• Tidak ada hasil yang ditemukan

e. Jenjang Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "e. Jenjang Pendidikan"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

lingkungan yang sangat menentukan tingkah laku si anak yang terutama adalah dari keluarga. Selanjutnya disampaikan bahwa minimal ada lima hal yang dapat mempengaruhi tingkah laku anak, yaitu: sikap emosinal dari orang tua, taraf cinta kasih orang tua, bagaimana cara orang tua mendidik anak, bagaimana situasi keluarga, keluarga yang pecah karena kematian atau perceraian.

Pendidikan di dalam keluarga adalah sebagai pendid ikan dasar yang utama untuk membentuk kepribadian anak. Imron Pohan, (1986:72) menjelaskan bahwa pembantu utama proses pendidikan bagi peserta didik adalah orang tua. Sebab orang tualah tokoh utama dan pertama bagi anak. Selanjutnya dijelaskan bahwa hak pertama atas proses pendidikan ada di tangan siswa, pembantu pertamanya adalah orang tua, pembantu keduanya adalah masyarakat, dan pembantu ketiganya adalah pemerintah. Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap orang tua terhadap pendidikan anak hendaknya tetap ada dan tumbuh untuk memajukan pendidikan anak guna mencapai cita-cita dan masa depan anak.

e. Jenjang Pendidikan

Soedomo Hadi (2005: 128) menyebutkan bahwa ”Jenjang pendidikan adalah salah satu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang didasarkan pada tingkat perkembangan para peserta didik serta keluasan bahan pengajaran.

Definisi di atas, dapat diartikan bahwa jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang berkelanjutan dan disusun berdasarkan perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, keluasan bahan pengajaran, serta kemampuan yang akan dikembangkan sesuai sistem pendidikan di Indonesia yang dikenal dengan Sistem Pendidikan Nasional.

Menurut Crow and Crow yang dikutip oleh Soedomo Hadi (2005: 128) mengemukakan jenis dan tingkat pendidikan sekolah sebagai berikut:

1) Tingkat TK nol kecil disebut Nursery Education 2) Tigkat TK nol besar disebut Infant Education

3) Tingkat Pendidikan Dasar ( SD ) disebut Elementary Education 4) Tingkat SMP disebut Yunior High School

5) Tingkat SMA disebut Senior High School

(2)

6) Tingkat Tinggi disebut University 7) Sekolah Tinggi Khusus disebut Collage

Menurut Comenius yang dikutip Soedomo Hadi (2005: 129), sistem perjenjangan adalah sebagai berikut:

1) Scola Maternal atau sekolah ibu, untuk anak umur 0;0-6;0

2) Scola Vernacula atau sekolah bahasa ibu, untuk anak umur 6;0-12;0 3) Scola Latina atau sekolah latin, untuk anak umur 12;0-18;0

4) Acedemia atau akademik untuk anak 18;0-24;0

Menurut K i Hajar Dewantoro yang dikutip oleh Soedomo Hadi (2005: 129), dalam pendidikan Taman Siswa adalah sebagai berikut:

1) Taman Indria : Taman kanak kanak 2) Taman Putra : Sekolah Dasar

3) Taman dewasa : SMP

4) Taman Madya : SMA

5) Taman Ilmu : Universitas

Sistem Pendidikan Nasional menetapkan bahwa jenjang pendidikan terbagi menjadi empat, yaitu:

1) Pendidikan Pra Sekolah

Pendidikan pra sekolah bertujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkemba ngan selanjutnya. Pendidikan pra sekolah dilaksanakan sebelum jenjang pendidikan dasar melalui jalur pendidikan informal, formal, dan non formal. Pendidkan pra sekolah jalur informal berupa pendidikan keluarga. Pendidikan pra sekolah di jalur pendidikan fo rmal dapat berbentuk TK (Taman Kanak-Kanak), RA (Raudhatul Athfal), ataupun bentuk lain yang sederajat. Pendidikan pra sekolah pada jalur non formal dapat berbentuk KB (Kelompok Bermain), TPA (Taman Penitipan Anak), atau bentuk lain yang sederajat.

(3)

2) Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar merupakan tingkat pendidikan yang paling awal atau dasar yang harus ditempuh oleh peserta didik yang bertujuan menyiapkan anak didik untuk mengikuti pendidikan tingkat menengah dengan membekali pengetahuan dan ketrampilan dan kemampuan yang akan membantunya pada jenjang pendidikan menengah nantinya. Pendidikan dasar diselenggarakan selama 9 tahun, yaitu meliputi 6 tahun di tingkat SD atau kejar paket A, dan 3 tahun di tingkat SMP atau kejar paket B.

3) Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan kelanjutan dari pendidikan dasar yang diselenggarakan selama 3 tahun. Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah umum, pendidikan menengah kejuruan atau kejar paket C.

Pendidikan menengah diselenggarakan untuk memberikan bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan lebih lanjut yang berguna pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun dalam dunia kerja. Pendidikan menengah juga menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hub ungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya, alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut.

4) Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan dari pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk mempersiapkan anak didik menjadi anggota masyarakat yang berbekal pengetahuan, kemampuan akdemik, serta keterampilan yang sesuai dengan profesi yang ditekuni. Melalui pendidikan ini diharapkan peserta didik dapat menerapkan, mengembangkan, atau bahkan menciptakan ilmu pengetahuan dan tek nologi serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka yang dapat berbentuk Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institusi maupun Universitas. Sebuah kelompok yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut Perguruan Tinggi.

(4)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenjang pendidikan terbagi menjadi empat, yaitu pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar yang diselenggarakan 9 tahun, terdiri dari 6 tahun di SD, dan 3 tahun di SMP, pendidikan menengah di SMA, dan pendidikan tinggi diselenggarakan di Perguruan Tinggi.

f. Klasifikasi Pendidikan Orang Tua

Melihat dari pengertian orang tua dan jenjang pendidikan, maka dapat disimpulkan bahw a jenjang pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan formal ayah dan ibu dari jenjang pendidikan sekolah secara teratur, bertingkat, dan mengikuti syarat-syarat tertentu. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka jenjang pendidikan dalam penelitian ini dik aitkan dengan tingkat pendidikan sekolah yang telah diselesaikan oleh orang tua. Tingkat pendidikan ini dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Kategori Tinggi: Orang tua yang tamat perguruan tinggi (DI, DII, DIII, atau SI, SII, SIII) melalui Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut atau Universitas.

2) Kategori Menengah: Orang tua yang tamat SMA, MA, SMK, atau bentuk lain yang sederajat.

3) Kategori Dasar: Orang tua yang tamat SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat serta SMP, dan MTS, atau bentuk lain yang

sederajat

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa jenjang pendidikan orang tua tidak sama antara satu dengan yang lainnya, ada yang berasal dari pendidikan tinggi dan pendidikan rendah. Latar belakang pendidikan yang berbeda-beda dapat mempengaruhi perbedaan pengetahuan dan wawasan orang tua tentang perkembangan dalam masyarakat. Pengetahuan dan wawasan orang tua ini kemudian akan digunakan untuk membimbing dan mengarahkan anak dalam pembentukan sikap, akhlak, perilaku, serta pengetahuan tentang kemajuan dan perkembangan masyarakat agar sesuai dengan norma dan etika masyarakat.

(5)

Orang tua yang berpendidikan tinggi tentu akan berbeda dalam mendidik anaknya dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah. Mereka yang memiliki pendidikan tinggi akan mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi dalam menyekolahkan anak-anaknya. Semakin tinggi pendidikan orang tua diharapkan semakin tinggi pula tingkat pengetahuan, wawasan, kecakapan, dan keterampilan rasionalnya dalam mendidik anak-anaknya.

g. Teori Pe ndidikan Orang Tua terhadap Kesadaran Menyekolahkan Anak Penelitian ini yang menjadi teori pendidikan adalah dasar dan tujuan pendidikan yang digunakan sebagai landasan untuk berpijak sesuai dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Dasar dan tujuan pendidikan merupakan suatu masalah yang sangat fundamental dalam pelaksanaan pendidikan. Sebab dari dasar itu akan menentukan corak serta isi pendidikan, dan dari tujuan pendidikan akan ke arah mana anak didik itu dibawa. Menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati (2001: 100), ”Dasar adalah sesuatu yang dipakai sebagai landasan untuk berpijak, dan dari sanalah segala aktifitas yang berdiri di atasnya akan dijiwai atau diwarnai, sedangkan tujuan adalah suatu yang akan diraih dengan melakukan aktifitasnya”. Jadi segala macam kegiatan harus mempunyai dasar sebagai acuan untuk mencapai tujuan.

Dasar dari pelaksanaan Pendidikan Nasional adalah Pancasila dan UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 3. Di dalam UUD 1945 pasal 31 (1) menyatakan bahwa

” Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan: Dari ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa seluruh masyarakat Indonesia yang tercatat sebagai warga negara Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan tanpa melihat status sosial ( golongan ekonomi bawah, mene ngah, ataupun atas). Sedangkan dalam UUD 1945 ayat 3 berbunyi ”Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-Undang”.

Berdasarkan ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam usahanya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah telah mengusahakan dan

(6)

menyelenggarakan pendidikan nasional bagi rakyat untuk meningkatkan keimanan,ketaqwaan, serta akhlak mulia supaya kehidupan masyarakat dapat berjalan baik dan dinamis. Sedangkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional tercantum dalam No 2 tahun 2003 pasal 3, yang berbunyi:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”

Dapat dijelaskan secara singkat bahwa tujuan dari pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, sehingga mencapai ciri-ciri sebagai berikut :

1) Warga negara Indonesia harus percaya kepada Tuhan YME sesuai dengan keyakinan masing masing sehingga dapat meningkatkan rasa keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.

2) Warga Negara Indonesia memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang dapat berguna bagi diri sendiri dan masyarakat dengan mengembangkan potensi diri dan potensi yang ada di alam.

3) Warga negara Indonesia memiliki budi pekerti yang luhur dan berahlak mulia, sehingga dapat menjalin hubungan yang harmonis dan dinamis di dalam kehidupan bermasyarakat.

4) Manusia Indonesia harus sehat jasmani dan rohani, sehingga dapat melaksanakan kewajiban dan haknya sebagai warga negara Indonesia dengan baik dan benar.

5) Memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, tidak mudah tergantung pada orang lain.

6) Bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa dengan tetap menjaga persatuan, kesatuan, dan eksistensi bangsa

Berdasarkan uraian tentang tujuan pendidikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa melalui pendidikan seseorang dapat memperoleh pengetahuan

(7)

dan wawasan. Selain itu pendidikan juga memberi arah dan tujuan perkembangan yang tepat menuju kemajuan hidup. Pendidikan juga dapat membentuk corak hidup masyarakat sehingga mereka dapat menemukan hal- hal baru dalam hidupnya. Orang tua sebagai pendidik pertama yang menanamkan dasar bagi perkembangan jiwa anak, dengan demikian pendidikan dari orang tua dapat menentukan sikap dan perilaku anak dalam bertindak. Orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan berbeda dalam mengasuh dan mendidik anak-anak mereka. Mereka akan mendidik anak sesuai dengan perkembangan zaman yang ada, dan sebisa mungkin anak dapat menempuh pendidikan yang tinggi pula sesuai dengan pedidikan yang dimiliki orang tua. Orang tua yang berpendidikan tinggi diperkirakan juga mempunyai kesadaran untuk menyekolahkan anak yang tinggi pula. Kesadaran untuk menyekolahkan anak tetap dirasakan penting demi mencapai cita-cita dan masa depan anak. Dari sini pendidikan tetap menjadi sarana yang penting dalam memajukan dan mengembangkan kehidupan masyarakat.

3. Pendapatan Orang Tua

Pendapatan diartikan sebagai suatu aliran uang atau daya beli yang dihasilkan dari penggunaan sumber daya properti manusia. Menurut Winardi dalam asmarabanjar mengemukakan pendapatan (income), secara teori ekonomi adalah hasil berupa uang atau hasil material lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa-jasa manusia bebas. Dalam pengertian pembukuan pendapatan diartikan sebagai pendapatan sebuah perusahaan atau individu (Asramabanjar:

2008).

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999: 233) menyebutkan bahwa pendapatan adalah: “Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”. Sedangkan menurut Accounting Principle Board dikutip oleh Theodorus Tuanakotta dalam buku Teori Akuntansi pengertian pendapatan adalah”

Pendapatan sebagai inflow of asset kedalam perusahaan sebagai akibat penjualan barang dan jasa” (Dahlan forum, 2007).

(8)

Menurut Masri S inga rimb un dan Sofyan Efendi (1995: 25) menjelaskan bahwa, “Pendapatan adalah gambaran yang lebih tepat tentang posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat.” Pendapatan dapat berupa uang, dapat juga berupa barang yang dinilai d engan uang. Seb uah keluarga memperoleh sumber pendapatan dari semua penghasilan yang dip eroleh dari hasil bekerja.

Tingkat ekonomi yang dimiliki o leh suatu keluarga merupakan saka guru kehidup an untuk dapat hidup sejahtera. Sebab salah satu ukuran yang do minan atas kesejahteraan keluarga adalah terpenuhinya kebutuhan lahir maup un batin bagi semua anggota keluarga. Dengan bekerja maka seseorang akan mendapat pendapatan sebagai modal dalam memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas jumlahnya. Paton dan Littleton (Dahlan forum, 2007) mengemukakan bahwa pengertian pendapatan dapat ditinjau dari aspek fisik dan moneter. Hal ini juga dikemukakan Suwardjono dalam buku teori akuntansi Perekayasaan Akuntansi Keuangan bahwa dari aspek fisik pendapatan dapat dikatakan sebagai hasil akhir suatu aliran fisik dalam proses menghasilkan laba. Aspek moneter memberikan pengertian bahwa pendapatan dihubungkan dengan aliran masuk aktiva yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas.

Pendapatan adalah uang yang diterima dan diberikan kepada subyek ekonomi berdasarkan prestasi-prestasi yang diserahkan yaitu berupa pendapatan dari pekerjaan, pendapatan dari profesi yang di lakukan sendiri atau usaha perorangan dan pendapatan dari kekayaan serta dari subsistem (Mulyanto Sumardi, 1987). Dalam istilah analisa mikro ekonomi, istilah pendapatan khususnya dipakai berkenaan dengan aliran penghasilan dalam suatu periode waktu yang berasal dari penyediaan faktor-faktor produksi, tenaga kerja dan modal masing- masing dalam bentuk sewa, upah dan bunga atau laba secara berurutan (Chistopher Pass dan Bryan Lowes, 1988). Dengan demikian pendapatan merupakan penghasilan yang diterima oleh seseorang dalam suatu periode waktu tertentu.

Menurut kamus istilah managemen, pendapatan adalah uang atau harta yang diperoleh secara berkala sebagai hasil pemilikan, perdagangan atau pekerjaan.

Sedang tingkat pendapatan adalah pendapatan yang diperoleh responden beserta

(9)

anggota keluarga yang bersumber dari sektor formal, sektor informal dan sektor subsistem dalam waktu satu bulan yang diukur dengan rapi (Mulyanto Sumardi, 1987). Berdasarkan beberapa definisi pendapatan diatas, maka dapat kita ketahui bahwa pendapatan itu sendiri merupakan jumlah uang atau upah yang diterima seseorang yang kemudian digunakan untuk kegiatan konsumsi selama waktu tertentu secara maksimal. Jadi pendapatan merupakan penghasilan yang akan diperoleh seseorang setelah dia melakukan suatu pekerjaan, dan upah yang diperoleh disebut dengan pendapatan. Dengan demik ian pendapatan merupakan upah yang diterima seseorang atas pekerjaan yang telah dilakukan berdasarkan pada profesi yang telah dipercayakan atau telah dipilihnya sendiri.

