• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

A. Kajian Pustaka 1. Teori pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiataan pokok yang yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya agar berkembang dan mendapatan keuntungan laba. Maka perusahaan perlu menjalankan kegiatan pemasaran yang benar- benar memberikan kepuasan kepada para konsumen.

Pemasaran memegang peran yang sangat penting dalam menentukan sukses atau tidaknya suatu perusahaan atau usaha. Setiap perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam persaingan harus memahami suatu proses memasarkan produk. Kunci dari pencapaian tujuan perusahaan adalah sebaik apa perusahaan bisa memahami kebutuhan dan keinginan dari konsumen yang berada di pasar.

Menurut Kotler dan Armstrong (2012:29), “Marketing as the process by which companies create value for customers and build strong customer relationships in order to capture value from customers in return”, artinya menyatakan bahwa pemasaran sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalan.

(2)

Menurut David (2011:198), “Pemasaran dapat dideskripsikan sebagai proses pendefinisian, pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa.”

Dari beberapa definisi-definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran adalah proses menciptakan, mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai yang bertujuan untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa, sehingga tercipta hubungan pelanggan yang menghasilkan penjualan.

Proses dalam pemahaman kebutuhan dan keinginan konsumen inilah yang menjadi konsep pemasaran. Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya terampil dalam merangsang permintaan akan produk-produk perusahaan agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.

2. Teori Manajemen pemasaran

Manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkanya, menjaga dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai kepada pelanggan yang unggul, mengutip beberapa pendapat pakar pemasaran.

Manajemen pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Kotler dan Keler ( 2009:5)

(3)

Jadi, manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses manajemen, yang meliputi penganalisaan, perencanaa, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pemasran yang dilakukan oleh perusahaan. kegiatan ini bertujuan menimbulakan pertukaran yang diinginkan, baik yang menyangkut barang dan jasa, atau benda-benda lain yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis, sosial, dan kebudayaan. Proses pertukaran yang dapat ditimbulkan baik oleh penjual, maupun pembeli yang menguntungkan kedua belah pihak. Penentuan produk, harga, promosi dan tempat untuk mencapai tanggapan yang efektif disesuaikan dengan sikap dan perilaku konsumen dipengaruhi sedemikian rupa sehingga menjadi sesuai dengan produk-produk perusahaan.

3. Teori Bauran Pemasaran

Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong bahwa Marketing Mix adalah “The set of tactical marketing tools that be firm blends to produce the response it wants in the target market” (Kotler, 2012 : 75).

Menurut Agus Hermawan pada buku komunikasi pemasaran berpendapat bahwa Marketing Mix / Bauran Pemasaran adalah “Suatu strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang dapat meliputi penerapan master plan dan mengetahui serta menghasilkan pelayanan (penyajian) produk yang memuaskan pada suatu segmen pasar tertentu dimana segmen pasar tersebut telah dijadikan pasar sasaran untuk produk

(4)

yang telah diluncurkan guna menarik konsumen melakukan pembelian”

(Hermawan, 2012 : 35)

Menurut Elliot, Rundle-Theile,Waller dalam buku Marketing bahwa Marketing Mix adalah “A set of variables that a marketer can exercise control over in creating an offering for exchange” (Elliot dan Rundle dan Waller, 2012:5)

Dari pernyataan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Marketing Mix / Bauran Pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam memenuhi target pasarnya. Mengacu pada Elliot Rundle-Thiele Waller dalam buku Marketing (Elliot dan Rundle dan Waller, 2012:23), Marketing Mix Bauran pemasaran meliputi 7P yaitu:

a. Product (Produk)“A good, service or idea offered to the market for exchange”.Barang, jasa, atau ide yang ditawarkan ke pasar untuk terjadi sebuah pertukaran.

b. Price (harga)“The amount of money a business demands in exchange for its offerings”.Jumlah uang yang di minta dalam bisnis untuk terjadi pertukarang sesuai dengan yang ditawarkan.

c. Place (tempat)“The means of making the offering available to the customer at the right time and place”.Membuat peluang untuk para konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.

