• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LKPD DIGITAL MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KREATIVITAS MATA PELAJARAN KIMIA MATERI PEMBUATAN MAKANAN BERUPA KOLOID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN LKPD DIGITAL MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KREATIVITAS MATA PELAJARAN KIMIA MATERI PEMBUATAN MAKANAN BERUPA KOLOID"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Lambung Mangkurat pISSN: 2086-7328, eISSN: 2550-0716. Terindeks di SINTA (Peringkat 3), IPI, IOS, Google Scholar, MORAREF, BASE, Research Bib, SIS, TEI, ROAD, Garuda dan Scilit.

Received : 08-08-2021, Accepted : 22-10-2021, Published : 31-10-2021

PENGEMBANGAN LKPD DIGITAL MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KREATIVITAS MATA PELAJARAN KIMIA MATERI PEMBUATAN MAKANAN BERUPA

KOLOID

Development of Digital Student Worksheets using A Creativity-Based Scientific Approach for Chemistry Subjects to Making Food in The Form

of Coloids

Neysia Lavtania*, Lukman Nulhakim, Enggar Utari Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Raya Jkt KM. 4 Pakupatan, Serang 42124, Banten, Indonesia

*email: neylatania@gmail.com

Abstrak. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan mendeskripsikan langkah-langkah, pengembangan LKPD digital menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas XI SMAN 1 Kalanganyar dengan matseri pembuatan makanan berupa koloid, metode yang digunakan adalah R&D yang merujuk pada model ADDIE dengan lima tahap yaitu yaitu 1) Analisis 2) Desain 3) Pengembangan 4)Implementasi dan 5) Evaluasi. Validasi dilaksanakan pada ahli media dan ahli materi, kemudian uji coba dilakukan kepada peserta didik. Data yang dihasilkan dari uji coba berupa instrumen, dianalisis dengan mendiskripsikan kelayakan produk LKPD digital melalui validitas analisis rata-rata LKPD digital. Kelayakan validasi ahli materi sebesar 85%, ahli media 81,25%

dengan kategori sangat layak. Setelah divalidasi selanjutnya di uji cobakan pada peserta didik sehingga diperoleh persentase kesesuaian jawaban LKPD digital menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas diperoleh nilai rata-rata sebesar 89% kategori sangat efektif. Hasil respon peserta didik tehadap LKPD digital sebesar 93%. Berdasarkan hasil persentase validasi dan respon peserta didik yang mencapai kategori sangat layak dan efektif, maka Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lembar kerja peserta didik (LKPD) digital menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas mata pelajaran kimia materi pembuatan makanan berupa koloid efektif dan dapat digunakan oleh peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 kalanganyar.

Kata kunci: LKPD digital, pendekatan saintifiik, kreativitas, koloid

Abstract. The purpose of this study was to analyze and describe the steps for developing digital LKPD using a scientific approach based on creativity. This research was conducted on class XI students of SMAN 1 Kalanganyar and the topic was about making colloids food, the method in this study was R&D which referred to the ADDIE model with five stages, namely 1) Analysis 2) Design 3) Development 4) Implementation and 5) Evaluation. Validation was carried out on media experts and material experts, then the research was carried out on the students. The data generated from the experiments were an instrument, it was analyzed by describing the feasibility of digital LKPD products through the validity of the average digital LKPD analysis. Eligibility of material expert validation was 85%, media expert was 81.25% with a very decent category. After being validated, it was tested on the students so it was obtained the percentage of conformity of digital LKPD by using a scientific approach based on creativity obtained an average value of 89% in the very effective category. The results of student responses to digital LKPD are 93%.

Based on the results of the percentage validation and responses of students

(2)

who reached the very feasible and effective category, this study could be concluded that digital student worksheets (LKPD) by using a scientific approach based on creativity in chemistry on colloids food making could be used by class XI students. SMA Negeri 1 Kalanganyar.

Keywords: digital student worksheets, scientific approach, creativity, colloid

PENDAHULUAN

Teknologi informasi dan komunikasi tidak diragukan lagi untuk mengubah pendidikan. Selaras dengan pendapat (Budiana, 2015) bahwa pengembangan dan penggunaan TIK dalam pendidikan dapat memberikan perubahan agar sistem pendidikan menjadi lebih baik. Pada saat proses pembelajaran, guru dengan mudah menyampaikan materi yang lebih cepat diterima oleh peserta didik dengan bantuan pemanfaatan TIK (Huda, 2020). Penggunaan teknologi pembelajaran berbasis digital mampu meningkatkan kreativitas peserta didik. Sesuai dengan penerapan kurikulum 2013, kreativitas terintegrasi di dalam pendekatan saintifik. Proses pembelajaran yang disusun agar peserta didik dengan aktif dapat meyusun hukum atau prinsip, konsep, berdasarkan tahapan mengamati, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat kesimpulan dan mengkomunikasikan (Hosnan, 2014). Tujuan dari pendekatan saintifik adalah untuk membentuk sikap ilmiah, berpikir logis dan sistematis (Gilmanshina et al., 2016). Pada pendekatan pembelajaran saintifik, peserta didik diharapkan mampu berpikir kreatif, merancang pengetahuan yang diperoleh secara mandiri berdasarkan hasil temuannya, sebab pendekatan saintifik mengutamakan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, sehingga memicu lebih aktif dan terampil dalam pembelajaran (Zykra, 2015). Hal ini selaras pada salah satu prinsip pembelajaran saat ini yatitu kurikulum 2013 tentang perkembangan kreativitas peserta didik (Kemendikbud, 2013).

