• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

28

Menurut Dwitasari (2014), minyak gosok tradisional adalah jenis obat-obatan tradisional yang mungkin sangat sering dan mudah dijumpai di masyarakat. Efek hangat dan aroma-aroma tertentu yang dihasilkan oleh minyak gosok biasanya bisa membuat nyaman orang yang menggunakannya. Menurut Ernest (2014), Rasa hangat saat dioleskanya minyak gosok disebabkan karena minyak gosok dapat melebarkan pembuluh darah di permukaan kulit. Pelebaran pembuluh darah ini menyebabkan darah yang mengalir di permukaan kulit akan lebih banyak dan menimbulkan rasa hangat sehingga dapat meredakan rasa sakit. Minyak gosok ini juga dapat menghilangkan rasa gatal akibat gigitan serangga.

Produk minyak gosok souvenir ini sebelumnya telah dilakukan 4 kali uji coba agar di proleh produk minyak gosok yang diharapkan. Uji coba yang pertama menggunakan jahe merah, lengkuas, daun sirsat, minyak cengkeh dan minyak kelapa, namun minyak yang dihasilkan berjamur hal ini karena kandungan air dalam jahe merah dan lengkuas. Uji coba yang kedua dilakukan menggunakan minyak cengkeh, minyak sereh, minyak kelapa, namun minyak yang dihasilkan tidak terasa panas. Uji coba yang ketiga menggunakan bahan-bahan seperti hasil uji coba 2 yang ditambahkan minyak gandapura namun hasilnya aroma gandapuranya terlalu kuatmeskipun terasa hangat. Uji coba yang empat menggunakan bahan-bahan seperti uji coba ketiga yang ditambahkan minyak adas sehingga aroma gondapuranya tidak terlalu kuat namun tetap terasa hangat.

Minyak gosok souvenir dengan aroma rempah asli ini menggunakan inovasi kemasan sehingga hasil kemasannya seperti souvenir. Kemasan primernya menggunakan botol roll on untuk memudahkan dalam pengunaannya. Kemasan sekundernya menggunakan gantungan kunci batik. Minyak gosok souvenir mudah dibawa kemana-mana dan bila dioleskan

(2)

kebagian tubuh yang diinginkan akan memberikan rasa hangat, selain itu dapat digunakan sebagai anti nyamuk, mengurangi pegal linu dan mengobati gatal akibat gigitan serangga. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan produk adalah bahan-bahan alami yang berasal dari minyak atsiri beberapa tanaman yaitu cengkeh 6, gondopuro, adas, sereh, kelapa. Minyak gosok souvenir ini aman digunkan sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif konsumsi jamu yang ditambah bahan kimia obat, karna mengkonsumsi jamu pegal linu yang ditambah bahan kimia obat dapat merusak ginjal.

B. Proses Produksi

Menurut Arman Hakim Nasution (2003) proses produksi, yaitu metode dan teknik yang digunakan dalam mengolah bahan baku menjadi produk”. Produksi adalah suatu kegiatan yang menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa. Pengertian produksi dapat diartikan sebagai usaha untuk menciptakan atau menambah faedah ekonomi suatu benda dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan orang, badan usaha, atau organisasi yang menghasilkan barang dan jasa disebut produsen.

Produk minyak gosok ini dalam 1 bulannya dilakukan 2 kali produksi. Setiap 1 kali produksi menghasilkan minyak gosok sebanyak 10 unit. Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan 10 unit produk ini kurang lebih sekitar 1 jam. Berikut ini adalah proses produksi pembuatan minyak gosok souvenir: 1. Alat

a. Pipet

Pipet adalah salah satu alat Laboratorium yang umum digunakan. Pipet mempunyai ukuran yang kecil dan biasanya terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.

b. Gelas Ukur Plastik

Gelas ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur volume larutan. Alat ini memiliki bentuk seperti pipa dengan bagian bawah agak sedikit lebar yang berguna sebagai kaki untuk menyangga alat ini agar tetap berdiri. Gelas ukur pada umumnya terbuat dari bahan elas (polipropilen) ataupun plastik.

