• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh : INDAH SETIA UTAMI P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh : INDAH SETIA UTAMI P"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SERTA PENYAKIT GIGI DAN

MULUT PADA ANAK PRASEKOLAH DI PAUD BINA CERIA KECAMATAN NYALINDUNG KABUPATEN SUKABUMI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan

Kemenkes RI Bandung

Disusun oleh :

INDAH SETIA UTAMI P17325114038

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI 2017

(2)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SERTA PENYAKIT GIGI DAN

MULUT PADA ANAK PRASEKOLAH DI PAUD BINA CERIA KECAMATAN NYALINDUNG KABUPATEN SUKABUMI

Indah Setia Utami,1), Hetty Anggrawati2)

ABSTRAK

Pendidikan dan kesehatan merupakan hal penting bagi anak usia dini baik untuk pertumbuhan maupun perkembangannya. Anak usia dini yang mendapat pola pengasuh, asupan gizi yang cukup, lingkungan yang sehat, pelayanan kesehatan dasar serta mendapat stimulasi tumbuh kembang yang tepat serta optimal sesuai potensi anak. Anak usia dini akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat, sehingga di masa mendatang akan menghasilkan genersi sehat.

Tujuan Penelitian ini diketahuinya Gambaran Pengetahuan Ibu Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak Prasekolah Di PAUD Bina Ceria Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi. Jenis penelitian ini menggunakan jenis studi deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu dari siswa PAUD yang berjumlah 25 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara teknik total sampling.

Hasil penelitian menunjukan pengetahuan ibu tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut kriteria baik 8%, cukup 64%, kurang 28% kurang dan pengetahuan ibu tentang penyakit gigi dan mulut kriteria baik 8%, cukup 64%, kurang 28%.

Kata kunci : Pengetahuan, Ibu, Pemeliharan, Penyakit Gigi dan Mulut 1) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Bandung

2) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Bandung

(3)

DESCRIPTION OF MOTHER’S KNOWLEDGE ABOUT DENTAL AND ORAL HEALTH AND DENTAL CARE AND DENTAL DISEASE IN

PRESHOOL CHILDREN IN PAUD BINA CERIA DISTRICT NYALINDUNG REGENCY OF SUKABUMI

Indah Setia Utami,1), Hetty Anggrawati2)

ABSTRACT

Education and health are most important for early childhood for growth and development. Early childhood who get well care system, good enaough nutrition, healty environment, basic health services and get the right growth stimulation according to the potential of the child. Early childhood will be able to grow and develop well and healthy. So that in the future will pruduce a healthy generation.

The purpose of this study is to know the Description of Mother’s Knowledge On Dental And Oral Health Status In Preschool Children In Paud Bina Ceria Nyalindung District Sukabumi Regency. This type of research use descriptive study type. The population in this study is all mothers of PAUD students amounting to 25 people. The sampling technique is done by total sampling technique.

The result of this research showed that mother’s knowledge about dental and oral hygiene maintenance was good 8%, sufficient 64%, lacking 28% and mothers knowledge about dental and oral diseases criteria good 8%, sufficient 64%, lacking 28%.

Keyword : Knowledge, Dental and Oral Disease

1) Dental Nursing Department of Health Poltechnic Bandung 2) Dental Nursing Department of Health Poltechnic Bandung

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telat melimpahkan rahmat hidayah dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesian Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul “Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut serta Penyakit Gigi dan Mulut pada Anak Prasekolah di PAUD Bina Ceria Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk diajukan sebagai syarat menyelesaikan Program pendidikan Diploma III Jurusan Keperawatan Gigi di Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung.

Dalam penyusunan Karya Ilmiah penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan serta arahan dari berbagai pihak baik dalam penyusunan isi maupun teknik penulisan. Penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. Ir. H. Osman Syarif, MKM. Selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung.

2. Drg. Hj. Hetty Anggarawati K, M.kes, AIFO, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung serta selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, bantuan serta arahan kepada penulis dalam penyususnan Karya Tulis Ilmiah ini.

3.

Neneng Nurjannah, drg., M.Kes selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis,

4. Drg. Dewi Sodja Laela, M.Kes selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis,

(5)

5. Yonan Herianto , S.Si.T., M.Kes selaku pembimbing akademik yang 6. Kader dan seluruh ibu dari anak PAUD yang telah bersedia untuk

dilakukan penelitian.

7. Agus Suryana selaku petugas perpustakaan yang telah membantu dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah dalam mencari referensi buku.

8. Seluruh rekan-rekan seperjuangan yang senantiasa membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesiakan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Mudah-mudahan Allah SWT, membalas atas kebaikan dari semua pihak yang telah membantu hingga terselenggaranya Karya Tulis Ilmiah ini. Kritik dan saran yang sifatnya membangun bagi penulis di harapkan sebagai bahan perbaikan.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umunya bagi pembaca.

Bandung, Juli 2017

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGUJIAN LEMBAH PENGESAHAN LEMBAH PERSEMBAHAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR………..………

DAFTAR ISI……….

DAFTAR TABEL……….

DAFTAR GAMBAR………

DAFTAR LAMPIRAN………

i iii

v vi vii

BAB 1

BAB 2

BAB 3

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……….……….………

B. Rumusan Masalah.………

C. Tujuan Penelitian…..………

Tujuan Umum…..……...…………

Tujuan Khusus...……..………...……

D. Manfaat Penelitian...……..………

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anak Prasekolah……... ………..……

B. Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut …………..…

C. Penyakit Gigi Dan Mulut………..………

D. Pengertian Pengetahuan………...………

E. Pengertian Ibu…..………..

F. Kerangka Teori………

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian..………

B. Waktu Dan Tempat………

1 4 4 4 4

5

6 7 12 19 24 27

28 28

(7)

BAB 4

BAB 5

C. Populasi dan Sampel………..………

D. Definisi Operasional ……….………

E. Prosedur Penelitian ………..…….………

F. Pertanyaan Penelitian ………

G. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data ………

H. Pengolahan Data ………

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...………

B. Pembahasan ……….

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan…………...………

B. Saran………

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

28 29 29 30 30 31

32 33

38 38

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel

4.1 Tingkat Pendidikan……….

4.2 Tingkat Pekerjaan ……….

4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu dalam

Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut ……...

4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu dalam Penyakit Gigi

dan Mulut ………

32 32

33

33

(9)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Tekhnik Roll atau Modifikasi Stillman ………...

2.2 Tekhnik Bass ………..

10 11

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Lampiran 2 Hasil Penelitian Lampiran 3 Dokumentasi

(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dan kesehatan merupakan hal penting bagi anak usia dini baik untuk pertumbuhan maupun perkembangannya. Anak usia dini yang mendapat pola pengasuh, asupan gizi yang cukup, lingkungan yang sehat, pelayanan kesehatan dasar serta mendapat stimulasi tumbuh kembang yang tepat serta optimal sesuai potensi anak. Anak usia dini akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat, sehingga di masa mendatang akan menghasilkan genersi sehat.

Pendidikan anak usia dini sebagai proses pendidikan dengan sasaran anak usia 0-6 tahun sebagai mana dikatakan masa ke emasan memiliki makna apabila mendapatkan kecukupan kebutuhan fisik, mental dan spiritual yang tepat maka anak akan tumbuh dan kembang dengan sangat baik untuk seluruh potensi kecerdasan anak. Sebagai jendela kesempatan, memiliki makna anak mudah menerima dan mudah untuk menanamkan nilai-nilai dasar, diarahkan serta dibentuk sikap dan perilakunya. Sebagaimana sakritis maknanya apabila mendapatkan gangguan atau kebutuhannya tidak terpenuhi akan berdampak seruis dan panjang baik terhadap kecerdasan, kesehatannnya maupun sikap dan perilakunya. (Siswanto, 2010).

Terdapat salah satu kelompok masyarakat yang memiliki resiko rentanterhadap penyakit gigi dan mulut seperti Anak Prasekolah.Masa anak

(12)

usiadini merupakan suatu periode yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek. Periode ini disebut sebagai masa ke emasan (the golden period) perkembangan anak, jendela kesempatan (the window of opportunity) dan masa kritis (critical period). Masa ini merupakan masa peka / sensitif, masa pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dan penting ,memerlukan zat gizi yang cukup baik kualitas maupun kuantitasnya.

Hasil penelitian Yunus R, dkk di Jakarta pada 1000 orang anak balita menunjukan anak yang bebas karies hanya sebesar 14,1% dan anak yang mempunyai karies lebih dari 4 gigi 85, 9%. Sedangkan hasil penelitian oleh Suryawaty, dkk di Kecamatan Ciputat dan Kecamatan Pasar Minggu menunjukan bahwa 76,8% ibu anak balita memiliki pengetahuan yang kurang terhadap kesehatan gigi dan mulut anak. (Gultom, 2009)

Di Indonesia, dengan jumlah penduduk 249,9 juta jiwa pada tahun 2013 terjadi peningkatan terjadinya karies gigi. Pada tahun 2007, prevalensi karies pada penduduk Indonesia adalah 43.4%, sedangkan pada tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies menjadi 53,2 %, artinya kurang lebih di Indonesia terdapat 93.998.727 jiwa yang menderita karies gigi. (Kemenkes, 2013).

Orang tua khususnya ibu adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan status kesehatan bagi anak-anak mereka. Orang tua yang sehat dan gizinya baik akan mewariskan kesehatan yang baik pula kepada anaknya.

Sebaliknya kesehatan orang tua, khususnya kesehatan ibu yang rendah dan kurang gizi, akan mewariskan kesehatan yang rendah pula bagi anaknya.

1

(13)

Rendahnya kesehatan orang tua, terutama ibu, bukan hanya karena sosial ekonominya rendah, tetapi sering juga disebabkan karena orang tua, atau ibu tidak mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatannya atau tidak tahu makanan yang bergizi yang harus dimakan, oleh karena itu pendidikan kesehatan diperlukan pada kelompok ini, agar masyarakat atau orang tua menyadari dan melakukan hal-hal yang dapat mewariskan kesehatan yang baik pada keturunan mereka. (Notoatmodjo, 2003)

PAUD Bina Ceria merupakan salah satus ekolah anak prasekolah yang dibangun pada tahun 2008 lalu. Dari survey awal diketahui bahwa di PAUD Bina Ceriaini belum pernah dilakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut dari puskesmas setempat kepada ibu dari siswa PAUD tersebut, dan anak prasekolah termasuk anak yang rentan terjadinya masalah penyakit gigi dan mulut. Selain itu, sebagian besar orang tuasiswa PAUD khususnya ibu dari anak prasekolah tersebut sebagian besar tidak bekerja hanya ibu rumahtangga, sehingga informasi kesehatan diperoleh lewat televisi. Namun, untuk pengetahuan kesehatan gigi dan mulut masih belum terbukti.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu terhadap kesehatan gigi dan mulut pada anak prasekolah sangat kurang, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemeliharaan Gigi dan Mulut serta Penyakit Gigi dan Mulut pada Anak Prasekolah di PAUD Bina Ceria Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi.

(14)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas memberikan gambaran kepada penulis untuk membuat rumusan masalahnya yaitu, Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang pemeliharaan gigi dan mulut serta penyakit gigi dan mulut pada anak prasekolah di PAUD Bina Ceria Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah diketahuinya Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pemeliharaan dan Penyakit Gigi dan Mulut pada Anak Prasekolah di PAUD Bina Ceria Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak prasekolah

b. Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu tentang penyakit gigi dan mulut pada anak prasekolah

D. Manfaat Penulisan 1. Penulis

Menambah pengetahuan bagi penulis dan menambah wawasan tentang Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemeliharaan Gigi Dan Mulut serta Penyakit Gigi dan Mulut pada Anak Prasekolah di PAUD Bina Ceria Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi.

(15)

2. Institusi Pendidikan

Untuk meningkatkan pengetahuan, menambah sumber bacaan dan sebagai acuan untuk melakukan penelitian di masa yang akan datang.

3. Masyarakat

Menambah pengetahuan kepada ibu akan pentingannya menjaga kesehatan gigi dan mulut sedini mungkin pada ada pra sekolah, serta untuk meningkatkan kesadaran akan kebiasaan yang tidak baik sehingga merubah pola hidup dan perilaku yang lebih baik untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut khususnya pada anak prasekolah.

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anak Prasekolah

1. Pengertian Anak Prasekolah

Anak Prasekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun. Dalam usia ini anak umumnya mengikuti program anak (3 tahun – 5 tahun) dan kelompok bermain (Usia 3 tahun), sedangkan pada 4-6tahun biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-kanak. (Patmonedowo, 2008)

Anak prasekolah adalah anak yang masih dalam usia 3-6 tahun, mereka biasanya sudah mampu mengikuti program prasekolah atau Taman Kanak-kanak. Dalam pengembangan anak prasekolah sudah ada tahapan-tahapan, anak sudah siap belajar khususnya pada usia sekitar 4-6 tahun memiliki kepekaan menulis dan memiliki kepekaaan yang bagus untuk membaca. Perkembangan kognitif anak masa prasekolah berbeda pada tahap pra operasional (Veranita, 2012).

2. Ciri-ciri Anak Prasekolah

Ciri-ciri anak prasekolah (3-6 tahun) yang biasanya ada di sekolahnya meliputi aspek fisik, emosi, social dan kognitif anak :

a. Ciri Fisik

Dalam penampilan maupun gerak-gerak prasekolah mudah dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya yaitu umumnya anak sangat aktif, mereka telah memiliki

(17)

penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri, seperti memberikan kesempatan kepada anak untuk lari memanjat dan melompat.

b. Ciri Sosial

Biasanya bersosialisasi dengan orang di sekitarnya.

Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat cepat berganti, mereka mau bermain dengan teman.

Sahabat yang dipilih biasanya sama jenis kelaminnya. Tetapi kemudian berkembang sahabat yang terdiri dari jenis kelamin yang berbeda.

c. Ciri Kognitif

Yaitu cenderung mengekpresikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut, dan iri hati sering terjadi. Mereka sering kali mempeributkan perhatian guru.Umumnya telah terampil dalam bahasa.Sebagian besar dari mereka senang bicara, Sedangkan mereka perlu dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.

B. Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut 1. Mengatur Pola Makan

Mengatur pola makan melupakan pola upaya pengontrolan terhadap pembentukan plak.Jenis makanan yang harus di hindari yaitu makanan yang mengandung karbohidrat, serta makanan yang lunak, dan mudah menempel di gigi. Karbohidrat merupakan bahan

(18)

utama dalam pembentukan matriks plak selain sumber energi untuk bakteri dalam pembentukan plak (Putri, 2010).

2. Tindakan Secara Kimiawi

Tindakan kimiawi yang di lakukan sebagai usaha pemeliharaan untuk mencegah penumpukan plak yaitu dengan menggunakan antibiotik dan senyawa anti bakteri selain antibiotik. Tindakan yang mudah untuk di lakukan yaitu dengan menggunakan senyawa anti bakteri selain antibiotik seperti penggunaan pasta gigi ,obat kumur (Putri, 2010).

3. Tindakan Secara Mekanis

Tindakan secara mekanis adalah tindakan membersihkan gigi dan muut dari sisa makanan dan debris yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit pada jaringan keraas maupun jaringan lunak (Putri, 2010). Tindakan mekanis dilakukan dengan menggunakan bantuan alat salah satunya sikat gigi.

Untuk mengoptimalkan tindakan secara mekanis perlu di perhatikan melalui tehnik dalam menyikat gigi.Teknik menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untukmembersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi merupakan tindakan preventif dalam menuju keberhasilan dan kesehatan rongga mulut yang optimal. Oleh karena itu, teknik menyikat gigi harus dimengerti dan dilaksanakan secara aktif dan teratur.Ada beberapa tekhnik yang

(19)

berbeda-beda untuk membersihkan gigi dan memijat gusi dengan sikat gigi. Teknik menggosok gigi yang baik dan benar :

a. Vertical

Teknik pertikal dilakukan dengan kedua rahang tertutup, kemudian permukaan bukal gigi disikat dengan gerakan ke atas ke bawah. Untuk permukaan lingual dan palatinal dilakukan gerakan yang sama dengan mulut terbuka.

b. Tekhnik horizontal

Permukaan bukal dan lingual disikat dengan gerakan ke dapan dan ke belakang. Untuk permukaan oklusal gerakan horizontal yang sering disebut “scrub brush technic” dapat dilakukan dan terbukti merupakan cara yang sesuai dengan bentuk anatomis permukaan oklusal. Kebanyakan orang yang belum diberi pendidikan khusus, biasanya menyikat gigi dengan teknik vertical dan horizontal dengan tekanan yang keras. Cara-cara ini tidak baik karena dapat menyebabkan resesi gusi dan abrasi gigi.

c. Tekhnik roll atau modifikasi stillman

Tekhnik ini disebut “ADA-roll Technic”, dan merupakan cara yang paling sering dianjurkan karena sederhana tetapi efisiensi dan dapat digunakan di seluruh bagian mulut. Bulu-bulu sikat ditempatkan pada gusi sejauh mungkin dari permukaan oklusal dengan ujung-ujung bulu sikat mengarah ke apeks dan sisi bulu

(20)

sikat digerakkan perlahan-lahan melalui permukaan gigi sehingga bagian belakang dari kepala sikat bergerak dengan lengkungan. Pada waktu bulu-bulu sikat melalui mahkota klinis, kedudukannya hampir tegak lurus permukaan email.

Gerakan ini diulang 8-12 kali setiap daerah dengan sistematis sehingga tidak ada yang terlewat.Cara ini terutama sekali menghasilkan pemijatan gusi dan juga diharapkan membersihkan sisa makanan dari daerah intrerproksimal.

Gambar 1 Tekhnik roll atau modifikasi stillman d. Tekhnik Bass

Sikat ditempatkan dengan sudut 45̊ terhadap sumbu panjang gigi mengarah ke apikal dengan ujung –ujung bulu sikat pada tepi gusi. Dengan demikian, saku gusi dapat dibersihkan dan tepi gusi dapat dipijat. Sikat digerakkan dengan getaran-getaran kecil ke depan dan ke belakang selama kurang lebih 10-15 detik ke setiap daerah yang meliputi dua atau tiga gigi. Untuk menyikat permukaan bukal dan labial, tangkai dipegang dalam kedudukan horizontal dan sejajar dengan lengkung gigi. Untuk permukaan lingual dan palatinal gigi belakang agak menyudut (agak horizontal) dan pada gigi depan, sikat dipegang vertikal.

(21)

Gambar 2 Tekhnik Bass e. Tekhnik fones

Bulu-bulu sikat ditempatkan tegak lurus pada permukaan bukal dan labial dengan gigi dalam keadaan oklusi.Sikat digerakan dalam lingkaran-lingkaran besar sehingga gigi dan gusi rahang atas dan rahang bawah disikat sekaligus.Daerah interproksimal tidak diberi perhatian khusus. Setelah semua permukaan bukal dan labial disikat, mulut dibuka lalu permukaan lingual dan palatinal disikat dengan gerakan yang sama, hanya dalam lingkaran-lingkaran yang lebih kecil. Karena cara ini agak sukar dilakukan di lingual dan palatinal, dapat dilakukan gerakan maju mundur untuk area ini.

Tekhnik ini dilakukan untuk meniru jalannya makanan di dalam mulut waktu mengunyah.Teknik fones dianjurkan untuk anak kecil karena mudah dilakukan.(Putri dkk, 2015).

f. Waktu menyikat gigi

Waktu yang terbaik untuk menyikat gigi adalah setelah makan dan sebelum tidur.Menggosok gigi setelah makan bertujuan mengangkat sisa-sisa makanan yang menempel di permukaan ataupun di sela-sela gigi dan gusi.Sedangkan

(22)

menggosok gigi sebelum tidur berguna untuk menahan perkembangbiakan bakteri dalam mulut karena dalam keadaan tidur tidak diproduksi ludah yang berfungsi membersihkan gigi dan mulut secara alami. Untuk itu usahakan gigi betul-betul dalam kondisi bersih sehingga gosok gigi bias dilakukan setelah sarapan (Kusumawardani, 2011).

C. Penyakit Gigi dan Mulut 1. Lubang Gigi (Karies)

Karies adalah penyakit jaringan keras gigi akibat aktivitas bakteri sehingga terjadilah (melunaknya) jaringan keras gigi yang diikuti terbentuknya kavitas (rongga).Bakteri tersebut mampu meragikan gula dalam karbohidrat sehingga menghasilkan asam yang dapat menurunkan pH rongga mulut. Penurunan pH yang berulang- ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi secara perlahan-lahan. Jika dibiarkan dapat mengakibatkan lubang gigi terus membesar.Kesimpulaannya, karies gigi atau gigi berlubang hanya terjadi jika semua faktor tersebut saling mempengaruhi, seperti bakteri, gula, waktu dan juga gigi.(Martariwansyah, 2008).

Karies adalah hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm, dan diet (khususnya komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri plak manjadi asam, terutama asam latat

(23)

dan asetat) sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya (Putri, 2010).

a. Faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi yaitu : 1) Mikroorganisme di dalam plak

2) Karbohidrat 3) Gigi

4) Saliva 5) Waktu

b. Penggolongan karies berdasarkaan kedalaman 1) Email

Karies ini baru mencapai daerah email atau daerah terluar dari lapisan gigi. Pada karies ini penderita belum merasakan sakit, ngilu dan rasa apapun sebagai akibat dari lubang ini, namun ada yang peka.

2) Karies Dentin

Jika kerusakan telah mencapai dentin, biasanya mengeluh sakit atau timbul ngilu setelah makan atau minum manis, asam, panas atau dingin (Pratiwi,2007)

3) Karies pulpa

Seseorang mengeluh rasa sakit bukan hanya setelah makan saja, berarti kerusakan gigi sudah mulai mencapai Pulpa.Kerusakan pulpa yang akut akan terjadi apabila

(24)

keluhan sakit terjadi terus menerus yang akhirnya mengganggu aktivitas sehari-hari (Pratiwi, 2007).

2. Radang Gusi (Ginggivitis)

Gingivitis adalah jenis radang pada jaringan gusi (Ronald, 2008).Gusi bisa terkena radang atau infeksi oleh kuman disebut gingivitis.Gingiva berarti gusi dan itis berarti radang (Machfoedz, 2008).Gingivitis adalah suatu penyakit infeksi yang melibatkan daerah interdental papil, tepi gusi, gusi cekat atau kombinasinya (Usri, 2012).Disebabkan oleh bakteri pada plak yang terakumulasi akibat faktor lokal seperti kalkulus, tambalan berlebih, gigi berjejal, desain gigi tiruan atau alat ortodonti yang tidak baik (Usri, 2012).Gingivitis merupakan awal dari penyakit periodontal.(Ramadhan, 2010).

Gingivitis umumnya bersifat reversible (Djamil, 2011).Artinya kondisi ini dapat sembuh kembali jika dilakukan tindakan pembersihan yang tepat dan teratur dan sebaliknya jika pemeliharaan kesehatan gigi nya tidak diperhatikan maka akan semakin memperburuk peradangan gusi. Selain gingivitis, peradangan juga bisa mengenai bagian yang lebih dalam, yaitu jaringan penyangga gigi (periodontal) disertai ligamenya (Djamil, 2011). Peradangan ini disebut dengan istilah periodontitis.Periodontitis ini jika tidak segera dilakukan perawatan maka akan merusak tulang disekitar akar gigi bahkan sampai kehilangan gigi.

(25)

a. Proses terjadinya gingivitis

Plak yang dibiarkan akan menebal karena bakteri akan terus berkembangbiak jika terdapat makanan sebagai sumber energi yaitu sukrosa yang memiliki molekul kecil yang mudah berdifusi, akibat plak ini terjadi gingivitis karena plak yang dibiarkan menumpuk menyebabkan bakteri yang terdapat dilapisan paling dalam kehilangan sumber energi dan akan mati. Bakteri mati mengeluarkan endotoksin yang akan menginflamasi gingiva dan bakteri yang terdapat pada lapisan terluar akan mendapatkan sumber energi dan menghasikan enzim hiarulodinase yang akan meregangkan jaringan epitel maka bakteri penyebab gingivitis akan masuk, dengan adanya antigen-antibodi terjadi proses inflamasi.

Sebagai reaksi pertahanan tubuh maka limfosit lebih banyak dan terjadi pertarungan antara limfosit dan bakteri, bila pertahanan tubuh lemah maka terjadi abses. Dinding akan semakin tipis, dan gusi merah terang dan membulat karena banyak aliran darah dan cairan gusi yang menyebabkan gusi membengkak, apabila disentuh mudah berdarah, perlekatan gusi (epitelnya rusak) sehingga terjadi degenerasi (resesi gusi) (Putri, 2015).

(26)

b. Pencegahan dan perawatan gingivitis

Pengenalan cara sehari – hari yang efektif dalam menjaga oral hygiene seperti :

1) Sikat gigi

Meyikat gigi dengan baik sampai bersih dan pijat- pijatlah gusi dengan hati-hati (Sitorus H, 2008).Pengenalan teknik sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi secara teratur dan pemilihan pasta gigi yang tepat.Pemilihan bulu sikat yang halus agar tidak melukai gusi dan mengganti sikat gigi sekurang-kurangnya tiap tiga bulan sekali agar bulu sikat masih tetap efektif dalam membersihkan gigi.Menyikat gigi dapat mengeliminasi dental plak yang merupakan cikal bakal terjadinya penyakit mulut (Hermawan, 2010).

2) Kumur – kumur antiseptik

Bahan aktif yang sering digunakann sebagai kumur- kumur umumya berasal dari minyak tumbuh-tumbuhan seperti metal salisia, sedangkan yang diresepkan dokter adalah chlorhexidine 0.20% dan H2O2 1.5% atau 3.0%.Kumur-kumur yang lebih murah dan efektif adalah dengan air garam hangat.Kumur-kumur diperlukan dalam upaya mencegah penyakit gusi dan periodontal dan penggunaannya diawali dengan sikat gigi. Penggunaan sebaiknya tidak terlalu sering karena akan menyebabkan flora

(27)

normal mulut mati dan mulut menjadi kering (Hermawan, 2010).

3) Dental floss atau benang gigi

Cara ini cukup efektif mencegah penyakit periodontal karena membersihkan sela-sela gigi. Teknik penggunaannya harus dimengerti dengan tepat karena jika tidak akan melukai gusi dan membuat radang (Hermawan, 2010).

4) Kontrol ke klinik gigi secara teratur 3. Karang Gigi (Kalkulus)

Kalkulus merupakan suatu massa yang mengalami kalsifikasi yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi, dan objek solid lainnya di dalam mulut, misalnya restorasi dan gigi geligi tiruan.

Kalkulus adalah plak terkalsifikasi (Putri, 2015).

Kalkulus bukanlah penyebab langsung terjadinya inflamasi, tetapi berperan penting dalam perkembangbiakan penyakit, bertindak sebagai permukaan kasar seperti batu karang, tempat mikroorganisme berkembangbiak dan melepaskan produk toksinnya. Permukaan kalkulus yang kasar mempersulit proses pembersihan plak, bakteri dalam plak menyebabkan peradangan pada gusi (Fedi, 2012).

a. Jenis kalkulus

Berdasarkan hubungannya terhadap gingival margin, kalkulus di kelompokan menjadi supra gingival dan subgingival :

(28)

1) Kalkulus supragingival

Kalkulus supragingival adalah kalkulus yang melekat pada permukaan mahkota gigi muli dari puncak gingival margin dan dapt dilihat.

Kalkulus ini berwarna kekuning-kuningan, konsistensinya keras seperti batu tanah liat dan mudah dilepaskan dari permukaan gigi dengan skeler.Warna kalkulus dapat dipengaruhi oleh pigmen sisa makanan atau dari merokok.

2) Kalkulus subgingival

Kalkulus subgingival adalah kalkulus yang berada di bawah batas gingival margin, biasanya pada daerah saku gusi dan tidak terlihat pada waktu pemeriksaan. Untuk menentukan lokasi dan perluasannya harus dilakukan probing dengan eksploer, biasanya padat dan keras, warnanya coklat tua atau hijau kehitam-hitaman, konsistensinya seperti kepala korek api, dan melekat erat ke permukaan gigi.

b. Proses terjadinya kalkulus

Presipitasi garam-garam mineral ke dalam plak sudah dapat dilihat hanya beberapa jam setelah deposisi plak, meski umumnya keadaan ini berlangsung 2-14 hari setelah terbentuknya plak. Mineral pada kalkulus supragingival berasal dari saliva, sedangkan pada kalkulus subgingival barasal dari eksudat cairan gingival (Putri, 2015)

(29)

D. Pengertian Pengetahuan 1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu, seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dab persepsi terhadap objek.

Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata).

a. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi sangat penting karena merupakan faktor yang penting dalam memberikan pengaruh pada kesehatan dan penyakit gigi anak. Pengetahuan ibu didasari juga oleh beberapa faktor seperti: pekerjaan, tingkat pendidikan, pengalaman mengasuh anak, lingkungan tempat tinggal serta status ekonomi. Salah satu faktor yang jelas mempengaruhi yaitu lingkungan tempat tinggal responden.

Informasi mengenai kesehatan gigi yang disampaikan oleh iklan pasta gigi atau sikat gigi, maupun iklan layanan masyarakat tentang pemeliharaan gigi merupakan salah satu sumber informasi tentang kesehatan gigi anak yang diterima ibu.Informasi yang diterima tersebut secara tidak sadar dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi anak.

(30)

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yakni :

1) Tahu (know)

Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah misalnya mengingat atau meningkat kembali suatu objek atau rangsangan tertentu.Contohnya, meningkatkan kembali fungsi gigi selain untuk mengunyah adalah untuk bicara dan estetika. Contoh lain, gigi putih bersih berkat iklan pasta gigi tertentu. Akibat iklan ini seseorang tertarik dan menjadi tahu bahwa untuk memperoleh gigi bersih seperti yang terdapat dalam iklan diperlukan pasta gigi tersebut.

2) Memahami (comprehension)

Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui.Contohnya, mampu menjelaskan tanda-tanda radang gusi.

3) Aplikasia (application)

Aplikasi yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.Contohnya, memilih sikat gigi yang benar untuk menggosok gigi dan sejumlah model sikat gigi yang ada, setelah diberi penjelasan dengan contoh.

(31)

4) Analisis (analysis)

Analisis yaitu kemampuan untuk menjelaskan suatu materi atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut.Contohnya, mampu menjabarkan struktur jaringan periodontal dengan masing- masing fungsinya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis yaitu kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk tertentu yang baru.

Contohnya, individu mampu menggabungkan diet makanan yang sehat untuk gigi, menggosok gigi yang tepat waktu, serta menggambil tindakan yang tepat bila ada kelainan gigi, untuk usaha mencegah penyakit gigi.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu.Contohnya, mampu menilai kondisi kesehatan gusi anaknya pada saat tertentu (Notoatmodjo, 2010).

Sebagai orang tua terutama ibu seharusnya memiliki pengetahuan mengenai pendidikan kesehatan gigi yang baik terutama di dalam pemeliharaan kesehatan gigi pada anak.

(32)

2. Sikap (attidue)

Sikap merupakan suatu komponen dan perilaku, dimana sikap belum berupa objek.Manifestasi sikap tidak dapat secara langsung dilihat, akan tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap dalam kehidupan sehari-hari merupakan respon yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.Sikap dapat diperkuat dengan adanya suatu kepercayaan atau ketertarikan terhadap suatu objek.

Sikap merupakan kesiapan untuk bertindak, juga merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap mempunyai tiga komponen yaitu :

a. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu stimulus atau objek

b. Kehidupan emosional atau evaluasi pada suatu objek c. Kecenderungan untuk bertindak

Sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu :

a. Menerima (receiving), diartikan bahwa subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.

b. Merespon (responding), memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan melaksanakan tugas yang deberikan merupakan suatu indikasi dari sikap.

c. Mengahargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan suatu masalah.

(33)

d. Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya. Bertanggung jawab meruapakan sikap yang paling tinggi.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.Secara langsung dapat dilakukan dengan menanyakan secara langsung pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek. Sikap seorang ibu yang baik akan dipengaruhi oleh pengetahuan ibu mengenai pemeliharaan kesehata gigi. Misalnya, ibu yang selalu mencari pengetahuan mengenai pemeliharaan kesehatan gigi atau mendiskusikan mengenai kesehatan gigi dengan dokter gigi atau perawat gigi ini adalah bukti bahwa ibu telah mempunyai sikap positif terhadap kesehatan gigi anak.

3. Tindakan (practice)

Tindakan seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau berpendapat (sikap), proses selanjutnya adalah diharapkan ia akan melaksanakan atau memperaktekkan apa yang diketahuinya dan disikapinya (dinilai baik).

Dalam memutuskan perilaku tertentu akan dibentuk atau tidak, seseorang selain mempertimbangkan informasi dan keyakinan tentang keuntungan atau kerugian yang akan didapat juga mempertimbangkan sejauh mana dia dapat mengatur perilakunya tersebut.

Kesehatn gigi susu mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan gigi tetap. Oleh karena itu, peran orangtua khususnya ibu

(34)

sangat diperlukan di dalam membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan dan menyediakan fasilitas kepada anaknya agar kelak dapat memeliharan kesehatan gigi dan mulutnya.

Pengetahuan orangtua terutama ibu terhadap bagaimana menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung kebersihan gigi dan mulut anak sehingga kesehatan gigi dan mulut anak dapat baik. Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi akan sangat menentukan status kesehatan gigi anaknya kelak.

E. Pengertian Ibu

Ibu merupakan orang terdekat dalam kehidupan balita yang bertanggung jawab untuk memelihara dan merawat anak.Ibu menjadi contoh pertama dan utama bagi anak, karena ibu selalu hadir dalam kehidupan anak sejak permulaan anak dapat meniru, mempolakan dirinya pada contoh yang tersedia baginya, maka hendaknya ibu memiliki pengetahuan tentang dirinya.(Nelson, 1992).

1. Fungsi keluarga yaitu : a. Fungsi keagamaan

Ibu adalah contoh panutan bagi anak-anaknya. Ketekunan ibu dalam beribadah, membawa pengaruh sangat besar bagi anak- anaknya termasuk sikap dan perilaku sehari-hariyang sesuai dengan norma agama.

(35)

b. Fungsi budaya

Ibu adalah contoh ideal perilaku sosial buda ya yang akan ditiru oleh anak-anaknya. Cara bertutur kata, bersikap, berpakaian dan bertindak yang sesuai budaya timur menjadi sesuai yang wajib dimiliki oleh seorang ibu, agar anak-anaknya juga bisa melestarikan dan mengembangkan buda ya bangsa dengan penuh rasa bangga.

c. Fungsi cinta kasih

Ibu adalah pelopor utama dalam keluarga yang memberikan kasih sayang yang ikhlas pada anak-anak dan suami. Ibu selalu memberi nasehat yang baik dalam hubungan anak dengan anak, anak dengan orang tua, serta hubungan dengan tetangga dan kerabat, sehingga keluarga menjadi wadah utama berseminya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin.

d. Fungsi melindungi

Ibu selalu berusaha menumbuhkan rasa aman dan kehangatan bagi seluruh anak-anaknya, sehingga anak merasa nyaman dan betah tinggal dirumah.

e. Fungsi reproduksi

Ibu menjadi penopang utama dalam pengaturan jumlah anak dan jarakkelahiran. Sebagian besar ibu ikhlas menggunakan alat kontrasepsi, agar kelahirannya dapat dikendalikan sehingga tidak memiliki terlalu banyak anak. Ibu juga selalu memberi nasehat

(36)

putra-putrinya pandai-pandai dalam bergaul dan menjaga kesehatan reproduksi remajanya sehingga tidak terjadi kehamilan remaja ataukehamilan sebelum menikah.

f. Fungsi sosialisasi dan pendidikan

Ibu menjadi kunci utama dalam mendidik dan mengasuh anak- anaknya. Ibu pula yang membina anak-anaknya agar memiliki jiwa sosial yang tinggi, baik dalam pergaulan dan pandai dalam menempatkan diri dalam lingku ngan sosialnya. Sehingga anak- anaknya mampu berinteraksi secara baik dengan teman, tetangga atau masyarakat sekitar.

g. Fungsi ekonomi

Banyak ibu sekarang ini menjadi penyangga kedua ekonomi keluarga. Tidak sedikit pula ibu yang memiliki penghasilan lebih besar dari suami, terlebih bila ibu seorang wanita karier yang sukses.

h. Fungsi pembinaan lingkungan

Ibu selalu mengajarkan anak untuk mampu menciptakan lingkungan yang sejuk dan penuh dengan kenyamanan. Ia selalu mendorong anak-anaknya untuk selalu menjaga kebersihan, membuang sampah pada tempatnya, memelihara tanaman hias, atau memanfaatkan kebun dan pekarangan untuk ditanami sayur mayur, tanaman obat dan sebagainya.

(37)

F. Kerangka Teori

Pengetahuan Ibu

Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

Penyakit Gigi dan Mulut

(38)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PAUD Bina Ceria Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengetahuan ibu tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut mempunyai kriteria cukup sebesar 64% (16 responden).

2. Pengetahuan ibu tentang penyakit gigi dan mulut mempunyai kriteria cukup sebesar 64% (16 responden).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas penulis mengajukan beberapa saran kepada:

1. Puskesmas

Diharapkan dari pihak puskesmas setempat dapat melakukan kerja sama dengan kader untuk melakukan penyuluhan berkala tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat serta melakukannya penjaringan pemeriksaan gigi pada saat posyandu kepada anak pra sekolah.

2. Institusi Pendidikan

Lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menyampaikan penyuluhan kepada ibu yang memmpunyai anak pra

(39)

sekolah dengan memberikan asuhan keperawatan gigi dan mulut kepada anak prasekolah.

3. Orang Tua (Ibu)

Diharapkan orang tua yang mempunyai anak prasekolah dapat termotifasi untuk lebih meningkatkan kesadaran akan kesehatan gigi dan mulut anaknya.

Referensi

Dokumen terkait

Penjelasan-penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan metode ceramah dan diskusi kelompok. Dalam kegiatan pempelajaran banyak faktor yang mempengaruhi, baik yang terikat

Seperti yang sudah kita lihat, sebuah fungsi yang hanya terdefinisi pada selang terbatas, terdapat kemungkinan untuk memiliki beberapa deret Fourier yang berbeda.. Deret

SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA UUD 1945 SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIIL MERUPAKAN SUATU SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA REPUBLIK DIMANA KEKUASAAN ESEKUTIF / PEMERINTAH. YAITU

OCB merupakan perilaku yang berkaitan dengan kontribusi di luar peran formal yang ditampilkan oleh seorang karyawan dan tidak mengharapkan imbalan atau hadiah formal

Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh stok beras, luas panen padi, produktivitas lahan, jumlah konsumsi beras dan harga beras

Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pangan B2PTTG-LIPI Subang dan untuk analisa proksimat (kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat,

Logam berat plumbum dan cadmium memiliki laju penurunan yang cepat oleh tumbuhan Eichornia crassipes dibandingkan dengan tumbuhan Cyperus papyrus.. Kata kunci : Plumbum

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat sektor industri pengolahan menjadi sektor yang paling besar kontribusinya bagi PDRB Kota Cimahi dari tahun 2003- 2012. Sedangkan sektor