• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

KERAGAAN PEMASARAN IKAN GURAMI (Osphrounemus gouramy) PADA KELOMPOK MINA BERKAH JAYA

Irni Rahmi Zulfiyyah1)

Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Irnirahmi18@gmail.com

Dedi Darusman, Ir., M.Sc.2) Fakultas pertanian Universitas siliwangi

Dedidarusman@ymail.com Dr. H. Dedi Sufyadi, Ir., M.S.3) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Dedi_sufyadi@yahoo.co.id ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan pemasaran ikan gurami dilihat dari saluran pemasaran, marjin pemasaran dan farmer’s share, serta efisiensi pemasaran.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2017 Metode yang digunakan adalah survey pada suatu kasus pemasaran ikan gurami pada kelompok pembudidaya ikan

“Mina Berkah Jaya” di Desa Gunungcupu Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis.

Hasil penelitian ini terdapat dua tingkat saluran pemasaran ikan gurami di Desa Gunungcupu.

Saluran pertama yaitu saluran pemasaran nol tingkat (produsen – konsumen),saluran yang kedua yaitu aluran pemasaran satu tingkat (produsen – pedagang pengecer – konsumen).

Tidak ada marjin pemasaran pada saluran nol tingkat, karena dalam hal ini petani produsen menjual ikannya langsung kepada konsumen. Sedangakan marjin pemasaran pada saluran satu tingkat sebesar Rp 5.000 per kilogram dan bagian harga yang diterima produsen pada saluran nol tingkat sebesar 100% dan saluran satu tingkat sebesar 88,89 persen. Sedangkan efisiensi pemasaran pada saluran nol tingkat adalah 0 persen dan saluran satu tingkat 6,9 persen

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi

ABSTRACT

This research aims to know about the performance of Gurami fish marketing viewed by marketing channel, marketing margin, and farmer’s share and marketing efficiency. This research was conducted from May to October 2017. The methodology used in this study is case study in one of fish cultivation group “Mina Berkah Jaya” in Gunungcupu, Sindangkasih, Ciamis. The result of this research is there two grade of Gurami fish marketing channel in Gunungcupu. The first channel was zero grade marketing channel (producer and consumer), the second channel was one grade marketing channel (producer- retailer - consumer). In this case, there was no margin in grade zero of marketing channel. It is caused by the producer sold the fish to the customer directly, but in one grade marketing channel the margin was Rp. 5000 per one kilogram. The price is getting by the producer in zero grade marketing channel was 100% and the price in one grade marketing channel was 88,89 %.

The marketing efficiency in zero grade was 0% and in one grade was 6,9%.

Keyword : Marketing, Gurami fish, efficiency

(2)

2 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bidang pertanian dalam arti luas mencakup sub sektor perkebunan, peternakan, hotikultura, kehutanan dan perikanan. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang potensinya cukup besar di Indonesia, baik sumberdaya perikanan tangkap maupun budidaya.

Sumberdaya perikanan tersebut merupakan salah satu aset nasional yang harus dikelola dengan baik.

Ciamis merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi perikanan, khususnya perikanan air tawar. Potensi produksi ikan air tawar di kabupaten Ciamis cukup tinggi, untuk seluruh jenis ikan unggulan yang dibudidayakan mencapai 12.821,37 ton pada tahun 2012.

Berdasarkan Peraturan Bupati (Perbup) Ciamis Nomor 32 Tahun 2015 Tentang Sentra Produksi Perikanan Unggulan di Kabupaten Ciamis, Kecamatan Sindangkasih merupakan salah satu sentra perikanan unggulan, sehingga salah satu komoditas perikanan yang dapat dikembangkan adalah ikan gurami (Osphronemus gouramy). Tahun 2011-2012 peningkatan produksi ikan gurami dari 3.013,44 menjadi 3.071,48 ton dengan persentase 1,92 persen dan rata-rata konsumsi ikan 15,98 kg per kapita per tahun.

