• Tidak ada hasil yang ditemukan

CEK PLAGIASI RIDHOFAL ZIKRI

N/A
N/A
Raje Dopel

Academic year: 2022

Membagikan "CEK PLAGIASI RIDHOFAL ZIKRI"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PERCEPATAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRIYA EMAS BATU

TUGAS AKHIR

Disusun oleh :

Nama : RIDHOFAL ZIKRI NPK :14410038

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERDEKA

MALANG

2022

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan di Indonesia saat ini cukup besar dan semakin meningkat dari tahun ke tahun terutama di bidang tempat tinggal. Pemerintah juga mendukung program pembangunan khususnya dibidang hunian seperti perumahan, peningkatan pembangunan seperti hunian, Gedung dan sebagainya terjadi karena meningkatnya kondisi perekonomian. Pembangunan rumah maupun program pemerintah seperti masterplan percepatan pembangunan ekonomi.

Dalam pelaksanaan suatu pembangunan, waktu, biaya dan mutu adalah aspek yang sangat penting. Waktu dan biaya memiliki huibungan yang sangat erat dan saling mempengaruhi. Terkadang dalam pelaksanaan dilapangan hasilnya tidak sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan. Akibatnya waktu pelaksanaan lebih lama , dan secara langsung berakibat ke pembengkakan biaya.

Salah satu solusi yang bisa dilaksanakan jika sudah terjadi keterlambatan adalah dilakukan percepatan pelaksanaan dengan penambahan jam kerja atau penambahan tenaga kerja, mengganti material-material yang memiliki efisiensi waktu pengerjaan yang lebih cepat, menggunakan material setengah jadi ataupun jadi, serta penggunaan peralatan lain yang lebih canggih dan lain lain juga berpengaruh terhadap pencapaian keberhasilan percepatan pembangunan

(3)

pekerjaan proyek. Percepatan pelaksanaan pembangunan proyek tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya suatu perencanaan yang baik.

Dengan adanya penambahan jam kerja, mengganti material yang lebih cepat pengerjaannya, serta menggunakan peralatan yang canggih maka secara langsung akan mempengaruhi biaya proyek.

Sering kali terjadinya keterlambatan memulai proyek membuat para kontraktor melakukan berbagai cara untuk menyelesaikan pekerjaan ataupun pemilik proyek menginginkan bangunannya cepat, maka sangat diperlukan berbagai cara untuk mempercepat agar bangunan dapat selesai dengan waktu yang diinginkan. Dengan adanya percepatan maka proyek yang dikerjakan akan cepat selesai walaupun dengan harga yang membengkak.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian diatas didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara membuat sebuah rumah dari waktu normal kurang lebih 3 bulan menjadi kurang lebih 1,5 bulan?

2. Bagaimana cara mempercepat pengerjaan bangunan dengan cara mengganti material dan penggunaan alat yang lebih canggih?

3. Bagaimana cara membuat schedule pengerjaan agar pengerjaan sebuah rumah yang membutuhkan waktu normal bisa selesai dalam waktu kurang lebih 1 bulan?

(4)

4. Bagaimana selisih biaya dan berapa pekerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan percepatan proyek tersebut?

1.3 Batasan Masalah

Pada penelitian ini penulis hanya membatasi pada :

1. Penelitian dilakukan pada pekerjaan pembangunan perumahan Griya EMAS BATU rumah type 36.

2. Percepatan pembangunan dengan cara menambah pekerja, mengganti material, dan menggunakan alat yang lebih canggih yang dianggap dapat mempercepat pembangunan rumah.

3. Waktu normal pekerjaan sesuai yang tercantum dalam microsoft project.

4. Perhitungan dilakukan dengan menganalisa selisih biaya akibat percepatan1dan banyak penambahan pekerja.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan penelitian pada tugas akhir ini adalah :

1. Guna mempercepat penyelesaian pengerjaan bangunan yang normal kurang lebih 3 bulan menjadi kurang lebih 1,5 bulan pengerjaan.

2. Untuk mengetahui selisih biaya dan berapa banyak pekerja yang harus ditambahkan untuk menyelesaikan percepatan pengerjaan tersebut.

(5)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari studi penelitian ini adalah :

1. Dapat mengetahui perbedaan biaya pembangunan rumah normal dengan pembangunan rumah yang dipercepat dengan penambahan pekerja, penggantian material dan penambahan alat.

2. Dapat digunakan sebagai referensi mahasiswa yang akan meneliti lebih lanjut tentang studi ini.

(6)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Untuk mencapai tujuan penelitian perlu diadakan kajian pustaka sebagai dasar pemecahan permasalahan. Studi kepustakaan dilakukan terhadap sejumlah teori yang berkaitan dengan permasalahan. Dalam hal ini teori-teori tersebut meliputi:

1. Rumah Bagi Masyarakat Kota Batu

2. Percepatan Proyek

3. Material Pengganti, Alat-Alat dan proses yang dapat mempercepat pengerjaan.

A. Bata Ringan

B. Mesin Molen Cor

(7)

D. Penambahan Pekerja

4. Manajemen Konstruksi

5. Alasan

2.1 Rumah Bagi Masyarakat Kota Batu

Pertumbuhan penduduk yang pesat dan penyebaran yang tidak merata sangat mempengaruhi keadaan lingkungan kota Batu sekarang, Batu adalah kota pariwisata yang sedang berkembang untuk saat ini, selain tempatnya yang bagus dan banyak terdapat tempat pariwisata, investasi di dalam bidang properti di kota batu ini sangat menjanjikan.

Kenaikan jumlah penduduk yang lebih cepat dibanding pembangunan dan penambahan fasilitas umum mengakibatkan kecenderungan memburuknya daerah pemukiman, sehingga meningkatkan permasalahan di lingkungan kota . banyak cara untuk mempercepat pembangunan yang ditujukan untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk adapun dengan memanajemen proyek agar dapat dilakukan percepatan, mengganti material yang lebih mudah atau pun cepat pengerjaannya dan lain sebagainnya.

Tempat tinggal merupakan kebutuhan pokok yang mempunya peranan

(8)

jika lingkungan sehat dan layak, maka perkembangan mental masyarakat yang tinggal di daerah tersebut akan tumbuh positif. Dengan cara mempercepat pembangunan berarti sama saja menyelamatkan generasi selanjutnya untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan juga tumbuh menjadi pribadi yang baik.

2.2 Percepatan Proyek

2.2.1 Definisi Percepatan Proyek

Keterlambatan sering sekali terjadi pada pelaksanaan konstruksi, terlepas dari besar kecilnya skala proyek. Untuk mengatasi keterlambatan, program pelaksanaan proyek perlu dipercepat.

Keterlambatan proyek hampir selalu terjadi pada periode pelaksanaan konstruksi, terlepas dari besar kecilnya skala dan jenis proyek. Bila proyek mengalami keterlambatan, percepatan dapat dilakukan untuk mengembalikan posisi proyek ke rencana yang telah disepakati oleh pihak-pihak terkait. Dalam melakukan percepatan, usaha yang lebih diperlukan. Usaha tersebut dilakukan dengan menambahkan sumber daya yang dapat berupa material, tenaga kerja, peralatan atau pun sub-kontraktor secara bersamaan ataupun tidak bersamaan.

penambahan sumber daya tersebut hampir selalu menyebabkan penambahan biaya pelaksanaan proyek.

(9)

Untuk mengalokasikan resiko secara lebih dapat dipertanggungjawabkan, akan ditinjau pemahaman tentang keterlambatan, percepatan, klaim dan tata cara pengalokasian resiko atas biaya yang ditimbulkan untuk mengembalikan posisi waktu pelaksanaan sesuai target yang direncanakan dengan menggunakan tabel Risk/Obligation Allocation Model dari Abrahamson.

1. Keterlambatan

Keterlambatan proyek pada tahap pelaksanaan konstruksi (construction delay) Non-Excusable menurut arditi dan patel dapat diklarifikasikan bila penyebab terjadinya dapat dipertimbangkan berada dibawah kendali kontraktor.

hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang antara lain:

 Kualifikasi pekerja, kemampuan tenaga ahli ataupun material yang diadakan oleh kontraktor.

 Keterlambatan dalam mengeluarkan gambar bila menggunakan proses

pengadaan secara design and construct.

 Kegagalan dalam koordinasi pelaksanaan yang sering sekali terjadi dalam

hal perencanaan pelaksanaan konstruksi (construction planning), programming, scheduling dan pengawasan.

(10)

 Keterlambatan yang disebabkan oleh sub kontraktor yang ada di bawah kendalinya.

 Kesalahan pelaksanaan pekerjaan sehingga perlu perbaikan.

 Keterlambatan mobilisasi alat.

 Produktivitas yang rendah.

 Kecelakaan kerja.

Dalam hal tersebut, kontraktor tidak dalam kapasitas untuk mengajukan tambahan biaya maupun waktu pelaksanaan.

2. Dampak Biaya dan Waktu Percepatan Proyek

Pada pelaksanaan proyek konstruksi, kontraktor berkepentingan dengan kemajuan pekerjaan, Schedule pelaksanaan selalu dijadikan alat utama dalam melakukan proses pengendalian. Setiap terjadi keterlambatan, akan dibuatkan rencana untuk percepatan (adjusted schedule). Pekerjaan-pekerjaan yang berada dalam lintasan kritis dipercepat sehingga akhir dari proyek tidak mengalami keterlambatan. Pada setiap percepatan usaha yang lebih selalu diperlukan dan berakibat tambahan biaya pelaksanaan. Biaya atas percepatan dan pengalokasian terhadap pihak-pihak terkait akan ditentukan dengan diagram alur (flow chart).

