i
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 458/Teknik Informatika
USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA
HALAMAN JUDUL
KEAMANAN DATA UNTUK MENCEGAH PENCURIAN INFORMASI PADA SEMUA EKSTENSI FILE DENGAN
OPTIMASI ALGORITMA VERNAM CHIPER
TIM PENGUSUL
Christy Atika Sari, M. Kom. 0619018801 Eko Hari Rachmawanto, M.Kom. 0613098701
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO APRIL 2015
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
RINGKASAN ... viii
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan masalah ... 2
1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ... 2
1.4 Tujuan Penelitian ... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 3
2.1 Kriptografi ... 3
2.2 Proses Penyandian Kriptografi ... 5
2.3 Taksonomi Kriptografi ... 6
2.4 Tujuan Kriptografi ... 7
2.5 Teknik Penyandian Kriptografi ... 7
2.5.1 Kriptografi Klasik ... 7
2.5.2 Kriptografi Modern ... 8
2.6 Vernam Cipher ... 9
BAB 3. METODE PENELITIAN... 11
3.1 Tahapan Penelitian ... 11
3.1.1 Menentukan Latar Belakang Permasalahan ... 12
3.1.2 Menentukan Metode Penyelesaian Masalah ... 12
3.1.3 Desain Aplikasi ... 12
3.1.4 Implementasi ... 12
3.1.5 Evaluasi dan Validasi... 12
3.1.6 Hasil Penelitian ... 13
3.1.7 Pelaporan dan penyebaran ... 13
3.2 Pemrosesan File Untuk Enkripsi Dekripsi ... 13
iv
3.2.1 Prosedur penyisipan yang diusulkan... 13
3.2.2 Prosedur ekstraksi yang diusulkan ... 15
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ... 16
4.1 Anggaran Biaya ... 16
4.2 Jadwal Penelitian ... 17
DAFTAR PUSTAKA ... 18
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 19
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran ... 19
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ... 20
Lampiran 3.1. Biodata Ketua Peneliti ... 21
A. Identitas Diri... 21
B. Riwayat Pendidikan ... 21
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun terakhir ... 21
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir ... 22
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir ... 22
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir ... 23
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 tahun terakhir ... 23
Lampiran 3.2. Biodata Anggota Peneliti ... 25
A. Identitas Diri... 25
B. Riwayat Pendidikan ... 25
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun terakhir ... 25
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir ... 26
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir ... 26
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir ... 27
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 tahun terakhir ... 27
H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 – 10 tahun terakhir ... 27
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik. Rekayasa Sosial lainnya dalam 5 tahun terakhir ... 27
v
J. Penghargaan yang pernah diraih dalam 10 tahun terakhir (dari Pemerintah, Sosial, Institusi lainnya) ... 28
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Skema Enkripsi dan Dekripsi (Stinson, 1995) ... 5 Gambar 2 Taksonomi Kriptografi (Abd Elminaam, Abdual Kader, & Hadhoud, 2010) dan (Munir R. , 2006) ... 6 Gambar 3 Desain Penelitian ... 11 Gambar 4 Proses modifikasi Bit Shifting dan Vernam Cipher untuk Enkripsi File ... 13 Gambar 5 Diagram Alir Proses Modifikasi OTP untuk Dekripsi File... 15
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perbandingan antara Kriptografi, Watermarking dan Steganografi
(Menezes, van Oorschot, & Vanstone, 1997) ... 4 Tabel 2 Anggaran Biaya Penelitian... 16 Tabel 3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 17
viii RINGKASAN
Saat ini orang lebih suka menggunakan media elektronik seperti email dan digital untuk saling bertukar informasi. Informasi yang dibagikan tidak hanya informasi umum saja tetapi juga informasi rahasia. Dalam bertukar informasi yang bersifat rahasia dibutuhkan keamanan agar informasi rahasia tidak jatuh ke pihak yang tidak berhak. Disinilah kriptografi berperan menjaga informasi-informasi rahasia tersebut agar pengguna atau pihak yang berhak saja yang dapat mengetahui informasi tersebut.
Salah satu dari algoritma kriptografi yang dapat digunakan adalah Vernam Cipher. Vernam Cipher memiliki keunggulan dalam melakukan proses enkripsi dan dekripsi yaitu setiap karakter dalam kunci digunakan untuk mengenkripsi dan mendekripsi setiap karakter dalam plainteks. Hal ini membuat kriptanalis kesulitan dalam menemukan plainteks asli jika kunci yang digunakan adalah kunci yang acak.
Sisi yang lain, Vernam Cipher memiliki kelemahan dalam penggunaannya untuk melakukan enkripsi dan dekripsi dimana hanya cocok digunakan untuk melakukan enkripsi dan dekripsi pesan yang berukuran kecil atau pesan singkat saja. Hal ini dikarenakan panjang kunci yang digunakan harussama dengan panjang pesan,sehingga semakin besar panjang pesan akan berakibat semakin besar pula panjang kunci.
Penelitian ini memodifikasi Vernam Cipher dengan metode Bit Shifting dengan menggenerate key. Bit shifting digunakan untuk mengubah kunci secara acak dan menggenerate kunci supaya dapat bertambah sejumlah karakter dalam file dan menambah proses enkripsi dan dekripsi serta membuat aplikasi agar Vernam Cipher dapat diimplementasikan untuk melakukan enkripsi dan dekripsi file khususnya file bertipe txt, doc, docx, dan pdf.
1 BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penggunaan komputer dalam berbagai bidang kehidupan membawa perkembangan yang sangat pesat pada perangkat keras maupun perangkat lunak komputer. Sebelum adanya kemajuan di bidang telekomunikasi dan komputer, manusia menggunakan uang secara nyata untuk bertransakasi secara tatap muka.
Pada dua dekade ini, kemajuan telekomunikasi dan komputer memungkinkan manusia untuk menyimpan data secara digital.
Aktivitas penyimpanan data secata digital tentu saja mempunyai banyak resiko. Hal ini jelas terlihat apabila dalam aktivitas tersebut terdapat informasi yang penting dapat diakses oleh orang lain yang tidak berkepentingan (unauthorized person), misalnya informasi mengenai password atau PIN (Natashia & Wicaksono, 2011). Saat ini masalah keamanan pada komputer menjadi isu penting pada era teknologi informasi.