Kreativitas peserta didik dalam pembelajaran termasuk dalam aspek psikomotor atau keterampilan. Pentingnya pencapaian keberhasilan minimal pada aspek keterampilan perlu diperhatikan karena Kompetensi Inti (KI) yang harus dikuasai peserta didik selain KI 3 mengenai aspek pengetahuan juga KI 4 yaitu mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan, atau dapat dikenal sebagai aspek keterampilan Aspek keterampilan dalam pembelajaran dapat diukur melalui LKPD, selain itu LKPD juga dapat membantu peserta didik memahami materi pelajaran dengan lebih mudah, ditandai dengan peningkatan keberhasilan dalam menyelesaikan tugas di lembar kerja (Fauziah, 2019). Lembar kerja peserta didik dapat digunakan agar lebih aktif dalam pembelajaran serta penerapan student centered mudah dilaksanakan. Berdasarkan penelitian (Choo et al., 2011) dalam jurnalnya dikemukakan bahwa lembar kerja peserta didik memberikan pengaruh baik pada kegiatan pembelajaran jika konten LKPD dibuat menarik sehingga peserta didik senang mengisi LKPD yang diberikan guru. Begitu juga selaras dengan penelitian Lestari & Muchlis (2021) bahwa LKPD juga dapat melatih keterampilan berfikir kritis dan kreatif.

Lembar kerja peserta didik adalah salah satu wadah yang dapat digunakan peserta didik untuk meningkatkan keterlibatan dan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran (Setyowati & Kurniawati, 2019). Definisi lain menyatakan bahwa lembar kerja peserta didik merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran berisi tugas yang di dalamnya berisi petunjuk, langkah-langkah untuk

(3)

menyelesaikan tugas (Trianto, 2007). Pada umumnya guru menggunakan LKPD yang ada di buku ajar namun peserta didik sulit memahami dan belum dapat belajar melalui LKPD secara mandiri, serta saat kondisi belajar yang mengaharuskan pembelajaran jarak jauh, tentunya membutuhkan LKPD yang menarik mudah digunakan dalam media elektronik serta mudah diakses (Sari et al., 2021).

Berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi di era modern, turut berdampak pula pada bidang pendidikan. Penelitian bahan ajar elektronik pmerupakan salah satu inovasi baru bagi peserta didik dalam memahami materi pelajaran pada pembelajaran daring di sekolah sehingga dengan begitu konsep materi dan evaluasi dapat terlaksana dengan baik (Augustha et al., 2021). Salah satu inovasi pembelajaran yang berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi adalah LKPD digital. Lembar Kerja Peserta Didik digital merupakan inovasi dari lembar kerja cetak yang diubah menjadi bentuk digital atau elektronik dengan memanfaatkan teknologi komputer. LKPD digital berisi panduan kerja peserta didik untuk mempermudah guru dan peserta didik pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam bentuk digital yang dapat dilihat pada komputer, notebook, maupun smartphone. LKPD digital dapat menciptakan suasana belajar siswa yang interaktif karena pada LKPD digital mampu mengkombinasikan teks, animasi, gambar, audio dan sebagainya (Haqsari, 2014). LKPD digital selain mudah digunakan juga dapat di integrasikan dengan kemampuan literasi dan kreativitas untuk menggali pengetahuan dan keterampilan peserta didik (Sari et al., 2021).

LKPD digital dapat diterapkan pada semua mata pelajaran. Sebagai contoh pada konsentrasi MIPA semua mata pelajaran menggunakan LKPD digital, diantaranya Kimia. Salah satu topik kimia yang perlu menggunakan LKPD adalah koloid, terdapat pada Kompetensi Dasar (KD) 4.14 yaitu membuat makanan atau produk lain yang berupa koloid atau melibatkan prinsip koloid yaitu pada materi pembuatan makanan berupa koloid. Sistem koloid adalah campuran heterogen dari dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat berukuran antara 1 nm hingga 1000 nm terdispersi (tersebar) merata dalam medium zat lain, contohnya seperti agar- agar, santan, jelly, kerupuk dan bolu (Sudarmo, 2014). Pada aspek keterampilan, diharapkan peserta didik selain mampu membuat atau mengaplikasikan secara nyata makanan berupa koloid, juga mampu berpikir secara sistematis, runtut dalam mengkonstruk produk sesuai dengan konsep materi jenis-jenis koloid.