2.3 Material Pengganti , Alat-Alat dan proses yang dapat mempercepat pengerjaan

(11)

Untuk mencapai tujuan penelitian selain menambah pekerja perlu ada penggantian material material sebagai dan pemakaian alat alat sebagai berikut:

2.3.1 Bata Ringan

2.3.1.1 Definisi Bata Ringan

1. Bata Ringan/Bata putih adalah jenis bata yang memiliki berat jenis (Density) lebih ringan dari pada batapada umumnya.

(Ngabdurrochman,2009).

2. Bata Putih disebut juga sebagai Bata Ringan atau beton ringan sebagai alternatif bata merah. Hal ini bertujuan memudahkan pengertian dan sudah akrab bagi pemakai bahan bangunan khususnya dinding.

3. Bata Putih dapat diproduksi dengan berbagai macam cara antara lain dengan menggunakan agregat ringan, antara lain (fly ash, batu apung, expanded polystyrene dan lain–lain).

4. Tidak seperti yang terdapat pada bata biasa, berat Bata Ringan dapat diatur sesuai kebutuhan di lapangan. Pada umumnya berat Bata Ringan berkisar antara 600-1600 kg/m3. Karena itu keunggulan Bata Ringan utamanya ada pada berat, sehingga sering dijumpai dan digunakan pada proyek bangunan tinggi (High Rise Building) akan dapat secara signifikan mengurangi berat sendiri bangunan, yang selanjutnya berdampak kepada perhitungan konstruksi pondasi.

(12)

2.3.1.2 Sejarah Bata Ringan

Bata Putih (ringan) ini pertama kali dikembangkan di negara Swedia yaitu pada tahun 1923 sebagai alternatif dalam penggunaan material bangunan yang mainstream untuk mengurangi penggundulan hutan. Hasilnya bata Putih (ringan) atau beton ringan aerasi ini dianggap sempurna, termasuk material bangunan yang ramah lingkungan, karena dibuat dari sumber daya alam yang berlimpah. Sifatnya kuat, tahan lama, mudah dibentuk, efisien, dan berdaya guna tinggi di Indonesia sendiri Bata Putih (beton ringan) mulai dikenal sejak tahun 1995, saat didirikannya PT HebelIndonesia yang berlokasi di Karawang Timur, Jawa Barat ( Ngabdurrochman, 2009).

2.3.1.3 Jenis-jenis Bata Ringan

Bata Ringan dibagi menjadi 2 yaitu Bata Ringan AAC dan CLC Di bawah ini merupakan perbandingan antara Bata Ringan AAC dan CLC, antara lain :

1. Bata Ringan AAC memiliki warna putih karena bahan bakunya

2. berasal dari pasir silika dan kapur. Sedangkan Bata Ringan CLC berwarna abu-abu sebab adanya penambahan pasir sungai atau pasir tambang.

3. Dalam ukuran dimensi yang sama, Bata Ringan AAC mempunyai bobot yang lebih ringan daripada Bata Ringan CLC. Penyebabnya terletak pada material penyusun yang berbeda dan proses pengolahannya pun berbeda pula.

(13)

4. Pembuatan Bata Ringan CLC umumnya dibuat menggunakan sarana dan prasarana yang berteknologi modern sehingga kapsaitas produksinya dapat dijaga dengan baik. Di sisi lain, Bata Ringan AAC yang biasanya dibuat oleh industri rumahan memakai peralatan yang seadanya, maka kapasitas produksinya pun tidak begitu besar dan tidak stabil.

5. Untuk memasang Bata Ringan AAC dan CLC membentuk dinding bangunan membutuhkan bahan perekat yang tidak sama. Pemasangan Bata Ringan AAC harus menggunakan semen khusus yakni mortar/thinbed.

Sementara Bata Ringan CLC bisa dipasang memakai semen biasa.

6. Dari segi harga, banderol yang melabeli Bata Ringan AAC dan Bata Ringan CLC sebenarnya tidak terlalu jauh.

2.3.1.4 Proses Pembuatan Bata Ringan

Cara membuat Bata Ringan secara manual, Bata Ringan (hebel) adalah bahan bangunan yang biasa digunakan untuk mendirikan struktur dinding. Ini merupakan material yang terbuat dari semen, pasir, kapur, fly ash (abu batubara/tebu), dan air yang dicampur merata. Kemudian ditambahkan dengan busa kimia dari pasta alumunium sebagai foam agent (bahan pengembang).

Barulah adukan ini lantas dibentuk menggunakan cetakan khusus hebel dan dijemur sampai benar-benar kering.

Saat ini, Bata Ringan lebih disenangi dari pada batu bata dan batako karena mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu. Di antaranya seperti bobotnya ringan, bentuknye presisi, dan harganya pun miring. Pembangunan

(14)

dinding menggunakan hebel juga tidak memerlukan plester lagi, melainkan langsung bisa diaci. Sehingga dapat menghemat rencana anggaran biaya.

Ternyata, proses pembuatan Bata Ringan bisa dilakukan secara manual . langkah- langkahnya sebagai berikut!

Alat yang diperlukan :

 Cetakan khusus Bata Ringan

 Ember

 Cetok

 Cangkul

Bahan yang dibutuhkan :

 Semen sebagai bahan pengikat

 Pasir sebagai bahan pengisi

 Fly ash sebagai bahan pengisi

 Kapur sebagai bahan pengisi

 Air sebagai bahan pengencer

 Pasta alumunium sebagai bahan pengembang

2.3.1.5 Kuat tekan Bata Ringan

Bata Ringan AAC merk Blesscon telah hadir meramaikan pasar Bata Ringan AAC, Bata Ringan AAC ini mulai muncul di awal bulan

(15)

Ringan AAC Blesscon diproduksi oleh PT. Superior Prima Sukses. Seperti Bata Ringan AAC merk-merk yang lain yang telah lebih dahulu beredar, Bata Ringan AAC Blesscon mempunyai dimensi ukuran 60cm x 20 cm x tebal (7,5 cm; 10 cm; 12,5 cm; 15 cm) dengan tampak visual warna putih.

Bata Ringan AAC Blesscon juga telah melakukan test uji laboratorium untuk kuat tekan dan sebagainya di Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Dengan mengambil sampel random sebanyak 10 pcs Bata Ringan AAC didapatkan nilai rata-rata untuk kuat tekan sebesar 3,688 N/mm2, suatu angka kuat tekan yang layak di kelas Bata Ringan type AAC. Sebagai perbandingan rata-rata kuat tekan Bata Ringan AAC yang telah beredar di pasaran di angka rata-rata 3 - 4 N/mm2.Selain nilai kuat tekan Bata Ringan, Bata Ringan AAC Blesscon juga telah melakukan test uji laboratorium di tempat yang sama dan didapatkan nila rata-rata resapan sebesar 45,166%. Dengan adanya hasil test uji laboratorium diharapkan masyarakat atau pasar Bata Ringan tidak lagi ragu mengenai kualitas dari Bata Ringan AAC Blesscon ini.

2.3.1.6 Kelebihan Dan Kekurangan Bata Ringan

Kelebihan :

(16)

1. Memiliki dimensi penampang yang sangat presisi dan seragam dalam jumlah yang masal/banyak.

2. Tidak terlalu memerlukan tambahan yang banyak untuk perekat.

3. Proses pemasangan yang lebih cepat dan efesien sehingga dapat menghemat biaya pelaksanaan proyek.

4. Berat lebih ringan dibandingkan dengan Bata Merah sehingga mampu memperkecil beban struktur itu sendiri.

5. Uji kuat tekan yang tinggi.

6. Distribusi ke lokasi proyek lebih mudah.

Kekurangan:

1. Dibutuhkan perekat khusus yaitu berupa semen instant.

2. Dibutuhkan tenaga/ahli dalam pemasangan yang sudah berpengalaman memasang Bata Ringan.

3. Teknik pekerjaan yang membutuhkan pemotongan bata khusus, yang menyebabkan bata sisa yang terbuang.

4. Lemah akan air/cairan.

5. Harga lebih mahal dibanding dengan yang biasa.

6. Kualitas rendah, dapat menimbulkan rembesan ketika hujan lebat.

2.3.1.7 Cara pemasangan dinding Bata Ringan

(17)

Bata Ringan (hebel) dinilai memiliki beberapa kelebihan seperti bentuknya presisi, gampang dipotong, pengerjaannya cepat, memiliki bobot yang ringan, serta mampu meredam panas dan suara dengan baik. Bahan perekat yang biasanya digunkana untuk menempelkan susunan Bata Ringan berupa semen instan. Dalam penerapannya nanti, semen instan tersebut cukup ditambahkan air secukupnya untuk membentuk adukan perekat. Jadi Anda sama sekali tidak membutuhkan pasir. Selain lebih praktis, pemakaian semen instan juga dapat menghemat adukan perekat karena kita cukup mengaplikasikannya dengan ketebalan yang tipis saja.

Gambar 2.1 pemasangan dinding Bata Ringan

(Sumber: http://arafuru.com/sipil/cara-pemasangan-hebel-yang-benar.html, 2016)

Pada dasarnya, proses pembuatan dinding memakai hebel mirip seperti pada batubata maupun batako. Kita cukup menyusunnya dengan pola yang teratur dan melapiskan bahan perekat di sela-selanya agar susunan dinding yang telah

(18)

terbentuk dapat berdiri kokoh. Namun bedanya, pemasangan hebel untuk membentuk dinding ini memerlukan tingkat ketelitian yang sangat tinggi, terutama dalam pekerjaan pasangan hebel dan pengaciannya.

Alat dan Bahan :

 Hebel

 Semen instan (MU 301)

 Air

 Ember

 Timba

 Cetok

 Palu karet

 Gergaji

 Waterpass

Cara Pemasangan :

1. Siapkan area kerja yang akan dipasangi dinding Bata Ringan di atasnya.

Di antaranya meliputi pekerjaan pemasangan tanda-tanda yang bisa mendukung kerataan pasangan hebel serta pembersihan area tersebut dari kotoran-kotoran yang dapat mengganggu kelangsungan pekerjaan. Jangan lupa juga untuk menyiram area kerja supaya daya serapnya bertambah lebih besar dan adukan perekat pun bisa menempel kuat di atasnya nanti.

(19)

2. Isilah ember dengan air hingga penuh, lalu masukkan hebel ke dalamnya.

Perendaman ini bertujuan untuk membasahi hebel tersebut agar tidak menyerap air dari adukan perekat sehingga proses pengerasannya dapat berjalan dengan normal. Perlu diketahui daya serap hebel terbilang tinggi yaitu mencapai 20 gram/menit.

3. Buat adukan perekat yang terdiri dari semen instan yang dicampurkan air secukupnya, kemudian aduk sampai komposisinya tercampur rata dan bersifat homogen. Umumnya setiap kemasan semen instan yang mempunyai netto 40 kg membutuhkan air sebanyak 6-7 liter. Anda bisa memperhatikan petunjuk yang tertera pada bungkus semen untuk mendapatkan takaran yang pas.

4. Pemasangan hebel dilakukan secara manual sebagaimana umumnya, yakni menyusun hebel-hebel tersebut dalam satu barisan mendatar dengan menambahkan adukan perekat di sela-selanya. Sebaiknya ukuran ketebalan spesi yang dipakai berkisar antara 8-10 mm agar hasil pekerjaan rapi dan kuat. Anda juga bisa memberikan angkur untuk pasangan hebel dengan catatan harus menyesuaikannya terlebih dahulu terhadap jenis Bata Ringan yang dipilih.

5. Proses pemlesteran dinding bisa dilakukan setelah menunggu waktu selama sehari semalam supaya kondisinya telah benar-benar kering. Jika pengerjaan pemasangan ini menghasilkan dinding yang memiliki permukaan rapi, bahkan Anda tidak perlu memplesternya lagi, melainkan langsung bisa mengacinya.

(20)

2.3.2 Cara mengaci Bata Ringan

Mengaci adalah proses menutupi pori-pori plesteran dan menghaluskan permukaannya memakai bahan acian tertentu. Mengaci juga berguna untuk meningkatkan kekuatan struktur dinding dan mencegah terjadinya rembesan air tanah. Dari segi estetika, penerapan acian akan membuat penampilan dinding hebel terlihat semakin rapi, memperindah tampilannya, serta mempermudah dalam proses pengecatan.

Gambar 2.2 Pengacian Bata Ringan

(Sumber : https://leibel.co.id/produk/semen-instan, 2016)

Kualitas suatu pengacian tidak hanya ditentukan oleh komposisi bahan-bahan acian, tetapi juga teknik mengacinya. Apabila sampai terjadi kesalahan dalam mengaplikasikan acian tersebut, maka cepat atau lambat akan timbul keretakan rambut pada dinding Bata Ringan tersebut. Lantas, bagaimana caranya mengaci tembok yang terbuat dari Bata Ringan/hebel yang benar?

Alat dan Bahan :

(21)

 Mortar semen

 Mortar utama

 Cetok

 Ember

 Roskam

 Kuas 3 dim

 Kertas semen

 Air

 Sapu

Cara Mengaci :

1. Buat adukan acian yang terdiri atas campuran mortar semen dan mortar utama dengan perbandingan 1:1. Aduk campuran ini menggunakan cetok sampai benar-benar merata.

2. Tuangkan air sedikit demi sedikit ke dalam campuran di atas sambil terus diaduk. Usahakan adukan acian yang terbentuk memiliki tekstur yang tidak terlalu kental maupun terlalu encer. Sebagai gambarannya, Anda bisa menyamakan tekstur adukan acian tersebut dengan adonan roti yang kalis.

3. Bersihkan permukaan dinding hebel yang hendak diaci untuk menghilangkan debu dan kotoran yang menempel. Kemudian siram bidang dinding tersebut memakai air sampai kondisinya cukup basah. Hal ini bertujuan untuk memudahkan acian menempel ke dinding Bata Ringan.

(22)

4. Ambil bahan acian secukupnya menggunakan ujung cetok, lalu segera tempelkan ke permukaan tembok Bata Ringan. Ratakan lapisan acian tersebut memakai roskam dengan cara menekan acian kemudian menggosokkannya ke kanan dan kiri.

5. Jika lapisan acian dirasakan sudah cukup tipis, tambahkan lagi bahan acian di sebelahnya. Setelah itu, haluskan kembali lapisan acian ini menggunakan roskam.

6. Ulangi pekerjaan menempelkan bahan acian ke dinding dan meratakannya memakai roskam hingga seluruh permukaan tembok hebel tertutupi oleh acian. Agar hasilnya memuaskan, disarankan untuk melaksanakan pekerjaan acian ini secara bertahap-tahap per satu blok dinding.

7. Untuk meratakan dan menghaluskan acian selagi kondisinya masih basah, Anda bisa memanfaatkan kuas yang telah dicelupkan ke dalam air seperlunya. Caranya yakni sapulah bidang acian yang terlihat kurang rata memakai kuas tersebut dengan gerakan searah sampai permukaannya lebih rata.

8. Setelah kondisi permukaan dinding hebel telah dukup kering, selanjutnya Anda dapat menghaluskannya dengan kertas bekas bungkus semen.

Usapkan kertas semen ini pada bidang acian yang kurang sempurna dengan gerakan yang sama hingga acian semakin rata dan makin halus.

Hindari mengaci dengan pola kerja yang meloncat-loncat karena bakal berakibat pada timbulnya bekas sambungan yang dapat merusak keindahan tembok bangunan. Jangan pernah pula menyimpan bahan acian dalam waktu

(23)

yang terlalu lama sebab dapat mengurangi kemampuannya. Hindari juga menerapkan lapisan aci yang terlalu tebal karena akan mempersulit perataan nantinya serta memboroskan bahan acian. Tingkat ketebalan lapisan acian yang ideal berkisar antara 1,5 - 3,00 mm.

Pengacian tidak dapat mengatasi masalah tembok yang retak maupun rusak. Jadi segala bentuk perbaikan terhadap dinding harus dilakukan sebelum proses mengaci dimulai. Tembok akan lebih tahan terhadap rembesan air tanah manakala Anda menambahkan lem putih PVAC ke dalam adukan acian. Proses pengecatan tembok Bata Ringan baru boleh dilaksanakn pada saat kondisi acian telah benar- benar mengering dalam waktu sekitar 2- 3 hari tergantung keadaan cuaca.

2.3.1.1 Deskripsi produk

Dalam suatu proses pembangunan gedung, sebuah peralatan pembangunan sangat diperlukan. Sebuah peralatan pembangunan seperti mesin molen cor beton sangat dibutuhkan untuk mempercepat dan mempermudah proses pembangunan gedung terlebih jika gedung tersebut memiliki ukuran yang besar tentunya mesin molen beton yang dibutuhkan lebih dari satu unit. Mesin molen beton seperti yang kita tahu dalam proses pembangunan gedung memiliki fungsi untuk mencampurkan adonan beton yakni pasir, semen, dan air.

Mesin molen pencampur adonan beton ini akan sangat membantu para pekerja dalam membangun gedung karena kapasitasnya yang relatif besar. Mesin molen pengaduk semen Kembar Teknika memiliki kapasitas 50 kg atau 1 sak semen sekali proses. Molen beton ini termasuk dalam jenis portable, sangat mudah digunakan siapa saja dan dimana saja. Harga yang tawarkan juga sangat

(24)

terjangkau sesuai dengan spesifikasi mesin tersebut. Mesin kami telah dipercaya oleh para kontaktor sebagai produk unggulan dan solusi cerdas proyek bangunan.

Sekarang giliran anda membuktikan ketangguhan mesin-mesin molen Kembar Teknika.

2.3.2.2 Keuntungan

Setiap penggunaan alat pasti mempunyai kelebihan dan kekurangannya.

Begitu juga dengan penggunaan concrete mixer. Keuntungan menggunakan concrete mixer adalah:

1. Biaya produksi relatif rendah

2. Mudah dioperasikan sehingga tidak memerlukan operator khusus 3. mudah dalam perawatan dan perbaikannya

4. campuran yang dihasilkan lebih homogen atau merata jika dibandingkan dengan campuran yang dihasilkan dengan pencampuran manual.

5. mudah dipindah pindah, sehingga dapat langsung ditempatkan dilokasi pekerjaan.