Perlindungan terhadap informasi yang berharga dapat dilakukan dengan menggunakan metode/algoritma tertentu, diantaranya yang popular adalah kriptografi. Metode ini mempunyai keunggulan dalam mengamankan data dan telah digunakan dalam semua bidang kehidupan. Kriptografi yang berasal dari kata yunani “cryptos“ yang artinya rahasia dan “graphein“ yang artinya tulisan, sehingga kriptografi adalah ilmu untuk menjaga kerahasiaan pesan dengan cara menyandikan ke bentuk yang tidak dimengerti. Keungulan dari kriptografi adalah kemampuan penyandian pesan sehingga pesan terlihat seperti diacak. Kriptografi tidak sekedar berupa kerahasiaan data (privacy) saja, tapi juga bertujuan untuk menjaga integritas data (data integrity), keaslian data (authentication) dan anti penyangkalan (non-repudiation) (Natashia & Wicaksono, 2011). Di dalam kriptografi terdapat 5 hal utama yaitu enkripsi, dekripsi, dan kunci (key), pengirim, dan penerima. Enkripsi merupakan proses penyandian plainteks (pesan awal) menjadi cipherteks (pesan yang tersandikan), sedangkan dekripsi merupakan kebalikan dari proses enkripsi. Baik proses enkripsi dan dekripsi, keduanya menggunakan kunci untuk menjaga kerahasiaan data. Penggunaan
2
kriptografi mulai dari penggunaan kartu ATM, penggunaan password untuk file- file dokumen kantor, transaksi dengan kartu kredit, transaksi di bank, percakapan dengan handphone, dan akses internet telah membuktikan pentingnya kriptografi dalam pengamanan informasi.
Salah satu algoritma dalam kriptografi modern berbasis bit yang sering digunakan yaitu vernam cipher (cipher aliran). Vernamcipher dinilai lebih baik dalam hal performa dibanding dengan block cipher (Munir R. , 2006). Algoritma ini beroperasi pada plainteks/cipherteks dalam bentuk bit tunggal sehingga pesan dienkripsikan/didekripsikan bit per bit, dengan demikian algoritma ini lebih valid untuk digunakan mengamankan data. Sedangkan untuk membuat algoritma Vernam Cipher semakin kuat dan tidak terdeteksi, akan digunakan algoritma lain yaitu bit shifting. Bit shifting merupakan bentuk sandi Caesar (sandi geser) dimana sandi ini termasuk sandi substitusi dimana setiap huruf padateks terang (plaintext) digantikan oleh huruf lain yang memiliki selisih posisi tertentu dalam alfabet. Pada bit shifting, tiap huruf disubtitusi dengan huruf ketiga berikutnya dari susunan alphabet yang sama. Misalnya, jika menggunakan geseran 3, huruf W menjadi Z, A menjadi D, dan seterusnya.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang telah dijelaskan bahwa algoritma Bit Shifting dan Vernam Cipher mempunyai kelebihan untuk diterapkan yaitu “Bagaimana menggunakan algoritma Bit Shifting dan Vernam Cipher menjadi algoritma yang aman dalam penyembunyian pesan melalui proses enkripsi dan dekripsi file supaya tidak mudah untuk dideteksi oleh orang”.
1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Setiap penelitian memiliki ruang lingkup dan keterbatasan. Penelitian ini memiliki tiga batasan dalam pelaksanaan yang diberikan sebagai berikut:
a. File yang akan di enkripsi adalah file teks, antara lain file .txt, .jpg, .doc, dan .docx.
3
b. File yang akan di hiding, mula-mula akan dienkripsi terlebih dahulu dengan menggunakan Bit Shifting untuk menggeser plainteks beserta kunci yang digunakan kemudian menerapkan Vernam Cipher dimana kedua algoritma ini mempunyai kemampuan untuk di implementasikan dalam bentuk file apapun.
c. Aplikasi enkripsi pesan ini akan diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah “Menerapkan metode Bit Shifting dan Vernam Cipher untuk diterapkan pada proses enkripsi file dan dekripsinya sehingga tidak dapat dilihat secara kasat mata”.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi
Kriptografi atau yang sering dikenal dengan sebutan ilmu penyandian data, adalah suatu bidang ilmu dan seni (art and science) yang bertujuan untuk menjaga kerahasiaan suatu pesan yang berupa data data dari akses oleh orangorang atau pihak-pihak lain yang tidak berhak sehingga tidak menimbulkan kerugian. Sekarang bidang ilmu ini menjadi salah satu isu suatu topik riset yang tidak habis-habisnya diteliti dengan melibatkan banyak peneliti. Ilmu Kriptografi sebenarnya sudah mulai dipelajari manusia sejak tahun 400 SM, yaitu pada zaman Yunani kuno. Dari catatan bahwa “Penyandian Transposisi” merupakan sistem kriptografi pertama yang digunakan atau dimanfaatkan. Bidang ilmu ini terus berkembang seiring dengan kemajuan peradaban manusia, dan memegang peranan penting dalam strategi peperangan yang terjadi dalam sejarah manusia, mulai dari sistem kriptografi “Caesar Chiper” yang terkenal pada zaman Romawi kuno, “Playfair Cipher” yang digunakan Inggris dan “ADFVGX Cipher” yang digunakan Jerman pada Perang Dunia I, hingga algoritma-algoritma kriptografi rotor yang populer pada Perang Dunia II , seperti Sigaba / M-134 (Amerika Serikat), Typex (Inggris), Purple (Jepang), dan mesin kriptografi legendaris Enigma (Jerman).
4
Dewasa ini bidang ilmu kriptografi memiliki kemungkinan aplikasi yang sangat luas, mulai dari bidang militer, telekomunikasi, jaringan komputer, keuangan dan perbankan, pendidikan dan singkatnya dimana suatu kerahasiaan data sangat diperlukan disitulah kriptografi memegang peranan penting. Produk- produk yamg menggunakan kriptografi sebagai dasarnyapun cukup beragam, mulai dari kartu ATM, E-Commerce, secure e-mail dan lain-lain. Kriptografi adalah suatu ilmu ataupun seni mengamankan pesan, dan dilakukan oleh cryptographer. Sedang, cryptanalysis adalah suatu ilmu dan seni membuka (breaking) ciphertext dan orang yang melakukannya disebut cryptanalyst.