(3)

c. Botol Roll on

Botol roll on berfungsi sebagai kemasan primer. d. Kemasan (plastik dan gantungan kunci batik)

Kemasan (gantungan kunci) berfungsi sebagai kemasan sekunder. Kemasan (plastik) berfungsi sebagai kemasan tersier.

2. Bahan

a. Minyak Cengkeh (Oleum caryophly) b. Minyak Kelapa (Oleum cocos)

c. Minyak Gondopuro (Oleum gaulteriae) d. Minyak Sereh (Oleum citronellae) e. Minyak Adas (Oleum anisi) 3. Cara Kerja

a. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

b. Mengambil 8 ml minyak kelapa kemudian memasukkan kedalam gelas ukur plastik

c. Menambahkan 6 ml minyak adas d. Menambahkan 6 ml minyak cengkeh

e. Menggojok minyak kelapa, cengkeh dan adas kemudian memasukkan kedalam botol

f. Menambahkan 80 ml minyak gondopuro kedalam botol g. Menambahkan 20 ml minyak sereh kedalam botol h. Menggojok minyak dalam botol

i. Memasukkan botol kedalam kemasan j. Memberi label pada kemasan

(4)

4. Alur Produksi

Gambar 6 Diagram Alir Pembuatan Minyak Gosok 5. Tahapan-tahapan Produksi

a. Menyiapkan Alat dan Bahan

Tahap awal dalam melakukan proses produksi ini terlebih dahulu harus disiapkan alat dan bahan yang diperlukan

b. Memasukkan 8 ml Minyak Kelapa kedalam gelas ukur

Minyak kelapa yang digunakan yaitu sebanyak 8 ml ini adalah ukuran yang tepat setelah dilakukan beberapa kali uji coba. Produk ini menggunakan minyak kelapa karena memiliki maanfaat yang terkait dengan kandungan asam laurat, asam karpat dan asam kaprilat, yang memiliki sifat

Memasukkan 8 ml minyak kelapa kedalam gelas ukur

Menambahkan minyak adas 6 ml

Menambahkan minyak cengkeh 6 ml

Menggojok nya kemudian memasukkan dalam botol

Menambahkan minyak gondopuro 80 ml kedalam botol

Menambahkan minyak sereh 20 ml kedalam botol

Menggojok minyak dalam botol

Mengemas minyak gosok

(5)

seperti anti mikroba, antioksidan, antijamur, anti bakteri dan bersifat menenangkan.

c. Menambahkan 6 ml Minyak Adas

Minyak Adas yang digunakan yaitu sebanyak 6 ml ini adalah ukuran yang tepat setelah dilakukan beberapa kali uji coba. Produk ini menggunakan minyak adas karena memiliki aroma yang khas dan bersifat repellent terhadap serangga.

d. Menambahkan 6 ml Minyak Cengkeh

Minyak cengkeh yang digunakan yaitu sebanyak 6 ml ini adalah ukuran yang tepat setelah dilakukan beberapa kali uji coba. Produk ini menggunakan minyak cengkeh karena untuk membunuh bakteri dan jamur penyebab rasa sakit.

e. Menambahkan 80 ml Minyak Gondopuro

Minyak gondopuro yang digunakan yaitu sebanyak 80 ml ini adalah ukuran yang tepat setelah dilakukan beberapa kali uji coba. Produk ini menggunakan minyak gondopuro sebagai pemberi rasa hangat sekaligus dapat mengurangi pegal linu dan rasa gatal akibat gigitan serangga.

f. Menambahkan 20 ml Minyak Sereh

Minyak sereh yang digunakan yaitu sebanyak 20 ml ini adalah ukuran yang tepat setelah dilakukan beberapa kali uji coba. Produk ini menggunakan minyak sereh sebagai anti nyamuk.

g. Menggojok Minyak dalam Botol

Penggojokkan ini bertujuan agar seluruh minyak yang ada di dalam nya dapat menyatu.

h. Merek dan logo

Merek adalah sesuatu yang ditempelkan atau dilekatkan pada suatu produk, tetapi ia bukan produk itu sendiri. Barang atau jasa dapat dibedakan berdasarkan merek yang digunakannya. Merek merupakan hak kekayaan yang bersifat immateril sehingga tidak dapat dilihat secara nyata. Menurut Muhammad Ahkam Subroto dan Suprapedi (2008), merek mencakup nama dan logo perusahaan, nama dan simbol dari produk tertentu dari perusahaan dan slogan perusahaan.