(5)

d. People (Orang)“People refers to any person coming into contact with customers who can affect value for customers”. Orang-orang yang merujuk kepada setiap orang yang datang dan berinteraksi dengan pelanggan yang dapat mempengaruhi nilai bagi pelanggan.

e. Process (Proses)“The systems used to create,communicate,deliver and exchange an offering”.Sistem yang digunakan untuk menciptakan, berkomunikasi, memberikan dan pertukaran.

f. Physical Evidence ( Bukti Fisik)“Tangible cues that can be used as a means to evaluate service quality prior to purchase”.Isyarat nyata yang dapat digunakan sebagai sarana untuk mengevaluasi kualitas pelayanan sebelum membeli.

g. Promotion (Promosi)“The marketing activities that make potential customers, partners, and society aware of and attracted to the business’s offerings”.Kegiatan Pemasaran yang membentuk konsumen yang potensial, rekan kerja, dan kesadaran dan ketertarikan masyarakat pada bisnis yang ditawarkan.

(6)

Gambar 2.1Marketing Mix Sumber : Kotler dan Keller (2009)

4. Teori Merek

Di dalam pemasaran suatu usaha, unsur brand atau merek memiliki peran yang penting. The American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2012:241) mendefinisikan brand atau merek sebagai, ˝A name, term, sign, symbol, or design, or a combination of them, intended to identify the goods or services of one seller or group of sellers and to differentiate them from those of competitors.˝ Jika diartikan, maka brand atau merek adalah suatu nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan suatu barang atau jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari kompetitor lain.

(7)

Maka jika dilihat, penggunaan brand atau merek sendiri mencerminkan identitas dari produk atau jasa apa yang ditawarkan oleh penjual. Merek juga memiliki peran dalam mengidentifikasi sumber atau pembuat produk yang memungkinkan konsumen untuk mengevaluasi produk yang sejenis secara berbeda tergantung pada bagaimana merek itu sendiri. Evaluasi produk itu sendiri dapat dilakukan dari pengalaman masa lalu konsumen terhadap penggunaan produk serta bagaimana pemasaran penjualnya apakah memenuhi kebutuhan konsumen atau tidak,

Kotler dan Keller (2012:242). menyebutkan terdapat beberapa kriteria didalam pemilihan elemen merek, antara lain :

a. Memorable (Mudah diingat)

Merupakan suatu kondisi yang diperlukan dalam membangun citra merek untuk mencapai tingkat kesadaran merek yang tinggi. Elemen merek yang mendukung tujuan akan mengesankan dan menarik perhatian sehingga memudahkan untuk diingat atau dikenal dalam pembelian atau konsumsi.

b. Meaningful (Memiliki makna)

Elemen merek hendaknya memiliki suatu makna, baik dengan konten deskriptif atau persuasif. Deskripsi makna yang terkandung dapat berupa :

1) Informasi umum tentang fungsi dari produk atau layanan 2) Informasi spesifik tentang atribut tertentu dan manfaat merek.

(8)

c. Likeable (Dapat disukai)

Konsumen biasanya akan mencari suatu merek yang dapat menarik perhatiannya, dimana merek tersebut dapat disukai secara visual, verbal, maupun dengan cara lainnya.

d. Transferable (Dapat ditransferkan)

Elemen dapat ditransferkan merupakan suatu langkah-langkah dimana elemen merek dapat menambah ekuitas merek untuk produk baru atau pasar baru.

e. Adaptable (Mudah beradaptasi)

Adanya perubahan nilai-nilai konsumen dan adanya berbagai opini menyebabkan merek harus memiliki adanya elemen yang dapat berbaur dan mudah beradaptasi.Semakin mudah elemen merek beradaptasi dan fleksibel, semakin mudah pula untuk memperbaruinya.

f. Protectable (Dapat dilindungi)

Elemen merek yang terakhir adalah dapat dilindungi baik dalam hukum mapupun dalam persaingan.Pemasar harus memilih elemen merek yang dapat dilindungi secara hukum dan secara resmi mendaftarkannya pada badan hukum yang tepat dan memiliki merek dagang yang sah.

(9)

5. Teori Peran Brand

Kotler dan Keller (2012:242) berpendapat bahwa sebuah merek memiliki beberapa peran, antara lain :

a. Merek memudahkan dalam proses pemesanan dan penelusuran suatu produk.

b. Merek membantu untuk mengatur persediaan dan pencatatan akutansi.

c. Merek menawarkan perlindungan hukum atas aspek atau keunikan produk yang dimiliki.

d. Merek menandakan suatu kualitas tertentu sehingga pembeli yang puas akan melakukan pembelian ulang.

e. Merek menjadi suatu sarana yang kuat untuk mengamankan keunggulan kompetitif.

