• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARATIF PERILAKU KONSUMEN DALAM PANDANGAN EKONOMI KONVENSIONAL DAN EKONOMI SYARIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STUDI KOMPARATIF PERILAKU KONSUMEN DALAM PANDANGAN EKONOMI KONVENSIONAL DAN EKONOMI SYARIAH"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Islam Jurusan Ekonomi Islam

pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar

Oleh:

M. Asrullah NIM: 90100116062

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2021

(2)

i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawa ini:

Nama : M. Asrullah

NIM : 90100116062

Tempat/Tgl Lahir : Maros, 25 Maret 1997 Jurusan : Ekonomi Islam

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam Alamat : jl. pattene maros

Judul : Studi Komparatif Perilaku Konsumen Dalam Pandangan Ekonomi Konvensional Dan Ekonomi Syariah.

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain seluruhnya. Maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenyanya batal demi hukum.

Maros, 14 Januari 2022 Penulis,

M. Asrullah

NIM: 90100116062

(3)

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa. Hanya atas berkatnya Rahmat-nya penulis dapat menyusun skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Salawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan manifestasi Rahmat Allah ke seluruh alam, ialah manusia yang menuhan tetapi bukan tuhan manusia. Skripsi ini berjudul “Studi komparatif perilaku konsumen dalam pandangan ekonomi konvensional dan ekonomi syariah”

Penyusunan skripsi ini terselesaikan berkat adanya bimbingan, bantuan, serta dorongan dari berbagai pihak. Maka tak lupa dengan penuh hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membatu penyusunan skripsi ini, terkhusus kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Hamdan Juhannis M.A, Ph.D selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

2. Bapak Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar.

3. Bapak Akramunnas, SE.,MSi. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam UIN Alauddin Makassar.

(5)

iv

4. Ibu Ayu Ruqayyah Yunus, SEi.,M.Ek. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Islam UIN Alauddin Makassar.

5. Ibu Dr. Hj. Rahmawati muin HS. S.Ag., M.Ag. dan bapak Muh. Akil Rahman S.E.,M.Si. selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan masukan sehingga skripsi ini selesai dengan baik.

6. Dr. Amiruddin K, M.EI dan Akramunnas, SE.,M.Si. selaku Penguji I dan Penguji II yang telah meluangkan segenap waktu dan memberikan arahan serta petunjuk sampai skripsi ini selesai dengan baik.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan, memberikan ilmu pengetahuan, selama penulis melakukan studi.

8. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar yang telah membantu kelancaran proses administrasi.

9. Bapak H. Safaruddib dan ibu Hj. Marni selaku orang tua tercinta yang telah melahirkan, membesarkan, dan mendidik saya dengan penuh rasa kasih sayang. Semoga dengan gelar sarjana ini menjadi awal saya untuk dapat membahagiakan ayah dan ibu di dunia maupun akhirat.

10. Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam (HMJ-EI) UIN Alauddin Makassar periode 2019 yang juga telah menjadi wadah saya berproses untuk belajar menjadi manusia yang profesional, bertanggungjawab, kerja

(6)

v

dalam tim, bermusyawarah dengan baik, dan memberikan saya pengalaman yang sangat luar biasa dalam sebuah Organisasi.

11. Teman – teman seperjuangan Equlibrium dan terkhusus kepada Ekonomi Islam 2016 kelas B (EKIS B), sebagai entitas keluarga tanpa ikatan darah yang banyak memberikan saya pelajaran dan pengalaman selama kuliah di kampus peradaban.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini bukan merupakan yang terbaik. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan untuk perbaikan skripsi ini selanjutnya. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua pembaca. Akhir kata

Wallahul muwwafik ilaa aqwamit thariq, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Maros, Juli 2021

M. Asrullah

(7)

vi DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... i

PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... viii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Fokus Penelitian ... 10

D. Pengertian Judul ... 11

E. Tinjauan Pustaka ... 12

F. Metode Penelitian... 15

G. Tujuan Penelitan dan Kegunaan Penelitian... 20

BAB II ... 23

PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI KONVENSIONAL ... 23

A. Pengertian Perilaku Konsumen dalam Ekonomi Konvensional ... 23

B. Landasan filosofis ... 24

C. Tingkatan Kebutuhan menurut Adam Smith ... 32

D. Tujuan Konusumsi menurut Adam Smith... 34

BAB III ... 36

PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH ... 36

A. Pengertian konsumsi Dalam Islam ... 36

B. Landasan filosofis ... 38

C. Prinsip ... 40

D. Konsep Perilaku Konsumen Menurut Ahli Ekonomi Islam ... 44

BAB IV ... 51

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PANDANGAN EKONOMI KONVENSIONAL DAN EKONOMI SYARIAH ... 51

(8)

vii

A. Analisis Pengertian Perilaku Konsumen Dalam Pandangan Ekonomi

Konvensional Dan Ekonomi Syariah ... 51

B. Analisis Landasan filosofis Perilaku Konsumen Dalam Pandangan Ekonomi Konvensional Dan Ekonomi Syariah ... 54

C. Analisis Komparatif Prinsip Perilaku Konsumen Dalam Pandangan Ekonomi Konvensional Dan Ekonomi Syariah ... 57

D. Analisis Komparatif Perilaku Konsumen Dalam Pandangan Ahli Ekonomi Konvensional Dan Ahli Ekonomi Syariah ... 60

BAB V ... 81

PENUTUP ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(9)

viii ABSTRAK NAMA : MUH. ASRULLAH

NIM : 90100116062

JUDUL : STUDI KOMPARATIF PERILAKU KONSUMEN DALAM PANDANGAN EKONOMI KONVENSIONAL DAN EKONOMI SYARIAH

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bagaimana konsep perilaku konsumen ekonomi konvensional menurut Adam Smith, bagaimana konsep perilaku konsumen ekonomi syariah menurut Al-Ghazali, dan bagaimana komparatif permikiran Adam Smith dan Al-Ghazali tentang perilaku konsumen.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian Studi Pustaka (Library Research) dengan pendekatan Dokumentasi dengan mencermati sumber informasi dan data berupa literatur, dokumen-dokumen, jurnal, tesis, atau data tentang teori perilaku konsumen menurut ekonomi Konvensional dan Syariah sehingga dapat memahami kondisi, persamaan dan perbedaan di antara keduanya. Penelitian ini menggunakan teknis analisi Deskriptif Kualitatif, Content Analisis, dan Analisis Comparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komparatif antara pemikiran AdamSmith dengan Al-Ghazali tentang perilaku konsumen mulai pada landasan filosofis serta dasar pemikiran yang berbeda dimana Adam Smith menggunakan konsep kebebasan, kemerdekaan, hukum moral. Sementara Imam Al-Ghazali Menjadikan Islam dengan bingkai filsafat dan tasawuf sebagai rujukan landasan filosofisnya. Prinsip perilaku konsumen Adam smith adalah freedom, selfinterest, dan materialistik. Sementara Imam Al-Ghazali menempatkan Ibadah, keseimbangan, kemanfaatan, serta keterjagaan (Wara’) sebagai prinsip perilaku konsumen. Adam Smith membagi menjadi tiga tingkatan perilaku konsumsen yaitu primer, sekunder, dan tersier. Sementara Al-Ghazali juga membagi jadi tiga Darurriyah, Hajiyyah dan Tahsiniyah. Tujuan perilaku konsumsi Adam Smith adalah kemakmuran dan kepuasan material, sementara tujuan perilaku konsumen Al-Ghazali adalah material, sosial dan spiritual.

Kata kunci: Perilaku Konsumen, Adam Smith, Imam Al-Ghazali.

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu ekonomi merupakan salah satu studi ilmiah yang membahas tentang bagaimana individu maupun kelompok dalam menentukan pilihan. Pernyataan ini sejalan dengan pembenaran bahwa manusia mempunyai keinginan, maka untuk memuaskan berbagai kebutuhan manusia, dapatlah digunakan sumber daya yang tersedia, tetapi sumber daya ini tidak tersedia dengan bebas, karena sumberdaya yang ada langka dan mempunyai berbagai kegunaan alternative.

Pilihan kegunaan dapat terjadi antara penggunaan sumber daya sekarang dan sumber daya masa depan, selain itu akan menimbulkan biaya dan manfaat.1 Dengan demikian dalam pemanfaatan sumber daya di perlukan adanya pertimbangan efesiensi. Pembelajaran mengenai cara manusia dalam memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang ada untuk memenuhi kebutuhan ataupun keinginannya juga bagian dari ilmu ekonomi.

Salah satu kegiatan manusia yang di bahas dalam ilmu ekonomi yaitu permasalahan mengenai konsumsi atau kegiatan yang di lakukan manusia dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Didalam kehidupannya, sejak awal manusia selalu dituntut untuk bekerja guna memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan yang bersifat pokok maupun insidentil, seperti makan,

1Gerardo P. Sicat dan H.W. Arndt, ilmu ekonomi untuk konteks Indonesia, penerjemah:

Nirwono, (Jakarta: LP3ES, 1991), h. 3.

(11)

minum, pakaian, rumah dan lain-lain (sandang, pangan dan papan). Semua kebutuhan tersebut dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan dalam melaksanakan rumah tangga, sedangkan keanekaragamannya tergantung pada tingkat pendapatan rumah tangga seseorang. Aktifitas dan kebutuhan ini ditemukan dalam tiga aspek pembahasan ekonomi yaitu produksi, distribusi dan konsumsi.2

Manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi mempunyai kebutuhan dan keinginan yang sangat beragam. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginanya manusia melakukan kegiatan konsumsi. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-A’raf ayat 31:

َٰ ي۞

َُٰوۡلٱَٰ ُّبِحُيَٰ لََٰۥًََُِّإَٰ ْْۚآُْفِزۡسُتَٰ لَ َّْٰاُْب زۡشٱ َّْٰاُْلُم َّٰٖدِجۡس هَِّٰلُمَٰ دٌِعَٰۡنُن ت ٌيِسَْٰاُّذُخَٰ م دا ءَٰٓيٌِ ب

ََٰٰ ييِفِز ۡس

َٰ

Terjemahannya:

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih- lebihan.” (QS.Al-A’raf ayat: 31).3

Menurut Quraisy Shihab, ayat 31 tersebut mengandung makna keharusan memakai pakaian yang indah dan patut serta menutupi aurat Penggunaan pakaian ini ketika setiap memasuki masjid atau di dalam masjid, baik dalam arti khusus maupun mesjid dalam pengertian luas yaitu bumi Allah. Makanlah yang halal, enak, bermanfaat lagi bergizi dan berakibat baik pada tubuh. Minumlah minuman

2Akhmad Nur Zaroni, “Landasan Filosofis Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ekonomi Islam Dan Konvensional” jurnal pemikiran hokum islam 10, no.1 (2012), h. 55.

3Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung:Diponegoro, 2010),h.

139.

(12)

yang kamu sukai tetapi tidak memabukkan dan tidak mengganggu kesehatan.

Janganlah berlebih-lebihan, karena Allah tidak menyukai orang yang berlebihan yakni tidak memberikan rahmat dan pahala bagi orang-orang yang berlebihan.

Dengan demikian, dari ayat diatas dapat diambil prinsip konsumsi yaitu proporsional dan tidak berlebih lebihan atau tidak mengikuti selera hawa nafsu.4

Konsumsi didefenisikan sebagai penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.5 Menurut Samuelson konsumsi adalah kegiatan menghabiskan utility (nilai guna) barang dan jasa. Barang meliputi barang tahan lama dan barang tidak tahan lama. Barang konsumsi menurut kebutuhannya yaitu:kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier.6 Dan Menurut Drs. Hananto dan Sukarto T.J Konsumsi adalah bagian dari penghasilan yang di pergunakan untuk membeli barang-barang atau jasa-jasa guna memenuhi kebutuhan hidup.7 Kegiatan seseorang dalam melakukan kegiatan konsumsi telah dipelajari oleh para ahli ekonomi konvensional maupun islam terdahulu maupun pada masa saat ini yang melahirkan teori-teori tentang perilaku para konsumen tersebut.8

Dalam ilmu ekonomi, terdapat teori perilaku konsumen yang pada dasarnya menjelaskan tentang tingkah konsumen. Fokus dari perilaku konsumen

4M. Quraisy Shihab, TafsirAl-Misbah Pesan, Kesan dan Kiserasian al-Qur’an volume5, (Jakarta: Lentera Hati,2003), h.75-76.

5Arif Puyono, “ Teori Konsumsi Islam” Dinamika Pembangunan 3, No. 2 (2006), h.196.

6Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, Economic. (New York: McGraw.Hill International,2009) h. 84.

7Sadano Sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 142.

8Amiral, “ Perbandingan Ekonomi Konvensional Dan Ekonomi Islam” Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian 5, No. 2, (2017) h. 148.

(13)

adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya yang tersedia untuk di konsumsi.9Sejatinya perilaku konsumen di kembangkan dari pemahaman akan rasionalisme ekonomi dan utilitarianisme kapitalis. Dimana Rasionalisme ekonomi di tafsirkan sebagai tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kepentingan diri sendiri (self interest) dimana kalkulasi yang tepat dalam mengukur kesuksesan di nilai dengan capaian materialistik, sedangkan Utilitarianisme di artikan sebagai kepuasan maksimal atau manfaat terbesar yng diperoleh.10 Dengan dua nilai dasar ini perilaku konsumen seseorang akan bersifat individualis yang di wujudkan dalam bentuk barang dan jasa yang dapat mendatangkan kesenangan dan kenikmatan yang di sebut dengan kepuasan (utility).11Adapun pendapat para ahli tentang perilaku konsumen yaitu:

Menurut James F. Engel perilaku konsumen adalah tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan dalam melakukan tindakan tersebut.12

Swastha dan Handoko mendifinisikan perilaku konsumen adalah tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan

9Veitzhal Rivai Zainal,Dkk. Ekonomi Mikro Islam. (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), h. 273.

10Andi Bahri S, “Etika Konsumsi Dalam Prespektif ekonomi islam” Hunafa: Jurnal StudiaIslamika 11, No. 2, (2014) h. 350.

11Sirajul Arifin, “Perilaku Konsumen Islam: Kajian Kritik” Jurnal Hukum Islam 7, No.2 (2009) h. 2.

12James F. Engel, et. al, Perilaku Konsumen(Consumer Behavior), terj. F.X Budiyanto, (Jakarta: Bina Rupa Aksara, 1994), h. 3

(14)

menggunakan barang dan jasa ekonomi misalnya, termasuk kegiatan pengambilan keputusan.13

Terlepas dari teori para ilmuwan konvensional, telah kita pahami bahwa Islamhadir dengan menawarkan konsep yang mengatur seluruh perilaku manusia dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Sebagai khalifah di muka bumi, manusia memang diberi amanah untuk memberdayakan seisi alam raya dengan sebaik-baiknya demi kesejahteraan seluruh makhluk. Namun, bukan berarti manusia berhak memanfaatkan segela yang ada sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginanya secara berlebihan. Begitupun halnya dalam masalah konsumsi, Islam telah mengatur bagaimana manusia dalam melakukan konsumsi yang dapat membawa kemaslahatan bagi kehidupannya. Untuk itu, apabila manusia dapat melakukaan kegiatan konsumsi sesuai dengan ketentuan syariat islam, maka perilakunya membawa keberkahan dan kesejahteraan.14

Konsumsi merupakan seruan dari Allah kepada manusia untuk hidupnya di dunia ini agar dapat menjalankan perannya sebagai khalifah di bumi. Sehingga segala hal yang dilakukan di dunia ini tidak terlepas dari norma-norma ilahiyah, termasuk dalam hal konsumsi pun manusia juga harus mengikuti kaidah-kaidah ilahiyah.Dalam pandangan Islam, kegiatan ekonomi sebagai cara untuk menumpuk dan meningkatkan pahala menuju falah (kebahagiaan dunia akhirat).

Motif berkonsumsi dalam Islam pada dasarnya harus maslahah sebagai kebutuhan

13Sadono Sukirno, Pengantar teori Mikroekonomi , (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 142.

14Adiwarman karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2004), h.3

(15)

dan kewajiban. Pada konsep ini, Islam dan konvensional sepakat kebutuhan untuk mempertahankan hidup merupakan motif umum ekonomi.15

Islam juga membolehkan umatnya untuk mengkonsumsi barang dan jasa yang di halalkan di luar kebetuhan primer. Allah berfirman dalam QS. Al- A’raf ayat 32:

ٌَُٰ ها ءَٰ ييِذَّلِلَٰ يَُِٰ ۡلُقَٰ ِْۚق ۡسِّزلٱَٰ يِهَِٰت بِّيَّطلٱ َّٰۦٍِِدا بِعِلَٰ ج ز ۡخ أَٰ ٓيِتَّلٱَِٰ َّللَّٱَٰ ت ٌيِسَٰ مَّز حَٰ ۡي هَٰ ۡلُق

َِٰة ْ ي حۡلٱَٰيِفَْٰاْ

ََٰٰ ىُْو ل ۡع يَٰ ٖم ْۡ قِلَِٰت يٓ ۡلۡٱَُٰلِّص فًَُٰ لِل ذ مَِِٰۗت و يِقۡلٱَٰ م ْۡ يَٰٗت صِلا خَٰا يًُّۡدلٱ

َٰ

Terjemahannya:

“Katakanlah, “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik? Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat." Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS.Al- A’raf ayat: 32).16

Namun, Islam membatasi pembolehan ini kepada pemborosan atau berlebihan seperti dalam firman Allah QS. Al-A’raaf ayat 31:

َٰ ييِفِز ۡسُوۡلٱَٰ ُّبِحُيَٰ لََٰۥًََُِّإَٰ ْْۚآُْفِزۡسُتَٰ لَ َّْٰاُْب زۡشٱ َّْٰاُْلُم ّ…

“…Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.17

15Veitzhal Rivai Zainal,Dkk. Ekonomi Mikro Islam. (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), h.

248.

16Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung:Diponegoro, 2010),h.

139.

17Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung:Diponegoro, 2010),h.

139.

(16)

Pembatasan tersebut di lakukan agar supaya manusia dapat mengendalikan keinginan dan hawa nafsunya sehingga dapat membawa kemanfaatan dan bukan kerugian. Keinginan yang sudah di arahkan dan di kendalikan bisa di sebut kebutuhan.

Kebutuhan lahir dari suatu pemikiran secara objektif atas berbagai sarana yang di perlukan untuk mandapatkan suatu manfaat bagi kehidupan. Kebutuhan dituntun oleh rasionalitas normative dan positif yaitu rasionalitas ajaran Islam sehingga bersifat terbatas dan terukur dalam kualitas dan kuantitasnya.18 Adapun yang menjadi tolak ukur dalam menentukan baik buruknya sesuatu yang di lakukan dan yang menjadi tujuan pokok pembinaan hukum yaitu apa yang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Menurut al-syatibi ada 3 tingakatan kebutuhan dalam islam yaitu kebutuhan pokok (dharuriyyat), kebutuhan sekunder (hajiyat) dan kebutuhan tersier (tahsiniyah).19Hal ini merupakan dasar dari syariat Islam yaitu maslahat al-ibad (kesejahteraan hakiki bagi manusia) dan sekaligus menjadi sarana untuk memperoleh falah yang maksimal.

Penjelasan diatas sudah cukup menggambarkan bagaimana perilaku konsumsi dalam Islam tetapi realitas sekarang sudah menjadi rahasia umum bahwa perilaku konsumsi masyarakat muslim sekarang tidak sedikit yang tidak mencerminkan tindakan konsumsi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dengan gempuran kapitalisme yang digandeng dengan modernisasi yang disuntikkan oleh

18Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006) h. 10.

19Muslimin Kara, “Pemikiran Al-Syatibi Tentang Maslahah Dan Implementasinya Dalam Pengembangan Ekonomi Syariah” ASSET 2, No. 2 (2012), h.173.

(17)

kemajuan media tekhnologi membuat kita susah membedakan mana kebutuhan mana keinginan, sepertinya semuanya sudah menjadi kebutuhan sementara potensi daya beli masyarakat sangat terbatas bahkan tidak sedikit juga yang berlebih-lebihan serta kecanduan dengan kemewahan materi. Hal inilah yang pada dasarnya menimbulkan masalah ekonomi pada masyarakat. Olehnya itu peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam perihal perilaku konsumen yang sebenarnya dengan mengangkat teori serta pemikiran langsung dari tokoh bersangkutan sehingga dapat memberi edukasi lebih dalam lagi kepada masyarakat. Mengingat tingkat kekayaan umat manusia saat ini hampir keseluruhannya mencapai tingkatan moderat yang itu sangat mendorong manusia untuk menghambur- hamburkan harta untuk sesuatu yang kurang penting.

Dengan melihat realitas masyarakat konsumtif diatas, tentu sebagai kaum intelektual tidak boleh terlalu naïf langsung menyalahkan kondisi zaman dan perlu melirik dari pendekatan yang lain sebab perilaku konsumtif masyarakat barangkali masyarakat dominan dipengaruhi oleh suntikan konsep ekonomi versi sistem kapitalis sebab Adam Smith sebagai bapak ekonomi kapitalis berpendapat bahwa salah satu prinsip prilaku konsumen yang ideal yakni prinsip Materialistis, prinsip ini menempatkan materi sebagai pusat kebahagiaan dan kepuasan hidup yang mengantarkan setiap individu untuk bersikukuh menempatkan pencapaian kepuasan.Kepuasan secara meterialistis dalam hal ini meletakkan standar menurut

(18)

nilai kepuasan yang diperoleh dari setiap jumlah barang dan jasa yang dikonsumsi.20

Sementara prinsip itu bertolak belakang dengan prinsip ekonomi Islam seperti pemikiran Imam Al-Ghazali sebagaimana dalam kitabnya Ihya’

Ulumuddin yang menjadikan Falah (kebahagiaan di akhirat) sebagai tujuan dari konsumsi itu sendiri. Aktivitas konsumsi dilakukan untuk mendapatkan (falah).

Dengan tujuan spiritual maka aktifitas konsumsi yang dilakukan oleh manusia tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi juga memiliki nilai ibadah.21

Dari gambaran di atas, terdapat dua pandangan tentang perilaku konsumen dalam melaksanakan aktifitas konsumsi baik menurut Adam Smith maupun Imam Al-Ghazali. Dari dua pemikiran dua tokoh terkemuka tersebut, sehingga peneliti tertarik untuk mengkaji masing-masing pemikirannya lebih dalam lagi ketika membahas perihal perilaku konsumen. Dengan maksud Adam Smith sebagai representasi dari pemikir ekonomi konvensional dan Imam Al-Ghazali represntasi deri pemikir ekonomi Islam. Oleh sebab itu, pada penelitian ini peneliti mengambil judul “STUDI KOMPARATIF PERILAKU KONSUMEN DALAM PRESPEKTIF EKONOMI KONVENSIONAL DAN EKONOMI SYARIAH” untuk mengkaji dua prespektif tersebut agar perbandingan dari keduanya nampak jelas dan agar supaya syariat Islam dalam yang harusnya di

20 Gunarso, Gatot Hadi, Equation And Difference Of Consumer Behavior In Economics And Islamic Economic Law, IAIN Syekh Nurjati Cirebon 27 July 2019

21Al Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, jilid V, Terj: Ismail Yakub, C.V. Faizan, Jakarta, 1985, h.

