• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS AKUNTANSI ATAS PENDAPATAN JASA DAN BEBAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI PADA CV. SURYA CIPTA JAYA (Suatu Tinjauan SAK-ETAP) ANITA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS AKUNTANSI ATAS PENDAPATAN JASA DAN BEBAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI PADA CV. SURYA CIPTA JAYA (Suatu Tinjauan SAK-ETAP) ANITA"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

ANITA 10573 01938 10

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2014

(2)

ii

Cipta Jaya (Suatu Tinjauan SAK-ETAP) Nama Mahasiswa : Anita

Stambuk : 10573 01938 10

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Setelah diperiksa dan diteliti, maka skripsi ini telah memenuhi persyaratan dan layak untuk diujikan.

Makassar, ...Agustus 2014 Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Muh.Amir, SE.,M.Si.,Ak. Ismail Rasulong, SE., MM.

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan Akuntansi

DR. H. Mahmud Nuhung, M.A Ismail Badollahi, SE., M.Si. Ak

KTAM :497 794 NSM: 107 3428

(3)

Alamat : jl. St. Alauddin no. 259 telp.0411-866972. Fax (0411) 865588 web: www.unismuh.ac.id Menara Iqra lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar, Sulawesi Selatan

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA MAHASISWA : Anita

STAMBUK : 105 73 01938 10

JURUSAN : AKUNTANSI

PEMBIMBING : 1. Muh.Amir, SE.,M.Si.,Ak : 2. Ismail Rasulong, SE., MM

JUDUL PROPOSAL : Analisis Akuntansi Atas Pendapatan Jasa dan Beban Perusahaan konstruksi Pada CV.Surya Cipta Jaya (Suatu Tinjauan PSAK – ETAP)

No Hari/Tanggal Uraian Perbaikan Tanda Tangan

(4)

Alamat : jl. St. Alauddin no. 259 telp.0411-866972. Fax (0411) 865588 web: www.unismuh.ac.id Menara Iqra lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar, Sulawesi Selatan

(5)

iii Assalamu Alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadyah Makassar.

Skripsi ini disusun secara sistematis yang terdiri dari enam bab. Bab I pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab II Landasan teori , kerangka pemikiran,dan Hipotesis Bab III metode penelitian, terdiri dari Lokasi dan waktu Penelitian, metode pengumpulan data,jenis dan sumber data,dan metode Analisis Bab IV gambaran umum perusahaan tempat penelitian. Bab V terdiri dari pembahasan hasil penelitian. Bab VI terdiri dari kesimpulan dan saran.

Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M. Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan pengarahan selama penulis menempuh proses pendidikan.

iii Assalamu Alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadyah Makassar.

Skripsi ini disusun secara sistematis yang terdiri dari enam bab. Bab I pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab II Landasan teori , kerangka pemikiran,dan Hipotesis Bab III metode penelitian, terdiri dari Lokasi dan waktu Penelitian, metode pengumpulan data,jenis dan sumber data,dan metode Analisis Bab IV gambaran umum perusahaan tempat penelitian. Bab V terdiri dari pembahasan hasil penelitian. Bab VI terdiri dari kesimpulan dan saran.

Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M. Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan pengarahan selama penulis menempuh proses pendidikan.

iii Assalamu Alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadyah Makassar.

Skripsi ini disusun secara sistematis yang terdiri dari enam bab. Bab I pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab II Landasan teori , kerangka pemikiran,dan Hipotesis Bab III metode penelitian, terdiri dari Lokasi dan waktu Penelitian, metode pengumpulan data,jenis dan sumber data,dan metode Analisis Bab IV gambaran umum perusahaan tempat penelitian. Bab V terdiri dari pembahasan hasil penelitian. Bab VI terdiri dari kesimpulan dan saran.

Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M. Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan pengarahan selama penulis menempuh proses pendidikan.

(6)

iv

3. Bapak Ismail Badollahi, SE, M.Si. Ak., Ketua Program studi/ Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar, yang dengan tulus memberikan nasehat, bimbingan, semangat serta petunjuk selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar ini sampai pada penyusunan dan penulisan skripsi ini.

4. Bapak Muh. Amir, SE. M. Si., Ak,. selaku Pembimbing I dan Ismail Rasulong, SE., MM selaku pembimbing II, yang senantiasa meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk bagi penulis dalam rangka penulisan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi/ Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis duduk di bangku kuliah.

6. Ibu Kepala Pimpinan Kantor CV Surya Cipta Jaya Cabang Maros, serta segenap pegawai yang telah membantu penulis selama penelitian ini berlangsung.

7. Keluarga besarku tercinta yang selama ini memberikan dukungan moril dan materil, khususnya orang tua tercinta Bapak Habir dan Ibu Halijah, Bapak Hadri dan Ibu Nurmi dan Sepupu serta keluarga yang tidak bisa kusebutkan namanya satu persatu.

(7)

v

Nengsi, Hardiana, Hasmiah dan teman-teman angkatan 2010 yang tidak sempat saya sebutkan namanya satu persatu. Semoga pertemanan ini akan tetap hadir dan melekat dalam hati kita masing-masing dan terima kasih atas semua bantuanya serta pengalaman berharga yang kalian berikan padaku selama ini.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis, karena keterbatasan tempat sehingga tidak dapat dituliskan namanya, namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis. Semoga segala bantuan yang diberikan walau sekecil apappun memperoleh ganjaran di sisi-Nya.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait, dan semoga semua bantuan dan partisipasi yang diberikan kepada penulis bernilai ibadah di sisi Allah SWT, Amin Ya Rabbal Alamin.

Wa’alaikumsalam Wr. Wb

Makassar, Juni 2014

Penulis

(8)

vi

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Akuntansi ... 6

B. Prinsip Dasar Akuntansi ... 7

C. Laporan Keuangan ... 9

D. Pengakuan Pendapatan... 13

E. Akuntansi Untuk Jasa Konstruksi ... 22

F. SAK ETAP No. 20 Tentang Pendapatan ... 28

G. Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2009 atas kontrak konstruk ... 32

H. Kerangka Pikir ... 34

(9)

vii

B. Metode Penelitian ... 35

C. Jenis dan Sumber Data ... 36

D. Definisi Operasional... 36

E. Metode Analisis Data ... 37

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ... 38

B. Tujuan Pendirian... 39

C. Struktur Organisasi ... 40

D. Kegiatan Usaha Yang Telah di Capai... 43

BAB V PEMBAHASAN A. Pengakuan Pendapatan ... 44

B. Penerapan Metode Persentase Penyelesaian Pada Perusahaan ... 51

C. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas Kontrak Konstruksi ... 51

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 59

B. Saran ... 60 Daftar Pustaka

(10)

viii

GAMBAR 1 : Kerangka Pikir ... 34

GAMBAR 2 : Struktur Organisasi CV Surya Cipta Jaya... 41

TABEL 1 : Anggaran Biaya Proyek... 46

TABEL 2 : Biaya Riil Pengerjaan Proyek... 47

TABEL 3 : Perhitungan Pajak... 57

TABEL 4 : Perbandingan Pengakuan Laba ... 57

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang memerlukan infrastruktur yang menunjang, baik dari segi pembangunan, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Pembangunan perumahan dan perkantoran merupakan salah satu infrastruktur yang sangat diperlukan untuk menunjang berbagai aspek kehidupan, dan pembangunan tersebut dikerjakan oleh pelaku kontsruksi.

Akuntansi memiliki peranan penting dalam memberikan informasi baik kepada pihak luar maupun bagi pihak dalam atau manajemen perusahaan dalam menilai kinerja perusahaan pada suatu periode. Hal ini tercantum dalam laporan keuangan yang disusun secara periodik seperti neraca yang menggambarkan posisi harta dan utang yang dimiliki perusahaan pada periode tersebut, atau laporan laba rugi dengan menyajikan pendapatan dan biaya yang dikeluarkan dalam periode yang bersangkutan.

Pembangunan suatu proyek tidak terlepas dari biaya-biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang harus diterima. Pengakuan pendapatan, biaya dan laba atas pengerjaan suatu proyek harus dapat diukur dengan tepat sehingga meminimalisasi kemungkinan terjadinya pengeluaran biaya yang terlalu besar sehingga pendapatan dan laba yang diterima sedikit, ataupun sebaliknya.

(12)

Salah satu ukuran kinerja perusahaan adalah tingkat profitabilitas perusahaan yang ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba pada satu periode yang tergambar dalam laporan laba rugi perusahaan. Laporan laba rugi ini dipengaruhi oleh penentuan pendapatan dan penentuan biaya-biaya yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, pengakuan dan penyajian pendapatan serta biaya dalam laporan laba rugi harus menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi.

Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) No. 20 Tentang Pendapatan paragraf 20.15 untuk kontrak konstruksi, mengatakan bahwa jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus mengakui pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi masing-masing sebagai pendapatan dan beban yang disesuaikan dengan tingkat penyelesaian aktivitas kontrak pada akhir periode pelaporan (seringkali dimaksudkan sebagai metode persentase penyelesaian). Estimasi hasil yang andal membutuhkan estimasi tingkat penyelesaian, biaya masa depan dan kolektabilitas tagihan yang andal.

Harga kontrak diakui sebagai pendapatan, sedangkan biaya proyek diakui sebagai biaya dalam laporan laba rugi pada periode akuntansi dimana pekerjaan tersebut dilakukan. Perusahaan seharusnya mencerminkan prestasi kerja atas proyek konstruksi yang masih berjalan apabila periode pelaksanaan kontrak tersebut termasuk proyek jangka panjang atau lebih dari satu periode akuntansi.

Menurut Skousen (2010:587) terdapat 3 (tiga) yang digunakan untuk mengukur kemajuan tahap penyelesaian kontrak yaitu, metode biaya ke biaya

(13)

(cost to cost method), metode upaya yang diperluas (effort expended method), dan metode unit pekerjaan yang dilaksanakan (units of works performed method).

Metode yang paling umum digunakan adalah metode biaya ke biaya, karena dalam metode ini tingkat penyelesian pekerjaan ditentukan dengan membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan taksiran mengenai jumlah keseluruhan biaya yang akan digunakan untuk menyelesaikan proyek tersebut.

Persentase dari biaya yang terjadi terhadap total biaya yang diperkirakan dikalikan dengan harga kontrak untuk menentukan pendapatan yang akan diakui sampai tanggal tersebut dan sekaligus juga laba bersih yang diperkirakan dari proyek tersebut guna memperoleh laba sampai tanggal itu. Salah satu masalah tersulit dalam menggunakan metode ini adalah dalam mengestimasikan biaya yang masih akan terjadi.

Salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pengerjaan konstruksi adalah CV. Surya Cipta Jaya yang juga merupakan anggota dari GAPENSI (Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia) Cabang Maros. Proyek konstruksi yang telah dikerjakan oleh perusahaan ini berupa proyek jangka pendek dan proyek jangka panjang. Adapun salah satu kegiatan konstruksi jangka panjang yang pernah dikerjakan adalah Proyek Pembanguan Kantor Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU) Kab. Maros yang proses pelaksanaannya dimulai sejak tanggal 21 Maret 2011 sampai dengan 16 September 2012. Proyek ini dilaksanakan dalam dua periode pelaporan yaitu periode 2011 dan 2012 atau sekitar 520 hari. Pada pelaksanaannya, proyek konstruksi ini terbagi menjadi dua tahap pengerjaan,

(14)

yaitu tahap pertama dimulai pada tanggal 21 Maret 2011-23 Desember 2012 dan tahap kedua dimulai pada tanggal 7 Januari 2012-16 September 2012.

CV. Surya Cipta Jaya selama ini mengakui pendapatan dan biaya yang diterima dan dikeluarkan setelah seluruh pengerjaan proyek diselesaikan, yang dalam istilah akuntansi menggunakan metode kontrak selesai dalam pengakuan pendapatannya. Hal ini tentunya tidak dapat menggambarkan pendapatan dan biaya yang sebenarnya terjadi, sebab dalam setiap tahap pengerjaan konstruksi terjadi biaya-biaya yang telah dikeluarkan, namun keseluruhan pendapatan dan laba baru dapat diakui apabila proyek selesai dikerjakan.

Dampak lain yang ditimbulkan apabila perusahaan mengakui pendapatan dan laba pada akhir penyelesaian proyek adalah perhitungan pajak dan jumlah pajak masa yang harus dilaporkan khususnya pada pajak penghasilan pasal 23 tentunya tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya, hal ini disebabkan karena pendapatan dan laba yang diakui perusahaan pada akhir periode tertentu bukan pendapatan dan laba yang seharusnya diperoleh.

Metode kontrak selesai yang digunakan oleh perusahaan tersebut dapat dibenarkan apabila kontrak konstruksi yang dilaksanakan perusahaan bersifat jangka pendek, atau apabila terdapat kondisi-kondisi untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat terpenuhi. Sementara itu, proyek yang dilaksanakan oleh perusahaan tersebut memiliki sifat jangka panjang, sehingga penerapan metode kontrak selesai untuk proyek ini dinilai tidak tepat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul Tugas Akhir yaitu, “Analisis Akuntansi Atas Pendapatan Jasa Dan Beban

(15)

Perusahaan Konstruksi Pada CV. Surya Cipta Jaya ( Suatu Tinjauan SAK- ETAP)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka rumusan masalah yang diajukan penulis adalah apakah metode analisis akuntansi pendapatan jasa pada CV. Surya Cipta Jaya sesuai dengan SAK ETAP?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang penulis ajukan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode analisis akuntansi pendapatan jasa yang digunakan oleh CV. Surya Cipta Jaya sesuai dengan SAK ETAP.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Sebagai bentuk pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh dari bangku perkuliahan, dan sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Manfaat Praktis

Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi perusahaan, dan sebagai bahan bacaan dan referensi untuk penelitian berikutnya.

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Akuntansi

Menurut Sadeli (2008:2) akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil keputusan yang tepat bagi para pemakai informasi tersebut. Selain itu, pengertian akuntansi oleh Winarni dan Sugiyarso (2011:1) adalah sebagai suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi. Rudianto (2009:4) adalah sebuah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu perusahaan.

Rudianto (2009:4) mengatakan bahwa akuntansi terutama mementingkan aktivitasnya pada desain sistem pencatatan, mempersiapkan laporan keuangan berdasarkan data yang ada, dan menginterpretasikan laporan tersebut. Akuntansi sering kali memeriksa pekerjaan para pemegang pembukuan. Pada perusahaan besar akuntan memiliki tanggung jawab dan otoritas yang lebih besar dibandingkan dengan pemegang pembukuan.

Rudianto (2009:4) menyebutkan pekerjaan akuntan pada tahap awal juga mencakup pembukuan. Tetapi pada tahap berikutnya seorang akuntan harus memiliki pengetahuan yang lebih banyak, pemahaman konsep yang lebih baik, dan kemampuan analitis yang lebih tinggi dibandingkan seorang pemegang pembukuan. Hasil dari suatu proses akuntansi disebut dengan laporan keuangan.

(17)

Informasi yang dihasilkan dari proses akuntansi tersebut harus dapat menjawab kebutuhan umum para pemakainya, karena itu laporan keuangan suatu badan usaha harus memiliki kualitas yang diperlukan oleh berbagai pihak yang memerlukan informasi keuangan tersebut.

B. Prinsip (Konsep) Dasar Akuntansi

Menurut Samryn (2012:4), Prinsip (konsep) dasar dalam penyusunan standar akuntansi adalah sebagai berikut:

1. Prinsip biaya historis

Prinsip ini mengandung makna bahwa akuntansi diselenggarakan dengan menggunnakan nilai-nilai yang sesungguhnya terjadi berdasarkan fakta pada saat terjadinya transaksi di masa lalu.Di Indonesia,penyimpangan dan prinsip ini dapat dilakukan melalui revaluasi yang disetujui pemerintah.

2. Prinsip pengakuan pendapatan

Pendapatan diakui pada saat realisasi penyerahan hak atas barang atau jasa kepada pihak pelanggan atau pembeli. Ketika hak atas barang atau jasa sudah berpindah maka pendapatan dapat diakui sekalipun barangnya belum dikirimkan kepada pelanggan, atau sekalipun belum menerima uang hasil penjualannya.

Pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa, yaitu pada saat ada kepastian mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang diterima. Pengakuan pendapatan selama produksi biasanya terjadi dalam kontrak pembangunan jangka panjang. Pendapatan diakui berdasarkan persentase penyelesaian dalam pekerjaan pembangunan walaupun belum terjadi serah terima pekerjaan. Dengan cara seperti ini pendapatan dapat diakui dalam periode-periode

(18)

dimana pekerjaan pembangunan dikerjakan dan tidak harus menunggu sampai seluruh pekerjaan selesai dan dilakukan serah terima.

3. Prinsip mempertemukan

Prinsip ini mengandung makna bahwa pendapatan yang harus dipertemukan dengan biaya atau pengorbanan dimana pengorbanan tersebut memberikan manfaat. Karena biaya itu harus dipertemukan dengan pendapatannya maka pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan suatu pendapatan ditunda, maka pembebanan biayanya juga akan ditunda sampai saat diakuinya pendapatan. Salah satu akibat dari prinsip ini adalah digunakannya dasar waktu dalam pembebanan biaya.

Dalam prakteknya digunakan jurnal-jurnal penyesuaian setiap akhir periode untuk mempertemukan biaya dengan pendapatan.

4. Prinsip konsistensi

Prinsip ini memberikan pegertian bahwa akuntansi harus diselenggrakan dengan menerapkan metode dan prosedur akuntansi yang sama dengan periode sebelumnya.

Laporan keuangan suatu perusahaan seringkali dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Agar laporan tersebut dapat diperbandingkan, maka metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun, sehingga bila terdapat perbedaan antara satu pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda. Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, sehingga masih

(19)

dimungkinkan untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai. Tetapi jika terjadi penggantian, akibat yang timbul harus dapat dijelaskan dalam laporan keuangan.

5. Prinsip pengungkapan penuh

Prinsip ini mengharuskan penyelenggaraan akuntansi dengan mengungkapkan secara memadai atas semua item yang disajikan dalam laporan keuangan. Karena informasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi dalam satu periode dan juga saldo-saldo dari rekening- rekening tertentu.

C. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Baridwan (2004:17), laporan keuangan merupakan ringksasan dari suatu proses pencatatan, merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas- tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Di samping itu, laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.

Sadeli (2008:18) mengatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan tertulis yang memberikan informasi kuantitatif tentang posisi keuangan dan perubahan-perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu. Posisi keuangan memberikan gambaran tentang bagaimana susunan kekayaan yang dimiliki perusahaan dan sumber-sumber kekayaan itu didapat. Perubahan posisi

(20)

keuangan menunjukkan kemajuan perusahaan, memberikan gambaran tentang apakah perusahaan memperoleh laba dalam melaksanakan kegiatannya, dan apakah perusahaan mengalami perkembangan yang menunjukkan manajemen telah mengelola perusahaan dengan berhasil.

Menurut Sadeli (2008:18) laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Dengan kata lain, laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Jenis-jenis Laporan Keuangan

SAK ETAP Bab 3 Paragraf 3.12 tentang penyajian laporan keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:

a. Neraca

Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut passiva, atau dengan kata lain, aktiva adalah investasi di dalam perusahaan, dan passiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk investasi tersebut. Oleh karena itu, dapat dilihat dalam neraca bahwa jumlah aktiva akan sama besar dengan jumlah pasiva, dimana pasiva itu terdiri dari dua

(21)

golongan kewajiban yaitu kewajiban kepada pihak luar yang disebut utang dan kewajiban terhadap pemilik perusahaan yang disebut modal.

Utang merupakan milik kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan jumlah-jumlah ini merupakan kewajiban perusahaan yang harus dilunasi. Cara pelunasan utang ini bermacam-macam, bisa dengan uang atau pun dibayar dengan barang atau jasa.

Modal menunjukkan jumlah milik para pemilik yang ditanamkan dalam perusahaan. Jumlah ini timbul dari setoran para pemilik dan para perubahan- perubahan nilai aktiva yang terjadi karena hasil usaha perusahaan. Modal ini bukan merupakan jumlah yang harus dilunasi, tetapi dalam hal likuidasi, para pemilik baru menerima pelunasan sesudah para kreditur dilunasi.

b. Laporan laba-rugi

Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan- pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu.

Selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan.

Laporan laba rugi yang kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupakan tali penghubung dua neraca yang berurutan.

(22)

c. Laporan perubahan modal (ekuitas)

Laporan perubahan modal yaitu laporan yang menunjukkan sebab-sebab perubahan ekuitas dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah ekuitas pada akhir periode.

d. Laporan arus kas

Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode.

Laporan arus kas menunjukkan arus kas masuk dan keluar yang dibedakan menjadi arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan.

e. Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan adalah catatan dan laporan lain merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari laporan keuangan. Catatan-catatan ini tergantung pada kebijakan akuntansi yang digunakan pada waktu mempersiapkan laporan keuangan dan memberi tambahan detail mengenai beberapa bagian di laporan keuangan.

3. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan umum laporan keuangan menurut Sadeli (2008:18) adalah sebagai berikut:

a. Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang kekayaan dan kewajiban.

b. Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan

(23)

bersih perusahaan sebagai hasil dari kegiatan usaha.

c. Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan bersih yang bukan berasal dari kegiatan usaha.

d. Menyajikan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir kemampuan perusahaan memperoleh laba.

e. Menyajikan informasi lain yang sesuai/relevan dengan keperluan para pemakainya.

Menurut SAK ETAP Bab 2 Paragraf 2.1, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

D. Pengakuan Pendapatan 1. Pengertian Pengakuan

Pengakuan menurut Kieso (2008:515) adalah proses untuk mencatat atau memasukkan secara formal suatu pos dalam akun dan laporan keuangan entitas.

Pengakuan ini meliputi penjelasan suatu pos baik dengan kata-kata maupun angka, dan jumlah itu termasuk dalam angka total laporan keuangan.

Pengakuan tidak sama dengan realisasi, walaupun keduanya kadang- kadang digunakan secara bergantian untuk menerangkan suatu hal dalam literatur

(24)

dan praktik akuntansi. Realisasi adalah proses mengkonversi sumber daya dan hak nonkas menjadi uang dan paling tepat digunakan dalam akuntansi serta pelaporan keuangan dengan mengacu pada penjualan aktiva secara tunai atau klaim atas kas.

Pengakuan merupakan pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut terrefleksi dalam statemen keuangan.

2. Pengertian Pendapatan

Salah satu tolak ukur keberhasilan usaha yang dilakukan sebuah perusahaan adalah pendapatan. Terdapat beberapa pengertian pendapatan menurut para ahli diantaranya:

Pendapatan menurut Kieso (2008:516) adalah Arus masuk aktiva dan/atau penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan menghasilkan laba lainnya yang membentuk operasi utama atau inti perusahaan yang berkelanjutan selama suatu periode.

Soemarso (2004:54) mengemukakan pendapatan adalah jumlah yang dibebankan kepada langganan untuk barang dan jasa yang dijual. Pendapatan juga dapat didefinisikan sebagai kenaikan bruto dalam modal (biasanya melalui diterimanya suatu aktiva dari langganan) yang berasal dari barang dan jasa yang dijual.

Menurut Baridwan (2004:10) menyatakan pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul adri penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu.

Skousen (2010:561) mengatakan pendapatan adalah arus masuk atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi

(25)

barang, memberikan jasa atau melakukan aktivitas lain yang merupakan aktivitas utama atau aktivitas sentral yang sedang berlangsung.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli akuntansi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan berasal dari kegiatan utama perusahaan. Kegiatan tersebut dapat berupa pengiriman barang atau jasa dimana kegiatan ini mengakibatkan penambahan aktiva atau penurunan kewajiban perusahaan. Dengan melihat defenisi dari pengakuan dan pendapatan di atas, maka dapat diketahui bahwa pengakuan pendapatan adalah proses pencatatan secara formal penerimaan perusahaan atas kegiatan operasi yang telah dilakukannya baik dari penjualan barang, ataupun pemberian jasa kepada pelanggan yang membentuk operasi utama atau inti sebuah entitas yang memiliki sifat berkelanjutan selama satu periode.

3. Prinsip Pengakuan Pendapatan

Kieso (2008:515) menyebutkan prinsip pengakuan pendapatan menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat direalisasi, atau dapat direalisasi dan dihasilkan. Oleh karena itu, pengakuan pendapatan yang tepat meliputi tiga hal, yaitu:

a. Pendapatan direalisasi apabila barang dan jasa ditukar dengan kas atau klaim atas kas (piutang).

b. Pendapatan dapat direalisasi apabila aktiva yang diterima dalam pertukaran segera dapat dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang diketahui.

(26)

c. Pendapatan dihasilkan (earned) apabila entitas bersangkutan pada hakikatnya telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapat hak atas manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni apabila proses menghasilkan laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai.

Suatu studi yang dilakukan FASB dalam Kieso (2008:517) menemukan dua alasan umum yang sering terjadi berkaitan dengan hal-hal yang menyimpang dari dasar penjualan. Alasan yang pertama adalah keinginan untuk mengakui laba lebih awal (recognize earlier) dalam proses menghasilkan laba, dan bukan pada saat penjualan. Pengakuan pendapatan lebih awal adalah tepat jika terdapat tingkat kepastian yang tinggi mengenai jumlah pendapatan yang dihasilkan.

Alasan yang kedua adalah keinginan untuk menangguhkan pengakuan pendapatan setelah saat penjualan. Penangguhan pengakuan dinilai tepat jika tingkat ketidakpastian mengenai jumlah pendapatan ataupun biaya cukup tinggi, atau jika penjualan bukan merupakan penyelesaian yang substansial dari proses menghasilkan laba.

4. Metode Pengakuan Pendapatan

Terdapat empat alternatif yang dapat digunakan dalam proses pengakuan pendapatan dalam Kieso (2008:517), sebagai berikut:

a. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (penyerahan)

Kedua syarat untuk mengakui pendapatan yaitu direaliasasi atau dapat direalisasi dan dihasilkan biasanya terpenuhi pada saat produk atau barang dagang

(27)

diserahkan atau jasa diberikan kepada pelanggan. Pendapatan pada saat penyerahan terdiri atas,

1.) Penjualan dengan perjanjian beli kembali

Dalam suasi ini, hak milik legal telah berpindah pada pembeli namun resko kepemilikan tetap berada pada penjual. Untuk itu jika terjadi perjanjian beli kembali dengan harga tertentu dan harga tersebut dapat menutupi semua biaya persediaan ditambah biaya kepemilikan yang terkait, maka persediaan dan kewajiban terhadap itu tetap dalam pembukuan penjualan dengan kata lain tidak terjadi penjualan.

2.) Penjualan dengan hak retur

Pengakuan untuk akuntansi untuk situasi seperti ini sebenrnya normal, namun jika tingkat retur tinggi maka perlu dilakukan penundaan pelaporan penjualan sampai hak retur habis masa berlakunya.

Untuk itu terdapat tiga metode pengakuan pendapatan alternatif jika penjual mengalami sittuasi ini yaitu:

a. Tidak mencatat penjualan sampai seluruh hak retur habis masa berlakunya b. Mencatat penjualan tetapi mengurangi penjualan dengan estimasi retur

dimasa depan

c. Mencatat penjualan serta memperhitungkan retur pada saat terjadi 3.) Trade Loading

Trade Loading dan Channel Stuffing merupakan praktik yang gila, licik, dan tidak ekonomis melalui praktik ini pabrikan membujuk pelanggan mereka

(28)

untuk membeli produk dari pada yang bisa mereka jual kembali atau dengan kata lain mencatat pembukuan hari ini untuk pendapatan yang akan datang.

b. Pengakuan pendapatan sebelum penyerahan

Kebanyakan pengakuan pendapatan pada saat penjualan (penyerahan) dilakukan karena sebagian besar ketidakpastian mengenai proses menghasilkan laba dan harga pertukaran sudah diketahui. Akan tetapi, pada situasi tertentu pendapatan diakui sebelum penyelesaian dan penyerahan. Misalnya akuntansi kontrak konstruksi yang mengakui dua metode yang berbeda yaitu metode kontrak selesai dan metode persentase penyelesaian.

1.) Metode kontrak selesai pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat penjualan yaitu, pada saat kontrak diselesaikan. Menurut metode ini, perusahaan mengakumulasi biaya kontrak jangka panjang dalam proses, tetapi tidak ada pembebanan atau pengkreditan interim ke akun laporan laba rugi seperti pendapatan, biaya, dan laba kotor. Metode ini hanya digunakan jika suatu entitas terutama memiliki kontrak jangka pendek, atau syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat terpenuhi, atau terdapat bahaya melekat dalam kontrak itu diluar resiko bisnis normal dan berulang.

Kelebihan utama dari metode kontrak selesai adalah bahwa pendapatan yang dilaporkan didasarkan atas hasil akhir dan bukan estimasi pekerjaan yang belum dilaksanakan. Sedangkan kelemahan utamanya adalah bahwa metode ini tidak mencerminkan kinerja masa berjalan apabila periode kontrak mencakup lebih dari saru periode akuntansi.

(29)

2.) Metode persentase penyelesaian

Mengakui pendapatan, biaya, dan laba kotor sesuai dengan tercapainya kemajuan ke arah penyelesaian kontrak jangka panjang. Menurut metode ini, suatu perusahaan mengakui pendapatan dan biaya dari suatu kontrak saat kontrak tersebut sedang bergerak menuju penyelesaian dan bukannya menangguhkan pengakuan dari unsur-unsur ini sampai kontrak selesai.

Metode ini digunakan hanya jika estimasi kemajuan kearah penyelesaian, pendapatan, serta biaya secara layak dapat dipercaya, dan memenuhi syarat- syarat berikut :

a. Kontrak itu secara jelas menetapkan hak-hak yang dapat dipaksakan pemberlakuannya mengenai barang atau jasa yang diberikan dan diterima oleh pihak yang terlibat dalam kontrak, imbalan yang akan dipertukarkan, serta cara dan cara penyelesaian

b. Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi semua kewajiban dalam kontrak

c. Kontraktor dapat diharapkan untuk melaksanakan kewajiban kontraktual tersebut

Kelebihan utama dari metode ini yaitu dapat melaporkan keadaan/posisi keuangan secara akurat dan aktual. Sedangkan kelemahannya yaitu sewaktu-waktu dapat terjadi perubahan estimasi biaya sehingga memerlukan penyesuaian terlebih dahulu.

c. Pengakuan pendapatan setelah penyerahan

(30)

Dalam beberapa kasus, hasil penagihan atas harga jual tidak dapat dipastikan secara layak sehingga pengakuan pendapatan akan ditangguhkan. Ada dua metode yang dapat digunakan dalam menagguhkan pengakuan pendapatan setelah penyerahan yaitu metode akuntansi penjualan cicilan dan metode pemulihan biaya.

1.) Metode akuntansi penjualan cicilan

Dalam metode akuntansi penjualan cicilan mengakui laba dalam periode- periode diterimanya hasil penagihan dan bukan dalam periode penjualan.

Metode ini dapat dibenarkan atas dasar bahwa tidak ada pendekatan yang layak untuk mengestimasi tingkat kertetagihan, maka pendapatan tidak boleh diakui sampai kas berhasil ditagih.

2.) Metode pemulihan biaya

Dalam metode pemuliahan biaya, tidak ada laba yang diakui sampai pembayaran kas oleh pembeli melebihi harga pokok barang dagang yang dijual oleh penjual. Setelah semua biaya dipulihkan penjual, setiap tambahan kas yang tertagih dimasukkan dalam laba. Laporan laba rugi untuk periode penjualan melaporkan pendapatan penjualan, harga pokok penjualan, serta laba kotor baik jumlah yang diakui selama periode berjalan maupun jumlah yang ditangguhkan. Laba kotor yang ditangguhkan dikurangkan dari piutang terkait dengan neraca. Laporan laba rugi selanjutnya melaporkan laba kotor sebagai pos pendapatan terpisah apabila laba kotor diakui pada saat dihasilkan.

(31)

d. Pengakuan pendapatan untuk transaksi penjualan khusus

Terdapat dua jenis transaksi yang cukup unik namun sering dilakukan yaitu transaksi waralaba (franchise) dan konsinyasi (consignment).

1.) Waralaba ( Franchise )

Peruasahaan waralaba memperoleh pendapatan dari sumber penjualan waralaba awal dan aktiva atas jasa terakit dan dari iuran yang berkesinambungan yang didasarkan pada pengoperasian waralaba.

Franchisor adalah pihak yang memberikan hak bisnis dalam waralaba dan franchisee adalah pihak yang mengoperasikan bisnis waralaba.

Dalam perjanjian waralaba iuran awal dicatat sebagai pendapatan hanya bila dan ketika franchisor melaksanakan pelaksanaan substansial jasa yang wajib ia laksanakan dan penagihan iuran dapat dipastikan secara layak. Iuran waralaba yang berkesinambungan diakui sebagai pendapatan saat dihasilkan dan dapat ditagih dari franchisee.

2.) Konsinyasi ( consignment )

Dalam perjanjian konsinyasi, Consignor (pabrikan) mengirim barang dagang kepada Consignee (dealer) yang bertindak sebagai agen yang menerima barang dagang dn setuju untuk menjual dan menjaga barang tersebut. Kas yang diterima dari pelanggan dikirim kepada consignor setelah dikurangi komisi penjualan dan semua beban yang dapat dikenakan. Pendapatan hanya diakui setelah consignor menerima pemberitahuan penjualan dan pengiriman kas dari consignee.

(32)

E. Akuntansi Untuk Jasa Konstruksi 1. Pengertian Jasa Konstruksi

Menurut Kurniawan (2011:1) konstruksi adalah suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana yang meliputi pembangunan gedung (building construction), pembangunan prasarana sipil (civil engineer), dan instalasi mekanikal dan elektrikal. Pada umumnya kegiatan konstruksi dimulai dari perencanaan yang dilakukan oleh konsultan perencana (team leader) dan kemudian dilaksanakan oleh kontraktor konstruksi atau manajer proyek/kepala proyek.

Kurniawan (2011:1) mengatakan bahwa jasa konstruksi adalah jasa yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana fisik yang dalam pelaksanaan, penggunaan, atau pemanfaatannya menyangkut kepentingan dan keselamatan masyarakat, pemakaian prasarana dan sarana tersebut serta ketertiban pembangunan dan lingkungannya. Perusahaan jasa konstruksi adalah perusahaan yang berbentuk badan hukum yang bergerak dibidang usaha jasa konstruksi dan meliputi kegiatan usaha jasa konstruksi (konsultan) dan/atau pelaksana jasa konstruksi (kontraktor).

Menurut Undang-undang tentang Jasa konstruksi dalam Kurniawan (2011:2) jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi. Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal,

(33)

elektrikal dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.

Berdasarkan pengertian dalam undang-undang tersebut maka dalam masyarakat terbentuklah istilah usaha jasa konstruksi, yaitu usaha tentang jasa atau servis di bidang perencana, pelaksana dan pengawas konstruksi yang semuanya disebut penyedia jasa yang dulu lebih dikenal dengan bowher atau owner. Disisi lain muncul istilah pengguna jasa yaitu yang memberikan pekerjaan yang bisa berbentuk orang perseorangan, badan usaha maupun instansi pemerintah.

Mengacu pada istilah tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian usaha jasa konstruksi adalah salah satu usaha dalam sektor ekonomi yang berhubungan dengan suatu perencanaan atau pelaksanaan dan atau pengawasan suatu kegiatan konstruksi untuk membentuk suatu bangunan atau bentuk fisik lain yang dalam pelaksanaan penggunaan atau pemanfaatan bangunan tersebut menyangkut kepentingan dan keselamatan masyarakat pemakai/pemanfaat bangunan tersebut, tertib pembangunannya serta kelestarian lingkungan hidup.

2. Metode Persentase Penyelesaian dalam Pengakuan Pendapatan Jasa Konstruksi

Skousen (2010:584) mengatakan akuntansi persentase penyelesaian (persentage of completion accounting) adalah suatu alternatif yang dikembangkan untuk menghubungkan pengakuan pendapatan untuk jenis kontrak konstruksi jangka panjang terhadap aktivitas-aktivitas dari suatu perusahaan dalam

(34)

memenuhi kontrak tersebut. Menurut metode ini, suatu perusahaan mengakui pendapatan dan biaya suatu kontrak saat kontrak tersebut bergerak menuju penyelesaian dan bukannya menangguhkan pengakuan dari unsur-unsur ini sampai kontrak selesai.

Dasar pemikiran digunakannya akuntansi persentase penyelesaian dalam Kieso (2008:521) adalah bahwa dalam kebanyakan kontrak ini pembeli dan penjual mendapat hak yang dapat dipaksakan pemberlakuannya (enforceable rights). Pembeli memiliki hak legal untuk mensyaratkan kinerja tertentu atas kontrak. Sementara penjual memiliki hak untuk meminta pembayaran sesuai dengan kemajuan proses yang menjadi bukti hak kepemilikan pembeli.

Akibatnya, terjadi penjualan yang terus-menerus selama pekerjaan berlangsung, dan pendapatan harus diakui sesuai itu.

Keiso (2008:522) menyebutkan metode persentase penyelesaian harus digunakan perusahaan apabila estimasi kemajuan ke arah penyelesaian, pendapatan, serta biaya secara layak dapat dipercaya, dan semua syarat berikut ini terpenuhi:

a. Kontrak itu secara jelas menetapkan hak-hak yang dapat dipaksakan pemberlakuannya mengenai barang atau jasa yang akan diberikan dan diterima oleh pihak yang terlibat dalam kontrak, imbalan yang akan dipertukarkan, serta cara dan syarat penyelesaian.

b. Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi semua kewajiban dalam kontrak.

c. Kontraktor dapat diharapkan untuk melaksanakan kewajiban kontraktual tersebut.

(35)

Kieso (2008:523) mengatakan terdapat tiga perhitungan yang harus dilakukan dalam pengakuan pendapatan menggunakan metode persentase penyelesaian, yaitu sebagai berikut:

1. Menghitung persentase penyelesaian

Biaya yang terjadi sampai tanggal ini

Estimasi total biaya terkini = Persentase Penyelesaian 2. Menghitung pendapatan yang diakui sampai tanggal ini

Persentase Penyelesaian × Estimasi Total Pendapatan = Pendapatan Laba kotor yang akan diakui sampai tanggal ini 3. Menghitung pendapatan periode berjalan

Pendapatan sampai tanggal ini − Pendapatan periode berjalan

= Pendapatan periode berjalan

Berdasarkan rumus perhitungan tersebut di atas, diperlukan beberapa ayat jurnal untuk mencatat pengeluaran biaya dan pengakuan pendapatan dengan menggunakan metode persentase penyelesaian, yaitu:

a. Jurnal untuk mencatat biaya konstruksi Konstruksi dalam proses xxx

Bahan, kas, hutang, dan sebagainya xxx b. Jurnal untuk mencatat termin

Piutang usaha xxx

Penagihan atas konstruksi dalam proses xxx

(36)

c. Jurnal untuk mencatat hasil penagihan

Kas xxx

Piutang usaha xxx

d. Jurnal untuk mengakui pendapatan dan laba kotor Konstruksi dalam proses xxx

Beban konstruksi xxx

Pendapatan dari kontrak jangka panjang xxx e. Jurnal untuk mencatat penyelesaian kontrak

Penagihan atas konstruksi dalam proses xxx

Konstruksi dalam proses xxx

Mengacu pada ayat jurnal tersebut di atas, perusahaan konstruksi dapat menyajikan laporan keuangan apabila menggunakan metode persentase penyelesaian sebagai berikut:

(37)

1. Neraca

2011 2012

Aktiva Lancar:

Piutang Usaha xxx xxx

Persediaan

Konstruksi dalam proses xxx Dikurangi: Penagihan xxx Biaya dan laba yang diakui Melebihi penagihan xxx Kewajiban Lancar:

Penagihan melebihi biaya

Dan laba yang diakui xxx

Sumber : Kieso (2008:527)

2. Laporan Laba-rugi

2011 2012

Pendapatan dari kontrak jangka panjang xxx xxx

Biaya konstruksi xxx xxx

Laba kotor xxx xxx

Sumber : Kieso (2008:527)

Skousen (2010:587), mengatakan kontrak kontruksi jangka panjang sebaiknya dilaporkan dengan menggunakan metode persentase penyelesaian dengan memperhatikan:

(38)

a. Estimasi yang dapat diandalkan dapat dibuat atas pendapatan kontrak, biaya kontrak, dan sejauh mana kemajuan ke arah penyelesaian.

b. Kontrak dengan jelas menyebutkan hak yang dapat dilaksanakan mengenai barang atau jasa yang akan disediakan dan diterima oleh kedua belah pihak, pertimbangan untuk menukar, dan sifat serta persyaratan penyelesaian.

c. Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi kewajiban dalam kontrak.

d. Kontraktor dapat diharapkan untuk melakukan kewajiban kontrak.

Skousen (2010:589) mengatakan bahwa baik dalam metode persentase penyelesaian maupun metode kontrak selesai, semua biaya baik langsung maupun tidak langsung yang dapat dialokasikan dari kontrak dibebankan ke rekening persediaan. Perbedaan pencatatan antara kedua metode berhubungan dengan waktu pengakuan pendapatan dan beban, yaitu waktu ketika estimasi laba yang diperoleh diakui beserta dengan dampaknya dalam laporan laba rugi dan neraca.

F. SAK ETAP No. 20 Tentang Pendapatan 1. Kontrak Konstruksi

Beberapa ketentuan-ketentuan dalam SAK ETAP Bab 20 Tentang Pendapatan mengenai kontrak konstruksi dan metode persentase penyelesaian:

Paragraf 20.15, jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus mengakui pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi masing-masing sebagai pendapatan dan beban yang disesuaikan dengan tingkat penyelesaian aktivitas kontrak pada akhir periode pelaporan (seringkali dimaksudkan sebagai metode persentase

(39)

penyelesaian). Estimasi hasil yang andal membutuhkan estimasi tingkat penyelesaian, biaya masa depan dan kolektabilitas tagihan yang andal.

Paragraf 20.17, ketika suatu kontrak meliputi sejumlah aset, konstruksi dari setiap aset harus diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi yang terpisah jika:

a. Proposal yang terpisah telah diserahkan untuk setiap aset;

b. Setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah dan kontraktor dan pelanggan telah menerima atau menolak bagian kontrak tersebut yang berhubungan dengan setiap aset; dan

c. Biaya dan pendapatan setiap aset dapat diidentifikasi.

Paragraf 20.18, suatu kontrak gabungan, baik dengan pelanggan tunggal maupun dengan beberapa pelanggan, harus diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi tunggal ketika:

1. Kelompok kontrak tersebut dinegosiasikan sebagai paket tunggal;

2. Kontrak-kontrak tersebut saling berhubungan erat sehingga mereka, sebagai akibatnya, menjadi bagian dari suatu proyek tunggal dengan suatu margin laba keseluruhan; dan

3. Kontrak-kontrak tersebut dikerjakan bersama-sama atau dalam urutan yang berkesinambungan.

2. Metode Persentase Penyelesaian

Paragraf 20.18, entitas melakukan penelaahan dan (jika perlu) mengubah estimasi pendapatan dan biaya saat transaksi jasa atau kontrak konstruksi berlangsung. Entitas harus menentukan tingkat penyelesaian dari suatu transaksi

(40)

atau kontrak dengan menggunakan metode yang dapat mengukur dengan andal sebagian besar pekerjaan yang dilaksanakan.

Metode yang meliputi:

a. Proporsi biaya yang terjadi dari pekerjaan yang telah diselesaikan sampai sekarang dibandingkan dengan total estimasi biaya. Biaya yang terjadi dari pekerjaan yang telah diselesaikan sampai sekarang tidak termasuk biaya yang berhubungan dengan aktivitas masa depan, seperti bahan baku atau pembayaran di muka;

b. Survei atas pekerjaan yang telah diselesaikan; atau

c. Penyelesaian proporsi fisik dari transaksi jasa atau kontrak kerja.

Pembayaran tahapan pekerjaan dan pembayaran di muka yang diterima dari pelanggan seringkali tidak mencerminkan pekerjaan yang telah selesai.

Entitas harus mengenali biaya yang berhubungan dengan aktivitas masa depan atas transaksi atau kontrak, misalnya bahan baku atau pembayaran di muka, sebagai suatu aset jika biaya tersebut memiliki kemungkinan besar untuk dipulihkan. Biaya seperti itu menandakan suatu jumlah yang terutang dari pelanggan dan tergolong sebagai pekerjaan yang sedang berjalan.

Entitas harus secepatnya mengakui sebagai beban atas semua biaya yang tidak mungkin dipulihkan. Jika hasil dari kontrak konstruksi tidak dapat diestimasi secara andal, maka entitas:

a. Harus mengakui pendapatan hanya sebesar nilai biaya kontrak yang memiliki kemungkinan besar untuk dipulihkan; dan

b. Mengakui biaya kontrak sebagai beban sesuai dengan periode terjadinya.

(41)

Paragraf 20.24, jika ada kemungkinan bahwa harga perolehan kontrak akan melebihi jumlah pendapatan kontrak dalam kontrak konstruksi, maka ekspektasi kerugian harus segera diakui sebagai beban.

Paragraf 20.25, jika kolektibilitas dari suatu jumlah yang telah diakui sebagai pendapatan kontrak tidak mungkin lagi, maka entitas harus mengakui jumlah yang tidak tertagih tersebut sebagai beban bukan melakukan suatu penyesuaian atas jumlah pendapatan kontrak.

3. Istilah-istilah yang Berkaitan dengan Jasa Konstruksi

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.34 (2012:Baris 22), terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan jasa konstruksi, diantaranya sebagai berikut:

a. Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi dan fungsi atau tujuan atau penggunaan pokok.

b. Kontrak harga tetap adalah kontrak konstruksi dengan syarat bahwa kontraktor telah mneyetujui nilai kontrak yang telah ditentukan, atau tarip tetap yang telah ditentukan per unit output, yang dalam beberapa hal tunduk pada ketentuan-ketentuan kenaikan biaya.

c. Kontrak biaya-plus adalah kontrak konstruksi dimana kontraktor mendapatkan penggantian untuk biaya-biaya yang telah diijinkan atau telah ditentukan, ditambah imbalan dengan persentase terhadap biaya atau imbalan tetap.

(42)

d. Suatu klaim adalah jumlah yang diminta kontraktor kepada pemberi kerja atau pihak lain sebagai penggantian untuk biaya-biaya yang tidak termasuk dalam nilai kontrak. Klaim dapat timbul, umpamanya, dari keterlambatan yang disebabkan oleh pemberi kerja, kesalahan dalam spesifikasi atau rancangan, dan perselisihan penyimpangan dalam pengerjaan kontrak.

e. Retensi adalah jumlah termin (progress billings) yang tidak dibayar hingga pemenuhan kondisi yang ditentukan dalam kontrak untuk pembayaran jumlah tersebut atau hingga telah diperbaiki.

f. Termin (progress billings) adalah jumlah yang ditagih untuk pekerjaan yang dilakukan dalam suatu kontrak baik yang telah dibayar ataupun yang belum dibayar oleh pemberi kerja.

g. Uang muka adalah jumlah yang diterima oleh kontraktor sebelum pekerjaan dilakukan.

G. Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2009 atas Kontrak Konstruksi Peraturan Pajak yang terkait dengan jasa konstruksi diatur dalam PP 51 Tahun 2008 yang diubah dengan PP 40 Tahun 2009. Peraturan terkait dengan jenis jasa lain yang dipotong PPh 23 diatur dalam PMK 244/PMK.03/2008.

Sesuai dengan PP 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dari Penghasilan Jasa Konstruksi dijelaskan bahwa definisi pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.

(43)

Pasal 3 dalam peraturan ini menyebutkan bahwa penghasilan dari jasa konstruksi dikenakan PPh yang bersifat final dengan tarif:

1. 2% (dua persen) untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha kecil;

2. 4% (empat persen) untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha;

3. 3% (tiga persen) untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa selain Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b;

4. 4% (empat persen) untuk Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha; dan

5. 6% (enam persen) untuk Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha.

Berdasarkan peraturan tersebut di atas, mewajibkan seluruh perusahaan dibidang usaha jasa konstruksi sebagai penyedia jasa untuk melaksanakan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 sesuai dengan perkiraan penghasilan bruto yang diperoleh setiap periode baik untuk kontrak konstruksi jangka pendek maupun jangka panjang. Perkiraan penghasilan bruto yang dimaksud adalah jumlah pendapatan yang diperoleh perusahaan setiap akhir periode dikalikan dengan tarif pajak sesuai dengan peraturan pemerintah tersebut di atas.

(44)

H. Kerangka Pikir

Adapun kerangka pikir penulis dapat diuraikan dalam bentuk skema, sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Pikir I. Hipotesis

Setelah memperhatikan masalah pokok yang dihadapi perusahaan, maka dijadikan hipotesis “ Diduga bahwa metode analisis akuntansi pendapatan jasa pada CV. Surya Cipta Jaya belum sesuai dengan SAK ETAP ”.

CV. SURYA CIPTA JAYA

Sistem Akuntansi

Pendapatan Jasa

Kontribusi

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Penelitian ini bertempat di Kantor Cv. Surya Cipta Jaya Cabang Maros, Jl.

Cemara No. 28 Maros.

2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2014.

B. Metode Penelitian

Untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, maka tipe penelitian yang digunakan yaitu :

1. Metode Lapang (Field Researh)

Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, penulis melaksanakan pengamatan secara langsung mengenai hal-hal yang berhubungan dengan akuntansi atas pendapatan jasa dan beban perusahaan konstruksi dan melakukan tanya jawab secara langsung dengan Karyawan Cv. Surya Cipta Jaya Cabang Maros. Untuk Mendapatkan data dalam proses pembuatan laporan ini.

2. Metode pustaka (Field Library)

Metode dimaksudkan menemukan teori-teori yang membahas masalah akuntansi dan pendapatan jasa kontruksi dan beban perusahaan pada Cv.

Surya Cipta Jaya Cabang Maros. Sumber tersebut beresal dari buku- buku, leteratur dan bahan-bahan lain yang releven.

(46)

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data yang digunakan terbagi 2 yaitu :

a. Data Kualitatif, yaitu data berupa gambaran umum perusahaan.

b. Data kuantitatif, yaitu data berupa harga kontrak, termin pembayaran, dan rencana anggaran biaya proyek .

2. Sumber Data berasal dari 2 sumber yaitu :

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan melalui berbagai pengamatan serta wawancara dengan pihak karyawan Cv. Surya Cipta Jaya Cabang Maros.

b. Data Sekunder, yaitu Data yang didapat dari berbagi laporan- laporan dan informasi secara tertulis yang peroleh dari tempat penelitian.

D. Definisi Operasional

Berdasarkan hasil penelitian di perusahaan Cv. Surya Cipta Jaya Cabang Maros definisi konsep yang dapat saya simpulkan berdasarkan kerangka pikir diatas adalah sebagai berikut :

1. Laporan keuangan adalah merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yaitu neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan posisi keuangan.

2. Kebutuhan modal kerja adalah merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi perputaran modal kerja tersebut.

(47)

3. Peningkatan pendapatan jasa adalah prestasi yang dicapai perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase, setelah membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan hasil penjualan neto.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif komparatif, yaitu analisis yang membandingkan metode yang digunakan perusahaan dengan metode yang sesuai dengan SAK ETAP dengan menggunakan rumus berikut:

1. Mengukur persentase penyelesaian

= × 100%

Ket :

i : Persentase Penyelesaian

x : Biaya riil yang dikeluarkan sampai akhir periode y : Estimasi biaya konsyruksi

2. Menghitung total pendapatan yang diakui s/d tanggal ini

= % ×

3. Menghitung pendapatan periode berjalan

= −

Ket : A : Pendapatan periode berjalan

B : Pendapatan yang diakui pada periode ini

C : Pendapatan yang diakui pada periode sebelumnya

(48)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

CV Surya Cipta Jaya merupakan salah satu anggota dari Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia ( GAPENSI ) cabang Maros, bertempat di Jalan Cemara No. 28 Maros, sebagai tempat penelitian penulis dalam rangka penyusunan Tugas Akhir adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang usaha jasa konstruksi. Perusahaan ini resmi berdiri pada tahun 1999 dengan akta pendirian nomor 22, tertanggal 12 Juli 1999, dibuat di hadapan notaris Sitske Limowa, S.H.

Awal berdirinya perusahaan ini berkedudukan di Jalan Tarakan No. 115-B Blok A.3. Perusahaan ini berbentuk perseroan komanditer dan yang bertindak sebagai sekutu aktif adalah Patri Suriadi dan Patri Yulianti, adapun yang bertindak sebagai sekutu pasif yaitu Basri Nasir Palloge dan Fatmawati. Sejak berdirinya perusahaan hingga sekarang telah mengalami 2 (dua) kali perubahan baik susunan pengurus maupun perubahan tempat kedudukan dari perusahaan tersebut.

Perubahan pertama terjadi pada tahun 2000, yaitu masuknya sekutu baru atas nama Hasim Wahyudi, Suardi Arib, dan Hajrah sebagai sekutu aktif dan keempat sekutu lama pada awal pendirian menjadi sekutu pasif dalam perseroan tersebut. Perubahan ini ditandai dengan akta notaris Jelly Eviana, S.H., nomor 13 tertanggal 27 Maret 2000, dan tempat kedudukan perusahaan tersebut berpindah ke Jalan Badaruddin Daeng Lira No. 11 Maros.

(49)

Setelah berjalan selama kurang lebih 4 tahun, perusahaan ini menambah sekutu baru atas nama Hajjah Sumarni Supardi, S.H., dan Ir. Diakbar Nurdin sebagai sekutu aktif, Hasim Wahyudi, Suardi Arib, dan Hajrah bertindak sebagai sekutu pasif yang baru. Pengurus lama dinyatakan telah keluar dari perseroan tersebut yang ditandai dengan akta notaris Mohadi, S.H., nomor 85 tertanggal 27 Agustus 2003. Sejak tahun 2003 sampai sekarang perusahaan tersebut berkedudukan di Jalan Badaruddin Dg. Lira No. 11 Maros, dan tidak mengalami perubahan lagi sejak ditetapkannya menjadi anggota dari Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia Cabang Maros.

B. Tujuan Pendirian

Maksud dan tujuan perusahaan ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan usaha kontraktor, pembangunan dan pemborongan dari segala jenis pekerjaan bangunan gedung, jalanan, jembatan, pengairan/irigasi, landasan, dermaga dan lain-lain.

2. Melakukan usaha pemasangan instalasi/jaringan listrik, pembangkit tenaga listrik/generator, instalasi air/perpipaan, elektrikal dan mekanikal serta instalasi telekomunikasi.

3. Melakukan usaha perdagangan umum secara lokal, antar pulau (inter- insuler), ekspor dan impor.

4. Melakukan usaha pengadaan barang/bahan seperti kelistrikan, mekanikal, mesin-mesin dan alat-alat ukur, perabot rumah tangga/alat-alat tulis-menulis, alat-alat kantor dan lain-lain.

(50)

5. Melakukan usaha leveransir umum, supplier, distributor, dealer dan keagenan.

6. Melakukan usaha dalam bidang cleaning service.

7. Melakukan usaha dalam bidang jasa catering dan boga dan jasa lainnya, kecuali jasa dalam bidang hukum dan perpajakan.

8. Melakukan usaha pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan darat/laut dan kehutanan.

9. Melakukan usaha industri, percetakan/penjilidan, perbengkelan, pengangkutan, kerajinan dan pertambangan.

10. Dan lain-lain usaha yang bertalian dengan usaha-usaha tersebut di atas, asal saja tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.

C. Struktur Organisasi

Sturktur organisasi merupakan perwujudan dari setiap pembagian tugas yang ada dalam perusahaan, yang menunjukkan hubungan antara pimpinan dan yang dipimpin, menunjukkan garis pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas- tugas yang harus dikerjakan oleh tiap-tiap bagian, serta menunjukkan garis koordinasi dari setiap bagian dalam perusahaan. Berikut ini struktur organisasi perusahaan tersebut:

(51)

Gambar 2. Struktur Organisasi CV Surya Cipta Jaya

Berdasarkan struktur organisasi tersebut, setiap bagian dalam perusahaan dapat mengetahui fungsi dan tanggung jawabnya didalam perusahaan, sebagai berikut:

1. Direktris:

a. Berkomunikasi dan melobi pihak-pihak pemberi kerja baik yang berasal dari proyek pemerintah maupun yang berasal dari swasta atau dari pihak- pihak lain.

b. Bekerja sama dengan sesama kontraktor dalam bentuk subkontraktor ataupun joint operational.

2. Administrasi Keuangan: Mengatur lalu lintas keuangan perusahaan sehingga arus uang dapat terhindar dari kebocoran ataupun pemborosan.

Direktris

Adm. Keuangan Logistik

Bid. Teknik Sipil Bid. Teknik Arsitek

Tukang Kayu/Batu Mandor

Pekerja

(52)

3. Logistik: Menerima barang baik itu kebutuhan proyek maupun barang-barang yang akan menjadi persediaan dan mengeluarkan barang sesuai dengan kebutuhan yang dibuktikan dengan nota penerimaan dan nota pengeluaran.

4. Bidang Teknik Sipil: Bertanggung jawab pada pekerjaan bidang sipil seperti pekerjaan jalan, pekerjaan jembatan, pekerjaan irigasi dan drainase, pekerjaan drainase kota, pekerjaan bendung dan bendungan, serta pekerjaan sipil lainnya.

5. Bidang Teknik Arsitek: Bertanggung jawab pada pekerjaan bidang arsitektur seperti bangunan-bangunan non perumahan lainnya termasuk perawatannya, banguan rumah kopel, bangunan gudang dan bangunan-bangunan industri lainnya termasuk perawatannya.

6. Tukang Kayu/Batu: Melaksanakan pekerjaan konstruksi kayu dan batu dibawah koordinasi mandor dan bertanggung jawab kepada kepala bidang baik sipil maupun arsitek.

7. Mandor:

a. Mengatur kepala tukang, tukang, dan pekerja.

b. Bertanggung jawab kepada kepala bidang baik sipil maupun arsitek, serta dapat pula memberikan informasi langsung kepada site manager yang memimpin pekerjaan tersebut.

8. Pekerja: Membantu tukang baik kayu maupun batu demi terlaksananya pekerjaan konstruksi dengan baik dan benar sesuai dengan gambar rencana pada kontrak yang telah ditetapkan.

(53)

D. Kegiatan Usaha yang telah Dicapai

Perusahaan ini telah berdiri selama kurang lebih 14 tahun dan telah melaksanakan beberapa proyek ataupun kegiatan penyedia jasa. Proyek-proyek pembanguan yang telah dikerjakan oleh perusahaan tersebut antara lain:

1. Perbaikan saluran dan bangunan bendung saluran induk Bulumarapa Kab.

Maros tahun 2004.

2. Pembangunan gedung laboratorium dan poliklinik Kab. Sidrap tahun 2005.

3. Perbaikan jalan beton Poros Barandasi Kab. Maros tahun 2008

4. Pengaspalan pemeliharaan rutin jalan Bone Barat Kab. Bone tahun 2009.

5. Peningkatan jalan beton Moncongloe Kab. Maros tahun 2010

(54)

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengakuan Pendapatan menggunakan Metode Kontrak Selesai (Menurut Perusahaan)

Setelah perusahaan memenangkan proyek dan menandatangani kontrak perjanjian proyek dengan pemberi kerja, maka perusahaan mulai melakukan pencatatan atas berbagai transaksi yang terjadi selama proyek berlangsung. CV Surya Cipta Jaya dalam pelaksanaan proyek menerapkan kontrak harga tetap berdasarkan perjanjian kontrak, sedangkan penerimaan harga kontrak pada perusahaan ini berdasarkan pada perjanjian yang telah disepakati bersama dengan pemberi kerja.

Selama pelaksanaan proyek, perusahaan tersebut mencatat seluruh biaya- biaya yang telah dikeluarkan dengan mendebet akun konstruksi dalam pengerjaan dan mengkredit seluruh akun biaya yang bersangkutan. Pada akhir pengerjaan proyek, perusahaan tersebut baru mencatat pengakuan pendapatan dengan mengurangi nilai dari tagihan atas konstruksi dalam pengerjaan dan menambah nilai pendapatan proyek. Pengakuan biaya pada akhir pengerjaan proyek diakui secara keseluruhan dengan mendebet akun biaya dan mengkreditkan akun konstruksi dalam pengerjaan.

Telah diuraikan sebelumnya bahwa CV Surya Cipta Jaya dalam hal pengakuan pendapatan proyek menggunakan metode kontrak selesai baik untuk proyek jangka pendek maupun proyek jangka panjang. Penerapan metode ini

(55)

untuk proyek jangka panjang dinilai kurang tepat karena tidak menggambarkan posisi pendapatan, biaya serta laba yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi perusahaan. Berikut ini adalah salah satu proyek jangka panjang yang dilaksanakan perusahaan yang oleh penulis dijadikan sebagai kasus dalam pengakuan pendapatan jasa.

Permulaan tahun 2011 perusahaan menandatangani kontrak untuk proyek pembangunan Kantor Dinas Pekerjaan

Umum (Dinas PU) Kab. Maros yang direncanakan akan selesai pada tahun 2012. Kontrak tersebut merupakan kontrak harga tetap dengan nilai kontrak sebesar Rp 1.071.136.780. Berikut ini beberapa ketentuan yang telah disepakati oleh perusahaan dengan pihak pemberi kerja:

1. Pembayaran uang muka sebesar 20% dari harga kontrak sebagai modal awal untuk mengerjakan proyek.

2. Pembayaran termin I, sebesar 20% dipotong retensi 2%, dan uang muka proyek 5% dari harga kontrak, dengan ketentuan penyelesaian proyek 20%.

3. Pembayaran termin II, sebesar 30% dipotong retensi 2%, dan uang muka proyek 5% dari harga kontrak, dengan ketentuan penyelesaian proyek 50%.

4. Pembayaran termin III, sebesar 30% dipotong retensi 2%, dan uang muka proyek 5% dari harga kontrak, dengan ketentuan penyelesaian proyek 80%.

5. Pembayaran termin IV, sebesar 20% dipotong retensi 1%, dan uang muka proyek 5% dari harga kontrak, dengan ketentuan penyelesaian proyek 100%.

6. Pembayaran retensi pada saat penyerahan kontrak sebesar 7%, dengan ketentuan telah dilakukan perawatan dan perbaikan proyek.

Referensi

Dokumen terkait

otomatis akan terkoneksi tanpa harus memasukan KEY. Secara otomatis client akan mendapatkan ip address dari ChilliSpot; 2) Saat membuka browser maka akan tampil menu

Pada tingkat viabilitas tinggi (TV1) menunjukkan tidak ada satu perlakuan yang dapat meningkatkan daya berkecambah pada kondisi suboptimum, tetapi benih masih mampu

Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memilih dan menerapkannya model pembelajaran inkuiri sehingga dapat memberikan kesempatan secara luas kepada siswa untuk

Pada Struktur bagian dept logistic press & body terdapat empat bagian yaitu, Sheet Material Warehouse, Press Part Warehouse, Body Part Warehouse, Production Planning

Indikator campur tangan orang lain yang paling rendah dalam pengaruh locus of control terhadap kinerja pegawai struktural di Balai Diklat Keagamaan Surabaya.. Berdasarkan

tidak. Hal ini mungkin saja disebabkan berbagai faktor yang tidak terkendali oleh peneliti. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada interaksi antara model

Pribadi yang satu ini memang gemar sekali menciptakan suasana-suasana yang menyenangkan, tidak hanya untuk menyenangkan dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang

Hasil analisis Chi Square pada menunjukkan nilai p-value sebesar 0,016 < 0,05 yang artinya Ho ditolak, menunjukkan terdapat hubungan antara dukungan emosional dari