Keterampilan peserta didik dapat diterapkan melalui pendekatan saintifik.

Penggunaan pendekatan saintifik juga dapat memicu peserta didik untuk meningkatkan kreativitas dalam berfikir dan mengaplikasikan sebuah produk makanan berupa koloid. Sesuai dengan indikator kreativitas yang diadaptasi dari Munandar (1992) yaitu keterampilan berpikir lancar, keterampilan berpikir luwes, keterampilan berpikir orisinil, keterampilan memperinci atau mengelaborasi dan keterampilan menilai, sehingga materi ini cocok dilakukan menggunakan tugas proyek dengan tuntutan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. (tambah jurnal terbaru)

Beberapa penelitian terkini muncul inovasi pembuatan LKPD yang diintegrasikan dengan pendekatan saintifik, seperti peneltian Fitriana et al., (2016) lembar kerja peserta didik menggunakan pendekatan saintifik memiliki dampak potensial terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik. Begitu pula penelitian lain oleh Rosanti & Sugiatno (2015) bahwa lembar kerja peserta didik dengan pendekatan saintifik layak dan efektif dalam pembelajaran untuk memfasilitasi kemampuan problem solving peserta didik. Selain itu ada juga LKPD dengan scientific approach untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif peserta didik

(4)

yang dikembangkan oleh Normarita et al., (2015). Berdasarkan hasil penelitian di atas tentu saja pengembangan LKPD penting untuk dikembangankan oleh pendidik, mengingat semakin berkembangnya metode pembelajaran dari masa ke masa juga beriringan dengan berkembangnya bahan ajar seperti LKPD agar peserta didik tidak jenuh dalam menerima bahan ajar dan LKPD yang diberikan guru serta hasil pembelajaran yang diperoleh pun sesuai dengan harapan yang diinginkan.

Inovasi LKPD dengan menggunakan pendekatan saintifik dan meningkatkan kreativitas sudah banyak dilakukan, namun tidak banyak pada topik kimia, juga tidak tersedia dalam bentuk digital. Oleh karena itu penting untuk dilakukan penelitian pengembangan mengenai LKPD digital menggunakan pendekatan saintifik untuk melihat kreativitas peserta didik pada mata pelajaran kimia materi pembuatan makanan berupa koloid. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan langkah-langkah, pengembangan LKPD digital menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development atau penelitian dan pengembangan. Sugiyono (2013) mengungkapkan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang banyak digunakan untuk menghasilkan produk tertentu serta menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini fokus pada pada pengembangan lembar kerja peserta didik digital menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas sebagai kelayakan lembar kerja peserta didik digital untuk proses pembelajaran pada materi pembuatan makanan berupa koloid di SMA Negeri 1 Kalanganyar. Penelitian dilakukan pada 20 peserta didik kelas XI MIPA tahun ajaran 2020-2021. Penelitian ini menggunakan model ADDIE yang terdiri dari 5 langkah pengembangan yaitu analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Pemilihan model ADDIE didasari atas pertimbangan bahwa model ini dikembangkan secara sistematis dan berpijak pada landasan teoretis desain pembelajaran serta sudah banyak produk pengembangan melalui model pengembangan ADDIE yang diciptakan (Tegeh dkk, 2014).

Fase analisis yaitu uji pendahuluan pada guru dan peserta didik melalui wawancara serta mengkaji silabus kimia kelas XI lalu identifikasi KI dan KD yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Mengkaji pendekatan saintifik dan indikator kreativitas yang akan dikembangkan, mengkaji syarat konstruksi dan teknis pembuatan LKPD digital serta mengkaji software dan aplikasi digital yang akan di gunakan dalam membuat LKPD digital. Fase desain yaitu merancang garis-garis besar pembuatan LKPD digital sesuai syarat konstruksi dan teknis serta serta merancang instrumen penelitian untuk uji ahli materi, media dan respon peserta didik. Fase pengembangan yaitu penyusunan LKPD digital menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas, desain background, gambar dan tulisan menggunakan aplikasi canva, video menggunaan website youtube dan desain LKPD digital serta video digabungkan menggunakan aplikasi flipbuilder. Setelah itu lalu dilakukan validasi materi dan media. Setelah selesai validasi, selanjutnya dilakukan revisi berdasarkan masukan validator. Fase implementasi yaitu LKPD digital yang telah direvisi sesuai arahan validator lalu di ujicoba pada peserta didik. Selanjutnya di laksanakan pengambilan respon peserta didik setelah selesai ujicoba LKPD digital. Fase evaluasi adalah mengetahui apakah LKPD digital yang dikembangkan berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak dengan cara melihat hasil respon peserta didik, lalu dilakukan penyempurnaan.