Gurami merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan air tawar yang termasuk golongan ikan konsumsi yang cukup populer di Indonesia dan dinilai sebagai salah satu sumber protein yang sehat sehingga membuat ikan ini disukai oleh banyak kalangan masyarakat. Selain itu, permintaan terhadap ikan gurami di kabupaten Ciamis akan terus meningkat sejalan dengan dijadikannya ikan gurami sebagai salah satu menu istimewa di rumah makan-rumah makan pada umumnya.

Sebagai ikan konsumsi, gurami mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi.

Gurami menjadi primadona ikan konsumsi komoditas perikananair tawar yang memiliki nilai jual sangat tinggi dibanding dengan harga ikan air tawar lainnya dengan fluktuasi harga yang relatif stabil. Namun harga gurami di setiap tempat akan berbeda, tetapi umumnya tidak berbeda jauh dan masih menempati posisi atas dibandingkan dengan ikan konsumsi air tawar lainnya.

Peningkatan produksi yang tidak diikuti dengan sistem pemasaran yang baik maka tidak mungkin akan meningkatkan pendapatan petani. Keberhasilan usaha di bidang perikanan sangat ditunjang oleh adanya kegiatan pemasaran. Menurut Danang (2012), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial seseorang atau kelompok orang untuk

(3)

3

memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.

Dalam proses pemasaran, semakin efisien kerja lembaga-lembaga pemasaran, maka semakin menguntungkan bagi semua pihak. Bagi konsumen, efisien dapat berakibat harga lebih murah dengan tingkat pelayanan yang sama. Bagi produsen dapat berakibat bertambahnya bagian keuntungan yang diterima. Bagi lembaga pemasaran efisien memberikan kemungkinan untuk menentukan biaya agar keuntungan lebih besar dan sebanding dengan tingkat risiko yang ditanggungnya.

Salah satu penentu keberhasilan pemasaran khususnya penjualan gurami adalah pemilihan saluran pemasaran. Saluran pemasaran yang baik akan mempengaruhi keberhasilan pemasaran yang dicirikan oleh efisiensi kegiatan pemasaran yang pada akhirnya akan menentukan tinggi rendahnya tingkat penerimaan dari aktivitas yang dilakukan. Lembaga yang terkait dalam pemasaran produk perikanan melakukan beberapa fungsi pemasaran seperti penyimpanan, pengolahan, pengangkutan dan fungsi yang lainnya. Semakin besar biaya yang dikeluarkan akan berpengaruh terhadap besarnya keuntungan yang diterima oleh lembaga pemasaran dan juga akan berpengaruh terhadap harga ditingkat produsen dan konsumen.

Berkaitan dengan hal di tersebut, cukup menarik untuk diteliti mengenai penggunaan saluran pemasaran pada petani ikan gurami di kelompok Mina Berkah Jaya dalam usaha menyalurkan produknya ke tangan konsumen. Dengan demikian akan diketahui saluran yang efektif dan efisien dalam proses pemasaran gurami di kelompok pembudidaya ikan Mina Berkah Jaya dan tingkat margin pemasaran diantara lembaga pemasaran dalam saluran pemasaran tersebut.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey suatu kasus pada Kelompok Pembudidaya Ikan Mina Berkah Jaya di Desa Gunung Cupu. Dengan pertimbangan bahwa kelompok tersebut merupakan salah satu pembudidaya ikan gurami di Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis.

Kerangka Analisis

Analisis saluran pemasaran diperlukan untuk menelusuri saluran pemasaran ikan gurami dari produsen sampai ke konsumen. Dapat digambarkan secara keseluruhan saluran pemasaran dari pola dan tingkat saluran pemasaran. Analisis biaya pemasaran dan margin pemasaran ditingkat lembaga saluran pemasaran digunakan alat analisis biaya dan margin

(4)

4

pemasaran (cost margin analysis) yaitu dengan menghitung besarnya biaya, keuntungan dan margin pemasaran pada tiap lembagga perantara pada berbagai saluran pemasaran.

a. Marjin Pemasaran

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya selisih harga ditingkat konsumen dan harga di tingkat produsen. Besar kecilnya margin pemasaran akan mempengaruhi tinggi rendahnya harga komoditas tersebut.

