• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MAKNA DALAM LIRIK LAGU SELARAS KARYA KUNTO AJI DAN NADIN AMIZAH ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE PROPOSAL SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS MAKNA DALAM LIRIK LAGU SELARAS KARYA KUNTO AJI DAN NADIN AMIZAH ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE PROPOSAL SKRIPSI"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS MAKNA DALAM LIRIK LAGU “SELARAS” KARYA KUNTO AJI DAN NADIN AMIZAH

ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG

2022

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB 1 ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II ... 5

TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Rangkuman Teori ... 5

2.1.1 Ilmu Komunikasi ... 5

2.1.2 Komunikasi massa ... 5

2.1.3 Musik ... 9

2.1.4 Lagu ... 9

2.1.5 Lirik ... 9

2.1.6 Semiotika Komunikasi ... 10

2.1.7 Teori Semiotika Ferdinand de Saussure... 10

2.2 Penelitian Terdahulu ... 11

2.3 Kerangka Pemikiran ... 19

BAB III ... 20

METODE PENELITIAN ... 20

3.1 Paradigma Penelitian ... 20

3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 20

3.2.1 Subjek Penelitian ... 20

3.2.2 Objek Penelitian... 20

3.3 Lokasi Penelitian ... 21

3.4 Unit Analisis Penelitian ... 21

3.5 Pengumpulan Data Penelitian ... 23

3.5.1 Data Primer ... 23

3.5.2 Data Sekunder ... 23

(3)

3.6 Teknik Analisis Data ... 23

3.7 Teknik Keabsahan Data ... 24

DAFTAR PUSTAKA ... 26

LAMPIRAN ... 28

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kajian Literatur Jurnal 1 ... 11

Tabel 2 Kajian Literatur Jurnal 2 ... 12

Tabel 3 Kajian Literatur Jurnal 3 ... 12

Tabel 4 Kajian Literatur Jurnal 4 ... 13

Tabel 5 Kajian Literatur Skripsi 1 ... 13

Tabel 6 Kajian Literatur Skripsi 2 ... 14

Tabel 7 Kajian Literatur Skripsi 3 ... 15

Tabel 8 Kajian Literatur Skripsi 4 ... 15

Tabel 9 Kajian Literatur Jurnal Internasional 1 ... 16

Tabel 10 Kajian Literatur Jurnal Internasional 2 ... 17

Tabel 11 Kajian Literatur Jurnal Internasional 3 ... 18

Tabel 12 Kajian Literatur Jurnal Internasional 4 ... 18

Tabel 13 Unit Analisis Penelitian ... 21

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Pemikiran ... 19

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Presentase Turnitin ... 28

(7)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Musik tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, musik yang diartikan sebagai karya seni berbentuk lagu sejatinya berguna sebagai media hiburan untuk manusia ditengah penatnya kehidupan yang dijalani. Banyak yang tidak menyadara bahwa lagu memiliki pesan atau makna yang tersirat disetiap liriknya, hal ini menandakan bahwa lagu dapat menjadi media penyampaian pesan dari penulis lagu/penyanyi kepada khalayak yang mendengarkannya. Di Indonesia ada beberapa musisi yang berhasil menyampaikan pesan dari lagu- lagu yang mereka buat, namun yang paling berdampak adalah Kunto Aji dan Nadin Amizah. Kedua musisi tersebut mengangkat tema mental health pada lagu-lagu yang mereka buat, banyak sekali pesan tersirat pada lirik dari lagu- lagu mereka.

Seni musik merupakan aliran seni yang pada dasarnya menggunakan nada dan suara atau hubungan temporal untuk menyampaikan ekspresi, pesan, atau nilai-nilai seni kepada orang lain melalui penggunaan harmoni, melodi, irama, tempo, dan vocal dalam satu kesatuan dan kesinambungan (Jamalus, 1988).

Seiring perkembangan zaman, seni musik semakin mudah untuk didengarkan oleh masyarakat penikmatnya.

Komunikasi massa merupakan proses dimana organisasi media menyaring, membuat dan menyampaikan pesan kepada khayalak banyak (publik).

Komunikasi massa memiliki komunikator sebagai pemberi pesan dan komunikan sebagai penerima pesan, dimana pesan tersebut bersifat umum, satu arah, komunikator bersifat Lembaga, komunikan bersifat heterogen, dan komunikasi menimbulkan keserempakan (Tommy Suprapto, 2009:19-20). Oleh karena itu seni musik bisa dijadikan media komunikasi massa untuk menyampaikan suatu pesan kepada masyarakat yang dikemas dalam bentuk lagu.

Lagu bisa menjadi alat untuk komunikasi massa dimana musisi

(8)

berlangsung satu arah dan disebarluaskan secara serentak kepada khayalak luas yang beragam (komunikan).

Lirik berperan penting sebagai penyampai pesan dalan lagu yang dibawakan oleh musisi untuk pendengarnya, penulis akan berfokus pada lirik dalam hal penyampaian pesan. Gaya bahasa dan penyimpangan makna merupakan permainan bahasa yang digunakan dalam proses pembuatan lirik lagu. Selain itu untuk memperkuat makna dalam lirik lagu bisa menggunakan notasi musik dan melodi yang disesuaikan sehingga pesan yang ingin disampaikan oleh penciptanya bisa terpikirkan oleh penikmatnya (Mokoo Awe, 2003:51). Di Indonesia ada beberapa musisi yang diakui sebagai penulis lirik yang bisa menyampaikan pesan dengan kata-kata sederhana yang dirangkai dan menjadi pesan yang begitu dalam, yaitu Kunto Aji dan Nadin Amizah. Kedua musisi tersebut terkenal sangat peduli dengan berbagai masalah yang ada pada aspek kehidupan manusia.