Cryptographic system atau cryptosystem adalah suatu fasilitas untuk mengkonversikan plaintext ke ciphertext dan sebaliknya. Dalam sistem ini, seperangkat parameter yang menentukan transformasi pencipheran tertentu disebut suatu set kunci. Proses enkripsi dan dekripsi diatur oleh satu atau beberapa kunci kriptografi. Secara umum, kunci-kunci yang digunakan untuk proses pengenkripsian dan pendekripsian tidak perlu identik, tergantung pada sistem yang digunakan.
Tabel 1 Perbandingan antara Kriptografi, Watermarking dan Steganografi (Menezes, van Oorschot, & Vanstone, 1997)
Kriteria Kriptografi Watermarking Steganografi Data Rahasia Plaintext Gambar, video,
audio
Text, gambar, audio, video, IP/protocol Perlu induk dlm
Ekstraksinya Tidak Ya Tidak
Kunci Ya Ya/Tidak Ya/Tidak
Ekstraksi pada kriptografi saja
pada watermarking
saja semua induk
Kapasitas data Sangat Kecil Kecil Besar
Hasil Cipher-text Watermark-file Stego-file
Kenampakan Ya Ya/Tidak Tidak
Serangan Cryptanalysis Image Processing Steganalysis
Deteksi Mudah Susah Sagat Susah
Aksi De-cipher Remove/Replace Detected
Tujuan Akhir Data Protection Copyright/authentic ation
Secret communication
5
Tabel 1 merupakan ringkasan dari beberapa jurnal dan penulis merangkum ke dalam sebuah tabel yang menunjukkan perbandingan antara kriptografi, digital watermarking dan steganografi.
2.2 Proses Penyandian Kriptografi
Suatu pesan yang tidak disandikan disebut sebagai plaintext ataupun dapat disebut juga sebagai cleartext. Proses yang dilakukan untuk mengubah plaintext ke dalam ciphertext disebut encryption (enkripsi) atau encipherment. Sedangkan proses untuk mengubah ciphertext kembali ke plaintext disebut decryption (dekripsi) atau decipherment (Stinson, 1995).
Sebuah sistem kriptografi dikatakan sudah terpenuhi jika sudah memenuhi kondisi dari lima tuple (five-tuple), yaitu P, C, K, E, D:
P adalah himpunan berhingga dari plainteks.
C adalah himpunan berhingga dari cipherteks.
K merupakan ruang kunci (keyspace), adalah himpunan berhingga kunci.
Untuk setiap , terdapat aturan enkripsi dan berkorespodensi dengan aturan dekripsi . Setiap P → C dan C → P adalah fungsi sedemikian hingga ( ( )) = untuk setiap plainteks .
Secara umum operasi enkripsi dan dekripsi dapat diterangkan secara matematis sebagai berikut :
EK (M) = C (Proses Enkripsi) DK (C) = M (Proses Dekripsi)
Pada saat proses enkripsi kita menyandikan pesan M dengan suatu kunci K lalu dihasilkan pesan C. Sedangkan pada proses dekripsi, pesan C tersebut diuraikan dengan menggunakan kunci K sehingga dihasilkan pesan M yang sama seperti pesan sebelumnya.
Secara sederhana istilah-istilah di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1 Skema Enkripsi dan Dekripsi (Stinson, 1995)
6
Dengan demikian keamanan suatu pesan tergantung pada kunci ataupun kunci-kunci yang digunakan, dan tidak tergantung pada algoritma yang digunakan, sehingga algoritma-algoritma yang digunakan tersebut dapat dipublikasikan dan dianalisis.
2.3 Taksonomi Kriptografi
Bentuk asli kriptografi secara skematik dan bagaimana bagian-bagiannya saling berhubungan tersedia di Gambar 2.
Gambar 2 Taksonomi Kriptografi (Abd Elminaam, Abdual Kader, & Hadhoud, 2010) dan (Munir R. , 2006)
Secara relatif pentingnya beragam kriteria sangat bergantung pada aplikasi dan sumber yang ada. Sebagai contoh, pada suatu lingkungan dimana perhitungan kekuatan adalah terbatas, seseorang mungkin dapat menjual keamanan yang cukup tinggi untuk penampilan yang lebih baik pada suatu sistem secara keseluruhan.
7 2.4 Tujuan Kriptografi
Adapun tujuan sistem kriptografi adalah sebagai berikut (Thakur &
Kumar, 2011):
• Convidentiality, yaitu memberikan kerahasiaan pesan dn menyimpan data dengan menyembunyikan informasi lewat teknik-teknik enkripsi.
• Massage Integrity, yaitu memberikan jaminan untuk setiap bagian bahwa pesan tidak akan mengalami perubahan dari saat data dibuat/dikirim sampai dengan saat data tersebut dibuka.
• Non-repudiation, yaitu memberikan cara untuk membuktikan bahwa suatu dokumen datang dari seseorang apabila ada orang lain mencoba menyangkal memiliki dokumen tersebut.
• Authentication, yaitu memberikan dua layanan. Pertama mengidentifikasikan keaslian suatu pesan dan memberikan jaminan keotentikannya. Kedua untuk menguji identitas seseorang.
2.5 Teknik Penyandian Kriptografi 2.5.1 Kriptografi Klasik
Kriptografi klasik merupakan suatu algoritma yang menggunakan satu kunci untuk mengamankan data. Teknik ini sudah digunakan beberapa abad yang lalu. Dua teknik dasar yang biasa digunakan pada algoritma jenis ini adalah sebagai berikut (Ariyus, 2008):
1. Teknik subtitusi, penggantian setiap karakter teks-asli dengan karakter lain, contohnya vigenere cipher.
2. Teknik transposisi (permutasi), dilakukan dengan menggunakan permutasi karakter.
Salah satu teknik enkripsi menggunakan kunci simetri adalah teknik subtitusi, yaitu mengganti setiap karakter Plaintext dengan karakter lain.
