BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesejahteraan
1. Pengertian Kesejahteraan
Kesejahteraan adalah mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik, sedangkan menurut rumusan Undang-Undang Republik Indonesia No.16 Tahun 1974 tentang ketentuan- ketentuan pokok kesejahteraan social pasal 2 ayat 1, adalah : “ Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negarauntuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah,rohaniah dan social yang sebaik-baiknya bagi diri ,keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila”.
Kesejahteraan adalah keseluruhan usaha yang terorganisir dan mempunyai tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya.
Didalamnya tercakup pula unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang bekaitan dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi budaya dan sebagainya.
(Rukminto, 2003)
Kesejahteraan keluarga adalah suatu kondisi dinamis keluarga dimana terpenuhi semua kebutuhan : fisik materil, mental spiritual dan sosial, yang memungkinkan keluarga dapat hidup wajar sesuai dengan lingkungannya serta memungkinkan anak – anak tumbuh kembang dan memperoleh perlindungan yang diperlukan untuk membentuk sikap mental dan kepribadian yang mantap dan matang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas (BKKBN, 2011).
Berdasarkan defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kesejahteraan mencakup bebagai usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, baik di bidang fisik, mental, emosional, sosial ekonomi ataupun kehidupan spiritual.
2. Hakikat Keluarga Sejahtera
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat terdiri atas suami istri atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Keluaga sejahtera dibentuk berdasarkan perkawinan sah mampu memenuhi kebutuhan hidup spipritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang sama, selaras, seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Dalam mengenmbangkan dan membangun kelurga yang sejahtera, maka berbagai fungsi keluarga perlu diselenggarakan dan dikembangkan.
Beberapa fungsi keluarga sejahtera (BKKBN, 2011) yang perku dikembangakan dan diselenggarakan meliputi :
a. Fungsi Keagamaan, Fungsi yang menjadi landasan pembentukan kelurga sejahtera dalam rangka membangun suasana keluarga sejahtera dalam rangka
membangun susana kehidupan rumah tangga yang ideal sebagai wahana pembangunan manusia yang berkualitas.
b. Fungsi sosial budaya, fungsi yang dapat memilih dan mewariskan nilai luhur bangsa, masyarakat dan agama kepada generasi penerus secara kesinamnbungan.
c. Fungsi cinta kasih sayang, fungsi yang menjadi prasyarat pembebtukan keluarga yang perlu terus menerus dibina dan ditumbuhkembangkan dalam kehidupan berumah tangga
d. Fungsi Perlindungan, fungsi yang dapat member rasa aman ,aman,damai dan tentram bagi seluruh anggota keluarga baik secara fisik maupun mental psikologis.
e. Fungsi Reproduksi, Fungsi yang diperlukan dalam rangka membina kehidupan keluarga yang harmonis dan usaha mendapatkan keturunan yang sehat dan baik f. Fungsi pendidikan, Fungsi yang menjadi tugas dan kewajiban utama orang tua
terhadap anaknya sehingga anak memiliki bekal yng optimal untuk menjadi manusia yang berkualitas.
g. Fungsi ekonomi, fungsi yang menjadi pendukung agar setiap keluarga mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak dengan usaha sendiri.
h. Fungsi pembinaan lingkungan, fungsi yang mendorong setiap keluarga agar mampu hidup harmonis dengan keaadan lingkungan,baik lingkungan social maupun lingkungan alam.
3. Indikator Tahapan Kesejahteaan
Kesejahteraan dibagi menjadi beberapa kelompok atau tahapan sebagai berikut (BKKBN, 2011) :
a. Keluarga Pra Sejahtera
Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari 5 kebutuhan dasarnya (basic needs) sebagai keluarga sejahtera I, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, sandang, pangan, papan dan kesehatan.
b. Keluarga Sejahtera Tahap I
Adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum memenuhi salah satu kebutuhan Psikologis yaitu:
a. Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding yang baik.
b. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 (dua) kali sehari atau lebih.
c. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah dan bepergian.
d. Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota keluarga.
e. Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa ke sarana/petugas kesehatan.
c. Keluarga Sejahtera Tahap II
Adalah keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kriteria keluarga sejahtera I, harus pula memenuhi syarat sosial psikologis yaitu:
a. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.