Akhir tahun 2020 Kunto Aji dan Nadin Amizah berkolaborasi menciptakan lagu yang berjudul Selaras, lagu ini menceritakan tentang 2 orang yang bernama Fajar dan Laras, mereka berdua terkena dampak dari Covid-19 yang membuat mereka harus pulang ke kampung halamannya, mereka memiliki keresahan dan mencoba bertahan dalam kondisi ini. Perlu diketahui dalam lirik lagu ini mengandung pesan perjuangan untuk memulai dan merangkai kembali kehidupan setelah jatuh akibat dampak dari Covid-19. Dalam hal memaknai suatu bahasa, kita dapat melakukannya berdasarkan teori-teori yang telah dipelajari oleh para ahli.

Teori yang membahas lebih dalam tentang linguistik adalah teori semiotika.

Semiotika merupakan ilmu yang membahas tentang tanda dan sistem serta aturan-aturan yang memungkinkan suatu tanda memiliki arti. Salah satu ahli semiotika yang mengembangkan semiotika dari segi linguistik adalah Ferdinand de Saussure. Ferdinand de Saussure menyebutkan semiotika dalam Course in General Linguistics (Lechte, 2001) sebagai ilmu yang membahas tentang peran tanda sebagai bagian kehidupan sosial. Salah satu pemikiran Saussure yang berpengaruh adalah “Semiotika Struktural”, semua pemikiran

(9)

linguistik pada saat itu terpengaruh oleh Course de Sassure. Dalam “Semiotika Struktural” Ferdinand de Saussure menyebutkan yang menjadi dasar strukturalisme semiotika, salah satunya adalah Signifier (penanda) dan Signified (petanda). Menurut Saussure bahasa adalah suatu sistem tanda dimana setiap tanda terdiri dari dua bagian yang disebut sebagai Signifier (penanda) dan Signified (petanda). Baik suara binatang, manusia, atau bunyi-bunyian bisa disebut sebagai bahasa jika suara atau bunyi tersebut menggambarkan, menyatakan, atau menyampaikan ide-ide dan pengetian-pengertian tertentu (Alex Sobur, 2003).

Berdasarkan paparan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana makna dalam lirik lagu “Selaras” karya Kunto Aji dan Nadin Amizah menggunakan metode kualitatif dan teori semiotika dari Ferdinand De Saususre dilihat dari penanda dan petanda untuk menganalisis Makna Dalam Lirik Lagu Selaras Karya Kunto Aji dan Nadin Amizah.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah bagaimana lirik lagu Selaras karya Kunto Aji dan Nadin Amizah merepresentasikan perjuangan?

1. Bagaimana makna penanda dalam lirik lagu “Selaras” karya Kunto Aji dan Nadin Amizah.

2. Bagaimana makna petanda dalam lirik lagu “Selaras” karya Kunto Aji dan Nadin Amizah.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna dalam lirik lagu “Selaras” karya Kunto Aji dan Nadin Hamizah.

1. Untuk mengetahui makna penanda dalam lirik lagu “Selaras” karya Kunto Aji dan Nadin Amizah.

2. Untuk mengetahui makna petanda dalam lirik lagu “Selaras” karya Kunto Aji dan Nadin Amizah.

(10)

1.4 Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa berguna sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya dan menambah referensi perpustakaan serta bisa berguna untuk pengembangan Studi Ilmu Komunikasi, khususnya Studi Semiotika.

b. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan bisa berguna menjadi acuan bagi musisi-musisi untuk membuat lagu yang mengandung makna dalam liriknya dan menjadi pengetahuan bagi para pendengar bahwa setiap lagu memiliki pesan yang tersirat dalam liriknya.

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rangkuman Teori

2.1.1 Ilmu Komunikasi

Perkembangan komunikasi dimulai dari Amerika Serikat. Pada tahun 1924, Speech Association of America (SAA) didirikan sebagai naungan komunikasi itu sendiri. 20 tahun berselang didirikan the National Society for the Study of Communication (NSSC) yang memfasilitasi Speech Association of America (SAA). Pada akhirnya the National Society for the Study of Communication (NSSC) memutuskan untuk memisahkan diri dari Speech Association of America (SAA) dan merubah namanya menjadi International Communication Association (ICA). Mereka menyadari bahwa komunikasi itu sangat luas, maka dari itu mereka menempatkan komunikasi sebagai disiplin ilmu.

Berbicara tentang komunikasi sangat berhubungan dengan manusia karena manusia sejatinya adalah makhluk sosial yang membutuhkan manusia lain dalam kehidupannya, salah satu cara manusia bersosialisasi adalah dengan berkomunikasi. Seperti yang sudah dipaparkan Everett E. Rogers dan Lawrence Kincaid komunikasi merupakan prosesdua orang atau lebih saling bertukar informasi dimana diantaranya terjadi pengertian yang mendalam.

Komunikasi terjadi ketika seseorang meyampaikan suatu pesan verbal maupun non verbal kepada satu orang atau lebih dan komunikasi itu dinyatakan efektif apabila pesan yang disampaikan bisa dimengerti oleh penerima pesan.

2.1.2 Komunikasi massa

International Communication Association (ICA) membagi komunikasi menjadi beberapa cabang spesialisasi, salah satunya adalah Mass Communication atau Komunikasi Massa yang mengkaji tentang pesan yang disampaikan kepada khalayak dan efek yang ditimbulkannya.

(12)

Dikutip dari (Komala et al., 1999), Bittner mengatakan komunikasi massa adalah pesan yang perlu disampaikan melalui media massa pada khalayak banyak. Menurut Bittner, komunikasi massa wajib menggunakan media massa, penyampaian pesan tidak termasuk komunikasi massa sekalipun dilakukaan di tempat umum yang dihadiri banyak masyarakat.