6. Teori Citra Merek

Kotler dan Keller (2012:G1) mendefinisikan Citra Merek sebagai ˝The perceptions and beliefs held by consumers, as reflected in the associations held in consumer memory.˝ Hal ini dapat diartikan sebagai persepsi dan kepercayaan yang dipegang oleh konsumen, yang tercermin atau melekat dalam benak dan memori dari seorang konsumen sendiri. Persepsi ini dapat terbentuk dari informasi atau pengalaman masa lalu konsumen terhadap merek tersebut.

Kotler dan Keller (2012:10) berkata bahwa ˝All companies strive to build a Citra Merekwith as many strong, favorable, and unique brand associations as possible.˝ Jika melihat perkataan ini, semua perusahaan

(10)

berusaha menciptakan citra merek yang baik dan kuat dengan menciptakan suatu merek seunik mungkin yang dapat menguntungkan.

Biel, 2004 dalam Sulistyari (2012:4) menyebutkan bahwa terdapat indikator-indikator yang membentuk brand image, antara lain adalah :

a. Citra Korporat

Citra korporat merupakan citra yang ada dalam perusahaan itu sendiri. Perusahaan sebagai organisasi berusaha membangun imagenya dengan tujuan tak lain agar nama perusahaan ini bagus, sehingga akan mempengaruhi segala hal mengenai apa yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

b. Citra Produk

Citra konsumen terhadap suatu produk yang dapat berdampak positif maupun negatif yang berkaitan dengan kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen. Image dari produk dapat mendukung terciptanya sebuah Citra Merekatau citra dari merek tersebut.

c. Citra Pemakai

Citra pemakai dapat dibentuk langsung dari pengalaman dan kontak dengan pengguna merek tersebut. Manfaat adalah nilai pribadi konsumen yang diletakkan terhadap atribut dari produk atau layanan yaitu apa yang konsumen pikir akan mereka dapatkan dari produk atau layanan tersebut.

(11)

7. Pengukuran Citra Merek

Menurut Shimp, 2009 dalam Bastian (2014:2), citra merek diukur dari 3 hal, yaitu:

a. Atribut

Atribut adalah ciri-ciri atau berbagai aspek dari merek yang diiklankan. Atribut juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu hal-hal yang tidak berhubungan dengan produk (contoh : harga, kemasan, pemakai, citra penggunaan), dan hal-hal yang berhubungan dengan produk (contoh : warna, ukuran, desain).

b. Manfaat

Manfaat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu fungsional, simbolis, dan pengalaman.

c. Evaluasi keseluruhan

Evaluasi keseluruhan, yaitu nilai atau kepentingan subjektif dimana konsumen menambahkannya pada hasil konsumsi.

8. Kualitas Produk

Menurut Kottler dan Amstrong ( 2001) kualitas adalah karakteristik dari produk dalam kemampuan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan yang telah ditentukan dan bersifat laten.

Menurut Kotler (2005:49), “Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/ tersirat. Menurut Orville, Larreche, dan Boyd (2005:422) apabila perusahaan ingin

(12)

mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk yaitu:

a. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.

b. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti.

Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.

c. Conformance to Specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.

d. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

e. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu.

Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.

f. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.

(13)

g. Perceived Quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan Negara asal.

Zeithalm (1988) dalam (Nugroho Setiadi 2002) Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan.

Pemasar yang tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung menurun. Jika pemasar memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan periklanan dan harga yang wajar maka konsumen tidak akan berpikir panjang untuk melakukan pembelian terhadap produk.

Kualitas mempunyai arti sangat penting dalam keputusan pembelian konsumen. Apabila kualitas produk yang dihasilkan baik maka konsumen cenderung melakukan pembelian ulang sedangkan bila kualitas produk tidak sesuai dengan yang diharapkan maka konsumen akan mengalihkan pembeliannya pada produk sejenis lainnya. Sering kali dibenak konsumen sudah terpatri bahwa produk perusahaan tertentu jauh lebih berkualitas daripada produk pesaing dan konsumen akan membeli produk yang

(14)

mereka yakini lebih berkualitas. Meskipun konsumen mempunyai persepsi yang berbeda terhadap kualitas produk, tetapi setidaknya konsumen akan memilih produk yang dapat memuaskan kebutuhannya.

Konsumen senantiasa melakukan penilaian terhadap kinerja suatu produk, hal ini dapat dilihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk dengan segala spesifikasinya sehingga dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut.

Berdasarkan bahasan di atas dapat dikatakan bahwa kualitas yang diberikan suatu produk dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

9. Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keler (2009:188), mengemukakan bahwa keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi atas merek-merek yang ada didalam kumpulan pilihan.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2008: 485), keputusan adalah seleksi terhadap dua pilihan alternative atau lebih. dengan perkataan lain, pilihan alternative harus tersedia bagi seseorang ketika mengalami keputusan.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008) keputusan pemeblian tentang merek mana yang dibeli. Proses keputusan pembelian merupakan proses psikologis dasar memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen bener-benar membuat keputusan pembelian mereka. Beberapa periset pemasaran telah mengembangkan model tingkat proses keputusan dalam pembelian konsumen melalui lima tahap yaitu:

(15)

a. Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal.

Dengan rangsangan internal salah satu dari kebutuhan normal seseorang missal rasa lapar,haus, pakaian naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal.

Pemasar juga harus mengindentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen.

Terutama untuk pembelian fleksibel seperti barang-barang mewah,paketliburan,dan pilihan hiburan,pemasar mungkin harus meningkatkan motivasi konsumen sehingga pembelian potensial mendapatkan pertimbangan serius.

b. Pencarian Informasi

Ternyata konsumen sering mencari jumlah informasi terbatas,survey meperlihatkan bahwa barang tahan lama,setengah dari semua konsumen hanya melihat satu toko,dan hanya 30% yang melihat lebih dari satu merek peralatan. Kita dapat membedakan antara perhatian tajam,pada tingkat ini seseorang pencarian pada tingkat rendah,informasi aktif yaitu tahap seseorang memasuki tingkat pencarian baik mencari informasi dari pribadi, komersial, public, dan eksperimental. Jumlah dan pengaruh relative dari sumber-sumber ini bervariasi dengan kategori produk dan kareteristik pembeli.

(16)

c. Evaluasi Alternatif

Evaluasi Alternatif yaitu bagaimana konsumen memproses informasi merek kompetitif dan melakukan penilaian nilai akhir, tidak ada proses tunggal yang dilakukan semua konsumen atau oleh seorang konsumen dalam semua situasi pembelian. Ada beberapa proses membentuk sebagaian penilaian secara sadar dan rasional.

d. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian yaitu dalam tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan.Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk membeli merek paling disukai.Dalam melaksanakan maksud pembelian konsumen dapat membentuk keputusan.

e. Perilaku Pasca pembelian

Perilaku pasca pembelian yaitu setelah pembelian konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkwatirkan tertentu atau mendengar hal yang menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya.

Komunikasi pemasaran seharusnya memasok keyakinan dan evaluasi memperkuat pilihan konsumen dan membantunya merasa nyaman dengan merek tersebut.dan perilaku pasca pembelian,jelas proses pembelian (Kotler dan Keller 2009:214)

(17)

10. Struktur Keputusan membeli

Menurut Dharmmesta dan Handoko (2008:102) Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh komponen. Diantaranya:

a. Keputusan tentang jenis produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah radio atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli radio serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.

b. Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk radio tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu suara, corak dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimumkan daya tarik mereknya.

c. Keputusan tentang merek

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.

(18)

d. Keputusan tentang penjualnya

Konsumen harus mengambil keputusan di mana radio tersebut akan dibeli, apakah pada toko serba ada, toko alat-alat listrik, toko khusus radio, atau toko lain. Dalam hal ini, produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih pejual tertentu.

e. Keputusan tentang jumlah produk

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu unit. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari pada pembeli.

f. Keputusan tentang waktu pembeliaan

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya uang untuk membeli radio. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasarannya.

g. Keputusan tentang cara pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang

(19)

penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan terhadap cara pembayarannya.

11. Penelitian terdahulu.

1. Bob Foster (2016) UNIBI dengan judul Impact of Brand Image on Purchasing Decision on Mineral Water Product “Amidis” (Case Study on Bintang Trading Company) Objek penelitian dilakukan pada perusahaan perdagangan dengan menggunakan metode accidental sampling dengan cara menyebarkan kuesioner kepada konsumen dan calon pembeli air mineral. Kemudian dari tanggapan responden, data diolah dengan menggunakan SPSS 20.0. Citra merek terdiri dari tiga variabel: atribut, manfaat dan sikap. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap tersebut memiliki dampak lebih besar pada keputusan pembelian daripada atribut dan manfaat variabel. Secara keseluruhan, dampak brand image terhadap keputusan pembelian hanya 7% artinya keputusan pembelian konsumen lebih dipengaruhi oleh variabel lain daripada citra merek saja.

2. Angelina Rares., dan Rotinsulu Jopie Jorie. (2015) Universitas Manado dengan judul Pengaruh harga, promosi, lokasi, citra merek dan kualitas produk teerhadap keputusan pembelian. (Bengkel gaoel Manado town square) Jenis penelitian yang digunkan asosiatif. Sempel yang di tentukan menggunkan rumus Slovin, sebanyak 98 sampel. Alat analisis digunakan analisis linier berganda, uji hipotesis mwnggunkan uji F dan

(20)

uji t. Hasil penelitian menunjukan secara simultan harga, promosi, lokasi, citra merek dan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Secara parsial harga dan kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian sementara promosi, lokasi dan citra merek tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

3. Gilbert Andi N. Simanjuntak (2016) Universitas Mercubuana dengan judul Pengaruh Promosi penjualan, Citra merek dan Kualitas Produk Tehadap Keputusan Pembelian Produk Three Stars : Cable Tray and ladder System, Pada PT. Putra Makmur Sejahtera sempel yang berjumlah 100 orang. Variabel yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah Promosi penjualan dinotasikan sebagai variabel X1, Variabel Citra Merek dinotasikan sebagai Variabel X2, Variabel Kualitas Produk dinotasikan sebagai X3, sedangkan Keputusan Pembelian dinotasikan sebagai Variabel Y. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Regresi liner berganda dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian menjukan bahwa keputusan pembelian di pengaruhi tiga Variabel independen yaitu promosi penjualan, Citra Merek dan Kualitas produk sebesar 48.8% dan sisanya 51.2 % dipengaruhi oleh faktor lain.

4. Ahmad Bihakki Zaini (2013) UIN dengan judul Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan promosi Terhadap Keputusan Pembelian Pada studi kasus pengguna Produk Pepsoden di wilayah Jakarta Timur.

Dengan responden 60 orang. Variabel yang digunakan dalam

(21)

penelitiaan ini adalah Variabel Citra Merek sebagai Variabel X1dan Variabel Kualitas Produk sebagai Variabel X2, Variabel Promosi sebagai Variabel X3 sebagai Variabel Independen sedangkan Keputusan Pembelian sebagai Variabel Y (Dependen). Penelitian ini menggunakan metode penelitian Regresi liner berganda dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian menjukan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variable Citra Merek, Kualitas produk dan prpmosi terhadap Keputusan Pembelian. pada uji determinasi terdapat pengarusebesar 78,3% dari variable independen (citra merek, Kualitas produk dan promosi) dan sisanya 21,7% dipengaruhi noleh faktor lain.

(22)

Tabel 2. 1 Penelitian terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Bob Foster (2016) Impact of Brand Image on Purchasing Decision on Mineral Water Product

“Amidis”

(Case Study on BintangTrading Company)

hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap tersebut memiliki dampak lebih besar pada keputusan pembelian daripada atribut dan manfaat variabel. Secara keseluruhan, dampak brand image terhadap keputusan pembelian hanya 7% artinya keputusan pembelian konsumen lebih dipengaruhi oleh variabel lain daripada citra merek saja.

2. Angelina Rares., dan Rotinsulu Jopie Jorie. (2015)

Pengaruh harga, promosi, lokasi, citra merek dan kualitas

Hasil penelitian menunjukan secara simultan harga, promosi,

(23)

produk teerhadap keputusan pembelian.

(Bengkel gaoel Manado town square)

lokasi, citra merek dan kualitas produk

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Secara parsial harga dan kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian sementara promosi, lokasi dan citra merek tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

3 Gilbert Andi N.

Simanjuntak (2016)

Pengaruh Promosi penjualan, Citra merek dan Kualitas Produk Tehadap Keputusan Pembelian Produk Three Stars : Cable Tray and ladder System

Hasil penelitian menjukan bahwa keputusan pembelian di pengaruhi tiga Variabel independen yaitu

promosi penjualan, Citra Merek dan Kualitas produk sebesar 48.8%

(24)

dan sisanya 51.2 % dipengaruhi noleh faktor lain.

4 Ahmad Bihakki Zaini (2013) UIN

judul Pengaruh Citra Merek ,Kualitas Produk dan promosi Terhadap Keputusan Pembelian Pada studi kasus pengguna Produk Pepsoden di wilayah Jakarta Timur

Hasil penelitian menjukan bahwa

terdapat pengaruh secara simultan pada variable Citra Merek, Kualitas produk dan prpmosi terhadap Keputusan Pembelian . pada uji determinasi terdapat pengarusebesar 78,3%

dari variable independen (citra merek, Kualitas produk dan promosi) dan sisanya 21,7%

dipengaruhi noleh faktor lain.

(25)

B. Rerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran peneliti menggambarkan hubungan Variabel Independen, dalam penelitian ini adalah Citra Merek (X1) dan Kualitas Produk (X2) terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y).

Adapun Kerangka pemikiran yang didunakan adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3

(Sumber : Penelitian Terdahulu yang dimodifikasi)

C. Hipotesis

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kausal yaitu penelitian untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel (Independent variable) terhadap variabel lainnya (dependent variabel). Menurut Sugiyono metode kausal (2010: 56) adalah “hubungan yang bersifat sebab akibat, jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi)”. Hal ini sesuai dengan

Citra merek (x1)

H1

H2 Kualitas Produk

(x2)

Keputusan Pembelian (Y)

(26)

tujuan penelitian yang dilakukan yaitu untuk mengetahui pengaruh Citra merek dan kualitas peroduk terhadap keputusan pembelian.

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenaranya melalui penelitian (Sugiyono, 2004). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian

Kotler dan Keller (2012:G1) mendefinisikan Citra Merek sebagai persepsi dan kepercayaan yang dipegang oleh konsumen, yang tercermin atau melekat dalam benak dan memori dari seorang konsumen sendiri. Persepsi ini dapat terbentuk dari informasi atau pengalaman masa lalu konsumen terhadap merek.tersebut.

Menurut penelitian terdahulu Gilbert Andi N. Simanjuntak (2016) Universitas Mercubuana dengan judul Pengaruh Promosi penjualan, Citra merek dan Kualitas Produk Tehadap Keputusan Pembelian Produk Three Stars : Cable Tray and ladder System, Pada PT. Putra Makmur Sejahtera menunjukan Citra merek berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.

Berdasarkan kajian pustaka diatas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

H1:Citra merek (X1) berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y).

(27)

2. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2005:49), “Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/ tersirat.

Menurut penelitian terdahulu Angelina Rares dan Rotinsulu Jopie Jorie.

(2015) Universitas Manado dengan judul Pengaruh harga, promosi, lokasi, citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian. (Bengkel gaoel Manado town square) menunjukan Kualitas Produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan kajian pustaka diatas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

H2 : Kualitas produk (X2) berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y)

Gambar

Gambar 2.1Marketing Mix  Sumber : Kotler dan Keller (2009)
Tabel 2. 1   Penelitian terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi inilah yang menyebabkan panen cottonii di Filipina sekitar 60 hari (Ortago E., 2005), supaya deposisi karaginan menjadi maksimal, dan mutu rumput laut

Hasil penelitian di kabupaten Pemalang menunjukkan (1) perkembangan penerimaan retribusi pasar daerah di Kabupaten Pemalang sudah efektif, mencapai efisiensi dan mengalami

Larutan kitosan ditambahkan Bioflokulan DYT dan larutan Polivinil Alkohol, diaduk dengan menggunakan stirrer sampai homogen, ditambahkan larutan crosslink, diaduk dan

(2) Dalam hal contoh label yang disampaikan pelaku usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah memenuhi ketentuan, Direktur Pengawasan Barang Beredar dan Jasa

Sesungguhnya jalan yang benar adalah jalan yang ditempuh oleh ulama kami (hanafiyah), dimana mereka menjadikan al-Qur‟an dan sunnah-sunnah yang masyhur sebagai

harapan). 2) Kesungguhan ( seriousness), 3) Seorang da’i yang sedang menyampaikan atau membahas suatu topik dengan menunjukkan kesungguhan, akan menimbulkan sebuah

Manakah dibawah ini yang termaksud pada penyajian data dengan menggunakan tulisan. Gambaran umum tentang kesimpulan hasil pengamatan b. Harus diberi bentuk yang jelas bila data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan intensitas serta prevalensi infeksi cacing saluran pencernaan pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang