• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interpretant untuk Signified serta Object untuk Signifier (Sobur, 2013). Saussure juga menyebutkan jika Signifier (penanda) dan Signified (petanda) adalah hal yang tidak bisa dipisahkan, terlebih lagi kita tidak bisa memisahkan penanda serta petanda dari tanda tersebut.

Gambar 2. 1 Model Semiotika Ferdinand De Saussure Sumber : (McQuail, 2000)

Berdasarkan gambar tersebut, hubungan diantara penanda serta petanda dapat dikatakan sebagai produk kultural. Hubungan tersebut juga memiliki sifat arbiter dan hanya melihat pada dasar konvensi, kesepakatan ataupun peraturan pemakai bahasa tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan salah satu pandangan Saussure yakni Signifier (penanda) dan Signified (petanda). Signifier atau penanda didefinisikan sebagai sesuatu yang bermaknaatau suatu ide dan juga merupakan aspek material bahasa yakni apa yang didengar atau diucapkan, dan apa yang dibaca atau ditulis, sedangkan Signified atau petanda adalah gambaran pikiran atau konsep (Sobur, 2006). Signifier (penanda) dalam penelitian ini berupa lirik lagu, dan Signified (petanda) dalampenelitian ini berupa pemaknaan pesan motivasi

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilangsungkan oleh peneliti beracuan terhadap sejumlah terdahulu.

Penelitian terdahulu tersebut terdiri dari lima skripsi, lima jurnal nasional, dan lima jurnal internasional. Penelitian terdahulu digunakan sebagai sumber rujukan yang berkaitan pada penelitian yang dilangsungkan oleh peneliti. Berikut ialah uraian penelitian terdahulu yang peneliti gunakan.

23 Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu (Skripsi)

Literature Review I

Judul REPRESENTASI KEBUDAYAAN BUGIS-MAKASSAR

DALAM LIRIK LAGU ALBUM “ALKISAH” BAND THEORY OF DISCOUSTIC

Peneliti Lia Lestari Lobo

Tahun 2016

Sumber https://core.ac.uk/download/pdf/77629884.pdf Universitas Hasannudin

Hasil Dengan menggunakan teori semiotika Ferdinand De Saussure, penelitian dilakukan terhadap grup band Theory og Discoustic yang memperkenalkan kebudayaan Bugis-Makassar lewat lagu-lagunya.

Ada pula beberapa lagu yang diteliti yaitu “Lengkara”, “Satu Haluan”, “Negeri Sedarah”, dan “Alkisah”. Tiga lagu yang berjudul

“Lengkara”, “Satu Haluan”, dan “Negeri Sedarah”

merepresentasikan bahwa orang Makassar dikenal sebagai pelaut ulung dan juga merepresentasikan proses dan tujuan dari ritual Mappalili yang berarti menjaga tanaman padi dari sesuatu yang akan mengganggu atau menghancurkannya. Berbeda dengan lagu

“Alkisah”, lagu ini merupakan kesimpulan dari ketiga lagu sebelumnya. Dalam lagu ini diceritakan bagaimana sejarah dan peristiwa terbentuk sampai dikenang. Melalui lagu “Alkisah” ini pendengar diajak untuk mengingat kebudayaan dan sejarah sebagai identitas atau jati diri.

Perbedaan Fokus pada penelitian ini ialah untuk mengemukakan representasi masyarakat Makassar yang dikenal sebagai pelaut ulung. Objek dalam penelitian ini berupa beberapa lagu yaitu “Lengkara”, “Satu Haluan”, “Negeri Sedarah”, dan “Alkisah”. Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Literature Review II

24 Judul REPRESENTASI JIHAD DALAM LIRIK LAGU PURGATORY –

DOWNFALL : THE BATTLE OF UHUD (Analisis Semiotika

Pembahasan Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes akan menjelaskan makna denotasi, konotasi dan mitos dalam lirik lagu Downfall : The Battle of Uhud.

Makna denotasi yang merepresentasikan jihad dalam lirik lagu ini ialah jihad digambarkan dengan berperang dan menguatkan niat kepada Allah SWT. Makna konotasi yang merepresentasikan jihad dalam lirik lagu ini ialah dikatakan bahwa jihad merupakah berperang melawan hawa nafsu yang kemudian mereka dapat berjihad untuk hal yang lebih besar lagi. Mitos dalam lirik lagu ini ialah jihad digambarkan dalam bentuk kecintaan terhadap materi, menegakan keadilan harus dengan peperangan, dan segala hal yang berdasarkan ketuhanan akan mendapatkan pahala. Secara garis besar jihad dalam lirik lagu ini direpresentasikan sebagai bentuk ketaatan pribadi seorang hamba dengan Tuhan-Nya dan menggambarkan seorang hamba yang teguh pendirian menahan godaan syetan.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan berfokus pada representasi jihad. Objek pada penelitian ini ialah lagu

“Purgatory-Downfall : The Battle Of Uhud.” Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan akan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Literature Review III

Judul PESAN DAKWAH LIRIK LAGU BOCAH NGAPA YAK GROUP BAND WALI (Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce)

Peneliti Wildaanun Najiib

Tahun 2020

Sumber http://etheses.iainponorogo.ac.id/12559/

25 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Hasil Dengan menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce, peneliti melakukan penelitian terhadap lirik lagu “Bocah Ngapa Yak” karya grup band Wali dengan mengidentifikasi tanda, objek, dan interpretan. Aspek-aspek yang didapat ialah aspek ibadah yang terdapat dalam lirik lagu dimana pencipta mengingatkan untuk menjalankan perintah sholat, berzakat dan berpuasa karena semua itu wajib. Lalu aspek akhlaq dimana pencipta ingin mengajak pendengarnya untuk bertaubat dan berhijrah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Terakhir aspek aqidah dimana pencipta mengingatkan kepada pendengarnya untuk selalu menjaga perilaku karena ada malaikat yang selalu berada disisi kita.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori semiotika Charles Senders Peirce dan berfokus pada penyampaian pesan dakwah. Objek pada penelitian ini ialah lagu “Bocah Ngapa Yak” karya Band Wali.

Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Literature Review IV

Judul MAKNA LIRIK LAGU LINGSIR WENGI KARYA SUNAN KALIJAGA (Analisis Semiotika Roland Barthes)

Penulis Nurul Layli

Tahun 2020

Sumber http://etheses.iainponorogo.ac.id/9947/

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Hasil Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori semiotika Roland Barthes untuk meneliti makna dari lirik lagu “Lingsir Wengi”. Hasil dari penelitian ini ialah terdapat makna denotasi dan konotasi.

Makna denotasi pada lirik lagu “Lingsir Wengi” ialah lagu ini diciptakan dengan lirik yang dimaksudkan sebagai mantra untuk menolak bala. Dalam liriknya juga mengandung doa yang mengingatkan pendengarnya untuk selalu mendekatkan diri pada Tuhan dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Makna konotasi pada lirik lagu “Lingsir Wengi” ini ialah lirik yang ditulis

26 oleh pencipta berisikan doa dan wirid yang dapat menjaga diri dari segala bahaya dimana jika manusia menggunakan doa tersebut maka mereka akan dijaga oleh malaikat, nabi, dan bidadari.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan berfokus pada pemaknaan lagu yang mengandung doa. Objek pada penelitian ini ialah lagu “Lingsir Wengi” karya Sunan Kalijaga.

Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Literature Review V

Judul ANALISIS SEMIOTIK SIMBOL PESAN GALAU DALAM LIRIK LAGU CIDRO – DIDI KEMPOT

Penulis Shanty Marsella

Tahun 2021

Sumber http://digilib.uinsby.ac.id/45987/

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Hasil Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori semiotika Roland Barthes dimana peneliti memaknai lirik lagu dengan makna denotasi dan makna konotasi. Dengan meneliti makna denotasi dan konotasi, peneliti memaknai simbol pesan galau dengan mendeskripsikan beberapa keadaan yang menunjukan makna galau, diantaranya yaitu keadaan sakit hati yang digambarkan dengan seseorang yang menanggung segala penderitaan dan kesedihan. Keadaan kecewa dideskripsikan dengan pengingkaran janji yang telah disepakati oleh sepasang kekasih. Keadaan merana digambarkan dengan pengkhianatan yang dilakukan oleh salah satu pihak dalam suatu hubungan.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan berfokus pada pemaknaan simbol pesan galau. Objek pada penelitian ini ialah lagu “Cidro” karya Didi Kempot. Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu (Jurnal Nasional)

27 Jurnal Nasional I

Judul ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA KERINDUAN PADA LIRIK LAGU “HANYA RINDU” KARYA ANDMESH KAMALENG Peneliti Adi Rustandi, Rendy Triandy, Dheni Harmaen

Tahun 2020

Sumber http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/mbsi/article/view/2491 FKIP Universitas Pasundan

Hasil Dalam jurnal ini, peneliti melakukan analisis semiotika mengenai makna kerinduan pada lirik lagu “Hanya Rindu” yang dipopulerkan oleh Andmesh Kamaleng. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif interpretif dan teori semiotika Roland Barthes. Pada teori semiotika Roland Barthes dijelaskan makna denotasi, konotasi, dan mitos. Makna denotasi dalam penelitian ini adalah pencipta lagu ingin menyampaikan perasaan rindu yang sangat hebat terhadap sosok ibu yang telah meninggal. Makna konotasi dalam penelitian ini adalah pencipta lagu merasakan penyesalan karena tidak bisa mengulang waktu dan tidak bisa bertemu lagi dengan sosok Ibu. Makna mitos dalam penelitian ini adalah pencipta lagu ingin menyampaikan bahwa untuk mengobati rasa rindu kepada sosok Ibu dapat dilakukan dengan cara melihat foto, video, dna menghadirkan kenangan kebersamaan bersama sosok Ibu ketika masih hidup.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan berfokus pada pemaknaan kerinduan terhadap sosok Ibu. Objek Pada Penelitian ini ialah lagu “Hanya Rindu” karya Andmesh Kamaleng.

Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Jurnal Nasional II

Judul ANALISIS SEMIOTIKA MAKNA KESENDIRIAN PADA LIRIK LAGU “RUANG SENDIRI” KARYA TULUS

Peneliti Axcell Nathaniel & Amelia Wisda Sannie

Tahun 2018

Sumber https://jurnal.unej.ac.id/index.php/SEMIOTIKA/article/view/10447 London School of Public Relations Jakarta

28 Hasil Dalam jurnal ini, peneliti menggunakan teori semiotika Roland

Barthes dan metode penelitian kualitatif interpretif untuk meneliti makna kesendirian pada lagu “Ruang sendiri” karya Tulus. Makna denotasi dalam penelitian ini adalah penulis lagu ingin merasakan rasanya kesendirian, bebas, dan tanpa kekasih. Makan konotasi dalam penelitian ini adalah penulis lagu merasa bosan terhadap pasangannya.

Makna mitos dalam penelitian ini adalah penulis lagu ingin menyampaikan bahwa kesendirian dibutuhkan oleh setiap orang yang sedang menjalin hubungan dan tidak selalu dengan pasangannya untuk merasakan kebebasan.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan berfokus pada pemaknaan kesendirian yang dibutuhkan oleh setiap orang yang menjalin hubungan. Objek pada lagu ini ialah lagu “Ruang Sendiri” karya Tulus. Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Jurnal Nasional III

Judul ANALISA SEMIOTIK MAKNA MOTIVASI BERKARYA LIRIK LAGU ZONA NYAMAN KARYA FOURTWENTY

Peneliti Chepi Nurdiansyah

Tahun 2018

Sumber https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom/article/view/4106 Universitas Bina Sarana Informatika

Hasil Dalam jurnal ini peneliti menggunakan teori semiotika Roland Barthes dengan metode penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini menjelaskan pencipta lagu ingin menyampaikan bahwa manusia seringkali terjebak dalam situasi membosankan hanya untuk mencari uang dan manusia juga sering terbelenggu rutinitas pekerjaan.

Manusia juga merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain, dan manusia juga tidak akan bisa merubah hidupnya jika hanya diam saja. Peneliti menyimpulkan bahwa ada motivasi kehidupan dibalik makna lirik lagu “Zona Nyaman” karya Fourtwenty.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan berfokus pada pemaknaan motivasi untuk terus berkarya. Objek pada penelitian ini ialah lagu “Zona Nyaman” karya Fourtwenty.

Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

29 Jurnal Nasional IV

Judul ANALISIS SEMIOTIKA MODEL ROLAND BARTHES PADA MAKNA LAGU “REMBULAN” KARYA IPHA HADI SASONO Peneliti Henny Sri Kusumawati, Nuryani Tri Rahayu, Dwi Fitriana

Tahun 2019

Sumber http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/klitika/article/view/476 Jurnal Ilmiah Pendidika Bahasa dan Sastra Indonesia

Hasil Dalam jurnal ini peneliti menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan metode penelitian kualitatif. Makna denotasi dari penelitian ini adalah kisah asmara seorlang lelaki dan perempuan yang disaksikan rembulan dimalam hari dan meceritakan tentang percintaan yang tak akan terpisahkan meskipun banyak rintangan. Makna konotasi dari penelitian ini adalah kalimat atau ucapan janji hanya untuk satu orang wanita. Makna mitos dari penelitian ini adalah bahwa “Rembulan”

merupakan simbol kecantikan dan kesempuranaan wanita.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan berfokus pada pemaknaan rembulan yang diartikan sebagai saksi percintaan dan simbol kecantikan dan kesempuranan Wanita. Objek pada penelitian ini ialah lagu “Rembulan” karya Ipha Hadi Sasono.

Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Jurnal Nasional V

Judul ANALISA SEMIOTIK MAKNA MOTIVASI LIRIK LAGU

“CERITA TENTANG GUNUNG DAN LAUT” KARYA PAYUNG TEDUH

Peneliti Syarif Fitri

Tahun 2017

Sumber https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom/article/view/3071 Universitas Bina Sarana Informatika

Hasil Dengan menggunakan teori semiotika Ferdinand De Saussure, penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis dengan dua aspek yaitu signifier (penanda) dan signified (petanda). Penanda dalam penelitian ini ialah lirik lagu “Ccerita tentang Gunung dan Laut” dan

30 petanda dalam penelitian ini ialah hasil dari pemaknaan terhadap lirik lagu tersebut. Setelah dilakukan penelitian dengan teori semiotika Ferdinand De Saussure maka didapakan hasil penelitian bahwa lagu tersebut menyampaikan pesan agar manusia tidak melakukan hal yang sia-sia. Lagu ini juga menyampaikan makna bahwa manusia selalu mencari kesenangan di tempat yang tidak tepat. Secara garis besar, makna dari lirik lagu ini adalah jangan melakukan hal yang terlalu berlebihan dalam menanggapi sesuatu.

Perbedaan Penelitian ini berfokus pada pemaknaan agar manusia tidak bersikap berlebihan. Objek pada penelitian ini ialah lagu “Cerita Tentang Gunung dan Laut” karya Payung Teduh. Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Tabel 2. 3 Penelitian Terdahulu (Jurnal Internasional)

Jurnal Internasional I

Judul Semiotic Analysis of the Myth of Eroticism in English Song Peneliti Reski Ramadhani, Susi Yuliawati, Dadang Suganda

Tahun 2019

Sumber https://www.researchgate.net/publication/334420441 Universitas Padjadjaran Indonesia

Hasil Dengan menggunakan semiotika Roland Barthes, penelitian ini bertujuan untuk meneliti mitos erotisme dalam lagu bahasa inggris.

Objek penelitiannya yaitu lirik lagu “Dusk Till Dawn” yang dipopulerkan oleh Zayn Malik. Terdapat kata-kata yang bersifat erotis dalam lirik lagu tersebut. Terlebih lagi terdapat kata “Making Love”

yang memiliki pengertian negatif di masyarakat Indonesia. Sejak perilisannya pada tahun 2017, Komisi Penyiaran Indonesia menganggap bahwa erotisme sama halnya dengan pornografi hingga akhirnya melarang penayanggan lagu tersebut. Peneliti berharap bahwa hasil dari penelitian ini dapat memberikan wawasan baru tentang perbedaan konsep antara erotisme dan pornografi.

31 Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan

berfokus pada mitos erotisme dalam sebuah lagu. Objek pada penelitian ini ialah lagu “Dusk Till Dawn” karya Zayn Malik.

Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Jurnal Internasional II

Judul AN ANALYSIS OF FIGURATIVE LANGUAGE IN TAYLOR SWIFT’S SONG LYRICS

Peneliti Wilya Setiawati, Maryani

Tahun 2018

Sumber https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/project/article/view/1135 IKIP Siliwangi Cimahi

Hasil Penelitian ini dilakukan untuk meneliti makna lirik dari lagu-lagu Taylor Swift dengan menggunakan Figurative Language atau Bahasa Kiasan. Bahasa kiasan ini terdiri dari simile, metafora, hiperbola, pleonasme, simbol, retorika, paradoks, ironi, personifikasi, repetisi, dan anti klimaks. Judul lagu yang diteliti ialah Red dan 22. Hasil dari penelitian ini adalah majas hiperbola dan simile merupakan majas yang paling banyak digunakan dalam pemaknaan lirik lagu. Konteks dari lagu-lagu tersebut menyatakan sesuatu yang negatif, maka dari itu kata-kata kiasan yang digunakan dalam lagu dibesar-besarkan atau dilebih-lebihkan daripada makna sebenarnya. Hal ini dilakukan karena lagu dibuat berdasarkan pengalaman sang penyanyi dan penyanyi ingin mendeskrpsikan dan menekankan konflik, perasaan sakit hati dan pengkhianatan yang sangat dalam kepada pendengarnya.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan Figurative Language atau bahasa kiasan dan berfokus pada pemaknaan lirik lagu yang dilebih-lebihkan. Objek pada penelitian ini ialah laguu “Red” karya Taylor Swift. Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Jurnal Internasional III

Judul AN ANALYSIS OF LEXICAL COHESION FOIND IN “NEVER SAY NEVER” SONG LYRICS

32 Peneliti Vivi Yulia Pratiwi, Yeni Dwi Jayanti, Isry Laila Syathroh

Tahun 2019

Sumber https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/project/article/view/2765 IKIP Siliwangi Cimahi

Hasil Objek dari penelitian ini ialah lagu yang berjudul Never Say Never yang dinyanyikan oleh Justin Bieber dan Jaden Smith. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Lexical Cohesion atau kohesi leksikal yang sering muncul dalam lagu tersebut yang terdiri dari sinonim, repetisi, dan antonim. Sinonim yang terdiri dari “Return & Turning Back” dan “Power & Force”. Ditemukan juga repetisi anafora seperti kata “I never”, “and”, “I will”, “So”, dan “Like”, dan ditemukan juga repetisi epistrofa “Never” dan “Than me”. Lalu antonim yang terdiri dari “Knock me down & Pick it up” dan “Little & Giant”. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kohesi leksikal yang paling sering muncul dalam lagu Never Say Never ialah repetisi.

Perbedaan Penelitian ini berfokus pada tujuan untuk mengetahui kohesi leksikal yang terdiri dari sinonim, antonim, dan repetisi. Objek pada penelitian ini ialah lagu “Never Say Never” karya Justin Bieber dan Jaden Smith.

Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Jurnal Internasional IV

Judul An Analysis of The Symbol in Westlife’s Song Lyrics

Peneliti Hanna Eka Rosita, Bambang Purwanto, Mohammad Ikhwan Rosyidi

Tahun 2019

Sumber https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/rainbow/article/view/29231 Universitas Negeri Semarang Indonesia

Hasil Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes dalam mengilustrasikan definisi tanda sebagai simbol.

Penelitian dilakukan terhadap tujuh lagu Westlife yang berjudul Swear It Again, If I Let You Go, Flying Without Wings, I Have a Dream, My Love, Uptown Girl, dan You Rise Me Up. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari lagu-lagu tersebut terdapat simbol-simbol seperti perjanjian, keraguan, 32anita32m, semangat dan motivasi, loyalitas,

33 kesederhanaan, dan kekuatan. Dari simbol-simbol yang ditemukan oleh peneliti, maka peneliti menyimpulkan bahwa lagu-lagu tersebut secara dominan menceritakan kepada pendengar dan pembaca tentang perjuangan dan pengorbanan hidup. Lagu-lagu tersebut juga dapat menjadi motivasi ketika kita menghadapi sesuatu untuk melihat dari sisi baik dan sisi buruknya.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori Roland Barthes dan berfokus pada pemaknaan simbol seperti perjanjian, kerauan, 33anita33m, semangat dan motivasi, loyalitas, kesederhanaan, dan kekuatan. Objek pada penelitian ini ialah tujuh lagu karya Westlife yaitu “Swear It Again”,

“If I Let You Go”, “Flying Without Wings”, “I Have a Dream”, “My Love”, “Uptown Girl”, dan “You Raise Me Up”. Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Jurnal Internasional V

Judul IMAGERY IN SONG LYRICS OF ALICIA KEYS Peneliti Unpris Yastanti & Dewi Safitri

Tahun 2016

Sumber https://www.researchgate.net/publication/323835830 STIBA Nusa Mandiri

Hasil Penelitian ini bertujuan untuk menujukan tanda pencitraan atau perumpamaan. Lagu yang diteliti ialah lagu yang dinyanyikan oleh Alicia Keys yang berjudul Girl on Fire, Superwomen, dan A Woman’s Worth. Dari ketiga lagu tersebut, sang penyanyi Alicia Keys menyampaikan pesan tentang kehidupan 33anita, dimana 33anita haruslah berjuang dan memiliki kekuatan untuk menghadapi banyak tantangan sebagai seorang 33anita. Kemudian juga hubungan antara pencitraan atau perumpamaan dengan kehidupan 33anita yang menyampaikan bagaimana karakteristik seorang 33anita di kehidupan sosial mereka seperti perasaan, sikap, dan juga hubungan mereka diantara profesi lain.

Perbedaan Penelitian ini berfokus pada pemaknaan tanda yang menunjukan pencitraan atau perumpamaan. Objek pada penelitian ini ialah lagu

34

“Girl on Fire”,”Superwomen”, dan “A Woman’s Worth” karya Alicia Keys. Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti lakukan berfokus pada pemaknaan pesan motivasi.

Dokumen terkait