Terdapat empat cara dalam menggunakan teknik subtitusi, yaitu :
1. Monoalphabet, dimana setiap karakter Ciphertext mengganti satu macam karakterPlaintext tertentu.
2. Polialphabet, dimana setiap karakter Ciphertext mengganti lebih dari satu macam karakter Plaintext.
8
3. Monograf/unilateral, dimana satu enkripsi dilakukan terhadap satu karakter Plaintext.
4. Poligraf/multilateral, dimana satu enkripsi dilakukan terhadap lebih dari satu karakterPlaintext.
2.5.2 Kriptografi Modern
Kriptografi modern merupakan suatu perbaikan yang mengacu pada kriptografi klasik. Pada kriptogarfi modern terdapat berbagai macam algoritma yang dimaksudkan untuk mengamankan informasi yang dikirim melalui jaringan komputer. Algoritma kriptografi modern terdiri dari tiga bagian (Kromodimoeljo, 2009):
1. Algoritma Simetris
Algoritma ini sering disebut dengan algoritma klasik karena memakai kunci yang sama untuk kegiatan enkripsi maupun dekripsi. Algoritma ini sudah ada sejak lebih dari 4000 tahun yang lalu. Bila mengirim pesan dengan menggunakan algoritma ini, si penerima pesan harus diberitahu kunci dari pesan tersebut agar bisa mendekripsikan pesan yang terkirim. Keamanan dari pesan yang m enggunakan algoritma ini tergantung pada kunci. Jika kunci tersebut diketahui oleh orang lain maka orang tersebut akan dapat melakukan enkripsi dan dekripsi terhadap pesan. Algoritma yang memakai kunci simetri di antaranya adalah Data Encryption Standard (DES), Advance Encryption Standard (AES), International Data Encryption Algoritma (IDEA), A5, RC4.
2. Algoritma Asimetris
Algoritma Asimetris adalah pasangan kunci kriptografi yang salah satunya digunakan untuk proses enkripsi dan satu lagi lagi deskripsi. Semua orang yang mendapatkan kunci publik dapat menggunakannya untuk mengenkripsi suatu pesan, sedangkan hanya satu orang saja yang memiliki rahasia itu, yang dalam hal ini kunci rahasia, untuk melakukan pembongkaran terhadap kode yang dikirim untuknya. Contoh algoritma terkenal yang menggunakan kunci asimetris adalah RSA (merupakan singkatan dari nama penemunya, yakni Rivest, Shamir dan Adleman).
9 3. Algoritma Hibrida
Algoritma hibrida adalah algoritma yang memanfaatkan dua tingkatan kunci, yaitu kunci rahasia (simetri) – yang disebut juga session key (kunci sesi) – untuk enkripsidata dan pasangan kunci rahasia – kunci publik untuk pemberian tanda tangan digital serta melindungi kunci simetri.
Algoritma kriptografi yang beroperasi dalam mode bit dapat dikelompokkan menjadi dua kategori:
1. Cipher aliran (stream cipher)
Algoritma kriptografi beroperasi pada plainteks/cipherteks dalam bentuk bit tunggal, yang dalam hal ini rangkaian bit dienkripsikan/didekripsikan bit per bit. Stream chiper atau stream encryption merupakan suatu teknik enkripsi data dengan cara melakukan transformasi dari tiap bit secara terpisah berdasarkan posisi tiap bit dalam aliran data yang biasanya dikendalikan menggunakan operasi XOR.
2. Cipher blok (block cipher)
Algoritma kriptografi beroperasi pada plainteks/cipherteks dalam bentuk blok bit, yang dalam hal ini rangkaian bit dibagi menjadi blok-blok bit yang panjangnya sudah ditentukan sebelumnya. Misalnya panjang blok adalah 64 bit, maka itu berarti algoritma enkripsi memperlakukan 8 karakter setiap kali penyandian (1 karakter = 8 bit dalam pengkodean ASCII).
2.6 Vernam Cipher
Vernam cipher adalah jenis algoritma enkripsi simetri. Vernam cipher dapat dibuat sangat cepat sekali, jauh lebih cepat dibandingkan dengan algoritma block cipher yang manapun. Algoritma block cipher secara umum digunakan untuk unit plaintext yang besar sedangkan stream cipher digunakan untuk blok data yang lebih kecil, biasanya ukuran bit. Proses enkripsi terhadap plaintext tertentu dengan algoritma block cipher akan menghasilkan ciphertext yang sama jika kunci yang sama digunakan. Dengan stream cipher, transformasi dari unit plaintext yang lebih kecil ini berbeda antara satu dengan lainnya, tergantung pada kapan unit tersebut ditemukan selama proses enkripsi.
10
Satu vernam cipher menghasilkan apa yang disebut suatu keystream (suatu barisan bit yang digunakan sebagai kunci). Proses enkripsi dicapai dengan menggabungkan keystream dengan plaintext biasanya dengan operasi bitwise XOR (Kromodimoeljo, 2009). Pembentukan keystream dapat dibuat independen terhadap plaintext dan ciphertext, menghasilkan synchronous stream cipher, atau dapat dibuat tergantung pada data dan enkripsinya, dalam hal mana stream cipher disebut sebagai self-synchronizing. Kebanyakan bentuk stream cipher adalah synchronous stream ciphers .
Konsentrasi dalam stream ciphers pada umumnya berkaitan dengan sifat sifat teoritis yang menarik dari one-time pad. Suatu one-time pad, kadang-kadang disebut Vernam cipher, menggunakan sebuah string dari bit yang dihasilkan murni secara random. Keystream memiliki panjang sama dengan pesan plaintext;
string random digabungkan dengan menggunakan bitwise XOR dengan plaintext untuk menghasilkan ciphertext. Karena keystream seluruhnya adalah random, walaupun dengan sumber daya komputasi tak terbatas seseorang hanya dapat menduga plaintext jika melihat ciphertext. Metode cipher seperti ini disebut memberikan kerahasiaan yang sempurna (perfect secrecy). Metode vernam cipher yang umum digunakan adalah RC4. Satu hal yang menarik bahwa mode operasi tertentu dari suatu block cipher dapat mentransformasikan secara efektif hasil operasi tersebut ke dalam satu keystream generator dan dalam hal ini, block cipher apa saja dapat digunakan sebagai suatu stream cipher; seperti dalam DES, CFB atau OFB. Akan tetapi, vernam ciphers dengan desain khusus biasanya jauh lebih cepat.
