4. DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
4.1.1. Sejarah Singkat Toko “X”
Pada tahun 2007, WP “X” mendirikan Toko “X” yang menjual mesin- mesin las merk tertentu, spare part untuk mesin tersebut dan juga peralatan- peralatan las lainnya. Keputusan untuk hanya menjual mesin las dengan merk tersebut dilakukan karena WP “X” melihat bahwa pangsa pasar merk tersebut cukup luas dibanding dengan merk lainnya. Selain itu WP “X” juga lebih mengenal keunggulan dan kelemahan produk-produk dari merk tersebut karena pembelajaran suami dari WP “X” yang merupakan direktur perusahaan merk tersebut yang telah cukup lama menjabat dan pada tahun 2008 telah pensiun.
Dalam hal pemasaran, Toko “X” tidak mempekerjakan karyawan khusus untuk memasarkan barang-barangnya, Toko “X” mengandalkan salesman dari toko-toko yang menjual barang-barang sejenis tetapi berbeda merk. Salesman ini yang nantinya mengambil barang di Toko “X” jika ada permintaan dari cu stomer mereka. Dan setiap kali terjual, Toko “X” akan memberikan komisi penjualan kepada salesman bersangkutan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.
Selain melalui salesman, WP “X” juga memasang iklan di beberapa buku tahunan.
Usaha yang dijalani oleh WP “X” ini masih tergolong usaha yang baru didirikan. Oleh karena itu WP “X” berusaha untuk meningkatkan penjualan dan juga terus memperbaiki sistem administrasi dan keuangan di tokonya. Hal ini terbukti dari perubahan sistem akuntansi yang dilakukan, di mana pada tahun pertama berdiri WP “X” hanya melakukan pencatatan sederhana tanpa melakukan pelaporan pajak dan pada tahun kedua hingga sekarang WP “X” telah melakukan pembukuan dan telah berusaha untuk melakukan kewajiban pajaknya.
4.1.2. Struktur Organisasi
Dalam menjalankan setiap usaha harus didukung dengan adanya struktur organisasi, karena struktur organisasi merupakan suatu alat untuk menunjukan
jabatan, fungsi, tugas, serta wewenang masing-masing bagian. Selain itu struktur organisasi akan membantu mempermudah dalam mengkoordinasi dan melakukan pengawasan.
Pimpinan
Bagian Keuangan
Bagian Administrasi Pembelian dan
Penjualan
Bagian Gudang
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Sumber: Hasil Wawancara dengan WP “X”
4.2. Deskripsi Data
Dalam bagian ini akan dibahas secara detail data yang diperoleh dari Toko
“X” yaitu kebijakan yang digunakan WP “X” dalam menjalankan usahanya, laporan laba rugi tahun 2009 dan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi tahun pajak 2009 terkait dengan kewajiban pajak WP “X”.
4.2.1. Kebijakan Akuntansi Perusahaan a. Pendapatan/Penghasilan
Pendapatan usaha ini adalah pengakuan pendapatan Toko “X” atas penjualan produk-produk welding dan tools yang merupakan pendapatan utama dari usaha. Pendapatan usaha ini diakui secara cash basis di mana pendapatan baru benar-benar diakui setelah ada pembayaran dari customer.
b. Biaya Atas Pendapatan
Biaya atas pendapatan merupakan Harga Pokok Pendapatan bagi Toko “X”
yang diperoleh dari jumlah biaya pembelian produk-produk welding dan tools, biaya pengiriman barang, dan komisi penjualan.
c. Persediaan Barang
Dalam persediaan barang, Toko “X” hanya melakukan persediaan dalam
untuk kategori mesin dan kawat las, setiap ada order pembelian yang masuk maka Toko “X” akan mengambilkannya di cabang merk tersebut yang ada di Surabaya.
d. Aktiva Tetap
Toko “X” memiliki beberapa aktiva tetap antara lain bangunan toko dan gudang saat ini, komputer dan printer yang digunakan untuk keperluan toko.
Namun pada tahun 2010 WP “X” masih belum mengakui penyusutan atas aktiva tetap tersebut.
4.2.2. Kebijakan Terkait dengan Perpajakan
Pajak Penghasilan Toko “X” dihitung dari penjualan bersih dikurangi dengan biaya atas pendapatan kemudian diperoleh laba kotor. Dari laba kotor tersebut dikurangi dengan biaya operasional dan biaya di luar usaha yang kemudian dikoreksi fiskal agar sesuai dengan Peraturan Perpajakan. Setelah itu akan diperoleh laba bersih untuk tahun bersangkutan, yang kemudian pajak penghasilan yang terutang dihitung berdasarkan perhitungan yang sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan pasal 17 ayat (1) huruf a.
4.2.3. Penyajian Laporan Laba Rugi Toko “X”
Tabel 4.1. Laporan Laba Rugi Toko “X”
Toko "X"
Laporan Laba Rugi
Periode 1 Januari - 31 Desember 2009 (Dalam Rupiah)
Komersial
Pendapatan
Pendapatan Usaha:
Penjualan Produk 648.611.822,00 Pendapatan atas pengantaran 285.000,00 Total Pendapatan Usaha 648.896.822,00 Total Pendapatan 648.896.822,00
Biaya Atas Pendapatan
Biaya Produksi
Biaya Pembelian Produk 444.459.318,56 Biaya atas Pengiriman Barang 6.393.790,00 Komisi Penjualan 9.437.000,00 Total Biaya Produksi 460.290.108,56 Total Biaya Atas Pendapatan 460.290.108,56
Laba/Rugi Kotor 188.606.713,44
Pengeluaran Operasional
Biaya Operasional
Gaji Direksi dan Karyawan 53.940.000,00 Listrik, air, telepon 9.724.900,00 Promosi dan Iklan 18.975.760,00 Administrasi kantor 2.587.300,00 Biaya transport 6.837.000,00 Biaya perbaikan bangunan 3.658.500,00
Biaya IT 4.091.200,00
Total Biaya Operasional 99.814.660,00
Total Pengeluaran Operasional 99.814.660,00
Laba/Rugi Operasi 88.792.053,44
Pengeluaran Lain
Pengeluaran Luar Usaha
Pajak-pajak 1.822.807,00 Lain- lain 200.000,00 Total Pengeluaran Luar Usaha 2.022.807,00 Total Pengeluaran Lain 2.022.807,00
Laba Bersih 86.769.246,44 Sumber Data: Internal Toko “X”
Berikut ini adalah rincian akun-akun dalam laporan laba rugi Toko “X”
beserta penjelasannya:
a. Pendapatan Usaha
• Penjualan Produk adalah pengakuan pendapatan Toko “X” atas penjualan produk-produk welding dan tools yang dijual melalui salesman-salesman yang bekerja sama dengan Toko “X”. Pendapatan atas penjualan dicatat sebesar Rp 648.611.822,00. Berikut merupakan rincian pendapatan penjualan produk pada tahun 2009:
Tabel 4.2. Rincian Pendapatan Penjualan Produk
No. Nama Produk Nilai Penjualan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Produk General Produk Spare TIG Produk Spare MIG
Produk Accessories & Tools Produk Gas Cutting
Produk Spare Plasma Cutting
78.423.110,00 44.865.400,00 79.327.620,00 274.399.642,00 11.781.350,00 159.814.700,00 Total Penjualan Produk 648.611.822,00
• Pendapatan atas pengantaran atau ongkos pengiriman ini hanya dikenakan terhadap pengiriman barang yang letaknya jauh dari Toko “X” seperti daerah rungkut. Besarnya pendapatan atas pengantaran selama tahun 2009 adalah Rp 285.000,00.
b. Biaya Atas Pendapatan
• Biaya Pembelian Produk adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian produk-produk welding dan tools yang kemudian akan dijual lagi di Toko
“X”. Besarnya pembelian produk selama tahun 2009 termasuk PPN adalah Rp 444.459.381,56. Rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3. Rincian Biaya Pembelian Produk
No. Nama Produk Nilai Pembelian
1.
2.
Produk General Produk Spare TIG
60.467.244,50 30.966.344,32
Lanjutan (Tabel 4.3. Rincian Biaya Pembelian Produk) 3.
4.
5.
6.
Produk Spare MIG
Produk Accessories & Tools Produk Gas Cutting
Produk Spare Plasma Cutting
46.906.806,34 215.095.417,33 4.512.045,00 86.511.461,07 Total Pembelian Produk 444.459.318,56
• Biaya atas pengiriman barang merupakan biaya yang muncul karena adanya pengiriman produk-produk welding dan tools yang dibeli langsung dari kantor cabang merk tersebut yang ada di Jakarta selama tahun 2009.
Besarnya biaya pengiriman selama tahun 2009 sebesar Rp 6.393.790,00.
Pengiriman ini dikirimkan melalui perusahan pengiriman seperti Tiki.
• Komisi Penjualan adalah biaya yang diberikan sebagai bonus kepada salesmen yang melakukan pengambilan barang di Toko “X”, komisi yang diberikan sesuai dengan kesepaka tan awal WP “X” dengan salesman bersangkutan. Besarnya biaya atas akun ini adalah Rp 9.437.000,00 dan atas akun ini tidak dipotong PPh pasal 21.
c. Biaya Operasional
• Gaji karyawan adalah biaya gaji karyawan bulanan yang terdiri dari gaji pokok dan uang makan siang. WP “X” tidak melakukan pemotongan PPh 21 terhadap karyawannya. Besarnya biaya gaji selama tahun 2009 adalah Rp 53.940.000,00.
Tabel 4.4. Rincian Gaji Karyawan Bulanan
Karyawan Gaji Pokok/bln Uang Makan/bln Gaji Setahun Bgn. Keuangan
Bgn. Administrasi Bgn. Gudang
2.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00
165.000,00 165.000,00 165.000,00
25.980.000 13.980.000 13.980.000
Total 53.940.000
• Biaya listrik, air, telepon adalah biaya atas tagihan listrik, air, dan telepon toko dan gudang yaitu sebesar Rp 9.724.900,00.
Tabel 4.5. Rincian Biaya Tagihan Toko dan Gudang Air
Listrik
Telepon kantor Voucher pulsa
Rp 627.680,00 Rp 7.960.020,00 Rp 637.200,00 Rp 500.000,00
Total Rp 9.724.900,00
• Biaya promosi dan iklan merupakan biaya yang dikeluarkan Toko “X”
untuk pemasangan iklan di yellow pages, dan biaya ini juga merupakan biaya pencetakan katalog-katalog yang berisi jenis-jenis produk yang dijual Toko “X” di mana katalog tersebut diberikan kepada salesman untuk memudahkan dalam penawaran kepada customer.
Tabel 4.6. Biaya Promosi dan Iklan Pemasangan Iklan Yellow Pages (termasuk PPN) Pencetakan Katalog
6.500.000,00 12.475.760,00
Total 18.975.760,00
• Biaya administrasi kantor merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian perlengkapan kantor berupa ordner, alat tulis, tinta printer, kertas HVS, kertas fax, buku nota dan buku surat jalan.
Tabel 4.7. Biaya Administrasi Kantor Ordner
Alat Tulis Kantor Tinta Printer Kertas HVS Kertas Fax
Buku Nota dan Surat Jalan
475.000,00 358.000,00 348.500,00 55.000,00 194.000,00 1.156.800,00
Total 2.587.300,00
• Biaya transport merupakan biaya bensin untuk mobil direktur, karcis parkir, dan biaya jalan tol.
Tabel 4.8. Biaya Transport Bensin
Parkir dan Tol
6.250.000,00 587.000,00
Total 6.837.000,00
• Biaya perbaikan bangunan adalah biaya untuk pembelian pintu harmoni untuk penggantian pintu gudang yang rusak sebesar Rp 3.658.500,00.
Biaya tersebut sudah termasuk ongkos pemasanganan.
• Biaya IT merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian peralatan komputer untuk keperluan administrasi dan keuangan kantor seperti hard disk , mouse, CD, pembelian software Akuntansi, dan juga termasuk biaya untuk perbaikan komputer. Berikut rinciannya:
Tabel 4.9 Rincian Biaya IT Hard disk
Mouse CD
Software Akuntansi Perbaikan Komputer
535.000,00 95.000,00 21.200,00 2.675.000,00 765.000,00
Total 4.091.200,00
d. Pengeluaran Luar Usaha
• Biaya pajak-pajak merupakan pengeluaran untuk pembayaran atas PPh Pasal 29 kurang bayar tahun pajak 2008 yaitu sebesar Rp 1.822.807,00.
• Biaya lain-lain merupakan pengeluaran untuk pembayaran iuran keamanan di komplek perkantoran yang terletak di Dupak sebesar Rp 200.000,00.
4.2.4. Penyajian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Oleh WP
“X”
Berikut ini penyajian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi oleh WP “X”:
Gambar 4.2. SPT 1770 - Induk Sumber Data: Internal Toko “X”
MEMPUNYAI PENGHASILAN :
•
• DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA
• YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL NORMA X PEMBUKUAN
• DARI PENGHASILAN LAIN
• • ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM •
NPWP :
NAMA WAJIB PAJAK : W P X
JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS : D A G A N G 5 2 4 0 4
NO. TELEPON/FAKSIMILI : /
PERUBAHAN DATA : LAMPIRAN TERSENDIRI X TIDAK ADA
1. 1
2. 2
3. 3
4. 4
5. 5
6. 6
7. 7
8. 8
9.
9
10. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK T K / - K/ K/I/ PH/ HB/ 10
11.
11
12. 12
14. 14
15. 15
16. X a. PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI b. PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT
17. a. a
b. b
c. c
18.
18
a. X PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29) 0 4 0 3 1 0
b. PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)
20. PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon a. DIRESTITUSIKAN
DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK
DIHITUNG BERDASARKAN :
a. X 1/12 X JUMLAH PADA ANGKA 16 c. PERHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI
b. PERHITUNGAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU
SELAIN FORMULIR 1770 - I SAMPAI DENGAN 1770 - IV (BAIK YANG DIISI MAUPUN YANG TIDAK DIISI) HARUS DILAMPIRKAN PULA :
a. SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN) g. PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
b. X SSP LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29 h. DAFTAR SUSUNAN KELUARGA YANG MENJADI TANGGUNGAN WAJIB PAJAK
c. X NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITALISASI BULANAN PEREDARAN BRUTO i. FOTOKOPI TANDA BUKTI PEMBAYARAN FISKAL LUAR NEGERI (TBPFLN)
d. PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL j. PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK KAWIN PISAH HARTA
e. k .
f . FOTOKOPI FORMULIR 1721-A1 DAN/ATAU 1721-A2 (...LEMBAR) l. ...
TANDA TANGAN
X WAJIB PAJAK KUASA 1 0 - 0 3 - 2 0 1 0
W P X
F.1.1.32.16
6.152.050
PATUH)
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17 D (WP TERTENTU)
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17 C (WP PATUH)
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
74.347.000
6.152.050
6.152.050
6.152.050
90.187.746
90.187.746
90.187.746
15.840.000
90.187.746
TH 9 0 2 s.d
BL 1
9
0
0
1
0
9
NAMA LENGKAP : NPWP :
BL
PERHATIAN
IDENTITAS
DEPARTEMEN KEUANGAN RI
C. PPh TERUTANG
PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)
c.
(16-18)
1770
PEMBUKUAN ATAU NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO 0
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2
DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS YANG MENYELENGGARAKAN
TAHUN PAJAK
A. PENGHASILAN NETOFORMULIR D. KREDIT PAJAK
PPh PASAL 25 BULANAN
JUMLAH KREDIT PAJAK (a+b+c)
STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)
FISKAL LUAR NEGERI KOMPENSASI KERUGIAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]
13.
512.671 13
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI
E. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR 19.
b.
(14-15)
d.
PERNYATAAN
thn
F. ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
21. ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA DIHITUNG SEBESAR
G. LAMPIRAN
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS UNTUK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU)
21
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
16 KLU :
RUPIAH *) BERI TANDA " X " DALAM
TANGGAL:
tgl b l n
TGL LUNAS PPh YANG DIBAYAR SENDIRI
19 ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA
WAJIB (5-6)
JUMLAH PPh TERUTANG (12 + 13)
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN [Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA [Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]
SEBELUM MENGISI BACALAH BUKU PETUNJUK PENGISIAN
PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN * ) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat buku petunjuk hal. 3)
TH
B. PENGHASILAN KENA PAJAK
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)
PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI [Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat buku petunjuk]
JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)
PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS [Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]
Gambar 4.3. SPT 1770 - Lampiran I hal 1 Sumber Data: Internal Toko “X”
0 1 0 9 s.d 1 2 0 9
NORMA XPEMBUKUAN
• • ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
•
NPWP :
NAMA WAJIB PAJAK : W P X
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN : DIAUDIT OPINI AKUNTAN : X TIDAK DIAUDIT
NAMA AKUNTAN PUBLIK :
NPWP AKUNTAN PUBLIK :
NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK :
NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK :
NAMA KONSULTAN PAJAK :
NPWP KONSULTAN PAJAK :
NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK :
NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK :
a. 1a
b. 1b
c. 1c
d. 1d
e. 1e
2.
a. 2a
b. 2b
c. 2c
d.
2d
e. 2e
f . 2 f
g. 2g
h. 2h
i. 2i
j. 2j
k. 2k
l. 2l
a. 3a
b. 3b
c. 3c
d. 3d
4 4
D.1.1.32.43 Pindahkan Jumlah Bagian A (angka 4) ke Formulir 1770 Angka 1
90.187.746
3.418.500
3.418.500 101.837.467
86.769.246
RUPIAH
0 9
648.896.822
460.290.109
188.606.713
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
PEREDARAN USAHA
SEBELUM MENGISI BACALAH BUKU PETUNJUK PENGISIAN DEPARTEMEN KEUANGAN RI T H
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
FORMULIR
HALAMAN 1
1770 - I
BL
2 0
TAHUN PAJAK
B L
1. PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL :
BAGIAN A:
(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENGGUNAKAN PEMBUKUAN) LAMPIRAN - I
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI T H PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA
DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENGGUNAKAN PEMBUKUAN
PERHATIAN: BERI TANDA " X " DALAM
SANKSI ADMINISTRASI
SELISIH PENYUSUTAN/AMORTISASI KOMERSIAL DIATAS PENYUSUTAN/ AMORTISASI FISKAL
BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA
JUMLAH (2a s.d. 2k)
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA
JUMLAH (3a s.d. 3c)
JUMLAH BAGIAN A (1e + 2l - 3d) 3. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF:
HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN
PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK
PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN
PAJAK PENGHASILAN
PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA
GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMILIK / ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN HARGA POKOK PENJUALAN
LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)
PENYESUAIAN FISKAL POSITIF
BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
BIAYA USAHA
PENGHASILAN NETO (1c - 1d)
SELISIH PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN AMORTISASI FISKAL
Gambar 4.4. SPT 1770 - Lampiran I hal 2 Sumber Data: Internal Toko “X”
• 0 1 0 9 s.d 1 2 0 9
•
• NORMA X PEMBUKUAN
PERHATIAN : • • ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
•
NPWP :
NAMA WAJIB PAJAK : W P X
BAGIAN B: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
JUMLAH BAGIAN B
Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1 BAGIAN C : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
Pindahkan Jumlah Bagian C Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 2 BAGIAN D: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL)
D.1.1.32.43
Pindahkan Jumlah Bagian D ke Formulir 1770 Angka 3
-
0 9
-
2
-
-
-
-
-
(2) NAMA DAN NPWP PEMBERI KERJA
PENGHASILAN BRUTO (Rupiah)
TAHUN PAJAK BL
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 0
BL LAMPIRAN - I
TH HALAMAN 2
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI YANG MENGGUNAKAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
1770 - I
FORMULIR
DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENGGUNAKAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO )
1
2
2 NO.
INDUSTRI
ROYALTI JASA
(2) (3) 3
4
5
5 3 (1) NO.
6 3
4
SEBELUM MENGISI BACALAH BUKU PETUNJUK PENGISIAN
JENIS USAHA
PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA
(5) (4)
BERI TANDA " X " DALAM (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
(3)
PEREDARAN USAHA (Rupiah)
DAGANG
PEKERJAAN BEBAS
PENGURANGAN PENGHASILAN BRUTO/BIAYA
(Rupiah)
PENGHASILAN NETO (Rupiah)
(5)
TH
PENGHASILAN NETO (Rupiah)
JBB
NO. NORMA
(%)
1 BUNGA
USAHA LAINNYA (2) (1)
JENIS PENGHASILAN
KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN / PENGALIHAN HARTA (1)
JUMLAH BAGIAN C
(4)
1
JBC
PENGHASILAN LAINNYA
JUMLAH PENGHASILAN (Rupiah)
(3)
-
JUMLAH BAGIAN D 5
2
SEWA
JBD 4
6
PENGHARGAAN DAN HADIAH
Gambar 4.5. SPT 1770 - Lampiran II Sumber Data: Internal Toko “X”
0 1 0 9 s.d 1 2 0 9
NORMA X PEMBUKUAN
• •ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM •
NPWP :
NAMA WAJIB PAJAK : W P X
BAGIAN A :
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15 dst
*) - =
- Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP)
- Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri (lihat buku petunjuk tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)
1 dari 1 halaman Lampiran-II
D.1.1.32.44
(7) (6)
(4) (5)
FORMULIR
DEPARTEMEN KEUANGAN RI
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
BL
9
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 0
1770 - II
LAMPIRAN - II
DAFTAR PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
TANGGAL
(2) (3)
JUMLAH PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT
(Rupiah)
Halaman ke - JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
JBA
DTP
JUMLAH BAGIAN A
2
Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15 PPh Ditanggung Pemerintah
- NO
NAMA PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK
NPWP PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK
NOMOR
BUKTI PEMOTONGAN /
PEMUNGUTAN JENIS PAJAK : PPh PASAL
21/ 22/23/24/26/DTP *) PERHATIAN :
TH TH
SEBELUM MENGISI BACALAH BUKU PETUNJUK PENGISIAN
BL
BERI TANDA " X " DALAM
DAFTAR PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG
PEMERINTAH TAHUN PAJAK
0
Gambar 4.6. SPT 1770 - Lampiran III Sumber Data: Internal Toko “X”
• 0 1 0 9 s . d 1 2 0 9
• PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
• PENGHASILAN ISTERI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH NORMA XPEMBUKUAN
PERHATIAN : • •ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM •
NPWP :
NAMA WAJIB PAJAK : W P X
BAGIAN A :
NO (1) 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
BAGIAN B : PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK NO
(1) 1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAGIAN C : PENGHASILAN ISTERI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
D.1.1.32.45
-
- PENGHASILAN NETO ISTERI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
SUMBER / JENIS PENGHASILAN JUMLAH (1 s.d. 16)
PENGHASILAN ISTRI DARI SATU PEMBERI KERJA
WARISAN
KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA
JBB
0 9
PENGHASILAN BRUTO (Rupiah)
(3)
FORMULIR
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI LAMPIRAN - III
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
0
BL TH
2
TAHUN PAJAK
1770 - III
PPh TERUTANG (Rupiah)
( 2 )
JENIS PENGHASILAN DASAR PENGENAAN
PAJAK/PENGHASILAN BRUTO
(4) (3)
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI TH
BERI TANDA " X " DALAM
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
BL DEPARTEMEN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK (2)
JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI
BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH
SEBELUM MENGISI BACALAH BUKU PETUNJUK PENGISIAN
PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN DAN DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA NEGARA
(Rupiah)
- BEASISWA DALAM NEGERI
BUNGA / DISKONTO OBLIGASI YANG DILAPORKAN PERDAGANGANNYA DI BURSA EFEK
PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK
HADIAH UNDIAN
PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS
HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD
PENYALUR / DEALER / AGEN PRODUK BBM
BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA ANGGOTA KOPERASI
PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF
DIVIDEN
PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA SERAH
SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
USAHA JASA KONSTRUKSI
Gambar 4.7. SPT 1770 - Lampiran IV Sumber Data: Internal Toko “X”
• 0 1 0 9 s . d 1 2 0 9
NORMA X PEMBUKUAN
PERHATIAN • SEBELUM MENGISI BACALAH BUKU PETUNJUK PENGISIAN •ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM • BERI TANDA " X " DALAM
NPWP : - - - - - - - - - - - - - - -
NAMA WAJIB PAJAK : W P X BAGIAN A :
BAGIAN B : KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
BAGIAN C :
Halaman ke- 1 dari 1 halaman Lampiran-IV D.1.1.32.46
50.000.000
- TAHUN PEROLEHAN
(4) (3)
KETERANGAN
(3) (2)
Deposito, Bank Mandiri 2009 50.000.000
NO.
JUMLAH BAGIAN A
(5) TAHUN
PEMINJAMAN
JUMLAH (Rupiah)
(1) (5)
8 6
(4)
NAMA PEMBERI PINJAMAN ALAMAT PEMBERI PINJAMAN
JBA
1770 - IV 2 0
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
HARTA PADA AKHIR TAHUN LAMPIRAN - IV
0 9
• DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
HARTA PADA AKHIR TAHUN
HARGA PEROLEHAN (Rupiah)
BL T H
KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN B L TH
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DEPARTEMEN KEUANGAN RI
TAHUN PAJAK
FORMULIR
•
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
2
7
10 dst
9 5 3 4
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI 5
8 6
NO. JENIS HARTA
5 1
JBB JUMLAH BAGIAN B
3
(2) (1)
1 2
10 dst
9 7
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
NO. NAMA ANGGOTA KELUARGA TANGGAL LAHIR HUBUNGAN KELUARGA PEKERJAAN
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Tuan "X" 09-06-1652 Suami Karyawan
2
An "X" 19-03-1987 Anak
3 Siswa
Nn "X" 17-08-1982 Anak Ibu Rumah Tangga
4 5 dst
4.2.5. Pelunasan dan Pelaporan Pajak
Berdasarkan SPT yang telah disajikan, tidak terdapat pembayaran PPh Pasal 25 yaitu angsuran bulanan oleh WP “X”. Tanggal pelunasan PPh kurang bayar yang tercantum di laporan induk SPT pada kolom 19 adalah tanggal 4 Maret 2010 dan tanggal pelaporan SPT yang terdapat pada kolom pernyataan adalah tanggal 10 Maret 2010.
4.2.6. Pemenuhan Kewajiban PPN Toko “X”
Pada tahun 2009 Toko “X” tidak melakukan pemungutan PPN Keluaran atas penjualan produknya karena WP “X” belum mendaftarkan dirinya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak sehingga untuk PPN atas pembelian produk dan beberapa pembelian keperluan toko hanya dapat dibiayakan.
4.3. Analisa dan Pembahasan
Berdasarkan analisa yang dilakukan terhadap data -data Toko “X”, ditemukan adanya beberapa kesalahan antara lain:
a. Laporan laba rugi yang dibuat oleh Toko “X” tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan;
b. Koreksi fiskal yang dilakukan tidak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Atas kesalahan tersebut perlu dilakukan:
a. Pembetulan agar laporan tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
b. Koreksi fiskal terhadap laporan laba rugi yang telah sesuai Standar Akuntansi Keuangan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
4.3.1. Penyusunan Laporan Laba Rugi Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
Tabel 4.10. Laporan Laba Rugi Setelah Penyesuaian Toko "X"
Laporan Laba Rugi
Periode 1 Januari - 31 Desember 2009 (Dalam Rupiah)
Komersial Ref
Pendapatan
Penjualan Produk 648.611.822,00
Pendapatan atas pengantaran 285.000,00
Total Pendapatan 648.896.822,00
Harga Pokok Pendapatan
Persediaan Awal 5.649.300,00 a
Pembelian Produk 444.459.318,56
Biaya Pengiriman Barang 6.393.790,00
Persediaan Akhir 5.055.400,00 b
Total Harga Pokok Pendapatan 451.447.008,56
Laba/Rugi Kotor 197.449.813,44
Biaya Operasional
Gaji Direksi dan Karyawan 53.940.000,00
Listrik, air, telepon 9.724.900,00
Promosi dan Iklan 18.975.760,00
Administrasi kantor 2.587.300,00
Komisi Penjualan 9.437.000,00
Biaya Penyusutan Aktiva Tetap 13.062.500,00 c
Biaya Amortisasi Software 668.750,00 d
Biaya transport 6.837.000,00
Biaya perbaikan bangunan 3.658.500,00
Biaya IT 1.416.200,00 e
Total Biaya Operasional 120.307.910,00
Laba/Rugi Operasi 77.141.903,44
Pengeluaran Lain
Pajak-pajak 1.822.807,00
Lain- lain 200.000,00
Total Pengeluaran Lain 2.022.807,00
Laba Bersih 75.119.096,44
Berikut ini merupakan rincian akun atas perubahan pada laporan laba rugi setelah dilakukan penyesuaian berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan:
a. Persediaan Awal
Besarnya nilai yang muncul pada akun ini merupakan nilai produk-produk yang masih belum terjual sampai akhir tahun buku 2008.
b. Persediaan Akhir
Besarnya nilai yang muncul pada akun ini merupakan nilai produk-produk yang masih belum terjual sampai akhir tahun buku 2009.
c. Biaya Penyusutan Aktiva Tetap
Merupakan biaya penyusutan aktiva tetap yang dimiliki oleh Toko “X”.
Penyusutan ini dihitung menggunakan metode garis lurus, berikut rinciannya:
Tabel 4.11. Penghitungan Biaya Penyusutan Aktiva Tetap
Aktiva Tetap: Hrg perolehan Tahun Perolehan Masa manfaat Penyusutan Bangunan toko
dan gudang 225.000.000 Agustus 2006 20 thn 11.250.000 Komputer 4.500.000 Maret 2007 4 thn 1.125.000 Printer 2.750.000 Maret 2007 4 thn 687.500
d. Biaya Amortisasi Software
Software (perangkat lunak) yang dibeli oleh WP “X” merupakan software yang dirancang khusus untuk keperluan sistem administrasi keuangan Toko
“X”. Untuk keperluan penghitungan perpajakan, berdasarkan KEP.316 tahun 2002, perangkat lunak komputer berupa program aplikasi khusus pembebanan biayanya melalui amortisasi harta tak berwujud.
Tabel 4.12. Penghitungan Amortisasi Aktiva Tidak Tetap Aktiva tidak
berwujud:
Hrg perolehan
Tahun
Perolehan Masa manfaat Amortisasi
Software 2.675.000 2009 4 thn 668.750
e. Biaya IT
Pembelian peralatan komputer berupa hard disk , mouse, dan CD serta biaya untuk perbaikan komputer termasuk dalam biaya IT. Sedangkan untuk pembelian software akuntansi hanya dapat diakui sebagai aset dan dibebankan dalam biaya amortisasi.
4.3.2. Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Laba Rugi Setelah Penyesuaian Tabel 4.13. Laporan Laba Rugi Setelah Koreksi Fiskal
Toko "X"
Laporan Laba Rugi
Periode 1 Januari - 31 Desember 2009 (Dalam Rupiah)
Komersial Koreksi Fiskal Ref
Pendapatan
Penjualan Produk 648.611.822,00 648.611.822,00
Pendapatan atas pengantaran 285.000,00 285.000,00
Total Pendapatan 648.896.822,00 648.896.822,00
Harga Pokok Pendapatan
Persediaan Awal 5.649.300,00 5.649.300,00
Pembelian Produk 444.459.318,56 444.459.318,56
Biaya Pengiriman Barang 6.393.790,00 6.393.790,00
Persediaan Akhir 5.055.400,00 5.055.400,00
Total Harga Pokok Pendapatan 451.447.008,56 451.447.008,56
Laba/Rugi Kotor 197.449.813,44 197.449.813,44
Biaya Operasional
Gaji Direksi dan Karyawan 53.940.000,00 442.050,00 53.497.950,00 3a Listrik, air, telepon 9.724.900,00 250.000,00 9.474.900,00 3b
Promosi dan Iklan 18.975.760,00 18.975.760,00
Administrasi kantor 2.587.300,00 2.587.300,00
Komisi Penjualan 9.437.000,00 471.850,00 8.965.150,00 3e Biaya Penyusutan Aktiva Tetap 13.062.500,00 13.062.500,00
Biaya Amortisasi Software 668.750,00 668.750,00
Biaya transport 6.837.000,00 3.125.000,00 3.712.000,00 3h
Biaya perbaikan bangunan 3.658.500,00 3.658.500,00
Biaya IT 1.416.200,00 1.416.200,00
Total Biaya Operasional 120.307.910,00 116.019.010,00
Laba/Rugi Operasi 77.141.903,44 81.430.803,44
Pengeluaran Lain
Pajak-pajak 1.822.807,00 1.822.807,00 - 4a
Lain-lain 200.000,00 200.000,00 - 4b
Total Pengeluaran Lain 2.022.807,00 -
Laba Bersih 75.119.096,44 81.430.803,44
Berikut ini adalah penjelasan Laporan Laba Rugi Toko “X” setelah dilakukan koreksi fiskal yang sesuai dengan Peraturan Perpajakan:
1. Pendapatan usaha
a. Penjualan produk adalah penghasilan atas penjualan produk welding dan tools yang belum dikenakan PPN dan diterima pada tahun pajak 2009.
Pendapatan tersebut telah sesuai dengan Objek Pajak yang diperbolehkan dalam Undang-Undang PPh No. 36 tahun 2008 pasal 4 ayat (1) huruf a sehingga tidak perlu di koreksi fiskal.
b. Pendapatan atas pengantaran adalah penghasilan yang diterima karena adanya pengiriman produk ke customer yang diterima selama tahun pajak 2009. Pendapatan ini telah sesuai dengan Objek Pajak yang diperbolehkan dalam Undang-Undang PPh No. 36 tahun 2008 pasal 4 ayat (1) hur uf a sehingga tidak perlu di koreksi fiskal.
2. Harga Pokok Pendapatan
a. Persediaan awal merupakan nilai produk-produk yang masih belum terjual sampai akhir tahun buku 2008. Sesuai dengan Undang-Undang PPh No.
36 tahun 2008 pasal 6 ayat (1) huruf a, atas akun ini tidak perlu dilakukan dikoreksi karena berhubungan dengan 3M, yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
b. Pembelian produk merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli produk yang digunakan untuk dijual kembali. Biaya tersebut tidak dikoreksi karena merupakan biaya yang berhubungan dengan 3M, yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Ini sesuai dengan Undang-Undang PPh No. 36 tahun 2008 pasal 6 ayat (1) huruf a.
c. Biaya atas pengiriman barang merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar pengiriman pembelian produk dari luar kota yang nantinya akan dijual lagi. Biaya tersebut merupakan biaya yang berhubungan dengan 3M, yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan sehingga tidak dik oreksi.
d. Persediaan akhir merupakan nilai produk-produk yang belum terjual sampai akhir tahun buku 2009. Atas akun ini tidak perlu dilakukan koreksi fiskal karena berhubungan dengan 3M, yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Ini sesuai dengan Undang-Undang PPh No. 36 tahun 2008 pasal 6 ayat (1) huruf a.
3. Biaya Operasional
a. Gaji karyawan adalah biaya gaji karyawan yang terdiri dari gaji pokok dan uang makan siang. WP “X” tidak melakukan pemotongan PPh 21 terhadap karyawannya. Namun berdasarkan tabel 4.4. rincian gaji karyawan, terdapat seorang karyawan yang menerima penghasilan di atas PTKP.
Sehingga atas penghasilan karyawan tersebut seharusnya WP “X”
melakukan pemotong PPh 21. Berikut penghitungannya:
• Bagian Keuangan
Gaji pokok 2. 000.000 x 12 bln = 24.000.000 Uang makan 165.000 x 12 bln = 1.980.000 Penghasilan bruto = 25.980.000 By. Jabatan 5% x 25.980.000 = (1.299.000) Penghasilan neto = 24.681.000 PTKP: - WP (TK) = (15.840.000) PKP = 8.841.000 PPh 21 terutang setahun:
5% x 8.841.000 = 442.050 PPh 21 terutang bulanan:
442.050 / 12 = 36.838
Setelah melakukan pemotongan PPh 21 terhadap penghasilan karyawannya, WP “X” juga memiliki kewajiban untuk penyetoran dan pelaporan SPT Masa PPh 21 setiap bulannya. Penyetoran dilakukan dengan menggunakan SSP (Surat Setoran Pajak) dan disetorkan paling lam bat tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
Sedangkan dalam hal pelaporan dilakukan paling lama 20 hari setelah
Masa Pajak berakhir dengan menggunakan SPT Masa PPh 1721, hal ini berdasarkan PMK No.184/PMK.03/2007.
Dan dalam Laporan Laba Rugi Fiskal, besarnya PPh 21 yang telah dipotong atas penghasilan karyawan harus dikoreksi sebesar Rp 442.050,00 karena berdasarkan Undang-Undang PPh No. 36 tahun 2008 pasal 9 ayat (1) huruf h, maka segala biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran Pajak Pengha silan tidak boleh menjadi pengurang penghasilan bruto.
b. Biaya listrik, air, dan telepon yang dikeluarkan merupakan biaya untuk keperluan toko dan gudang. Karena biaya ini dikeluarkan untuk keperluan usaha dan berhubungan langsung dengan biaya untuk mendapa tkan, menagih dan memelihara penghasilan, sesuai dengan Undang-Undang PPh No. 36 tahun 2008 pasal 6 ayat (1) huruf a maka tidak perlu dilakukan koreksi atasnya. Namun terdapat biaya pembelian voucher pulsa sebesar Rp 500.000,00. Berdasarkan Keputusan Dirje n Pajak KEP-220/PJ/2002 diatur bahwa atas pembelian voucher pulsa yang diperbolehkan sebagai pengurang penghasilan bruto hanya 50% sehingga harus dilakukan koreksi sebesar Rp 250.000,00.