Gebner menuturkan definisi komunikasi massa secara terperinci. Seperti yang dikutip dari (Komala et al., 1999), Gebner mengatakan komunikasi massa adalah pesan yang disampaikan dengan berlandaskan lembaga kepada khalayak banyak (publik). Menurut Gebner komunikasi massa merupakan sebuah produk berbentuk pesan-pesan komunikasi yang akan didistribusikan kepada orang banyak secara kontinyu. Gebner juga mengemukakan bahwa proses distribusi ini harus dengan lembaga dengan menggunakan teknologi tertentu sehingga pesan-pesan komunikasi dapat tersampaikan oleh masyarakat industri.

Definisi komunikasi massa selanjutnya dikemukakan oleh Weight.

“Bentuk baru ini dapat dibedakan dari bentuk lama dengan ciri utama sebagai berikut: pesan disampaikan kepada khalayak yang relatif besar, berbeda- beda, dan tidak dikenal. Pesan disebarkan kepada publik dan menjangkau masyarakat besar secara bersamaan, dan pesan bersifat sementara”(Romli, 2017). Weight mengemukakan komunikasi memiliki karakteristik yaitu diarahkan kepada khalayak dengan jumlah yang banyak, heterogen dan memiliki audiens yang mengacak (anonim).

Ciri-ciri dari komunikasi massa yang paling umum adalah penyampaian pesan dengan cara penggunaan media massa, media massa yang dimaksud adalah media audio visual maupun media cetek. Seiring perkembangan zaman, media massa yang dimaksud semakin luas, seperti media internet yang bisa menyajikan audio visual dengan lebih meluas. Beberapa ciri komunikasi massa yang dirangkum dari buku “Komunikasi Massa” karya Prof. Dr. Khomsahrial Romli, M.Si adalah sebagai berikut;

(13)

a. Pesan Bersifat Umum

Komunikasi massa tidak ditujukan untuk sekelompok atau organisasi tertentu, namun pesan tersebut ditujukan untuk umum atau semua orang. Namun tidak semua pesan yang disampaikan untuk umum bisa disebut komunikasi massa, pesan komunikasi massa harus mengandung kriteria penting atau kriteria menarik (Romli, 2017).

b. Komunikasi Anonim dan Heterogen

Berbeda dengan komunikasi antarpersonal yang mengetahui siapa komunikannya, komunikasi massa tidak mengetahui komunikannya (Anonim). Selain bersifat Anonim, komunikasi massa juga memiliki sifat heterogen kerena komunikannya yang beragam. (Romli, 2017).

c. Komunikasi Massa Bersifat Keserempakan

Salah satu kelebihan komunikasi massa adalah masyarakat luas bisa menerima pesan yang sama. Effendi mengemukakan keserempakan media massa sebagai keserempakan penyampaian pesan dengan masyarakat luas dari jarak jauh, dan masyarakat tersebut berada pada tempat terpisah (Romli, 2017).

d. Komunikasi Lebih Mengutamakan Isi dari pada Hubungan

Salah satu prinsip komunikasi adalah memiliki dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi yang dimaksud adalah pesan atau muatas dari komunikasi itu sendiri, dan yang dimaksud dimensi hubungan adalah cara mengatakannya atau menyampaikannya (Romli, 2017).

(14)

e. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Ini adalah salah satu kelemahan dari komunikasi massa dimana komunikasi berjalan satu arah yang berarti komukator dan komunikan tidak bisa melakukan komunikasi secara langsung (Romli, 2017).

f. Stimulasi Alat Indra yang Terbatas

Yang dimaksud dengan terbatas disini adalah stimulus alat indra bergantung pada media massa yang digunakannya. Contohnya jika menggunakan media cetak maka komunikan hanya bisa membaca atau melihat, jika menggunakan radio maka komunikan hanya bisa mendengar (Romli, 2017).

g. Umpan Balik Tertunda dan Tidak Langsung

Umpan Balik atau feedback yang diterima oleh komunikator dari komunikan terjadi dengan Tidak Langsung. Maksudnya adalah respon komunikator tidak bisa mendapatkan respon langsung dari komunikannya, feedback bisa disampaikan melalui email, telepon, dan lain-lain (Romli, 2017).

Komunikasi Massa merupakan salah satu kegiatan atau aktivitas yang bisa digunakan diranah sosial untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat luas. Berikut fungsi Komunikasi Massa menurut Robert K.

Merton;

a. Fungsi nyata (Manifest Function), fungsi nyata dari tujuan melakukan komunikasi massa (Romli, 2017).

b. Fungsi tidak nyata atau tersembunyi (Latent Function), fungsi yang tidak diinginkan. Fungsi yang tidak diinginkan ini bisa terjadi karena pada setiap aktivitas sosial bisa melahirkan fungsi sosial lain karena manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi yang baik (Romli, 2017).

(15)

2.1.3 Musik

Musik merupakan cabang seni yang menempatkan macam-macam suara kedalam pola yang dapat dimengerti oleh manusia (Banoe, 2003:388)

Musik merupakan hasil karya dari seni bunyi yang tercipta dalam bentuk lagu atau komposisi suara yang berisi ungkapan pikiran atau perasaan dari penciptanya. Ungkapan dan perasaan tersebut disampaikan melalui unsur- unsur musik, yang terdiri dari melodi, irama, harmoni, serta ekspresi dan struktur lagu yang menjadi satu kesatuan (Jamalus, 1988).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Musik adalah seni merangkai suara dan nada kedalam kombinasi dan urutan yang pada akhirnya akan menghasilkan suara dalam satu kesatuan dan kesinambungan.

Hardjana mengungkapkan bahwa musik merupakan permainan waktu yang mengambil bunyi sebagai meterinya (Hardjana, 2003:111).

2.1.4 Lagu

Menurut Jean-Marie Bretagne (Smith et al., 2001), Lagu merupakan seni yang luar biasa, tempo lagu yang menunjukan semua unsur-unsur lagu kedalamnya. Lirik lagu yang bersifat manis membuat penikmatnya merasakan sensasi yang beragam. Jean-Marie Bretagne juga menuturkan bahwa lagu tercipta dari khayalan dan isi hati penciptanya.

Dapat disimpulkan bahwa lagu merupakan bentuk isi hati yang ingin disampaikan oleh penciptanya yang tersusun dari kata-kata indah dan diiringi oleh nada, irama, dan membentuk bunyi yang indah.

2.1.5 Lirik

Jean-Marie Bretagne mengungkapkan bahwa kata-kata indah imajinatif dan kata-kata hasil khayalan yang disusun menjadi bait dalam lagu disebut lirik. Kata-kata yang ditulis mengacu pada karya puitis yang terbentuk dari ungkapan perasaan pribadi penulis (Larousse, 1994).

(16)

2.1.6 Semiotika Komunikasi

Berbicara tentang komunikasi tidak jauh dari tanda-tanda karena tanda (sign) merupakan dasar dari komunikasi. Dengan adanya tanda, manusia dapat berkomunikasi dengan sesama manusia.

Semiotika berasal dari Bahasa Yunani yaitu Semeion yang memiliki arti

“tanda” atau Seme yang memiliki arti “penafsiran tanda”. Studi yang menjadi dasar Semiotika adalah studi skolastik dan klasik atas seni retorika, logika, dan poetika, dimana pada masa itu suatu tanda memiliki makna pada satu hal yang menandakan adanya hal lain, contohnya seperti asap menandai adanya api.

Semiotika memiliki kaitan dengan makna dari tanda dan simbol dalam bahasa, semiotika juga dikenal sebagai suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda-tanda yang ada. Semiotika yang disebutkan sebagai pengkajian tanda pada dasarnya adalah sebuah studi tentang kode, yaitu sebuah sistem yang membuat kita memandang suatu hal sebagai sesuatu yang memiliki makna.

Charles Sanders Pierce mengemukakan Semiotika merupakan suatu hubungan tanda dengan objek dan makna. Dikutip dari (Sobur, 2009), menurut Eco Semiotika secara terminologis adalah “Ilmu yang mempelajari berbagai macam peristiwa, objek, dan seluruh kebudayaan sebagai tanda.

Tanda didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki arti lain.

Bisa disimpulkan bahwa Semiotika adalah ilmu yang mengkaji tanda (sign). Dalam studi ilmu komunikasi, tanda adalah interaksi makna yang disampaikan kepada orang lain menggunakan berbagai macam tanda.

2.1.7 Teori Semiotika Ferdinand de Saussure

Ferdinand de Saussure dikenal dengan teori pembahasan tentang tanda.

Saussure menyampaikan teorinya yang disebut “strukturalisme”, ia menyebutkan bahwa teorinya merupakan teori bahasa untuk menggantikan teori terdahulu. Dengan teorinya itu, Sassure berhasil mengubah pemahaman tentang bahasa yang telah dikembangkan oleh para terdahulunya.

(17)

Menurut Ferdinand de Saussure untuk memahami bahasa kita harus melihatnya secara keseluruhan dan dilihat dari seluruh jaringan antara bunyi dan makna yang tertera dalam bahasa (Sobur, 2009). Ferdinand de Saussure mengungkapkan bahwa bahasa memiliki keutuhan untuk berdiri sendiri.

Ferdinand de Saussure mengungkapkan bahwa ada 5 (lima) dasar strukturalisme bahasa yang ia sebut sebagai Strukturalisme Levi-Strauss;

Signifier dan Signified, Content and Form, Parole dan Langue, Synchronic dan Diachronic, yang terakhir adalah Syntagmatic dan Associative.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 1 Kajian Literatur Jurnal 1

Kajian Literatur 1 (Jurnal)

Judul Representasi Toleransi Dalam Lirik Lagu Peradaban Karya Grup Musik .Feast Tahun 2019

Peneliti I Gede Nyoman Arya Tri Adhyatmika, I Dewa Ayu Sugiarica Joni, I Gusti Agung Alit Suryawati

Sumber https://ojs.unud.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/50255

Hasil Pencipta lagu membuat lirik yang sangat kompleks yang menggambarkan perilaku manusia hingga menyisipkan harapan. Pencipta lagu dapat menggunakan bahasa dalam lagu sebagai media komunikasi kepada masyarakat dengan harapan pesan dapat tersampaikan. Peneliti menilai bahwa masih ada konflik yang digambarkan dalam lirik lagu, sehingga butuh rasa toleransi yang lebih dalam diri masyarakat.

Perbedaan Terdapat variabel dan objek penelitian yang berbeda pada penelitian ini.

(18)

Tabel 2 Kajian Literatur Jurnal 2

Kajian Literatur 2 (Jurnal)

Tabel 3 Kajian Literatur Jurnal 3

Kajian Literatur 3 (Jurnal)

Judul Representasi Seks Bebas Dalam Lirik Lagu Dangdung (Analisis Semiotika Saussure Dalam Lirkik Lagu “Cinta Satu Malam”)

Tahun 2017

Peneliti Septia Winduwati

Sumber https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/1023/933 Hasil Lirik lagu tersebut menggambarkan pengalaman dari penulis lagu yang pernah

menjalani “cinta satu malam”. Cinta satu malam dalam penelitian tersebut dinilai berkonotasi hubungan gelap yang dilakukan atas dasar suka sama suka dan hanya berlangsung satu malam (tidak berkelanjutan). Hubungan gelap disini juga berkonotasi melakukann hubungan intim.