Cipherteks diperoleh dengan melakukan penjumlahan modulo 2 satu bit plainteks dengan satu bit kunci:
ci = (pi + ki) mod 2 (1)
pi : bit plainteks ki : bit kunci ci : bit cipherteks
Plainteks diperoleh dengan melakukan penjumlahan modulo 2 satu bit cipherteks dengan satu bit kunci:
pi = (ci – ki) mod 2 (2)
11
Aliran-bit-kunci dibangkitkan dari sebuah pembangkit yang dinamakan pembangkit aliran-bit-kunci (keystream generator). Aliran-bit-kunci (sering dinamakan running key) di-XOR-kan dengan aliran bit-bit plainteks, p1, p2, …, pi, untuk menghasilkan aliran bit-bit cipherteks:
ci = pi  ki (3)
Di sisi penerima, bit-bit cipherteks di-XOR-kan dengan aliran-bit-kunci yang sama untuk menghasilkan bit-bit plainteks:
pi = ci  ki (4)
karena
ci  ki = (pi  ki)  ki = pi  (ki  ki) = pi  0 = pi (5) Merancang pembangkit bit-aliran-kunci yang bagus cukup sulit karena membutuhkan pengujian statistik untuk menjamin bahwa keluaran dari pembangkit tersebut sangat mendekati barisan acak yang sebenarnya.
BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian
Desain penelitian ini adalah proses perencanaan yang akan dilakukan dalam penelitian.
Gambar 3 Desain Penelitian
Peneliti akan memperoleh informasi lebih lanjut sehingga hipotesis yang dihasilkan dapat diuji dengan baik. Setiap tahap dibuat untuk menentukan keberhasilan penelitian yang dilakukan, mulai dari pengumpulan data sampai
Menentukan Latar Belakang Permasalahan Menetukan Metode Penyelesaian Masalah
Desain Aplikasi Implementasi
Evaluasi dan Validasi Hasil Penelitian
Pelaporan dan Penyebaran
12
dengan cara memperoleh pernyataan yang sah sesuai dengan hasil pengujian.
Gambar 3 mengilustrasikan langkah-langkah yang akan diterapkan dalam penelitian ini. Rincian informasi yang akan ditampilkan di bagian berikut.
3.1.1 Menentukan Latar Belakang Permasalahan
Dalam studi ini, pernyataan masalah yang dinyatakan dalam Bab 1, untuk menggunakan algoritma Bit Shifting dan Vernam Cipher menjadi algoritma yang aman dalam penyembunyian pesan melalui proses enkripsi dan dekripsi file supaya tidak mudah untuk dideteksi oleh orang.
3.1.2 Menentukan Metode Penyelesaian Masalah
Bagian ini menggambarkan hubungan antara tujuan dan ruang lingkup untuk mencapai tujuan penelitian ini, sedangkan ruang lingkup berfungsi sebagai batasan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode Bit Shifting dan Vernam Cipher, dimana proses pada proses penyandian dan dekripsi akan ditambahkan key generator.
3.1.3 Desain Aplikasi
Tinjauan literatur adalah alat untuk pengetahuan pemahaman di daerah steganografi seperti aliran kerja, algoritma, teknologi yang sudah ada, manfaat, kecanggihan sampai dengan hasilnya. Tinjauan literatur dilakukan dengan meninjau buku, jurnal, makalah dan artikel terkait. Pembuatan aplikasi menggunakan bahsa pemrograman Visual Basic 6.0 dan skema penelitian dibuat dengan menggunakan flowchart.
3.1.4 Implementasi
Fokus bagian untuk melengkapi persyaratan dengan menggunakan metode yang diusulkan yaitu Bit Shifting dan Vernam Cipher dengan Key Generator yang hasilnya dinilai dapat peningkatan yang signifikan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Media penelitian yang digunakan berupa file berformat doc, docx, pdf dan txt.
3.1.5 Evaluasi dan Validasi
Bagian ini menjelaskan proses pengumpulan data dan menganalisis serta hasil percobaan menggunakan alat dan bahan yang sudah dipilih.
13
Plain File Binerisasi Geser Kiri
Plain File1
Key Binerisasi Geser Kanan
Key1
Plain File1 > Key1 Plain File1 mod Key1
Plain File1 XOR Key1
Plain File2 Binerisasi Geser Kiri Plain File3
Key1 Binerisasi Geser Kanan
Key2
Plain File3 > Key2 Plain File3 mod Key2
Plain File3 XOR Key2 Plain File4
Binerisasi
Geser Kiri Plain File5
Key2 Binerisasi
Geser Kanan Key3
Plain File5 > Key3
Plain File5 XOR Key3
Plain File6
Plain File6 mod 256
Chiper File Y
T
Y
T
Plain File5 mod Key3 Y
T
3.1.6 Hasil Penelitian
Menarik kesimpulan adalah langkah untuk menyatakan penelitian secara keseluruhan dan menganalisis apa pun yang terjadi dalam penelitian ini, mulai dari menunjukkan masalah penelitian, melakukan percobaan sampai menghasilkan hasilnya.
3.1.7 Pelaporan dan penyebaran
Bagian ini meliputi penulisan penelitian, menyebarluaskan penelitian, dan presentasi.
3.2 Pemrosesan File Untuk Enkripsi Dekripsi 3.2.1 Prosedur penyisipan yang diusulkan
Sesuai dengan skema penelitian yang dilakukan, maka proses enkripsi menggunakan Bit Shifting dan Vernam Cipher dapat dideskripsikan seperti pada Gambar 4.
Gambar 4 Proses modifikasi Bit Shifting dan Vernam Cipher untuk Enkripsi File
14
Berdasarkan Gambar 4, proses enkripsi file dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Menyiapkan file dan kunci yang akan digunakan. Plainfile kemudian dibinerkan dan digeser ke kiri satu kali, misal C maka akan menjadi B, yang kemudian disebut Plainfile1. Sedangkan pada kunci juga dilakukan proses binerisasi tetapi kunci digesser ke kanan satu kali dan hasil pergeseran tersebut menghasilkan Key1. Apabila Plainfile 1 lebih besar dari pada Key1, maka akan dilakukan proses mod pada Plain File 1 terhadap Key1 dan kemudian Plainfile1 XOR Key1. Apabila Plain File1 lebih kecil atau sama dengan Key1 maka proses yang akan dilakukan adalah XOR pada Plainfile1 terhadap Key1.
2. Hasil dari XOR Plainfile1 disebut Plainfile2. Plainfile2 kemudian dibinerkan dan digeser ke kiri, dan hasil pergeseran ini disebut Plainfile3. Sedangkan Key1 dibinerkan dan digeser ke kanan, hasil proses pergeeran ini disebuut Key2. Selanjutnya, Plainfile 3 dan Key2 digunakan untuk proses pemilihan, apakah Plainfile3 lebih besar dari Key2, apabila benar maka akan dilakukan proses Plainfile3 mod Key2 kemudian Plainfile3 XOR Key2. Apabila Plainfile3 lebih kecil atau sama dengan Key2 maka akan dilakukan proses Plain File3 XOR Key2.
3. Hasil dari XOR Plainfile3 disebut Plainfile4. Plainfile4 kemudian dibinerkan dan digeser ke kiri, dan hasil pergeseran ini disebut Plain File5. Sedangkan Key2 dibinerkan dan digeser ke kanan, hasil proses pergeeran ini disebuut Key3. Selanjutnya, Plainfile5 dan Key3 digunakan untuk proses pemilihan, apakah Plainfile5 lebih besar dari Key3, apabila benar maka akan dilakukan proses Plainfile5 mod Key3 kemudian Plain File5 XOR Key3. Apabila Plainfile5 lebih kecil atau sama dengan Key3 maka akan dilakukan proses Plainfile5 XOR Key3. Hasil dari XOR Plainfile5 disebut Plainfile6, kemudian Plainfile6 di mod 256 sehingga dihasilkan Chiper File.
Setelah melaukan proses enkripsi, perlu dilakukan proses dekripsi yaitu proses pengembalian file dalam bentuk file awal dan kunci awal. Dekripsi juga
15
Chiper File
Chiper File mod 256
Chiper File1
Chiper File1 XOR Key3
Chiper File2
Binerisasi
Geser Kanan
Chiper File3
Key
Binerisasi Geser Kanan
Key1 Binerisasi Geser Kanan
Key2
Binerisasi Geser Kanan
Key3
Chiper File3 > Key2 Chiper File3 mod Key2
Chiper File3 XOR Key2
Chiper File4 Binerisasi Geser Kanan
Chiper File5
Chiper File5 > Key1 Chiper File5 mod Key1
Chiper File5 XOR Key1
Chiper File6 Binerisasi Geser Kanan
Plain File
Y
T
bertujuan sebagai proses yang digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan proses enkripsi.
3.2.2 Prosedur ekstraksi yang diusulkan
Setelah mnegetahui langkah-langkah dekripsi file, maka akan dilakukan proses dekripsi file seperti ditunjukkan pada Gambar 5 :
Gambar 5 Diagram Alir Proses Modifikasi OTP untuk Dekripsi File Berdasarkan Gambar 5, proses dekripsi file dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Menyiapkan Chiper File dan Key hasil proses enkripsi.
2. Chiper File di mod 256, hasil proses ini disebut Chiper File1. Kemudian Key
16
dibinerkan dan digeser ke kanan 1 sehingga menghasilkan Key1, Key1 dibinerkan dan digeser ke kanan 1 sehingga menghasilkan Key2, dan Key2 dibinerkan dan digeser ke kanan 1 sehingga menghasilkan Key3.
3. Key 3 kemudian digunakan untuk melakukan proses XOR pada Chiper File1, yaitu Chiper File1 XOR Key3, sehingga dihasilkan Chiper File2. Setelah itu, Chiper File2 kemudian dibinerkan dan digeser 1 kali ke kanan sehingga menghasilkan Chiper File3.
4. Apabila Chiper File3 lebih besar dari Key2 maka Chiper File3 mod Key2 dan kemudian di XOR kan yaitu Chiper File3 XOR Key2 sehingga dihasilkan Chiper File4. Apabila Chiper File3 tidak lebih besar dari Key2 maka hanya akan dilakukan proses XOR saja. Selanjutnya Chiper File4 dibinerkan dan digeser ke kanan 1 kali sehingga dihasilakn Chiper File5.
5. Apabila Chiper File5 lebih besar dari Key1 maka Chiper File5 mod Key1 dan kemudian di XOR kan yaitu Chiper File5 XOR Key1 sehingga dihasilkan Chiper File6. Apabila Chiper File5 tidak lebih besar dari Key1 maka hanya akan dilakukan proses XOR saja. Selanjutnya Chiper File6 dibinerkan dan digeser ke kanan 1 kali sehingga dihasilkan Plain File.
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 4.1 Anggaran Biaya
Secara garis besar, rincian anggaran penelitian pengamanan data menggunakan Bit Shifting dan Vernam Cipher dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 2 Anggaran Biaya Penelitian
No Jenis Pengeluaran Total Biaya (Rp.)
1 Honorarium 3.360.000
2 Bahan Habis Pakai 5.980.000
3 Perjalanan dan Konsumsi 1.860.000
4 Sewa Peralatan 400.000
Total Biaya Pengeluaran 11.600.000
17 4.2 Jadwal Penelitian
Adapun jadwal kegiatan penelitian pengamanan data menggunakan Bit Shifting dan Vernam Cipher dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
No Jenis Kegiatan Tahun 1 (Bulan)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Persiapan
2 Pelaksanaan
- Survey Ruang Lingkup Kelayakan - Analisis Sistem
- Pendefinisian Kebutuhan Pemakai - Pemilihan Solusi yang Layak - Perancangan Sistem
- Pembangunan Sistem
3 Penyusunan Laporan Penelitian
18
DAFTAR PUSTAKA
Abd Elminaam, D., Abdual Kader, H., & Hadhoud, M. (2010). Evaluating The Performance of Symmetric Encryption Algorithms. International Journal of Network Security, Vol.10, No., 216-222.
Ariyus, D. (2008). Pengantar Ilmu Kriptografi : Teori, Analisis dan Impelementasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Janssen, C. (n.d.). Bit Shifting. Retrieved Januari 8, 2014, from www.techopedia.com/definition/26846/bit-shifting
Kromodimoeljo, S. (2009). Teori dan Aplikasi Kriptografi. SPK IT Consulting.
Menezes, A., van Oorschot, P., & Vanstone, S. (1997). Handbook of Applied Cryptography. Florida: CRC Press.
Munir , R., Riyanto, B., & Sutikno, S. (n.d.). Perancangan Algoritma Kriptografi Stream Cipher dengan Chaos.
Munir, R. (2006). Kriptografi. Bandung: Informatika.
Natashia, N., & Wicaksono, A. (2011). Penggunaan Teknik Kriptografi Stream Cipher untuk Pengamanan Basis Data,” Jurnal Basis Data. ICT Research Center UNAS Vol 1 No. 6, 1-22.