(25)

2.3.2.3 Teknis parameter Tabel 2.1 spesifikasi alat cor

NO KETERANGAN SPESIFIKASI

1 Produsen Kembar Teknika

2 Tipe MM 350 KT

3 Dimensi

Panjang 190 cm

Lebar 80 cm

Tinggi 135 cm

4 Drum 350 L

5 Kapasitas 50 kg/proses

6 Drum speed 24-25 rpm

7 Berat ± 400 kg

8 Penggerak Diesel 8 hp

2.3.3 Alat Plaster Dinding Otomatis

2.3.4.1 Deskripsi produk

1. Auto-Positioning System: semua baru TUPO 8 E-CONTROL DITAMBAH seri dilengkapi dengan negara seni, komputerisasi perangkat yang dapat secara otomatis mendeteksi dinding plumb, dan segera menentukan penyesuaian yang tepat, dalam rangka untuk memperbaiki ketidakrataan.

2. Remote control

(26)

3. 30% lebih lebih besar kapasitas tangki mortar.

4. Electrically mengontrol balik dari plesteran sekop, lebih akurat.

5. membuat mulai dari tanah 28 cm.

6. komponen Listrik dari merek internasional Siements, Omron, Jepang IDEC, Phoenix.

7. Light berat untuk mesin, mudah untuk bergerak operasi 8. Easy dan perawatan yang mudah.

2.3.4.2 Keuntungan

1. Baru AluminiumMagnesiumpaduan unit utama dandirectionalpipa, disediakan oleh China terkenal aluminium pemasok Feng LV, berat ringan dan kekuatan yang lebih tinggi. .

2. Asli rak gigi mengemudi sistem memungkinkan output dari daya utama lebih damai dan stabil, 25% kecepatan mengangkat lebih cepat dari generasi tua, meningkatkan efisiensi plesteran.

3. Plester sebanyak 2.5 m2dalam waktu sekitar 45 detik.Mb efficiently.

4. Auto Positioning Sistem perangkat (APS) yang menjamin keselarasan yang sempurna dan sepenuhnya otomatis, bahkan ketebalan lapisan, dan dinding kerataan, lebih tepat.

5. Remote Controltersedia, dengan mudah dan aman mengoperasikan mesin dari jarak jika diinginkan.

6. Tiang yang directional yang dilipat sehingga anda dapat memindahkan mesin dengan mudah melalui pintu ayat dan sekitar situs konstruksi.

(27)

7. Pakan semen mortar dengan dumper langsung, yang dapat menghemat 2/3 dari waktu, meningkatkan efisiensi kerja.

8. kapasitas untuk 100 liter tangki mortar Diperbesar, dan memungkinkan untuk mortar plester dinding permukaan 4 M tanpa menambahkan lagi.

9. Lebih Besar accessibleplesteran dinding permukaan, mengurangi plesteran permukaan untuk bersamapembetulanoleh tenaga kerja manual.

10. dirancang khusus Tinggi mekanisme Kontrol memungkinkan untuk plester dinding Plesteran permukaan bawah beam, di bawah dan di atas jendela, sudut.

2.3.5 Penambahan Pekerja

Proyek perumahan Griya Emas Batu adalah proyek hunian modern yang terdiri dari beberapa tipe, untuk penelitian ini akan diambil rumah dengan tipe 36 untuk dilakukan perhitungan dengan percepatan, untuk rumah tipe 36 sendiri pihak kontraktor menggunakan 4-5 pekerja dengan menhabiskan waktu 3 bulan untuk penyelesaian rumah tipe 36 . untuk mempercepat proyek, selain mengganti material dan menggunakan alat yang dapat mempercepat pengerjaan maka diperlukan penambahan pekerja, pekerja akan ditambahkan sesuai kebutuhan agar proyek yang semula 3 bulan dapat selesai selama 2 minggu.

2.4 Manajemen Proyek Konstruksi

Pengetian proyek itu sendiri adalah usaha dan pengolahan demi mencapai sebuah pencapaian/tujuan tertentu dengan adanya batasan waktu/jadwal dan

(28)

segala sumber daya yang terbatas. Maka dari itu, pengertian proyek konstruksi ialah satu usaha/mengolah target, serta membuahkan hasil dalam bentuk infrastruktur. Pada umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk dalam bidang teknik sipil dan arsitektur, biasanya melibatkan disiplin ilmu lain seperti teknik industri, teknik mesin, dan teknik elektro.

Manajemen proyek konstruksi adalah sebuah proses penerapan kaidah- kaidah manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara lugas dan sistematis pada suatu proyek secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Manajemen Konstruksi itu sendiri meliputi kriteria mutu fisik biaya, waktu dan konstruksi.

2.4.1 Rencana Anggaran Biaya

2.4.1.1 Pengertian Rencana Anggaran Biaya

RAB (Rencana Anggaran Biaya) adalah proses perhitungan banyaknya cost/biaya dari awal hingga selesai yang dibutuhkan untuk material dan upah,

(29)

sekaligus biaya-biaya yang lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan.

Untuk Anggaran Biaya adalah satuan harga dari material bangunan yang sedang/sudah dihitung dengan sangat teliti, ulet, cermat dan memenuhi syarat.

2.4.1.2 Dasar-dasar Peraturan

Dalam hal ini, dalam penggunaan dasara peraturan menggunakan salah satu Metode estimasi biaya yang kerap kali digunakan dalam pengerjaan sebuah proyek, menurut (Djoko Susilo, 2004) adalah:

1. Metode Parametrik, sebuah metode pendekatan secara matematik, mencari keterkaitan diantaranya adalah biaya atau jam/orang dengan karakteristik tertentu.

a. Metode Indeks, metode yang menggunakan indeks informasi harga proyek yang pernah ada atau terdahulu.

b. Metode Analisis, metode pekerjaan yang menjadikan unsur-unsur menurut fungsinya, perbandiangan dari berbagai bahan atau material bangunan untuk memperoleh kualitas estimasi biaya.

c. Metode faktor, metode perkiraan atau asumsi yang terdapat korelasi terhadap komponen-komponen yang berkaitan.

2.4.1.3 Perhitungan Volume

Pengertian Volume satuan pekerjaan adalah menghitung berbagai macam jumlah item pekerjaan kedalam satu satuan. Untuk Volume itu sendiri merupakan satuan kubikasi pekerjaan. Volume atau kubikasi yang dimaksudkan dalam penjabaran bukanlah merupakan arti volume (isi asli), namun, volume adalah

(30)

jumlah bagian dari sebuah pekerjaan kedalam satu kesatuan, dalam perhitungan volume dilakukan atas dasar gambar detail dari bestek yang tersedia.

2.4.1.4 Harga Satuan Pekerjaan

Pengertian Harga satuan pekerjaan adalah harga bahan atau material beserta upah tenaga kerja yang didapat dari perhitungan analisis. Biasanya untuk mengihtung material dan upah pekerja bisa diperoleh dari standar harga yang berlaku sesuai dengan spesifikasi dari Kementrian (PUPR). Dari ketiga metode yang digunakan sudah termasuk peralatan kerja atau setiap pekerjaan harus mempunyai peralatan kerja sendiri yang mendukung keahlian masing-masing (Djoko Susilo, 2014).

2.4.1.5 Analisa Harga Satuan

Dalam Analisa harga satuan biasa memakai SNI 2022, yaitu sebuah analisa harga satuan pekerjaan sebuah proyek, dipengaruhi oleh angka koefisien dan menghasilkan nilai satuan pekerjaan yang dapat digunakan sebagai acuan maupun panduan dalam perencanaan biaya suatu pekerjaan.

(31)

Skema arga satuan pekerjaan, yang dipengaruhi oleh faktor bahan/material, upah tenaga kerja dan peralatan dapat dirangkum sebagai berikut :

Gambar 2.4 Skema Analisa Harga Satuan Pekerja

(Sumber :Bachtiar Ibrahim, rencana dan estimasi real cost,2001)

2.4.1.6 Penyusunan Biaya Proyek

Dalam penyusunan anggaran biaya, terlebih dahulu perlu diketahui untuk keperluan apa dan kapan anggaran biaya tersebut dibuat. Hal ini akan berpengaruh pada cara/sistem penyusunan dan hasil yang diharapkan. Penyusun anggaran biaya terdiri dari instansi/dinas/jawatan (khusus bangunan negara), perencana dan

(32)

kontraktor. Cara/sistem penyusunan berbeda-beda meskipun berdasarkan pada prinsip yang sama. Ada 2 (dua) macam jenis penyusunan anggaran biaya, yaitu :

1. Anggaran biaya kasar / taksiran (cost estimate) 2. Anggaran biaya teliti (definitif)

Anggaran Biaya Kasar/Taksiran

Perkiraan harga satuan yang digunakan baik untuk perhitungan luas lantai, maupun isi bangunan, tergantung pada :

1. Sifat atau bentuk bangunan yang meliputi : bangunan sederhana, bangunan sedang atau baik, bangunan megah atau monumental.

2. Jenis bangunan yang meliputi : bangunan gedung, rumah tinggal, kantor, sekolah,

gedung pertemuan dan sebagainya.

