iv ABSTRAK
EFEK KOMBINASI INFUSA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) DAN MENGKUDU (Morinda citrifolia L), KOMBINASI BIJI ALPUKAT (Persea americana P. Mill) DAN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus Benth), DAN KOMBINASI KEEMPAT TANAMAN TERHADAP KADAR
GLUKOSA DARAH MENCIT Swiss Webster YANG DIINDUKSI ALOKSAN
Yudha Alwin, 2010 Pembimbing : Dr. Diana K. Jasaputra, dr, M.Kes.
Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolik yang ditandai keadaan hiperglikemi. Untuk mengatasi DM selain dengan obat antidiabetes, sering digunakan juga ramuan tanaman obat. Prevalensi penyakit diabetes melitus telah mencapai tingkat atau proporsi epidemik di beberapa negara dan menjadi sebuah perhatian yang penting dalam dunia kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan antara kombinasi I (sambiloto dan mengkudu), kombinasi II (biji alpukat dan kumis kucing), serta kombinasi III (sambiloto, mengkudu, biji alpukat, dan kumis kucing) dalam menurunkan kadar glukosa darah (KGD) mencit. Desain penelitian bersifat eksperimental sungguhan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan bersifat komparatif. Penelitian ini menggunakan mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi aloksan. Mencit dibagi menjadi 5 kelompok secara acak, yaitu kelompok I, II, III, yang diberi kombinasi I, II, III dengan dosis 0.78 g/kgBB, 0.78 g/kgBB, dan 0.39 g/kgBB, kelompok IV dengan glibenkamid (1.3 mg/kgBB) dan kelompok V dengan aquadest. Data yang diukur adalah KGD puasa mencit sebelum dan sesudah perlakuan. Analisis persentase penurunan KGD menggunakan uji ANOVA dilanjutkan dengan uji Tukey test. Hasil penurunan KGD kelompok I, II, III, glibenkamid dan aquadest secara berturut-turut 24.69, 57.24, 57.12, 52.92, 1.58. Kombinasi I, II, III berbeda bermakna secara statistik menurunkan KGD mencit dibandingkan kontrol negatif dengan p < 0.05. Kesimpulan penelitian ini adalah infusa kombinasi I, II,dan III berefek menurunkan KGD mencit dengan potensi yang setara.
ABSTRACT
THE EFFECT OF COMBINATION SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees), AND MENGKUDU (Morinda citrifoliaL), COMBINATION AVOCADO
SEED (Persea americana P. Mill), AND KIDNEY TEA PLANTS (Orhtosiphon stamineus Benth), AND THE COMBINATION TO BLOOD GLUCOSE
LEVEL ON ALLOXAN INDUCED SWISS WEBSTER MICE
Yudha Alwin, 2010 Tutor : Dr. Diana K. Jasaputra, dr, M.Kes.
Diabetes mellitus (DM) is metabolic disorder that characterized by hyperglycemic. Therapy of DM can use anti diabetic drug, but traditional plant always use for therapy. Prevalence of Diabetes Mellitus has reached epidemic levels or proportions in some countries and become an important concern in the health world. The objective of this study is to compare combination I (sambiloto and mengkudu), combination II (avocado seed and kidbey tea plants), and combination III (sambiloto, mengkudu, avocado seed, and kidney tea plants) to lowering blood glucose on mice. This experiment used a comparative, true experimental method with a complete randomized design. This study used male Swiss Webster mice that already induced by alloxan. The mice grouped into 5 groups randomly, which is group I treated by combination I, II, III with each dose 0.78 g/kgBB, 0.78 g/kgBB, dan 0.39 g/kgBB, group IV with glibencamide (1,3 mg/kgBB) and group V with aquadest. Data measured was before and after induced by alloxan blood glucose level of the mice and after each group was treated. The lowering blood glucose level percentage was analyzed by ANOVA method and continued by Tukey test. The result of lowering blood glucose group I, II, III, glibencamide, aquadest 24.69, 57.24, 57.12, 59.92, and 1.58. The statistical analysis on combination I,II, and III, shows a significant effect of lowering the blood glucose level with p < 0.05. The conclusion of this study is infusion I, II and III has the effect for lowering blood glucose levels on mice with equal potention
vii DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……… 1
1.2 Identifikasi Masalah ……… 2
1.3 Maksud dan tujuan penelitian ………. 3
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah………...…….. 3
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis……….. 4
1.5.1 Kerangka pemikiran……… 4
1.5.2 Hipotesis……….. 5
1.6 Metodologi Penelitian ………...……….. 6
1.7 Lokasi dan Waktu………... ………. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi, Histologi dan Fisiologi Pankreas... 7
2.1.1 Insulin... 8
JUDUL………... i
LEMBAR PERSETUJUAN………. ii
SURAT PERNYATAAN……… iii
ABSTRAK ……….. iv
ABSTRACT ………. v
KATA PENGANTAR……… vi
DAFTAR ISI ……… vii
DAFTAR TABEL ……… xi
DAFTAR GRAFIK………... xii
DAFTAR GAMBAR ……….. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ……… xiv
2.1.2 Pengaturan sekresi Insulin... 9
2.2 Diabetes Melitus... 10
2.2.1 Definisi Diabetes Melitus... 10
2.2.2 Epidemiologi Diabetes Melitus... 10
2.2.3 Etiologi Diabetes Melitus ... 11
2.2.4 Faktor Resiko Diabetes Melitus... 12
2.2.5 Klasifikasi Diabetes Melitus... 13
2.2.6 Patofisiologi... 13
2.2.6.1 DM tipe I... 13
2.2.6.2 DM tipe II... 14
2.2.7 Diagnosis... 15
2.2.7.1 Pemeriksaan Penyaring... 16
2.2.8 Komplikasi... 17
2.2.8.1 Komplikasi akut... 17
2.2.8.1.1 Hipoblikemia... 18
2.2.8.1.2 Ketoasidosis Diabetik ... 18
2.2.8.1.3 Hiperosmolar Non Ketotik... 19
2.2.8.2 Komplikasi kronis... 19
2.2.9 Penatalaksanaan... 20
2.2.9.1 Edukasi ... 20
2.2.9.2 Terapi Gizi Medis... 20
2.2.9.3 Latihan Jasmani ... 20
2.2.9.4 Farmakologi ... 21
2.2.9.4.1 Sulfonilurea... 21
2.2.9.4.2 Biguanid... 22
2.2.9.4.3 Alpha –Glucoside Inhibitors... 22
2.2.9.4.4 Thiazolidinediones... 22
2.2.9.4.5 Terapi Insulin... 22
2.2.10 Pencegahan ... 23
2.3 Radikal Bebas... 23
ix
2.5 Aloksan ... 24
2.6 Mengkudu (Morinda citrifolia L) ... 25
2.7 Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth)... 27
2.8 Tumbuhan Alpukat (Persea americana P. Mill)………. 29
2.9 Sambiloto (Andrographis paniculata Nees)... 31
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat, dan, Tempat Penelitian... 34
3.1.1 Bahan dan Alat penelitian... 34
3.1.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 34
3.2 Metode penelitian... 35
3.2.1 Desain penelitian ... 35
3.2.2 Variabel Penelitian... 35
3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel... 35
3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel... 36
3.2.3 Besar Sampel Penelitian... 36
3.2.4 Prosedur Kerja... 37
3.2.4.1 Pengumpulan Bahan... 37
3.2.4.2 Penyiapan Hewan coba... 37
3.2.4.3 Prosedur penelitian... 38
3.2.5 Cara Pemeriksaan... 39
3.2.6 Pengujian efek penurunan kadar glukosa darah... 39
3.2.6.1 Hipotesis Penelitian... 39
3.2.6.2 Kriteria Uji... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 41
4.2 Pembahasan... 44
4.3 Uji Hipotesis... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……….. 49
5.2 Saran……… 50
DAFTAR PUSTAKA... 51
LAMPIRAN ... 55
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi dan Etiologi DM --- 13
Tabel 2.2 Kadar Glukosa Darah Sewaktu sebagai Patokan Penyaring dan Diagnosis DM ---
17
Tabel 4.1 Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi Aloksan --- 41
Tabel 4.2 Selisih Kadar Glukosa Darah Sebelum dan Sesudah
perlakuan---
42
Tabel 4.3 Hasil Uji dengan Tukey Test pada Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah---
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Anatomi Pankreas --- 8
Gambar 2.2 Siklus Umpan Balik Insulin terhadap Glukosa --- 9
Gambar 2.3 Struktur Kimia Aloksan--- 25
Gambar 2.4 Buah Mengkudu --- 26
Gambar 2.5 Herba Kumis Kucing --- 28
Gambar 2.6 Biji Alpukat --- 30
xiii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1
Rerata Persentase Penurunan KGD untuk Tiap
Kelompok ---
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Keputusan Etik --- 55
Lampiran 2 Perhitungan Dosis --- 56
Lampiran 3 Uji Anova on Ranks pada Kadar Glukosa Darah Mencit Sesudah Diinduksi Aloksan (Sebelum Perlakuan)---
59
Lampiran 4 Uji Anova on Ranks pada Kadar Glukosa Darah Mencit Sesudah Diinduksi Aloksan (Setelah Perlakuan)---
LAMPIRAN II
Perhitungan Konversi Dosis
1. Larutan Glibenklamid
Dosis manusia untuk Glibenklamid sebesar 5 mg dan konversi dosis dari manusia ke
mencit = 0,0026 (Sunthornsaj N,et al, 2006).
Dosis larutan Glibenklamid dikonversikan dari manusia ke mencit (20 g)
= 5 mg * 0,0026
= 0,013 mg
Dosis untuk mencit dengan berat badan 29 g
= 29/20 * 0,013
= 0,01885 mg
Jadi dosis larutan glibenklamid yang diberikan pada mencit adalah 0,01885 mg / 0,5 ml
2. Larutan Aloksan
Dosis = 120 mg/ kgBB
Volume penyuntikan intravena mencit = 0,2 ml
a. Rata-rata berat badan mencit kelompok I = 24,7 gr
Dosis untuk mencit 24,7 gram = 24,7/1000 x 120 mg
= 2,964 mg
Dosis aloksan mencit intravena kelompok I = 2,964 mg/ 0,2 ml
b. Rata-rata berat badan mencit kelompok II = 24,2 gr
Dosis untuk mencit 26,1 gram = 24,2/1000 x 120 mg
= 2,904mg
Dosis aloksan mencit intravena kelompok III = 2,904mg/ 0,2 ml
c. Rata-rata berat badan mencit kelompok I = 25,4 gr Dosis untuk mencit 25,4 gram = 25,4/1000 x 120 mg
57
Dosis aloksan mencit intravena kelompok I = 3,048 mg/ 0,2 ml
3. Infusa kombinasi
a. Dosis infusa kombinasi I [daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees), buah
mengkudu (Morinda citrifolia L)] :
Dosis infusa kombinasi daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees), buah
mengkudu (Morinda citrifolia L) pada manusia adalah masing masing simpliia
sebesar 6g/pemberian
Konversi dosis dari manusia ke mencit (20 g) adalah sebesar 0,0026
Jadi dosis pada mencit (20 g) adalah 0,0156 g
Dosis untuk mencit dengan berat badan 27,2 g
= 27,2/20 * 0,0156
= 0,02122 g
Jadi dosis infusa kombinasi I yaitu :
daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees) yang diberikan pada mencit
adalah 0,02122 g / 0,5 ml
buah mengkudu (Morinda citrifolia L) yang diberikan pada mencit adalah 0,2122
g / 0,5 ml
b. Dosis infusa kombinasi II [biji alpukat (Persea americana P. Mill), dan daun kumis
kucing (Orthosiphon stamineus Benth)] :
Dosis infusa kombinasi alpukat (Persea americana P. Mill) dan daun kumis kucing
(Orthosiphon stamineus Benth) pada manusia adalah masing masing simpliia sebesar
6 g/pemberian
Konversi dosis dari manusia ke mencit (20 g) adalah sebesar 0,0026
Jadi dosis pada mencit (20 g) adalah 0,0156 g
Dosis untuk mencit dengan berat badan 24,2 g
58
= 0,01888 g
Jadi dosis infusa kombinasi II yaitu :
biji alpukat (Persea americana P. Mill) yang diberikan pada mencit adalah
0,01888 g / 0,5 ml
daun kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) yang diberikan pada mencit
adalah 0,01888 g / 0,5 ml
c. Dosis infusa kombinasi III [daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees), buah
mengkudu (Morinda citrifolia L), biji alpukat (Persea americana P. Mill), daun
kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth)] :
Dosis infusa kombinasi III pada manusia adalah masing masing simpliia sebesar
3g/pemberian
Konversi dosis dari manusia ke mencit (20 g) adalah sebesar 0,0026
Jadi dosis pada mencit (20 g) adalah 0,0078 g
Dosis untuk mencit dengan berat badan 25,4 g
= 25,4/20 * 0,0078
= 0,009906 g
Jadi dosis infusa kombinasi III yaitu :
daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees) yang diberikan pada mencit
adalah 0,0099 g / 0,5 ml
buah mengkudu (Morinda citrifolia L) yang diberikan pada mencit adalah 0,0099
g / 0,5 ml
biji alpukat (Persea americana P. Mill) yang diberikan pada mencit adalah 0,0099
g / 0,5 ml
daun kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) yang diberikan pada mencit
59 LAMPIRAN III
Uji Anova on Ranks pada Kadar Glukosa Darah Mencit Sesudah Diinduksi Aloksan (Sebelum Perlakuan)
One Way Analysis of Variance
Normality Test : Passed (P=0.134)
Equal Variance Test : Passed (P=0.539)
Group N Missing
Col 1 5 0
Col 2 5 0
Col 3 5 0
Col 4 5 0
Col 5 5 0
Group Mean Std Dev SEM
Col 1 212.000 68.396 30.588
Col 2 264.800 78.592 35.147
Col 3 257.400 108.145 48.364
Col 4 252.200 43.563 19.482
Col 5 346.000 121.266 54.232
Power of performed test with alpha = 0.050 : 0.148
The power of the performed test (0.148) is below the desired power of 0.800.
60
Source of variation
DF SS MS F P
Between treatments
4 47903.440 11975.860 1.529 0.232
Residual 20 156612.800 7830.640
Total 24 204516.240
61 LAMPIRAN IV
Uji Anova on Ranks pada Kadar Glukosa Darah Mencit Sesudah Diinduksi Aloksan (Setelah Perlakuan)
One Way Analysis of Variance
Normality Test : Passed (P=0.430)
Equal Variance Test : Passed (P=0.539)
Group N Missing
Col 1 5 0
Col 2 5 0
Col 3 5 0
Col 4 5 0
Col 5 5 0
Group Mean Std Dev SEM
Col 1 -24.694 19.489 8.716
Col 2 -61.904 9.519 4.257
Col 3 -57.434 15.649 6.998
Col 4 -52.920 6.815 3.048
62
Power of performed test with alpha = 0.050 : 1.000
Source of variation
DF SS MS F P
Between treatments
4 14546.899 3636.725 22.752 < 0.001
Residual 20 3196.864 159.843
Total 24 17743.763
The differences in the mean values among the treatment groups are not great are greater than would be expected by chance; there is a statistically significant difference (P= < 0.001)
All Pairwise Multiple Comparison Procedures (Tukey test) :
Comparison Diff of Means P Q P< 0.05
Col 5 vs Col 2 63.482 5 11.228 Yes
Col 5 vs Col 3 59.012 5 10.437 Yes
Col 5 vs Col 4 54.498 5 9.639 Yes
Col 5 vs Col 1 26.272 5 4.647 Yes
Col 1 vs Col 2 37.210 5 6.581 Yes
Col 1 vs Col 3 32.740 5 5.791 Yes
Col 1 vs Col 4 28.226 5 4.992 Yes
Col 4 vs Col 2 8.984 5 1.589 No
Col 4 vs Col 3 4.514 5 0.798 No
63
RIWAYAT HIDUP
Nama : Yudha Alwin
Nomor Pokok Mahasiswa : 0710200
Tempat dan Tanggal Lahir : Pontianak, 26 September 1989
Alamat :Jl. Ahmad Sood no. 212 Desa Tumok Kab
Sambas, Kal-Bar
Riwayat Pendidikan :
TK Mujahidin Pontianak, 1998
SD Muhammadiyah 2 Pontianak, 2001
SMP Amkur Sambas, 2004
SMA Negeri 1 Sambas, 2007
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) adalah sindroma yang disebabkan oleh kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif. DM, secara klinik dikarakterisasi oleh gejala
intoleransi glukosa dan perubahan dalam metabolisme lipid dan protein.
Abnormalitas metabolisme, terutama hiperglikemia, dapat menyebabkan komplikasi
lain seperti neuropati, retinopati, dan nefropati (Carlisle, 2005). Keadaan
hiperglikemia pada DM dapat meningkatkan konsentrasi radikal bebas dalam tubuh.
Prevalensi penyakit diabetes melitus telah mencapai tingkat atau proporsi
epidemik di beberapa negara dan menjadi sebuah perhatian yang penting dalam dunia
kesehatan. Di Amerika Serikat diabetes diderita oleh 8% dari populasi penduduk usia
dewasa pada tahun 2005. Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya
kecenderungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi diabetes melitus di
berbagai penjuru dunia. World Health Organization (WHO) telah memprediksi
adanya peningkatan jumlah penyandang diabetes yang cukup besar untuk tahun-tahun
mendatang. Untuk Indonesia, WHO memprediksi kenaikan jumlah pasien dari 8,4
juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Peningkatan
prevalensi diabetes melitus di Indonesia menimbulkan dampak negatif berupa
penurunan kualitas sumber daya manusia (SDM) akibat sifat penyakit yang menahun,
sedangkan di zaman globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia membutuhkan sumber
daya manusia yang berkualitas, sehat dan produktif tanpa adanya gangguan suatu
penyakit yang berarti.
Obat hipoglikemik oral (OHO), secara umum baru diberikan pada pengobatan
DM, apabila diet, olah raga, dan upaya penurunan berat badan tidak berhasil
menurunkan kadar glukosa darah (Price dan Wilson,2006). Pengobatan ini
2
yang relatif murah, mudah didapatkan, dan efek samping yang sedikit masih terus
dilakukan yaitu dengan Terapi Herbal. Masyarakat kalangan menengah ke bawah
atau masyarakat pedesaan terutama di daerah Bali sejak dahulu memang sudah
menggunakan tanaman obat yaitu kombinasi biji alpukat, kumis kucing, mengkudu
dan sambiloto untuk mengobati diabetes melitus ini. Penggunaan tanaman obat ini
masih secara empirik dan penggunaannya agar dapat dipertanggung jawabkan harus
memperoleh dukungan data-data pengujian yang dilakukan secara ilmiah.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah ini, berdasarkan latar belakang tersebut adalah:
- Apakah kombinasi infusa sambiloto dan mengkudu sebagai anti diabetik
menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.
- Apakah kombinasi infusa biji alpukat dan kumis kucing sebagai anti diabetik
menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.
- Apakah kombinasi infusa sambiloto, mengkudu, biji alpukat, dan kumis kucing
sebagai anti diabetik menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi
aloksan.
- Bagaimana efek kombinasi infusa sambiloto, mengkudu, biji alpukat, dan kumis
kucing dibandingkan kombinasi infusa sambiloto dan mengkudu dan kombinasi
infusa alpukat dan kumis kucing dalam menurunkan kadar glukosa darah pada
3
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian ini adalah mengembangkan ramuan tradisional dengan
menggunakan tanaman obat sebagai terapi alternatif untuk menurunkan kadar glukosa
darah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai:
- Efek kombinasi infusa sambiloto dan mengkudu sebagai anti diabetik menurunkan
kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.
- Efek kombinasi infusa biji alpukat dan kumis kucing sebagai anti diabetik
menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.
- Efek kombinasi infusa sambiloto, mengkudu, biji alpukat, dan kumis kucing
sebagai anti diabetik menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi
aloksan.
- Efek kombinasi infusa sambiloto, mengkudu, biji alpukat, dan kumis kucing
dibandingkan kombinasi infusa sambiloto dan mengkudu dan kombinasi infusa
biji alpukat dan kumis kucing dalam menurunkan kadar glukosa darah pada
mencit yang diinduksi aloksan.
1.4 Kegunaan Karya Tulis Ilmiah
Kegunaan akademik penelitian ini adalah menambah wawasan Ilmu
Pengetahuan Farmakologi tanaman obat yaitu kombinasi dari sambiloto, buah
mengkudu, biji alpukat, dan kumis kucing untuk menurunkan kadar glukosa darah.
Kegunaan praktis penelitian ini adalah kombinasi infusa dari sambiloto, buah
mengkudu, biji alpukat, dan kumis kucing dapat digunakan sebagai obat alternatif
4
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai
dengan kadar glukosa darah melebihi normal (hiperglikemia), akibat gangguan
produksi, sekresi insulin atau resistensi insulin (Misnadiarly, 2006). Keadaan
hiperglikemia pada DM dapat meningkatkan konsentrasi radikal bebas dalam tubuh,
melalui beberapa mekanisme yaitu jalur gluko autooksidasi, jalur glikasi protein, dan
jalur aktivasi poliol.
Diabetes melitus (DM) merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan
oleh terjadinya kerusakan pada sel-sel β pulau Langerhans dalam kelenjar pankreas,
sehingga hormon insulin disekresikan dalam jumlah yang sedikit, bahkan tidak sama
sekali (Price dan Wilson, 2006).
Aloksan sering digunakan untuk membuat hewan coba menjadi diabetes.
Hasil reduksi dari aloksan bersifat tidak stabil dan mudah mengalami oksidasi.
Aloksan yang disuntikkan pada mencit akan terakumulasi di pulau-pulau Langerhans
pankreas dan menyebabkan kerusakan membran dan kematian sel Sel beta pankreas
yang telah rusak tidak dapat lagi menghasilkan insulin sehingga menyebabkan
keadaan hiperglikemik. Jika hiperglikemianya melewati ambang batas ginjal maka
timbul glikosuria yang juga mengakibatkan terjadinya poliuria dan polidipsia serta
kelainan klinis lainnya (Schteingart, 2006).
Pengobatan diabetes saat ini dilakukan dengan mengkombinasikan antara
antidiabetes dan antioksidan. Hal ini disebabkan obat antidiabetes saat ini tidak
bekerja memperbaiki sel pankreas-β yang rusak akibat radikal bebas, tetapi hanya
menstimulasi pelepasan insulin dari sel pankreas-β. Selain itu pengobatan diabetes
menggunakan antioksidan juga dapat mencegah terjadinya komplikasi diabetes.
Terapi herbal yaitu kombinasi biji alpukat, kumis kucing, mengkudu dan sambiloto
5
antioksidan diharapkan dapat mengurangi kerusakan sel beta pankreas dan terjadi
penurunan kadar glukosa darah (Price dan Wilson, 2006).
Biji alpukat mengandung minyak asiri, fenol (methylxanthoxylin), alkaloid,
asam organic, trterpenoid, resin yang mengandung asam elagat dan tannin. Kumis
kucing mengandung orthosiphonglikosida, flavonoid lipofilik, flavonoid glikosida,
saponin, dan sapofonin. Mengkudu mengandung proseronin, kuersetin, dan zat
tannin. Daun sambiloto mengandung zat laktone, setelah melalui proses isolasi dari
zat laktone dihasilkan deoxyandrographolide, andrographolide, neoandrographolide,
alkane dan aldehyde sedangkan pada akarnya terdiri dari kandungan andropholide
yang sangat tinggi. Kandungan tumbuhan obat tersebut sebagian besar berefek
sebagai antioksidan. Kandungan yang berefek antioksidan adalah polifenol,
flavonoid, mukopolisakarida. Antioksidan dapat mengurangi dampak negatif radikal
bebas dan menimbulkan perbaikan pada sel beta pankreas yang telah rusak dengan
pemberian aloksan, sehingga dapat kembali mensekresikan insulin, yang berefek pada
penurunan kadar glukosa darah. Selain itu, tannin dapat mengurangi kadar glukosa
darah, karena tannin dapat menghambat penyerapan glukosa pada saluran cerna.
1.5.2 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini, berdasarkan kerangka pemikiran tersebut adalah
- Kombinasi infusa sambiloto dan mengkudu sebagai anti diabetik menurunkan
kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.
- Kombinasi infusa biji alpukat dan kumis kucing sebagai anti diabetik menurunkan
kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.
- Kombinasi infusa sambiloto, mengkudu, biji alpukat, dan kumis kucing sebagai
anti diabetik menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi
aloksan.
- Kombinasi infusa sambiloto, mengkudu, biji alpukat, dan kumis kucing sebagai
6
infusa sambiloto dan mengkudu dan kombinasi infusa biji alpukat dan kumis
kucing pada mencit yang diinduksi aloksan
1.6 Metodologi penelitian
Desain penelitian adalah penelitian eksperimental laboratorium, dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif. Metode yang
digunakan untuk pengukuran kadar glukosa darah adalah uji diabetes. Data yang
diukur adalah kadar glukosa darah (mg/dl) mencit yang sudah induksi aloksan.
Analisis data statistik menggunakan metode Analisis Varian (ANAVA) satu arah,
yang apabila ada perbedaan yang signifikan dilanjutkan dengan uji Tukey test yang
sesuai dengan α= 0.05 menggunakan bantuan perangkat lunak..
1.7 Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi, Fakultas Kedokteran,
Universitas Kristen Maranatha, Bandung, dan dilaksanakan mulai Desember 2009
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan Umum
- Kombinasi I yaitu kombinasi infusa sambiloto (Andrographis paniculata
Nees) dan mengkudu (Morinda citrofolia L) berefek menurunkan kadar
glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.
- Kombinasi II yaitu kombinasi biji alpukat (Persea americana P. Mill) dan
kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) berefek menurunkan kadar
glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.
- Kombinasi III yaitu kombinasi infusa sambiloto (Andrographis paniculata
Nees), mengkudu (Morinda citrofolia L), biji alpukat (Persea americana P.
Mill), dan kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) berefek menurunkan
kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.
- Kombinasi III berefek lebih baik terhadap penurunan kadar glukosa darah
mencit yang diinduksi aloksan dibandingkan kombinasi I.
- Kombinasi III berefek terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit yang
diinduksi aloksan yang setara dibandingkan kombinasi II.
Kesimpulan Tambahan
- Kombinasi II dan III dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan efek yang
setara dengan glibenklamid dan berpotensi digunakan sebagai obat
hipoglikemik sedangkan kombinasi I yang diberi infusa sambiloto dan
mengkudu memiliki efek menurunkan kadar gula darah namun potensinya
50
5.2 Saran
Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang dapat dilanjutkan dengan
penelitian lain seperti :
Penelitian mengenai mekanisme masing-masing obat herbal sehingga
pemberian obat secara kombinasi dapat lebih dipertanggungjawabkan
Penelitian menggunakan sediaan lain agar penggunaannya lebih optimal
Penelitian mengenai toksisitas dan efek samping obat herbal secara
tunggal maupun kombinasi
Daftar Pustaka
Anonymous, 2006. Tanaman Herbal http: //www.plantamor.com/index.php.plant977. 3 November 2010.
Anonymous, 2009. Sistem Pencernaan.//butiknoni.wordpress.com. 15 Oktober 2010.
Agung Endro Nugroho. 2006. Hewan percobaan Diabetes mellitus : Patologi dan mekanisme aksi Diabetogenik. http://www.unjournals.com/D/D0704/ D070415.pdf.com. 5 Agustus 2009.
B .Mahendra, Rachmawati N.H. Evi. 2007. Atasi stroke dengan tanaman obat. Jakarta : Penebar Swadaya.
Barnes, J., Anderson L. A., and Philipson J. D., 1996, Herbal Medicine, 2nd edition, 126, 313, Pharmacetical Press,London.
Blanco Y.C., Vaillant F., Perez AM., Reynes M., Brilloute JM., Brat P. 2005. The noni fruit (Morinda citrifolia L.) : A review of agricultural research, nutritionalalandtherapeuticproperties.www.personal.psu.Edu/szn109/MARDI/ noni.pdf. 27 Juli 2009.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa H.Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin Asih Edisi 8 Vol 2. Jakarta: EGC.
Carlisle BA, Kroon LA, Koda-Kimble MA. 2005. Diabetes Mellitus. In: Young LY, Koda-Kimble MA, Eds. Applied Therapeutics: The Clinical Use of Drugs. 8th ed. Vancouver, WA: Applied Therapeutics, Inc. 2005:50:1-86.
Chang, But. 1986. Pharmacology and Aplications of Chinese Materia Medica. 1st.ed. Hongkong : World Scientific. h. 918-24.
Choi SJ., Kang S.W, Li J, Kim J.L, Bae J.Y, Kim D.S, Shin S.Y, Jun J.G, Wang M.H, Kang Y.H. 2009. Blockade of Oxidized LDL-Triggered Endothelial Apoptosis by Quercetin and Rutin through Differential Signaling Pathways Involving JAK. 1 Agustus 2009.
52
DepKes RI. 2000. Mengkudu (Morinda citrifolia L.). Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) jilid I. Jakarta : Departeman Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Hal. 159.
DepKes RI. 2005. Jumlah Penderita Diabetes Indonesia Ranking ke-4 Di Dunia. http://m.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=1183&Ite mid=2. 2 Mei 2009.
Elfahmi, et.al. 2006. The Indonesian Tradisional Herbal Medicine www.pom.go.id/oaie/index.asp?aksi=literatur&hlm=1 15 Agustus 200
Foster W.D. 2000. Diabetes mellitus. Dalam Foster W.D, editor : Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Vol 5. Edisi 13. Jakarta : EGC. Hal.2196.
Ganong W.F. 2002. Fungsi Endokrin Pankreas dan Pengaturan Metabolisme Karbohidrat. Dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, editor :.H.M. Djauhari Edisi 20. Jakarta : EGC. Hal. 320-323.
Granner D.K, Murray R.K , Mayes P, Rodwell V.W. 2003. Hormon Pankreas & Traktus Gastrointestinal. Dalam Biokomia Harper, editor Granner .K.D. Edisi 25. Jakarta : EGC. Hal. 583-584.
Guyton AC., Hal JE. 2002. Insulin, glukagon, dan diabetes mellitus dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, editor : Guyton, Arthur C., Hall, John E. Edisi 9. Jakarta : EGC. Hal.1232.
Health Today. 2005. Diabetes semakin mengancam; 16:16-17
Heinecke,R.2008.XeroninandCellRegeneration.www.resorthealth.com/research/heine cke.html. 5 September 2009.
Hery Winarsi. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Jakarta : Kanisius. Hal. 77-82.
Hernani dan Mono Raharjo., 2005, Tanaman Berkhasiat Antioksidan, Penerbit Swadaya, Jakarta.
Hieronymus Budi Susanto. 2008. Ragam & Khasiat Tanaman Obat. Jakarta : Agromedia Pustaka. Hal.85.
53
Kalie, M. B., 1997. Alpukat, Budi Daya dan Pemanfaatannya. Kanisius, Y ogyakarta.
Kemas Ali Hanafiah. 2005. Prinsip Percobaan dan Perancangannya. Bidang Pertanian, Peternakan, Perikanan, Industri dan Hayati. Edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal 10-12.
Misnadiarly,AS. 2006. Non Tuberculous Mycobacteria (NTM) in Some Diseases. Simposium JADE.
Nurrasid, E.S. 1998. Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Biji Alpukat, Daun Murbei dan Buah Terong Ungu Pada Tikus Putih. [skripsi]. Jurusan Farmasi FMIPA
Unpad. Bandung
Oben J.E. 2009. Methods and Related Compositions Using Specifics Flavonoids and Indanes to Reduice Weight and Inhibit Lipase, Amylase ang Alpha-Glucosidase Activity in Mammals. http://www.faqs.org/patents/app/ 20090076129#ixzz2jQrNMJ0u. 2 Oktober.2010
Pearce, Evelyn 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia: Jakarta
PERKENI. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PB PERKENI. Hal. 3-7, 9-16.
Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed: Ke-6. Jakarta: EGC
Schteingart, D. 2006.Pankreas Metabolisme Glukosa Dan Diabetes Mellitus. Dalam Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Sylvia AP, Lorraine MW, eds., Buku II, Edisi 4, Jakarta : EGC; 1997;163 : 117-1119
Soegondo Sidartawan, Sukardji Kartini. 2008. Hidup secara mandiri dengan Diabetes Melitus, Kencing manis, Sakit gula. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal. 93-99, 119-129.
Suyono Slamet. 2009. Masalah Diabetes di Indonesia. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, editor : Suyono Slamet. Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal. 581-582.
54
Van Steenis, C. G. G. J, 2001, Flora Untuk Sekolah di Indonesia, diterjemahkan oleh Surjowinoto, M., dkk., Pradnya Paramita, Jakarta.
Wahyu Widowati. 2008. Peran Antioksidan sebagai Antioksidan. Jurnal Kedokteran Maranatha.
Winarto, W.P. 2003. Sambiloto: Budi Daya dan Pemanfaatan untuk Obat. Penebar Swadaya, Jakarta.
(WHO) World Health Organitation 2006. Diabetes Melitus. http://www.who.inf/mediacentre/factsheets/fs312/en/
Wijayakusumah.1994. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, Jilid 2. Jakarta: Pustaka Kartini
Windholz, M. 2006. The merck index. 14 th