• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Rate-Regulated Activities (RRA). Contohnya adalah perusahaan-perusahaan di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Rate-Regulated Activities (RRA). Contohnya adalah perusahaan-perusahaan di"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Barang dan jasa yang memengaruhi hajat hidup orang banyak diatur oleh pemerintah, baik harga, kuantitas, maupun kualitasnya. Hal ini disebut sebagai Rate-Regulated Activities (RRA). Contohnya adalah perusahaan-perusahaan di bidang energi (listrik, gas, minyak), air, mode transportasi publik, dan lain-lain. Dalam hal ini, pemerintah berperan sebagai regulator yang merencanakan, menentukan, dan memutuskan barang atau jasa tertentu kepada pihak-pihak tertentu untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa tersebut.

Wahyuni (2014) memaparkan bahwa pengaturan pemerintah hanya berfokus pada harga atau biaya-biaya yang tidak boleh melebihi harga atau biaya tertentu, walaupun ada beberapa regulator yang juga mensyaratkan target kualitas dan kuantitas tertentu tanpa melebihi harga yang ditetapkan. Karena adanya suatu standar yang ditetapkan oleh regulator, baik dari segi harga, kualitas, dan kuantitas, maka regulator biasanya mengizinkan perusahaan yang ditunjuk untuk memulihkan tambahan biaya yang muncul untuk mengurangi adanya volatilitas harga dengan melakukan penyesuaian harga di masa depan, akun ini disebut sebagai Regulatory Deferral Accounts (RDA) (IASB, 2014). Hal ini akan menimbulkan konsekuensi ekonomi yang timbul akibat kebijakan penerapan ini jika akan dilakukan.

IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts merupakan standar akuntansi yang mengatur perlakuan akun yang timbul akibat adanya aktivitas pencatatan

▸ Baca selengkapnya: sub judul adalah dan contohnya

(2)

2 perusahaan yang barang atau jasanya diatur oleh pemerintah. Standar ini dikeluarkan pada tanggal 30 Januari 2014 dan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2016 dengan penerapan dini diperkenankan. IFRS 14 merupakan standar akuntansi yang bersifat sementara yang diterbitkan oleh IASB sebagai respon akan pentingnya isu RRA di kalangan perusahaan yang menerapkan ini. Pengizinan perlakuan standar ini lebih dini karena perusahaan yang telah menggunakan perlakuan RDA sebelumnya di bawah GAAP dapat dengan mudah ditransformasikan jika perusahaan tersebut memakai IFRS untuk pertama kali karena tidak bertentangan dengan IFRS yang telah mengizinkan.

RRA merupakan aktivitas operasional suatu perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa tertentu yang harga, biaya, bahkan kualitas dan kuantitas barang atau jasa tersebut diatur oleh regulator. RRA dilakukan pada barang atau jasa yang sumbernya dapat menguasai hajat hidup orang banyak. Hal ini bertujuan untuk melindungi masyarakat kepentingan rakyat dengan mengontrol harga yang dibebankan kepada mereka.

IASB (2014) memaparkan bahwa salah satu isu yang fundamental terkait perlakuan RDA adalah bahwa akun yang terdapat di regulatory deferral accounts memenuhi definisi aset dan liabilitas yang tertuang pada Kerangka Konseptual untuk Pelaporan Keuangan1. Akun tersebut berupa akun debit RDA atau akun kredit RDA. Regulatory deferral account debit balance adalah RDA yang

1 Kerangka Konseptual untuk Pelaporan Keuangan yang dimaksud adalah Kerangka Konseptual

yang dibentuk atas kerja sama (joint project) IASB dan FASB tahun 2010 yang tercantum pada SFAC No. 8. Kerangka Konseptual yang digunakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) masih mengacu pada Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1994 atas adopsi dari IASC.

(3)

3 meliputi berbagai macam biaya yang timbul akibat pemenuhan persyaratan dari regulator untuk barang atau jasa tertentu yang akan dipulihkan saat regulator menggantinya di masa yang akan datang. Akun ini disajikan dengan akun deferred tax assets. Sedangkan regulatory deferaal account credit balance adalah RDA yang meliputi berbagai macam penghasilan yang timbul dari kegiatan RRA secara tidak langsung dan akan dipulihkan menjadi penghasilan saat dipulihkan di masa depan. Mengapa akun RDA tidak dinamai sebagai regulatory assets atau regulatory liabilities? Hal ini disebabkan karena IASB masih melakukan riset secara mendalam apakah memang akun-akun ini boleh diakui sebagai aset atau liabilitas di laporan posisi keuangan sesuai dengan kerangka konseptual pelaporan keuangan.

Dalam project summary dan feedback statement, IASB (2014) memaparkan bahwa sebuah entitas yang sudah menyajikan laporan keuangan berdasarkan IFRS, tidak diizinkan untuk menerapkan IFRS 14. Standar ini hanya mengizinkan entitas yang baru pertama kali mengadopsi IFRS di laporan keuangannya dengan tujuan untuk meneruskan penggunaan kebijakan Regulatory Deferral Accounts di standar GAAP sebelumnya. Penerapan standar ini bersifat sukarela karena IASB sendiri masih melakukan pengkajian dan riset mendalam mengenai RDA sehingga standar ini masih belum bersifat final, namun untuk entitas yang baru pertama kali menerapkan standar IFRS pada laporan keuangannya wajib melakukan ini di laporan keuangan pertamanya, jika tidak, maka entitas tidak memenuhi syarat untuk menerapkan standar ini di periode selanjutnya.

(4)

4 IASB dalam Deloitte dan KPMG (2014) menegaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi entitas untuk menerapkan standar ini ke dalam tiga poin:

a. Entitas baru pertama kali megadopsi standar akuntansi IFRS;

b. Entitas terlibat atau memiliki hak dari regulator dalam kegiatan RRA; c. Entitas sudah menerapkan kebijakan RDAdi standar GAAP sebelumnya.

Standar ini dikeluarkan pada tanggal 30 Januari 2014 dan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2016 dengan penerapan dini diperkenankan2. IFRS 14 merupakan standar akuntansi yang bersifat sementara yang diterbitkan oleh IASB sebagai respon akan pentingnya isu RRA di kalangan perusahaan yang menerapkan ini. Wahyuni (2014) mengatakan bahwa hal ini sudah menjadi perhatian IASB sejak tahun 2009 dengan diterbitkannya exposure draft, namun isu ini kurang santer ditelaah daripada isu-isu akuntansi lainnya. Tahun 2012 merupakan tahun yang yang penting bagi perkembangan standar ini karena penelaahan dan pengembangan standar ini dimulai lagi, sehingga IASB (April 2013) membentuk consultative group yang akan membantu IASB dalam menelaah tentang RRA.

Penerapan suatu standar di negara yang sebelumnya belum mengadopsi akan memiliki konsekuensi ekonomi atas suatu regulator yang menetapkan untuk disahkan suatu standar. Zeff (1978) memaparkan bahwa pengambilan suatu kebijakan atas suatu metode akuntansi akan memengaruhi nilai perusahaan secara tidak langsung di masa depan. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa konsep

2 Penerapan dini yang diperkenankan sesuai dengan ketentuan IASB melalui standar IFRS 14. Di

Indonesia, seringkali suatu standar tidak memperbolehkan penerapan dini, namun diterapkan secara serentak untuk semua industri terkait.

(5)

5 konsekuensi ekonomi merupakan motivasi kinerja manajer yang bertanggung jawab dalam peran mereka yang sama pentingnya bagi akuntansi keuangan seperti halnya penyediaan informasi bagi investor, sehingga para akuntan perlu memahami dan menghargai kepentingan manajemen dalam penyusunan laporan keuangan.

Konsekuensi ekonomi merupakan gagasan yang terlepas dari suatu dampak teori pasar sekuritas yang efisien, sehingga pilihan kebijakan akuntansi dapat memengaruhi nilai perusahaan secara tidak langsung (Zeff, 1978). Peran akuntan dalam memahami kepentingan manajemen dalam penyususnan laporan keuangan dan pengambilan keputusan untuk menggunakan suatu metode akuntansi atas kebijakannya akan memunculkan alur pemikiran baru yang jika dilihat sekilas akan berbeda dari teori berbasis keputusan investor dan berorientasi pada pasar efisien.

1.2 Pengidentifikasian Topik

Saat ini, kebutuhan barang dan jasa yang sangat diperlukan masyarakat sebagai salah satu kebutuhan primer, seperti listrik, gas, dan bahan bakar minyak memang merupakan suatu fenomena yang umum. Fenomena ini akan selalu ada mengingat permintaan kebutuhan ini akan meningkat setiap waktunya. Undang-Undang 1945 Pasal 33 ayat 2 dan 3 telah mengisyaratkan bahwa cabang-cabang produksi yang penting, yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Oleh karena itu, peran pemerintah dalam menciptakan pemenuhan kebutuhan barang dan jasa tertentu sangat penting dan diperlukan. Hal ini merupakan langkah pemerintah agar kebutuhan barang atau jasa tertentu dapat dinikmati oleh

(6)

6 masyarakat secara menyeluruh karena hal tersebut bertujuan untuk melindungi kepentingan rakyat dengan mengontrol harga yang dibebankan ke masyarakat, menjaga kestabilan harga, namun juga tetap harus membuat investor mendapatkan imbalan yang cukup adil.

BUMN sebagai suatu badan usaha yang dimiliki oleh negara memiliki peran yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan usaha yang menghasilkan barang atau jasa tertentu. Tidak seperti perusahaan-perusahaan multinasional, negara memiliki peran yang sangat signifikan dalam mengendalikan perusahaan-perusahaan BUMN, khususnya dalam hal penetapan harga suatu barang atau jasa, penentuan kualitas, dan jumlah kuantitas yang harus dipenuhi mereka. Biasanya, kegiatan usaha yang menghasilkan barang atau jasa tertentu adalah kegiatan usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak, sesuai dengan Undang-Undang 1945 Pasal 33 ayat 2 dan 3.

1.3 Rumusan Masalah

Banyaknya sektor usaha milik negara yang memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat banyak akan memengaruhi harga jual produk atau jasa kepada masyarakat. Hal ini disebabkan harga jual yang telah ditetapkan oleh pihak regulator atau pemerintah sebagai pengendali dan pengontrol produk dan jasa akan langsung memengaruhi kinerja keuangan perusahaan milik negara agar dapat memenuhi standar harga dan kualitas yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

(7)

7 a. Apakah penerapan RDA dapat menjadikan tigkat pengungkapan dan pertanggungjelasan pelaporan akuntansi bagi BUMN menjadi lebih baik?

b. Apakah tingkat aset dan besaran laba yang timbul akibat penerapan RDA akan memengaruhi nilai pada laporan keuangan?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Memprediksi dampak pelaporan keuangan yang timbul atas penerapan RDA di perusahaan PT. Pertamina (Persero) dan PT. PLN (Persero). 2. Memprediksi dampak konsekuensi ekonomi berupa penyajian

pelaporan keuangan atas penerapan RDA di perusahaan PT. Pertamina (Persero) dan PT. PLN (Persero).

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan: 1. Akademik

Memberikan masukan bagi kajian riset selanjutnya terkait RDA; 2. Lembaga

Memberikan masukan kepada lembaga IAI dalam melihat kemungkinan penerapan RDA bagi BUMN;

3. Regulator/Pemerintah

Memberikan penjelasan dari prediksi atas suatu dampak ekonomi yang timbul dari penerapan IFRS 14 bagi BUMN;

(8)

8 4. Perusahaan

a. Memberikan kontribusi proses dan penerapan RDA di PT. Pertamina (Persero) dan PT. PLN (Persero).

b. Memberikan penjelasan dan pandangan penerapan IFRS 14 kepada BUMN sebagai landasan perlakuan pengakuan.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan tesis ini terdiri dari lima bab:

BAB I PENDAHULUAN, dalam bab ini dikemukakan tentang informasi secara keseluruhan dari penulisan ini, yang meliputi latar belakang, sejarah standar, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN LITERATUR, dalam bab ini mengemukakan tentang teori-teori yang dijadikan dasar dalam pembahasan dan penganalisaan masalah serta beberapa definisi dari studi literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN, dalam bab ini dikemukakan mengenai pendekatan dari metode yang digunakan dalam pengumpulan data, kompilasi data serta metode untuk menentukan ukuran sampel.

BAB IV SIMULASI DAN ANALISIS, dalam bab ini berisi tentang simulasi penyusunan ulang laporan keuangan, penghitungan, dan menguraikan pembahasan mengenai analisis rasio keuangan setelah perubahan ke regulatory deferral accounts. Pembahasan masalah ini dilakukan atas simulasi laporan

(9)

9 keuangan dan rasio keuangan yang telah dinyatakan ulang kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis yang telah ditetapkan.

BAB V PENUTUP, dalam bab ini adalah bab terakhir dan sekaligus menjadi penutup dari tesis ini. Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan dari hasil riset, dan saran-saran yang bersifat membantu dalam riset mengenai regulatory deferral accounts dan rate-regulated activities.

Referensi

Dokumen terkait

Hormon adalah zat kimia yang di hasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu yang mempunyai efek tertentu pada aktivitas organ – organ lain dalam

Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi Kelompok I ULP Kabupaten Muara Enim telah melakukan proses seleksi sederhana melalui sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

Sampai dengan batas akhir masa sanggah tidak ada penyedia yang menyampaikan sanggahan terhadap paket tersebut diatas.. Pokja Pada BLUD

Racing off road or on a paved track in one of your sleek go carts, maneuvering around sharp corners and lesser gocart drivers, is just about as fun as it gets for kids or adults

Kepada Peserta Penyedia Barang/Jasa yang merasa keberatan atas Penetapan Pemenang tersebut di atas diberikan kesempatan untuk mengajukan Sanggahan secara elektronik

The running cost of the car, not to mention the maintenance aspect, depends solely on the car fuel efficiency.. One of the very first questions that car users ask each other is,

Dan dari 29 ( dua puluh sembilan) perusahaan yang mendaftar tersebut terdapat 26 ( dua puluh enam ) perusahaan yang mengupload tabel Kualifikasi, yaitu sebagai berikut :..

[r]