Perbedaan Terdapat variabel dan objek penelitian yang berbeda pada penelitian ini.

Judul Representasi Hubungan Percintaan Pada Lirik Lagu JKT48 Tahun 2019

Peneliti Destria Putri Ariyani

Sumber https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/23504 Hasil Lirik lagu JKT48 menunjukan bahwa adanya perasaan suka secara fisik

maupun non fisik, perempuan cantik secara fisik lebih diuntungkan dalam hubungan percintaan, perbaikan kecantikan secara fisik dapat meningkatkan kepercayaan diri, dan memperlihatkan adanya integritas makna dan harapan dalam kejadian yang terjadi.

Perbedaan Terdapat variabel dan objek penelitian yang berbeda pada penelitian ini. Selain itu ada perbedaan pada teori yang digunakan oleh peneliti.

(19)

Tabel 4 Kajian Literatur Jurnal 4

Kajian Literatur 4 (Jurnal)

Tabel 5 Kajian Literatur Skripsi 1

Kajian Literatur 5 (Skripsi)

Judul Representasi Nasionalisme Dalam Lirik Lagu Seperti Rahim Ibu (Studi Semiotika Ferdinand De Saussure Dalam Lirik Lagu “Seperti Rahim Ibu”

Grup Musik Efek Rumah Kaca) Tahun 2019

Peneliti M. Noval Rinaldi

Sumber https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/1540/

Hasil Ada pesan mendalam penulis lagu tentang keprihatinan dan empati yang tinggi terhadap yang terjadi pada negeri ini. Seperti Rahim ibu adalah perumpamaan sebagai warga negara yang memiliki pengharapan tinggi terhadap negara agar lebih maju dengan jiwa nasionalisme yang tinggi.

Perbedaan Terdapat variabel dan objek penelitian yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Judul Pesan Komunikasi dan Representasi Nilai Ke-Tuhanan dalam Lirik Lagu

“Noah-Tak Ada yang Abadi” dan “Ungu-Bila Tiba”

Tahun 2020

Peneliti Muhammad Hanif Fu’adi

Sumber http://perpus.iainsalatiga.ac.id/lemari/fg/free/pdf/?file=http://

perpus.iainsalatiga.ac.id/g/pdf/public/index.php/?pdf=10 066/1/SKRIPSI%20komunikasi%20representasi%20nilai%

20ketuhanan%20(fix)-converted

(20)

Tabel 6 Kajian Literatur Skripsi 2

Kajian Literatur 6 (Skripsi)

Hasil Pesan komunikasi dalam lagu “Tak Ada Yang Abadi” adalah peringatan bahwa semua yang ada di dunia tidak ada yang abadi, seharusnya manusia bisa menggunakan semua itu dengan melakukan hal yang positif. Sedangkan pesan komunikasi pada lagu “Bila Tiba” adalah pengingat akan kematian, manusia seharusnya mengurangi dan menjauhi perbuatan maksiat dan seharusnya berlomba-lomba menambah amal ibadah untuk menyambut kematian.

Perbedaan Terdapat variabel dan objek penelitian yang berbeda pada penelitian ini.

Judul Representasi Makna Patah Hati Melalui Lirik Lagu Pamer Bojo – Didi Kempot (Analisis Semiotika Roland Barthes)

Tahun 2020

Peneliti Hastrio Husein Al Habib

Sumber http://digilib.uinsby.ac.id/43604/1/Hastrio%20Husein%20Al%20Habib%20 Watermark_B76216092.pdf

Hasil Peneliti menilai bahwa patah hati diawali dari janji-janji yang dulu pernah dibuat oleh seseorang yang dicintai, namun janji-janji itu tidak ditepati (di ingkari). Patah hati bisa berawal dari perlakuan penyiksaan batin dari seseorang yang berharga di hidupnya. Patah hati bisa berawal dari kekecewaan terhadap seseorang yang dicintai, rasa kecewa bisa muncul dari harapan yang tidak terlaksanakan. Patah hati bisa berawal dari kesedihan yang mendalam, dalam lagu ini pencipta lagu menekankan bahwa ada kesedihan yang mendalam yang diakibatkan oleh perilaku yang membuat batin dan fisik terluka. Patah hati bisa diakibatkan oleh hati yang retak ketika melihat orang yang dicintai sudah menggandeng kekasih barunya.

Perbedaan Terdapat variabel dan objek penelitian yang berbeda pada penelitian ini. Selain itu ada perbedaan pada teori yang digunakan oleh peneliti.

(21)

Tabel 7 Kajian Literatur Skripsi 3

Kajian Literatur 7 (Skripsi)

Tabel 8 Kajian Literatur Skripsi 4

Kajian Literatur 8 (Skripsi)

Judul Representasi Perlawanan Sipil Dalam Lirik Lagu Tantang Tirani: Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce

Tahun 2014

Peneliti Muhammad Fauzan Aziz Sumber https://kc.umn.ac.id/1477/

Hasil Peneliti menemukan bahwa lirik lagu Tantang Tirani merepresentasikan perlawanan sipil sebagai kegiatan resistensi yang dilakukan masyarakat. Aksi resistensi adalah tindakan perlawanan sipil yang dilakukan tanpa kekerasan, hal ini bisa diakibatkan karena ada penindasan yang dilakukan oleh Tiran.

Perbedaan Terdapat variabel dan objek penelitian yang berbeda pada penelitian ini. Selain itu ada perbedaan pada teori yang digunakan oleh peneliti.

Judul Representasi Nilai-Nilai Moral Dalam lirik Lagu Rap (Studi Semiotika Terhadap Lagu “Ngelmu Pring” yang Dipopulerkan oleh Grup Musik Rap Rotra)

Tahun 2011

Peneliti Pramudya Adhy W

Sumber http://repository.upnyk.ac.id/1291/1/SKRIPSI_PRAMUDYA_

ADHY_WARDHANA_(153090293).pdf

Hasil Ditemukan nilai-nilai moral pada lirik lagu tersebut, diantaranya ada dimensi moral dalam kehidupan pribadi manusia. Ditemukan nilai kesederhanaan, kejujuran, dan tanggung jawab. Terdapat juga dimensi moral dalam kehidupan sosial yang memiliki nilai kebersamaan, dan nilai saling menghormati sesama.

Ada juga dimensi moral dalam hubungan manusia dengan Tuhan, dimana makhluk hidup berserah diri kepada Sang Pencipta. Lirik lagu ini mengandung

(22)

Tabel 9 Kajian Literatur Jurnal Internasional 1

Kajian Literatur 9 (Jurnal Internasional)

nilai moralitas dimana pencipta lagu mengajak pendengar untuk menjadi manusia yang bermoral sehingga bisa hidup dengan harmonis.

Perbedaan Terdapat variabel dan objek penelitian yang berbeda pada penelitian ini.

Judul Semiotics Analysis of the Myth of Eroticism in English Song Lyrics Tahun 2019

Peneliti Reski Ramdhani, Susi Yuliawati, Dadang Suganda Sumber www.researchgate.net

Hasil Dari penelitian ini ditemukan bahwa dalam lirik lagu Zayn Malik yang berjudul “Dust Till Dawn” terdapat unsur membangun mitos erotisme yang didorong dari ambisi seksual di suatu hubungan. Lirik dalam lagu tersebut secara implisit menunjukan aktivitas seksual, dengan demikian lirik tersebut lebih mencerminkan konsep erotisme dari pada pornografi. Ada beberapa lirik yang mencerminkan hasrat seorang pria kepada wanita yaitu “Touch my body”, “Feel the body”, dan “Make love”.

Perbedaan Metode penelitian yang digunakan berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan, terdapat juga perbedaan objek dan variabel dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.

(23)

Tabel 10 Kajian Literatur Jurnal Internasional 2

Kajian Literatur 10 (Jurnal Internasional) Judul Deixis in the Song Lyrics of One Direction

Tahun 2021

Peneliti Savitri Rahmadany, Rahmad Husein Sumber www.researchgate.net

Hasil Ada beberapa deiksis dalam 5 lirik lagu One Direction yang telah dibagi berdasarkan Lyons (1997). Penelitian ini menemukan ada 79 deiksis personal, 16 deiksis spasial atau tempat, dan 13 deiksis temporal atau waktu. Dari 5 lirik yang diteliti menyebutkan bahwa deiksis personal adalah yang paling dominan dengan persentase sebesar 73,14%.

Deiksis personal kebanyakan menggunakan singular first-person/Me yang berartikan kebanyakan dari lirik lagu One Direction menceritakan kehidupan dari penulis lirik tersebut.

Perbedaan Metode penelitian yang digunakan berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan, terdapat juga perbedaan objek dan variabel dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.

(24)

Tabel 11 Kajian Literatur Jurnal Internasional 3

Kajian Literatur 11 (Jurnal Internasional)

Tabel 12 Kajian Literatur Jurnal Internasional 4

Kajian Literatur 12 (Jurnal Internasional) Judul A Deixis Analysis of a Song Lyrics Entitled “LOVER”

Tahun 2021

Peneliti Sofia Fadilah, Setya Resmini Sumber www.researchgate.net

Hasil Peneliti menemukan bahwa Deiksis personal merupakan tipe yang paling dominan dalam lirik lagu “Lover”. Hal tersebut ditunjukan dari lirik lagu yang menceritakan perasaan cinta penyanyi terhadap anak laki-laki yang membuat penggunaan tipe deiksis personal lebih sering digunakan dari pada deiksis tipe lainnya. Peneliti dalam penelitian ini menilai bahwa penggunaan deiksis akan memudahkan untuk mendeskripsikan fungsi personal, pronoun, waktu, dan demonstrative yang menghubungkan ujaran dengan personal, spasial, dan temporal.

Perbedaan Metode penelitian yang digunakan berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan, terdapat juga perbedaan objek dan variabel dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.

Judul Affixes In Song Lyrics of Adele Tahun 2018

Peneliti Unpris Yastanti, Widya Warlina Sumber www.researchgate.net

Hasil Dari hasil analisis penelitian diatas yang dilakukan pada lirik lagu Adele “All I Ask”, “Hello”, dan “Million Years” ditemukan penggunakan sufiks dan prefix yang memiliki fungsi tersendiri dalam kalimat, dalam lirik pertama ada 2 Adjective, 2 Plural, 2 Noun, dan 1 Verb. Dalam lirik kedua ada 1 Verb, 3

(25)

2.3 Kerangka Pemikiran

Adjective, 1 Preposition, 2 Plural, dan 1 Noun. Dalam lirik ketiga ada 2 Adjective, 5 Plural, dan 2 Noun.

Perbedaan Metode penelitian yang digunakan berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan, terdapat juga perbedaan objek dan variabel dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.

Lirik Lagu “Selaras” Karya Kunto Aji dan Nadine Amizah

Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure

Penanda Petanda

Makna dalam lirik lagu “Selaras”

karya Kunto Aji dan Nadin Amizah

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian

Paradigma dapat diartikan sebagai cara berpikir untuk mempresepsikan, menilai, dan melakukan sesuatu yang berkaitan dengan realitas. Paradigma pada penelitian semiotika Ferdinand De Saussure mengacu pada Paradigma Konstruktivis yaitu sebuah cara berpikir yang menilai realitas itu ada pada berbagai bentuk konstruksi mental yang mengacu pada pengalaman sosial, bersifat lokal dan spesifik, dan bergantung pada pihak yang bersangkutan. Dalam studi komunikasi paradigma ini disebut sebagai paradigma produksi dan pertukaran makna.

Pada penlelitian ini dimana peneliti menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan jenis studi kasus dan pendekatan teori semiotika dari Ferdinand De Saussure. Pada dasarnya penelitian semiotika berusaha menemukan suatu makna dan hal-hal yang tersembunyi dalam sebuah teks, banyak orang mengemukakan bahwa penelitain semiotika merupakan upaya menemukan makna “berita dibalik berita”.

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian menurut (Arikonto, 2016:26) adalah sebuah variabel dalam penelitian yang berbentuk data untuk diamati oleh peneliti. Suharsimi Arikonto juga membatasi subjek penelitian sebagai benda, hal atau seseorang sebagai penyimpan data, dan suatu yang dipermasalahkan.

Maka dari itu dalam penelitian ini peneliti menentukan subjek penelitiannya yaitu lirik lagu “Selaras” yang merupakan karya musik yang diciptakan oleh Kunto Aji dan Nadin Amizah.

3.2.2 Objek Penelitian

Objek penelitian menurut (Sugiyono, 2017) adalah atribut yang sangat penting dalam penelitian ini, sebagaimana kegiatan tersebut memiliki variasi yang dapat dipelajari untuk menarik kesimpulan dalam objek tersebut dimana makna dari lirik lagu “Selaras” karya Kunto Aji dan Nadin Amizah.

(27)

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat fleksibel atau bisa dikerjakan dimana saja. Oleh karena itu peneliti mengerjakan penelitian ini di kediamannya di Kota Bandung. Peneliti berupaya mencari data sekunder melalui buku, website, ataupun e-book dan jurnal yang tersedia di internet. Peneliti mencari data primer (Lirik lagu “Selaras” karya Kunto Aji dan Nadin Amizah) melalui internet dari melalui platform Itunes dan juga platfotm Youtube.

3.4 Unit Analisis Penelitian

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Analisis Makna Dalam Lirik Lagu “Selaras” Karya Kunto Aji dan Nadin Amizah”. Peneliti berupaya mencari makna dari lirik lagu “Selaras” dengan cara meneliti dengan menggunakan teori Semiotika dari Ferdinand De Saussure. Berikut lirik lagu

“Selaras” karya Kunto Aji dan Nadin Amizah:

Tabel 13 Unit Analisis Penelitian

LIRIK LAGU UNIT ANALISIS INDIKATOR

Aku sudah hamper di ujung jalan Upaya, tenaga, dan penghabisan Yang sudah dan sedang diusahakan Runtuh terbangun entah sampai kapan

Aku tergerak mencari jawaban Aku berjalan mencari alasan

Semiotika Ferdinand De

Saussure

Penanda dan Petanda

(28)

LIRIK LAGU UNIT ANALISIS INDIKATOR

Langit yang membiru Hangat matahari berbisik padaku

Tolong beri kami waktu Ini tentang merawat kehidupan

Kita bisa Selama masih ada Rumah untuk pulang Dan memulai segalanya

Kita bisa Selama masih ada Rumah untuk pulang Dan memulai segalanya

(Kumparan, 2020)

Semiotika Ferdinand De

Saussure

Penanda dan Petanda

Sumber: Olahan Pemikiran Penulis.

(29)

3.5 Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data yang peneliti lakukan untuk penelitian ini menggunakan dua jenis sumber yaitu data primer dan data sekunder.

3.5.1 Data Primer

Menurut Wardiyanta, data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber primer, dalam penelitan ini data primernya adalah lirik lagu “Selaras”

yang peneliti peroleh dari internet melalui platform Itunes dan juga platform Youtube dan nantinya data tersebut akan diteliti oleh peneliti untuk mencari lirik lagu yang bisa memaknai “penanda” dan “petanda” dalam lirik lagu

“Selaras”. (Sugiarto, 2017).

3.5.2 Data Sekunder

Menurut Wardiyanta, data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak ketiga atau secara tidak langsung. Dalam penelitian ini data sekudernya adalah teori semiotika Ferdinand De Saussure dan teori-teori lainnya yang peneliti peroleh dari internet, buku, jurnal, dan e-book yang tersedia. Setelah mendapatkan data sekunder, peneliti berharap bisa melakukan penelitian lirik lagu untuk mencari makna “penanda” dan “petanda” dalam lirik lagu

“Selaras”. Selain itu, peneliti juga mencari referensi dari penelitian terdahulu untuk membantu dalam melaksanakan penelitian ini (Sugiarto, 2017).

3.6 Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan teknik analisis semiotika milik Ferdinand De Saussure pada penelitian ini. Analisis berfokus pada makna petanda dan penanda. Menurut (Alex Sobur,2009) Semiotika merupakan ilmu yang mengkaji tanda. Sedangkan Ferdinand De Saussure merupakan seorang Linguis asal Swiss yang dipandang sebagai bapak Linguis dan Semiotika.

Penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti lirik lagu “Selaras” karya Kunto Aji dan Nadin Amizah dengan dibantu oleh analisis semiotika milik Ferdinand De Saussure dengan fokus kepada penanda dan petanda. Berikut tahapan analisis yang peneliti lakukan:

(30)

1. Mendengarkan dan membaca lirik lagu “Selaras” karya Kunto Aji dan Nadin Amizah dengan cermat.

2. Menganalisis dan menafsirkan lirik lagu “Selaras” menggunakan analisis semiotika Ferdinand De Saussure yang berfokus pada petanda dan penanda untuk menemukan makna dalam lirik lagu “Selaras” karya Kunto Aji dan Nadin Amizah.

3. Menarik kesimpulan dari hasil analisis yang dilakukan pada lirik lagu

“Selaras” karya kunto Aji dan Nadin Amizah.

3.7 Teknik Keabsahan Data

Kepercayaan terhadap validitas data yang diperoleh sangat penting untuk peneliti dapatkan, sehingga peneliti dapat mempertanggung jawabkan data dan hasil penelitian yang dilakukan. Menurut (Sugiyono, 2012) kepercayaan terhadap data dapat dilakukan dengan memperpanjang proses pengamatan.

Dalam penelitian ini, perpanjangan proses pengamatan lebih baik berfokus pada keabsahan teori-teori yang digunakan dan juga berfokus pada pengamatan tingkat relevan dari teori yang digunakan untuk penelitian ini.

Menurut (Moleong, 2006) pada suatu penelitian ada 4 (empat) kriteria keabsahan data, yaitu: Derajat Keterpecahan, Keteralihan, Kebergantungan, dan Kepastian. Moleong juga menuturkan untuk mendapatkan kredibilitas data dapat menggunakan beberapa teknik, yaitu: (1) perpanjangan keikutsertaan, (2) pengamatan, (3) triangulasi, (4) pengecekan teman sejawat, (5) kecukupan referensial, (6) kajian kusus negatif, (7) pengecekan anggota. Dari pernyataan Sugiyono dan Moleong diatas, peneliti menentukan teknik yang digunakan untuk keabsahan data pada penlitian ini adalah:

(31)

1. Ketekunan Pengamatan

Dengan meningkatkan ketekunan pengamatan peneliti berharap dihindari dari situasi yang dianggap menyebarkan kebohongan atau melakukan penipuan dari data yang diperoleh. Peneliti berupaya dengan melakukan pengecekan ulang data-data yang sudah diperoleh dan mengamati dengan cermat apakah data-data tersebut sudah relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

2. Pengecekan Teman Sejawat

Peneliti melakukan teknik ini dengan cara berdiskusi dengan teman sejawat guna mendapatkan pandangan lain terhadap penelitian ini. Peneliti berharap dengan melakukan cara dapat membuat peneliti dan teman sejawat mendapatkan pengetahuan baru yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Arikonto, S. (2016). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Awe, M. (2003). Iwan Fals: Nyanyian di Tengah Kegelapan. Ombak.

Banoe, P. (2003). Kamus Musik. Kanisius.

Hardjana, & M, A. (2003). Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal. Kanisius.

Jamalus. (1988). Panduan Pengajaran Buku Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan.

Komala, L., Karlinah, S., & Soemirat, B. (1999). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. UT.

Kumparan. (2020, December 4). Lirik Lagu Selaras - Kunto Aji ft. Nadin Amizah. Kumparan.Com. https://kumparan.com/lirik-lagu/lirik-lagu- selaras-kunto-aji-feat-nadin-amizah-1uiJBcyIsL9/full

Larousse, L. P. (1994). Le Petit Larousse Illustre. Larousse.

Lechte, J. (2001). Filsuf Kontemporer: dari Strukturalisme Sampai Posmodernitas. Kanisius.

Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif (J. L. Moleong, Ed.).

PT. Remaja Rosdakarya.

Romli, K. (2017). Komunikasi Massa (K. Romli, Ed.). PT. Grasindo.

Smith, Frank, & Fauchon, Christopher. (2001). Zigzag Poesie (English Edition). Les Edition Autrements.

Sobur, A. (2003). Psikologi Umum (A. Sobur, Ed.). Pustaka Setia.

Sobur, A. (2009). Semiotika Komunikasi (A. Sobur, Ed.). PT. Remaja Rosdakarya.

Soeharto, M. (1992). Kamus Musik. Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Sugiarto. (2017). Metodologi Penelitian Bisnis. Andi.

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. CV. Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV.

Alfabeta.

(33)

Suprapto, T. (2009). Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi (T.

Suprapto, Ed.). MedPress.

(34)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Presentase Turnitin

(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)

Gambar

Tabel 1 Kajian Literatur Jurnal 1
Tabel 3 Kajian Literatur Jurnal 3
Tabel 4 Kajian Literatur Jurnal 4
Tabel 6 Kajian Literatur Skripsi 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Krippendorff mengemukakan bahwa kajian isi adalah teknik penelitian yang dimanfaatkan untuk menarik kesimpulan yang replikatif dan sahih dari data atas dasar konteksnya..

akan segera turun, merupakan tanda permanen dengan interpretasi tunggal (monosemiotik). 3) Semiotik faunal ( zoosemiotics ), yakni semiotik yang menganalisis sistem

Menurut Sugiyono (2015), operasionalisasi variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah

Operasional variabel menurut Sugiyono (2017:38) yaitu merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi..

Pada lirik pertama dalam lagu Aut Boi Nian, mengatakan bahwa apapun juga yang diinginkan akan dilakukan untuk kekasih hatinya, sekalipun melakukan sesuatu yang

Sesuai dengan judul penelitian ini “Makna Karakter Desain Komunikasi Visual Website NU Online Sebagai Media Dakwah ( Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure )” ,

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pesan simbol-simbol, realita cinta, serta kesesuaian dan perbedaan antara lirik lagu dengan video klip yang ada dalam

Hasil akhir dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam kajian semiotika Ferdinand de Saussure kata īlā' memiliki penanda yaitu kata īlā' dan petanda yang menggambarkan yaitu