• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No. 01/XI/Gasal/2021. : Tusuk Dasar Hiasan Busana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No. 01/XI/Gasal/2021. : Tusuk Dasar Hiasan Busana"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No. 01/XI/Gasal/2021

Sekolah : SMK Negeri 1 Brebes Program Keahlian : Tata Busana

Mata Pelajaran : Pembuatan Hiasan busana Kelas/semester : XI / gasal

Materi pokok : Tusuk Dasar Hiasan Busana Alokasi waktu : 10 menit

Tahun Pelajaran : 2021/ 2022 A. Kompetensi Inti:

1. Memahami, menerapkan , menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan factual, konseptual, dan procedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab phenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah

2. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

B. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

NO. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN

KOMPETENSI

1 3.1.Menerapkan tusuk dasar hiasan dalam suatu produk

3.1.1.Mendefinisikan pengertian tusuk dasar hiasan

3.1.2.Menyebutkan macam-macam tusuk dasar hiasan

3.1.3.Menyebutkan fungsi tusuk dasar hiasan

3.1.4.Menentukan alat dan bahan pembuatan tusuk dasar hiasan 3.1.5.Menjelaskan cara membuat

tusuk dasar hiasan

3.1.6.Menerapkan pembuatan tusuk dasar hiasan

2 4.1.Membuat tusuk dasar hiasan dalam suatu produk

4.1.1.Menyiapkan alat dan bahan pembuatan tusuk dasar hiasan yang akan dibuat

4.1.2.Membuat tusuk dasar hiasan sesuai dengan prosedur, kualitas hasil prosuk dan keselamat kerja

(2)

C. Tujuan Pembelajaran :

Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning dan pendekatan saintifik yang menuntun peserta didik untuk mengamati (membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas, selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat

 Mendefinisikan pengertian tusuk dasar hiasan

 Menyebutkan macam-macam tusuk dasar hiasan

 Menyebutkan fungsi tusuk dasar hiasan

 Menentukan alat dan bahan pembuatan tusuk dasar hiasan

 Menyiapkan alat dan bahan pembuatan tusuk dasar hiasan yang akan dibuat

 Menjelaskan cara membuat tusuk dasar hiasan

 Membuat tusuk dasar hiasan sesuai dengan prosedur, kualitas hasil prosuk dan keselamat kerja

D. Materi Pembelajaran : 1. Fakta

Macam-macam tusuk dasar hiasan 2. Konsep

Persiapan tempat, alat dan bahan dalam pembuatan tusuk dasar 3. Prosedur

Tahapan pembuatan tusuk dasar

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : scientific

2. Model Pembelajaran : Project Based Learning

3. Metode Pembelajaran : diskusi, kerja kelompok, latihan dan Presentasi

F. Media /Alat/Bahan/Sumber Belajar

Media pembelajaran : Alat peraga (fragmen macam-macam tusuk hias, jarum, gunting, benang sulam, kain strimin)

Sumber Belajar : Modul dasar menghias kain , buku manual, buku referensi, internet G. Kegiatan Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu Kegiatan Pendahuluan

Guru :

Orientasi (Menunjukkan sikap disiplin sebelum memulai proses pembelajaran, menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut (Karakter) serta membiasakan membaca dan memaknai (Literasi)).

 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran

 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.

Apersepsi:

 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya, Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.

 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.

2 menit

(3)

Motivasi:

 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.

 Apabila materi/tema/ projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang: macam-macam tusuk dasar hiasan

 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

 Mengajukan pertanyaan.

Pemberian Acuan:

 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari

 Menyampaikan garis besar cakupan materi

 Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik penilaian yang akan digunakan

 Membagi peserta didik menjadi 8 Kelompok (dengan setiap anggota kelompok berjumlah 4 - 5 orang).

Kegiatan Inti Sintak

Model Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran 1) Penentuan

pertanyaan mendasar

Mengamati :

Mengamati untuk mengidentifikasi dan

merumuskan masalah tentang konsep tusuk dasar menghias busana, pengenalan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat tusuk dasar menghias busana

Menanya :

Peserta didik secara berkelompok membuat /mencatat permasalahan berdasarkan hasil pengamatan tayangan video, gambar dan fragmen tentang tusuk dasar menghias busana serta persiapan dan proses membuat tusuk dasar hiasan busana

Mendesain perencanaan proyek

Peserta didik mencari tahu tentang konsep tusuk dasar menghias busana, persiapan alat dan bahan, serta tahapan membuat tusuk dasar hiasan busana.

Praktek Menerapkan pembuatan tusuk dasar hiasan.

Praktek Membuat tusuk dasar hiasan.

Mengumpulkan Informasi:

Peserta didik, setelah berdiskusi tentang konsep tusuk dasar menghias busana, alat dan bahan yang digunakan dalam membuat tusuk dasar menghias busana, serta persiapan dan proses membuat tusuk dasar hiasan busana

Menyusun jadwal Menalar:

Peserta didik secara mandiri Mengolah data tentang tusuk dasar hiasan

6 menit

(4)

Mengkomunikasikan:

Peserta didik mempresentaikan

Mengomunikasikan tentang konsep tusuk dasar menghias busana, alat dan bahan yang digunakan dalam membuat tusuk dasar menghias busana, serta persiapan dan proses membuat tusuk dasar hiasan busana

Mengevaluasi pengalaman

Pendidik mendorong agar peserta didik secara aktif terlibat dalam diskusi kelompok serta saling bantu untuk menyelesaikan masalah (Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi dan bekerjasama (4C),)

Selama peserta didik bekerja di dalam kelompok, pendidik memperhatikan dan mendorong semua peserta didik untuk terlibat diskusi, dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh pekerjaannya dan bertanya (Nilai Karakter: rasa ingin tahu, jujur, tanggung jawab, percaya diri dan pantang menyerah) apabila ada yang belum dipahami, bila diperlukan pendidik memberikan bantuan secara klasikal.

 Berdiskusi tentang data :

Konsep tusuk dasar menghias busana, alat dan bahan yang digunakan dalam membuat tusuk dasar menghias busana, serta persiapan dan proses membuat tusuk dasar hiasan busana yang sudah dikumpulkan / terangkum dalam kegiatan sebelumnya.

 Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan- pertanyaan pada lembar kerja.

Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai tentang konsep tusuk dasar menghias busana, alat dan bahan yang digunakan dalam membuat tusuk dasar menghias busana, serta persiapan dan proses membuat tusuk dasar hiasan busana

Penutup Peserta didik :

menyimpulkan hasil kegiatan

mengerjakan pos-test

menyimak arahan tentang tindak lanjut dari materi yang telah dipelajari

Guru :

 menanyakan pendapat peserta didik tentang proses belajar yang dilakukan (merefleksi kegiatan), apakah ada masukan perbaikan untuk kegiatan selanjutnya

menutup pembelajaran dengan mengucakpakan terimakasih atas partisipasi peserta didik dalam pembelajaran dan salam penutup

2 menit

(5)

H. Penilaian Hasil Belajar

Instrumen Penilaian Hasil Belajar 1. Instrumen Sikap (Terlampir) 2. Instrumen Pengetahuan

Kisi-Kisi dan Soal Kompeten

si Dasar Indikator Indikator Soal Jenis

Soal Soal

3.1.Mener apkan tusuk dasar hiasan dalam suatu produ k

3.1.1.Mendefinisika n pengertian tusuk dasar hiasan

3.1.2.Menyebutkan macam-

macam tusuk dasar hiasan 3.1.3.Menyebutkan

fungsi tusuk dasar hiasan 3.1.4.Menentukan

alat dan bahan

pembuatan tusuk dasar hiasan

3.1.5.Menjelaskan cara membuat tusuk dasar hiasan

3.1.6.Menerapkan pembuatan tusuk dasar hiasan

1. Siswa dapat dendefinisikan pengertian tusuk dasar hiasan 2. Siswa dapat

Menyebutkan macam-macam tusuk dasar hiasan 3. Siswa dapat

Menyebutkan fungsi tusuk dasar hiasan 4. Siswa dapat

Menentukan alat dan bahan pembuatan tusuk dasar hiasan 5. Siswa dapat

Menjelaskan cara membuat tusuk dasar hiasan 6. Siswa dapat

Menerapkan pembuatan tusuk dasar hiasan

Tes tertulis

1. Definisikan pengertian tusuk dasar hiasan busana

2. Sebutkan 6 macam tusuk hias

3. Gambarkan 2 macam tusuk

dasar dan

sebutkan fungsi dari tusuk tersebut

4. Sebutkan dan jelaskan 5 alat yang digunakan untuk membuat tusuk hias

5. Sebutkan

bahan dan jarum yang sesuai untuk membuat macam-macam tusuk hias

(6)

4.1.Memb uat tusuk dasar hiasan dalam suatu produk

4.1.1.Menyiapkan alat dan bahan

pembuatan tusuk dasar hiasan yang akan dibuat 4.1.2.Membuat

tusuk dasar hiasan sesuai dengan

prosedur, kualitas hasil prosuk dan keselamat kerja

1. Siswa dapat Menyiapkan alat dan bahan pembuatan tusuk dasar hiasan yang akan dibuat 2. Siswa dapat

Membuat tusuk dasar hiasan sesuai dengan prosedur, kualitas hasil prosuk dan keselamat kerja

Pedoman penilaian pengetahuan

Skor maksimal untuk tiap butir soal adalah 5 Total skor maksimal pengetahuan : 10 Rumus Konversi Nilai

Nilai = Jumlah skor yang diperoleh x 10 = ...

5 3. Instrumen Keterampilan

Penilaian Praktek

Format Penilaian Keterampilan Praktek saat ulangan harian Terlampir

Mengetahui: Brebes, 8 Juni 2021

Kepala SMK Negeri 1 Brebes Guru Mata Pelajaran

Drs. Bejo, M.Pd. Naili Amrina, S.Pd

NIP. 19660708 199512 1 001

(7)

LAMPIRAN:

Lembar Kerja Perancangan Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Pembuatan hiasan

A. Penilaian Sikap

Instrumen Penilaian Sikap

NO NAMA

SISWA

DISIPLIN JUJUR

KONSISTEN

TANGGUNG

JAWAB SKOR

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1

2

3

Rubrik Penilaian Sikap Disiplin :

1. Tertib mengikuti instruksi

2. Mengerjakan tugas tepat waktu

3. Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta

4. Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusip Jujur :

1. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya 2. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi

3. Tidak menyontek atau melihat data/pekerjaan orng lain 4. Mencantumkan sumber belajar yang dikutip/dipelajari Tanggung Jawab :

1. Pelaksanaan tugas piket secara teratur 2. Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi 3. Mengajukan usul pemecahan masalah 4. Mengerjakan tugas sesuai prosedur

Nilai akhir sikap diperoleh dari modus (skor yang paling sering muncul) Katagori Nilai Sikap :

a. Sangat baik jika memperoleh nilai akhir 4 b. Baik jika memperoleh nilai akhir 3

c. Cukup jika memperoleh nilai akhir 2 d. Kurang jika memperoleh nilai akhir 1 Format Jurnal

Kelas : XI Tata Busana 1

Hari/ tanggal Kegiatan Keterangan

(8)

B. Lembar Penilaian Diri Nama Peserta didik :

Mata Pelajaran : Pembuatan Hiasan Kelas/Progran : XI Tata Busana

Kompetensi :

Tanggal : ………

PETUNJUK

1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti

2. Berilah tanda ceklis sesuai dengan kondisi dan keadaan anda sehari-hari

No KD/Pernyataan Tanggapan Verifikasi guru

TP K D

S R

S L

ya tidak 1 Saya menyontek pada saat

mengerjakan ulangan

2 Saya sering terlambat mengerjakan tugas

Keterangan :

S = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan

KD = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan

TP = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan Petunjuk Penyekoran :

2 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 4 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan 3 = dan kadang-kadang tidak melakukan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

No Nama Siswa

Presentasi Kemampua

n presentasi bahan

Isi Kemampun menjawab

(4) (5) (6)

1.

1 2.

3.

(9)

C. Lembar Penilaian Ketrampilan

Mata Pelajaran : Membuat Hiasan Busana Kelas/Semester : XI TB / Gasal

Tahun Pelajaran : 2021/2022

Bentuk soal : Test ketrampilan/proyek Tugas :

Buatlah macam-macam tusuk dasar hiasan busana sesuai dengan desain yang sudah ditentukan:

Prosedur!

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Buatlah macam-macam tusuk dasar hiasan busana sesuai dengan desain 3. Lakukan langkah-langkah sesuai dengan prosedur

4. Berikan penilaian kepada setiap siswa untuk aspek kinerja itu sesuai dengan skor maksimum setiap aspek.

5. Skor total maksimum adalah jumlah dari seluruh aspek kinerja.

Format Assesmen Kinerja Keterampilan Psikomotor Rincian Tugas Kinerja Skor

Maksimum

Bobot Penilaian Nilai Kinerja

0 1 2

1. Mempersiapkan alat dan bahan.

2. Melaksanakan prosedur K3

3. Membuat macam-macam tusuk dasar hiasan busana sesuai prosedur

4. Menyelesaikan hasil pekerjaan/tugas 5. Tertib dan tepat waktu

2 2 2

2 2 Skor Total 10

Nilai Kinerja =

2

Brebes, ………

Siswa Guru

……… ………

(10)

Kriteria Penilaian Keterampilan

No Rincian Tugas Kinerja Skor dan Deskriptor

0 1 2

1 Mempersiapkan alat dan bahan

Tidak

membawa alat dan bahan untuk praktek

membuat macam-macam tusuk dasar hiasan busana

Membawa alat dan bahan untuk praktek

membuat macam-macam tusuk dasar hiasan busana tetapi tidak lengkap

Membawa seluruh alat dan bahan untuk praktek membuat macam-macam tusuk dasar hiasan busana 2 Melaksanakan prosedur K3 Tidak dapat

melaksanakan prosedur K3 dengan benar

Dapat

melaksanakan prosedur K3 akan tetapi ada yang tidak dilaksanakan sesuai prosedur yang ditentukan

Dapat

melaksanakan prosedur K3 dengan benar sesuai prosedur

3 Membuat macam-macam tusuk dasar hiasan busana sesuai prosedur

Tidak dapat membuat macam-macam tusuk dasar hiasan busana sesuai prosedur

dapat membuat macam-macam tusuk dasar hiasan busana sesuai prosedur tetapi tidak sesuai kriteria dengan tepat dan benar

Dapat membuat macam-macam tusuk dasar hiasan busana sesuai prosedur sesuai kriteria dengan tepat dan benar 4 Menyelesaikan hasil

pekerjaan/tugas

Tidak

menyelesaikan hasil

pekerjaan/tugas

Dapat

menyelesaikan hasil

pekerjaan/tugas tetapi tidak sesuai kriteria dengan tepat dan benar

Dapat

menyelesaikan hasil

pekerjaan/tugas dengan teliti, tepat dan benar sesuai kriteria dengan tepat dan benar 5 Tertib dan tepat waktu Tidak tertib dan

tidak tepat waktu

Dapat mengerjakan tugas dengan tertib tetapi tidak tepat waktu

Dapat mengerjakan tugas dengan tertib dan tepat waktu

(11)

MATERI PEMBELAJARAN

I. Alat yang digunakan untuk menghias kain adalah:

Gambar 2.1 alat-alat menghias kain Keterangan gambar :

1. Rader

2. gunting kecil 3. Gunting besar 4. Benang sulam

5. Jarum tangan dengan berbagai ukuran 6. Karbon jahit/racing paper

7. Bantal jarum dan jarum pentul 8. Kapur jahit

9. Pendedel 10. Meteran

11. Tudung jari/bidal 12. Pemidangan

Macam-macam jarum tangan untuk menyulam 1. Jarum runcing

Jarum runcing biasa diguankan untuk menyulam secara bebas pada tenunan polos seperti batis, oxpord, tetoron dan lain-lain. Ciri-cirinya yaitu sangat tajam, memiliki ujung yang runcing dan mempunyai ukuran dengan nomor 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22 dan 24.

1 7

(12)

Gambar 2.2 macam-macam jarum runcing

2. Jarum tumpul

Jarum tumpul dikelompokkan menjadi dua yaitu jarum tumpul dengan nomor 12, 14, 16, 18, 20, yang biasa digunakan untuk menyulam dengan hitungan tertentu terutama untuk membuat tusuk hias pada kain strimin.

Gambar 2.3 macam-macam jarum tumpul

3. Jarum tumpul yang berukuran besar dan tidak bernomor, digunakan hanya untuk pekerjaan menusuk.

Gambar 2.4 macam-macam jarum tumpul

Benang Sulam

Menyulam adalah istilah menjahit yang berarti menjahitkan benang seara dekoratif, untuk itu diperlukan benang hias yang sesuai dengan jenis kain yang akan dihias serta jenis sulaman yang dibuat, begitu juga ukuran dan warnanya. Untuk sulaman tangan digunakan benang sulam mouline atau benang mutiara. Untuk bahan halus dan tipis dapat digunakan benang mouline, sedangkan untuk bahan ang lebih tebal dengan pori-pori besar, digunakan benang mutiara. Untuk benang yang jarang tenunannya seperti kasah, dapat digunakan benang woll atau cashmilon. Pada sampul pembungkus kertas benang dicantumkan merk, panjang benang, nomor dan ukuran serta warnanya. Maka untuk mempermudah pembelian benang berikutnya, label kertas itu perlu kita simpan baik-baik.

(13)

Gambar 2.5 macam-macam benang sulam

Benang sulam pada umumnya dalam bentuk gulungan atau digulung. Untuk membukanya dapat dilakukan dengan dua cara, seperti pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 cara membuka benang dari untaian benang sulam 1. Bahan yang digunakan untuk menghias kain

Pembagian berdasarkan penggunaan jenis kain yang digunakan :

1. Teknik menghias kain dengan menggunakan kain rapat (tenunan rapat) atau tenunan yang tidak dapat dibagi. Misalnya : sulaman fantasi, sulaman inkrustasi, sulaman Inggris, sulaman Richelieu dan sulaman bayangan.

2. Teknik menghias kain dengan menggunakan kain bagi : a) Kain bagi polos

Kain bagi adalah kain yang tenunan benangnya mudah dihitung. Kain bagi polos alur benangnya tampak jelas dan mudah dibagi. Umumnya jenis desain dekorasi untuk sulaman pada kain bagi berupa desain geometris. Misalnya kain strimin, matting.

1 2

(14)

b) Kain bagi bercorak

Kain bagi bercorak adalah kain yang tenunannya rapat dengan corak bergaris, berkotak-kotak atau berbintik-bintik. Ukuran sisi kotak antara tiga millimeter sampai tiga perempat sentimeter. Jika ukuran yang lebih besar dari yang telah disebutkan akan mempersulit membuat disain dan hasilnya kurang indah. Pada kain bagi bercorak bintik-bintik disain dekorasi tidak terbatas pada disain geometris saja, tetapi juga dapat ditambahkan desain lengkung dan desain flora atau fauna.

Dapat dikatakan bahwa semua jenis kain (bahan tekstil) dapat dihias. Jenis sulaman yang digunakan, tergantung dari jenis tenunan dan corak kain, misalnya :

a) Belacu, popelin, berkolin dan jenis tenuann yang rapat tenunnya, sulaman fantasi (sulaman bebas), aplikasi.

b) Bahan serupa dengan corak kotak atau bintik dapat diubah dengan macam-macam tusuk hias (merubah corak) contohnya aplikasi, smock dan lain-lain dan tusuk-tusuk hias (merobah corak)

c) Bahan yang dapat dihitung benangnya seperti strimin dan matting, yaitu terawang, tusuk silang dan holbein.

d) Bahan yang tipis dan bening yaitu sulaman bayangan, inkrustasi, lekapan renda, mute dan lain-lain.

e) Bahan lemas berkilau seperti satin yaitu dengan sulaman bebas, lekapan quilt dan lain-lain.

Polkadot kecil Berkotak

Strimin Strimin Lubang Besar

Bahan Tipis Bahan Lemas Berkilau

Poplin Blacu

Gambar 2.7 Aneka macam contoh kain

(15)

II. Untuk menghiasi busana dapat dilakukan dengan bermacam-macam teknik hiasan.

Teknik hiasan yang dimaksud adalah teknik menghias kain yang erat hubungannya dengan sulam menyulam. Sebelum memahami macam-macam teknik teknik menghias kain sebaiknya terlebih dahulu mempelajari macam-macam tusuk hias, karena tusuk hias merupakan dasar dari menghias kain. Tiap-tiap tusuk hias mempunyai keindahan masing-masing. Penyusunan bermacam tusuk hias yang harmonis akan melahirkan suatu dekoratif yang menarik. Berikut ini dikemukakan beberapa tusuk hias yang sering digunakan dalam menghias kain, diantaranya:

1. Tusuk Jelujur

Gambar 2.9 tusuk jelujur

2. Tusuk Jelujur yang dililit

Gambar 2.10 tusuk jelujur yang dililit

Dalam hal ini kita dapat membuat variasi dengan cara menggunakan dua macam benang yang berlainan tebal ataupun warnannya.

3. Tusuk Jelujur Berganda atau Tusuk Holbein

Gambar 2.11 tusuk jelujur berganda/holbein Tusuk hias ini paling sederhana, akan

tetapi sangat bernilai juga berguna untuk jahitan sementara. Arahnya dari kanan ke kiri.

(16)

Tusuk Holbein ini harus dikerjakan pada kain bagi yang mudah dihitung benang pakannya maupun lungsinnya. Setiap baris tusuk Holbein harus dikerjakan dua kali/bolak balik.

4. Tusuk Hias Holbein yang Dililit

Gambar 2.12 tusuk holbein yang dililit

Mula-mula membuat satu baris tusuk hias Holbein yang berbiku-biku, kemudian tusuk hias tersebut dililitkan dengan benang lain.

6. Tusuk Hias Rantai

Gambar 2.13 tusuk rantai

Tusuk rantai ini merupakan garis yang teratur dan rata sedangkan pengerjaannya harus agak longgar, lebih-lebih jika dikerjakan sebagai garis lengkung.

6. Tusuk Rantai Berwarna

(17)

Gambar 2.14 tusuk rantai berwarna

Dalam hal ini kita menggunakan dua warna benang yang kedua-duanya dimasukan kedalam satu lubang jarum, dan dipergunakan saling berganti membuat tusuk rantai. Bila kita tidak hati-hati dalam mengerjakannya, benang yang sedang tidak dikerjakan dapat lepas kebagian belakang kain dasar.

7. Tusuk Rantai Lebar atau Persegi

Gambar 2.15 tusuk rantai lebar/persegi

Tusuk hias ini bila tidak dihias tampaknya kurang bagus dan kurang halus, kecuali jika dihiasi lagi dengan tusuk hias lainnya.

8. Tusuk Rantai Berganda

Gambar 2.16 tusuk rantai berganda

Tampaknya hampir seperti tusuk tangkai yang tertutup, akan tetapi dalam hal ini jarum setiap kali ditusukan kedalam sengkelit sebanyak dua kali. Sedangkan pada tusuk tangkai biasanya hanya satu kali.

9. Tusuk Rantai Lepas

(18)

Gambar 2.17 tusuk rantai lepas

Tusuk hias ini dibuat sendiri-sendiri tidak sambung menyambung. Dapat dipergunakan sebagai tusuk hias pengisi bidang ragam hias.

10. Tusuk Rantai Terbuka

Gambar 2.18 tusuk rantai terbuka

Tusuk hias ini banyak dipakai dan dapat dipergunakan menurut keperluannya.

Dapat dikombinsasikan dengan tusuk hias lainnya, untuk membuat pinggiran dan sebagai pengisi bidang yang merupakan pola ragam hias beranting.

11. Kombinasi /gabungan

Tusuk Rantai dengan Tusuk Jelujur

Gambar 2.19 Kombinasi tusuk rantai dengan tusuk tikam jejak

Mula-mula kita mengerjakan tusuk rantai, kemudian tusuk jelujur yang dikerjakan di tengah tusuk rantai tersebut. Disini kita dapat mempergunakan dua warna benang.

12. Tusuk Pipih

(19)

Gambar 2.20 tusuk pipih

Mula-mula kita membuat tusuk pipih berdiri, arahnya dari kanan ke kiri, kemudian satu sama lain disambungkan dengan tusuk pipih serong, dikerjakan pada waktu mulai lagi membuat dari kiri ke arah kanan.

13. Tusuk Pipih yang di Ikat

Gambar 2.21 tusuk pipih di ikat

Mula-mula kita membuat sebaris tusuk pipih dengan jarak antara satu sama lain sama begitu pula tingginya. Kemudian setiap dua tusuk pipih diikat dengan cara menyisipkan benang lain kebawah tusuk pipih yang pertama, benang kerja mempersatukan tusuk pipih kesatu dan kedua dengan cara menyisipkan benang kebawah tusuk pipih yang kedua. Benang kerja ini seterusnya disisipkan kebawah tusuk pipih berikutnya dan ulangi cara mengikat dua tusuk pipih itu seperti yang pertama kali tanpa menyangkut kain dasar.

14. Tusuk Cordon

Gambar 2.22 tusuk cordon

Tusuk pipih yang rapat ini digunakan untuk mengisi garis yang sebelumnya ditandai dengan tusuk tikam jejak. Gambar A menunjukkan cara menutup garis tikam jejak dengan cara menyangkut sedikit dari kain dasarnya. Gambar B menunjukkan cara menutup garis tusuk jelujur pada tepi bahan yang bertiras, umpamanya pada teknik aplikasi atau teknik lekapan.

15. Tusuk Pipih Berderet

(20)

Gambar 2.23 tusuk pipih berderet

Setiap deretan tusuk pipih berikutnya dikerjakan diantara deretan tusuk pipih, sehingga nampak saling mengisi. Tusuk pipih semacam ini sangat baik sebagai pengisi bidang bentuk kecil-kecil, dan kita juga dapat mengatur warnanya secara bertingkat atau seperti pelangi dari warna tua sampai muda.

16. Tusuk Feston

Tusuk hias feston ini memungkinkan banyak variasi yang sangat dikenal antara lain :

 Tusuk Feston biasa atau tusuk selimut

Gambar 2.24 tusuk feston biasa

 Tusuk Feston bersilang

Gambar 2.25 tusuk feston bersilang

 Tusuk Feston tertutup atau bentuknya segitiga

(21)

Gambar 2.26 tusuk feston tertutup dan bentuk segitiga

 Tusuk Feston berkelompok yang diikat

Gambar 2.27 tusuk feston tertutup dan bentuk segitiga

 Tusuk Feston kaki dua dan tusuk feston berganda

Gambar 2.28 tusuk feston berganda dan kaki dua

 Tusuk Feston berkelompok dengan antara

Gambar 2.29 tusuk feston berkelompok dengan antara

 Tusuk Feston naik turun

(22)

Gambar 2.30 tusuk feston naik turun

17. Tusuk Feston dengan Sisipan

Gambar 2.31 tusuk feston dengan sisipan

Dengan berbagai macam cara kita dapat menyisipi tusuk feston seperti dengan cara mengepang, untuk itu kita dapat menggunakan benang yang bermacam-macam tebalnya.

18. Tusuk Feston dengan Buhulan

Gambar 2.32 tusuk feston dengan buhulan

Dengan cara membuat sengkelit yang melingkari ibu jari, dengan mudah kita dapat membuat buhulan pada ujung kaki tusuk feston.

19. Tusuk Feston yang dililit

(23)

Gambar 2.33 tusuk feston yang dililit

Kalau kita melilit tusuk feston itu dari kiri ke arah kanan, akan memberi kesan lain daripada kalau kita melilit dari kanan kekiri.

20. Tusuk Feston sebagai Pengisi

Gambar 2.34 tusuk feston sebagai pengisi

Tusuk hias ini sebagian besar merupakan pengisi bidang yang letaknya bebas, dikerjakan setiap baris dengan cara dibolak-balik. Pada baris pertama setiap tusuk feston menyangkut sedikit kain dasar, pada baris-baris berikutnya hanya pada permulaan dan pada ujungnya atau akhir saja.

21. Tusuk Flanel

Gambar 2.35 tusuk flanel

Tusuk hias yang terkenal ini merupakan dasar untuk berbagai macam sisipan dan variasi menjalin.

Tusuk Flanel Berganda

(24)

Gambar 2.36 tusuk flanel berganda

Kita membuat dua baris tusuk flanel dengan mempergunakan warna yang berlainan, hingga kedua baris tusuk flanel itu saling menumpang, hal ini dapat dibuat dengan dua cara, yaitu :

a) Sebagai dasar untuk tusuk hiasan jalin secara Timur, pada silang bagian atas benangnya sisipkan dibawah flanel pertama, kebalikannya dengan tusuk silang biasa

b) Pada gambar B, perlu diperhatikan bahwa benang-benang itu selalu menurut cara yang sama yaitu saling menyilang (A). Kedua baris itu dibuat seperti tusuk flanel biasa (B).

22. Tusuk Flanel dengan Sisipan Tunggal

Gambar 2.37 tusuk flanel dengan sisipan tunggal

Mula-mula kita membuat satu baris tusuk flanel. Kemudian kita sisipi dengan benang berwarna lain tanpa menyangkut kain dasar. Kita harus menghindari adanya sambungan pada benang sisipan itu, jadi benang ini harus panjang sekali dan baris tusuk flanel ini jangan terlalu besar.

23. Tusuk Flanel dengan Sisipan Berganda

Gambar 2.38 tusuk flanel dengan sisipan berganda

Mula-mula kita membuat tusuk flanel berganda sebagai dasar yang saling menumpang. Kemudian bagian atas disisipi benang lain dahulu, baru sesudah itu menyisipi bagian bawahnya tanpa menyangkut kain dasar, terkecuali pada permulaan bekerja atau pada akhir pekerjaan.

24. Tusuk Flanel yang dililit

(25)

Gambar 2.39 tusuk flanel yang dililit

Pada gambar kita lihat tusuk flanel ini tidak seperti biasanya yang kita kerjakan, agak berbeda yakni tusuk lilit yang kedua kali itu tidak menumpang pada tusuk lilit yang pertama, melainkan letaknya dibawah yang pertama.

25. Tusuk Flanel Tertutup/Yanina

Gambar 2.40 tusuk flanel tertutup/Yanina

Tusuk hias ini cepat dibuatnya dan merupakan dua garis tertutup. Jika dipakai untuk sulaman bayangan tusuk hias ini dikerjakan pada bagian buruk dari kain dasar.

Pada bagian yang baiknya terdapat dua baris tikam jejak (karena itulah mendapat nama tusuk hias bayangan). Pada teknik perzisch ayour dikerjakan pada bagian buruk juga, sehingga dapat menutup bidang ragam hiasanya sedangkan pada bagian yang baik merupakan suatu relief (lihatlah halaman 48 contoh tusuk hias bayangan).

26. Tusuk Flanel dilekat dengan Tusuk Koral

Gambar 2.41 tusuk flanel yang dilekat dengan tusuk koral

Setelah membuat satu baris tusuk flanel biasa, kita bekerja dengan benang lain melekat pada setiap persilangan tusuk flanel dengan tusuk rantai yang diputar (inilah yang disebut tusuk koral).

(26)

27. Tusuk Flanel dilekat dengan Tusuk Jelujur

;o

Gambar 2.42 tusuk flanel yang dilekat dengan tusuk jelujur

Dalam hal ini tusuk jelujur melintang dipergunakan untuk menekat. Tusuk flanel dapat juga ditekat dengan tusuk jelujur tegak lurus atau tusuk rantai pada setiap persilangan.

28. Tusuk Tangkai

Gambar 2.43 tusuk tangkai

Pada tusuk tangkai biasanya benang kerja itu letaknya dibawah jarum (lihat gambar). Dapat juga benang kerja itu selalu ada diatas jarum dan tusuk hiasnya disebut juga tusuk pinggiran (sebagai batas). Dalam hal ini kedua jarum tersebut ditusukan dan dikeluarkan tepat pada ujung tusuk hias yang sebelumnya. Pada bagian buruk kita harus memperoleh suatu baris tusuk tikam jejak yang rapi.

29. Tusuk Tangkai Melompat

Gambar 2.44 tusuk tangkai melompat

Benang kerja secara bergilir letaknya diatas atau dibawah.

30. Tusuk Tikam Jejak

(27)

Gambar 2.45 tusuk tikam jejak

Tusuk ini harus dikerjakan secara teratur dan jaraknya kecil-kecil. Tusuk tikam jejak diperguakan untuk mengisi garis-garis tipis dan merupakan dasar untuk berbagai macam tusuk hias lainnya seperti tusuk hias manik-manik, tusuk pekinees atau tusuk tikam jejak yang dikepang dan tusuk tikam jejak berganda yang disisipi tusuk flanel.

Tusuk Tikam Jejak Serong

Gambar 2.46 tusuk tikam jejak serong

Tusuk tikam jejak yang terlihat pada bagian atas nampaknya serong dan berpasangan. Letaknya tegak lurus dan pada bagian belakang/buruk terjadi dua tusuk jahit mendatar (samakan dengan tusuk kantil atau runcing panah.

31. Tusuk Tikam Jejak dengan Sisipan Bersilang

Gambar 2.47 tusuk tikam jejak dengan sisipan bersilang

(28)

Bilamana kita menghendaki hasil pekerjaan itu pada kedua belah kain sama, kita dapat menganti tusuk tikam jejak dengan tusuk hias holbein, tusuk hias ini pada kedua belah kain bagian atas dan bawah disisipi benang. Saran yang baik janganlah membuat ban yang terlalu lebar nanti benang sisipannya terlalu panjang karena tidak bisa disambung.

32. Tusuk Ranting

Gambar 2.48 tusuk ranting

Tusuk ranting mempunyai efek satu arah yang seolah-olah tumbuh. Tusuk hias ini harus dikerjakan dengan teliti. Ada berbagai macam variasi dari tusuk ranting ini. Di Belanda tusuk hias ini sangat dikenal.

33. Tusuk Ranting Tulang Daun

Gambar 2.49 tusuk ranting tulang daun 34. Tusuk Ranting Lurus

Gambar 2.50 tusuk ranting lurus 35. Tusuk Ranting Rantai

Bagian dalam sengkelit berbentuk V dibuat pendek dan tegak lurus, yang keluar panjang dan serong.

Bagian dalam sengkelit berbentuk V serong, bagian yang luar menajdi tegak lurus dan lebih panjang atau lebih pendek.

(29)

Gambar 2.51 tusuk ranting rantai

Tusuk hias ini biasanya dibuat sedemikian rupa, agar tusuk rantai itu pada bagian luar sama panjang seperti tusuk serong dibagian tengah. Dapat juga dibuat biku-biku pada bagian tengah harus teratur dan timbul dengan baik.

36. Tusuk Silang (kruisteek)

Gambar 2.52 tusuk silang

Tusuk hias ini dikerjakan silang menyilang menurut dua arah yang serong.

Hendaknya dikerjakan pada kain bagi, yaitu kain yang benang tenunannya mudah dihitung seperti bahan strimin, matting, lenan kasar dengan silang polos. Karena tusuk silang ini bentuk dasarnya segi empat maka dalam mengerjakannya melebar maupun memanjang harus sama-sama simetris. Syarat utama pekerjaan tusuk silang ini adalah tusuk silang yang kedua kalinya diatas yang pertama, harus sama arahnya, agar hasil seluruh pekerjaan itu rapi nampaknya. Tusuk silang dapat dikombinasikan dengan teknik lainnya yang khusus dikerjakan pada kain bagi seperti tusuk holbein, tusuk perzis ayour dan tapisseri.

37. Melekatkan Benang

(30)

Gambar 2.53 melekatkan benang

Sehelai benang tebal ataupun seikat benang tipis dilekatkan pada kain dasar dengan tusuk hias kecil-kecil. Untuk ini kita dapat memakai benang yang lebih tipis.

Sehelai atau dua helai dengan warnanya yang sama atau kontras/bertentangan dengan benang tebal tersebut diatas. Untuk melekatkan benang tebal tadi kita mempergunakan tusuk hias yang tidak terlalu mencolok, umpamanya tusuk pipih kecil-kecil atau tusuk hias lainnya yang merupakan bentuk V, tusuk rantai terbuka, yang mempunyai fungsi menghiasi benangtebal. [melekatkan benang tebal dengan tusuk pipih yang rapat (B)]. Dalam h ini seikat benang tipis-tipis dilekatkan pada kain dasar sedemikian rupa hingga tidak kelihatan lagi. Untuk ini kita pakai benang tipis untuk membuat pipih kecil rapat-rapat, setiap kali sedikit dari kain dasar tersangkut.

Referensi

Dokumen terkait

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar! 1. Bentuk paruh burung kolibri adalah runcing dan …. Unta memiliki cadangan makanan yang terletak

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok

pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta mampu: menerapkan karakteristik sifat elastisitas bahan

Guru yang mengampu pada jam terakhir menutup kegiatan belajar dengan berdoa 5.. Guru menutup

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok

c. Menjelaskan jenis-jenis alat ukur besaran pokok dan turunan serta cara penggunaannya d. Mengidentifikasi angka penting dan melakukan operasi hitung sesuai aturan angka penting

Mengidentifikasi organ pencernaan pada hewan memamah biak c. Gambar pencernaan hewan memamah biak 2. Bahan bacaan tentang “Sistem pencernaan pada hewan” d. Gambarlah hewan sapi