Perhitungan margin pemasaran menurut Sudiyono (2004), adalah sebagai berikut:

Keterangan:

MP = Margin Pemasaran

Pr = Harga di tingkat konsumen Pf = Harga di tingkat produsen b. Biaya, keuntungan dan Farmer’s share

 Besarnya bagian biaya untuk setiap lembaga pemasaran:

SB

i =

×100 %

 Besarnya bagian keuntungan untuk setiap lembaga pemasaran:

SKi

=

×100 % Keterangan:

SBi = bagian biaya setiap lembaga ke-i

Bi = biaya yang dikeluarkan setiap lembaga pemasaran ke-i Pr = harga di tingkat pengecer

Pf = harga di tingkat petani

SKi = bagian keuntungan setiap lembaga pemasaran ke-i

Ki = keuntungan yang diperoleh setiap lembaga pemasaran ke-i

 Farmer’s Share adalah bagian dari harga yang diterima oleh petani dari harga yang dibayar oleh konsumen dalam suatu pemasaran. Perhitungan farmer’s share menurut Kohl Richard L dan Joseph N Uhl (2002),menggunakan rumus sebagai berikut:

FS

=

×100 % Keterangan:

Fs = bagian yang diterima oleh petani (farmer’s share) Pf = harga di tingkat petani

(5)

5 Pr = harga di tingkat pengecer

 Efisiensi Pemasaran adalah kondisi pemasaran dimana produsen dapat bekerja atas dasar biaya input yang rendah tanpa mengurangi kepuasan konsumen.

Menghitung tingkat efisiensi pemasaran pada masing-masing saluran pemasaran menurut Henny Rosmawati (2011), adalah menggunakan rumus efisiensi sebagai berikut:

Ep =

x 100%

Keterangan :

EP = Efisiensi Pemasaran TB = Total Biaya Pemasaran TNP = Total Nilai Produk Dengan kaidah sebagai berikut:

a. Ep = 0 – 33% → Efisien

b. Ep = 34 – 67% → Kurang Efisien c. Ep = 68 – 100% → Tidak Efisien

HASIL DAN PEMBAHASAN Saluran Pemasaran Ikan Gurami

Saluran pemasaran umumnya definisi yang ada memberikan gambaran tentang saluran distribusi ini sebagai suatu rute atau jalur (Swastha dan Irawan, 1990), mengatakan juga bahwa saluran merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai (konsumen).

Saluran pemasaran ikan gurami dari produsen di Desa Gunungcupu sampai ke konsumen melibatkan dua saluran pemasaran. Saluran pertama merupakan saluran nol tingkat (zero level chanel) sering disebut juga saluran langsung karena dalam proses penyaluran tanpa melalui lembaga pemasaran, jadi petani produsen menjual ikan gurami langsung kepada konsumen yaitu masyarakat dan Rumah Makan. Harga jual di tingkat petani produsen kepada konsumen (masyarakat) pada saluran nol tingkat sebesar Rp 50.000 per kilogram dengan volume penjualan sebanyak 30 kilogram sedangkan harga jual ke Rumah Makan sebesar Rp 43.000 per kilogram dengan volume penjualan 400 kilogram.

Saluran kedua merupakan saluran satu tingkat, karena dalam proses pemasarannya terdapat satu lembaga pemasaran yang terlibat yaitu pedagang pengecer. Dalam saluran satu

(6)

6

tingkat ini distribusi ikan gurami dimulai dari petani produsen yang ada di Desa Gunungcupu kemudian menjualnya kepada pedagang pengecer yang berada di pasar cikurubuk. Harga jual di tingkat petani produsen kepada pedagang pengecer sebesar Rp 40.000 per kilogram, kemudian pedagang pengecer menjual kepada konsumen sebesar Rp 45.000 per kilogram dengan volume penjualan 100 kilogram.

Saluran pemasaran ikan gurami di Desa Gunungcupu secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar3

Gambar 3. Saluran pemasaran Ikan Gurami di Kelompok Mina Berkah Jaya Desa Gunungcupu

Marjin Pemasaran Ikan Gurami

Marjin pemasaran adalah perbedaan harga yang diterima oleh pembudidaya sebagai produsen dengan harga yang dibayarkan oleh kosumen. Marjin pemasaran pada penelitian ini dihitung dari harga jual ikan gurami dari produsen sampai ke konsumen. Maka dari itu untuk menghitung marjin pemasaran pada saluran pemasaran gurami Kelompok Mina Berkah Jaya di Desa Gunungcupu akan dihitung dari lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran ikan gurami berdasarkan tipe saluran pemasaran yang ada

Saluran I (saluran nol tingkat) tidak terdapat lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat, karena dalam hal ini petani produsen menjual ikannya langsung kepada konsumen.

Maka pada saluran nol tingkat ini tidak terdapat marjin pemasaran atau nilai marjin pemasarannya nol rupiah. Sedangkan pada saluran II (saluran satu tingkat) ada keterlibatan lembaga pemasaran yaitu pedagang pengecer.. Total marjin pemasaran ikan gurami yang diterima oleh pedagang pengecer pada saluran satu tingkat yaitu Rp 5.000 per kilogram atau 11,11 persen.

Petani Produsen Konsumen

Petani Produsen Petani Produsen

Rumah Makan

Pedagang Pengecer Konsumen

(7)

7 Tabel 8. Marjin Pemasaran Ikan Gurami

Jenis Lembaga Pemasaran

Besarnya Marjin

Saluran Nol Tingkat Saluran Satu Tingkat

Rp/kg % Rp/kg %

Produsen

Harga Jual 40.000

- Konsumen 50.000 -

- Rumah Makan 43.000 -

Harga Jual - -

Marjin Pemasaran - -

Pedagang Pengecer -

Harga Beli - 40.000

Harga Jual - 45.000

Marjin Pemasaran - 5.000 11,11

Marjin Pemasaran Total - 100,00 5.000 11,11

Sumber : Data Primer diolah, 2017 Farmer’s Share

Farmer’s share adalah bagian harga yang diterima oleh petani ikan gurami dalam suatu system pemasaran. Analisis ini membandingkan harga yang diterima oleh petani ikan gurami dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen dan umumnya dinyatakan dalam persentase. Besarnya harga yang diterima oleh petani pada saluran pemasaran nol tingkat yaitu 100 persen dan merupakan bagian harga terbesar yang diterima petani. Hal ini dikarenakan saluran pemasaran pada saluran nol tingkat dijual dari petani langsung kepada konsumen tanpa melalui lembaga pemasaran.

Sedangkan pada saluran pemasaran satu tingkat bagian harga yang diterima petani sebesar 88,89 persen. Besarnya farmer’s share untuk kedua saluran pemasaran ikan gurami pada Kelompok Mina Berkah Jaya di Desa Gunungcupu dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Farmer’s Share Saluran Pemasaran Ikan Gurami

Uraian Saluran Pemasaran

Nol Tingkat Satu Tingkat

Harga jual dari petani (Rp/Kg) 40.000

- Ke Konsumen (Rp/Kg) 50.000

- Ke Rumah Makan (Rp/Kg) 43.000

Harga dari pedagang pengecer (Rp/Kg) 45.000

Farmer's Share (%) 100 88,89

Sumber : Data Primer diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui dari kedua saluran pemasaran tersebut saluran yang paling efisien adalah saluran pemasaran nol tingkat atau saluran pemasaran langsung

(8)

8

karena salurannya lebih pendek dan tidak melibatkan lembaga pemasaran serta keuntungan yang diterima petani lebih besar.

Persentase Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran ikan gurami yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran adakalanya berbeda-beda. Proses pendistribusian ikan gurami dari petani ke konsumen akan menimbulkan berbagai risiko bagi lembaga pemasaran. Risiko lembaga pemasaran umumnya dinotasikan dalam biaya pemasaran. Persentase biaya pada saluran pemasaran ikan gurami dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Persentase Biaya Lembaga Pemasaran

Uraian Saluran Nol

Tingkat (Rp/Kg) % Saluran Satu

tingkat (Rp/Kg) % Pedagang pengecer

Transport - - 500 10

Tenaga Kerja - - 1.000 20

Sewa Lapak - - 405 8,1

Penyusutan - - 1.200 24

Total 3.105 62,1

Sumber : Data Primer diolah, 2017

Perhitungan menunjukan bahwa persentase biaya pemasaran pada saluran satu tingkat sebesar 62,1 persen. Biaya pemasaran yang di keluarkan oleh pedagang pengecer meliputi : Biaya transportasi, tenaga kerja, sewa lapak dan penyusutan

Persentase Keuntungan Pemasaran

Keuntungan pemasaran adalah selisih antara marjin pemasaran dengan biaya yang dikeluarkan selama proses pemasaran. Besarnya bagian keuntungan terhadap marjin total pada lembaga pemasaran dan saluran pemasaran ikan gurami tersaji pada Tabel 11.

Tabel 11. Persentase Keuntungan pemasaran Ikan Gurami Lembaga Pemasaran Saluran Nol

Tingkat (Rp/Kg) % Saluran Satu

Tingkat (Rp/Kg) %

Pedagang Pengecer - - 1.895 37,9

Total - - 1.895 37,9

Sumber : Data Primer diolah, 2017

Tabel 11 menunjukan bahwa persentase keuntungan pada saluran pemasaran ikan gurami satu tingkat sebasar 37,9 persen.

(9)

9 Efisiensi Pemasaran

Efisiensi pemasaran yang efisien, jika biaya pemasaran lebih rendah daripada nilai produk yang dipasarkan, semakin rendah biaya pemasaran dari nilai produk yang dipasarkan semakin efisien melaksanakan pemasaran (Soekartawi, 1997). Dengan demikian untuk mencapai efisiensi pemasaran dalam mempertinggi laba harus dilakukan usaha penekanan (pengurangan) biaya dan marjin pemasaran itu sendiri.

Usaha-usaha tersebut ditujukan kepada tercapainya efisiensi pemasaran dalam rangka mempertinggi tingkat kepuasan dari semua pihak yang terlibat dalam proses pemasaran.

Selain itu efisiensi pemasaran juga dapat dilihat dari panjang pendeknya distribusi barang, dimana semakin panjang rantai pemasarannya maka semakin tidak efisien (Yudith R, Siswanto dan Wiludjen R, 2014), selain itu menurut Andita Rahmawati (2013) menyatakan bahwa selain rantai pemasaran yang panjang, margin pemasaran pun merupakan ukuran aktivitas bisnis atau kegiatan produktif yang dapat menjadi indikator efisiensi atau tidaknya sistem pemasaran.

Tabel 12. Efisiensi Saluran Pemasaran Ikan Gurami

Saluran Pemasaran Persentase Efisiensi Pemasaran (%)

Saluran Nol Tingkat 0

Saluran Satu Tingkat 6,9

Sumber : Data Primer diolah, 2017

Berdasarkan hasil Tabel di atas dapat diketahui bahwa efisiensi pemasaran ikan gurami pada kelompok Mina Berkah Jaya memiliki persentase 0 persen untuk saluran pemasaran nol tingkat, dan 6,9 persen untuk saluran pemasaran satu tingkat. Hal ini menunjukan bahwa saluran pemasaran ikan gurami di kelompok Mina Berkah jaya sudah efisien, namun jika dibandingkan antara keduanya saluran pemasaran nol tingkat lebih efisien. Ini merujuk pada kaidah yang dikemukakan oleh Henny Rosmawati (2011), bahwa :

a. Ep = 0 – 33% → Efisien

b. Ep = 34 – 67% → Kurang efisien c. Ep = 68 – 100% → Tidak Efisien.

(10)

10 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Terdapat dua tingkat saluran pemasaran ikan gurami, yaitu saluran nol tingkat (produsen

– konsumen), dan saluran satu tingkat (produsen – pedagang pengecer – konsumen).