c. Biaya promosi dan iklan merupakan pengeluaran untuk pemasangan iklan dan pencetakan katalog toko. Pengeluaran ini berkaitan langsung dengan kegiatan usaha dan biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan, sesuai dengan Undang-Undang PPh No. 36 tahun 2008 pasal 6 ayat (1) huruf a maka tidak perlu dilakukan koreksi atasnya.
d. Biaya administrasi kantor tidak ada yang perlu dikoreksi karena berhubungan dengan biaya 3M, yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan, sesuai dengan Undang-Undang PPh No. 36 tahun 2008 pasal 6 ayat (1) huruf a.
e. Atas biaya yang dikeluarkan untuk komisi penjualan terjadi koreksi fiskal positif sebesar Rp 471.850,00. Koreksi ini terjadi karena akun ini menganut prinsip taxable-deductible karena komisi penjualan hanya dapat dibiayakan jika telah dipotong pajak PPh pasal 21 dengan tarif sesuai pasal 17 Undang-Undang PPh. Penghitungan PPh 21 terutangnya adalah:
Salesman I: 1.478.000 x 5% = 73.900 Salesman II: 4.395.000 x 5% = 219.750 Salesman III: 2.766.000 x 5% = 138.300 Salesman IV: 798.000 x 5% = 39.900 471.850
f. Dalam hal penyusutan aktiva tetap, tidak perlu dilakukan koreksi atas biaya yang terjadi. Sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat (1) huruf b, penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dapat dikurangkan dengan penghasilan bruto.
g. Amortisasi untuk software tidak perlu dikoreksi atas biaya yang terjadi karena sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat (1) huruf b, amortisasi dapat dikurangkan dengan penghasilan bruto.
h. Biaya transport yang dikeluarkan meliputi pembelian BBM dan pembiayaan parkir dan tol. Pengeluaran untuk BBM berupa bahan bakar solar untuk kendaraan yang digunakan karyawan tertentu karena jabatan atau pekerjaannya sebesar Rp 6.250.000,00 yang berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP -220/PJ/2002 pasal 3 ayat (2) hanya boleh dibebankan sebesar 50% sehingga seharusnya dilakukan koreksi fiskal sebesar Rp 3.125.000,00.
i. Biaya perbaikan bangunan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan bangunan gudang Toko “X” dan atas biaya tersebut tidak dilakukan koreksi karena merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, sesuai dengan Undang-Undang PPh No. 36 tahun 2008 pasal 6 ayat (1) huruf a.
j. Biaya IT merupakan biaya yang dikeluarkan untuk per baikan komputer ini tidak perlu dikoreksi karena biaya ini merupakan 3M, yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, sesuai dengan Undang-Undang PPh No. 36 tahun 2008 pasal 6 ayat (1) huruf a.
4. Pengeluaran Luar Usaha
a. Biaya pajak-pajak merupakan pengeluaran untuk pembayaran atas PPh Pasal 21 kurang bayar WP “X” pada tahun pajak 2008. Berdasarkan Undang-Undang PPh No. 36 tahun 2008 pasal 9 ayat (1) huruf h, segala
biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran Pajak Penghasilan tidak boleh menjadi pengurang penghasilan bruto. Maka atas biaya pajak-pajak tersebut harus dikoreksi sebesar Rp 1.822.807,00.
b. Biaya lain-lain yang dimaksud adalah biaya iuran keamanan yang seharusnya dilakukan koreksi positif sebesar Rp 200.000,00 karena iuran tersebut dibayarkan sebagai sumbangan atas keamanan lingkungan di sekitar toko. Koreksi tersebut berdasarkan Undang-Undang PPh No. 36 tahun 2008 pasal 9 ayat (1) huruf g.
4.3.3. Penghitungan Penghasilan untuk Konsep Pisah Harta
WP “X” merupakan seorang wanita yang memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya secara terpisah dengan suami tanpa ada perjanjian pisah harta dan penghasilan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 pasal 8 ayat (3) mengatur bahwa penghasilan neto suami istri yang memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya secara terpisah, dikenakan pajak berdasarkan pengabungan penghasilan neto suami istri dan besarnya pajak yang harus dilunasi oleh masing-masing suami-istri dihitung sesuai dengan perbandingan penghasilan neto mereka. Namun di karenakan pada saat penghitungan pajak tahun 2009 suami WP “X” sudah pensiun dan masih belum memiliki penghasilan lagi maka penghitungan PPh untuk WP “X” dilakukan seperti biasa.
4.3.4. Penghitungan PPh Terutang Akhir Tahun
Setelah dilakukan koreksi fiskal atas laporan keuangan yang sesuai dengan Peraturan Perpajakan, maka atas laba bersihnya dapat dilakukan penghitungan PPh Pasal 29 kurang bayar,yaitu:
Laba Bersih 81.430.803
PTKP:
-WP sendiri (TK/-) 15.840.000
PKP 65.590.803
Pembulatan PKP 65.590.000
PPh terutang:
5% x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 15.590.000 = 2.338.500
4.838.500 PPh 25 angsuran - PPh 29 kurang bayar 4.838.500
4.3.5. Penyajian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Setelah Dilakukan Penyesuaian Dengan Peraturan Perpajakan
Berikut ini merupakan penyajian SPT Tahuan PPh Orang Pribadi setelah dilakukan koreksi fiskal yang disesuaikan dengan Peraturan Perpajakan: