• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI BERTAHAN HIDUP PEMILIK RUMAH MAKAN DI TENGAH PANDEMIK COVID-19 DI KAWASAN JALAN PRAMUKA KELURAHAN GUNUNG KELUA KOTA SAMARINDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI BERTAHAN HIDUP PEMILIK RUMAH MAKAN DI TENGAH PANDEMIK COVID-19 DI KAWASAN JALAN PRAMUKA KELURAHAN GUNUNG KELUA KOTA SAMARINDA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

© Copyright 2022

STRATEGI BERTAHAN HIDUP PEMILIK RUMAH MAKAN DI TENGAH PANDEMIK COVID-19 DI KAWASAN JALAN PRAMUKA KELURAHAN GUNUNG

KELUA KOTA SAMARINDA

Rizka Yuly Agustinah1, Ratna Purba2, Sri Murlianti3

Abstrak

Pandemik Covid-19 membawa begitu banyak perubahan sehingga berdampak kesetiap kehidupan manusia tidak terkecuali para pemilik rumah makan. Banyaknya aturan Pemerintah untuk memutus matarantai penularan virus Covid-19, mengakibatkan para pemilik rumah makan di kawasan jalan Pramuka mengalami beragam problematika baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasikan strategi bertahan hidup para pemilik rumah makan di tengah pandemik Covid-19 di kawasan jalan Pramuka kelurahan Gunung Kelua. Penelitian ini menggunakan teori bertahan hidup menurut Edi Suharto (2009) yang membagi strategi bertahan hidup menjadi 3 bentuk yaitu: strategi aktif, strategi pasif, dan strategi jaringan. Interview dilakukan terhadap 11 orang informan, teknik pengumpulan data dengan metode wawancara dan observasi lapangan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang berfokus pada usaha bertahan hidup para pemilik rumah makan. Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa strategi bertahan hidup yang dilakukan para pemilik rumah makan yaitu: (1) Strategi aktif dengan cara menambah jam kerja, melakukan penjualan serta promosi melalui sosial media, melakukan kerja sama dengan layanan pesan antar, anggota keluarga ikut serta dalam membantu di rumah makan dan melakukan pekerjaan lain untuk menambah penghasilan. (2) Strategi pasif dengan cara bijak dan selektif dalam mengelola keuangan, menghemat segala sesuatu (seperti penggunaan listrik, air dan uang belanja keluarga), dan mengurangi jumlah karyawan. (3) Strategi jaringan dengan cara meminta pertolongan kepada tetangga maupun keluarga, menggadaikan barang pribadi ke Pegadaian, selain itu dapat berupa bantuan dari pemerintah seperti pembagian sembako dan BLT.

Kata Kunci: Covid-19, Pedagang Kecil, Strategi Bertahan Hidup.

1

(2)

PENDAHULUAN

Kelurahan Gunung Kelua merupakan salah satu daerah yang padat penduduk. Hal ini dikerenakan kelurahan Gunung Kelua merupakan salah satu daerah pusat pemerintahan dan lokasi kegiatan industri, perdagangan, dan jasa.

Terdapat beberapa Perguruan Tinggi dikelurahan ini sehingga menjadikan daerah ini sebagai tempat para migran yang datang dengan tujuan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Di kawasan kelurahan Gunung Kelua terdapat salah satu Universitas Negeri terbesar di Kalimantan Timur yaitu Universitas Mulawarman, selain itu terdapat beberapa perguruan tinggi Swasta lainnya.

Kondisi inilah yang menjadikan kelurahan Gunung Kelua terutama kawasan jalan Pramuka memiliki karakteristik masyarakat yang dominan pekerjaannya adalah sebagai pedagang dan penyedia pelayanan jasa. Sehingga wilayah jalan Pramuka terdapat banyak kost-kostsan, rumah-rumah yang disewakan, rumah makan, toko perbelanjaan, tempat-tempat hiburan serta banyaknya usaha-usaha dengan meneyediakan pelayanan jasa.

Pada tanggal 15 Maret 2020 adalah awal mula masuknya wabah Covid-19 di Kalimantan Timur. Covid-19 adalah suatu penyakit baru yang berasal dari Coronavirus, Coronavirus ini merupakan jenis baru yaitu SARS-CoV-2 atau yang bernama Coronavirus disease 2019 (covid-19). Kasus penyebaran virus Covid-19 sesuai data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur pada tanggal 18 Januari 2021 jumlah terkonfirmasi positif bertambah sebanyak 354 kasus sehingga total menjadi 33.966 kasus.(Dinkes Kaltim, 2021)

Akibat menyebarnya virus Covid-19 tentu saja berpengaruh di setiap sendi-sendi kehidupan masyarakat kelurahan Gunung Kelua khusunya daerah jalan Pramuka. Setiap hari angka positif terinfeksi virus Covid-19 terus meningkat. Setiap lapisan masyarakat merasakan dampak dari pandemik ini, baik lapisan kalangan menengah keatas maupun lapisan kalangan menengah kebawah, terutama masyarakat yang berpenghasilan harian.(Murlianti, Sri 2021)

Masyarakat kelurahan Gunung Kelua terutama warga yang berada di jalan Pramuka yang dominan berprofesi sebagai pedagang terutama penjualan secara langsung dan penyedia pelayanan jasa tentu saja sangat merasakan dampak dari pandemik Covid-19. Pada umumnya para pedagang dan pemilik rumah makan mengalami penurunan penghasilan dikarenakan pola masyarakat yang lebih banyak berdiam diri dirumah (Hardilawati 2020). Kebijakan pemerintah untuk meminimalisir penyebaran virus Covid-19 salah satunya adalah dengan cara menghimbau masyarakat untuk berdiam diri di rumah dan melakukan segala jenis aktivitas dari rumah. Akan tetapi bagi para pedagang makanan atau pemilik rumah makan yang pendapatannya diperoleh hitungan harian, hal ini tentu saja berpengaruh terhadap tingkat pendapatan para pedagang dan pemilik rumah makan.

(3)

Rumusan Masalah

Sebagaimana telah dikemukakan pada latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan ini adalah bagaimana strategi bertahan hidup para pemilik rumah makan di tengah pandemik Covid-19 di Kawasan jalan Pramuka kelurahan Gunung Kelua Kecamatan Samarinda Ulu ?

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah :

1. Mengidentifikasi bagaimana pemilik rumah makan di Kawasan jalan Pramuka kelurahan Gunung Kelua untuk mengoptimalkan segala sumber daya dan potensi-potensi yang dimilikinya untuk dapat bertahan hidup di tengah pandemik Covid-19.

2. Mengidentifikasi bagaimana pemilik rumah makan di Kawasan jalan pramuka kelurahan Gunung Kelua mengatur keuangan dan memprioritaskan kebutuhan pokok hidupnya di tengah pandemik Covid- 19.

3. Mengidentifikasi bagaimana pemilik rumah makan di Kawasan jalan Pramuka Kelurahan Gunung Kelua menjalin relasi dan memanfaatkan jaringan sosialnya untuk mendapatkan bantuan ketika dalam keadaan membutuhkan pertolongan di tengah pandemik Covid-19.

KERANGKA DASAR TEORI Strategi Bertahan Hidup

Suharto (2009) menjelaskan bahwa strategi bertahan hidup atau (coping strategies) merupakan kemampuan seseorang atau individu dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi dan menyelesaikan berbagai macam masalah yang dihadapinya yang melingkupi kehidupannya. Strategi penanganan masalah ini pada dasarnya merupakan kemampuan segenap anggota keluarga dalam mengelola asset sumberdaya yang dimiliki atau mengoptimalkan segala macam potensi yang dimilikinya.(Gianawati 2013).

Bagi masyarakat, dalam kehidupanya salah satu hal yang dirasa sangat penting adalah bekerja dimana dengan bekerja berarti dianggap berperan aktif dalam proses kultural berdasarkan sistem imbalan serta berhak akan bagian dan hasil usaha kolektif. Masyarakat sebagai manusia merasa bahwa dia harus bekerja sehingga dapat memperoleh penghasilan untuk dapat bertahan hidup dan menjadi salah satu sumber kehidupannya. Dapat disimpulkan bahwa hal ini telah membudaya dalam kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Dengan seseorang bekerja dia dapat memenuhi kebutuhan baik kebutuhan sandang , pangan dan papan untuk anggota keluarganya maupun dirinya sendiri.

Dalam strategi bertahan hidup diperlukan berbagai cara untuk untuk dapat mengatasi segala jenis guncangan dan tekanan-tekanan yang ada, kesungguhan setiap anggota keluarga diharapkan mampu untuk dapat bekerja

(4)

sama dan memanfaatkan segala potensi yang ada beserta sumber sumber yang dimiliki. Fungsi keluarga pada masa pandemik Covid-19 dirasa sangat berpengaruh dalam membrikan perlindungan serta pertahanan anggota keluarga, selain mendorong pada penyesuaian terhadap kebiasaan hidup baru, mencapai identitas baru, dan membangun koneksi-koneksi baru.(Ramadhana 2020)

A. Strategi Aktif

Salah satu strategi bertahan hidup yang pertama adalah strategi aktif.

Strategi aktif merupakan strategi yang dilakukan untuk bertahan hidup yang dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan segala potensi dan sumber daya yang dimiliki. Pengoptimalan potensi keluarga dapat dilakukan dengan cara misalnya melakukan aktivitas sendiri, memperpanjang jam kerja, membuat inovasi-inovasi baru dan melaukan apapun sehingga menambah penghasilannya. Oleh sebab itu, strategi aktif dapat dikatakan sebuah strategi bertahan hidup yang dilakukan seseorang baik sebagai sebuah individu maupun keluarga dengan cara memaksimalkan segala sumber daya dan potensi yang dimiliki keluarga mereka.

Selain itu strategi aktif dapat dilakukan dengan cara melakukan diservasi penghasilan, diservasi penghasilan dilakukan untuk mencari cara baru dan berbeda untuk mendapatkan penghasilan baru.(Gianawati 2013)

B. Strategi Pasif

Suharto yang menyatakan bahwa, strategi pasif adalah strategi yang dilakukan untuk bertahan hidup dengan cara mengurangi atau meminimalisir pengeluaran keluarga. Pengeluaran keluarga yang dimaksud adalah biaya untuk sandang, pangan dan papan. Strategi pasif adalah strategi dimana seseorang atau individu berusaha meminimalisir atau memanagemen pengeluaran uang, strategi ini merupakan salah satu cara masyarakat miskin untuk bertahan hidup, sehingga lebih memprioritaskan kebutuhan pokok seperti kebutuhan pangan dari pada kebutuhan lainnya. Pola hidup hemat dan selektif dalam mengatur kebutuhan dilakukan agar penghasilan yang mereka terima dapat untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga mereka sendiri.

C. Strategi Jaringan

Strategi jaringan dapat diartikan sebagai suatu cara membuat hubungan dengan orang lain atau memanfaatkan jaringan sosialnya. Strategi jaringan merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan seseorang atau kelompok dengan cara menjalin relasi yang baik. Relasi yang dilakukan dapat berupa relasi formal maupun informal dalam lingkungan sosialnya, dan lingkungan kelembagaan (misalnya meminjam uang kepada kerabat maupun tetangga, mengutang di warung atau toko, memanfaatkan program kemiskinan, bantuan dari pemerintah, bahkan meminjam uang ke rentenir atau bank dan sebagainya).

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud strategi jaringan adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara memanfaatkan serta meminta bantuan kepada kerabat maupun sahabat, tetangga, dan relasi lainnya baik secara formal maupun informal.

(5)

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Deskriftif-kualitatif, yaitu penelitian yang memaparkan atau menggambarkan semua peristiwa penelitian yang diperoleh dari lapangan, sesuai dengan masalah-masalah yang telah dirumuskan pada perumusan masalah. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer disini langsung berasal dari narasumber baik hasil wawancara maupun observasi dimana informan dianggap yang tahu persis mengenai keadaan tentang penelitian yang akan diteliti.Data sekunder diperoleh dari dokumentasi, dokumen, publikasi, artinya data sudah dalam bentuk jadi.

Adapun yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini adalah tentang strategi bertahan hidup pemilik rumah makan untuk mempertahankan kebutuhan Rumah Tangga dengan cara sebagai berikut :

1. Strategi aktif, memanfaatkan segala potensi yang dimiliki seperti keahlian dan sumber-sumber yang ada.

2. Strategi Pasif, meminimalisir pengeluaran keluarga dan selektif dalam menentukan prioritas kebutuhan.

3. Strategi Jaringan, memanfaatkan

4. jaringan sosial untuk meminta pertolongan dapat seperti hubungan kerabat.

HASIL PENELITIAN Karakteristik Informan

Semua informan yang berhasil didapatkan adalah para pedagang rumah makan yang berjualan dikawasan jalan Pramuka kelurahan Gunung Kelua Kecamatan Samarinda Ulu. Adapun karakteristik informan penelitian berdasarkan pengelompokkan usia dan Teknik berjualan.

Tabel 1 : Pengelompokkan Pemilik Rumah Makan Berdasarkan Usia Pengelompokkan

pemilik rumah makan berdasarkan Usia

Teknik Berjualan

Usia muda <30 - 45 tahun

 Melakukan beragam jenis inovasi

 Mengikuti perkembangan zaman dengan pemanfaatan teknologi

 Melakukan kerja sama dengan beberapa pihak layanan pesan antar

 Giat melakukan promosi di media sosial

 Berjualan secara online dan di tempat rumah makan

 Modal berjualan tidak terlalu besar dan tidak memiliki karyawan hanya mengandalkan keikutsertaan anggota keluarga

Usia tua > 45 – 55 tahun

 Mengandalkan sistem kepercayaan terhadap pelanggan dengan tidak merubah cita rasa masakan

 Berjualan ditempat menunggu pelanggan datang

 Modal berjualan lebih banyak dan memiliki beberapa karyawan

(6)

Kondisi Sebelum Pandemik Covid-19 di Jalan Pramuka

Jalan Pramuka merupakan salah satu wilayah yang menjadi pusat keramaian, daerah ini terkenal dikalangan para migrasi dengan tujuan menempuh pendidikan, lokasi yang strategis dan menyediakan berbagai macam kebutuhan para mahasiswa yang datang dari luar daerah. Hal ini mengakibatkan kawasan jalan Pramuka merupakan tempat strategis untuk mendirikan usaha salah satunya usaha rumah makan. Dengan banyaknya mahasiswa-mahasiswa yang menetap di kawasan Pramuka mengakibatkan perekonomian dibidang usaha rumah makan mengalami peningkatan, sehingga banyak masyarakata berprofesi sebagai pemilik rumah makan dikawasan tersebut.

Kawasan jalan Pramuka menjadi salah satu daerah yang setiap harinya menjadi daerah yang sibuk dengan beragam aktivitas di dalamnya. Para pedagang mulai beroperasi dari pagi hingga malam hari, segala macam kebutuhan dapat dengan mudah didapatkan dikawasan ini. Para pemilik rumah makan merasakan dampak dari tingkat konsumsi yang tinggi dari kalangan mahasiswa yaitu pendapatan yang kian meningkat dan pelanggan yang terus berdatangan sehingga beberapa warung makan di jalan Pramuka memiliki beberapa karyawan yang khusus dipekerjakan untuk membantu melayani para pembeli.

Dampak Pandemik Covid-19 Terhadap Pemilik Rumah Makan di Jalan Pramuka

Pandemik Covid-19 berdampak terhadap melemahya perekonomian masyarakat, seperti yang dialami beberapa rumah makan yang berjualan disekitaran jalan Pramuka kelurahan Gunung Kelua yang merupakan daerah yang berdekatan dengan kampus. Beberapa rumah makan sangat merasakan dampak yang diakibatkan pandemik Covid-19 yang melanda pada kondisi saat ini utamanya penurunan jumlah pembeli sehingga pendapatan yang menurun drastis.

Tabel 2: Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pemilik Rumah Makan No. Dampak Pandemik

Covid-19

Penyebab Akibat

1 Penurunan jumlah pembeli dan pendapatan

 Aturan larangan beraktivitas di luar rumah

 Daya beli menurun sehingga mengalami penurunan omset 2 Kesulitan dalam

permodalan

 Pendapatan menurun

 Tidak memiliki tabungan

 Membayar sewa tempat berjualan

 Meminjam uang

 Menggadai barang pribadi di Pegadaian 3 Kondisi konsumen yang

menghindari interaksi

 Stigma yang tumbuh dan berkembang ditengah masyarakat tentang Covid-19

 Pembeli berkurang

 Pembeli tidak makan di tempat

4 Pembatasan waktu dan larangan berjualan

 Pemerintah mengeluarkan peraturan PPKM

 Tidak ada penghasilan

 Makanan belum habis dan terpaksa dibuang

(7)

Strategi Bertahan Hidup Pemilik Rumah Makan

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia pada saat ini tidak terkecuali daerah Provinsi Kalimantan Timur membawa dampak pada setiap lapisan kehidupan masyarakat. Setiap masyarakat pasti harus terus memenuhi kebutuhan hidup demi melanjutkan kehidupannya. Salah satu kawasan yang berada dikelurahan Gunung Kelua yaitu jalan Pramuka merupakan wilayah yang terkenal dengan banyaknya pedagang makanan, dimana sasaran target pemasarannya adalah mahasiswa, sehingga banyak tersedia warung rumah makan.

Pandemik Covid-19 mengakibadkan banyak aturan-aturan baru yang harus dipatuhi untuk meminimalisir masyarakat terinfeksi virus ini. Salah satunya larangan untuk berkumpul, melakukan kegiatan belajar mengajar secara online, dan sebagainya. Sehingga hal ini membuat para pemilik rumah makan merasakan dampak seperti penurunan jumlah pembeli dan berkurangnya pendapatan, situasi ini sangat mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.

Terlebih mengingat kawasan jalan Pramuka merupakan daerah yang dipadati oleh mahasiswa karna merupakan salah satu kawasan yang berdekatan dengan beberapa Perguruan Tinggi.

Dengan berbagai macam permasalahan yang muncul akibat pandemik Covid-19 mengharuskan para pemilik rumah makan dikawasan jalan Pramuka kelurahan Gunung Kelua melakukan berbagai macam upaya untuk tetap bertahan hidup untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Adapun strategi bertahan hidup yang mereka lakukan adalah :

A. Strategi Aktif Pemilik Rumah Makan

Strategi aktif merupakan strategi yang dilakukan oleh para pemilik rumah makan dengan cara mengoptimalkan potensi keluarga seperti melakukan memperpanjang jam kerja dan melakukan apa saja yang dapat menambah penghasilan atau mencari penghasilan tambahan dengan melakukan inovasi-inovasi baru entah itu kolaborasi maupun modifikasi.

Strategi aktif para pemilik rumah makan juga dengan cara mengoptimalkan potensi keluarga dengan cara mengajak anggota keluarga yang lain untuk ikut mencari nafkah.

1) Strategi Bertahan dengan Mengoptimalkan Potensi dan Peran Keluarga

Dampak dari pandemik Covid-19 salah satunya adalah banyak pemilik rumah makan yang memilih merumahkan karyawan yang biasanya membantu pekerjaan mereka. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir pengeluaran sehingga tidak mengalami kerugian. Mengikutsertakan keluarga menjadi salah satu pilihan bagi para pemilik rumah makan untuk bisa tetap melanjutkan usaha mereka.

2) Memperpanjang jam Kerja dan Diservasi Penghasilan

Selain meminta bantuan kepada anggota keluarga yang lain para pemilik rumah makan juga mencari penghasilan baru yang dilakukan oleh

(8)

anggota keluarga lainnya. Beberapa dari pemilik rumah makan tidak menjadikan pendapatan dari warung sebagai sumber mata pencaharian tunggal, para pemilik rumah makan memilih untuk mencari mata pencarian lain yang dikerjakan oleh anggota keluarga lainnya. Hal ini dirasa tepat sebagai usaha menambah pendapatan baru untuk tetap bertahan hidup dikala pandemi Covid-19 pada kondisi sekarang sehingga kebutuhan hidup dapat terpenuhi.

Beberapa pekerjaan baru mulai para pemilik rumah makan geluti, seperti membuka usaha catering makanan baik pesanan untuk acara-acara maupun pesanan dari rumah kerumah. Usaha ini dinilai memperkecil resiko rugi dalam berjualan karena jumlah dan biaya sudah ditentukan sejak awal.

Memperpanjang jam kerja merupakan salah satu cara yang dilakukan para pemilik rumah makan untuk mendapatkan keuntungan lebih. Bagi pemilik rumah makan memperpanjang jam berjualan merupakan salah satu hal yang wajar apabila masih ada makanan yang belum habis, hal ini menngingat masakan yang sudah dimasak sebelumnya tidak bertahan cukup lama sehingga banyak dari pemilik rumah makan memilih untuk berjualan lebih lama dari pada biasanya. Selain itu menambah jam kerja dilakukan untuk memaksimalkan pendapatan harian agar terpenuhi.

3) Inovasi Pemilik Rumah Makan

Melakukan inovasi baru merupakan salah satu hal penting yang dilakukan untuk tetap bertahan pada kondisi seperti sekarang. Inovasi yang dilakukan pemilik rumah makan dapat berupa melakukan kerja sama dengan aplikasi pesan antar, melakukan banyak promosi melalui media sosial, atau melakukan perubahan menu dan sebagainya. Namun ada beberapa pemilik rumah makan juga tidak berani mengambil resiko untuk melakukan inovasi- inovasi baru seperti pergantian menu atau penambahan menu karna khawatir malah kehilangan pelanggan tetap mereka.

Inovasi yang dilakukan oleh pemilik rumah makan ditengah pandemi Covid-19 salah satunya adalah dengan mengiklankan dagangan mereka di media sosial seperti fafebook, grup whatshap, dan Instagram. Media sosial memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mempromosikan dagangan para pemilik rumah makan karena jaringan internet sangat luas tanpa batasan waktu dan wilayah sehingga dianggap efektif. Dimana saat pandemi Covid-19 masih berlangsung media sosial dapat dijadikan sebagai alat untuk mengembangkan dan mengoptimalkan usaha dagangan mereka.

B. Strategi Pasif Pemilik Rumah Makan

Strategi pasif merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh para pemilik rumah makan dengan cara mengurangi pengeluaran keluarga seperti kebutuhan pangan, sandang, dan kebutuhan papan. Strategi pasif dapat dikatakann sebagai usaha bertahan hidup dengan cara berhemat. Banyak hal yang dilakukan

(9)

oleh para pemilik rumah makan untuk tetap bertahan pada kondisi sulit seperti sekarang salah satunya dengan cara menentukan mana kebutuhan yang harus dipenuhi mana kebutuhan yang tidak perlu untuk dipenuhi. Strategi pasif merupakan strategi yang paling banyak dan dianggap paling umum dilakukan oleh para pemilik rumah makan, dimana meminimalisir serta memilah kebutuhan hidup merupakan sesuatu yang umum bagi masryarakat pada saat ini.

Tabel : 3 Sikap Selektif dan Hemat Pemilik Rumah Makan

Bentuk Strategi Variasi Bentuk Tindakan

Sikap selektif dan hemat dalam pemenuhan kebutuhan

- Menentukan skala prioritas kebutuhan

- Mengeliminasi keperluan yang tidak penting

- Menghemat dalam membeli kebutuhan sandang dan pangan - Mengubah metode belanja

keperluan rumah makan

- Belanja keperluan setiap hari - Tidak menyetok bahan pangan - Menghemat pemakaian

keperluan rumah makan dan rumah tangga

- Menghemat penggunaan air dan listrik

- Memakan menu yang sama dengan yang dijual

- Menyisihkan pendapaan untuk ditabung

- Menabung

Hemat dan bersikap selektif dalam usaha pemenuhan kebutuhan dirasa sangat penting pada saat kondisi pandemik seperti saat ini. Menentukan kebuthan- kebutuhan mana yang termasuk kedalam kebutuhan primer,sekunder, dan tersier.

Kebutuhan mana yang harus wajib untuk dipenuhi dan kebutuhan mana yang dirasa tidak perlu.

C. Strategi Jaringan Pemilik Rumah Makan

Strategi jaringan yang dilakukan oleh para pemilik rumah makan adalah salah satu strategi bertahan hidup dengan memanfaatkan hubungan sosial dengan mengandalkan relasi baik formal maupun informal. Dalam hal ini para pemilik rumah makan memanfaatkan hubungan baik dengan kerabat maupun keluarga untuk meminta bantuan jika dalam kesulitan dan membutuhkan pertolongan.

Selain itu para pemilik rumah makan juga dapat meminta bantuan kepada pihak- pihak informal seperti pemerintah, Bank, Koperasi, Pegadaian dan lembaga formal lainnya.

Tabel 4 : Strategi Jaringan Pemilik Rumah Makan NO Bentuk Strategi

Jaringan

Metode Hasil

1 Pemanfaatan jaringan Sosial

 Memanfaatkan hubungan baik dengan keluarga,kerabat, dan tetangga.

 Mencari informasi mengenai pihak- pihak yang dapat menjadi solusi untuk meminta bantuan.

 Meminjam uang kepada

keluarga,kerabat,tetang ga dan pihak bank.

 Menggadaikan barang pribadi kepegadaian.

2 Bantuan-bantuan Pemerintah

 Rekomendasi dari pihak terkait

 Mencari informasi mengenai

 Bantuan berupa sembako (beras,mie

(10)

bantuan-bantuan yang disediakan

 Mendaftarkan diri

 Mengurus segala persyaratan yang telah ditentukan.

instan,minyak goreng,gula dan teh).

 BLT UMKM sebesar Rp.1.200.000.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kawasan jalan Pramuka kelurahan Gunung Kelua dengan beberapa pemilik rumah makan, dengan melakukan wawancara dengan peneliti dapat disimpulkan bahwa usaha pemilik rumah makan ditengah pandemik Covid-19 adalah dengan cara melakukan berbagai macam usaha bertahan hidup dan berusaha beradaptasi terhadap berbagai macam dampak-dampak yang diakibatkan oleh pandemik Covid-19 ini.

1) Virus Covid-19 masuk ke daerah kota Samarinda yang mengakibatkan dampak langsung terhadap usaha para pemilik rumah makan diantaranya yaitu: menurunnya pendapatan hingga 60-70%, sepi pembeli, larangan berjualan hingga pembatasan waktu berjualan. Akibatnya kebutuhan para pemilik rumah makan tetap namun pendapatan menurun.

2) Pemilik rumah makan dengan segala keterbatasan melakukan berbagai strategi bertahan hidup di tengah pandemik Covid-19. Berbagai macam strategi bertahan hidup yang dilakukan pemilik rumah makan dikawasan jalan Pramuka kelurahan Gunung Kelua diantaranya yaitu :

a. Bertahan hidup menggunakan strategi aktif dengan melakukan diservasi penghasilan, mengoptimalkan potensi keluarga, serta terus melakukan berbagai macam jenis inovasi-inovasi baru seperti penggunaan sosial media sebagai sarana promosi dan berjualan. Strategi aktif ini banyak dilakukan para pemilik rumah makan yang mempunyai beban sewa tempat berjualan, tidak mempunyai karyawan, dan pedagang baru.

b. Bertahan hidup melalui strategi pasif dengan melakukan berbagai upaya seperti bersikap selektif dan meminimalisir pengeluaran keluarga serta menentukan kebutuhan pokok. Strategi ini merupakan strategi yang umum digunakan oleh para pemilik rumah makan tanpa pengecualian.

c. Bertahan hidup melalui strategi jaringan dengan memanfaatkan jaringan sosial untuk meminta bantuan ketika sedang dalam kesusahan. Meminta bantuan yang dilakukan pemilik rumah makan dilakukan dengan keluarga, kerabat bahkan Lembaga formal lainnya seperti pegadaian dan Bank. Dalam hal ini biasa dilakukan oleh para pemilik rumah makan yang hampir kekurangan modal dan tidak memiliki tabungan. Selain itu para pemilik rumah makan juga memanfaatkan berbagai bantuan pemerintah seperti bantuan Sembako dan BLT.

(11)

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan maka selanjutnya peneliti menyampaikan saran-saran yang kiranya dapat memperikan manfaat. Adapun saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

a) Bagi para pemilik rumah makan diharapkan dapat melakukan berbagai macam inovasi-inovasi baru sebagai salah satu cara mempertahankan usahanya serta mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi pandemik Covid-19 seperti pada saat ini.

b) Mengharapkan para pemilik rumah makan dapat belajar dari kondisi saat ini, sehingga dapat mengelola keuangan secara bijaksana untuk menghadapi permasalahan-permasalahan yang tidak pernah terduga seperti masa pandemik Covid-19 sekarang ini.

c) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menemukan permasalahan dan solusi lain mengenai strategi bertahan para pemilik rumah makan di kawasan jalan Pramuka kelurahan Gunung Kelua.

Daftar Pustaka

Anggito, Albi, and Johan Setiawan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. CV Jejak (Jejak Publisher).

Awaloedin, Dipa Teruna, Sazali, Nurhilaludin, and Muthia Hanifa. 2020.

“Strategi Menghadapi Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Usaha Kecil Dan Menengah Dipa Teruna Awaloedin Sazali Nurhilaludin Muthia Hanifa.” Manajemen.

Gianawati, Nur Dyah. 2013. Strategi Bertahan Hidup Buruh Tani Perempuan.

Pandiva Buku.

Hardilawati, Wan laura. 2020. “Strategi Bertahan UMKM Di Tengah Pandemi Covid-19.” Jurnal Akuntansi Dan Ekonomika.

Kaltim, Dinkes. 2021. “Positif Covid-19 Di Kaltim Masih Tinggi.” Dinkes Provinsi Kaltim. Retrieved January 19, 2021

(https://kaltimprov.go.id/berita/positif-covid-19-di-kaltim-masih-tinggi).

Murlianti, Sri, dan Martinus Nanang. 2021. “Social HermeneuticAnalysis of Village Lockdown to Prevent the Transmission of the Covid-19

Pandemic in Bontang Kuala Village, Bontang, East Kalimantan, Indonesia.”

Ramadhana, Maulana Rezi. 2020. “Mempersiapkan Ketahanan Keluarga Selama Adaptasi Kebiasaan Baru Di Masa Pandemi Covid-19.” Jurnal Kependudukan Indonesia.

Gambar

Tabel 1 : Pengelompokkan Pemilik Rumah Makan Berdasarkan Usia  Pengelompokkan
Tabel 2: Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pemilik Rumah Makan  No.  Dampak Pandemik
Tabel 4 : Strategi Jaringan Pemilik Rumah Makan  NO  Bentuk Strategi

Referensi

Dokumen terkait

Pandemi covid-19 yang melanda Indonesia dengan kasus yang cukup tinggi di DKI Jakarta berefek terhadap ketahanan keluarga pada masyarakat sekitar terutama dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan infromasi, mengenai strategi bertahan hidup keluarga petani karet di Desa Jeriji Bangka Selatan pada masa pandemi

Saat ini pandemi covid-19 melanda dunia dan Indonesia, banyak aspek yang berdampak khusunya di dunia pendidikan dan terkhusus lagi di pembelajaran anak usia dini,

(Susanti et al. Pada Tabel 1.1 dijelaskan bahwa terdapat beberapa permasalahan UMKM pada masa pandemi Covid-19. Pengetahuan produsen yang sempit dapat menghambat

Pandemi covid 19 yang saat ini sedang mewabah diseluruh dunia telah membawa dampak yang sangat signifikan terhadap dunia bisnis, karena saat ini para kreditur

Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi dampak pandemi Covid -19 terhadap sektor perbankan, mengidentifikasi apakah pandemi Covid -19 dapat digolongkan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan kinerja keuangan daerah pada kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat sebelum dan pada saat pandemi COVID-19 yang diukur

Penelitian ini bertujuan (1) membandingkan indikator perekonomian sebelum dan saat pandemi Covid-19 di level provinsi dan kabupaten/kota di Jawa Tengah;