2) Marjin pemasaran pada saluran nol tingkat adalah nol rupiah dan pada saluran satu tingkat sebesar Rp 5.000 per kilogram, sedangkan farmer’s share pada saluran nol tingkat 100 persen dan pada saluran satu tingkat 88,89 persen

3) Efisiensi pemasaran yang diperoleh pada saluran pemasaran nol tingkat adalah 0% dan pada saluran satu tingkat adalah 6,9 persen, artinya kedua saluran pemasaran tersebut efisien karena merujuk pada kaidah yang dikemukakan oleh Henny Rosmawati (2011) bahwa nilai efisiensi pemasaran kurang dari 34 adalah efisien.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :

1) Produsen diharapkan dapat mengoptimalkan saluran pemasaran nol tingkat dengan mencari konsumen akhir secara langsung dan memfokuskan konsumen tersebut kepada rumah makan. Karena penelitian menunjukkan rumah makan kerap melakukan pembelian dalam jumlah relative besar.

2) Produsen juga diharapkan dapat mencari pedagang pengecer lain di luar pasar induk Cikurubuk, pasar-pasar kecil misalnya. Walaupun serapan kuantitasnya tidak sebesar pasar induk namun tingkat harga yang diperoleh bisa lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Danang, S. 2012. Dasar-dasar Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: CAPS

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis. 2013. Jumlah Produksi Unggulan Perikanan Darat Menurut Jenis Ikan di Kabupaten Ciamis Tahun 2005-2012. Ciamis 15 hlm.

Kohls Richard L dan Joseph N Uhl. 2002. Marketing of Agricultural Product. New Jersey.

Prentice Hall.

(11)

11

Rosmawati, Henny. 2011. Analisis Efisiensi Pemasaran .Jurnal Online, Vol.3: 1-9.

Http://agronobis-unbara.blogspot.co.id/2012/11/analisis-efisiensi-pemasaran- pisang.html. Diakses, 07 April 2017.

Soekartawi. 1997. Analisis Fungsi Produksi. Jakarta. Rajawali Pers. PT. Raja Grafindo Persada

Sudiyono. 2004. Pemasaran Pertanian. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Swastha, B. Irawan. 1990. Menejemen Pemasaran Modern. Liberty, Yogyakarta

Tatiek. 2013. Lembaga Saluran dan Fungsi Pemasaran Dalam Tataniaga Agroproduk.

Universitas Brawijaya: Malang, hal 29-36.

Yudhit.R, Siswanto dan Wiludjeng, R. 2014. Farmer Share dan Efisiensi Saluran Pemasaran Kacang Hijau. Agri Wiralodra, Vol.6: 28-36.

Gambar

Gambar  3.  Saluran  pemasaran  Ikan  Gurami  di  Kelompok  Mina  Berkah  Jaya  Desa  Gunungcupu

Referensi

Dokumen terkait

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain: Akar tumbuhan bakau jenis Avicennia marina, bakteri Staphylococcus aureus, bakteri Escherichia coli, larutan

yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, dan inayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penjenjangan Tingkat Berpikir Geometri Peserta

Menurut Yananda dan Salamah (2014, h.34) city branding adalah strategi yang membuat suatu tempat ‘berbicara’ kepada masyarakat, dengan city branding sebuah kota

Penelitian pada tahun kedua yaitu melakukan penyempurnaan tentang nilai-nilai estetik pada kria anyam mendong, pandan, lidi dan bambu dari segi garis, bentuk, tekstur, desain, dan

Pengembangan komersial utamanya pada kawasan TOD Bekasi Barat dan kawasan TOD Bekasi Timur sebagian besar sudah terdapat fungsi komersial diantaranya sudah ada

Jumlah Guru Sekolah di Luar Lingkungan Dinas Pendidikan Nasional Menurut Kecamatan, Jenis dan Status Sekolah, 2012. Number of Teachers Administered by Non Education

Pada tahap ini, dilakukan pengujian terhadap aplikasi dengan bantuan saran dalam perancangan sistem transakasi keuangan penjualan barang berbasis client server

Bahasa iklan dipandang sabagai bahasa yang efektif untuk menyebarkan visi dan misi dari kandidat calon legislatif tahun 2014 yang ada di Boyolali, bentuk tuturan dikemas