(6)

Abdulkadir Muhammad (2007), merek harus memiliki daya pembeda yang cukup (capable of distinguishing), artinya memiliki kekuatan untuk membedakan barang atau jasa produk suatu perusahaan dari perusahaan lainnya. Agar mempunyai daya pembeda, merek itu harus dapat memberikan penentuan (individualisering) pada barang atau jasa yang bersangkutan.

“Souvenir” merupakan merek yang digunakna dalan produk ini. Alasan menggunakan merek ini karena bentuk kemasan nya seperti souvenir. Nama souvenir ini mampu menarik konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Merek souvenir adalah kata yang mudah diinga dan unik yang memiliki daya pembeda, maupun berfungsi sebagai jaminan atas mutunya dan digunakan dalam kegiatan pemasaran.

Menurut Febriansyah (2013), Logo dan simbol merupakan seperangkat gambar atau huruf yang diciptakan untuk mengindikasikan keorisinilan, kepemilikan ataupun asosiasi. Walaupun kunci elemen dalam merek adalah nama merek, namun logo dan simbol juga merupakan suatu elemen yang diingat dalam ingatan seseorang. Dengan demikian, penciptaan logo dan simbol sangat penting agar dapat dikaitkan dengan suatu nama merek didalam ingatan pelanggan.

Logo menjadi sebuah pengakuan, kebanggan, inspirasi kepercayaan, kehormatan, kesuksesan, loyalitas dan keunggulan yang tersirat ke dalam suatu bentuk atau gambar. Logo juga merupakan bagian yang penting untuk menunjukkan keberadaan suatu pembeda produk dengan produk lainnya. Logo diyakini dapat memberikan efek pengakuan tertentu kepada setiap orang yang melihat atau memakai.

Logo yang digunakan dalam produk minyak gosok souvenir ini adalah gambar perpaduan bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi. Warna dasar hijau pada logo memiliki arti alami, sehat, enak dipandang. Berbentuk seperti tetesan air ini menunjukkan bahwa produk minyak gosok souvenir ini besifat cair. Perpaduan gambar bahan-bahan yang di gunakan memberi kesan logo lebih hidup.

(7)

i. Pengemasan

Impulsive buying didefinisikan sebagai pembelian yang tidak terencana, pada titik pembelian yang dipacu oleh stimulus. Pemasar harus sekreatif mungkin dalam penciptaan desain kemasan, karena desain kemasan yang menarik dan unik dapat memacu perilaku impulsive buying. Kemasan memang bukan yang utama namun memegang peranan penting dalam mendapatkan hati konsumen untuk memilih produk tertentu. Kemasan sangat mempengaruhi penampilan produk sehingga menarik konsumen. Kemasan juga sangat penting dalam menjaga.Srategi pembuatan desain kemasan yang unik juga di lakukan dalam produksi minyak gosok souvenir ini, seperti namanya produk ini dikemas seperti souvenir ini berujuan untuk memacu Impulsive buying.

Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung bersentuhan dengan produk yang di bungkusnya. Minyak gosok souvenir ini menggunakan kemasan botol roll on berwarna bening dengan ukuran 6 ml sebagai kemasan primernya. Pemilihan kemasan botol roll on ini didasari agar setelah menggunakannya, konsumen tidak perlu perlu langsung cuci tanagn pun tidak masalah. Botol roll on yang berwarna bening ini menyebabkan warna kuning dari minyak dapat langsung terlihat. Ukuran botol yang tidak terlalu besar ini berfungsi agar harga jual produk lebih terjangkau.

Kemasan sekunder, yang tidak bersentuhan langsung dengan produknya akan tetapi membungkus produk yang telah dikemas dengan kemasan primer. Kemasan produk ini berupa gantungan kunci dompet batik, karena merupakan gantungan kunci atau tas membuat kemasan ini mudah di bawa kemana-mana yang dapat dijadikan sebagai kelebihan produk. Desain kemasasan gantungan kunci batik ini memiliki makna tersendiri yang utamanya adalah mengangkat warisan budaya batik Indonesia. Kemasan gantungan kunci batik ini sendiri memiliki beragam motif batik yang unik, sehingga satu dan lainnya berbeda serta memiliki daya tarik tersendiri. Kemasan gantungan kunci batik ini bila dinilai dari segi promosi wadah atau pembungkusannya berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik bagi

(8)

konsumen, karena bentuk, warna, ukuran, kekuatan dan dekorasi dari kemasan gantungan kunci batik itu sendiri.