94

(19)

terapkan dalam aktivitas konsumsi dapat di jadikan acuan dalam proses pemenuhan kebutuhan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan, demi memudahkan arah dan tujuan penelitian. Maka, dapat dirumuskan beberapa pokok masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana konsep perilaku konsumen dalam prespektif ekonomi konvensional berdasarkan pemikiran Adam Smith?

2. Bagaimana konsep perilaku konsumen dalam prespektif ekonomi Islam berdasarkan pemikiran Imam Al-Ghazali?

3. Bagaimana analisis komparatifkonsep perilaku konsumen dalam prespektif ekonomi konvensional berdasarkan pemikiran Adam Smith dan konsep perilaku konsumen perspektif ekonomi Islam berdasarkan pemikiran Imam Al-Ghazali?

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan kemampuan penulis dalam mengidentifikasi masalah serta agar tidak terjadi penyimpangan bahasan dari pokok masalah yang sebenarnya, maka peneliti akan memberi batasan masalah. Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah konsep perilaku konsumen dalam prespektif ekonomi Konvensional dan ekonomi Syariah, serta persamaan dan perbedaan dari kedua konsep tersebut.

(20)

D. Pengertian Judul

Judul penelitian adalah “Studi Komparatif Perilaku Konsumen Dalam Pandangan Ekonomi Konvensional Dan Ekonomi Syariah”.

Beberapa istilah yang perlu mendapatkan penjelasan dari judul tersebut yaitu :

1. Studi Komparatif

Studi komparatif berasal dari dua kata yaitu studi yang berarti penelitian ilmiah; kajian; telaahandan komparatif yang berarti perbandingkan. Studi komparatif adalah penelitian atau kajian yang bersifat membandingkan.

penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.

2. Perilaku konsumen

perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya yang tersedia untuk di konsumsi.22

3. Ekonomi konvensional

Ekonomi konvensional adalah sistem ekonomi yang memberikan kebebasan penuh kepada setiap orang untuk melakukan kegiatan perekonomian,

22Veitzhal Rivai Zainal,Dkk. Ekonomi Mikro Islam. (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), h.

273.

(21)

pemerintah juga bisa ikut andil untuk memantau kegiatan perekonomian yang berjalan, bisa juga tidak.23

4. Ekonomi syariah

Ekonomi syariah adalah ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, meninjau, meneliti, danmenyelesaikan permasalahan ekonomi sesuai dengan prinsip Islam.

Dari uraian diatas, dapat dimengerti bahwa maksud dari penelitian ini yaitu mengkaji dan membandingkan perilaku konsumen dalam pandangan ekonomi Konvensioanal dan ekonomi Islam.

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian penulis tentang“Studi Komparatif Perilaku Konsumen Dalam Pandangan Ekonomi Konvensional Dan Ekonomi Syariah” tentu tidak dapat terlepas dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dan menjadi pandangan sekaligus referensi.

Untuk penelaan yang lebih komprehensif, maka penulis berusaha untuk melakukan kajian-kajian terhadap penelitian terdahulu atau karya-karya ilmiah yang mempunyai relevan terhadap topik yang diteliti. Penulis berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan penelitian dengan menggunakan sumber yang relevan termasuk menggunakan literatur guna memperkuat penelitian.

Diskursus yang berkaitan dengan analisis komparatif terhadap konsep konsumsi dalam pandangan ekonomi konvensional dan syariah telah pernah

23Amiral, “ Perbandingan Ekonomi Konvensional Dan Ekonomi Islam” Turãst: Jurnal Penelitian & Pengabdian 5, No. 2, (2017) h. 148.

(22)

diteliti, di antaranya adalah skripsi yang ditulis oleh Munawwarah Huzaemah dengan judul “Teori Konsumsi Dalam Ekonomi Mikro (Analisis Kritis Dalam Perspektif Ekonomi Islam).” yang di ajukan untuk mendapatkan gelar strata satu di universitas negeri (UIN) Alauddin Makassar. Skripsi ini meneliti tentangteori konsumsi dalam perspektif ekonomi islam dan konvensional serta menganalisis perbedaan teori di antara keduanya. dan membahas tentang pemikiran-pemikiran para pakar ekonomi islam tentang bagaimana konsumsi yang sesuai dengan tuntunan agama islam yang berdasarkan Al Quran dan Hadist. Pembahasan skripsi ini berbeda dengan penilitian yang peneliti lakukan, namun memiliki hubungan yang erat terkait dengan kegiatan konsumsi dimana salah satu yang di bahas dalam teori konsumsi yaitu perilaku konsumen.

Selanjutnya penelitian teoritis yang berjudul “Analisis Komparatif Terhadap Konsep Konsumsi Dalam Pandangan Ekonomi Islam Dan Ekonomi Konvensional”. Skripsi yang di tulis oleh Abdul halim pada tahun 2014 bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang konsep konsumsi dalam pandangan ekonomi islam dan konsep konsumsi dalam pandangan konvensional, serta menganalisis persamaan dan perbedaan dari kedua pandangan tersebut.

Masih dalam rangka membahas terkait penelitian tentang kosep konsumsi yaitujurnal yangberjudul “Teori Konsumsi Islami”. Jurnal yang di tulis oleh Arif puyono ini membahas sejauh mana teori konsumsi yang ditawarkan oleh ekonomi Islam yang mana pencapainnya dalam berkonsumsi harus sesuai dengan syariat Islam.

(23)

Selanjutnya jurnal yang di tulis oleh Akhmad Nur Zaroni dengan judul

“Landasan Filosofis Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ekonomi Islam Dan Konvensional”. Dalam kajian ini, fokus pertama adalah mengurai akar masalah yang ada dalam perilaku konsumen konvensional, yaitu landasan filosofis perilaku konsumen konvensional yang meliputi; paradigma rasional economic man, positivism, dan hukum say. Selanjutnya dibahas landasan filosofis perilaku konsumen dalam Islam.24

Kemudian sebuah jurnal yang di tulis oleh samsul mahasiswa UIN Alauddiin Makassar yang berjudul “Analisis Pemanfaatan harta dalam Konsumsi Masyarakat dalam Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islam”. jurnal ini membahas tentang pemanfaatan harta yang terbagi atas dua yaitu, pengembangan dan penggunaan harta. Penggunaan harta merupakan alat dan sarana untuk melakukan aktivitas konsumsi untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan konsumen. Penggunaan harta dalam aktivitas konsumsi ekonomi konvensional merupakan kebebasan untuk mencapai kepuasan sedangkan dalam ekonomi Islam belanja untuk keperluan yang sifatnya konsumtif ini tetap diatur oleh hukum syari’at sehingga ada yang diperbolehkan syari’at dan ada juga belanja yang diharamkan.25

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dapat dilihat bahwa ada beberapa persamaan dengan penelitian yang akan di lakukan oleh peneliti yaitu sama-sama mengadakan kajian mengenai aktifitas konsumsi dari sudut pandang

24Akhmad Nur Zaroni, “Landasan Filosofis Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ekonomi Islam Dan Konvensional” jurnal pemikiran hokum islam 10, no.1 (2012), h. 57.

25Samsul, “Analisis Pemanfaataan Harta Dalam Konsumsi Masyarakat Dalam Ekonomi Konvensional Dan Ekonomi Islam” Al-Azhar Journal of Islamic Economics 1,No. 2 (2019), h.110.

(24)

ekonomi Islam. Adapun persamaannya yaitu terletak pada perilaku konusmen yang di kaji, dalam penelitian di atas perilaku konsumen di titik beratkan hanya dalam prespektif ekonomi Islam semata. Sedangkan pada penelitian ini perilaku konsumen dalam prespektif Islam akan di komparasikan dengan teori Konvensional sehingga dapat nantinya dapat di temukan perbedaan dari kedua sudut pandang tersebut.

F. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini dan untuk membahas permasalahan yang ada di dalamnya tentu harus di sertai dengan data-data dan informasi yang benar dan dapat di pertanggungjawabkan.Dalam menguji sebuah kebenaran diperlukan teori ataupun metode yang berfungsi sebagai petunjuk jalannya pengujian kebenaran.26Petunjuk ini berupa langkah-langkah prosedur yang di kenal dengan metodologi penelitian. Adapun metode yang di gunakan dalam penelitian ini dapat di uraikan sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menelusuri literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian dan mengkajinya dengan tekun. jadi, penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan denga pengumpulan data pustaka,membaca dan mencatat serta mengelolah bahan penelitian.27 Dalam hal ini yang dapat

26Sudaryono, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), h. 15.

27Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obar Indonesia,2014),h. 3.

(25)

memberikan informasi tentang teori perilaku konsumen dalam dalam pandangan ekonomi Konvensional dan ekonomi Syariah.

2. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunkan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data primer merupakan data penelitian yang di peroleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara), atau data yang menjadi data utama.

Dalam penelitain ini data primer yang di gunakan berupa literatur, dokumen- dokumen atau data-data tentang teori perilaku konsumen menurut pandangan ekonomi Konvensional dan Syariah sehingga dapat di peroleh keterangan yang lengkap mengenai kondisi, persamaan dan perbedaan di antara keduanya.

Dalam penelitain ini, data primer berupa buku-buku, diantaranya:

1. Al- Ghazali, Ihya ulumudin.

2. Adam Smith, The wealth of Nation : sebuah penyelidikan tentang sifat dan sebeb kekayaan bangsa-bangsa.

3. Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam.

4. Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen Dalam Prespektif Ekonomi Islam.

5. M. Nur Rianton Al Arif Dan Euis Amalia, Teori Mikro Ekonomi:

Suatu Perbandingan Ekonomi Islam Dan Konvensional.

6. Veitzhal Rival Zainal, Ekonomi Mikro Islam.

7. Sadano Sukirno, Pengantar Teori Mikro Ekonomi.

8. Sadano Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar.

(26)

9. Nugroho setiadi, Perilaku Konsumen: Prespektif Kontemporer Pada Motif,Tujuan Dan Keininan Konsumen.

10. Suherman Rosyidi. Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori Mikro Dan Makro.

b. Data sekunder merupakan data yang di peroleh oleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara (di peroleh dan di catat pihak lain). Pada umumnya, data sekunder berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang telah di publikasikan maupun yang tidak di publikasikan, dengan kata lain data sekunder merupakan penunjang data primer. Dalam penelitian ini, data sekunder yang di gunakan berupa jurnal, skripsi, tesis, dan sebagainya.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan metode yang di gunakan untuk untuk memperoleh informasi atau data-data yang di perlukan dalam penelitian.

Adapun metode yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu metode library research (penelitian kepustakaan) dengan pendekatan dokumentasi. Yaitu mengumpulkan data-data primer atau sekunder seperti buku, jurnal, skripsi, tesis dan sebagainya sesuai kebutuhan penelitian.28

4. Metode Analisis Data

Untuk memperoleh hasil akhir penelitian, setelah data di dapatkan dengan metode yang di gunakan selanjutnya data-data di oleh dengan metode sebagai berikut:

28Ninit Alfianianika, Metode Penelitian pengajaran Bahasa Indonesia (Yogyakarta:

Deepublish, 2016), h. 23.

(27)

a) Editing

Editing adalah pengecekan atau pemeriksaan kembali data-data yang telah di peroleh untuk mengetahu relevansi atau kesesuaian data-data dengan penelitian yang di lakukan.29

b) Organizing

Organizing merupakan menyusun dan mengatur setiap bagian yang ada sehingga seluruhnya menjadi kesatuan yang teratur.30 Setelah itu, data-data yang di peroleh di susun secara sistematis sesuai dengan sistematika pembahasan yang telah di tetapkan.

c) Analysis

Setelah data-data yang di peroleh untuk penelitian di rasa sudah cukup maka selanjutnya di analisis. Model analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis deskriptif Kualitatif

Penelitian deksriptif umunya tidak menggunakan hipotesis sehingga dalam penelitian tidak perlu merumuskan hipotesis.31 Dalam penelitian data yang di peroleh bukan berupa angka melainkan kata-kata atau gambar. Data yang di

29Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfa Beta, 2008), h.243.

30Badan Pengembangan Bahasa Dan Perbukuan, Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republic Indonesia, “Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima”,KBBI V 0.4.0 BETA (40) (2016-2020).

31Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) h. 245.

(28)

maksud berasal dari hasil catatan, foto, tape recorder, atau dokumen resmi lainnya.32

Analisis deskriptif kualitatif merupakan analisis yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dengan Metode yang telah di tentukan.33 Hal ini sesuai dengan penelitian ini yang bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku konsumen dalam pandangan ekonomi Konvensional dan ekonomi Islam.

2. Analisis isi ( content analysis)

Analisis yang ke dua mengunakan metode analisis isi (content analysis) di mana data deskriptif di analisis menurut isinya. Analisis isi merupakan Metode untuk mengumpulkan dan menganalisis muatan dari sebuah ‚teks. Teks yang berupa kata-kata, makna gambar, simbol, gagasan, tema dan bermacam bentuk pesan yang dapat dikomunikasikan. Analisis isi berusaha memahami data bukan sebagai kumpulan peristiwa fisik, tetapi sebagai gejala simbolik untuk mengungkap makna yang terkandung dalam sebuah teks, dan memperoleh pemahaman terhadap pesan yang direpresentasikan.34

Analisis ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman struktur makna dari sebuah teks secara konsisten. Dalam penelitian kualitatif, analisis isi di tekankan bagaimana peneliti melihat keajegangan isi komunikasi secara kualitatif dan

32Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007) h.6

33Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format – Format Kuantitaif dan Kualitatif, (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), h. 143.

34Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian; Suatu Pemikiran dan Penerapan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), h. 14.

(29)

bagaimana peneliti isi komunikasi interkasi simbolik yang terjadi pada sebuah komunikasi.35

3. Analisis komparatif (comparative analysis)

Metode comparative analysis adalah sebuah cara penguraian data yang dimulai dengan penyajian pendapat para ahli untuk dicari persamaan yang prinsipil dan perbedaannya yang juga prinsipil, setelah itu benar-benar dipertimbangkan secara rasional kemudian diakhiri dengan penarikan suatu kesimpulan atau diambil salah satu pendapat yang dianggap paling kuat.36 Dalam penelitian ini, analisis komparatif di gunakan untuk membandingkan tentang perilaku konsumen menurut pandangan ekonomi Konvensional dan ekonomi Syariah.

G. Tujuan Penelitan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebelumya, maka tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahuikonsep perilaku konsumen dalam prespektif ekonomi konvensional berdasarkan pemikiran Adam Smith.

2. Untuk mengetahui konsep perilaku konsumen dalam prespektif ekonomi Islam berdasarkan pemikiran Imam Al-Ghazali.

3. Untuk mengetahui dan memahami analisis komparatif konsep perilaku konsumen dalam prespektif ekonomi konvensional berdasarkan pemikiran

35Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif; Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Perada, 2007), h. 232.

36Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) h. 247.

(30)

Adam Smith dan konsep perilaku konsumen perspektif ekonomi Islam berdasarkan pemikiran Imam Al-Ghazali.

Adapun kegunaan penelitian yaitu:

1. Kegunaan ilmiah, penelitian ini di harapkan dapat memberikan konstribusi pemikiran bagi perkembangan ilmu ekonomi dan ilmu ekonomi islam pada khusunya serta dapat menjadi rujukan penelitian berikunya.

2. Kegunaan terapan, penelitian ini di harapkan dapat di jadikan bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam menerapkan konsep konsumsi, baik dalam prespektif ekonomi konvensional maupun syariah. Dan untuk penulis penelitian ini sangat bermanfaat terkait dengan program studi yang di ambil sebagai mahasiswa di universitas islam, serta memperoleh ilmu baru terkait dengan ekonomi konvensional maupun syariah.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penelitian, maka akan di susun dengan sistematika yang terdiri dari beberpa bab yaitu bab pertama, pendahuluan. Pembahasan pada bab ini adalah menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, focus penelitian, pengertian judul, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.

Bab kedua, pada bab ini akan membahas tentangperilaku konsumen dalam perspektif ekonomi konvensional yang meliputi pengertian konsumsi dan konsumen, landasan filosofis, prinsip, tujuan, serta pemikiran ahli ekonomi konvensional terhadap perlaku konsumen.

(31)

Bab ketiga, pada bab ini akan di bahas mengenaiperilaku konsumen dalam perspektif ekonomi Islam yang meliputi pengertian konsumsi dan konsumen, landasan filosofis, prinsip, tujuan, serta pemikiran ahli ekonmi Islam terhadap perilaku konsumendalam Islam

Adapun pada bab keempat akan di bahas mengenai analisis perilaku konsumen dalam pandangan ekonomi Konvensional dan Ekonomi syariah, meliputi persamaan dan perbedaan antara pengertian konsumsi, landasan filosofis, Prinsip, tujuan, serta analisis komparatif pemikiran tokoh atau ahli.

Bab terakhir yaitu bab kelima adalah penutup. pada bab ini akan di sajikan kesimpulan serta saran untuk penelitian lebih lanjut

(32)

23 BAB II

PERILAKU KONSUMEN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI KONVENSIONAL

A. Pengertian Perilaku Konsumen dalam Ekonomi Konvensional

Konsumsi asal mulanya dari bahasa Belanda yaitu consumptie, yang merupakan suatu kegiatan yang bermaksud untuk mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu barang jasa, untuk memenuhi suatu kebutuhan dan kepuasan pemakai secara langsung. Pengertian ini tidak jauh berbeda dengan pengertian konsumsi menurut kacamata dari ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi konvensional menyatakan bahwa konsumsi merupakan setiap tindakan untuk mengurangi, memanfaatkan atau mengahabiskan nilai guna ekonomi suatu benda atau daya guna (utility) suatau barang dan jasa. Contohnya memakan atau meminum, memakai baju, mengendarai sepeda motor, menempati bangunan tempat tinggal.37

Perilaku konsumen adalah studi yang menggali bagaimana individu atau kelompok membuat sebuah keputusan membelanjakan sumber daya yang tesedia dimiliki (waktu, uang, usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan dikonsumsi.38

David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta menjelaskan bahwa:

“Consumer may be defined as decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using or disposing of goods and service”.

37 Sri Kartini, Konsumsi dan Investasi, Semarang: Mutiara Askara, 2019, h. 5-6.

38 Indah Wahyu Utami, Perilaku Konsumen, Surakarta: CV Pustaka Bengawan, 2017, h.

71-72.

(33)

Yaitu Perilaku konsumen merupakan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu atau kelompok secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan suatu barang dan jasa.39

Jadi, sederhananya dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu aktivitas seseorang yang berkaitan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk untuk memenuhi kebutuhan. Perilaku konsumen merupakan hal yang menjadi landasan bagi konsumen dalam menentukan keputusan pembelian. Apabila barang berharga jual rendah (low- involvement) maka pengambilan keputusan diterapkan dengan mudah, sedangkan jika barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang mendalam.40

B. Landasan filosofis

Ekonomi konvensional yang cenderung bersifat egoistis adalah dikarenakan landasan-landasan paradigma yang mendasarinya memang mengarah kepada mementingkan diri sendiri. Salah satu landasan tersebut yaitu rasional economic man. Artinya perilaku individu adalah rasional jika ia mengutamakan pemenuhan kepentingan diri sendiri secara bebas yang berujung kepada maksimalisasi kekayaan dan kepuasan tanpa melihat dampaknya kepada kesejahteraan orang lain.41

39A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku Konsumen, (Bandung: PT ERESCO, 1988), h. 3.

40 Veithzal Rivai Zainal dkk, Islamic Marketing Management, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2017, h. 235-236.

41Akhmad Nur Zaroni, “Landasan Filosofis Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ekonomi Islam Dan Konvensional” jurnal pemikiran hokum islam 10, no.1 (2012), h. 57.

(34)

Landasan filosofi tersebut juga melahirkan konsep homo economicus, istilah ini berasal dari bahasa latin yang artinya manusia ekonomi. Homo economicus adalah sosok manusia yang rasional dan bebas dalam menentukan pilihan-pilihan yang ada untuk mencapai tujuan ekonomi termasuk konsep ideal dalam konsumsi. Sehingga dalam setiap perilakunya manusia harus lebih bersifat rasional dalam memilih sumber daya yang tersedia.42

Sesuai dengan pahamnya tentang rasional economic man, tindakan manusia di anggap rasional jika tertumpu kepada kepada kepentingan diri sendiri (self interest). sebagaimana unkapan Adam Smith “ bukanlah karena kemurahan hati seorang tukang daging, si pemuat bir, atau si tukang roti yang kita harapkan untuk makan malam kita, tetapi perhatian mereka terhadap kepentingan mereka sendiri”. Jadi dalam prespektif kapitalis tidak ada perbuatan sukarela yang tanpa mengaharapkan keuntungan ekonomi karena perilaku rasional menurut mereka adalah ekuivalen dengan memaksimalkan utility.43

Berangkat dari falsafah konvensional yang isinya adalah paham liberal, merupakan pemahaman kelompok manusia yang jauh dari tatanan nilai, teologis dan norma agama dimana patron tindakan serta teorinya mengacu pada pengetahuan positifistik. Sehingga pada akhirnya wajah perilaku konsumen konvensional hanya melihat dari nilai kepuasan atau utility. Berbeda dengan

42 Case, K.E. & R.C. Fair. Prinsip-prinsip Ekonomi (Wibi Hardani & Devri Barnadi, Ed.) (Jilid 1 Edisi 8). Jakarta: Erlangga, tahun 2007.

43Adam Smith, the wealth of nation: sebuah penyelidikan tentang sebab dan kekayaan bangsa-bangsa, penerjemah : Haz Algebra ( global indo kreatif ,2019) h.18.

(35)

tindakan ekonomis dalam islam yang telah menjamin kesejahteraan dunia akhirat.44

C. Prinsip

William J Starton mengatakan bahwa pengkajian perilaku konsumen harus menganalisis kegiatan yang jelas dan proses-proses yang sulit dipantau dan berarti selain apa yang dibeli konsumen juga mendalami seperti, sumber, bentuk transaksi, dan dalam kondisi yang bagaimana barang dan jasa tersebut di beli dan didapatkan.45 Sehingga konfigurasi akan lebih rapi dalam pengkajian dan penyusunan komposisi yang terdapat dalam aktivitas perilaku konsunmsi.

Konfigurasi yang dikenal sebagai susunan unsur-unsur yang terkandung dalam suatu hal entah suatu benda atau model aktifitas, maka dengan ini perilaku konsumen dalam ekonomi konvensional melibatkan pendekatan rasionalitas untuk menggali lebih dalam. Sehingga pada dasarnya rasionalitas sanat dibutuhkan untuk menentukan kerangka pengkajiannya.

Dalam kamus besar Ekonomi, konsumsi dikenal sebagai aktivitas manusia yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung untuk mengurangi dan menghabiskan nilai kegunaan (utility) atau biasa diartikan sebagai kepuasan suatu benda guna terakhir dari kebutuhannya.46

44 Elsha Sophia dan Hr, Perilaku Konsumsi Komunitas Pengajian Al-Ikhlas Rungkut Surabaya, JESTT 1, No. 10, Oktober 2014, h. 696.

45 Eddy Priyono, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen dalam Memilih Kafe di Kota Surakarta, Benefit 10, No. 1, Juni 2006, h. 51.

46Mega Fitria Sitama, Faktor-Faktor Penilaian Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Kosmetik Halal (Studi Kasus Mahasiswi Muslimah Fakultas Ekonomi Dan Binis Universitas Airlangga), Sitama, Et Al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan Terapan 6 No. 3 Maret 2019

(36)

Di dalam ilmu ekonomi, konsumsi bermaksud untuk membelanjakan kekayaan untuk memenuhi keinginan manusia seperti makan, pakaian, perumahan, barang-barang kebutuhan sehari-hari, pendidikan, kesehatan, kebutuhan pribadi serta keluarga lainnya, dan sebagainya. Dalam hal ini konsumsi tidak hanya makanan saja, namun segala yang kita keluarkan termasuk konsumsi. Konsumsi merupakan hal yang penting yang dilakukan oleh setiap orang, sehingga perlunya ilmu pengetahuan agar dapat berkonsumsi secara bijak.47

Prinsip atau pegangan nilai dalam perilaku konsumen perspektf konvensional tidak terlepas dari landasan filosofis ekonomi konvensional yang mengesampinkan persoalan norma dan agama. Sehingga prinsip nilai dari perilaku konvensioal berpatok pada nilai utility (kepuasan). Prinsip kepuasan merupakan salah satu variable penentu seorang konsumen dalam mempertahankan satu langganan ketika membeli suatu barang dan jasa.

D. Perilaku Konsumen menurut Pemikiran Ahli Ekonomi Konvensional 1. Biografi Adam Smith

Pada karyanya yang berjudul “The Wealth of Nations”, Adam Smith memposisikan dirinya sebagai sumber pemikiranekonomi terkemuka. Paham serta airan AdamSmith dilanjutkan dengan sebuah karyayang diterbitkan oleh David Ricardodan KarlMarxsekitar abad ke-19, danjuga oleh John Maynard KeynesdanMilton Friedman tepatnyapada abad ke-20.Adam Smith dilahirkan

47Eko Fajar Cahyono, Penerapan Perilaku Konsumsi Islam Pada Penerima Beasiswa Satu Keluarga Satu Sarjana Badan Amil Zakat Nasional Di Jawa Timur (Perspektif Fahim Khan), Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan Terapan 6 No. 7 Juli 2019.

(37)

didesa kecil di Kirkcaldy,Skotlandia, dari seorang wanita janda membesarkannya.48

Pada umur 14 tahun, Adam Smith masuk ke Universitas Glasgow denganbeasiswa. Kemudian beliau menghadiri Balliol Collegedi Oxford,lulus dengan pengetahuan srta wawasan yang luas tentang sastra Eropa dan penghinaanabadi bagi sekolah bahasa InggrisSmith kembali pulang ke rumah, dan setelah menyampaikan serangkaian kuliah diterima dengan baik, jabatan pertama logika(1751),kemudian ketua filsafat moral (1752), di Universitas Glasgow.Beliau meninggalkan akademisi pada tahun 1764 untuk menjadi tutor bangsawan muda Buccleuch.49

Selama lebih dari duatahun mereka melakukan perjalanan di seluruh Perancis dan Swiss,pengalaman tersebut membawa Smith berhubungan dengan orangsemasanya sepertiVoltaire, Jean-Jacques Rousseau, François Quesnay,dan Anne-Robert-Jacques Turgot. Dengan pensiun seumur hidupyang telah didapatkan dalam melayani bangsawan, setelah Smithpensiun kembali ke tempat kelahirannya Kirkcaldy untuk menulis TheWealth of Nations. Buku itu diterbitkan pada tahun 1776, tahunyang bertepatan pada Deklarasi Kemerdekaan Amerika ditandatanganiPada tahun 1778 Smith diangkat menjadi komisaris di bea cukai. Dalam pekerjaan ini beliau membantu menegakkan hukum terhadap tindak penyelundupan.

Dalam buku The Wealth of Nations, ia pernah membela penyelundupan

48Priyono Senuddin Ismail, TEORI EKONOMI, Darma Ilmu,(Cetakan Kedua : tahun 2012 ) h.4.

49Priyono Senuddin Ismail, TEORI EKONOMI, Darma Ilmu,(Cetakan Kedua : tahun 2012 ) h. 4.

(38)

sebagai kegiatan yang sah dalam menghadapi peraturan yang”tidak wajar”.

Adam Smith belum pernah menikah. Beliau meninggal di Edinburgh pada19 Juli 1790.

2. Pemikiran Adam Smith terhadap Perilaku Konsumen

a. Dasar Pemikiran Perilaku Konsumen menurut Adam Smith

Adam Smith merupakan tokoh yang sangat berpengaruh dalam menciptakan teori-teori ekonomi konvensional. Dengan membangun pondasi epistemologi ekonomi dalam bukunya TheTheory of Moral Sentiments Adam Smith menekangkan bahwa kebebasan dan kemerdekaan manusia adalah sebagai ekspresi alamiah, atau lebih dikenal dengan from freedom to natural liberty.

Kemerdekaan manusia dalam meraih kebebasan adalah tujuan yang paling utama, bahkan Aristoteles juga menyebutkan bahwa meraih kebahagiaan dalam bingkai kebebasan adalah tujuan akhir dalam kehidupan manusia.50

Kemerdekaan dalam pendapat Adam Smith merupakan suatu bentuk pengembaraan rasional individu atau kemlmpok yang membentuk kekuatan nalar dirinya. Kemerdekaan dengan demikian mengasumsikan karakter kebahagiaan menurut versi Aristoteles sebagai barang yang unggul dan produktif. Baik pada ide kebahagiaan Aristoteles maupun dalam ide kemerdekaan Adam Smith, premis terjadinya hubungan antara kemerdekaan dengan kebebasan alamiah itu hanya bisa ditempuh oleh

50Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006) h. 73.

(39)

pendekatan rasional dan nalar individu. Adam Smith menempatkan individu manusia sebagai makhluk yang tidak terlepas dari hegemoni pencarian kebebasan optimal yang luar biasa. Ini berarti bahwa manusia cenderung mengutamakan diri sendiri (selfinterest). Oleh karenanya, hadirlah kaidah-kaidah tingkah laku ada aktivitas produksi dan konsumsi yang berorientasi pada maksimalisasi kepuasan yang berangkat pada paradigma utilitarian Jeremy Bentham.51

Titik centrum pada segala tanggapan tentang motivasi konsumen konvensional tidak lain merupakan bersumber dari pada bangunan epistemologi hubungan tripartite antara kemerdekaan (freedom), kebebasan alamiah (natural liberty), dan hukum-hukum moral (moral laws) yang melahirkan sistem ekonomi kapitalis. Landasan filosofi dalam sistem ekonomi konvensional atau sering dikatakan dengan sistem ekonomi kapitalis pada dasarnya ada dua yakni materialisme dan sekularisme

Adam Smith berkata dalam Magnum Opus nya The Wealth Of Nations, “Manusia merupakan hewan yang melakukan tawar menawar, tidak ada hewan lain yang melakukan hal ini, dan tidak ada anjing yang bertukar tulang dengan anjing yang lain.”.52 Hal ini menitip beratkan hanya kepada manusia sebagai entry point pelaku ekonomi dalam semua sector, terlebih pada sector konsumsi barang dan jasa.

51Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006) h. 75

52Adam Smith, The Wealth Of Nations, (Global Indo Creatif, tahun 2009), h. 1.

(40)

b. Prinsip Perilaku Konsumen menurut Adam Smith

Berangkat pada paham Kapitalisme pada lingkup tatanan ekonomi konvensional, setiap konsumen diletakkan pada sebuah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara total kepada mereka merujuk pada sebuah pengimplikasian kegiatan ekonominya, baik sebagai seorang konsumen yang secara penuh membeli barang atau jasa demi memenuhi kebutuhan primernya, maupun seorang konsumen yang menerapkan kegiatan konsumsi barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan mewahnya.

Pada sistem ini setiap orang berhak dan berwenang mengatur nasibnya sendiri berdasarkan pada keinginan dan kemampuannya, setiap orang bebas berkompetisi dalam sebuah memenuhi kebutuhannya, dan bebas memuaskan keinginannya dan segala keperluan hidupnya tanpa terikat oleh pihak manapun.

Pada uraian-uraian sebelumnya, kita perlu memahami bahwa yang selalu menjadi pedoman seorang pribadi dalam kegiatan untuk memuaskan keinginan untuk memenuhi k ebutuhan adalah prinsip-prinsip daripada sistem ekonomi konvensional, diantaranya:

a. Freedom,yakni konsep kebebasan ekonomi yang bermaksud tidak adanya intervensi dari pihak tertentu terhadap inisiatif individu untuk menerapkanaktivitas ekonominya. Prinsip ini mendorong individu berpikir rasional dan menganggap keagamaan tidak relevan agar lebih memahami dan mengatasi problem socio-economi.

(41)

b. Self Interest, merupakan setiap individu yang memiliki kebutuhan untuk memenuhi kepentingan pribadinya. Pola pikir dan pola tindakan pribadipada prinsip tersebut lebih cenderung menonjolkan subjektivitas egoisnya yang tidak mempedulikan kepentingan pihak lain, kecuali untuk memberikan keuntungan. Individu tidak perlu pula peduli dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat atau kepentingan bersama, apalagi apabila bertentangan dengan kepentingan pribadinya. Orientasi utamanya hanya ditujukan pada pencapaian kepuasan secara materi untuk kepentingan individu belaka, bahkan terkadang juga lalai pada etika.

c. Materialistis, prinsip ini menempatkan materi sebagai pusat kebahagiaan dan kepuasan yang mengantarkan setiap individu untuk bersikukuh menempatkan pencapaian kepuasan secara marginal, padahal kepuasan marginal itu sendiri akhirnya mengarah terhadap hukum kepuasan yang semakin menurun. Kepuasan secara meterialistis dalam hal ini meletakkan standar menurut nilai kepuasan yang diperoleh dari setiap jumlah barang dan jasa yang dikonsumsi.53

C. Tingkatan Kebutuhan menurut Adam Smith

Adam Smith mengungkapkan dalam teori kebutuhannya dalam ekonomi terbagi menjadi tiga tahapan atau bagian. Kebutuhan ini bersifat hierarki yakni tahapan kebutuhan manusia yang harus terpenuhi yang

53 Gunarso, Gatot Hadi, Equation And Difference Of Consumer Behavior In Economics And Islamic Economic Law, IAIN Syekh Nurjati Cirebon 27 July 2019

(42)

dimualai pada kebutuhan paling mendasar. Kebutuhan, kenyamanan dan kesenangan hidup itu diukur oleh kemampuan manusia dalam menghasilkan uang baik dari orang yang kaya ataupun miskin.54 Berikut tingkatan kebutuhan yang dimaksud adalah sebagai berkut :

1. Kebutuhan Primer yaitu yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hidup-mati seseorang, seperti kebutuhan pada oksigen, makanan, dan minuman. Kebutuhan ini sangat penting untuk manusia sehingga perlu dipenuhi. Ketika memenuhi kebutuhan ini tidak boleh berlebihan.

2. Kebutuhan Sekunder yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk mengatasi kesulitan, tetapi tidak sampai mengancam kehidupan apabila tidak dipenuhi.

3. Kebutuhan Tersier yaitu kebutuhan yang bersifat aksesoris, pelengkap, dan memberi nilai tambah pada pemenuhan kebuthan primer dan sekunder.55

Dalam teori ekonomi konvensional, konsumsi tidak memiliki norma. Satu-satunya yang menjadi pembatas dalam konsumsi hanyalah kelangkaan sumber daya, baik ini kelangkaan dalam artian luas seperti

54 Adam Smith, The Wealth Of Nations, (Global Indo Creatif, tahun 2009), h. 37

55Edwin Bahtiar Hidayat, Penerapan Perilaku Konsumsi Islam Pada Penerima Beasiswa Satu Keluarga Satu Sarjana Badan Amil Zakat Nasional Di Jawa Timur (Perspektif Fahim Khan), Et Al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan Terapan 6 No. 7 Juli 2019

(43)

ketersediaan sumber daya ataupun kelangkaan dalam arti yang lebih sempit yaitu kelangkaan budget yang dimiliki.56

D. Tujuan Konusumsi menurut Adam Smith 1. Kepuasan dan Kemakmuran

Kebutuhan menurut Adam Smith merupakan segala sesuatu yang diperlukan manusia terhadap benda atau jasa yang dapat membuat manusia mencaapai sebuah kepuasan dan kemakmuran, baik kepuasan jasmani serta kepuasan rohani. Namun pada dasarnya sudah kita pahami sebelumnya bahwa kebutuhan manusia cenderung tidak terbatas, sesuai dengan kodratnya manusia selalu merasa kurang dari segala sesuatu yang telah diraih dan dimiliki. Seperti halnya ketika seseorang belum mempunyai rumah, maka ia menginginkan rumah.

Namun ketika sudah berhasil memiliki rumah, berikutnya cenderung untuk memikirkan bagaimana rumah itu memiliki perabot, kendaraan mewah, villa dan tambahan lainnya.57

2. Kesenangan Hidup

Konsep utilitas yang tepat menempatkan seorang konsumen untuk memilih satu barang dan jasa saja diantara yang lainnya, karena konsekuensi barang yang satu tentu memilik perbedaaan dan lebih baik

56 Ali Akbar Jafari &Ahmet Suerdem,The Sacred and the Profane in Islamic, Consumption, Advances in Consumer Research 39, No. 11 ( 2011)

57 Gunarso, Gatot Hadi IAIN Syekh, Equation And Difference Of ConsumerBehavior In Conventional Economics And Islamic Economic Law, Munich Personal RePEc Archive, IAIN Syekh Nurjati Cirebon , 27 July 2019.

(44)

dari pada barang lainnya. Paradigma ini juga menganjurkan agar terdapat suatu tujuan yang sama yang dimana diarahkan setiap pada sebuah tindakan, tujuan itu adalah kebahagiaan. Sementara menurut Adam Smith bahwa kesenangan hidup manusia awam bergandengan dengan upah kerja yang tinggi, dan tinggi rendahnya upah kerja dipengaruhi oleh banyak variasi seperti kemudahan dan kerumitan, kebersihan dan kekotoran, keluhuran dan ketidakluhuran. 58

Karena itu konsep utilitas agar lebih tepat, dengan memperhitungkan instrument dan -langkah demi memperoleh utilitas yang tinggi tanpa memperoleh dis-utilitas, maka prinsip utilitas itu dapat dirumuskan dalam kata “semua tindakan sebaiknya diarahkan untuk meraih sebuah kesenangan atau menghindari kesusahan”.59

58 Adam Smith, The Wealth Of Nations, (Global Indo Creatif, tahun 2009), Bagian 1. h.

105

59 Save M. Dagun, Pengantar Filsafat Ekonomi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), hal. 37

Referensi

Dokumen terkait

Selaras dengan Rancangan Struktur Kuala Lumpur 2020 yang mahu menjadikan Kuala Lumpur bandar bertaraf dunia maka langkah- langkah pemulihan projek pembangunan terbengkalai adalah

yang cukup dan merata bagi pelayanan kesehatan yang baik; (3) merencanakan transisi Universal Health Coverage bagi warga/penduduk sehingga berkontribusi terhadap

Tes kode dan ingatan memiliki pengertian dasar sebagai salah satu substansi tes untuk melatih kemampuan mengingat (save) dan mengintepretasikannya sesuai dengan konteks dan

[r]

Penilaian guru TK tentang kepemimpinan visioner kepala sekolah mengenai kemampuan untuk menjelaskan visi kepada orang lain mendapat skor 1555 dengan presentase

Jika Anda ingin memotivasi karyawan Anda dan menarik pelanggan dan investor dengan mudah, salah satu hal paling vital yang dapat Anda lakukan adalah memberi

Apabila suatu kata memiliki makna yang hampir sama (mirip) dengan satu atau lebih kata yang lain, maka dapat dikatakan bahwa kata-kata tersebut memiliki hubungan atau relasi

Layanan Konseling Kecakapan Wdup (Life Skiffs) bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Pengertian Konseling Kecakapsn Hidup