Berdasarkan uraian diatas dapat kita simpulkan, pendapatan merupakan uang yang diperoleh sebagai hasil dari tindakan maupun pekerjaan yang telah dilakukan seseorang. Oleh karena itu setiap pekerjaan pasti akan memberikan suatu pendapatan bagi orang yang telah mengeluarkan tenaga maupun pikirannya.

Pendapatan sendiri dapat dibagi menjadi dua :

a. Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontrak prestasi.

b. Pendapatan berupa barang adalah penghasilan yang sifatnya regular dan biasa akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterimakan dalam bentuk barang dan jasa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan keluarga:

a. Pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula penghasilan yang akan diperolehnya, sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan seseorang maka semakin rendah pula tingkat pendapatannya.

b. Pekerjaan, semakin tinggi pekerjaan seseorang maka penghasilan yang akan diperolehnya akan semakin tinggi pula.

c. Jumlah anggota keluarga yang bekerja, semakin banyak anggo ta keluarga yang bekerja maka semakin banyak pula pendapatan yang akan diperoleh semua keluarga.

(10)

d. Beban tanggungan keluarga, semakin banyak orang yang tidak bekerja maka semakin besar pula beban tanggungan keluarga. (Samir Radwan dan Torkel, 1978: 198)

Orang tua memilik i tanggung jawab yang besar pada pemenuhan kebutuhan hidup anak. Tanggung jawab tersebut tidaklah mudah untuk dipenuhi, karena kebutuhan anak selalu berkembang. Hal inilah yang sering menjadikan masalah, karena banyak ora ng tua yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga, khususnya pendidikan anak. Jika pendapatan orang tua tinggi, maka kebutuha n hidup keluarga khususnya pendid ikan anak dapat terpenuhi.

Bila pendapatan orang tua tergolong sedang, maka kebutuhan hidup keluarga akan ada yang dikorbankan. Kemungkinannya ad alah kebutuhan akan pendidikan anak. Lebih mengk hawatirkan jika pendapatan orang tua rendah, maka kemungk inan hanya kebutuhan dasar saja yang dapat terpenuhi.

Pendapatan orang tua memilik i dampak yang besar pada anak karena dengan pendapatan inilah seorang anak dapat bersekolah atau tidak. Orang tua yang memiliki pendapatan t ingg i diharapkan juga memiliki kesadaran yang tinggi pada pendidikan anak. Kesadara n terseb ut dapat diwujudkan dengan menyeko lahkan anak sampai ke jenjang paling tinggi, yaitu perguruan tinggi.

Anak yang berada dalam keluarga sederhana dengan pendapatan cukup biasanya juga akan mendapatkan pendidikan yang pas-pasan, sulit mencapai pendidikan tinggi. Jauh berbeda pada keluarga dengan pendapatan rendah, kemungkinan besar hanya dapat memberikan pendidikan dasar bagi anak- anaknya.

Pendapatan yang berupa uang juga akan masuk dalam komponen kek ayaan yang merupakan kepemilikan secara ekonomi dalam bentuk lain. Pendapatan ini biasanya dipengaruhi oleh pekerjaan yang ditempuh oleh seseorang.

Pendapatan ini bisa didapat dari pekerjaan sektor formal maupun dari sektor informal. Skala penggolo ngan pendapatan ini didasarkan dari jumlah pendapatan penduduk per bulan didasarkan dari jumlah pendapatan tertinggi dan terendah, penggolongan ini diharapkan bisa mewakili seluruh keadaan orang tua secara keseluruhan yaitu :

(11)

B a d a n Pusat Statistik membedakan pendapatan menjadi 4 golongan yaitu : a. Golongan pendapatan sangat tinggi, adalah jika pendapatan rata-rata lebih

dari Rp. 3.500.000,00 per bulan.

b. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp.

2.500.000,00 s/d Rp. 3.500.000,00 per bulan

c. Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp.

1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan

d. Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata Rp.

1.500.000,00 per bulan

B. Penelitian yang relevan

Tri Ady Indrawan (2005) p e n e l i t a n d e n g a n j u d u l “Hubungan Sektor Informal dengan Kesempatan Kerja dan Kesempatan Menyekolahkan Anak ”.

tujuannya adala h mengetahui kekuatan hub ungan dengan menggunakan metode kuantitatif. Adap un kesimpulan yang diperoleh dengan alat bantu angket yang d ianalisis dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi d engan produk mo ment dihasilkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara sektor informal dengan kesempatan kerja dan kesempatan menyekolahkan anak.

Art inya sektor informal perlu dikembangkan sehingga masyarakat yang bekerja di sektor informal mampu memperoleh penghasilan yang cukup untuk menyeko lahkan anak. Berarti hipot esis pada penulisan dapat d iterima.

Dwi Susanti (2007) penelitian dengan judul “Hubungan antara tingkat pendidikan dan kekayaan dengan kesadaran menyeko lahkan anak ”.

Tujuannya adalah untuk mengetahui adanya hubungan dengan menggunakan metode kua nt itatif. Adapun kesimpulan yang dapat diambil dengan alat bantu angket dapat d isimpulkan bahwa ada hubungan posit if antara tingkat pendidikan, kekayakan dan kesadaran menyeko lahkan anak. Semak in t inggi tingkat pendidikan dan kekayaan maka kesadaran menyekolahkan anak juga tinggi. Berarti hipotesis pada penelit ian dapat diterima.

(12)

C. Kerangka Pemikiran

1. Hubungan antara X1 (Pendidikan orang tua) dengan Y (Kesadaran Menyekolahkan Anak)

Pendidikan adalah suatu usaha untuk memanusiakan manusia. Melalui pendidikan seseorang akan lebih matang dalam menghadapi hidup. Orang tua pun demik ian, dengan pendidikan akan membuatnya memahami dan mengert i bagaimana harus bersikap. Pendidikan memberikan petunjuk tentang bagaimana orang tua harus membentuk sik ap, akhlak dan pengetahuan anaknya.

Pemahaman yang benar tentang pendidikan memungkinkan dapat memotivasi orang tua untuk memenuhi pendidik an anaknya. Orang tua yang memiliki pendidikan t ingg i tentunya menginginkan anak nya minimal sepertinya dan bahkan lebih. Apabila pendid ikan orang tua tinggi maka kemungkinan kesadara n pendid ikan anak juga tinggi.

2. Hubungan antara X2 (pendapatan) dengan Y (Kesadaran Menyekolahkan Anak)

Kebutuhan akan pendidikan yang kian hari kian meningkat sering kali menjad i masalah besar bagi orang tua. Orang tua dituntut untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan anaknya, dengan memiliki pendapatan yang tinggi maka kebutuhan akan pendidikan bagi anak akan tercukupi. Pendapatan yang tinggi memungkinkan kesadaran dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sementara pendapatan yang rendah akan sulit untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi anak. Jad i jelas b ahwa kesadaran pendidika n anak t inggi jika pendapatan orang tua juga tinggi.

3. Hubungan antara X1 (pendid ikan orang tua) dan X2 (pendapatan) dengan Y (Kesadaran Menyekolahkan Anak)

Pendidikan dan pendapatan orang tua berhub ungan dengan kesadaran pendidikan anak. Pemahaman yang benar pada manfaat pendid ikan yang d idapat orang tua akan d iteruskan kepada anak. Orang tua yang

(13)

berpend idikan tentunya juga ingin anak nya berpend idikan setinggi mungkin.

Karena pend id ikan sangat lah berguna bagi masa depan anak. Pend id ikan yang tinggi juga b e r k o r e l a s i d e n g a n p e n d a p a t a n ora ng tua. Setiap orang tua menginginkan anaknya mengenyam pendidika n yang tinggi, sementara pendidikan memerlukan biaya yang mahal. Biaya pendidikan dapat terpenuhi jika orang tua memiliki pendapatan yang tinggi. Dengan p endidikan dan pendapatan orang tua yang tinggi kemungkinan kesadaran pendidikan anak tinggi.

Berikut ad alah skema kerangka pemikiran tentang masalah pend idikan orang tua dan kinerja dengan kesadaran pendidikan anak:

Variabel ind ependent Variabel dependen

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Keterangan Gambar:

1. P endidikan ora ng tua (X1)

Merupakan variabel bebas yang memiliki hubungan dengan kesadaran menyekolahkan anak yang merupak an variabel terikat.

2. P e n d a p a t a n (X2)

Merupakan variabel bebas yang memiliki hubungan dengan kesadaran menyekolahkan anak yang merupakan variabel terikat.

3. P e n d i d i k a n orang tua (X1) dan Pendapatan (X2) merupakan variabel bebas yang secara bersama-sama memiliki hub ungan dengan kesadaran menyekolahkan anak (Y) yang merupakan variabel terikat.

Pendidikan orang tua (X1)

Pendapatan orang tua (X2)

Kesadaran

Menyekolahkan Anak (Y)

(14)

C. Hipo tesis

Hipotesis yang dimaksud adalah jawaban sementara yang harus diuji melalui kegiatan penelit ian. Berdasarkan kajian teori d an kerangka pemikiran d i atas, penulis merumuskan hipotesis sebagai berik ut :

1. Ada hubungan p o si ti f antara pendidik an orang tua dengan kesadaran menyekolahkan anak pada pedagang di belakang THR Sriwedari Surakarta.

2. Ada hub ungan positif antara pendapatan dengan kesadaran menyekolahkan anak pada pedagang di belakang THR Sriwedari Surakarta.

3. Ada hubungan positif secara bersama antara pendid ikan ora ng tua dan pendapatan dengan kesadaran menyekolahkan anak pada pedagang di belakang THR Sriwedari Surakarta.

(15)

47 BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam metode penelitian ini, selanjutnya secara berturut-turut akan diuraikan mengenai beberapa hal yang berkaitan langsung dengan penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu meliputi tempat penelitian, waktu penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, rancangan penelitian dan teknik analisis data.

A. Tempat dan Waktu Pene litian

1. Tempat P enelit ian

Sesuai dengan judul yang diambil, maka penelit ian dilaksanakan d i belakang THR Sriwedari Surakarta. Adap un pert imbangan penelit i untuk mengambil lokasi penelit ian tersebut adalah:

a. Tersedia data yang berhubungan dengan masalah yang ditelit i.

b. Letak lokasi yang strategis di pusat kota, menjadi pembelajaran pada masyarakat sekitar, sehingga diharapkan ada partisipasi akt if untuk sama-sama mengatasi masalah yang terjadi.

c. Populasi dan sampel yang penelit i b utuhkan tersedia d i lokasi.

d. Lokasi ini belum pernah dijad ikan objek penelit ian dengan materi yang sama, sehingga diharapk an dapat memberi manfaat bagi kemajuan masyarakat.

2. Waktu Penelit ian

Penelitian ini dilakukan kurang lebih 6 bulan dari bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013, yang dimulai dari pengajuan judul sampai penyelesaian penulisan laporan penelitian ini.

Adapun tahap-tahap pelaksanaan penelit ian ini ad alah sebaga i berikut :

(16)

Tabel 3.1. Jadwal Penelit ian

No kegiatan Tahun 2013 2014

Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Jan 1 Penyusunan

Proposal 2 Konsultasi

Bab I,II,III dan Perizinan 3 Penyusunan

Instrumen 4 Pengumpulan

Data 5 Analisis Data 6 Penulisan

laporan 7 Ujian Skripsi

B. Rancangan Pene litian 1. Pengertian Metode Penelit ian

Metode penelit ian merupak an suatu cara yang d igunakan untuk mencapa i tujuan dari suatu proses kegiatan yang dilakuk an secara teratur, terencana dan sistemat is untuk memecahkan masalah. Metode yang d igunakan harus tepat dan disesuaikan dengan permasalahan yang akan d itelit i. Menurut W inarno Surakhmad (2004:131), “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Misalnya untuk menguji hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat- alat tertentu”. Metode diperlukan untuk mengetahui dan mendapatkan kebenaran dari suatu hipotesis, sehingga setelah diuji dengan cara atau teknik tertentu akan diperoleh suatu kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Mengenai pengertian penelit ian Hadari Nawawi (2005:24) menyataka n bahwa “penelit ian adalah usaha menemuk an, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha yang mana dilakuk an dengan menggunaka n metode- metode ilmiah”. Penelit ian dilakuk an untuk menemuk an sesuatu yang sebelumnya belum ada atau mengembangk an pengetahuan yang sudah ada agar lebih lengkap dan relevan dengan kond isi yang ada.

(17)

Langkah- langkah yang d itempuh harus menggunak an metode ilmiah sehingga hasil yang dipero leh dapat d iak ui kebenarannya secara ilmiah.

Berdasarkan pendapat d i atas dapat disimpulan bahwa metode penelit ia n adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan d an menguji k ebenaran suatu pengetahuan melalui penyidikan. Penyelidikan dilakukan dengan menggunakan teknik da n alat-alat tertentu sehingga diperoleh pemecahan secara ilmiah.

2. Jenis-Jenis Metode Penelitian

Penelit ian yang baik harus menggunakan metode yang tepat dan d isesuaikan dengan masalah yang akan ditelit i. Jalaluddin Rakhmat (2005:21) menyatakan bahwa metode penelit ian dikategorikan dalam lima macam:

a. Metode Penelitian Historis

Metode penelitian historis adalah penyelidikan yang mengaplikasikan pemecahan yang ilmiah perspektif historis dari suatu masalah. Metode historis merupakan sebuah proses meliputi pengumpulan dan penafsiran gejala peristiwa ataupun gagasan yang timbul dimasa lampau.

b. Metode penelitian deskriptif

Metode penelitian deskriptif adalah proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan suatu objek atau subjek penelitian bersadrkan fakta yang tampak atau sebaga imana adanya. Tujuan utama dalam menggunakan metode diskriptif adalah untuk menggambakan sifat atau suatu keadaan yang ada pada waktu penelitian dilakukan dan menjelajahi penyebabdari gejala- gejala tertentu. Ada beberapa penelitian diskriptif menurut Winarno Surakhman (2004: 141) yaitu:

1) Studi kasus 2) Survei

3) Studi Komparasi 4) Studi waktu dan gerak 5) Analisis Tingkah laku 6) Analisis Kuantitatif

(18)

7) Studi Operasional

Di bawah ini peneliti akan menjelaskan jenis-jenis penelitian secara rinci, sebagai berikut:

1) Studi Kasus

Studi kasus merupakan penelitian yang terinci tentang seseorang atau sesuatu unit selama kurun waktu tertentu. Metode ini akan melibatkan kita dalam penyelidikan yang lebih mendalam dan pemeriksaan sevcara menyeluruh terhaap tingkah laku individu. contoh penelitian studi kasus adalah penelitian tentang perkembangan fisik anak selama satu tahun pertama, tata perlaksanaan suatu upacara adat, dan lain sebagainya.

2) Survei

Metode ini menekankan lebih pada penentuan informasi tentang variabel daripada informasi tentang individu. Survei digunakan untuk mengukur gejala- gejala yang ada tanpa menyelidiki kenapa gejala- gejala tersebut itu ada.

Contoh survei antara lain sensus penduduk, penelitian tentang prestasi akademik siswa, pendataan data pribadi siswa.

3) Studi Komparasi

Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif yang beruaha mencari pemecahan analisa tentang perubahan perhubungan-perhubungan sebab akibat, yakni yang meliputi faktor- faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau fenomena yang diselidiki dan membandingkan faktor yang satu dengan faktor yang lain.

4) Studi waktu dan gerak

Digunakan untuk memenuhi cara-cara mempertinggi efisiensi produksi dengan menyelidiki subjek yang diamati dan pada akhirnya dapat dianalisa gerak-gerak mana yang harus dibuang, diperbaiki, atau dilatih unuk mengurangi waktu yang dipakai subjek tertentu.

5) Analisis Tingkah laku

Teknik ini banyak persamaannya dengan studi tentang gerak manusia, yaitu dengan mengamati dan menganalisa tingkah laku manusia dalam melakukan suatu tugas. Hal ini berguna untuk menetapkan kriteria penilaian

(19)

pekerjaan yang baik dan untuk menyusun rencana-rencana latihan.

6) Analisis Kuantitatif

Analisis ini akan menghasilkan gambaran statistik mengenai isi suatu dokumen. Dokumen tersebut diteliti isinya, kemudian diklasifikasi menurut kriteria atau pola tertentu, dan dianalisis atau dinilai.

7) Studi Operasional

Pada dasarnya studi ini adalah penyelidikan di tengah-tengah siatuasi yang riil dalam mencari dasar bagi petugas-petugas untuk bertindak mengatasi suatu kebutuhan praktis yang mendesak.

c. Metode penelitian eksperimental

Metode penelitian eksperimental adalah. bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat. Dengan cara membandingkan peristiwa dimana terdapat fenomena tertentu. Metode ini digunakan pada penelitian - penelitian dengan mengadakan percobaan untuk melihat atau memperoleh hasil dan mempunyai tujuan untuk meneliti pengaruh dari berbagai kondisi terhadap suatu kendala.

d. Metode penelitian expost facto (kausal komparatif)

Penelitian expost facto yaitu penelitian yang dilakukan tanpa eksperimen, artinya variabel bebas atau perlakuan (treatment) telah terjadi secara apa adanya (alamiah) tanpa dimanipulasi, dan pengukuran (pengumpulan data) untuk semua variabel dilakukan dalam waktu yang sama, setelah perlakuan berjalan lanjut.

e. Metode penelitian partisipatoris

Penelitian partisipatoris melibatkan semua partisipan dalam proses penelitian, mulai dari formulasi masalah sampai dengan diskusi bagaimana masalah tersebut diatasi dan bagaimana penemuan-penemuan akan ditafsirkan.

Partisipan penelitian harus melihat proses penelitian sebagai keseluruhan pengalaman masyarakat dimana kebutuhan-kebutuhan masyarakat dibangun, dan kesadaran serta kesepakatan dalam masyarakat ditingkatkan.

(20)

3. Metode Penelit ian Yang digunakan

Metode yang d igunakan untuk memecahkan masalah dalam penelit ian ini adalah metode deskript if ko relasio nal. Alasan menggunakan metode deskriptif ini karena penelit i akan berusaha menggambarkan keadaan berdasarkan fak ta- fak ta yang ada serta leb ih memusatkan diri pada p emecahan masalah yang terjad i pada saat sekarang. Sed angkan alasan menggunak an jenis studi korelasio nal karena penulis ingin membukt ikan apakah ada hubungan atau tid ak antara variabel b ebas dalam hal ini tingkat pendidik an dan pendapatan dengan variabel terikat yaitu kesadaran menyekolahkan anak. Dengan menggunak an metode deskriptif korelasiona l ini data yang dipero leh selanjutnya disusun, d ianalisis dan disajikan hasilnya sehingga menjadi suatu gambaran yang sistemat is, nyata dan cermat.

Didalam penelitian ini, peneliti akan meneliti tiga variabel yang terdiri atas dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

a. Variabel bebas : Pendidikan orang tua ( X 1) Pendapatan orang tua ( X2)

b. Variabel terikat : Kesadaran menyekolahkan anak (Y)

C. Populasi dan Sa mpel 1. Populasi

Populasi merupakan salah satu unsur yang sangat pent ing dala m penelitian. Sebelum menentukan pop ulasi, perlu kiranya diketahui tentang pengert ian pop ulasi. Menurut Sutrisno Hadi (2001:102), “Populasi adala h sejumlah individu yang mempunyai satu sifat yang sama”. P opulasi adalah sejumlah individu yang memiliki karakteristik sama sehingga dapat ditelit i untuk masalah tertentu. Sedangkan menurut Husaini Usman dan P urnomo Set iady (2006:43) bahwa “populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maup un pengukur an, baik kuantitatif maup un kualitat if daripada karakterist ik tertentu mengena i sekelo mpok objek yang lengkap dan jelas”. Kelompok sebagai populasi memilik i karakterist ik yang sama dapat merupakan hasil perhitungan kualitat if maup un kua nt itatif yang memiliki gambaran yang

(21)

jelas dan lengkap sehingga dapat d igeneralisasikan.