Kemasan tersier yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer atau sekunder. Plastik adalah kemasan tersier yang digunakan untuk mengemas gantungan kunci batik ini. Kemasan plastik ini berfungsi untuk menjaga gantungan kunci batik ini tidak terkena debu dan sebagai pelindung kemasan sekunder.

Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan. Pengemasan memegang peranan penting dalam pengawetan dan mempertahankan mutu bahan hasil pertanian. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi.

Sebelum melakuakan pengemasan terlebih dahulu dilakukan proses pengecekan kemasan baik primer hingga tersier. Minyak gosok baru akan dimasukkan kedalam kemasan primer setelah botol dibersihkan terlebih dahulu. Gantungan kunci yang akan digunakan untuk mengemas harus di coba terlebih dahulu apakah resleting dapat digunakan dengan baik atau tidak, setelah dipastikan dapat digunakan dengan lancar barulah kemudian kemasan primer dimasukkan kedalamnya. Tahap akhir yang dilakukan dalam pengemasan adalah mengemas kemasan sekunder kedalam kemasan tersier yaitu plastik kemudian mengikatnya dengan pengikat.

j. Pelabelan

Kunci utama untuk membuat sebuah desain kemasan yang baik adalah kemasan tersebut harus simple (sederhana), fungsional dan menciptakan respons emosional positif yang secara tidak langsung. Kemasan harus dapat menarik perhatian secara visual, emosional dan rasional. Desain kemasan yang bagus memberikan sebuah nilai tambah terhadap produk yang

(9)

dikemasnya. Label biasanya terbuat dari kertas atau film plastik dengan atau tanpa tambahan perekat, label dapat mencakup keseluruhan kemasan atau hanya setempat saja.

Label dapat bervariasi mulai dari tanda pengenal produk yang sederhana hingga grafik rumit yang merupakan bagian dari kemasan. Label menampilkan beberapa fungsi, pada tingkatan paling akhir, label mengidentifikasi produk atau merek. Label juga menjelaskan beberapa hal mengenai produk, siapa yang membuatnya, dimana dibuat, isinya, bagaimana produk tersebut digunakan, dan bagaimana menggunakannya dengan aman.

Label minyak gosok souvenir ini diberikan di dua kemasan yaitu pada kemasan primer dan pada kemasan tersier. Label pada kemasan primer memuat informasi tentang merek dagang, logo, netto serta diproduksi oleh siapa. Kemasan primer ini diberi lebel agar apabila kemasan tersier dari produk ini di buang tetap diketahui ini merupakan jenis produk apa, siapa yang memproduksinya dan nettonya berapa. Pelabelan pada kemasan tersier memuat informasi tentang merek, logo, khasiat, komposisi, kegunaan produk, diproduksi oleh siapa dan netto.

C. Analisis Usaha

Menurut Lukman (2013), biaya produksi merupakan pengeluaran biaya terbesar bagi perusahaan manufaktur, oleh karena itu pihak manajemen harus melakukan suatu pengendalian biaya produksi dan mengoptimalkan pemanfaatannya secara rasional dan sistematis agar biaya produksi menjadi rasional dan efektif. Kegiatan produksi sebuah produk jadi, perusahaan harus mengukur biaya-biaya yang sudah dikeluarkan sebagai dasar menentukan harga pokok produk, apabila terjadinya keterlambatan pengendalian akan mengakibatkan biaya meningkat dan profitabilitas menurun. Perusahaan dalam melakukan suatu kegiatan produksinya memerlukan biaya guna mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya yang dikeluarkan tersebut akan diakumulasikan ke biaya produksi.

(10)

1. Biaya Tetap atau Biaya Penyusutan

Depresiasi atau penyusutan adalah berkurangnya nilai suatu mesin setelah melalui suatu periode tertentu. Perhitungan depresiasi dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus, dimana harga awal (nilai awal) dikurangi dengan harga akhir (nilai akhir) yang diperkirakan dibagi dengan taksiran umur pakai mesin (umur ekonomis).

