sekolah umum (Gupte, 2004 ). Tugas orang tua dari anak prasekolah yang berusia 3–6 tahun untuk membantu anak mengenal peraturan dan mengatur perilaku, menstimulasi permainan dan aktifitas, memberi bimbingan dan membina kedekatan dengan anak (Chairinisa, 2008).

(2)

Tujuan utama prasekolah adalah membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar (Hidayat, 2005). Ditinjau dari psikologi perkembangan, usia prasekolah merupakan masa yang sangat menentukan bagi perkembangan anak pada tahapan perkembangan selanjutnya. Pada masa ini, anak berada dalam situasi yang peka untuk menerima rangsangan dari luar (Nursalam, 2005). Menurut Suryani (2002) bila pada masa usia pra-sekolah anak memperoleh rangsangan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak, kemampuan anak akan berkembang dengan optimal.

Anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak lahir sampai mencapai usia dewasa, Perhatian yang di berikan pada masa balita sangat menentukan kualitas hidup manusia ke masa depan. Salah satu tugas perkembangan adalah membentuk kemandirian, kedisiplinan, dan kepekaan emosi pada anak (Hidayat, 2005). Untuk melakukan tugas tersebut dalam melatih kemandirian pada anak salah satunya dengan mengajarkan anak melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri yang meliputi kegiatan ke toilet, makan dan minum, berpakaian, mandi, berdandan dan berpindah tempat (Harjaningrum, 2007).

Aktivitas sehari – hari adalah keterampilan dasar dan tugas okupasional yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya secara mandiri yang dikerjakan seseorang sehari-harinya dengan tujuan untuk memenuhi/berhubungan

(3)

dengan perannya sebagai pribadi dalam keluarga dan masyarakat (Hardywinoto &

Setiabudi, 2005). Sedangkan menurut Fricke (2012), aktivitas sehari – hari adalah aktivitas sehari – hari yang biasa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehari - hari

Kemandirian anak dalam melatih kegiatan ke toilet biasanya sudah di lakukan pada anak usia 18–24 bulan yang bertujuan untuk mengontrol buang air besar dan buang air kecil secara mandiri (Hidayat, 2005). Kemandirian anak untuk makan dan minum biasanya sudah di dapat dimulai sejak usia 6 bulan ketika bayi dapat duduk tanpa di sokong. Anak sudah bisa di ajarkan mandi sendiri pada usia 1–2 tahun tetapi dalam pengawasan orang tuanya ,anak sudah bisa di ajarkan cara mencuci rambut, cara memakai sabun dan cara memengang gayung yang berisi air, usia 4 tahun anak sudah bisa mandi sendiri. Pada usia 12-18 tahun berikan anak kesempatan untuk berpakaian sendiri, Pada usia 2–3 tahun kemampuan motorik dan kognitif anak sudah mulai berkembang anak juga sudah di ajarkan untuk berpakaian sendiri secara sederhana (Suherman, 2000). Kegiatan toileting sudah di lakukan pada usia 18–22 bulan bertujuan untuk mengontrol anak untuk buang air besar dan buang air kecil secara mandiri (Hidayat, 2005).

Bedasarkan survey awal peneliti di TK Ciding Ayu salah satu TK yang ada di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah, di temukan data jumlah anak prasekolah di tahun 2010 sebanyak 28 anak, tahun 2011 sebanyak 35 anak, tahun 2012 sebanyak 37 anak, tahun 2013 sebanyak 37 anak. Selain itu di dapatkan data dari para guru dan kepala sekolah TK Ciding Ayu bahwa sebagian anak pra sekolah belum bisa mandiri sesuai dengan perkembangannya usia (3–5) tahun.

(4)

Hal ini di buktikan dengan sebagaian besar anak pra sekolah belum bisa mengikat sepatu sebanyak 5 anak, masih di antar sampai ke depan pintu ruangan sebanyak 3 anak, masih di bawakan semua perlengkapan sekolah seperti tas dan tempat makan sebanyak 5 anak, minta di temani ke toilet sebanyak 2 anak bahkan tidak bisa membersihkan area genitalnya, masih di temani orang tua dari mulai sekolah sampai pulang sebanyak 3 anak bahkan sampai setahun, masih minta di suap pada saat makan sebanyak 2 orang.