b. Paling kurang, sekali seminggu keluarga menyediakan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk.
c. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru per tahun.
d. Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap penghuni rumah.
e. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat.
f. Paling kurang 1 (satu) orang angota keluarga yang berumur 15 tahun keatas mempunyai penghasilan tetap.
g. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa membaca tulisan latin.
h. Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini.
i. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil).
d. Keluarga Sejahtera Tahap III
Adalah keluarga yang memenuhi syarat keluarga sejahtera I, II dan memenuhi syarat pengembangan keluarga yaitu:
a. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.
b. Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan keluarga.
c. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
d. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
e. Dapat memperoleh berita dari surat kabar/ TV/ majalah.
e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus
Adalah keluarga yang dapat memenuhi syarat keluarga sejahtera I, II, III dan memenuhi kriteria 2 indikator tahapan kesejahteraan III Plus yaitu :
a. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materil.
b. Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulan/
yayasan/ institusi masyarakat.
B. Pendapatan
1. Pengertian Pendapatan
Menurut Sukirno (Anwar,2011) pendapatan adalalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan, ataupun tahunan.
Menurut Pendapat Mulyanto Sumardi dan Hans Diete Evers (Saheri, 2003:11) Pendapatan menurut asal sumber ada tiga yaitu :
1. Pendapatan yang berasal dari sektor formal yaitu gaji yang diperoleh secara tetap,berupa gaji bulanan maupun gaji mingguan.
2. Pendapatan yang berasal dari sektor informal yaitu berupa pendapatan tambahan yang berasal dari buruh dan pedagang
3. Pendapatan berasal dari sektor subsistem yaitu pendapatan yang diperoleh dari usaha sendiri berupa tanaman,ternak dan pemberian orang lain.
Semakin banyak anggota keluarga yang mampu memperoleh pendapatan yang dapat di manfatkan untuk keluarga, makin besar pendapatan keluarga tersebut.
Sebaliknya makin banyak anggota keluarga yang tidak mampu memperoleh pendapatan yang dapat dimanfatkan bagi keluarga itu, makin kecil pendapatan keluarga.
C. Petani
1. Pengertian Petani
Petani adalah penduduk yang mempunyai penguasaan dalam bentuk tertentu atas tanah pertanian,terlibat dalam hubungan penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan.
(Iriani, 2008)
Petani menurut Slamet (2001), disebut petani ‘asli’ apabila memiliki tanah sendiri, bukan sekedar penggarap maupun penyewa. Berdasarkan hal tersebut, secara konsep, tanah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seorang petani. Poin penting dari konsep di atas bukan hanya tanah adalah alat produksi utama petani, melainkan bahwa alat produksi tersebut mutlak dimiliki seorang petani.
Implikasinya, petani yang tidak memiliki tanah sendiri tidak dianggap sebagai petani sejati atau asli.
Menurut Shanin (1971) seperti yang dikutip oleh uko (2013),terdapat empat karakteristik utama petani.Pertama, petani adalah pelaku ekonomi yang berpusat pada usaha milik keluarga.Kedua, selaku petani mereka menggantungkan hidup mereka kepada lahan.bagi petani lahan pertanian adalah segalanya yakni sebagai sumber yang
diharapkan untuk menghasilkan bahan pangan keluarga, harta benda yang bernilai tinggi, dan ukuran terpenting dalam ukuran status sosial. Ketiga, petani memiliki budaya yang spesifik yang menekankan pemeliharaan tradisi dan konformitas serta solideritas sosial mereka yang kental. Keempat, cendrung sebagai pihak selalu kalah ( tertindas) namun tidak mudah ditaklukan oleh kekuatan ekonomi, budaya dan poliyik eksternal yang mendominasi mereka.
Berdasarkan pengusaanya atas sebidang lahan, petani dibedakan menjadi petani pemilik-penggarap,petani penyewa,petani penyakap dan buruh tani yang tidak mempuyai kewenangan sedikitpun atas sebidang tanah.
Menurut Sastraatmadja (2010), berdasarkan kepemilikan tanah, petani dibedakan menjadi beberapa kelompok yaitu :
1. Petani gurem, adalah petani yang memiliki lahan sawah antara 0,1 s/d 0,50 hektar.
2. Petani kecil, adalah petani yang memiliki lahan sawah 0,51 s/d 1 hektar.
3. Petani besar, adalah petani yang memiliki lahan sawah lebih dari satu hektar.
a. Lapisan Petani
Menurut fajar (2009) Lapisan petani terdiri dari tujuh lapisan, yaitu : 1. Petani pemilik
Petani lapisan ini menguasai lahan melalui pemilikan lahan tetap (petani pemilik yang lahanya diusahakan sendiri atau diusahakan orang lain).
2. Petani pemilik dan petani penggarap
Petani Lapisan ini mengusai lahan melalui pemilikan tetap dan pemilikan sementara (mengusahakan lahan milik petani lain).
3. Petani pemilik dan Buruh tani
Petani lapisan ini mengusai lahan melaui pemilikan tetap.Selain itu, mereka juga menjadi buruh tani.
4. Petani pemilik,penggarap dan buruh tani
Petani lapisan ini menguasai lahan melalui pemilikan tetap dan pemilikan sementara serta menjadi buruh tani
5. Petani penggarap
Petani lapisan ini menguasai lahan hanya melaui pemilikan lahan sementara.Lapisan petani penggarap termasuk tunawisma tidak mutlak karena mereka termasuk petani yang mengusai lahan (pemilikan sementara).
6. Petani penggarap dan Buruh tani
Petani lapisan ini menguasai lahan melalui pemilikan sementara.Selain itu mereka juga menjadi buruh tani. Lapisan ini termasuk tunakisme tetapi tidak mutlak.
7. Buruh tani
Lapisan petani ini benar-benar tidak menguasai lahan sehingga termasuk tunakisma mutlak. Mereka hanya memperoleh manfaat dari lahan sebagai buruh tani.
2. Kelompok Tani
Kelompok tani menurut Deptan (2007) tani adalah kumpulan petani yang terikat secara nonformal atas dasar keserasian, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,
ekonomi, sumber daya), keakraban, kepentingan bersama dan saling mempercayai, serta mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Hurairah (2006) Kondisi ataupun kemajuan kelompok tani dapat dilihat dari dinamika kelompok tani yang terdiri dari 8 faktor yaitu:
a. Tujuan Kelompok Tani
Tujuan kelompok merupakan suatu keadaan di masa mendatang yang diinginkan oleh anggota–anggota kelompok dan oleh karena itu mereka melakukan berbagai tugas kelompok dalam rangka mencapai keadaan tersebut. Suatu tujuan kelompok yang efektif harus memiliki aspek sebagai berikut : a) Adanya kejelasan tujuan kelompok, b) ketetapan (relevan) dengan tujuan anggota.
Adapun tujuan kelompok tani Padi Jaya yaitu: menyediakan sarana produksi pertanian, meningkatkan kualitas hasil produksi, meningkatkan manajemen usaha, meningkatkan kesejahteraan anggota.
b. Struktur Kelompok
Struktur kelompok adalah pola–pola hubungan di antara berbagai posisi dalam susunan kelompok. Dalam menganalisis struktur kelompok maka empat unsur penting yang terkait dalam struktur kelompok, yaitu posisi, status dan peranan kelompok, serta komunikasi dalam kelompok.
Hubungan di antara individu–individu dalam kelompok tani Padi Jaya saling terjalin erat, hal ini dilihat dari setiap pertemuan-pertemuan yang dilakukan para anggota berhak memberikan ide, gagasan, pendapat yang kemudian dipertimbangkan oleh kelompok.
c. Tugas Kelompok
Di dalam tugas kelompok dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu Tugas – tugas produksi adalah tugas–tugas yang bersangkut paut dengan upaya menghasilkan dan menyajikan berbagai gagasan dan penyusunan berbagai rencana. Selanjutnya tugas–tugas diskusi adalah tugas–tugas yang berkaitan dengan pembahasan atau pengkajian berbagai isu yang memerlukan kesepakatan dan keputusan bersama.
Sementara itu tugas–tugas pemecahan masalah adalah tugas–tugas yang berkaitan dengan penentuan tindakan pemecahan masalah–masalah tertentu yang dihadapi oleh kelompok.
Mengenai hal ini anggota Kelompok Tani Padi Jaya mempunyai inisiatif melaksanakan kegiatan dalam kelompok tani yaitu dengan mengikuti kegiatan yang telah dibuat oleh kelompok karena setiap anggota memiliki keinginan untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru dalam meningkatkan pertaniannya.
Informasi-informasi baru dapat diperoleh dalam kelompok tani ini karena Kelompok Tani Padi Jaya mempunyai hubungan kerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Brebes, Penyuluh Pertanian, hingga pada hasil akhirnya para anggota merasa puas dengan adanya kelompok tani tersebut.
d. Kekompakan Kelompok
Kekompakan antar anggota dalam kelompok sangat berfungsi dalam kelanjutan dan berlangsungnya kelompok agar sebuah kelompok dapat mewujudkan keinginan bersama secara efektif. Kekompakan kelompok merupakan homogenitas yang
ditunjukkan oleh kesamaan karakteristik individu yang ada dalam kelompok dan kerjasama.
Dalam kelompok tani Padi Jaya, homogenitas yang ditunjukkan yaitu kesamaan jenjang pendidikan. Kerjasama antar anggota ditunjukkan dengan pelaksanaan kegiatan kelompok dilakukan secara berkelompok, setiap anggota berhak memberikan aspirasi dan keputusan akhir yang akan dilaksanakan adalah keputusan ketua kelompok yang diambil dari hasil keputusan bersama.
e. Suasana Kelompok
Suasana kelompok adalah suasana yang terdapat dalam kelompok sebagai hasil dari berlangsungnya hubungan–hubungan interpersonal atau hubungan antar anggota kelompok. Dengan demikian, suasana atau iklim kelompok mengacu kepada ciri–ciri khas interaksi anggota dalam kelompok.
f. Tekanan Kelompok
Tekanan kelompok yaitu desakan yang berasal dari kelompok. Tekanan kelompok berbeda dengan kelompok tekanan, kelompok tekanan mengacu pada desakan yang berasal dari luar kelompok.
Kelompok Tani Padi Jaya memiliki suatu aturan atau kepatuhan terhadap kelompok yang harus ditaati oleh setiap anggota, dan memberikan sanksi kepada anggota yang melanggar aturan tersebut. Hal ini dibuat agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
g. Keefektifan Kelompok
Kelompok yang efektif mempunyai tiga aktivitas dasar, yaitu: a) Aktivitas pencapaian tujuan, b) Aktivitas memelihara kelompok secara internal, c) Aktivitas mengubah dan mengembangkan cara meningkatkan keefektifan kelompok. Interaksi anggota kelompok yang memperlihatkan aktivitas dengan mengintegrasikan ketiga macam aktivitas dasar tersebut adalah mencerminkan bahwa kelompok dapat dikategorikan sebagai kelompok yang berhasil atau efektif. Anggota kelompok yang efektif memiliki keterampilan untuk mengatasi atau menghilangkan hambatan–
hambaatan pencapaian tujuan kelompok, untuk memecahkan masalah di dalam memelihara dan meningkatkan kualitas interaksi diantara anggota kelompok, dan keterampilan untuk mengatasi hambatan peningkatan agar kelompok lebih efektif lagi.
Dalam pencapaian tujuan, dalam Kelompok Tani Padi Jaya diajarkan bagaimana mengelola usahatani dengan baik sesuai Standart Operasional Perawatan (SOP) jenis tanaman.
h. Fungsi Kelompok Tani
Kelompok Tani berperan dan berfungsi sebagai kelas belajar, unit produksi usaha tani, dan wahana kerjasama antara anggota kelompok.
1. Sebagai Kelas Belajar
Kelompok tani sebagai kelas belajar bagi petani merupakan wadah bagi setiap anggotanya untuk berinteraksi guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap
dalam usahatani yang lebih baik dan menguntungkan serta berperilaku lebih mandiri untuk mencapai kehidupan yang lebih sejahtera.
2. Sebagai Unit Produksi Usaha Tani
Kelompok tani merupakan satu kesatuan unit usahatani untuk mewujudkan kerjasama dalam mencapai skala ekonomi yang lebih menguntungkan. Upaya peningkatan peranan kelompok tani sebagai unit produksi berorientasi kepada agribisnis dan agro industri dan hal ini dilakukan dengan peningkatan berbagai kemampuan yang merupakan tugas dan tanggung jawab kelompok, kemampuan itu antara lain sebagai berikut:
1) Mengambil keputusan dalam menentukan pola usaha tani yang menguntungkan berdasarkan teknologi terapan dan berorientasi pasar tanpa melupakan kepentingan nasional.
2) Menyusun rencana usahatani/Rencana Defenitif Kelompok (RDK) serta rencana permodalan, yaitu adanya kemampuan dalam menyusun rencana kegiatan kegiatan kelompok tani untuk 1 tahun yang disusun berdasarkan kesepakatan kerjasama sebagai hasil musyawarah kelompok.
3) Menerapkan teknologi maju dalam usahatani sesuai rekomendasi.
4) Berhubungan dan bekerjasama dengan pihak–pihak penyedia saran produksi dan pemasaran hasil, yaitu adanya usaha–usaha dalam kerjasama dalam penyedia sarana produksi di dalam kecepatan atau kelancaran usahatani.
5) Menaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam kelompok.
6) Menganalisa dan menilai hasil usahatani yang dilaksanakan.
7) Mengatasi keadaan darurat, yaitu adanya usaha–usaha dalam menghadapi masalah dalam usahatani dengan keadaan–keadaan di luar dugaan atau di luar rencana.
8) Mengelola administrasi kelompok, yaitu adanya suatu kemampuan kelompok dalam mengelola atau mengurus suatu proses kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Sebagai Wahana Kerjasama Antara Anggota Kelompok
Kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama antara sesama petani dalam kelompok untuk menghadapi berbagai ancaman, tantangan hambatan dan gangguan. Untuk dapat mengatasi ataupun untuk menekan resiko tersebut maka kelompok tani dapat menanggulangi/mengatasinya dengan cara memperkuat dan menjalin kerjasma diantara sesama petani dalam kelompok. Untuk dapat memperkuat dan menjalin kerjasama tersebut, maka kelompok tani sebagai wahana kerjasama antara anggota kelompok harus meningkatkan berbagai kemampuan.
Dari uraian diatas fungsi tersebut dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Pengadaan sarana produksi murah dengan cara melakukan pembelian dengan secara bersama.
2) Pengadaan bibit yang resisten untuk memenuhi kepentingan para anggotanya.
3) Mengusahakan kegiatan pemberantasan atau pengendalian hama dan penyakit secara terpadu.
4) Guna kepentingan bersama berusaha memperbaiki prasarana-prasarana yang menunjang usahataninya.
5) Guna memantapkan cara bertani dengan menyelenggarakan demonstasi bercocok tanam, pembibitan dan cara mengatasi hama yang dilakukan bersama penyuluh.
6) Mengadakan pengolahan hasil secara bersama agar terwujudnya kualitas yang baik, beragam dan mengusahakan pemasaran secara bersama agar terwujudnya harga yang seragam.
D. Intensifikasi Pertanian
1. Pengertian Intensifikasi Pertanian
Menurut (Ivy, 2013) intensifikasi pertanian merupakan kebikaksanaan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan di indonesia sejalan dengan kebutuhan pangan di Indonesia sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Komoditi pertanian memiliki peran strategis dalam mewujudkan kebijaksanaan Pemerintah untuk meningkatkan perolehan devisa.
Ketangguhan peran terrsebut di era globalisasi perdagangan di dunia dihadapkan pada persaingan mutu komoditi baik di pasar domestic maupun mancanegara.
Intensifikikasi pertanian adalah mengusahakan pertanian secara intensif agar diperoleh hasil yang optimal. Dalam intensifikasi Pertanian Biasanya diperhatikan
masalah pengadaan bibit, pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pemberantasan hama, dan penyakit, pemanenan dan kegiatan Pasca Panen.
Ada berbagai langkah untuk menerapkan intensifikasi pertanian, yaitu dengan menjalankan pola Panca Usaha Tani Padi
a. Pemilihan dan penggunaan bibit unggul.
Bibit unggul yang bik adalah bibit yang memiliki keunggulan dibandingkan varietas lain. Misalkan tahan terhadap hama dan penyakit, produktifitas yang tinggi, peka terhadap rangsangan pupuk.
b. Pengelolaan lahan Pertanian secara tepat
Mengolah lahan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu mekanik dan konvensional. Cara mekanik dapat menggunakan alat berat seperti traktor, namun kelemahan metode mekanik yaitu kurang efesien pada pengelolaan tanah hutan karena ahanya dapat dilakukan pada musim kemarau saja. Sedangkan cara konvensional dilakukan dengan menggunakan alat-alat pertanian tradisional seperti cangkul dan garu. Kelemahan metode ini yaitu membutuhkan waktu yang lama namun tidak merusak struktut tanah.
c. Pemberian pupuk sesuai dosis
Walaupun pada dasarnya tanah telah menyediakan unsure hara essensial bagi tanaman, pemberian pupuk tetap harus dilakukan terutama untuk mengembalikan
unsur hara yang telah diserap oleh akar tanaman. Pupuk yang lazim digunakan antara lain pupuk alami missal kompos, dan pupuk buatan missal NPK.
d. Pemberantasan organisme pengganggu tanaman
Pemberantasan hama dan penyakit tanaman merupakan kegiatan pemeliharaan tanaman. Masalah utama yang kerap dihadapi petani adalah hama. Pengendalian hama tidak semata-mata menggunakan pestisida kimia. Tetapi dapat pula menggunakan pestisida alami dengan memperimbangankan komposisi rasa pestisida.
Cara yang dianggap paling bijak adalah menggunakan predator alami, sehingga keseimbangan ekosistem pun akan tetap terjaga.
e. Pengaturan irigasi atau saluran air
Irigasi merupakan hal yang pentingf dalam kegiatan pertanian, kerana petani harus mengerti akan kebutuhan tanaman yang dikelolanya serta sumber air tersebut.
Umumnya pemberian air tidak boleh melebihi kapassitas titik layu lahan.
E. Penelitian yang relevan
Dalam penelitian Sri Mardilah (2002) yang berjudul Pemberdayaan kelompok tani Mamira di Desa Mangunegara Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga Penelitian ini untuk mengungkap keaadaan ekonomi masyarakat desa mangunegara sebelum berdiri kelompok tani mamira berdiri dan berkembangnya kelompok tani mamira serta usaha pemberdayaan kelompok tani mamira di desa mangunegara dalam meningkatkan hasil produksi pertanian. Penelitian ini dianalisis menggunakan
metode historis. Hasil dari penelitian ini adalah keberhasilan kelompok tani mamira dapat dilihat dari prestasi yang diraihnya pemberdayaan kelompok tani mamira berdampak pada peningkatan ekonomi, kesehatan, dan pendidikan masyarakat.
Penelitian yang dilakukan oleh Candro Libra (2012) berjudul Peranan Kelompok Tani Melati 1 Terhadap Kesejahteraan Petani di Desa Nagori Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun.Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui peranan Kelompok Tani Melati 1 terhadap kesejahteraan petani di Desa Nagori Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun. Metode penelitian ini dianalisis secara kualitatif dengan mendeskripsikan per kasus data-data yang telah dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam bentuk tabel tunggal kemudian dicari frekuensi dan persentasenya.Kesimpulan hasil penelitian ini yaitu bahwa peranan Kelompok Tani Melati 1 dalam mensejahterakan kehidupan petani di Desa Nagori Dolok Hataran telah memberikan hasil yang baik, terlihat dari hasil pertanian yang makin meningkat dan mempengaruhi kondisi sosial petani di desa tersebut.
Perbedaan penelitian yang sekarang dengan yang terdahulu adalah dalam penelitian yang sekarang peneliti membas tentang pendapatan anggota kelompok tani terhadap kesejahteraan. Jadi peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh pendapatan anggota kelompok tani terhdap kesejahteraan.
(Tabel 2.1) Penelitian yang relevan
No Peneliti Judul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
1 Sri Mardilah (2002)
Pemberdayaan kelompok tani Mamira di Desa Mangunegara Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga
Untuk mengungkap keaadaan ekonomi masyarakat desa mangunegara sebelum berdiri kelomok tani mamira berdiri dan berkembangnya kelompok tani mamira serta usaha pemberdayaan kelompok ytani mamira di desa mangunegara dalam meningkatkan hasil produksi pertanian.
metode historis dengan 4 langkah yaitu heuristik untuk mencari data ,kritik untuk menguji keaslian dan kebenaran sejarah, interpretasi untuk menafsirkan fakta dan histografi untuk menulis sejarah dengan pendekatan ilmu sosial.
keberhasilan kelompok tani mamira dapat dilihat dari prestasi yang diraihnya pemberdayaan kelompok tani mamira berdampak pada peningkatan
ekonomi,kesehatan,dan pendidikan masyarakat.
2 Candro Libra (2012)
Peranan Kelompok Tani Melati 1 Terhadap Kesejahteraan Petani di Desa Nagori Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun
untuk mengetahui peranan Kelompok Tani Melati 1 terhadap kesejahteraan petani di Desa Nagori Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun.
Data-data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif dengan mendeskripsikan per kasus data- data yang telah dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam bentuk tabel tunggal kemudian dicari frekuensi dan persentasenya.
bahwa peranan Kelompok Tani Melati 1 dalam
mensejahterakan kehidupan petani di Desa Nagori Dolok Hataran telah memberikan hasil yang baik, terlihat dari hasil pertanian yang makin
meningkat dan mempengaruhi kondisi sosial petani di desa tersebut.
3 Peneliti ( 2014)
Kajian Pendapatan terhadap Kesejahteraan anggota kelompok tani Padi Jaya Desa Bumiayu Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes.
Untuk Mengetahui Pendapatan terhadap kesejahteraan anggota Kelompok Tani Padi Jaya di Desa Bumiayu Kecamtan Bumiayu Kabupaten Brebes.
Metode survei, penelitian ini dianalisis menggunakan deskriptif kuantitatif menggunakan analisis regresi linier sederhana dan Uji t
F. Kerangka Pikir
Tujuan pembangunan pertanian adalah meningkatkan produksi tanaman pangan selain itu diharapkan dengan peningkatan produksi dapat memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan petani ,pembangunan pertanian tersebut tidak terlepas dari peran serta masyarakat tani maka perlu pemberdayaan masyarakat tani.Salah satu usaha pemerintah bersama petani dalam rangka membangun kemandirian dibentuklah kelompok tani.
Di Desa Bumiayu terdapat 6 kelompok tani namun Kelompok tani yang aktif hanya 1 yaitu kelompok tani Padi Jaya.Kelompok ini terbentuk pada tanggal 1 April 2011 awal berdiri kelompok ini mempunyai anggota sejumlah 32 petani namun sekarang anggotanya bertambah menjadi 52 anggota. Produksi padi milik anggota Padi Jaya mengalami peningkatan pada periode 2011-2013 setelah mendapat bantuan dari pemerintah melalui kelompok Padi Jaya bantuan berupa dana kas pertanian, benih padi, mesin traktor, mesin perontok padi dan pompa air dari pemerintah. Pada periode tahun 2008-2010 produksi padi petani di desa bumiayu mengalami penurunan akibat penyusutan lahan garapan dan petani masih menggunakan bibit padi yang hanya dapat memproduksi padi 6 bulan panen. Berbeda setelah mendapat bantuan bibit padi kualitas unggul dari pemerintah melalui kelompok tani, petani dapat memproduksi padi 4 bulan panen.
Fungsi kelompok tani sebagai kelas belajar sebagai, unit produksi usaha tani dan sebagai wahana kerjasama antar anggota kelompok. Melalui peranan kelompok
tani yang ada di Desa Bumiayu diharapkandapat meningkatkan produksi padisemaksimal mungkin sehingga meningkatkan pendapatan petani dalam mencapai kesejahteraannya.
Gambar 2.1 Bagan Alir penelitian
G. HipotesisPenelitian
Berdasarakan bagan alir penelitian,di atas maka hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan positif antara Pendapatan terhadap Kesejahteraan.
Aspek Kesejahteraan - Papan
- Pangan - Sandang - Kesehatan Produksi Padi
Pendapatan
Kesejahteraan Anggota Kelompok tani Padi Jaya