Paul, M., & Mandal, J. (2012). A General Session Based Bit Level Block Encoding Technique Using Symmetric Key Cryptography to Enhance the Security of Network Based Transmission. International Journal of Computer Science, Engineering and Information Technology (IJCSEIT), Vol.2, No.3, 31-42.
Paul, M., & Mandal, J. (2012). A Universal Bit Level Block Encoding Technique Using Session Based Symmetric Key Cryptography to Enhance the Information Security. International Journal of Advanced Information Technology (IJAIT) Vol.
2, No.2, 20-40.
Stinson, D. (1995). Cryptography Theory and Practice. Florida: CRC Press.
Thakur, J., & Kumar, N. (2011). DES, AES and Blowfish: Symmetric Key Cryptography Algorithms Simulation Based Performance Analysis. International Journal of Emerging Technology and Advanced Engineering, 6-12.
19 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran 1. Honor
Honor Honor/Jam
(Rp)
Waktu
(jam/minggu) Minggu Honor per Tahun (RP) Tahun I
Ketua 65.000 2 28 1.820.000
Anggota 1 55.000 2 28 1.540.000
SUBTOTAL (RP) 3.360.000 2. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp)
Harga Peralatan Penunjang (Rp)
Tahun I
Material 1 Pulsa Regular 7 bln x 2org 52.000 728.000
Material 2 Pulsa Internet 7 bln x 2org 54.000 756.000
Material 3 Log Book, spidol, folio 2 buah 40.000 80.000 Material 4 Map, ballpoint, DVD 1 paket x 2 org 125.000 250.000 Material 5 Folder file, agenda 1 buah x 2 org 100.000 200.000
Material 6 Materai 9 buah 7.000 63.000
Material 7 Flasdisk 16 GB 2 buah 64.000 128.000
Material 8 Soddim memori 4GB 2 buah 450.000 900.000
Material 9 Cetak Proposal 3 rangkap 75.000 225.000
Material 10 Cetak Lap. Kemajuan 3 rangkap 100.000 300.000
Material 10 Cetak Lap. Akhir 3 rangkap 125.000 375.000
Material 11 Jilid Proposal 3 rangkap 25.000 75.000
Material 12 Jilid Lap. Kemajuan 3 rangkap 25.000 75.000
Material 13 Jilid Lap. Akhir 3 rangkap 25.000 75.000
Material 14 Publikasi Seminar Nasional 1 kali 750.000 750.000 Material 15 Publikasi Jurnal Nasional 1 kali 1.000.000 1.000.000
SUBTOTAL (RP) 5.980.000 3. Perjalanan dan Konsumsi
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas Harga Satuan
(Rp)
Biaya Per Tahun (Rp) Tahun I
Material 1 Transportasi 2 org x 7 bln 50.000 700.000
Material 2 Akomodasi 2 org 300.000 600.000
Material 3 Konsumsi 2 org x 28 minggu 10.000 560.000
SUBTOTAL (RP) 1.860.000 4. Sewa Peralatan
Material Justifikasi Perjalanan Kuantitas Harga Satuan (Rp)
Biaya Per Tahun (Rp) Tahun I
Material 1 Sewa Ko mputer 2 buah 200.000 400.000
SUBTOTAL (RP) 400.000 TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SETIAP TAHUN (RP) 1 Tahun 11.600.000 TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SELURUH TAHUN (RP) 11.600.000
20
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No Nama/NIDN Instansi
Asal
Bidang Ilmu
Alokasi waktu
(jam/minggu) Uraian Tugas 1 Christy Atika Sari, M.Kom.
0619018801
UDINUS Teknik Informatika
2 jam Koordinator, Survey dan Riset.
2 Eko Hari Rachmawanto, M.Kom.
0613098701
UDINUS Teknik Informatika
2 jam Anggota, Analisa hasil, pengujian.
21 Lampiran 3.1. Biodata Ketua Peneliti
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Christy Atika Sari, M.Kom.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NPP 0686.11.2012.407
5 NIDN 0619018801
6 Tempat dan Tanggal Lahir Semarang, 19 Januari 1988
7 Alamat Jl. Puspanjolo Timur I No. 11, Kel. Cabean, Kec.
Semarang Barat
8 E-mail [email protected]
9 Nomor Telp HP 085640288108
10 Alamat Kantor Jl. Nakula I no. 5 – 11 Semarang
11 Nomor Telp/Fax 024-3517261/024-3520165
12 Lulusan yang telah dihasilkan S-1 = 0 orang, S-2 = 0 orang, S-3 = 0 orang.
13 Mata Kuliah yang diampu 1. Pengolahan Citra Digital
2. Interaksi Manusia dan Komputer 3. Organisasi dan Arsitektur Komputer 4. Basis Data
5. Sistem Informasi B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus)
Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) dan Universiti Teknikal
Malaysia Melaka (UTeM)
Bidang Ilmu Sistem Informasi Teknik Informatika dan Software
Engineering
Tahun Masuk – Lulus 2005 – 2009 2010 – 2011 dan
2011 – 2012 Judul Skripsi / Tesis /
Desertasi
Perancangan Basis Data Sistem Report Penetapan Target Penjualan untuk Head Office pada PT. Dairyville Semarang
Optimization Medical Image Watermarking using PSO Based on
Slantlet Transform Nama Pembimbing /
Promotor
DR. Oky Dwi Nurhayati DR. Mohd. Faizal Abdollah dan Hidayah binti Rahmalan
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp.) 1 2011 Impact Analysis for Securing
Image Data Using Hybrid SLT and DCT
Universiti Teknikal Malaysia Melaka
(UTeM)
4.500.000
22 2 2013 Kriptografi Dengan Algoritma
Vernam Cipher dan
Steganografi Dengan Metode End Of File (EOF) untuk Keamanan Data Email
UDINUS 1.500.000
3 2013 Steganografi untuk Sekuriti Data Gambar Penyakit Menggunakan Gabungan Slantlet Transform (SLT) dan Discrete Cosine Transform (DCT)
DIKTI 13.000.000
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan
Sumber* Jml (Juta Rp) 1 2014 Pelatihan Penanggulangan Dampak
Penggunaan Gadget dan Internet Pada Anak dan Remaja
- -
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Tempat/Volume/
Nomor/Tahun
Nama Jurnal 1 Impact Analysis for Securing Image
Data Using Hybrid SLT and DCT
ISSN 2010-3751 Vol. 1, No. 3, October 2012
International Journal of Future Computer and Communication (IJFCC) 2 Analysis of Optimization Medical
Image Watermarking Using Particle Swarm Optimization Based on SLT
DOI: 978-1-4673- 5118-8
SoCPaR 2012
International Conference of Soft Computing and Pattern Recognition (SoCPaR)
3 Steganografi Pengamanan Data Gambar Penyakit dengan Hybrid SLT-DCT
Universitas Dian Nuswantoro
ISBN: 979-26-0266-6
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi
(SEMANTIK) 4 Gabungan DLT-DCT Untuk
Steganografi Pengamanan Data Gambar Penyakit
Universitas Dian Nuswantoro
Techno.COM, Vol. 13, No. 1, Februari 2014
Techno.COM
23 5 Gabungan Algoritma Vernam Chiper
dan End Of File Untuk Keamanan Data
Universitas Dian Nuswantoro
Techno.COM, Vol. 13, No. 3, Agustus 2014
Techno.COM
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan 2013 (Semantik 2013)
Steganografi Pengamanan Data Gambar Penyakit dengan Hybrid SLT-DCT
2013, UDINUS
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 tahun terakhir
No Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit
- - - - -
D. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 – 10 tahun terakhir
No Judul/Tema HKI Tahun Jenis No P/ID
- - - - -
E. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik. Rekayasa Sosial lainnya dalam 5 tahun terakhir
No Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
lainya yang telah diterapkan Tahun Tempat
Penerapan Respon Masyarakat
- - - - -
24
F. Penghargaan yang pernah diraih dalam 10 tahun terakhir (dari Pemerintah, Sosial, Institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
- - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Penelitian Dosen Pemula.
Semarang, 29 April 2015 Ketua Tim Peneliti,
Christy Atika Sari, M.Kom.
0686.11.2012.407
25 Lampiran 3.2. Biodata Anggota Peneliti
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Eko Hari Rachmawanto, M.Kom.
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional -
4 NPP 0686.11.2012.458
5 NIDN 0613098701
6 Tempat dan Tanggal Lahir Semarang, 13 September 1987
7 E-mail [email protected]
8 Nomor Telp HP 085641016956
9 Alamat Kantor Jl. Nakula I no. 5 – 11 Semarang
10 Nomor Telp/Fax 024-3517261/024-3520165
11 Lulusan yang telah dihasilkan S-1 = 0 orang, S-2 = 0 orang, S-3 = 0 orang.
12 Mata Kuliah yang diampu 1. Dasar Pemrograman 2. Komputer Grafik
3. Organisasi dan Arsitektur Komputer 4. Algoritma dan Pemrograman
5. Interaksi Manusia dan Komputer B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus)
Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) dan Universiti Teknikal Malaysia
Melaka (UTeM)
Bidang Ilmu Teknik Informatika Teknik Informatika dan
Software Engineering
Tahun Masuk – Lulus 2006 – 2010 2010 – 2011 dan
2011 – 2012 Judul Skripsi / Tesis /
Desertasi
Teknik Keamanan Data Menggunakan Kriptografi dengan Algoritma Vernam Chiper dan Steganografi dengan
Metode End of File (EOF)
Steganography for Securing Image Data Using Hybrid
SLT and DCT
Nama Pembimbing / Promotor
M. Arief Soeleman, M.Kom DR. Mohd. Faizal Abdolloh dan Hidayah binti Rahmalan
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp.) 1 2011 Impact Analysis for Securing
Image Data Using Hybrid SLT and DCT
Universiti Teknikal Malaysia Melaka
(UTeM)
4.500.000
2 2013 Kriptografi Dengan Algoritma UDINUS 1.500.000
26 Vernam Cipher dan
Steganografi Dengan Metode End Of File (EOF) untuk Keamanan Data Email 3 2013 Steganografi untuk Sekuriti
Data Gambar Penyakit Menggunakan Gabungan Slantlet Transform (SLT) dan Discrete Cosine Transform (DCT)
DIKTI 13.000.000
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan
Sumber* Jml (Juta Rp) 1 2014 Pelatihan Penanggulangan Dampak
Penggunaan Gadget dan Internet Pada Anak dan Remaja
- -
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Tempat/Volume/
Nomor/Tahun
Nama Jurnal 1 Impact Analysis for Securing Image
Data Using Hybrid SLT and DCT
ISSN 2010-3751 Vol. 1, No. 3, October 2012
International Journal of Future Computer and Communication (IJFCC) 2 Analysis of Optimization Medical
Image Watermarking Using Particle Swarm Optimization Based on SLT
DOI: 978-1-4673- 5118-8
SoCPaR 2012
International Conference of Soft Computing and Pattern Recognition (SoCPaR)
3 Steganografi Pengamanan Data Gambar Penyakit dengan Hybrid SLT-DCT
Universitas Dian Nuswantoro
ISBN: 979-26-0266-6
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi
(SEMANTIK) 4 Gabungan SLT-DCT Untuk
Steganografi Pengamanan Data Gambar Penyakit
Universitas Dian Nuswantoro
Techno.COM, Vol. 13, No. 1, Februari 2014
Techno.COM
27 5 Gabungan Algoritma Vernam Chiper
dan End Of File Untuk Keamanan Data
Universitas Dian Nuswantoro
Techno.COM, Vol. 13, No. 3, Agustus 2014
Techno.COM
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 Seminar Nasional Teknologi Informasi &
Komunikasi Terapan 2013 (Semantik 2013)
Steganografi Pengamanan Data Gambar Penyakit dengan Hybrid SLT-DCT
2013, UDINUS
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 tahun terakhir
No Judul Buku Tahun Jumlah
Halaman
Penerbit
- - - - -
H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 – 10 tahun terakhir
No Judul/Tema HKI Tahun Jenis No P/ID
- - - - -
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik. Rekayasa Sosial lainnya dalam 5 tahun terakhir
No Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial lainya yang telah diterapkan
Tahun Tempat Penerapan
Respon Masyarakat
- - - - -
28
J. Penghargaan yang pernah diraih dalam 10 tahun terakhir (dari Pemerintah, Sosial, Institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
- - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Penelitian Dosen Pemula.
Semarang, 29 April 2015 Anggota Tim Peneliti,
Eko Hari Rachmawanto, M.Kom 0686.11.2012.458
29