• Tidak ada hasil yang ditemukan

Percepatan Penetapan Kawasan Hutan Secara Definitif dengan Skema Klaim-Verifikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Percepatan Penetapan Kawasan Hutan Secara Definitif dengan Skema Klaim-Verifikasi"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Percepatan Penetapan Kawasan

Hutan Secara Definitif dengan Skema Klaim-Verifikasi

Kelompok Kerja Tata Kelola Kehutanan UKP4

Pembelajaran dari Proses Pembaharuan Peta Indikatif Penundaan Ijin Baru (Peta Moratorium) Berdasarkan Inpres 10/2011 dan

Inpres 6/2013

(2)

Latar Belakang: Temuan KPK pada Kajian Sistem Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Hutan (2010)

1

Kondisi Saat Ini dan Kendala Pengukuhan Kawasan Hutan

2

Belajar dari PIPIB: Percepatan Penetapan Kawasan Hutan secara Definitif dengan Skema Klaim-Verifikasi

3

2

Tantangan Pelaksanaan Skema Klaim-Verifikasi

4

(3)

Temuan KPK pada kajian sistem perencanaan dan pengelolaan kawasan hutan … banyak versi peta kawasan hutan, skala beda, batas tidak jelas … (2010)

2 1 3 4

Paduserasi TGHK dan RTRWP

Sumber: Dit. Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan Hutan

120,35

juta hektar

126,72

juta hektar

Penunjukan oleh Menteri

ditambah TGHK Riau dan Kalteng

Sumber: Dit. Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan Hutan

136,86

juta hektar

Penunjukan oleh Gubernur

ditambah TGHK Riau dan Kalteng

Sumber: Dit. Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan Hutan

132,39

juta hektar

Ditjen PHKA, Kemenhut

Sumber: Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

(4)

Ketidakpastian ruang investasi:

• Tidak ada peta hutan baku

• Tidak ada peta arahan

pemanfaatan Kawasan Hutan

Tidak mantapnya Kawasan Hutan:

• Lemahnya legalitas

• Lemahnya legitimasi

• Tidak jelasnya batas

• Tidak adanya pengelola

Tidak kukuhnya Kawasan Hutan:

• Peta dasar

• Peta tematik kehutanan

• Peta penetapan Kawasan Hutan Ketidakpastian Hak

Potensi Korupsi :

• Rendahnya transparansi

• Rendahnya akuntabilitas

• Tidak diterapkannya good governance dalam pelayanan

Lemahnya regulasi dan kelembagaan:

• Paradigma pelayanan publik

• Perencanaan kehutanan

• Perencanaan tata ruang wilayah

• Relasi pusat-daerah

Terhambatnya

pembangunan sektor kehutanan

Terhambatnya

pembangunan sektor non- kehutanan

Temuan 2 dan 4

Temuan 16

Temuan 5-6 dan 13-15

Temuan 17 Temuan 1 dan 3

Temuan 7 dan 12

Temuan 8-11

Temuan KPK pada kajian sistem perencanaan dan pengelolaan kawasan hutan … 17 temuan dan diusulkan 17 saran … (2010)

!

(5)

Ditjen Planologi membuat Peta Definitif Kawasan Hutan seluruh provinsi skala operasional (min. 1:50.000).

Saran KPK untuk menetapkan batas kawasan hutan secara definitif dalam skala operasional dan menjadi acuan tunggal dalam waktu satu tahun

(2010) …

2 1 3

Menteri Kehutanan menetapkan Peta Definitif Kawasan Hutan skala operasional (min. 1:50.000) sebagai satu-satunya peta kehutanan yang menjadi acuan semua stakeholder dengan Keputusan Menteri Kehutanan.

Menteri Kehutanan mencabut Permenhut no. 50 tahun 2009 tentang

Penegasan Status dan Fungsi Kawasan Hutan.

(6)

Latar Belakang: Temuan KPK pada Kajian Sistem Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Hutan (2010)

1

Kondisi Saat Ini dan Kendala Pengukuhan Kawasan Hutan

2

Belajar dari PIPIB: Percepatan Penetapan Kawasan Hutan secara Definitif dengan Skema Klaim-Verifikasi

3

6

Tantangan Pelaksanaan Skema Klaim-Verifikasi

4

(7)

NO PROVINSI

LUAS KAWASAN HUTAN DARATAN

(Ha)

PANJANG BATAS (KM) LUAS KAWASAN HUTAN YANG SUDAH PENETAPAN

(Ha) SUDAH TATA

BATAS

BELUM TATA

BATAS TOTAL

1 D. I. Aceh 3,335,713.00 1,627.86 4,903.81 6,531.67 17,050.20

2 Sumatera Utara 3,742,120.00 641.04 13,401.53 14,042.57 25,737.65 3 Sumatera Barat 2,342,894.00 4,477.55 6,695.99 11,173.54 398,587.12

4 Riau 9,456,160.00 3,787.87 10,774.65 14,562.52 91,569.90

5 Kepulauan Riau 0.00 623.08 7,288.12 7,911.21 202,031.63

6 Jambi 2,107,779.00 5,159.09 996.65 6,155.74 24,467.21

7 Bengkulu 924,631.00 2,745.49 197.23 2,942.72 235,492.67

8 Sumatera Selatan 3,603,317.58 6,232.23 4,425.23 10,657.46 266,769.24 9 Kep. Bangka Belitung 654,562.00 1,431.44 718.21 2,149.65 253,246.64 10 Lampung 1,004,735.00 2,894.09 357.13 3,251.22 309,573.72 11 DKI Jakarta 475.45 204.19 6.00 210.19 107,856.20

12 Jawa Barat 816,603.00 18,057.97 148.00 18,205.97 122,318.40

13 Banten 201,787.00 2,935.36 253.00 3,188.36 5,796.25

14 Jawa Tengah 647,133.00 19,616.22 10.00 19,626.22 26,459.40

15 D.I Yogyakarta 16,819.52 1,047.26 0.00 1,047.26 112.90

16 Jawa Timur 1,357,640.00 33,956.37 290.00 34,246.37 3,858.26

17 B a l i 127,271.01 1,625.73 67.49 1,693.23 67,919.97

Sampai saat ini baru 9,6 persen Kawasan Hutan yang telah dikukuhkan … (1/2)

Sumber: Analisa Data Kemenhut, 2013

(8)

NO PROVINSI

LUAS KAWASAN HUTAN DARATAN

(Ha)

PANJANG BATAS (KM) LUAS KAWASAN HUTAN YANG SUDAH PENETAPAN

(Ha) SUDAH TATA

BATAS

BELUM TATA

BATAS TOTAL

18 N T B 1,035,838.00 7,672.50 0.00 7,672.50 357,477.40

19 N T T 1,686,640.00 6,631.45 10,292.68 16,924.13 3,146.10

20 Kalimantan Barat 8,990,875.00 12,063.24 6,565.80 18,629.03 934,114.55 21 Kalimantan Tengah 12,697,165.00 0.00 34,423.77 34,423.77 63,210.58 22 Kalimantan Timur 14,651,053.00 9,662.80 13,127.11 22,789.91 812,636.51 23 Kalimantan Selatan 1,779,982.00 0.00 7,463.23 7,463.23 1,095,058.24 24 Sulawesi Utara 725,514.00 2,845.47 1,277.66 4,123.13 436,698.02

25 Gorontalo 824,668.00 4,021.13 0.00 4,021.13 68,867.61

26 Sulawesi Tengah 4,394,932.00 7,237.39 14,569.32 21,806.71 393,098.72 27 Sulawesi Tenggara 2,326,419.00 1,633.56 11,373.68 13,007.24 1,743,993.09 28 Sulawesi Selatan 2,118,992.00 5,913.41 5,723.03 11,636.44 92,209.34

29 Sulawesi Barat 1,107,058.00 1,963.09 2,539.08 4,502.17 765.20

30 Maluku 4,279,676.48 8,984.54 6,079.23 15,063.77 388,481.79

31 Maluku Utara 2,519,623.91 2,039.59 10,962.47 13,002.07 710,576.19

32 Papua 29,368,482.00 1,580.33 22,396.83 23,977.16 1,324,543.73

33 Papua Barat 9,377,855.06 9,745.29 32,095.06 41,840.35 1,799,538.40 Jumlah 128,224,414.01 189,056.64 229,421.99 418,478.63 12,383,262.82

Sampai saat ini baru 9,6 persen Kawasan Hutan yang telah dikukuhkan … (2/2)

Sumber: Analisa Data Kemenhut, 2013

(9)

Kesulitan yang dihadapi dalam mengukuhkan kawasan hutan … pilot percepatan pengukuhan di Barito Selatan

Dana APBN terbatas, hanya sebagian kecil diproses tata batas.

Perselisihan batas wilayah administrasi antar

kabupaten Peta konsesi belum tersedia dalam skala 1:50K dengan kualitas one map

Pemda/PTB bekerja tanpa target, enggan menuntaskan, minim alokasi APBD

(10)

Latar Belakang: Temuan KPK pada Kajian Sistem Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Hutan (2010)

1

Kondisi Saat Ini dan Kendala Pengukuhan Kawasan Hutan

2

Belajar dari PIPIB: Percepatan Penetapan Kawasan Hutan secara Definitif dengan Skema Klaim-Verifikasi

3

Tantangan Pelaksanaan Skema Klaim-Verifikasi

4

(11)

Peta Moratorium: peta indikatif yang secara berkala diperbaharui …

(secara parsial) menjadi definitif … skema Klaim-Verifikasi telah diterapkan Tim Teknis PIPIB

Jenis Area (Ha)

Peta Moratorium 0 Peta Moratorium 1 Perubahan

Hutan Konservasi 21.528.532 21.637.907 +109.375

Hutan Lindung 29.700.268 29.581.356 -118.912

Lahan Gambut 10.680.261 5.922.993 -4.757.268

Hutan Alam Primer 7.235.012 8.391.073 +1.156.061

Wilayah Moratorium 69.144.073 65.533.328 -3.610.744

Contoh faktor peubah yang menjadikan sebagian wilayah moratorium definitif :

 Klaim pemegang konsesi dengan menunjukkan bukti berupa peta wilayah konsesi yang telah ditatabataskan sesuai ketentuan Kemenhut.

 Klaim individu/NGO yang diverifikasi dilapangan oleh Tim Teknis PIPIB sesuai prosedur yang

telah ditetapkan kemenhut.

(12)

12

Klaim dan verifikasi pada pembaharuan Peta Moratorium (1/3) … klaim

oleh komunitas daring

(13)

13

Kabupaten Boundary Forested Cover Legend :

PT Teluk Nauli Forest Concession

Primary Forest: Protected Forest +

Primary Forest: Conservation Area

Proposal to be included in IMM Proposal to be included in IMM

Klaim dan verifikasi pada pembaharuan Peta Moratorium (2/3) … klaim

oleh LSM

(14)

Klaim dan verifikasi pada pembaharuan Peta Moratorium (3/3) … klaim

oleh INGO

(15)

15

prinsip

proses klaim-verifikasi

konsisten

menggunakan standar dan referensi pemetaan

yang berlaku dalam kerangka one map

final

hasil verifikasi atas klaim bersifat final dan

menjadi dasar pengukuhan transparan

seluruh proses dan hasilnya dapat diketahui publik

partisipatif

melibatkan sebanyak mungkin pemangku

kepentingan

Belajar dari pembaharuan Peta Moratorium, proses klaim-verifikasi harus

konsisten, partisipatif, transparan dan final …

(16)

Penetapan Kawasan Hutan secara definitif sebagai langkah penting

perbaikan tata kelola kehutanan … skema Klaim-Verifikasi bisa jadi solusi

Peta Kawasan Hutan pada dasarnya adalah peta yang bersifat indikatif yang perlu didefinitifkan melalui proses pengukuhan tata batas Kawasan Hutan. Sifat definitif adalah menjadikan peta suatu variabel terkontrol dalam masalah pengelolaan hutan.

2

Peta indikatif adalah peta yang memiliki beberapa informasi geospasial masih bersifat sementara (misal: kawasan hutan, kawasan lahan gambut, alur sungai, batas wilayah, dst) dan memerlukan proses verifikasi untuk menjadikannya peta definitif.

1

Proses pengukuhan tata batas pada dasarnya menggunakan filosofi

contradicture delimitatie yang merupakan proses klaim dari para pihak dan proses verifikasi oleh pemerintah bersama para pihak.

3 4

Persamaan matematik dengan satu variabel yang diketahui akan lebih mudah dituntaskan, sama halnya dengan masalah yang timbul akibat

interaksi beberapa variabel akan lebih mudah diatasi jika ada satu variabel

yang dapat dikontrol atau ditetapkan.