(5)

Teknis analisis data menggunakan skala likert, variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Skala likert yang digunakan terdiri dari lima kategori yaitu :

Tabel 1. Kategori penilaian skala likert

Skor Keterangan

5 Sangat setuju/ sangat layak/sangat baik 4 Setuju /layak/baik

3 Ragu-ragu/ cukup layak/ cukup baik 2 Tidak setuju/kurang layak/ kurang baik

1 Sangat tidak setuju/ sangat kurang layak/ sangat kurang baik

Berdasarkan tabel kategori penilaian skala likert di atas maka akan dihitung dengan presentasi rata-rata setiap komponen dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P = Persentasi skor

∑𝑥 = Jumlah nilai jawaban responden dalam satu item

∑𝑥𝑖 = Jumlah skor maksimal dalam satu item

Tabel 2. Kriteria pengolahan data agket penilaian validator materi dan media Tingkat

pencapaian

Keterangan Kategori

81 – 100% Sangat baik Sangat layak/sangat valid/tidak perlu di revisi 61 – 80% Baik Layak/valid/tidak perlu revisi

41 – 60% Cukup baik Kurang layak/ kurang valid/perlu di revisi 21 – 40% Kurang baik Tidak layak/tidak valid/perlu revisi

> 20% Sangat kurang baik Sangat tidak layak/sangat tidak valid/perlu revisi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian pengembangan ini menggunakan model ADDIE dengan tahap analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Data hasil setiap langkah penelitian dan pengembangan adalah sebagai berikut:

Fase Analisis

Pada fase analisis, didapatkan informasi uji pendahuluan awal pada guru dan peserta didik dimana terdapat keluhan mengenai LKPD yang di kerjakan peserta didik tidak bisa meningkatkan kreativitas serta ketidakmenarikan LKPD membuat peserta didik merasa kurang senang mengisi LKPD yang diberikan guru, terlebih pembelajaran dimasa pandemik menuntut guru untuk membuat bahan ajar LKPD yang menarik dalam bentuk digital. Kegiatan selanjutnya yaitu mengkaji kurikulum yang digunakan pada pembelajaran yaitu menggunakan kurikulum 2013, adapun KI yang dikembangkan adalah KI 4 mengenai keterampilan dan KD 4.14 yaitu membuat makanan atau produk lain yang berupa koloid atau melibatkan prinsip koloid yaitu pada materi pembuatan makanan berupa koloid.

Setelah mengkaji kurikulum, selanjutnya peneliti mengkaji pendekatan saintifik menurut Kemendikbud (2013) dan memodifikasi sintak dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan menjadi mengamati fenomena, mengajukan pertanyaan, mengumpulkan informasi, membuat produk dan mengkomunikasikan. Indikator kreativitas pun dikaji dan

P = ∑𝑋

∑𝑋𝑖 x 100%

(6)

diperoleh lima indikator kreativitas yang harus dicapai oleh peserta didik yaitu kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), originalitas dalam berpikir, elaborasi dan evaluasi (Munandar, 1992).

Fase Desain

Menciptakan sebuah LKPD yang baik, harus menjadikannya sebagai bahan ajar yang menarik bagi peserta didik sehingga perlu memperhatikan desain pengembangan dan langkah-langkah pengembangannya (Prastowo, 2011).

Penyusunan desain produk LKPD digital menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas di awali menyesuaikan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar berdasarkan kurikulum 2013, kemudian diturunkan melalui pendekatan saintifik yang dihubungkan dengan dengan indikator kreativitas yang wajib dicapai peserta didik. Proses penyusunan LKPD digital terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi dan syarat teknik. Syarat-syarat tersebut menjadikan LKPD digital yang dibuat menjadi proporsional (Widjajanti, 2008). LKPD digital menggunakan ukuran layout kertas A4 serta disesuaikan dengan syarat teknis dan konstruksi LKPD digital. Pada fase ini LKPD digital dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal bagian inti dan bagian penutup. Pada bagian awal LKPD digital terdiri dari halaman sampul LKPD digital, kata pengantar, daftar isi, KI dan KD, serta petunjuk penggunaan. Pada bagian isi LKPD digital terdiri dari ringkasan materi koloid. Bagian selanjutnya yaitu LKPD digital yang terdiri dari instruksi berdasarkan tahapan pendekatan saintifik serta terdapat rambu-rambu kretivitas yang wajib dicapai oleh peserta didik. Pada bagian penutup LKPD digital terdiri dari daftar pustaka, biografi penulis serta sampul penutup.

Gambar 1. Layout halaman awal LKPD digital

Gambar 2. Layout halaman instrusi lembar kerja

Fase Pengembangan

Fase pengembangan LKPD digital berupa pembuatan LKPD digital menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas melalui bantuan aplikasi canva, youtube dan flip book professional sehingga menghasilkan produk yang selanjutnya dilakukan uji validitas dan revisi pada produk yang telah diciptakan.

Kelayakan dari hasil pengembangan LKPD digital dapat diketahui berdasarkan hasil uji validasi oleh ahli materi dan ahli media. Tujuan dari validasi ahli materi adalah untuk mengetahui tingkat kevalidan LKPD digital yang dihasilkan. Penilaian

(7)

dilakukan melalui google form. Berikut hasil validasi yang diperoleh dari ahli materi:

Tabel 3. Hasil validasi LKPD digital oleh ahli materi

Indikator Persentase Kategori

Kesesuaian dengan KI mata pelajaran 93% Sangat layak

Teknik materi 100% Sangat layak

Kelengkapan penyajian 86% Sangat layak

Kegiatan mengamati fenomena 100% Sangat layak

Kegiatan mengajukan pertanyaan 70% Layak

Kegiatan mengumpulkan informasi 50% Cukup layak

Kegiatan membuat produk 100% Sangat layak

Kegiatan mengkomunikasikan 80% Layak

Total persentase 85% Sangat layak

Berdasarkan hasil validasi materi LKPD digital menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas, diperoleh hasil rata-rata keseluruhan indikator pengembangan LKPD digital sebesar 85%. Tingkat pencapaian validasi LKPD digital berdasarkan rentang skala menunjukkan bahwa LKPD yang dikembangkan ditinjau dari indikator kesesuaian KI dengan mata pelajaran, teknik materi, kelengkapan penyajian, kegiatan mengamati fenomena, mengajukan pertanyaan, mengumpulkan informasi, membuat produk dan mengkomunikasikan sudah sangat layak untuk digunakan sebagai LKPD digital menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas mata pelajaran kimia kelas XI MIPA.

Validasi LKPD digital menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas dinilai oleh ahli media dari dosen Teknologi Pendidikan - UNTIRTA.

Tujuan dari validasi ahli materi adalah untuk mengetahui tingkat kevalidan LKPD digital yang dihasilkan. Berikut hasil validasi yang diperoleh dari ahli materi :

Tabel 4. Hasil validator ahli media

Indikator Persentase Kategori

Ukuran 80% Layak

Tata letak kulit (cover) LKPD digital 65% Layak

Tipografi pada kulit (cover) LKPD digital 70% Layak Penggunaan huruf menarik dan mudah dibaca 100% Sangat layak

Ilustrasi cover LKPD digital 80% Layak

Kekonsistenan tata letak 100% Sangat layak

Keharmonisan tata letak 80% Layak

Tipografi isi LKPD digital 80% Layak

Keefektifan desain layar 80% Layak

Kemudahan pengoperasian program 80% Layak

Format 80% Layak

Animasi 80% Layak

Total persentase 81,25% Sangat layak

Hasil validasi materi LKPD digital menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas, diperoleh persentase rata-rata keseluruhan indikator pengembangan LKPD digital sebesar 81,25%. Tingkat pencapaian validasi LKPD digital berdasarkan rentang skala menunjukkan bahwa LKPD yang dikembangkan ditinjau dari indikator ukuran, tata letak (cover) LKPD digital, tipografi pada kulit (cover) LKPD digital, penggunaan huruf menarik dan mudah dibaca, ilustrasi cover LKPD digital, kekonsistenan, keharmonisan tata letak, tipografi isi LKPD digital, kemudahan pengoperasian program, format dan animasi sangat baik dan layak

(8)

untuk digunakan sebagai LKPD digital menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas mata pelajaran kimia kelas XI MIPA.

Berdasarkan hasil persentase ahli materi dan ahli media maka secara keseluruhan dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar 3. Grafik hasil persentase ahli materi dan ahli media

Pada grafik di atas, dijelaskan bahwa hasil persentase penilaian dari ahli media dan ahli materi menghasilkan persentase rata-rata nilai 83,125% dengan kategori sangat baik.

Fase Implementasi

Implementasi produk atau uji coba produk LKPD digital menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas dilaksanakan pada peserta didik kelas XI SMAN 1 Kalanganyar semester genap. Uji coba lapangan dilakukan dengan maksud untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui efektivitas dan respon peserta didik terhadap produk yang telah dibuat. Peserta didik dalam uji coba lapangan ini terdiri dari 20 orang dan dibuat kelompok yaitu dalam satu kelompok terdiri dari lima peserta didik, lalu dibuatkan grup whatsapp sebagai sarana diskusi antar kelompok serta peneliti masuk dalam setiap grup dalam kelompok untuk memantau, memfasilitasi dan memberi sedikit arahan mengenai pengerjaan LKPD digital ketika pembelajaran berlangsung. Adapun penyebaran LKPD digital dibagikan dalam bentuk link yang ketika di klik akan terkoneksi dan tebuka pada aplikasi pencarian google. Harapan dari terlaksananya uji coba LKPD digital adah mampu meningkatkan kreativitas keterampilan peserta didik. Salah satu ciri kreativitas menurut Idrus (2000) adalah berdedikasi, bergairah dan aktif melaksanakan tugas. Adapun ciri lainnya mengenai kreativitas adalah merumuskan dan mendefinisikan masalah, seperti permsalahan yang ada disekitar (Conny, 2009).

LKPD digital memerlukan tanggapan peserta didik atau validitas ekologis, dengan tujuan untuk mengukur keakuratan berdasarkan kejadian dilapangan (Cohen, 2009). Berikut ini contoh jawaban kelompok peserta didik saat menjawab LKPD digital pada kreativitas 3, peserta didik mengembangkan indikator kreativitas fluency dan originality (William,1968) dengan sub indikator kreativitas yaitu mengajukan banyak pertanyaan dan memberikan masalah-masalah yang tidak terpikirkan orang lain (Munandar, 1992).

78 80 82 84 86

Materi Media

Persentase

Grafik hasil persentase ahli materi dan ahli media

Materi Media

(9)

Tabel 5. Jawaban peserta didik pada mengajukan pertanyaan yang berbeda dari anggota kelompok

Kelompok Jawaban

1 a. Mengapa nanas yang nyaris busuk itu dijadikan sebagai selai, sedangkan nanas tersebut tidak layak untuk dikonsumsi?

b. Mengandung zat apakah selai dari nanas yang nyaris busuk itu, sehingga terlihat bagus dan layak dikonsumsi?

2 a. Berdasarkan UU perdagangan, apakah pelaku diperbolehkan untuk berproduksi jualan makanan tersebut?

b. Jika terjadi kasus penyimpangan makanan dari produksi tersebut sehingga terjadi keracunan pada konsumen, apakah penjual terkena sansi?

3 a. Apakah alat dan bahan yang digunakan dalam membuat selai tersebut bersih dan higienis?

b. Apakah cara kerja pembuatan selai dari nanas busuk itu berbeda dengan cara membuat selai biasa?

4 a. Apakah ada zat tambahan pewarna, pengawet dan pemanis untuk tambahan pembuatan selai yang bagus?

b. Mengapa pembeli tidak curiga dengan roti bakar yang dijual oleh oknum tersebut padahal penjual tersebut sudah tiga tahun berproduksi?

Pertanyaan dari peserta didik tersebut terbilang unik karena tidak ditemukan pada pertanyaan dari peserta didik lain. Pada jawaban tersebut, peserta didik mampu membuat pertanyaan baru yang unik dan berbeda dari orang lain. Sesuai dengan yang diungkapkan Conny (2009) bahwa ciri-ciri kreativitas adalah dapat merumuskan dan mendefinisikan masalah.

Contoh jawaban selanjutnya pada kreativitas 7, peserta didik mengembangkan indikator kreativitas originality dan flexibility (William,1968) dengan sub indikator kreativitas yaitu menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda (Munandar, 1992). Berdasarkan tahapan kreativitas model Wallas (Ngalimun dkk, 2013) kreativitas 7 termasuk pada tahapan pelaksanaan atau pembuktian, dimana pada tahap ini seseorang meyakinkan bahwa gagasan yang dibuat dapat diterapkan. Hasil jawaban peserta didik terhadap instruksi LKPD digital pada tahap membuat produk dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4. Produk makanan berupa koloid kelompok 1

Gambar 5. Produk makanan berupa koloid kelompok 4

(10)

Adapun hasil persentase kesesuaian jawaban LKPD peserta didik secara keseluruhan disajikan pada gambar berikut.

Gambar 6. Grafik persentasi jawaban peserta didik secara keseluruhan

Secara keseluruhan kesesuaian jawaban peserta didik terhadap LKPD digital menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas memperoleh nilai sebesar 89% yang termasuk ke dalam kategori sangat efektif menurut Arikunto (2013).

Fase Evaluasi

Pada fase evaluasi uji coba ini juga melibatkan 20 peserta didik kelas XI MIPA, lalu diberikan angket dengan tujuan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap LKPD yang digunakan. Respon peserta didik diambil menggunakan angket yang disebarkan melalui google form.

Tabel 5. Hasil angket respon peserta didik

Indikator Persentase Kategori

LKPD digital menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas mudah digunakan dalam pembelajaran

100% Sangat baik

Penggunaan LKPD digital berbasis pendekatan saintifik memudahkan dalam memahami materi

85% Sangat baik Saya senang belajar menggunakan LKPD digital

menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas

100% Sangat baik Penggunaan LKPD digital menggunakan pendekatan

saintifik berbasis kreativitas tidak membosankan

90% Sangat baik Penampilan LKPD digital menggunakan pendekatan

saintifik berbasis kreativitas menarik perhatian saya

90% Sangat baik LKPD digital menggunakan pendekatan saintifik

berbasis kreativitas membantu saya mengeluarkan ide- ide kreatif

95% Sangat baik

LKPD digital menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas membuat saya belajar lebih aktif

95% Sangat baik LKPD digital menggunakan pendekatan saintifik

berbasis kreativitas membuat saya menjadi lebih teliti

90% Sangat Baik Intsruksi pertanyaan LKPD digital menggunakan

pendekatan saintifik berbasis kreativitas mudah saya pahami dan laksanakan

95% Sangat Baik

Bahasa dan kalimat yang digunakan dalam LKPD digital menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas jelas dan mudah dipahami

90% Sangat Baik

Total 93% Sangat Baik

0%

20%

40%

60%

80%

100%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

90% 100%

80%

100%

80%

100%

90%

80%

80% 90%

Persentase

Kreativitas

(11)

Berdasarkan hasil rekapitulasi angket pada tabel diatas, diperoleh persentase rata-rata keseluruhan sebesar 93%. Dilihat dari hasil rekapitulasi pada tahap ini data diartikan bahwa LKPD digital menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas sangat baik untuk digunakan dalam proses pembelajaran menurut peserta didik. Hal tersebut menunjukkan bahwa LKPD digital yang dikembangkan memiliki kemenarikan sebagai alat bantu belajar untuk peserta didik.

Kebaruan dan kelebihan LKPD digital ini yaitu dapat membantu guru untuk menentukan kreatifitas dan keterampilan peserta didik melalui modifikasi LKPD praktikum menjadi LKPD digital menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas, dan membantu peserta didik mengurangi masalah atau hambatan pada proses pembelajaran dalam mengerjakan LKPD pada pembelajaran jarak jauh non tatap muka. Selain itu memudahkan peserta didik dalam mengisi jawaban LKPD karena intruksi dalam LKPD digital dibuat dengan sistematis merunut sintak pendekatan saintifik dan diberikan rambu-rambu kreativitas yang wajib dicapai sehingga peserta didik akan berpacu menjawab pertanyaan dalam LKPD digital dengan mengembangkan ide-ide atau gagasan kreatif nya. Keuntungan yang lain yaitu karena LKPD ini dalam bentuk digital atau elektronik sehingga peserta didik dapat mengakses dan membawa LKPD ini kemana saja karena bisa dibuka pada android.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan LKPD digital terdiri dari 5 langkah yang diadaptasi dari pengembangan model ADDIE yaitu analisis melalui uji pendahuluan dan kajian penelitian yang akan dikembangkan, desain rancangan produk awal isi dan akhir serta instrument penelitian. Pengembangan produk dan uji validasi produk dari ahli materi dengan perolehan persentase sebesar 85% dan perolehan persentase ahli media sebesar sebesar 81,25% dengan keterangan sangat layak untuk digunakan. Implementasi produk dengan perolehan hasil jawaban LKPD digital peserta didik sebesar 89% keterangan sangat efektif untuk digunakan pada peserta didik dan evaluasi keseluruhan hasil produk pengembangan dilihat dari hasil respon peserta didik sebesar 93% dengan keterangan sangat baik. Berdasarkan hasil persentase validasi dan respon peserta didik yang mencapai kategori sangat layak dan efektif, maka Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lembar kerja peserta didik (LKPD) digital menggunakan pendekatan saintifik berbasis kreativitas mata pelajaran kimia materi pembuatan makanan berupa koloid dapat digunakan oleh peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Kalanganyar.

DAFTAR RUJUKAN

Augustha, A., Susilawati, S., & Haryati, S. (2021). Pengembangan E-Lkpd Berbasis Discovery Learning Menggunakan Aplikasi Adobe Acrobat 11 Pro Extended Pada Materi Kesetimbangan Ion Dan Ph Larutan Garam Untuk Kelas Xi Sma/Ma Sederajat. Journal of Research and Education Chemistry, 3(1), 28.

https://doi.org/10.25299/jrec.2021.vol3(1).6485

Budiana. (2015). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Bagi Para Guru SMPN 2 Kawali Desa Citeureup Kabupaten Ciamis. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat, 4(1), 59–

62. https://doi.org/10.26858/pir.v2i2.10002

Choo, S. S. Y., Rotgans, J. I., Yew, E. H. J., & Schmidt, H. G. (2011). Effect of worksheet scaffolds on student learning in problem-based learning. Advances in Health Sciences Education, 16(4), 517–528.

https://doi.org/10.1007/s10459-011-9288-1

(12)

Cohen, L. M. (2007). Research Method In Education. Routledge.

Conny, R. S. (2009). Memupuk bakat dan kreativitas siswa sekolah menengah.

Gramedia.

Fauziah, A. M. (2019). Activities of students in using worksheet based on Contextual Teaching and Learning. Journal of Physics: Conference Series PAPER, 1–5. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1417/1/012088

Fitriana, D., Yusuf, M., & Susanti, E. (2016). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Menggunakan Pendekatan Saintifik Untuk Melihat Berpikir Kritis Siswa Materi Perbandingan. Jurnal Pendidikan Matematika, 10(2), 1–17.

https://doi.org/10.22342/jpm.10.2.3629.23-38

Gilmanshina, S. I., Gilmanshin, I. R., Sagitova, R. N., & Galeeva, A. I.

(2016). The Feature of Scientific Explanation in the Teaching of Chemistry in the Environment of New Information of School Students' Developmental Education. International Journal of Environmental and

Science Education, 11(4), 349-358.

https://doi.org/10.12973/ijese.2016.322a

Haqsari, R. (2014). Pengembangan dan analisis E-LKPD (Elektronik Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis multimedia pada materi mengoperasikan software spreadsheet. Universitas Negeri Yogyakarta.

Hosnan, M. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21. Ghalia Indonesia.

Huda, I. A. (2020). Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Terhadap Kulaitas Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 2(1), 121–125.

Idrus. (2000). Laporan Penlitian Kreativitas Siswa SMAN 2 dan SMAN 4 Kota Madya Yogyakarta.

Kemendikbud. (2013). Permendikbud No.81 A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum dan pedoman umum pembelajaran.

Lestari, D. D., & Muchlis, M. (2021). Pengembangan E-Lkpd Berorientasi Contextual Teaching And Learning (CTL) Untuk Melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Termokimia Kelas Xi Sma. Jurnal

Pendidikan Kimia Indonesia, 5(1), 25–33.

https://doi.org/10.23887/jpk.v5i1.30987

Munandar. (1992). Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah. PT Gramedia.

Normarita, F., Nyeneng, I., & Ertikanto, C. (2015). Pengembangan Lks Dengan Scientific Approach Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal Pembelajaran Fisika Universitas Lampung, 3(3), 120379.

Prastowo, A. (2011). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. DIVA Press.

Rosanti, & Sugiatno, N. (2015). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Dengan Pendekatan Saintifik Untuk Memfasilitasi Kemampuan Problem Solving Siswa. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 4(4), 1–14.

Sari, D. S., Widiyawati, Y., Nurwahidah, I., Masykuri, M., & Budiyanto, C. W.

(2021). The Development of E-Worksheet Based on Project to Promote Student’s Creative Thinking and Digital Literacy Skills. Proceedings of the 7th International Conference on Research, Implementation, and Education of Mathematics and Sciences (ICRIEMS 2020), 528(Icriems 2020), 647–654.

https://doi.org/10.2991/assehr.k.210305.094

Setyowati, W. A., & Kurniawati, W. (2017). Pengembangan LKS IPA Berbasis Guided Inquiry Untuk Meningkatkan High Order Thinking (Hot) Pada Siswa Kelas V Sd Bibis. JURNAL PGSD INDONESIA, 3(2), 1–7.

(13)

Sudarmo, U. (2014). Buku Siswa Kimia Untuk Siswa SMA kelas XI Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Erlangga.

Sugiyono. (2013). Mrtode penelitian pendidikan pendekatan kualitatif, kuantitatif dan R&D. Alfabeta.

Tegeh. (2014). Model Penelitian Pengembangan. Singaraja.

Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Prestasi Pustaka.

Widjajanti, E. (2008). Kualitas Lembar Kerja Siswa. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA, 5–26.

Zykra, Z. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pada Anak Tunanetra Kelas I. JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS, 7(3), 1–7.

Gambar

Tabel 1. Kategori penilaian skala likert
Gambar 1. Layout halaman awal LKPD  digital
Gambar 6. Grafik persentasi jawaban peserta didik secara keseluruhan

Referensi

Dokumen terkait

Program Pascasarjana Universitas Terbuka Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi, kornunikasi dan implementasi sistem informasi manajemen S1M terhadap

Kepatuhan bidan dalam menerapkan standar pelayanan kebidanan dapat dipengaruhi oleh faktor individu dan organisasi (Robbins, 2002). Karakter individu bidan diantaranya motivasi

Indeks prestasi kumulatif merupakan angka yang menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester pertama sampai dengan semester

cukup. Sedangkan berdasarkan hasil observasi kegiatan siswa pada penerapan model Outdoor Learning yang meliputi persiapan, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir

No Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Bentuk Soal Jml Soal 1 Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan

Dalam melaksanakan fungsi tersebut, kepala sekolah memiliki tanggung jawab ganda yaitu : (a) Melaksanakan Administrasi sekolah, sehingga tercipta situasi belajar

Pembenahan industri mendorong perolehan devisa sebesar USD 34 miliar tahun 2006 kemudian meningkat menjadi USD 72 miliar akhir 2009.. Pendapatan pariwisata Indonesia masih

Pada templat DNA yang memiliki dua ukuran DNA (berat molekul tinggi dan rendah) mampu menghasilkan band DNA hasil amplifikasi tetapi jika dibandingkan dengan produk hasil