• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MAKNA PESAN MOTIVASI PADA LIRIK LAGU RIVER KARYA JKT48 (ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE) PROPOSAL SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS MAKNA PESAN MOTIVASI PADA LIRIK LAGU RIVER KARYA JKT48 (ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE) PROPOSAL SKRIPSI"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS MAKNA PESAN MOTIVASI PADA LIRIK LAGU “RIVER”

KARYA JKT48

(ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS

UNIVERISTAS TELKOM BANDUNG

2021

(2)

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Fokus Penelitian ... 9

1.3 Rumusan Masalah ... 9

1.4 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Manfaat Penelitian ... 9

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 9

1.5.2 Manfaat Praktis ... 9

1.6 Lokasi dan Periode Penelitian ... 10

1.6.1 Lokasi Penelitian ... 10

1.6.2 Periode Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Kajian Teori ... 12

2.1.1 Makna ... 12

2.1.2 Pesan ... 13

2.1.3 Motivasi ... 15

2.1.4 Musik ... 17

(3)

ii

2.1.5 Lirik Lagu ... 18

2.1.6 Analisis Semiotika ... 19

2.1.7 Semiotika Ferdinand De Saussure ... 21

2.2 Penelitian Terdahulu ... 22

2.3 Kerangka Penelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Paradigma Penelitian ... 35

3.2 Metode Penelitian ... 35

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 36

3.3.1 Subjek Penelitian ... 36

3.3.2 Objek Penelitian ... 36

3.4 Lokasi Penelitian ... 36

3.5 Unit Analisis Penelitian ... 36

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.6.1 Data Primer ... 39

3.6.2 Data Sekunder ... 39

3.7 Teknik Analisis Data ... 40

3.8 Teknik Keabsahan Data ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN ... 47

(4)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Waktu Periode Penelitian ... 10

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu (Skripsi) ... 23

Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu (Jurnal Nasional) ... 26

Tabel 2. 3 Penelitian Terdahulu (Jurnal Internasional) ... 30

Tabel 3. 1 Unit Analisis dalam Lagu River ... 36

(5)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Sister Group 48 Family ... 3

Gambar 1. 2 Komentar Pendengar Tentang Lagu "River" ... 4

Gambar 1. 3 Poster Lagu River ... 5

Gambar 1. 4 Jumlah Penonton Lagu di Youtube JKT48 ... 5

Gambar 1. 5 JKT48 River Memenangkan Penghargaan Lagu TerDahsyat 2014 ... 6

Gambar 2. 1 Model Semiotika Ferdinand De Saussure ... 22

Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran ... 34

(6)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Cek Ithenticate ... 47

(7)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Fenomena bunuh diri di Indonesia merupakan permasalahan yang tidak dapat diabaikan. Pada wawancaranya Bersama Kompas.com, Dr Indria Gamayanti selaku Ketua Umum Ikatan Psikolog Klinis (IPK) mengatakan bahwa fenomena bunuh diri perlu mendapatkan atensi lebih karena kejadian yang terlihat lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kasusnya. Santrock (dalam Zaman, 2017) mengatakan bahwa penyebab kematian tertinggi ketiga yang terjadi pada usia 15 sampai 24 tahun ialah bunuh diri, yang mana menurut Kemenkes (2012) usia 10 sampai 24 tahun termasuk kedalam usia remaja dan belum menikah. Salah satu penyebab tindakan bunuh diri ialah depresi seperti merasa putus asa atau terjebak dalam suatu masalah (Kemenkes, 2019). Jika kita melihat tanda yang mengarah kepada tindakan bunuh diri pada seseorang, jangan ragu untuk menanyakan kondisinya dan memberi afirmasi positif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), afirmasi merupakan penetapan positif atau dapat dikatakan juga sebagai pernyataan positif. Salah satunya dapat dilakukan dengan menerapkan atau memberikan motivasi.

Motivasi dapat diberikan melalui berbagai cara, salah satunya ialah melalui musik.

Andaryani (2019) dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Musik dalam Meningkatkan Mood Booster Mahasiswa (The Effects of Music in Improving Student’s Mood Booster) mengutip pendapat Merrit (2013) yang menyatakan bahwa musik memiliki beberapa manfaat. Salah satu manfaatnya ialah sebagai media motivasi, dengan mendengarkan musik motivasi dapat lahir dan muncul dengan Feeling atau perasaan tertentu. Motivasi ini akan memunculkan perasaan semangat sehingga pendengarnya akan merasa bahwa ia dapat melakukan segala hal.

Di Indonesia sendiri, kini ada beberapa musisi yang mulai menciptakan lagu dengan lirik yang berisi pesan motivasi, diantaranya ialah Yura Yunita yang merilis sebuah lagu dengan judul “Merakit”. Pada lagu merakit tersebut Yura menyampaikan pesan khusus kepada penyandang disabilitas untuk terus berjuang dengan keterbatasan yang ada (Ramadhiani, 2021). Kemudian penyanyi Kunto Aji merilis lagu yang berjudul “Sulung”

(8)

2 dan pesan yang disampaikan ialah mengajak para pendengarnya untuk tetap tegar mengikhlaskan sesuatu yang telah hilang atau tidak dapat dimiliki (Sari, 2020). Musik dengan penggunaan lirik lagu sebagai media penyampaian pesan motivasi yang dilakukan oleh beberapa musisi tersebut menjadi sebuah pembuktian bahwa motivasi dapat disampaikan melalui sebuah lagu. Tentunya motivasi yang disampaikan kepada khalayak ialah berupa lirik lagu. Lirik lagu merupakan ungkapan seseorang tentang sesuatu yang pernah didengar atau dialami (Yastanti & Safitri, 2016). Lirik yang tertera dalam sebuah lagu dapat menunjukan sebuah ekspresi yang ditujukan untuk menghibur dan menyampaikan pengalaman atau pesan dari seorang musisi kepada pendengarnya.

Musik juga tidak hanya semata-mata menjadi media hiburan saja, tetapi musik juga dapat memberikan dampak positif dan juga menjadi media penyemangat bagi seseorang dalam memotivasi dirinya dalam melakukan sesuatu. Sejauh ini, banyak isu hangat yang terjadi di sekitar masyarakat yang diangkat menjadi menjadi pesan yang disampaikan dari sebuah lagu. Beberapa isu diantaranya seperti isu politik, motivasi, kesehatan mental, penyampaian dakwah dan lain-lain (Yastanti & Safitri, 2016).

Kini musisi-musisi muda pun banyak bermunculan. Kemunculan musisi-musisi tersebut beragam, ada yang terkenal melalui kanal YouTube, Instagram, ajang pencarian bakat dan juga audisi-audisi khusus tertentu. Di Indonesia terdapat salah satu penyanyi grup yang terkenal yaitu JKT48. JKT48 terbentuk melalui sebuah audisi yang cukup ketat.

Audisi ini dihadiri kurang lebih sebanyak 5000 peserta yang berasal dari seluruh Indonesia. Setelah melalui beberapa tahap audisi, hasilnya terpilih sebanyak 28 orang yang resmi menjadi anggota JKT48 generasi pertama dan diperkenalkan pada 3 November 2011 (Randuang, 2013, kaskus.co.id diakses pada 15 April 2021). Sebelum resmi terbentuk grup JKT48, sebelumnya sudah terlebih dahulu populer grup AKB48 di Akihabara, Jepang. Tidak hanya JKT48 dan AKB48, terdapat juga beberapa keluarga 48Group lainnya seperti SKE48 (Sakae), NMB48 (Namba), HKT48 (Hakata), dan SNH48 (Shanghai). Grup-grup tersebut dikenal dengan panggilan Sister Group, dan JKT48 merupakan Sister Group pertama diluar Jepang yang anggotanya ditunjuk dan dipilih langsung oleh Yasushi Akimoto yang merupakan seorang produser asal Jepang.

(9)

3 Gambar 1. 1 Sister Group 48 Family

Sumber : https://celotehmedia.wordpress.com/2014/03/21/mengenal-istilah-istilah- 48-family/ (Diakses pada 15/04/21 pukul 14.10 WIB)

Pada proses pembuatan sebuah karya, setiap musisi memiliki gaya dan ciri khasnya masing-masing. Salah satunya ialah lagu “River” yang dipopulerkan oleh JKT48. Lagu

“River” yang dipopulerkan oleh JKT48 merupakan lagu yang dibuat dalam versi bahasa Indonesia setelah sebelumnya terlebih dahulu populer dalam bahasa Jepang oleh grup AKB48 asal Akihabara, Jepang. Lagu yang memiliki aliran pop dan bertempo cepat ini menceritakan bagaimana untuk berusaha memperjuangkan agar sesuatu yang diinginkan tercapai. Ternyata lagu ini juga memiliki kedekatan dengan kehidupan manusia, dimana manusia biasanya akan mudah menyerah dan putus asa jika sesuatu yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.

Peneliti juga mendapatkan beberapa pernyataan yang dikatakan langsung oleh mereka yang sudah mendengar lagu “River” yang disampaikan melalui kolom komentar YouTube video klip “River”.

(10)

4 Gambar 1. 2 Komentar Pendengar Tentang Lagu "River"

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=e5EIBDNdfi0 (Diakses pada 15/04/2021 pukul 14.30 WIB)

Berdasarkan gambar diatas, komentar yang diberikan penggemar maupun bukan penggemar pada kanal Youtube resmi JKT48, menunjukan ungkapan perasaan mereka setelah mendengarkan lagu “River”. Salah satu pendengarnya berkomentar bahwa meskipun lagu ini memiliki tempo yang cepat, namun lagu ini berhasil membuatnya menangis mengingat dirinya tengah berjuang mewujudkan mimpinya. Tidak hanya itu, kalangan orang awam yang bukan penggemar juga turut memberikan komentar bahwa lirik dari lagu “River” ini memiliki arti yang sangat mendalam dan menggambarkan kehidupannya. Komentar lainnya juga diunggah oleh kalangan orang awam yang mengatakan bahwa lagu “River” adalah lagu yang ia pilih untuk didengarkan ketika ia merasa lelah dengan hidup yang sedang dijalani.

(11)

5 Gambar 1. 3 Poster Lagu River

Sumber : https://www.kaskus.co.id/thread/518c91331cd7193b5200000c/jkt48--- river-new-single-screamo-cover--coooool-gan/ (Diakses pada 15/04/21 pukul 14.56

WIB)

Berdasarkan komentar-komentar yang diberikan oleh pendengar lagu “River”, banyak dari mereka yang merasa semangat kembali setelah mendengarkan lagu “River”. Mereka tidak hanya merasa menjadi semangat kembali setelah mendengarkan alunan musik lagu

“River”, tetapi juga termotivasi dengan lirik dari lagu “River”. Meskipun alunan musiknya bertempo cepat dan bersemangat, namun lirik yang disampaikan dalam lagu “River”

memiliki pesan yang begitu dalam bagi penggemarnya yang sedang merasa putus asa, tidak bersemangat, atau sedang berjuang untuk mencapai sesuatu.

Gambar 1. 4 Jumlah Penonton Lagu di Youtube JKT48

(12)

6 Sumber : https://www.youtube.com/channel/UCaIbbu5Xg3DpHsn_3Zw2m9w

(Diakses pada 15/04/2021 pukul 15.00 WIB)

Sesuai dengan hasil observasi yang peneliti langsungkan pada kanal Youtube resmi JKT48, peneliti menemukan beberapa lagu JKT48 dengan jumlah penonton terbanyak seperti pada gambar diatas. Lagu-lagu tersebut ialah “Heavy Rotation”, “Baby Baby Baby”, “Fortune Cookie”, juga termasuk “River”. Berdasarkan jumlah penonton di kanal YouTube resmi JKT48, “Heavy Rotation” memiliki 950 ribu penonton, “Baby Baby Baby” memiliki 126 ribu penonton, “Fortune Cookie” memiliki 5,2 juta penonton, dan

“River” memiliki 6,6 juta penonton. Diantara lagu-lagu tersebut, lagu “River” memiliki jumlah penonton terbanyak. Hal ini didukung oleh komentar-komentar para pendengarnya yang merasa disemangati oleh JKT48 melalui lagu “River”. Penyampaian pesan yang disampaikan oleh JKT48 melalui lirik lagunya membuat banyak orang termotivasi. JKT48 juga berhasil memenangkan penghargaan Lagu TerDahsyat untuk lagu “River” dalam acara DahSyatnya Awards 2014.

Gambar 1. 5 JKT48 River Memenangkan Penghargaan Lagu TerDahsyat 2014 Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=5Kl76yH3WaI&t=132s (Diakses pada

15/04/21, pukul 15.17 WIB)

Maka dari itu dapat dikatakan bahwa penyampaian pesan dan motivasi dapat disampaikan melalui sebuah lirik lagu. Meskipun alunan musik dari sebuah lagu memiliki tempo yang cepat dan bersemangat, namun jika lirik lagunya memiliki makna yang mendalam maka pesan yang ingin musisi sampaikan pun bisa tersampaikan secara baik

(13)

7 bagi pendengarnya. Berdasarkan beberapa komentar dan pendapat pendengar mengenai lirik lagu “River”, banyak diantara mereka yang mendengarkan lagu “River” ketika kondisi mereka sedang dalam keadaan yang tidak baik, patah semangat, putus asa, terpuruk, gagal, dan lain-lain, beberapa hal tersebut dapat menjadi awal dari menyerahnya seseorang atas suatu keadaan.

Oleh karena itu peneliti memilih untuk melakukan penelitian dengan mengambil sudut pandang lirik lagu sebagai subjek untuk mengetahui bagaimana pesan motivasi disampaikan dalam lagu “River” karya JKT48. Hal tersebut juga didukung dengan data yang peneliti peroleh dari komentar- komentar pendengar yang disampaikan di kanal Youtube resmi JKT48 tentang lagu “River. Peneliti menjadikan lirik lagu “River” sebagai landasan dasar untuk mengetahui makna pesan motivasi dalam lirik lagu tersebut.

Penelitian ini akan disusun melalui penggunaan metode penelitian kualitatif. Menurut Catherine dalam (Sarwono, 2006), penelitian kualitatif diartikan menjadi sebuah proses yang mencoba untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kompleksitas yang terdapat pada interaksi manusia. Penggunakan metode penelitian kualitatif ini juga membuat peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana interaksi antar manusia dapat terjadi melalui lirik lagu sebagai media penyampaian pesan dari musisi kepada pendengarnya.

Peneliti akan melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan semiotika.

Peneliti memilih semiotika sebagai landasan teori pada penelitian ini ialah untuk mengemukakan penanda dan petanda mengenai pesan motivasi yang disampaikan pada lagu “River”. Pada penelitian ini, peneliti akan berfokus pada lirik lagu sebagai media penyampaian pesan dari seorang musisi kepada pendengarnya. Pada lirik lagu tersebut biasanya ada sejumlah tanda yang mengandung makna pesan yang ingin disampaikan kepada pendengarnya.

Peneliti menemukan beberapa penelitian yang sudah terlebih dahulu dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan analisis yang berbeda. Penelitian yang dilangsungkan oleh Syarif Fitri dalam (Fitri, 2017) dengan judul Analisa Semiotik Makna Motivasi Lirik Lagu “Cerita Tentang Gunung dan Laut” Karya Payung Teduh dan menggunakan teori

(14)

8 analisis semiotika Ferdinand De Saussure, hasil dari penelitian ini menunjuka bahwasanya pada lirik lagu tersebut terdapat pesan agar manusia tidak melakukan hal yang sia-sia dan juga manusia selalu mencari kesenangan yang tidak tepat. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Lia Lestari Lobo dalam (Lobo, 2016) dengan judul Representasi Kebudayaan Bugis-Makassar dalam Lirik Lagu Album “Alkisah” Band Theory of Discoustic dan menggunakan teori analisis semiotika Ferdinand De Saussure, hasil dari penelitian ini adalah lagu dalam album “Alkisah” tersebut memiliki nilai sejarah bahwa orang Makassar dikenal sebagai pelaut dan juga mengingatkan pendengarnya untuk terus mengingat kebudayaan sebagai identitas atau jati diri. Ada pula penelitian lainnya yang dilakukan oleh Puspa Ria dalam (Ria, 2020) dengan judul Analisis Ferdinand De Saussure dalam Lirik Lagu Bismillah Sabyan Gambus, penelitian ini juga menggunakan teori analsisi semiotika Ferdinand De Saussure. Hasil dari penelitian ini ialah baik darisegi penanda dan petanda, lirik lagu ini bermakna agar selalu mengingat Allah, berserah diri kepada-Nya, mengakui kebesaran-Nya, dan selalu mengucap syukur atas segala nikmat- Nya. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, ketiganya menggunakan teori analisis semiotika Ferdinand De Saussure. Pada penelitian ini, peneliti juga menggunakan teori analisis semiotika Ferdinand De Saussure untuk menjelaskan makna penanda dan petanda pada lirik lagu “River”, sehingga pada proses analisis data selanjutnya ketiga penelitian terdahulu tersebut akan peneliti jadikan referensi dalam menjelaskan makna penanda dan petanda.

Melalui lagu, peneliti dapat melihat tanda-tanda dalam lirik lagu. Lagu “River” karya JKT48 dipilih oleh peneliti sebagai objek untuk mengkaji dan memaknai lirik lagu.

Berdasarkan pemaparan dan ketertarikan yang telah dipaparkan oleh peneliti diatas, peneliti bermaksud untuk menganalisis pesan motivasi yang terkandung dalam lirik lagu

“River” melalui pengunaan teori analisis semiotika Ferdinand De Saussure. Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat penelitian dengan judul “Analisis Makna Pesan Motivasi Pada Lirik Lagu “River” Karya JKT48 (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure)”

(15)

9 1.2 Fokus Penelitian

Sesuai dengan pemaparan dari latar belakang di atas, penulis hendak menganalisis makna motivasi pada lirik lagu “River” dengan menggunakan teori semiotika Ferdinand De Saussure yanki Signifier atau penanda dan Signified atau petanda. Fokus penelitian pada penelitian ini adalah lirik yang terkandung dalam lagu “River” karya JKT48. Maka dari itu pada penelitian ini yang merupakan aspek Signifier atau penanda ialah lirik lagu

“River”, dan aspek Signified atau petandanya ialah hasil dari pemaknaan lirik lagu tersebut.

1.3 Rumusan Masalah

Selaras pada pemaparan pada latar belakang tersebut, maka rumusan masalah didalam penelitian ini yaitu:

1. Apa jenis motivasi yang terdapat dalam lirik lagu “River”?

2. Jenis makna apa yang digunakan dalam lirik lagu “River”?

3. Apa bentuk pesan yang digunakan dalam lirik lagu “River”?

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pemaparan pada latar belakang serta rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini ialah guna mengetahui jenis motivasi, jenis makna yang digunakan, dan juga bentuk pesan motivasi yang digunakan dalam lirik lagu “River”.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan bisa membuka pengetahuan baru bagi mahasiswa serta masyarakat umum mengenai semiotika dan juga definisi penanda dan petanda yang dijelaskan oleh Ferdinand De Saussure. Penelitian ini diharapkan bisa berguna bagi penelitian berikutnya yang membahas dan meneliti makna pesan dari sebuah lirik lagu.

1.5.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Akademis

(16)

10 Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan acuan atau sumber rujukan tambahan bagi akademis Telkom University dalam pelaksanaan penelitian dengan bidang kajian yang serupa.

2. Bagi Masyarakat

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk pembaca supaya menjadi lebih paham dan lebih kritis didalam memaknai pesan yang terkandung pada sebuah lirik lagu. Penelitian ini diharapkan juga kepada para musisi untuk terus menciptakan sebuah lagu dengan lirik yang penuh makna, sehingga lagu tersebut tidak hanya didengar namun juga dapat memberikan makna dan manfaat bagi pendengarnya.

1.6 Lokasi dan Periode Penelitian 1.6.1 Lokasi Penelitian

Peneliti melaukan penelitian mengenai makna pesan motivasi pada lirik lagu

“River” karya JKT48 di Kota Bogor, Jawa Barat. Adapun sumber utama dari penelitian ini ialah lirik lagu, terdapat juga beberapa sumber lain yang menjadi referensi bagi peneliti berupa buku, jurnal ilmiah, dan penelitian terdahulu berupa skripsi.

1.6.2 Periode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester enam peneliti. Ada pula tahapan pelaksanaan penelitian seperti yang terdapat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 1. 1 Waktu Periode Penelitian Tahapan

Penelitian

Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar

(17)

11 Mencari ide,

menyusun kerangka penelitian, dan mengajukan judul

Mencari

referensi dan mengumpulkan data penelitian Penyusunan Proposal Skripsi Desk Evaluation Penyusunan Skripsi

Sidang Skripsi

(Sumber : Data Olahan Peneliti, 2021)

(18)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori

2.1.1 Makna

Makna dapat didefinisikan menjadi maksud atau arti yang terkandung dari suatukata (Tjiptadi, 1984). Pateda (2001) mengemukakan bahwa istilah makna dikatakan juga sebagai kumpulan kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut juga dikatakan selalu menyatu pada tuturan kalimat. Makna dapat dikatakan sebagai bagian yang tidak akan terpisahkan serta akan senantiasa melekat dengan apapun yang kita ucapkan. Jika terdapat sebuah kata yang tidak dapat dikaitkan pada suatu benda atau kejadian, maka kata itu tidak mempunyai makna (Ramadhiani, 2021). Ferdinand De Saussure dalam (Chaer, 1994) mendefinisikan makna sebagai definisi ataupun konsep yang ada dalam sebuah tanda linguistik. Menurut (Kridalaksana, 2001), dalam Kamus Linguistik terdapat empat definisi makna:

1. Maksud pembicara

2. Pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia

3. Hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya

4. Cara menggunakan lambang-lambang bahasa.

Berdasarkan pengertian makna menurut beberapa pakar tersebut, bisa disebutkan bahwasanya batasan mengenai definisi makna cukup susah untuk ditetapkan. Tiap pakar mempunyai pendapat yang berbeda mengenai pengertian makna. Tiap pengguna bahasa mempunyai cara yang tidak sama didalam memaknai suatu kakta ataupun ujaran (Muzaiyanah, 2012). Menurut Chaer (2013),makna terdiri dari beberapa jenis yaitu: 1) Makna Leksikal dan Gramatikal, 2) Makna Referensial dan Nonreferensial, 3) Makna Denotatif dan Konotatif, 4) Makna Kata dan Istilah, 5) Makna Konsep dan Asosiatif, 6) Makna Idiomatical dan Peribahasa, dan 7) Makna Kias. Berkaitan dengan data penelitian, peneliti membatasi jenis makna yang akan digunakan untuk meneliti data. Untuk penelitian ini, peneliti membatasi penggunaan

(19)

13 jenis makna yang digunakan sebagai landasan teori, yaitu makna denotatif dan konotatif.

Makna denotatif didefinisikan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi berdasarkan penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya (Chaer, 2013). Makna denotatif juga dikatakan sebagai makna polos atau makna apa adanya yang bersifat objektif (Pateda, 2010). Berdasarkan definisi-definisi tersebut, makna denotatif juga dapat dikatakan sebagai makna sebenarnya atau makna asli dari sebuah kata yang bersifat objektif. Misalnya meja hijau memiliki makna meja yang berwarna hijau.

Sebuah kata dikatakan memiliki makna konotatif apabila kata tersebut memiliki nilai rasa, baik negatif maupun positif (Chaer, 2013). Djajasudarma (2009) mengemukakan bahwa munculnya makan konotatif disebabkan oleh asosiasi perasaan terhadap apa yang didengar maupun yang diucapkan. Makna konotatif juga disebut sebagai makna yang ditambahkan dengan makna komponen lain. Maka dari itu, makna konotatif ialah makna yang telah mengalami penambahan makna sehingga makna tersebut tidak lagi menjadi makna polos atau sebenarnya.

2.1.2 Pesan

Saat melakukan proses komunikasi, berita ataupun informasi akan disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Dalam jurnalnya yang berjudul Analisis Pesan, (Purwasito, 2017) mengemukakan bahwa pada dasarnya pesan dapat dikatakan sebagai produk yang berasal dari komunikator yang kemudian disampaikan pada komunikan baik secara langsung maupun lewat media. Pesan terdiri dari sejumlah tanda yang kemudian dikelola sesuai dengan sejumlah kode tertentu yang diproses dengan cara ditukarkan melalui media diantara komunikan serta komunikator.

Salah satu indikasi komunikasi efektif ialah jika pesan yang komunikator sampaikan bisa tersampaikan secara baik serta mengasilkan umpan balik. Maka untuk mencapai komunikasi yang efektif tersebut, terdapat beberapa kriteria pesan yang harus dipenuhi (Nurhadi & Kurniawan, 2017), yaitu:

1. Pesan yang akan disampaikan, baiknya disusun secara sistematis.

Sebagaimana saran yang diberikan oleh Aristoteles bahwa ada enam macam

(20)

14 urutan penyampaian pesan yaitu deduktif, induktif, kronologis, logis, spesial, dan tropikal.

2. Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan wajib bisa menarik perhatian komunikan. Untuk menarik perhatian komunikan, pesan yang disampaikan haruslah memiliki keterkaitan dengan kebutuhan komunikan. Berdasarkan hal tersebut, maka komunikan akan merasa kebutuhannya terpenuhi.

3. Pesan yang disampaikan oleh komunikator harus mudah dipahami oleh komunikan. Sebisa mungkin pesan yang disampaikan oleh komunikator tidak berbelit-belit. Penyampaian pesan oleh komunikator juga harus diperhatikan. Komunikator harus menghindari kesalahan penulisan pada pesan tertulis, dan juga harus berbicara dengan jelas agar tidak terjadi kesalahpahaman antara komunikator dengan komunikan.

Allan H. Monroe menciptakan sebuah teknik penyusunan pesan, yang selanjutnya teknik tersebut dikenal dengan “Motivated Sequence” (Suprapto, 1994).

Teknik penyususnan yang ia lakukan yakni Attention (perhatian), Need (kebutuhan), Satisfaction (kepuasan), Visualization (visualisasi), serta Action (tindakan).

Berdasarkan pendapat Monroe tersebut, dapat dikatakan bahwa jika ingin mempengaruhi komunikan maka hal yang terlebih dahulu dilakukan ialah merebut atau menarik perhatiannya. Kemudian cari tahu kebutuhannya dan sampaikan kepada komunikan tersebut bagaimana cari memenuhi atau memuaskan kebutuhannya. Hal selanjutnya ialah berikan gambaran mengenai gagasan yang diberikan kepada komunikan tersebut. Hingga pada akhirnya komunikator memberika dorongan dan dukungan kepada komunikan agar komunikan mau mengambil tindakan.

A.W. Widjaja dan M. Arisyk Wahab dalam (Suryanto, 2015) mengatakan bahwa terdapat tiga bentuk pesan yaitu:

1. Informatif, ialah memberikan keterangan data dan fakta yang kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri.

2. Persuasif, ialah membangkitkan kesadaran dan pengertian manusia bahwa apa yang disampaikan akan memberikan sikap berubah atas

(21)

15 kehendak sendiri. Perubahan seperti ini bukan keterpaksaan, melainkan diterima dengan keterbukaan dari penerima

3. Koersif, ialah penyampaian pesan yang berisikan pemaksaan dan disertai dengan penggunaan sanksi-sanksi.

2.1.3 Motivasi

Motivasi dapat didefinisikan sebagai sebuah proses yang dilakukan dalam memberi pengaruh, memberi dorongan, ataupun memberi dukungan dari luar kepada seseorang ataupun kelompok supaya mereka mau melangsungkan sesuatu yang sudah di tetapkan (Samsudin, 2010). Berdasarkan definisi tersebut, dengan adanya motivasi maka seseorang akan terpacu untuk lebih bersemangat dalam menjalankan kegiatannya. Hamalik (1992) mengemukakan bahwasanya motivasi adalah perubahan energi pada pribadi atau diri individu yang diindikasikan oleh timbulnya reaksi serta perasaan untuk mencapa tujuan.

Ada pula jenis-jenis motivasi menurut (Dalyono, 2009), yaitu : 1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik dapat dikatakan sebagai motivasi yang muncul dengan sendirinya dari dalam diri individu tanpa ada dorongan atau paksaan dari luar. Motivasi intrinsik akan muncul karena adanya kesadaran akan pentingnya suatu hal

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik motivasi yang timbul atau datang melalui luar diri individu. Motivasi ekstrinsik timbul dikarenakan eksistensi stimulus dari luar. Rangsangan tersebut dapat berupa doronganyang datang dari pihak lain seperti dorongan dari orang tua,teman, guru, serta lainnya.

Dalam setiap individu, motivasi bekerja dengan kekuatan yang berbeda-beda.

Terdapat juga motif-motif yang dikatakan dapat mempengaruhi hal-hal tertentu.

Penyebab utama adanya tingkah laku individu ialah adanya motif yang kuat. Menurut (Handoko, 1992), untuk mengetahui motif yang mendominasi seseorang dapat kita amati melalui beberapa hal, 1) kemauan kuat yang dimiliki oleh individu untuk berbuat, 2) jumlah waktu yang dimiliki oleh individu tersebut, 3) seberapa rela

(22)

16 individu tersebut meninggalkan tugas, 4) kemauan mengeluarkan biaya untuk perbuatan tersebut, dan 5) tingkat ketekunan yang dimiliki individu tersebut untuk mengerjakan tugas dan hal-hal lain. Menurut Maslow dalam (Siagian, 1989) untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan tertentu, manusia pada dasarnya termotivasi oleh suatu keinginan yang kuat.

Ada pula lima hirarki kebutuhan menurut Maslow:

1. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis dapat dikatakan sebagai kebutuhan dasar ataupun keperluan pokok setiap individu semacam kebutuhan sandang, pangan serta papan

2. Kebutuhan Rasa Aman

Kebutuhan rasa aman tidak hanya menjurus pada keamanan fisik, namun termasuk juga keamanan psikologis seperti perlakuan adil bagi setiap individu

3. Kebutuhan Dimiliki dan Memiliki

Kebutuhan ini dapat mendorong dan memunculkan ikatan atau hubungan emosional antar satu individu dengan individu lainnya, seperti hubungan antara lawan jenis atau sesama jenis di lingkungan masyarakat atau kelompok

4. Kebutuhan Harga Diri

Pada kebutuhan ini, setiap individu memiliki harga diri. Berdasarkan hal tersebut, setiap individu membutuhkan pengakuan akan keberadaan dan statusnya

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebutuhan aktualisasi diri adalah keperluan seseorang dalam mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya. Aktualisasi itu tidakhanya dalam bentuk karya, tetapi juga individu tersebut dapat mengembangkan kemampuannya dengan mengerjakan sesuatu sebaik- baiknya dalam bidangnya masing-masing. Untuk itu bentuk aktualisasi akan berbeda bagi setiap individu.

(23)

17 2.1.4 Musik

Musik didefinisikan sebagai sebuah seni yang tersusun oleh irama dan nada yang kemudian digabungkan pada melodi dan irama, sehingga dapat menciptakan keharmonisan karena adanya suara yang indah (KBBI, 1990). Hidayat (2014) mengatakan bahwa musik dapat dikatakan sebagai sebuah media yang efektif untuk penyampaian pesan. Musik sebagai media penyampaian pesan menjadi salah satu cara yang dilangsungkan musisi sebagai media berkomunikasi dan menyampaikan pesan kepada pendengarnya.

Ada pula pendapat lainnya yang mengatakan bahwa musik merupakan seni dan ilmu pengetahuan mengenai gabungan melalui sejumlah nada, instrumental maupun vokal yang juga mencakup harmoni serta melodi yang digambarkan menjadi ekspreksi melalui berbagai aspek yang hendak disampaikan khususnya aspek emosional (Bahari, 2008). Dalam bermusik, musisi berperan sebagai komunikator yang tidak hanya menggunakan musik, tetapi juga memanfaatkan lirik lagu sebagai media penyampaian pesan kepada pendengarnya atau khalayak. Rasyid (2010) mengatakan bahwa ada beberapa manfaat musik:

1. Aristoteles berpendapat bahwa perasaan pendengar dapat terpengaruh oleh musik, pendengar dapat menjadi sedih atau senang tergantung pada musik yang didengar.

2. Musik juga dapat memberikan semangat, perasaan santai dan juga perasaan nyaman bagi pendengarnya.

3. Bagi pendengar yang mengalami kecemasan mental, musik juga dapat mengobati hal tersebut salah satunya seperti depresi.

4. Kecerdasan manusia dapat ditingkatkan dengan musik.

5. Musik dapat meningkatkan harga diri. Bagi seseorang yang ingin melaukan terapi, musik dapat menjadi salah satu media alternatif untuk terapi.

6. Musik dapat menumbuhkan motivasi seseorang.

Dalam jurnalnya yang berjudul Klasifikasi dan Retrieval Musik Berdasarkan Genre (Sebuah Studi Pustaka), Giri (2017) mengutip dari AllMusic yang mengemukakan bahwa terdapat 21 genre musik yaitu Children’s, Country, Easy

(24)

18 Listening, Avant-Garde, Classical, Blues, Comedy/Spoken, Holiday, Folk, Electronic, Latin, Jazz, New Age, International, Vocal, Pop/Rock, Rap, R&B, Religious, Reggae, dan Stage & Screen. Ada pula pembagian jenis musik berdasarkan nadanya (Fernandito et al., 2019):

1. Musik Diantonis

Pada jenis musik diantonis, biasanya menggunakan tujuh buah tangga nada pada umunya yaitu do re mi fa sol la si. Jenis musik yang termasuk musik diantonis diantaranya Folk, Pop, Blues, Country, Jazz, R&B, Rock, dan Classic

2. Musik Pentatonis

Tangga nada yang digunakan pada jenis musik pentatonis berjumlah lima buah yaitu do re mi sol la, maka musik yang dihasilkan diantaranya yaitu Jazz, Blues, dan R&B

3. Musik Kontemporer/Modern

Musik kontemporer atau modern dapat dikatakan sebagai jenis musik yang identik dengan penciptaan kreativitas, perilaku produktif, dan proses penyampaian pesan.

2.1.5 Lirik Lagu

Dalam mengekspresikan pengalaman dan menggambarkan cerita yang dibangun, seorang musisi akan menciptakan lirik lagu sebagai media penyampaian pesan dari musik atau lagunya. Luxemburg (1989) mendefinisikan syair lagu atau lirik sebagai puisi begitu juga sebaliknya serta selaras, pengertian teks puisi tidak saja mencakup tipe-tipe sastra, tetapi mencakup ungkapan yang sifatnya pepatah, doa, iklan, semboyan, serta syair lagu pop pula. Lirik lagu dapat dikatakan juga sebagai ekspresi dari penciptanya yang berisi tentang suatu hal yang pernah dialami, dilihat maupun didengar. Pencipta musik akan bermain dengan gaya bahasa dan vokal, dan kemudian melakukan penyesuaian lirik sehingga pencipta akan mampu mempengaruhi pendengarnya agar terbawa dengan cerita yang dibangun dalam sebuah musik atau lagu (Awe, 2003).

Pradopo (2009) berpendapat bahwa puisi atau lirik lagu merupakan pemikiran yang dapat dikatakan bersifat musikal. Meskipun memiliki kesamaan dengan sajak,

(25)

19 lirik lagu memiliki ciri khas atau kekhususan tersendiri dimana ide yang dituangkan dalam lirik lagu dikuatkan dan dilengkapi oleh jenis irama yang diselaraskan pada warna suara dari penyanyinya. Kemampuan dalam menarik atensi, membangkitkan perasaan dan dapat menimbulkan tanggapan yang jelas maka lirik lagu dapat dikatakan lebih bersifat puitis (Pradopo, 2009). Sesuai dengan sejumlah definisi tersebut, maka bisa disebutkan bahwasanya lirik lagu adalah media penyampaian pesan melalui sosok musisi pada pendengarnya yang dilengkapi dengan irama dan melodi.

Puisi atau lirik terdiri atas dua bagian besar yaitu struktur fisik dan struktur batin. Richards dalam (Djojosuroto, 2005) mengatakan kedua struktur tersebut merupakan hakikat dan metode puisi, sedangkan Boulton menyebutnya sebagai bentuk fisik dan mental. Menurut Jabrohim (2001), unsur lirik lagu dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Unsur bentuk (struktur fisik), terdiri atas diksi, kiasan, pengimajian, kata konkret, ritme, dan tipografi

2. Unsur isi (struktur batin), terdiri atas tema, perasaan, nada, dan amanat.

2.1.6 Analisis Semiotika

Semiotika merupakan sebuah metode analisis yang dipakai dengantujuan untuk mengkaji dan mengolah makna atau arti sebuah tanda serta hubungannya. Kata Semiotika berasal dari bahasa Yunani yaitu “Semeion” yang memiliki arti tanda (Ahyar, 2019). Mulai dari proses penggunaan tanda dan sistem tanda, semiotika ditetapkan menjadi cabang ilmu yang dekat dan berhubungan dengan tanda. Dua tokoh semiotik yaitu Ferdinand De Saussure (1857-1913) serta Charles Sander Peirce (1839-1914) mempelopori studi ini dengan tujuan untuk menunjukan tentang bagaimana tanda (Signs) serta kaidah yang mengaturnya terbentuk (Ida, 2014).

Penggunaan semiotika pada intinya ialah untuk melakukan penelaahan suatu hal yang berkaitan pada tanda baik itu dala karya sastra serta teks media (Sobur, 2002). Ada 9 macam semiotik:

1. Semiotik Analitik, ialah semiotik yang menganalisa atau mempelajari sistem tanda

(26)

20 2. Semiotik Deskriptif, ialah semiotik yang menelaah sistem tandayang

dialami saat ini, meskipun tanda telah ada sejak dahulu

3. Semiotik Founal, ialah semiotik yang secara khusus memperhatikan sistem tanda yang hanya dihasilkan oleh hewan

4. Semiotik Kultural, ialah semiotik yang mempelajari sistem tandayang berlaku dalam budaya di lingkungan masyarakat tertentu

5. Semiotik Naratif, ialah semiotic yang melakukan penelaahan sistem tanda pada narasi dalam wujud cerita dan mitos

6. Semiotik Natural, ialah semiotik yang melakukan penelaahan terhadap sistem tanda yang telah alam hasilkan

7. Semiotik Normatif, ialah semiotik yang melakukan penelaahan tandatanda yang manusia buat dan wujudnya adalah sejumlah norma

8. Semiotik Sosial, ialah semiotik yang melakukan penelaahan dan mempelajari tanda-tanda yang dibuat oleh manusia dalam wujud lambang, baik lambang dalam kata ataupun kalimat.

9. Semiotik Struktural, ialah semiotik yang membahas sitem tanda yang telah dimanifestasikan lewat struktur bahasa.

Menurut Morris dalam (Ramadhiani, 2021), terdapat tiga cabang dalam penyelidikan kajian semiotika:

1. Sintaktik (Syntactics), yaitu mengkaji hubungan formal diantara sebuah tanda dengan tanda yang lainnya sehingga tanda tersebut mempunyai arti.

2. Semantik (Semantics), yaitu mempelajari dan mengkaji hubungan diantara tanda serta objek yang menjadi acuan.

3. Pragmatik (Pragmatics), yaitu mengkaji hubungan antara tanda dengan interpreter atau para pemakainya. Secara khusus, pragmatic berhubungan pada aspek komunikasi.

Charles Sander Peirce dalam (Budiman, 2004) mengatakan bahwa tanda atau Representamen merupakan sesuatu bagi orang lain yang mewakili sesuatu yang lain.

Peirce mengatakan sesuatu yang lain itu sebagai Interpretant. Dengan demikian

(27)

21 Pierce mendefinisikan bahwa suatu tanda atau Representamen mempunyai hubungan langsung pada objek serta Interpretan.

Seorang ahli semiotika yang kental dengan warna strukturalisme kepada semiotika sebelumnya ialah Roland Barthes (Noth, 1990). Sebagai kunci dari analisisnya, Barthes menyatakan konsep konotasi serta denotasi. Denotasi didefinisikan menjadi makna yang paling nyata diantara tanda (Sign) yang ada.

Sedangkan konotasi digunakan Barthes untuk menunjukan signifikansi kedua.

Dasar semiotika yang lebih fokus pada semotika linguistik dikemukakan oleh Ferdinand De Saussure. Menurut Saussure dalam (Fitri, 2017) bahasa ialah sebuahsistem tanda yang mana dari tiap tanda itu tersusun atas dua bagian yaitu penanda (Signifier) dan petanda (Signified). Pada pendekatan Saussure, tanda dikatakan sebagai manifestasi konkret dari bunyi yang didentifikasi dengan citra bunyi sebagai penanda. Maka dari itu, penanda (Signifier) serta petanda (Signified) termasuk kedalam unsur metalistik.

Berdasarkan definisi-definisi semiotika tersebut, peneliti beranggapan bahwa semiotika Ferdinand De Saussure merupakan metode yang tepat untuk dipakai pada penelitian ini. Peneliti merasa bahwa sistem tanda yang tersusun dari 2 bagian yakni penanda (Signifier) dan petanda (Signified) sesuai dengan penelitian yang akan peneliti lakukan terhadap lirik lagu, dimana lirik lagu sebagai penanda (Signifier) dan pemaknaan pesan sebaga petanda (Signified).

2.1.7 Semiotika Ferdinand De Saussure

Berdasarkan pandangan Saussure jika kita ingin memahami sebuah karya, maka kita harus karya tersebut secara keseluruhan. Menurut Sobur dalam (Wibowo, 2013) setidaknya terdapat 5 pandangan Saussure yang terkenal, yakni (1) Signifier (penanda) dan Signified (petanda), (2) Form (bentuk) dan Content(isi), (3) Langue (bahasa) dan Parole (tuturan/ujaran), (4) Synchronic (sinkronik) dan Diachronic, serta (5) Syntagmatic dan Associative atau paradigmatik. Saussure berpendapat bahwa Sign tersusun atas gambar dan bunyiyang kemudian dinamakan dengan penanda (Signifier), lalu konsep dari gambar dan bunyi dinamakan petanda atau (Signified).

Sebagai unsur tambahan pada proses penandaan, Saussure memaknai objek sebagai Referent, hal tersebut hampir sama dengan pendapat Peirce yang menyebut istilah

(28)

22 Interpretant untuk Signified serta Object untuk Signifier (Sobur, 2013). Saussure juga menyebutkan jika Signifier (penanda) dan Signified (petanda) adalah hal yang tidak bisa dipisahkan, terlebih lagi kita tidak bisa memisahkan penanda serta petanda dari tanda tersebut.

Gambar 2. 1 Model Semiotika Ferdinand De Saussure Sumber : (McQuail, 2000)

Berdasarkan gambar tersebut, hubungan diantara penanda serta petanda dapat dikatakan sebagai produk kultural. Hubungan tersebut juga memiliki sifat arbiter dan hanya melihat pada dasar konvensi, kesepakatan ataupun peraturan pemakai bahasa tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan salah satu pandangan Saussure yakni Signifier (penanda) dan Signified (petanda). Signifier atau penanda didefinisikan sebagai sesuatu yang bermaknaatau suatu ide dan juga merupakan aspek material bahasa yakni apa yang didengar atau diucapkan, dan apa yang dibaca atau ditulis, sedangkan Signified atau petanda adalah gambaran pikiran atau konsep (Sobur, 2006). Signifier (penanda) dalam penelitian ini berupa lirik lagu, dan Signified (petanda) dalampenelitian ini berupa pemaknaan pesan motivasi

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilangsungkan oleh peneliti beracuan terhadap sejumlah terdahulu.

Penelitian terdahulu tersebut terdiri dari lima skripsi, lima jurnal nasional, dan lima jurnal internasional. Penelitian terdahulu digunakan sebagai sumber rujukan yang berkaitan pada penelitian yang dilangsungkan oleh peneliti. Berikut ialah uraian penelitian terdahulu yang peneliti gunakan.

(29)

23 Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu (Skripsi)

Literature Review I

Judul REPRESENTASI KEBUDAYAAN BUGIS-MAKASSAR

DALAM LIRIK LAGU ALBUM “ALKISAH” BAND THEORY OF DISCOUSTIC

Peneliti Lia Lestari Lobo

Tahun 2016

Sumber https://core.ac.uk/download/pdf/77629884.pdf Universitas Hasannudin

Hasil Dengan menggunakan teori semiotika Ferdinand De Saussure, penelitian dilakukan terhadap grup band Theory og Discoustic yang memperkenalkan kebudayaan Bugis-Makassar lewat lagu-lagunya.

Ada pula beberapa lagu yang diteliti yaitu “Lengkara”, “Satu Haluan”, “Negeri Sedarah”, dan “Alkisah”. Tiga lagu yang berjudul

“Lengkara”, “Satu Haluan”, dan “Negeri Sedarah”

merepresentasikan bahwa orang Makassar dikenal sebagai pelaut ulung dan juga merepresentasikan proses dan tujuan dari ritual Mappalili yang berarti menjaga tanaman padi dari sesuatu yang akan mengganggu atau menghancurkannya. Berbeda dengan lagu

“Alkisah”, lagu ini merupakan kesimpulan dari ketiga lagu sebelumnya. Dalam lagu ini diceritakan bagaimana sejarah dan peristiwa terbentuk sampai dikenang. Melalui lagu “Alkisah” ini pendengar diajak untuk mengingat kebudayaan dan sejarah sebagai identitas atau jati diri.

Perbedaan Fokus pada penelitian ini ialah untuk mengemukakan representasi masyarakat Makassar yang dikenal sebagai pelaut ulung. Objek dalam penelitian ini berupa beberapa lagu yaitu “Lengkara”, “Satu Haluan”, “Negeri Sedarah”, dan “Alkisah”. Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Literature Review II

(30)

24 Judul REPRESENTASI JIHAD DALAM LIRIK LAGU PURGATORY –

DOWNFALL : THE BATTLE OF UHUD (Analisis Semiotika Roland Barthes)

Peneliti Revandhika Maulana

Tahun 2017

Sumber http://eprints.untirta.ac.id/820/

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Pembahasan Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes akan menjelaskan makna denotasi, konotasi dan mitos dalam lirik lagu Downfall : The Battle of Uhud.

Makna denotasi yang merepresentasikan jihad dalam lirik lagu ini ialah jihad digambarkan dengan berperang dan menguatkan niat kepada Allah SWT. Makna konotasi yang merepresentasikan jihad dalam lirik lagu ini ialah dikatakan bahwa jihad merupakah berperang melawan hawa nafsu yang kemudian mereka dapat berjihad untuk hal yang lebih besar lagi. Mitos dalam lirik lagu ini ialah jihad digambarkan dalam bentuk kecintaan terhadap materi, menegakan keadilan harus dengan peperangan, dan segala hal yang berdasarkan ketuhanan akan mendapatkan pahala. Secara garis besar jihad dalam lirik lagu ini direpresentasikan sebagai bentuk ketaatan pribadi seorang hamba dengan Tuhan-Nya dan menggambarkan seorang hamba yang teguh pendirian menahan godaan syetan.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan berfokus pada representasi jihad. Objek pada penelitian ini ialah lagu

“Purgatory-Downfall : The Battle Of Uhud.” Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan akan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Literature Review III

Judul PESAN DAKWAH LIRIK LAGU BOCAH NGAPA YAK GROUP BAND WALI (Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce)

Peneliti Wildaanun Najiib

Tahun 2020

Sumber http://etheses.iainponorogo.ac.id/12559/

(31)

25 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Hasil Dengan menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce, peneliti melakukan penelitian terhadap lirik lagu “Bocah Ngapa Yak” karya grup band Wali dengan mengidentifikasi tanda, objek, dan interpretan. Aspek-aspek yang didapat ialah aspek ibadah yang terdapat dalam lirik lagu dimana pencipta mengingatkan untuk menjalankan perintah sholat, berzakat dan berpuasa karena semua itu wajib. Lalu aspek akhlaq dimana pencipta ingin mengajak pendengarnya untuk bertaubat dan berhijrah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Terakhir aspek aqidah dimana pencipta mengingatkan kepada pendengarnya untuk selalu menjaga perilaku karena ada malaikat yang selalu berada disisi kita.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori semiotika Charles Senders Peirce dan berfokus pada penyampaian pesan dakwah. Objek pada penelitian ini ialah lagu “Bocah Ngapa Yak” karya Band Wali.

Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Literature Review IV

Judul MAKNA LIRIK LAGU LINGSIR WENGI KARYA SUNAN KALIJAGA (Analisis Semiotika Roland Barthes)

Penulis Nurul Layli

Tahun 2020

Sumber http://etheses.iainponorogo.ac.id/9947/

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Hasil Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori semiotika Roland Barthes untuk meneliti makna dari lirik lagu “Lingsir Wengi”. Hasil dari penelitian ini ialah terdapat makna denotasi dan konotasi.

Makna denotasi pada lirik lagu “Lingsir Wengi” ialah lagu ini diciptakan dengan lirik yang dimaksudkan sebagai mantra untuk menolak bala. Dalam liriknya juga mengandung doa yang mengingatkan pendengarnya untuk selalu mendekatkan diri pada Tuhan dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Makna konotasi pada lirik lagu “Lingsir Wengi” ini ialah lirik yang ditulis

(32)

26 oleh pencipta berisikan doa dan wirid yang dapat menjaga diri dari segala bahaya dimana jika manusia menggunakan doa tersebut maka mereka akan dijaga oleh malaikat, nabi, dan bidadari.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan berfokus pada pemaknaan lagu yang mengandung doa. Objek pada penelitian ini ialah lagu “Lingsir Wengi” karya Sunan Kalijaga.

Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Literature Review V

Judul ANALISIS SEMIOTIK SIMBOL PESAN GALAU DALAM LIRIK LAGU CIDRO – DIDI KEMPOT

Penulis Shanty Marsella

Tahun 2021

Sumber http://digilib.uinsby.ac.id/45987/

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Hasil Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori semiotika Roland Barthes dimana peneliti memaknai lirik lagu dengan makna denotasi dan makna konotasi. Dengan meneliti makna denotasi dan konotasi, peneliti memaknai simbol pesan galau dengan mendeskripsikan beberapa keadaan yang menunjukan makna galau, diantaranya yaitu keadaan sakit hati yang digambarkan dengan seseorang yang menanggung segala penderitaan dan kesedihan. Keadaan kecewa dideskripsikan dengan pengingkaran janji yang telah disepakati oleh sepasang kekasih. Keadaan merana digambarkan dengan pengkhianatan yang dilakukan oleh salah satu pihak dalam suatu hubungan.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan berfokus pada pemaknaan simbol pesan galau. Objek pada penelitian ini ialah lagu “Cidro” karya Didi Kempot. Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu (Jurnal Nasional)

(33)

27 Jurnal Nasional I

Judul ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA KERINDUAN PADA LIRIK LAGU “HANYA RINDU” KARYA ANDMESH KAMALENG Peneliti Adi Rustandi, Rendy Triandy, Dheni Harmaen

Tahun 2020

Sumber http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/mbsi/article/view/2491 FKIP Universitas Pasundan

Hasil Dalam jurnal ini, peneliti melakukan analisis semiotika mengenai makna kerinduan pada lirik lagu “Hanya Rindu” yang dipopulerkan oleh Andmesh Kamaleng. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif interpretif dan teori semiotika Roland Barthes. Pada teori semiotika Roland Barthes dijelaskan makna denotasi, konotasi, dan mitos. Makna denotasi dalam penelitian ini adalah pencipta lagu ingin menyampaikan perasaan rindu yang sangat hebat terhadap sosok ibu yang telah meninggal. Makna konotasi dalam penelitian ini adalah pencipta lagu merasakan penyesalan karena tidak bisa mengulang waktu dan tidak bisa bertemu lagi dengan sosok Ibu. Makna mitos dalam penelitian ini adalah pencipta lagu ingin menyampaikan bahwa untuk mengobati rasa rindu kepada sosok Ibu dapat dilakukan dengan cara melihat foto, video, dna menghadirkan kenangan kebersamaan bersama sosok Ibu ketika masih hidup.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan berfokus pada pemaknaan kerinduan terhadap sosok Ibu. Objek Pada Penelitian ini ialah lagu “Hanya Rindu” karya Andmesh Kamaleng.

Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Jurnal Nasional II

Judul ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA KESENDIRIAN PADA LIRIK LAGU “RUANG SENDIRI” KARYA TULUS

Peneliti Axcell Nathaniel & Amelia Wisda Sannie

Tahun 2018

Sumber https://jurnal.unej.ac.id/index.php/SEMIOTIKA/article/view/10447 London School of Public Relations Jakarta

(34)

28 Hasil Dalam jurnal ini, peneliti menggunakan teori semiotika Roland

Barthes dan metode penelitian kualitatif interpretif untuk meneliti makna kesendirian pada lagu “Ruang sendiri” karya Tulus. Makna denotasi dalam penelitian ini adalah penulis lagu ingin merasakan rasanya kesendirian, bebas, dan tanpa kekasih. Makan konotasi dalam penelitian ini adalah penulis lagu merasa bosan terhadap pasangannya.

Makna mitos dalam penelitian ini adalah penulis lagu ingin menyampaikan bahwa kesendirian dibutuhkan oleh setiap orang yang sedang menjalin hubungan dan tidak selalu dengan pasangannya untuk merasakan kebebasan.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan berfokus pada pemaknaan kesendirian yang dibutuhkan oleh setiap orang yang menjalin hubungan. Objek pada lagu ini ialah lagu “Ruang Sendiri” karya Tulus. Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Jurnal Nasional III

Judul ANALISA SEMIOTIK MAKNA MOTIVASI BERKARYA LIRIK LAGU ZONA NYAMAN KARYA FOURTWENTY

Peneliti Chepi Nurdiansyah

Tahun 2018

Sumber https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom/article/view/4106 Universitas Bina Sarana Informatika

Hasil Dalam jurnal ini peneliti menggunakan teori semiotika Roland Barthes dengan metode penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini menjelaskan pencipta lagu ingin menyampaikan bahwa manusia seringkali terjebak dalam situasi membosankan hanya untuk mencari uang dan manusia juga sering terbelenggu rutinitas pekerjaan.

Manusia juga merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain, dan manusia juga tidak akan bisa merubah hidupnya jika hanya diam saja. Peneliti menyimpulkan bahwa ada motivasi kehidupan dibalik makna lirik lagu “Zona Nyaman” karya Fourtwenty.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan berfokus pada pemaknaan motivasi untuk terus berkarya. Objek pada penelitian ini ialah lagu “Zona Nyaman” karya Fourtwenty.

Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

(35)

29 Jurnal Nasional IV

Judul ANALISIS SEMIOTIKA MODEL ROLAND BARTHES PADA MAKNA LAGU “REMBULAN” KARYA IPHA HADI SASONO Peneliti Henny Sri Kusumawati, Nuryani Tri Rahayu, Dwi Fitriana

Tahun 2019

Sumber http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/klitika/article/view/476 Jurnal Ilmiah Pendidika Bahasa dan Sastra Indonesia

Hasil Dalam jurnal ini peneliti menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan metode penelitian kualitatif. Makna denotasi dari penelitian ini adalah kisah asmara seorlang lelaki dan perempuan yang disaksikan rembulan dimalam hari dan meceritakan tentang percintaan yang tak akan terpisahkan meskipun banyak rintangan. Makna konotasi dari penelitian ini adalah kalimat atau ucapan janji hanya untuk satu orang wanita. Makna mitos dari penelitian ini adalah bahwa “Rembulan”

merupakan simbol kecantikan dan kesempuranaan wanita.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan berfokus pada pemaknaan rembulan yang diartikan sebagai saksi percintaan dan simbol kecantikan dan kesempuranan Wanita. Objek pada penelitian ini ialah lagu “Rembulan” karya Ipha Hadi Sasono.

Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Jurnal Nasional V

Judul ANALISA SEMIOTIK MAKNA MOTIVASI LIRIK LAGU

“CERITA TENTANG GUNUNG DAN LAUT” KARYA PAYUNG TEDUH

Peneliti Syarif Fitri

Tahun 2017

Sumber https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom/article/view/3071 Universitas Bina Sarana Informatika

Hasil Dengan menggunakan teori semiotika Ferdinand De Saussure, penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis dengan dua aspek yaitu signifier (penanda) dan signified (petanda). Penanda dalam penelitian ini ialah lirik lagu “Ccerita tentang Gunung dan Laut” dan

(36)

30 petanda dalam penelitian ini ialah hasil dari pemaknaan terhadap lirik lagu tersebut. Setelah dilakukan penelitian dengan teori semiotika Ferdinand De Saussure maka didapakan hasil penelitian bahwa lagu tersebut menyampaikan pesan agar manusia tidak melakukan hal yang sia-sia. Lagu ini juga menyampaikan makna bahwa manusia selalu mencari kesenangan di tempat yang tidak tepat. Secara garis besar, makna dari lirik lagu ini adalah jangan melakukan hal yang terlalu berlebihan dalam menanggapi sesuatu.

Perbedaan Penelitian ini berfokus pada pemaknaan agar manusia tidak bersikap berlebihan. Objek pada penelitian ini ialah lagu “Cerita Tentang Gunung dan Laut” karya Payung Teduh. Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Tabel 2. 3 Penelitian Terdahulu (Jurnal Internasional)

Jurnal Internasional I

Judul Semiotic Analysis of the Myth of Eroticism in English Song Peneliti Reski Ramadhani, Susi Yuliawati, Dadang Suganda

Tahun 2019

Sumber https://www.researchgate.net/publication/334420441 Universitas Padjadjaran Indonesia

Hasil Dengan menggunakan semiotika Roland Barthes, penelitian ini bertujuan untuk meneliti mitos erotisme dalam lagu bahasa inggris.

Objek penelitiannya yaitu lirik lagu “Dusk Till Dawn” yang dipopulerkan oleh Zayn Malik. Terdapat kata-kata yang bersifat erotis dalam lirik lagu tersebut. Terlebih lagi terdapat kata “Making Love”

yang memiliki pengertian negatif di masyarakat Indonesia. Sejak perilisannya pada tahun 2017, Komisi Penyiaran Indonesia menganggap bahwa erotisme sama halnya dengan pornografi hingga akhirnya melarang penayanggan lagu tersebut. Peneliti berharap bahwa hasil dari penelitian ini dapat memberikan wawasan baru tentang perbedaan konsep antara erotisme dan pornografi.

(37)

31 Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan

berfokus pada mitos erotisme dalam sebuah lagu. Objek pada penelitian ini ialah lagu “Dusk Till Dawn” karya Zayn Malik.

Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Jurnal Internasional II

Judul AN ANALYSIS OF FIGURATIVE LANGUAGE IN TAYLOR SWIFT’S SONG LYRICS

Peneliti Wilya Setiawati, Maryani

Tahun 2018

Sumber https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/project/article/view/1135 IKIP Siliwangi Cimahi

Hasil Penelitian ini dilakukan untuk meneliti makna lirik dari lagu-lagu Taylor Swift dengan menggunakan Figurative Language atau Bahasa Kiasan. Bahasa kiasan ini terdiri dari simile, metafora, hiperbola, pleonasme, simbol, retorika, paradoks, ironi, personifikasi, repetisi, dan anti klimaks. Judul lagu yang diteliti ialah Red dan 22. Hasil dari penelitian ini adalah majas hiperbola dan simile merupakan majas yang paling banyak digunakan dalam pemaknaan lirik lagu. Konteks dari lagu-lagu tersebut menyatakan sesuatu yang negatif, maka dari itu kata- kata kiasan yang digunakan dalam lagu dibesar-besarkan atau dilebih- lebihkan daripada makna sebenarnya. Hal ini dilakukan karena lagu dibuat berdasarkan pengalaman sang penyanyi dan penyanyi ingin mendeskrpsikan dan menekankan konflik, perasaan sakit hati dan pengkhianatan yang sangat dalam kepada pendengarnya.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan Figurative Language atau bahasa kiasan dan berfokus pada pemaknaan lirik lagu yang dilebih-lebihkan. Objek pada penelitian ini ialah laguu “Red” karya Taylor Swift. Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Jurnal Internasional III

Judul AN ANALYSIS OF LEXICAL COHESION FOIND IN “NEVER SAY NEVER” SONG LYRICS

(38)

32 Peneliti Vivi Yulia Pratiwi, Yeni Dwi Jayanti, Isry Laila Syathroh

Tahun 2019

Sumber https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/project/article/view/2765 IKIP Siliwangi Cimahi

Hasil Objek dari penelitian ini ialah lagu yang berjudul Never Say Never yang dinyanyikan oleh Justin Bieber dan Jaden Smith. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Lexical Cohesion atau kohesi leksikal yang sering muncul dalam lagu tersebut yang terdiri dari sinonim, repetisi, dan antonim. Sinonim yang terdiri dari “Return & Turning Back” dan “Power & Force”. Ditemukan juga repetisi anafora seperti kata “I never”, “and”, “I will”, “So”, dan “Like”, dan ditemukan juga repetisi epistrofa “Never” dan “Than me”. Lalu antonim yang terdiri dari “Knock me down & Pick it up” dan “Little & Giant”. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kohesi leksikal yang paling sering muncul dalam lagu Never Say Never ialah repetisi.

Perbedaan Penelitian ini berfokus pada tujuan untuk mengetahui kohesi leksikal yang terdiri dari sinonim, antonim, dan repetisi. Objek pada penelitian ini ialah lagu “Never Say Never” karya Justin Bieber dan Jaden Smith.

Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Jurnal Internasional IV

Judul An Analysis of The Symbol in Westlife’s Song Lyrics

Peneliti Hanna Eka Rosita, Bambang Purwanto, Mohammad Ikhwan Rosyidi

Tahun 2019

Sumber https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/rainbow/article/view/29231 Universitas Negeri Semarang Indonesia

Hasil Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes dalam mengilustrasikan definisi tanda sebagai simbol.

Penelitian dilakukan terhadap tujuh lagu Westlife yang berjudul Swear It Again, If I Let You Go, Flying Without Wings, I Have a Dream, My Love, Uptown Girl, dan You Rise Me Up. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari lagu-lagu tersebut terdapat simbol-simbol seperti perjanjian, keraguan, 32anita32m, semangat dan motivasi, loyalitas,

(39)

33 kesederhanaan, dan kekuatan. Dari simbol-simbol yang ditemukan oleh peneliti, maka peneliti menyimpulkan bahwa lagu-lagu tersebut secara dominan menceritakan kepada pendengar dan pembaca tentang perjuangan dan pengorbanan hidup. Lagu-lagu tersebut juga dapat menjadi motivasi ketika kita menghadapi sesuatu untuk melihat dari sisi baik dan sisi buruknya.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori Roland Barthes dan berfokus pada pemaknaan simbol seperti perjanjian, kerauan, 33anita33m, semangat dan motivasi, loyalitas, kesederhanaan, dan kekuatan. Objek pada penelitian ini ialah tujuh lagu karya Westlife yaitu “Swear It Again”,

“If I Let You Go”, “Flying Without Wings”, “I Have a Dream”, “My Love”, “Uptown Girl”, dan “You Raise Me Up”. Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Jurnal Internasional V

Judul IMAGERY IN SONG LYRICS OF ALICIA KEYS Peneliti Unpris Yastanti & Dewi Safitri

Tahun 2016

Sumber https://www.researchgate.net/publication/323835830 STIBA Nusa Mandiri

Hasil Penelitian ini bertujuan untuk menujukan tanda pencitraan atau perumpamaan. Lagu yang diteliti ialah lagu yang dinyanyikan oleh Alicia Keys yang berjudul Girl on Fire, Superwomen, dan A Woman’s Worth. Dari ketiga lagu tersebut, sang penyanyi Alicia Keys menyampaikan pesan tentang kehidupan 33anita, dimana 33anita haruslah berjuang dan memiliki kekuatan untuk menghadapi banyak tantangan sebagai seorang 33anita. Kemudian juga hubungan antara pencitraan atau perumpamaan dengan kehidupan 33anita yang menyampaikan bagaimana karakteristik seorang 33anita di kehidupan sosial mereka seperti perasaan, sikap, dan juga hubungan mereka diantara profesi lain.

Perbedaan Penelitian ini berfokus pada pemaknaan tanda yang menunjukan pencitraan atau perumpamaan. Objek pada penelitian ini ialah lagu

(40)

34

“Girl on Fire”,”Superwomen”, dan “A Woman’s Worth” karya Alicia Keys. Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

2.3 Kerangka Penelitian

Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran

(Sumber : Data Olahan Peneliti, 2021)

Referensi

Dokumen terkait

Objek penelitian menurut (Sugiyono, 2017) adalah atribut yang sangat penting dalam penelitian ini, sebagaimana kegiatan tersebut memiliki variasi yang dapat dipelajari

Penulis menginterpretasikan lirik lagu dalam album “Ingat Shalawat” yang diciptakan oleh Wali band, dari hasil penelitian tersebut penulis menemukan pesan moral

Skripsi ini berjudul Representasi Citra Perempuan Dalam Lirik Lagu (Analisis Semiotika Representasi Citra Perempuan dalam Lirik Lagu "Cewek B Aja" oleh Kemal

Sebagaimana teori semiotik Roland Barthes yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti mengambil keseluruhan lirik lagu Mafia Hukum karya Grup Band Navicula

Pada akhirnya, peneliti dapat melaksanakan dan menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi, dengan judul PESAN KRITIK SOSIAL PADA LIRIK LAGU (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Lirik

Berdasarkan uraian di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk medeskripsikan dan menjelaskan (1) makna lirik lagu-lagu grup musik Efek Rumah Kaca dalam album

Penelitian ini mengkaji makna lirik lagu Slank dengan analisis semiotik yaitu analisis yang dilakukan untuk melihat arti dalam lirik lagu Slank secara menyeluruh

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pesan simbol-simbol, realita cinta, serta kesesuaian dan perbedaan antara lirik lagu dengan video klip yang ada dalam