3. Jenis Kontruksi yang meliputi : berat atau ringan dari kontruksi, gedung bertingkat/tidak bertingkat

4. Jenis Bahan-bahan bangunan pokok yang digunakan Untuk menentukan ukuran pokok dapat ditempuh beberapa cara, yaitu :

1. Luas lantai (ukuran dalam, ukuran sumbu dan ukuran luar).

2. Luas atap (ukuran berdasarkan denah bangunan termasuk tritisan) 3. Isi bangunan, dihitung berdasarkan luas lantai dikalikan tinggi gedung.

Ukuran tinggi gedung dihitung dari tenggah-tengah kedalaman fondasi

(separuh tinggi pondasi dari alas pondasi sampai lantai) dengan tengah-tengah jarak antara talang atau tritisan dan puncak bangunan. Ruang bawah (basement) dihitung penuh. ( Sumber : Adminstrasi Kontrak dan Anggaran Borongan )

(33)

Anggaran Biaya Teliti Bahan-bahan yang diperlukan dalam penyusunan anggaran biaya teliti, antara lain :

1. Peraturan dan syarat-syarat ( Bestek ) 2. Gambar rencana atau Gambar Bestek 3. Buku analisa BOW.

4. Peraturan-peraturan normalisasi yang bersangkutan

5. Peraturan-peraturan bangunan negara dan bangunan setempat.

6. Syarat-syarat lain yang diperlukan.

Cara Menyusun Anggaran Biaya Teliti :

Perhitungan yang dibuat untuk menyusun anggaran biaya teliti akan menghasilkan suatu biaya atau harga bangunan dan dengan biaya atau harga tersebut untuk pelaksanaan, bangunan akan terwujud sesuai dengan yang direncanakan. Oleh karena itu anggaran biaya teliti harus disusun dengan teliti, rinci dan selengkaplengkapnya. Sebelum mulai menghitung anggaran biaya teliti perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Semua bahan untuk menyusun anggaran biaya teliti supaya dikumpulkan dan diatur dengan rapi.

2. Gambar-gambar rencana atau gambar bestek dan penjelasan atau keterangan yang tercantum dalam peraturan dan syarat syarat atau bestek,berita acara atau risalah penjelasan pekerjaan harus selalu dicocokan satu sama lain.

3. Membuat catatan sebanyak mungkin yang perlu, baik mengenai gambar bestek ataupun bestek.

(34)

4. Menentukan sistem yang tepat dan teratur yang akan dipakai dalam perhitungan.

2.4.1.7 Dasar Perhitungan

Perhitungan RAB pada prinsipnya diperoleh sebagai jumlah keseluruhan hasil kali volume tiap jenis pekerjaan yang ada dengan harga satuan masing- masing. Volume pekerjaan dapat diperoleh, membaca dan menghitung atas gambar desain.Telah disinggung dimuka bahwa unsur biaya kontruksi mencakup harga-harga bahan satuan, upah tenaga dan peralatan yang digunakan Menurut (Djoko Susilo, 2004) Secara umum prosedur perhitungan RAB disusun diatas dasar lima unsur harga berikut

1. Bahan-bahan atau material bangunan

Dihitung kualitas (volume, ukuran, berat, tipe, dan sebagainya) masing-masing jenis bahan yang digunakan. Juga harga tiap jenis bahan itu sampai dilokasi pekerjaan (termasuk ongkos angkutan), bahan kadang-kadang mencakup biaya pemeriksaan kualitas dan pengadaan gudang/tempat penyimpanan

2. Upah tenaga kerja

Dihitung jam kerja yang dibutuhkan dan jumlah biaya/upah. Biasanya digunakan berdasar harian atau per hari sebagai unit waktu serta volume pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam unit waktu tersebut. Sebagai unit waktu dapat pula atas

(35)

dasar tiap jam. Perlu diketahui bahwa kemampuan tiap tenaga kerja tidak sama tergantung keterampilan dan pengalaman, demikian juga besar upahnya.

3. Peralatan

Dihitung banyak dan jenis tiap peralatan yang diperlukan serta harga/biayanya (beli atau sewa), biaya peralatan termasuk ongkos angkut/mobilisasi, upah operator mesin, biaya bahan bakar dan sebagainya. Kemampuan peralatan persatuan waktu perlu diketahui.

4. Overhead

Biasa dikategorikan sebagai biaya tak terduga atau biaya tidak langsung, dan dibagi menjadi dua golongan, yakni yang pertama bersifat umum, serta kedua yang berkaitan dengan pekerjaan di lapangan. Overhead umum misalnya sewa kantor, peralatan kantor, listrik, telepon, perjalanan, asuransi/jamsostek, temasuk gaji/upah karyavan kantor yang terlibat kegiatan proyek Sedangkan overhead lapangan merupakan biaya yang tidak dapat dibebankan pada harga bahan-bahan, upah pekerja dan peralatan, seperti telepon di proyek, pengamanan, biaya perizinan, dan sebagainya. Biaya overhead keseluruhan ditetapkan berdasar pengalaman, biasanya sekitar 12% sampai 30% dari Jumlah harga bahan, upah dan peralatan.

5. Keuntungan dan pajak

Besarnya keuntungan tergantung pada besar-kecilnya proyek dan besamya resiko serta tingkat kesulitan pekerjaan. Biasanya keuntungan berkisar antara 8% sampai

(36)

15% dari biaya kontruksi (Bonsom). Sedangkan pajak besarnya tergantung pada peraturan Pemerintah yang berlaku, biasanya antara 10% sampai 18%.

2.5 Penjadwalan Dalam Proyek

Penjadwalan kegiatan proyek adalah salah satuu elemen hasil dari perencanaan, yang dapat memberikan sebuah info tentang schedule rencana dan kemajuan kegiatan sebuah proyek dalam kinerja sumber daya yang berupabiaya,perlalatan maupun tenaga pekerja serta bahan dan rencana waktu guna penyelesaian kegiayan proyek. Dalam sebuah penjadwalan penyusunan sebuah kegiatan dan perhubungan antar kegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat menddetail. Hal ini sangat dimaksudkan guna untuk membanu kegiatan pelaksanaan evaluasi kegiatan proyek. Penjadwalan merupakan sebuah pengalokasian durasi waktu guna melaksanakan masing-masing aktivitas perkerjaan dalam rangka untuk penyelesaian suatu kegiatan proyek sampai tercapainya hasil yang optimum dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang sudah ada dilapangan.

Jadwal merupakan pemaparan perencanaa kegiatan atau proyek agar menjadi urut-urutan pengerjaan kegiatan guna mencapai sasaran. Pada penjadwalan telah dimasukkan faktur waktu atau durasi. Salah satu metode penyusuna penjadwalan yang terkenal adalah metode analisa diagram jaringan atau biasa disebut dengan network waktu. Jaringan kerja ini sangat amat

(37)

berguna guna pengendaalian proyek. (Soharto, 1997;114)

Penjadwalan merupakan aktivitas guna menentukan durasi atau waktu dan urutan- urutan kegiatan yang diperlukan dan serta guna penentuan durasi aktivitas kegiatan atau proyek yang bisa diselesaikan (Ervianto,2002;154).

Penyusunan jadwal merupakan berfikiran secara luas dan mendalam menadalam guna melewati melewati beberapa macam permasalahan- permasalahan serta persoalan-persoalan yang ada, pengujian alur-alur yang logis serta penyusunan berbagai macam-macam aktivitas yang bisa atau dapat menghasilkan suatu aktivitas lengkap, serta menulis berbagai macam aktivitas dalam kerangka yang logis dan perangkaian durasi atau waktu yang paling pas atau tepat (Syafiriadi dan Luthan, 2006;8).

Dalam kenyataanya, prosedur penjadwalan melalui proses estimasi mengandung beberapa unusur ketidak pastian. Hal berikut sudah sangat sesuai karakteristik dengan kegiatan atau proyek suatu konstruksi, dengan tingkat resiko yang sangat mendalam terhadap setiap perubahan-perubahan yang bisa terjadi seperti halnya perubahan cuaca, kegagalan konstruksi ketergantungan buruh maupun perubahan dalam system politik dan lain sebagainya.

Guna mengantisipasi ketidakpastian dari setiap durasi aktivitas dalamkonstruksi dan penjadwalan telah dikembangkan metode-metode penjadwalan kegiatan atau aktivitas dengan cara mempertimbangkan ketidak-

(38)

pastian tersebut diatas. Ada 2 cara untuk pendekatan sebuah penjadwalan kegiatan dengan ketidak pastian yaitu ;

 Pertama dengan mengabaikan beberapa ketidakpastian waktu yang akan dipergunakan untuk penjadwalan dengan cara menggunakan ekspektasi waktu. Kerugian dari cara ini ialah jadwal yang mempunyai sifat optimistic, penggunaan waktu yang tunggal akan mendapatkan hasil penjadwalan yang sangat kaku, sehingga membutuhkan pengawasan dan pembaharuan secara berkala dan ketat.

 Kedua dengan memasukan kontigenci dengan tujuan untuk menghindari jadwal yang terlaluu optimis, sebagai contohnya adalah waktu atau durasi diharapkan 2 minggu dalam jadwal digunakan waktu 2,2 persen minggu (10% kontigebsi) (Ervianto,2004:35)

2.5.1 Jenis-jenis Penjadwalan Dalam Proyek

Penjadwalan pada dasarnya mempunyai dua jenis yaitu ;

1. Pertama penjadwalan dengan menggunakan jenis Deterministik;

adalah penjadwalan dengan tugas sebuah jaringan yang saling berhubungan dengan dependensi yang menggambarkan aktivitas- aktivitas yang dilakukan, masa aktivitas dan rencana penyelesaian aktivitas. Setiap aktivitas pasti mempunyai waktu yang telah dirancangkan. Penjadwalan jenis Deterministik pun terbagi menjadi 2 bagian yaitu:

(39)

a. (Critical Path Methode) atau biasa disebut CPM yang menggunakan diagram waktu scala, panah penunjuk diagram serta (Precedence Diagram Methode) atau biasa disebut PDM

b. Non CPM: Bar /Gantt Chart serta Line Diagram

2. Kedua merupakan penjadwalan dengan jenis probabilistic yang merupakan sebuah jaringn dengan segala rencana determistik, akan tetapi jarak aktivitas durasi pekerjaan merupakan variable yang acak, contohya seperti PERT dan Montecarlo.

2.5.3 Tujuan Penjadwalan Dalam Proyek

Sebelum pekerjaan proyek dimulai sebaiknya seorang manager yang baik dan bijak terlebih dahulu membuat perencangan penjadwalan kegiatan proyek.

Perancangan penjadwalan proyek mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Guna memudahkan perumusan masalah pada proyek 2. Guna penentuan metode-metode atau cara yang sesuai.

3. Guna mendapat kelancaran aktivitas atau kegiatan lebih tertata.

4. Guna memdapatkan hasil pekerjaan yang optimum.

2.6 Alasan

Pemilihan material yang tepat adalah salah satu cara mempercepat suatu pengerjaan. Alasan memilih bahan-bahan yang disebutkan sebagai berikut :

(40)

1 . Material-material dan alat alat diatas diyakini dapat membantu percepatan pembangunan

2 . Material dan alat diatas adalah terobosan baru yang lebih ramah lingkungan dan mudah cara pengoprasiannya

3 . Material diatas memiliki beban yang relatif lebih ringan sehingga tidak memberi beban yang sangat berat pada bangunan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Umum

Metodologi penelitian merupakan suatu cara peneliti bekerja untuk memperoleh data yang dibutuhkan yang selanjutnya akan digunakan untuk

(41)

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini perlu melalui pihak lain atau data sekunder .

3.2 Perencanaan kerja

Untuk mendapatkan data yang mendukung maka akan dilakukan langkah kerja yaitu :

- Memiliki data-data bangunan yang akan di tinjau - Mencari harga material-material yang diperlukan

- Menghitung RAB (Rencana Anggaran Biaya) pada 2 bangunan yang akan diuji

- Membuat time schedule proyek 3.3 Persiapan

Tahapan ini dilakukan agar pelaksanaan penelitian dapat dijalankan dengan baik, kegiatan yang dilakukan antara lain menetukan lokasi pengamat pada bangunan yang akan ditinjau, mempersiapkan data data bangunan yang akan di tinjau, dan mempersiapkan harga pasaran material-material yang dibutuhkan.

3.4 Tempat Penelitian

Data penelitian ini akan dilaksanakan di perumahan yang terdapat di kota Batu . Data yang diambil adalah perumahan karena untuk saat ini pembangunan perumahan sedang gencar-gencarnya di kota Batu, oleh sebab itu selain menggunakan metode percepatan penelitian ini akan meneliti tentang percepatan

(42)

yang dihasilkan dengan cara mengganti material, menngunakan alat yang membuat cepat pengerjaan dan penambahan pekerja .

3.5 Metode Inventaris Data

Maksud dari tahap inventaris data itu sendiri adalah untuk mendapatkan data yang dibutuhkan sebagai bahan masukan (input) untuk tahap analisis. Dalam pengumpulan data penelitian yaitu :

1. Pengumpulan Data Sekunder

Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh secara lewat pihak lain, tidak langsung. pengumpulan data di peroleh langsung dari perumahan griya Emas Batu. selain itu data sekunder juga didapat dari internet dan karya ilmiah ataupun literatur, data sekunder dapat dilihat di lampiran.

3.5.1 Data Yang Diperoleh

1. Gambar Kerja

Gambar kerja terdiri dari gambar tampak, denah, dan potongan dari rumah tipe 36 yang akan dianalisis rumah dengan dinding bata merah dan dinding Bata Ringan, Gambar kerja yang digunakan dalam studi ini adalah rumah tipe 36 yang terletak di perumahan griya Emas kota Batu

1. Daftar Upah Pekerja dan Harga Material

(43)

Harga upah tenaga kerja dan harga material yang digunakan dalam studi ini adalah harga standar di daerah Kota Batu

2. Daftar Harga Satuan Pekerjaan

Daftar Harga Satuan Pekerjaan yang digunakan adalah daftar harga satuan pekerjaan yang sesuai dengan apa yang ada di lapangan dalam proses pembangunan rumah di daerah Kota Batu. Daftar harga satuan pekerjaan untuk rumah dengan dinding bata merah dan Bata Ringan didapat dari griya emas .

3.5.2 Analisis Rencana Anggaran Biaya

Analisis rencana anggaran biaya ini dikerjakan dengan bantuan software Microsoft Excel 2010, dimulai dari perhitungan volume tiap-tiap pekerjan dari pekerjaan pondasi, pekerjaan struktur kolom-balok, pekerjaan dinding, dan pekerjaan atap Setelah mengetahui volume pekerjaan, langkah selanjutnya adalah mencari nilai koefisien untuk tiap-tiap pekerjan yang terdiri dari koefisien material dan koefisien tenaga kerja yang dibutuhkan. Koefisien pekerjaan yang digunakan dalam studi ini adalah koefisien pekerjaan yang sesuai dengan apa yang ada di lapangan dalam proses pembangunan. Koefisien pekerjaan untuk rumah dengan dinding bata merah dan Bata Ringan didapat dari griya emas.

Koefisien pekerjaan pada rumah dengan dinding bata merah dan Bata Ringan hanya berbeda pada pekerjaan dinding saja. koefisien pekerjaan yang telah didapat dikalian dengan harga material dan harga upah tenaga kerja yang berada di Kota

(44)

Analisis rencana anggaran biaya rumah didapatkan dari perkalian antara volume dan harga satuan pekerjaan yang telah didapat.

3.5.3 Komparasi Analisa Rencana Anggaran Biaya

Komparasi atau membandingan hasil analisa rencana anggaran biaya rumah sederhana ini ditinjau dari total biaya pembangunan dengan mengetahui kelebihan serta kekurangan material penyusunnya. Tujuannya guna mengetahui rumah yang memiliki nilai kelayakan secara ekonomi dan sosial bagi penghuninya

Gambar 2.5 Diagram alir

Mulai

Persiapan penelitian - Study kepustakaan

- Penetapan Lokasi study penelitian - Ketepatan metode penelitian

Pengumpulan data Sekunder - bangunan :

o ukuran bangunan

(45)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Rumah Objek Studi

Rumah tipe 36 yang dijadikan objek studi adalah rumah dengan gambar tek dan spesifkasi, sebagaimana yang terletak di Perumahan griya emas Kota Batu dengan luas tanah (7x8,8) meter dan luas bangunan 36 Dari gambar terlihat bahwa rumah ini berjenis rumah kopel, yaitu rumah yang menyatu dengan rumah

Output perhitungan - Selisih biaya untuk pelaksanaan

percepatan bangunan

- Selisih waktu untuk pelasanaan pengerjaan

Rekapitulasi data

Kesimpulan

- Selisih biaya dan waktu untuk pengerjaan percepatan

Selesai

(46)

yang berada di samping kiri dan kanannya. Rumah kopel sering digunakan pada perumahan-perumahan dengan lahan yang sempit karena rumah kopel ini didesain untuk luas tanah yang terbatas dan dibangun secara berhimpitan dengan rumah- rumah disebelahnya. Dengan demikian, rumah kopel ini tidak dapat dikembangkan kesamping bila pemiliknya ingin melakukan renovasi ataupun upgrading rumah. Oleh karena itu, dinding pembatas rumah untuk rumah ini hanya menggunakan dinding. Dinding pembatas pada rumah bata merah menggunakan material bata merah untuk bagian dinding dan gewel, serta menggunakan pondasi batu kali. Sedangkan untuk rumah berdinding Bata Ringan, dinding pembatas dan gewelnya menggunakan material Bata Ringan serta menggunakan pondasi batu kali juga.

4.2 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pekerjaan Dinding

4.2.1 RAB Dinding Bata Merah

Pasangan dinding bata merah terdiri dinding kedap air dengan campuran spasi 1 PC : 2 PS dan dinding biasa dengan campuran spesi 1 PC: 4 PS begitu juga dengan plesterannya. Campuran 1 PC 2 PS difungsikan untuk dinding daerah basah yang biasanya dipasang untuk dinding kamar mandi setingi 1,5 meter, dan pasangan trasram setinggi 20 cm. Dinding trasram berfungsi untuk mencegah air tanah naik kedinding. Sedangkan pasangan dinding diatasnya spesi menggunakan campuran 1 PC:4 PS.

(47)

Rencana anggaran biaya dinding bata merah didapat dengan cara mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan setiap item pekerjaan. Dalam perhitungan analisa harga satuan pekerjaan dinding, koefisien kebutuhan tenaga kerja dan koefisien material menggunakan koefisien yang tertera pada SNI 2022.

Harga upah tenaga kerja dan harga material yang digunakan adalah harga upah tenaga kerja standar Dinas Pekerjaan Umum Kota Batu. Adapun daftar harga upah tenaga kerja dan harga material yang digunakan adalah sebagai berikut

Tabel 4.1 Harga Upah Tenaga Kerja dan Harga Material Dinding Bata Merah

NO

URAIAN/NAMA/JENISBARANG

SATUA

N

HARGA SATUAN

A UPAH

1 Mandor Oh 100.000,00

2 Kepala Tukang Oh 90.000,00

3 Tukang Batu Oh 80.000,00

4 Tukang Kayu Oh 80.000,00

5 Tukang Besi Oh 80.000,00

6 Tukang Cat Oh 80.000,00

7 Tukang Listrik Oh 80.000,00

8 Pekerja Oh 65.000,00

(48)

1 semen PC 50 kg Zak 56.100,00

2 pasir pasang m³ 115.000,00

3

batu bata merah kelas 1 (uk.

22x11x4,5cm) Press 600,00

Analisa harga satuan pekerjaan dinding bata merah yang didapatkan dari indeks pekerjaan SNI 2022 dikalikan dengan harga upah dan harga material pekerjaan. Setelah mengetahui nilai indeks pekerjaan, harga upah, dan harga material yang dibutuhkan, maka selanjutnya adalah menghitung harga satuan pekerjaan. Harga satuan pekerjaan ini dihitung dengan cara mengalikan indeks pekerjaan dengan harga upah dan harga material. Perhitungan harga satuan pekerjaan dinding dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini.

NO MATERIAL/BAHAN

INDEK

S SATUAN HARGA

HARGA SATUAN

1 semen PC 50 kg 0,230 Zak 56.100,00 12.903,00

2 pasir pasang 0,043 m³

115.000,0

0 4.945,00

3

batu bata merah kelas 1

(uk. 22x11x4,5cm) 70,000 Biji 600,00 42.000,00

59.848,00

Tabel 4.2 Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Bahan Dinding Bata Merah 1 m2 Pekerjaan Memasang Dinding Campuran Spesi 1pc : 4Pp

Sumber : SNI 6897:2022

(49)

1 m2 Pekerjaan Plesteran Dinding Campuran Spesi 1pc : 4Pp

NO MATERIAL/BAHAN

INDEKS SATUAN HARGA

HARGA SATUAN

1 semen PC 50 kg 0,125 Zak 56.100,00 7.012,50

2 pasir pasang 0,024 m³

115.000,0

0 2.760,00 9.772,50 Sumber : SNI 2837:2022

1 m2 Pekerjaan Acian

NO MATERIAL/BAHAN

INDEKS SATUAN HARGA

HARGA SATUAN

1 semen PC 50 kg 0,065 Zak 56.100,00 3.646,50

3.646,50 Sumber : SNI 2837:2022

Dari tabel 4.2 diatas dapat diketahui total harga satuan untuk 1 m2 pekerjaan pemasangan dinding bata merah, 1 m2 pekerjaan plesteran, dan I m2 pekerjaan acian.

Harga satuan yang telah didapat kemudian dikalikan dengan volume pekerjaan yang telah ditentukan. Jumlah volume pekerjaan untuk pemasangar dinding bata merah pada rumah tipe 36 didapatkan dengan menghitung

(50)

volume/kubikasi pekerjaan , sehingga volume dinding bata merah dapat diketahui.

volume pekerjaan dinding bata merah tertera pada tabel berikut:

4.3 Volume Pekerjaan Pemasangan Dinding Bata Merah Tabel

NO PEKERJAAN PASANGAN DINDING VOLUM E

SATUA N

1

PEMASANGAN DINDING BATU MERAH

1pc : 4Pp 164,88 m2

2 PLESTERAN HALUS 1pc : 4Ps 220,18 m2

3 PEKERJAAN ACIAN 220,18 m2

Sumber : Gambar Denah ,Potongan

Setelah volume pekerjaan dan harga satuan pekerjaan didapatkan maka selanjutnya adalah menghitung rencana anggaran biaya (RAB) untuk pekerjaan pemasangan dinding bata merah. Rencana anggaran biaya tersebut didapat dengan cara mengalikan harga satuan pekerjaan dengan volume yang telah ditentukan sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

NO

PEKERJAAN PASANGAN DINDING

VOLUM

E SATUAN

HARGA SATUAN

JUMLAH HARGA

1

PEMASANGAN DINDING BATU

MERAH 1pc : 4Pp 164,88 m2 59.848,00 9.867.738,24 2 PLESTERAN HALUS 1pc : 4ps 220,18 m2 9.772,50 2.151.709,05

3 PEKERJAAN ACIAN 220,18 m2 3.646,50 802.886,37

JUMLA H

12.822.333,6 6 Tabel 4.4 Rencana Anggaran Biaya Dinding Bata Merah

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa total rencana anggaran biaya bahan dinding bata merah pada rumah tipe 36 adalah Rp 12.822.333,66.

(51)

4.2.2 RAB Dinding Bata Ringan

Pada perhitungan rencana anggaran biaya dinding Bata Ringan ini hanya menghitung pekerjaan dindingnya saja yang materialnya berbeda dengan material dinding bata merah. Pekerjaan dinding Bata Ringan menggunakan perekat berupa instan, yaitu material perekat dinding yang penggunaannya hanya ditambahkan dengan air saja. Sebagai bahan plesteran dan acian, dinding Bata Ringan juga menggunakan mortar instan jenis render, yaitu mortar instan yang digunakan sebagai plesteran sekaligus acian, sehingga dapat mengurang pekerjaan acian.

Harga upah yang digunakan sama dengan harga upah tenaga kerja rumah dinding bata merah, namun untuk harga material menggunakan harga kerja standar tidak tercantum pada daftar harga material yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Batu. Berikut adalah daftar harga upah tenaga kerja dan harga meterial dinding Bata Ringan.

Tabel 4.5 Daftar Harga Upah dan Harga Material Dinding Bata Ringan

NO

URAIAN/NAMA/JENISBARANG

SATUA

N

HARGA SATUAN

A UPAH

1 Mandor Oh 100.000,00

(52)

2 Kepala Tukan Oh 90.000,00

3 Tukang Batu Oh 80.000,00

4 Tukang Kayu Oh 80.000,00

5 Tukang Besi Oh 80.000,00

6 Tukang Cat Oh 80.000,00

7 Tukang Listrik Oh 80.000,00

8 Pekerja Oh 65.000,00

B MATERIAL/BAHAN

1 Bata Ringan t=10 cm Bh 12.560,00

2 semen instant Kg 6.553,20

3 semen MU Kg 20.880,80

Rencana anggaran biaya dinding Bata Ringan didapat dengan cara mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan, sehingga didapat biaya total pembangunan rumah dinding Bata Ringan. Harga satuan didapatkan dari perhitungan analisa harga satuan. Indeks analisa harga satuan pekerjaan dinding Bata Ringan didapat dari spesifikasi produk meterial dinding Bata Ringan.

Sama dengan pekerjaan dinding bata merah, setelah mengetahui nilai indeks pekejaan, harga upah, dan harga material yang dibutuhkan, maka selanjutnya adalah menghitung harga satuan pekerjaan Harga satuan pekerjaan ini dengan cara mengalikan indeks pekerjaan dengan harga upah dan harga material.

Perhitungan harga satuan pekerjaan dinding dapat dilihat pada Tabel 4.6 mater dibawah ini.

Tabel 4.6 Perhitungan harga Satuan bahan Dinding Bata Ringan 1 m Pasangan Dinding Bata Ringan

(53)

N O

MATERIAL/BAHA N

INDEK

S SATUAN HARGA

HARGA SATUAN 1 Bata Ringan t=10 cm 8,330 Bh 12.560,00 104.624,80

2 semen instant 3,810 Kg 1.720,00 6.553,20

111.178,00 Sumber : Griya emas

1 m2 Acian Dinding Bata Ringan

NO MATERIAL/BAHA N

INDEK

S SATUAN HARGA

HARGA SATUAN

1 semen MU 12,140 kg 1.720,00 20.880,80

20.880,80 Sumber : Griya emas

Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan dinding Bata Ringan terdiri dari perhitungan koefisien material dan koefisien tenaga kerja yang dibutuhkan dikalikan dengan harga material dan upah tenaga kerja.

Harga satuan pekerjaan yang telah didapat kemudian dikalikan pada setiap volume pekerjaan yang telah ditentukan. Volume pekerjaan dinding Bata Ringan pada rumah tipe 36 adalah sebagai berikut.

Tabel 4.7 Volume/Kubikasi Pekerjaan Dinding Bata Ringan.

(54)

NO PEKERJAAN PASANGAN DINDING VOLUME SATUAN

1 PEMASANGAN DINDING RINGAN 164,88 m2

2 PEKERJAAN ACIAN 220,18 m2

Sumber : Gambar Denah ,Potongan

Setelah volume pekerjaan dan harga satuan pekerjaan didapatkan maka lanjutnya adalah menghitung rencana anggaran biaya (RAB) rumah dinding Bata Ringan. Rencana anggaran biaya tersebut didapat dengan cara mengalikan harga satuan pekerjaan dengan volume yang telah ditentukan dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Pemasangan Dinding Bata Ringan

NO

PEKERJAAN PASANGAN DINDING

VOLUM E

SATUA N

HARGA SATUA

N

JUMLAH HARGA

1

PEMASANGAN DINDING

BATA RINGAN 164,88 m2

111.178,0 0

18.331.028, 64

2 PEKERJAAN ACIAN 220,18 m2 20.880,80

4.597.534,5 4 JUMLA

H

22.928.563, 18

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa total rencana anggaran biaya pemasangan dinding Bata Ringan pada rumah tipe 36 adalah 22.928.563,18

4.3 Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Rumah Type 36 Perhari

(55)

4.3.1 Perbandingan Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Rumah Dinding Bata Merah Dan Bata Ringan, Waktu dan Jumlah Tenaga Kerja

Untuk lebih jelas membandingkan rencana anggaran biaya rumah sederhana dengan material penyusun dinding yang berbeda dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.9 Perbandingan rencana anggaran , hari penyelesaian , selisih harga bahan, upah pekerja, dan jumlah pekerja

Keterangan

Rata-rata Pekerja Perhari

Hari Menyelesaika

n

Gaji Pekerja

Harga Bahan

Total Harga

NORMAL 4 86

28.590.829 ,14

89.140.69 0,04

117.731.519,18

PERCEPATAN 6 50

23.831.456 ,41

100.204.6

16,36 124.036.072,78

Rencana anggaran biaya rumah objek studi type 36 diatas dengan melakukan percepatan dengan cara menambah pekerja, menambah alat, dan mengganti material, dengan pekerja semula rata-rata 4 menjadi 6 perharinya, atau penambahan rata-rata 2 pekerja tiap harinya dan penggantian material dan menambah alat maka pekerjaan yang normalnya dikerjalan 86 bisa menjadi 50 hari atau lebih cepat 36 hari .

(56)

Gaji pekerja total normal adalah 28.590.829,14 dengan 86 hari kerja dan rata-rata 4 pekerja, sedangkan percepatan adalah 23.831.456,41dengan 50 hari kerja dengan rata-rata 6 pekerja, mempercepat pengerjaan dengan cara menambah pekerja lebih murah 4.759.372,73 untuk menyelesaikan pekerjaan rumah type 36 dengam cara menambah pekerja.

Total biaya bahan untuk bangunan belum diganti material atau normal adalah 89.140.690,04, sedangkan bangunan yang di ganti material dan penambahan alat adalah 100.204.616,36. Selisih 11.063.926,32 lebih mahal menggunakan Bata Ringan dan penambahan alat plaster tufo yang harga sewanya 350.000,00 perhari .

Selisih biaya bata merah dan Bata Ringan dengan plaster dan aciannya, biaya menggunakan bata merah adalah 5.675.835,2. Biaya bata menggunakan merah adalah 12.169.188,24, biaya plesteran halus adalah 5.470.922,55, biaya acian adalah 3507430,70, dan bila ditotal adalah 21.147.541,49. Biaya menggunakan Bata Ringan 21.232.916,64, biaya aciannya adalah 5.590.460,14, dan biaya sewa alat 350.000,00 perhari jadi total biaya menggunakan Bata Ringan adalah 26.823.376,78. Total selisih biaya normal dan percepatan adalah 6.304.553,59, biaya normal adalah 117.731.519,18, sedangkan biaya percepatan adalah 124.036.072,78.

(57)

BAB V

PENUTUPAN

5.1 Kesimpulan

Studi yang dilakukan terhadap rumah type 36 di kota Batu adalah dengan meninjau dengan meninjau rumah objek studi tersebut dengan melakukan percepatan dengan mengganti material, menambahkan alat yang dapat mempercepat pengerjaan dan juga menambahkan tenaga kerja. Dari percepatan tersebut dapat disimpulkan perbandingan sebagai berikut :

1. Biaya pembanguna rumah awal berbanding dengan setelah diadakan percepatan dengan waktu dari 86 hari pengerjaan menjadi 50 hari (lebih cepat 36 hari). pengerjaan yaitu Rp. 117.731.519,18 (normal) dan Rp.

124.036.072,78 (prcepatan). Dengan selisih biaya Rp. 6.304.553,59 untuk mempercepat pengerjaan 36 hari, Perbandingan tenaga kerja rata-rata dari 4 pekerja menjadi 6 pekerja perharinya atau dilakukan penambahan rata- rata 2 pekerja perharinya.

(58)

2. Selisih pengerjaan dinding bata merah dan Bata Ringan adalah Rp.

21.147.541,49 dan Rp. 28.503.759,98. Jauh lebih mahal pengerjaan Bata Ringan dengan selisih 4.833.908,57, namun dari segi pengerjaan jauh lebih cepat Bata Ringan.

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian terhadap rencana aggaran biaya dan percepatan dari rumah type 36 , disarankan agar :

1. Masyarakat yang akan membangun dengan metode percepatan harus mempertimbangkan selisih biaya dan waktu dari pembangunan tersebut . 2. Masyarakat harus mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan bata

merah dibandingkan Bata Ringan sesuai kebutuhan pembangunan .

3. Pembangunan dengan percepatan ini bermaksud untuk masyarakat yang ingin menyelesaikan rumahnya secara cepat .

4. Untuk mahasiswa dan pembaca dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi, yaitu untuk rencana, tipe, dan ukuran bangunan yang berbeda dengan bangunan tipe 36 yang ada pada study ini.

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Logawa,Gunawan. 2007.manajemen proyek konstruksi.Jakarta:Universitas Trisakti, 2006, hlm. 298

Chapter II Bata Putih . (2012,17 Februari).SCRIBD. Diperoleh 12 Maret 2018 , dari https://id.scribd.com/document/81905415/Chapter- II-Bata-Putih

Mengenal 2 Jenis Bata Ringan AAC dan CLC. (2016,22 Maret).

ARAFURU,Com. Diperoleh 12 Maret 2018, dari

http://arafuru.com/sipil/mengenal-2-jenis-bata-ringan-aac-dan-clc.html

(60)

Cara Mengaci Bata Ringan (Hebel) Layaknya Profesional. (2016,19 Maret).

ARAFURU,Com. Diperoleh 25 Maret 2018, dari

http://arafuru.com/sipil/cara-mengaci-bata-ringan-hebel-layaknya- profesional.html

Cara Pemasangan Hebel yang Benar. (2016,21 Maret). ARAFURU,Com.

Diperoleh 20 Maret 2018, dari http://arafuru.com/sipil/cara-pemasangan-hebel- yang-benar.html

Hidayat, Felix. 2010. Studi perbandingan biaya material pekerjaan pasangan dinding Bata Ringan dengan batu merah, Bandung : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik ,Universitas Katolik Parahyangan

Manajemen Konstruksi. (2012,24 februari). ilmutekniksipil,Com. Diperoleh 25 Maret 2018, dari https://www.ilmutekniksipil.com/pengelolaan-dan-pengendalian- proyek/manajemen-konstruksi

Pengertian Rencana Anggaran Biaya (RAB). (2010,30 september).

vofifitriana.blogspot.com. Diperoleh 25 Maret 2018, dari

http://vofifitriana.blogspot.co.id/2010/09/pengertian-rencana-anggaran-biaya.html

(61)

Susilo,Djoko.2004. Rencana Anggaran Biaya ,Semarang.Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik , Universitas Islam Sultan Agung

Foshan Tupo Machinery Manufacture Co., Ltd. Alibaba.com.Diperoleh 13 april 2018 https://indonesian.alibaba.com/product-detail/the-most-advanced-tupo- cement-mortar-auto-wall-rendering-automatic-plastering-machine-

60712250522.html?spm=a2700.8699010.29.2.7212667dtBLTtE&s=p

Spesifikasi dan harga mesin molen beton . (2017,24 agustus).

Mixermolen.com. Diperoleh 21 april 2018 .

http://mixermolen.com/spesifikasi-dan-harga-mesin-molen-beton_63.htm

Ariany Frederika, Analisis Percepatan Pelaksanaan Dengan Menambah Jam Kerja Optimum Pada Proyek Konstruksi, Denpasar : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol.

14, No. 2.

Kustamar. 2017, Analisis Waktu Pengendalian Proyek Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Di Kota Pasuruan Jawa Timur Dengan Metode Fast Track, Malang : Jurnal Info Manajemen Proyek.

SNI – 2013. Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal, Jakarta : Badan Standardisasi Nasional.

(62)

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan dosis pupuk kandang sapi berpengaruh nyata pada hampir semua peubah, sedangkan dosis pupuk guano hanya memberikan pengaruh nyata terhadap bobot basah dan bobot kering

Interaksi antara jenis, dosis dan umur pupuk hijau memberikan pengaruh yang cenderung nyata terhadap bobot basah polong hampa per tanaman.. Pengaruh kombinasi jenis, dosis dan

Kasus yang dijumpai Ostrander pada saat itu adalah lapisan shale-gas sand dengan sifat sand yang mempunyai nilai impendansi rendah jika dibandingkan shale,

Pada hasil pemeriksaan anggota keluarga pasien TB paru aktif yang telah dilakukan di Rumah Sakit pendidikan UNPAD didapatkan hasil pemeriksaan IGRA yang

Dikatakan sakral karena dalam adat perkawinan Batak , ada makna pengorbanan bagi parboru (pihak penganten perempuan) karena ia “berkorban” memberikan satu nyawa

"Labour Policies, Language Use and the ‘New’ Economy", Springer Science and Business Media LLC,

Khususnya Kabupaten Bener Meriah)", Jurnal Penelitian Hukum De Jure,

HAM, Lingkungan dan Pemerintah Daerah. by