(17)

Diagram alur skema Klaim-Verifikasi untuk percepatan penetapan Kawasan Hutan secara definitif

Penerbitan Permenhut tentang Peta Penunjukan Kawasan

Hutan Berskala Operasional (skala

1:50K)

Perumusan mekanisme Klaim-Verifikasi atas

Peta Penunjukan Kawasan Hutan Berskala Operasional

(skala 1:50K)

 Pemberlakuan periode klaim-verifikasi 5 tahun, sebelum peta indikatif Kawasan Hutan (peta penunjukan) dinyatakan secara otomatis menjadi peta definitif Kawasan Hutan.

 Pembentukan panitia/tim lintas sektor untuk menerima klaim dan melaksanakan verifikasi. Panitia/tim klaim independen terhadap panitia/tim verifikasi.

 Pemanfaatan sumber daya pihak pengaju klaim untuk melaksanakan proses penetapan batas sebagai bagian dari pembuktian.

 Pelaksanaan identifikasi hak-hak pihak ketiga.

 Penggunaan prinsip contradicture delimitatie yang termuat dalam PP 24/1997.

 Klaim dilengkapi dengan berbagai data pendukung termasuk hasil (sementara) penetapan batas dan peta wilayah klaim dalam skala 1:50K.

 Penggunaan instrumen/regulasi eksisting semaksimal mungkin.

 Penetapan peran spesifik para pemangku kepentingan tata kelola kehutanan dalam skema Klaim-Verifikasi.

Penetapan Peta Definitif Parsial Kawasan Hutan

 Penetapan Peta Kawasan Hutan definitif dilakukan secara berkala (setahun sekali) untuk wilayah yang sudah menuntaskan proses klaim-verifikasi. Pada akhir tahun kelima peta definitif Kawasan Hutan skala 1:50K dituntaskan.

 Klaim yang tidak tuntas resolusinya dicatat dalam lampiran Peta Kawasan Hutan definitif.

 Proses penyusunan rencana tata ruang, penerbitan konsesi dst mengacu pada peta definitif Kawasan Hutan 1:50K tersebut.

(18)

Perolehan minimal Klaim-Verifikasi adalah daftar lengkap masalah

penetapan Kawasan Hutan definitif, misalnya hak pihak ketiga, tumpang tindih konsesi, batas administrasi …

Catatan atas klaim tanpa resolusi menjadi dasar untuk membangun instrumen

hukum penuntasan klaim.

Seluruh klaim tuntas, Peta Definitif Kawasan Hutan skala 1:50K diperoleh Klaim dan verifikasi

dilakukan atas Peta Definitif Kawasan Hutan skala 1:50K versi pertama

Klaim dan verifikasi

dilakukan atas Peta Definitif Kawasan Hutan skala 1:50K versi pertama

Seluruh klaim tuntas, Peta Definitif Kawasan Hutan skala 1:50K diperoleh

T1

T1

T5

T5 T5+

(19)

Langkah selanjutnya dan instrumen yang harus disiapkan …

1 2 3 4

 Menuntaskan peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50K.

 Menyesuaikan peta Kawasan Hutan eksisting skala 1:250K dengan peta Rupa Bumi Indonesia (1:50K).

 Mengidentifikasi dan menginvntarisasi hak-hak pihak ketiga.

 BIG

 Kemenhut, BIG

 Kemenhut, Kemendagri

Langkah / Kegiatan

 Menetapkan peta Kawasan Hutan skala 1:50K hasil penyesuaian sebagai Peta Penunjukan Kawasan Hutan Skala Operasional (1:50K) melalui Permenhut. Peta akan menjadi definitif secara otomatis setelah 5 tahun.

 Menyusun mekanisme klaim-verifikasi atas Peta Penunjukan Kawasan Hutan Skala Operasional (1:50K), diterbitkan melalui Permenhut.

 Melaksanakan sosialisasi dan konsultasi nasional (sebagai sarana penerapan prinsip fair process/due process).

 Membentuk lembaga/unit verifikasi yang lintas sektor.

 Kemenhut

 Kemenhut, BIG, Kemendagri, Kemenhukham, BPN, Kemen ESDM, Kementan, BPKP

 Kemenhut, BPN, Kemendagri

 Kemenhut

Pelaksana

 Menerbitkan Permenhut Peta Kawasan Hutan 1:50K dan Permenhut Proses Klaim-Verifikasi Kawasan Hutan.

 Menetapkan peran setiap pemangku kepentingan tata kelola kehutanan.

 Kemenhut

 Kemenhut, Kemendagri, BPN

 Melaksanakan piloting pada satu provinsi.

 Menerbitkan Permenhut/Pergub penetapan Kawasan Hutan definitif.

 Kemenhut, BIG, Kemendagri, Kemenhukham, BPN, Kemen ESDM, Kementan, BPKP

 Kemenhut, Gubernur

(20)

Tata waktu pelaksanaan Klaim-Verifikasi dalam percepatan penetapan Kawasan Hutan secara definitif

Kegiatan 2013 2014

11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Penuntasan peta RBI 50K

Penyesuaian peta Kawasan Hutan 250K dengan RBI 50K untuk

menghasilkan Peta Definitif Kawasan Hutan 1:50K

Sosialisasi dan konsultasi nasional mekanisme Klaim-Verifikasi

Pembentukan Tim Teknis Klaim- Verifikasi lintas

sektor/daerah/pemangku kepentingan

Penerbitan Permenhut Peta Kawasan Hutan Skala Operasional (1:50K) Penerbitan Permenhut Tata Cara Klaim-Verifikasi

Perancangan pelaksanaan provinsi uji coba Klaim-Verifikasi

Pelaksanaan uji coba selama satu tahun (9/2014-9/2015)

(21)

Latar Belakang: Temuan KPK pada Kajian Sistem Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Hutan (2010)

1

Kondisi Saat Ini dan Kendala Pengukuhan Kawasan Hutan

2

Belajar dari PIPIB: Percepatan Penetapan Kawasan Hutan secara Definitif dengan Skema Klaim-Verifikasi

3

Tantangan Pelaksanaan Skema Klaim-Verifikasi

4

(22)

Penerbitan dan sirkulasi tanpa bayar Peta RBI 1:50K.

Penyesuaian Peta Kawasan Hutan skala 1:250K menjadi 1:50K: NSPK.

Penyediaan landasan hukum peta definitif kawasan hutan skala operasional:

penyesuaian, penambahan.

Perumusan tata cara klaim dan verifikasi yang melibatkan pemangku kepentingan: metode sosialisasi yang efektif, pelaku sosialisasi.

Skema Klaim-Verifikasi juga perlu ditetapkan untuk Peta Wilayah Administrasi Definitif Skala 1:50K oleh Menteri Dalam Negeri secara bersamaan dengan Peta Kawasan Hutan Definitif Skala 1:50K

Tantangan yang dihadapi dalam persiapan menuju penerapan skema Klaim-Verifikasi untuk percepatan penetapan kawasan hutan definitif

1 2

3

4

5

(23)

23

Penerbitan dan sirkulasi peta RBI 1:50K: percepatan pengadaan

adalah mutlak, peta yang sudah siap perlu disirkulasikan segera … 1

(24)

 Perpres 85/2007 tentang JDSN,

mengharapkan data spasial 14 K/L pada akhir 2008 dapat diakses publik.

 Pada 2012 menjadi contoh pelopor National Spatial Data Infrastructure di dunia

(UNSDI), OGP menyebut sebagai world class initiative (2013).

 Perlu pembentukan lembaga walidata geospasial daerah.

Penerbitan dan sirkulasi peta RBI 1:50K: sirkulasi tanpa bayar

berdasarkan skema JDSN melalui geoportal nasional 1

(25)

Peta RBI skala 1:50K penting untuk referensi pembangunan yang akuntabel ... contoh overlay RBI Skala 1:250K dengan 1:50K (1/3)

Garis Pantai Versi 1:50.000

Garis Pantai Versi 1:250.000

… terdapat selisih wilayah akibat perubahan skala 1:250K menjadi 1:50K, konflik dan ketidakpastian dipastikan akan timbul … misalnya, kawasan hutan sepanjang pantai akan diklaim sebagai APL …

2

(26)

Sungai

Versi 1:50.000

Sungai Versi 1:250.000

Peta RBI skala 1:50K penting untuk referensi pembangunan yang akuntabel ... contoh overlay RBI Skala 1:250K dengan 1:50K (2/3)

… terdapat perubahan wilayah administrasi akibat perubahan skala 1:250K menjadi 1:50K, konflik dan ketidakpastian dipastikan akan timbul … misalnya, batas wilayah administrasi tidak segera tuntas …

2

(27)

Peta RBI skala 1:50K penting untuk referensi pembangunan yang akuntabel ... contoh overlay RBI Skala 1:250K dengan 1:50K (3/3)

Sungai Senyiur versi 1:250.000

Sungai Senyiur versi 1:50.000

… penunjukan Kawasan Hutan Produksi pada skala 1:250K

menggunakan sungai dan koordinatnya sebagai acuan, pada Peta RBI skala 1:50K koordinat dan bentuk alur sungai berubah … timbul sengketa pada kawasan yang sudah dimanfaatkan …

2

(28)

 Jangka waktu penataan batas (klaim dan verifikasi) dalam proses penataan batas;

 Skala peta menjadi 1:50.000;

 Mekanisme dan tahapan komunikasi kepada publik;

 Mekanisme penerimaan klaim dan verifikasi.

 Peninjauan unsur keanggotaan PTB;

 Tugas dan tanggung jawab dalam kaitannya dengan komunikasi mekanisme dan pelaksanaan klaim dan verifikasi;

 Mekanisme yang memungkinkan pihak ke-3 untuk membantu proses klaim-verifikasi.

Landasan hukum klaim-verifikasi: instrumen legal yang perlu

diubah dan dapat diubah dengan segera 3

Peraturan Menteri Kehutanan No.44/2012 – Pengukuhan Kawasan Hutan

1

Peraturan Menteri

Kehutanan No.

47/2010 – Panitia Tata Batas

2

(29)

Kawasan Hutan tertetapkan final secara otomatis pada akhir tahun kelima 1. Pemancangan patok sementara di Daerah

A*

2. Inventarisasi hak-hak pihak ketiga baik di Daerah A (secara proaktif) maupun Daerah B* (secara pasif)

3. Pemancangan pal batas permanen (maupun virtual) di Daerah A

Landasan hukum klaim-verifikasi: mekanisme pengukuhan kawasan hutan dengan skema Klaim-Verifikasi

PENUNJUKAN

(skala 1:50K) PENATABATASAN PEMETAAN PENETAPAN batas waktu lima tahun

1 2 3 4

Peta diumumkan

secara luas

*Daerah A: yang sedang melakukan penataan batas

*Daerah B: yang tidak sedang melakukan penataan batas

3

(30)

Tata cara klaim-verifikasi: mempermudah dan memperluas klaim-

verifikasi dengan sistem daring ... 4

(31)

Percepatan Penetapan Kawasan

Hutan Secara Definitif dengan Skema Klaim-Verifikasi

Kelompok Kerja Tata Kelola Kehutanan UKP4

Pembelajaran dari Proses Pembaharuan Peta Indikatif Penundaan Ijin Baru (Peta Moratorium) Berdasarkan Inpres 10/2011 dan

Inpres 6/2013

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa akan tetapi Pasal 32 ayat (1) huruf c UU 30/2002 tersebut yang dinyatakan bertentangan dengan UUD 1945 adalah ketentuan untuk memberhentikan Pimpinan KPK

Suatu pemeriksaan yang teliti untuk menemukan lesi ini merupakan bagian yang penting dari evaluasi klinis terhadap seorang pasien yang dicurigai menderita liken planus, dan

e. mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko yang relevan; f. dibangun pengetahuan dan keterampilan yang ada di rumah sakit; g. dibangun praktek klinis yang

Dalam model vignette tidak boleh ada opsi Bukan Salah Satu Di atas (BSSD) karena opsi ini akan tidak sinkron dengan konteks, Misalnya apabila yang dimaksud dengan

Keterampilan tersebut mutlak perlu karena pada dasarnya dalam menjalankan kepemimpinannya, seorang pemimpin berinteraksi dengan manusia lain bukan hanya dengan para bawahannya,

Pengembangan multiple intelegences yang terakomodasi pada fase kedua antara lain; (1) ke- cerdasan intrapersonal, yaitu peserta didik dapat membuat catatan-catatan

Kepala ruangan mengingatkan perawat melakukan hand hygiene setelah menyentuh pasien (melakukan tindakan).. Kepala ruangan mengingatkan perawat memakai air dan sabun

Kepala Sekolah harus memiliki kemampuan untuk melihat setiap kemungkinan perubahan yang akan terjadi pada masa yang akan datang agar dapat memberikan gambaran terhadap para