Tabel 1 Analisis Biaya Penyusutan No Alat Jumlah Harga

satuan (Rp) Nilai awal (Rp) Nilai sisa (Rp) Umur ekonomi s Depr. 1 Pipet 5 1000 5000 0 36 bulan 138,80 2 Gelas Ukur 1 27.000 27.00 0 0 36 bulan 750,00 Jumlah (Rp) 888,80 Sumber: Data Primer

(1 bulan = 2 kali produksi) Menghitung biaya penyusutan a. Pipet

Adapun nilai awal pipet ini adalah Rp. 1000,- biaya depresiasi (penyusutan) adalah sebagai berikut :

Biaya penyusutan =

=

= Rp 138,80/Bulan b. Gelas Ukur

Nilai awal Gelas Ukur plastik ini adalah Rp. 27.000.,- maka biaya depresiasinya adalah sebagai berikut:

Biaya penyusutan =

=

= Rp 750/ Bulan

Jadi total biaya penyusutan per bulan nya yaitu sebesar Rp. 888,8 2. Biaya Variabel

Biaya variabel didefisinikan sebagai biaya yang secara total meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan

(11)

menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas. Biaya variabel termasuk biaya bahan baku langsung,tenaga kerja langsung, beberapa perlengkapan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, alat-alat kecil, pengerjaan ulang dan unit-unit yang rusak.

Tabel 2 Analisis Biaya Variabel

No Uraian Jumlah Harga

Satuan (Rp) Total Harga (Rp ) 1 Minyak Cengkeh 6 ml 350 2.100 2 Minyak Gondopuro 80 ml 150 12.000 3 Minyak Kelapa 8 ml 200 1.600 4 Minyak Sereh 20 ml 400 8.000 5 Minyak Adas 6 ml 550 3.300 8 Transportasi 8.000 9 Stiker 20 pcs 350 7.000 10 Tenaga kerja 10.000 11 Botol roll on 20 1.800 36.000 12 Kemasan (plastik +gantungan kunci) 20 pcs 750 15.000 Jumlah (Rp) 103.000

Sumber: Data Primer 3. Total Biaya Produksi

Total biaya produksi merupakan biaya produksi total dan dihitung dari penjumlahan biaya tetap total dan biaya berubah/variabel total.

Tabel 3 Analisis Total Biaya Produksi

No Biaya Oprasional Jumlah Biaya (Rp)

1 Biaya Tetap 888,80

2 Biaya Vriabel 103.000,00

Total Biaya (Rp) 103.888,80

Sumber: Analisis Data

4. Penentuan Harga Pokok Produksi (HPP)

Harga pokok produksi (HPP) dihitung berdasarkan total keseluruhan biaya (biaya tetap dan tidak tetap) yang dikeluarkan untuk proses produksi minyak gosok dibagi dengan jumlah produk yang

(12)

dihasilkan dalam 1 bulan waktu produksi. Dalam 1 bulan 2 kali produksi menghasilkan: 20 botol

Harga Pokok Produksi (HPP) =

=

= Rp. 5194,44/pcs

5. Harga Jual Produk

Harga jual adalah besarnya harga yang akan dibebankan kepadakonsumen yang diperoleh atau dihitung biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan distribusi ditambah dengan jumlah laba yang diinginkan. Harga jual produk minyak gosok souvenir yaitu sebesar Rp. 6000, yang diperoleh dari hasil perhitungan sebagai berikut

Harga Jual Produk = Harga Pokok Produksi + Laba = Rp. 5194,44 + Rp. 805,56 = Rp. 6000

6. Penerimaan = Harga Jual Produk x Jumlah Produk = 6.000 x 20

= Rp 120.000

Penerimaan (Revenue) adalah total pendapatan yang diterima oleh produsen berupa uang yang diperoleh dari hasil penjualan barang yang diproduksi. Total penerimaan dari penjualan minyak gosok souvenir sebanyak 20 unit adalah sebesar Rp. 120.000

7. Analisis pendapatan = Total Penerimaan – Total Biaya Produksi Keuntungan = 120.000 – 103.888,80

Keuntungan = Rp. 16.111,20

Laba adalah selisih antara seluruh pendapatan (revenue) dan beban (expense) yang terjadi dalam suatu periode akuntansi. Laba merupakan suatu kelebihan pendapatan atau keuntungan yang layak diterima oleh perusahaan, karena perusahaan tersebut telah melakukan pengorbanan untuk kepentingan lain pada jangka waktu tertentu. Informasi laba diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutupi biaya nonproduksi.

(13)

Keuntungan yang diperoleh dari penjualan minyak gosok souvenir sebanyak 20 unit yaitu sebesar Rp.16.111,2.

8. R/C Ratio =

=

= 1,15

R/C Ratio adalah jumlah ratio yang digunkan untuk melihat keuntungan relatif yang akan didapatkan dalam sebuah usaha. Sebuah usaha dikatakan layak untuk dijalankan apabila R/C Ratio yang didapatkan lebih besar dari 1. Hasil yang diperoleh dari R/C ratio yaitu 1,15. Hal ini menunjukkan apabila R/C ratio yang dihasilkan > 1 artinya usaha minyak gosok souvenir layak dikembangkan dan setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 1,15.

9. B/C Ratio =

=

= 0,15

B/C Ratio > 0, usaha Produk minyak gosok dengan aroma rempah asli layak untuk diusahakan.

BREAK EVENT POINT (BEP)

Break Event Point (BEP) merupakan titik impas dimana nilai penjualan atau pendapatan sama dengan total biaya. Perhitungan BEP dilakukan untuk mengetahui volume penjualan minimum agar usaha tidak mengalami kerugian tetapi juga memperoleh laba.

1. BEP penerimaan

BEP Penerimaan =

=

=

(14)

Artinya penerimaan uang penjualan minyak gosok yang perlu diterima agar terjadi Break Event Point adalah Rp 5925,3. Pada penerimaan uang penjualan lebih dari Rp 5925,3usaha minyak gosok sudah memproleh keuntungan. 2. BEP Unit BEP Unit = = = = 1,10 Unit

Artinya dalam usaha minyak gosok perlu menjual 1,1 Unit minyak gosok agar terjadi Break Event Point. Pada penjualan Ke-1, maka usaha minyak gosok ini mulai memperoleh keuntungan.

3. BEP Harga

BEP Harga =

=

= Rp. 5199,44

Artinya harga penjualan harus mencapai Rp 5199,44 agar terjadi Break Event Point. Maka jika harga penjualan lebih dari Rp 5199,44 usaha minyak gosok mulai mendapatkan keuntungan.

Hasil perhitungan BEP menunjukkan jumlah volume penjualan minimum yang harus dicapai sebanyak 1,1 unit, sedangkan minyak gosok yang terjual adalah sebanyak 20 unit. Hasil perhitungan BEP harga sebesar Rp 5199,44 sedangkan harga jual produk minyak gosok adalah Rp. 6000. Jadi berdasarkan hasil perhitungan tersebut usaha minyak gosok souvenir telah melampaui titik impas karena nilai masing-masing variable lebih tinggi dari hasil perhitungan BEP

D. Pemasaran

Pemasaran (Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa

(15)

dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran, mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion).

Pemasaran lebih dipandang sebagai seni dari pada ilmu, maka seorang ahli pemasaran tergantung pada lebih banyak pada ketrampilan pertimbangan dalam membuat kebijakan dari pada berorientasi pada ilmu tertentu. Pandangan ahli ekonomi terhadap pemasaran adalah dalam menciptakan waktu, tempat dimana produk diperlukan atau diinginkan lalu menyerahkan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (konsep pemasaran). Strategi pemasaran (marketing strategy) adalah sebuah rencana yang memungkinkan perusahaan mengoptimalkan penggunaan sumber dayanya untuk mencapati tujuan pemasaran dan perusahaan.

Menurut Kotler (2009), mendefinisikan bahwa bauran pemsaran adalah sebagai perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk nmengejar pemasarannya. Variabel-variabel marketing mix terdiri atas bagaimana menciptakan produk, penetapan harga, pelaksanaan promosi dan pemilihan saluran distribusi. Promosi merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran (marketing mix), disamping penetapan harga jual, produk, dan distribusi. Promosi sangat berpengaruh terhadap usaha perusahaan untuk mencapai volume penjualan yang maksimal, karena meskipun produk yang ditawarkan sudah baik, relatif murah serta mudah untuk diperoleh, jika tidak disertai promosi yang baik, maka tingkat penjualan tidak akan memadai.

Keempat bauran pemasaran adalah sebagai berikut: 1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk minyak gosok souvenir ini dibuat sebagai alternatif penggunaan jamu pegal linu yang telah dicampur bahan kimia obat yang dapat merusak ginjal. Khasiat yang dimiliki produk

(16)

minyak gosok souvenir ini banyak dibutuhkan masyarakat selain sebagai alternatif jamu pegal linu dapat juga berfungsi sebagai anti nyamuk, serta mengurangi rasa gatal akibat gigitan serangga. Produk minyak gosok ini dapat digunakan mulai dari remaja hingga orang tua.

2. Price (harga), yaitu sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hal milik produk. Harga jual yang ditawarkan untuk produk minyak gosok souvenir ini cukup terjangkau yaitu hanya Rp. 6000/unit. Harga yang terjangkau ini dapat menarik konsumen untuk membelinnya. 3. Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Pemasaran langsung adalah bentuk promosi dengan cara memasarkan barang/jasa secara langsung agar mendapat tanggapan secara langsung juga dari para konsumen. Bagi produk baru seperti minyak gosok souvenir ini pemasaran secara langsung melalui orang-orang yang sudah dikenal ini dirasa sangat efektif karena dapat menerangkan secara langsung mengenai keungulan produk, serta karena kosumen telah mengenal dan mempercai produsennya maka konsumen tidak ragu untuk membelinya. Dalam pemasaran langsung ini banyaknya kenanalan atau link yang dimiliki produsen juga akan mempengaruhi jumlah volume penjualan. Pemasaran ini dilakukan di acara-acara kampus seperti bazar Agrotech Fair dan Seminar Islamic Festival, di acara bazar gereja, dan ditipkan di omah djamoe. Pemasaran di bazar Agrotech Fair berlangsung selama 2 hari, pemasaran di Seminar Islamic Festival berlangsung setengah hari, pemasaran di bazar gereja dilakukan selama 2 kali, pemasaran dengan cara di titipkan di omah djamu berlangsung selama 2 minggu. Hasil pemasan yang dilakukan telah berhasil menjual produk minyak gosok souvenir sebanyak 20 unit.

4. Promotion (promosi), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Promosi produk ini dilakukan melalui media sosial seperti bbm dan line. Promosi produk minyak gsosok souvenir ini dilakukan di media-media sosial agar semakin banyak yang mengetahui tentang produk minyak gososk souvenir ini.

(17)

Promosi melalui media sosisal ini sangat penting sekali karna dapat meningkatkan volume penjualan minyak gosok souvenir.

Referensi

Dokumen terkait

Pengadilan Negeri Cianjur yang mengadili perkara pidana pelanggaran Lalu Lintas dengan Acara Pemeriksaan Pelanggaran Lalu Lintas Jalan, telah menjatuhkan putusan

yang diibaratkan oleh umat adalah al-Qur‟an seperti “keledai yang memikul buku-buku” (QS. al-Jumu„ah: 5), atau seperti “pengembala yang memanggil binatang yang

Pelaksanaan program community development sebagai bentuk tanggung jawab sosial PT Arara Abadi distrik sorek dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat

Tujuan dari upaya revitalisasi museum ini selain untuk memenuhi kurangnya fasilitas yang ada, juga untuk menjaga bangunan cagar budaya yang merupakan warisan arsitektural masa

Capaian target Sasaran Kinerja untuk indikator kedua yakni Persentase Badan Publik yang menerapkan standar layanan informasi publik sudah memenuhi besaran target yang

Kesenjangan antara jumlah pejabat pengawas dan Auditee, Kurangnya Pemahaman Pejabat/Aparatur tentang tugas dan tanggung jawabnya didalam menindaklanjuti hasil temuan

Jadi secara umum e-module matakuliah kalkulus I dinyatakan valid dengan rata-rata persentase 89,01%, sehingga dapat disimpulkan e-module layak digunakan untuk