Selain TK Ciding Ayu juga terdapat TK Pembina yang terletak di Kampung Umah Opat Kecamatan Bebesen dengan jumlah anak pada tahun 2013 sebanyak 70 anak hasil penelitian awal dapat terlihat banyak anak yang masih belum bisa mengikat sepatu sendiri, ada yang mengompol karena takut pergi ke toilet sendiri, dan ada sekitar 4 orang anak yang belum mau di tinggal orang tuanya pulang sehinngga duduk di samping anak tersebut sampai waktunya pulang. Ada juga terdapat TK Al-Fitrah TK ini juga terletak di Kecamatan Bebesen, dengan jumlah anak pada tahun 2013 sebanyak 45 anak, sebagai penelitian awal hasil wawancara dengan kepala TK, di dapatkan data bahwa ada sebagian anak yang harus ditemani orang tuanya saat belajar, tetapi karena peraturan TK tersebut orang tua tidak di bolehkan masuk sehingga banyak anak yang menangis dan tidak mau makan, minum, dan bermain dengan teman – temanya.

Orang tua harus mendorong anak untuk berani mencoba mengemukakan pendapat, gagasan, atau mengambil suatu keputusan, dan melatih anak untuk melakukan aktivitas secara mandiri. Orang tua terkadang terlalu memanjakan

(5)

anak dan memberikan fasilitas pelayanan yang penuh dari orang tua atau pengasuh, sehingga anak tidak diberi kebebasan untuk melakukan aktivitas secara mandiri. Akibatnya ada sebagian anak dalam memenuhi aktivitas sehari – hari sangat bergantung pada orang lain, dan ada sebagain anak yang tidak sepenuhnya bergantung pada orang lain, tetapi pada anak yang sudah terbiasa di ajarkan untuk melakukan aktifitas sendirian, maka anak tersebut terbiasa melakukanya secara mandiri. Orang tua harus mendorong kemandirian anak untuk melakukan sesuatu, menghargai usaha mereka, dan memberi pujian terhadap usaha mereka. Cara – cara ini merupakan salah satu cara untuk pengembangan kreatifitas anak (Wahyuni, 2009).

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang gambaran aktivitas sehari–hari pada anak usia pra sekolah di Kampung Umah Opat Kecamatan Bebesen Kebupaten Aceh Tengah.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalah yang akan di teliti adalah bagaimana gambaran aktivitas sehari–hari pada anak pra sekolah di Kampung Umah Opat Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana gambaran aktivitas sehari–hari pada anak prasekolah usia 4-5 tahun di Kampung Umah Opat Kecamatan Bebesen

(6)

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui bagaimana gambaran aktivitas makan dan minum, eliminasi (BAB/BAK), ketoilet, berpindah tempat, mandi dan berpakaian pada anak prasekolah usia 4-5 tahun di Kampung Umah Opat Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah.

1.3 Manfaat Penelitian

1.3.1 Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu, pengetahuan, dan wawasan tentang aktifitas sehari hari pada anak usia prasekolah terkait dengan kemandirian anak.

1.3.2 Bagi Orang Tua

Hasil penelitian ini di harapkan bisa menjadi masukan bagi orang tua dalam mengasuh dan mengarahkan anak untuk menjadi mandiri.

1.3.3 Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai gambaran tentang aktivitas sehari– hari pada anak usia prasekolah.

1.3.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini di harapkan menjadi sumber informasi bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang terkait dengan anak prasekolah

Referensi

Dokumen terkait

4 tahun 2020 yang menetapkan Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat sebagai berikut: (1) Belajar dari Rumah (BDR) melalui pembelajaran daring/jarak

Untuk kajian yang dilakukan di Indonesia, rata-rata tingkat efisiensi teknis petani kentang dalam penelitian ini lebih kecil daripada yang ditemukan oleh Tanjung (2003) untuk

4) jarak bukaan (d1) dan lebar bukaan (d2) diatur sebagaimana dalam Tabel 5.3; jarak bukaan dimulai dari titik tengah lebar bukaan sampai titik tengah lebar bukaan berikutnya

Objek Garapan Batasan Cara Pengerjaan Batas Waktu Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan 1 dan 2 Menyelesaikan soal-soal esai: -Metode Debet dan Kredit -Laporan

Mungkin kita tidak lumpuh, dan masih bisa menelan dengan normal…, tapi apakah mata hati kita terbuka seperti Martha, sehingga kita dapat mengalami Terang Tuhan yang memberi

Dengan demikian perlu dilakukan penelitian menggunakan kerangka kerja manajemen risiko pada industri pengolahan batu kapur menjadi pupuk dolomite atau kapur pertanian

tidak invasif yang dilakukan pada usia kehamilan lebih dari 28 minggu menggunakan kardiotokografi. Pemeriksaan ini mengukur laju jantung janin sebagai respon