Berdasarkan uraian d i atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek penelit ian yang ada dalam wilayah penelit ian tertentu dan memp unyai sifat, kualitas serta karakterist ik tertentu. Karakterist ik tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut:

a. P endidikan yang bervariasi.

b. E k o n o m i lemah.

c. U s i a antara 25-50 tahun.

d. P e k e r j a a n sama yaitu berdaga ng.

Populasi dalam penelit ian ini adalah seluruh pedagang kaki lima di belakang THR Sriwedari S urakarta.

2. Sampel

Dalam suatu penelitian, ada saatnya ket ika tidak semua populasi dapat d iamat i. Hal ini disebabkan jumlah populasi yang sangat besar serta masih banyak pertimbangan lainnya. Untuk itu perlu pengambilan samp el yang dapat mewakili populasi. Menurut Hadari Nawawi (2005: 144), “Sampel secara sederhana diart ik an sebagai bagian dari pop ulasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelit ian”. S uharsimi Arik unto (2006:109)

“Sampel adala h sebagian wakil dari populasi yang diteliti menggunakan cara- cara tertentu”. Dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian individu anggota populasi yang diambil d engan teknik tertentu untuk menjadi wakil populasi yang akan ditelit i.

Suharsimi Arikunto (2006:127) menyatakan bahwa “apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semuanya, sehingga penelit iannya merupakan penelt ian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subyek besarnya lebih dari 100 maka d iambil antara 10-25% atau lebih”

Berdasarkan pendapat tersebut, sampel yang diamb il ad alah antara 10-25 persen dari jumlah populasi yang ada. Setelah melalui perhitungan dengan jumlah populasi maka rentangan sampel adalah 16-40 pedagang. Penelit i dalam penelit ian ini akan mengambil 40 pedaga ng sebagai samp el.

(22)

D. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel ialah sebagian individu yang menjadi anggota populasi yang d ipero leh dengan cara tertentu untuk dijadikan sebagai wakil populasi.

Sampe l yang representatif (dapat mewakili populasi) diperoleh dengan cara atau teknik yang dinamakan dengan sampling. Sampling adalah suatu cara yang d igunaka n dalam pengambilan sampel. Menurut Sutrisno Hadi (2001:83) pada dasarnya pengambilan sampel ada dua macam, yaitu random sampling dan non random sampling. Lebih jelasnya akan penulis uraikan sebagai berikut :

1. Teknik rando m sampling

Teknik Random Sampling merupakan Teknik pengambilan sampel secara random atau tanpa pandang bulu. Proses penarik an sampel ini memberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota populasi untuk dijadikan sampel. Adapun cara-cara yang d igunakan dalam teknik Random Sampling antara lain :

a. Cara Undian, cara undian ini digunakan seperti pada waktu menggunakan undian.

b. Cara Ordinal, Cara ini digunakan dengan mengambil subjek dari atas ke bawah. Cara ini dilakukan dengan mengambil yang bernomor ganjil, genap, nomor kelipatan angka 3, 5, 10 dan seterusnya dari suatu daftar yang menjadi acuan.

c. Cara Randomisasi dari Bilangan Random, cara ini merupakan cara yang paling banyak digunakan oleh para peneliti, selain prosedurnya sederhana kemungkinan penyelewengan dapat dihindarkan sejauh-jauhnya.

2. Teknik non rando m sampling a . Proportional sampling

Teknik ini digunakan apabila populasi terdiri dari beberapa sub populasi yang tidak homogen dari tiap-tiap sub populasi akan diwakili dalam suatu penelitian.

b. Stratified sampling

Teknik ini digunakan jika populasi terdiri dari kelompok-kelompok yang susunannya bertingkat.

(23)

c. Purposive sampling

Teknik ini digunakan apabila penelitian sekelompok subjek yang didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang d ipandang mempunyai hub ungan yang erat dengan ciri-ciri atau sifat tertentu yang telah diketahui sebelumnya d. Quota sampling

Teknik ini digunakan apabila yang dipentingkan adalah jumlah subjek yang akan diteliti ditetapkan terlebih dahulu. Penyelidikan akan segera dilakukan apabila Quot um atau jumlah telah ditetapkan.

e. Double sampling

Teknik Pengambilan sampel seperti ini sangat baik digunakan untuk penelitian yang menggunakan angket dan dikirim melalui pos sebagai usaha penanggulangan bagi mereka yang tidak mengembalikan angket.

f. Area probability sampling

Teknik ini digunakan dengan membagi daerah-daerah populasi kedalam sub- sub daerah ini dibagi lagi kedalam daerah yang lebih kecil.

g. Cluster sampling

Satuan-satuan dalam sampel tidak terdiri dari individu melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau Cluster.

Berdasarkan uraian d i atas, penelit ian ini menggunakan teknik rando m sampling dengan menggunakan prosedur undian tanpa p engembalian atau simple random sampling. Alasan penulis menggunaan teknik ini adalah agar set iap individu dalam pop ulasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjad i anggota sampel. Anggota dari populasi diseleksi secara bebas dalam satu waktu, satu kali mereka diseleksi t idak ada kesempatan untuk kedua kali. Keuntunga n dari simple random sampling adalah sampel yang d idapat tidak b ias dan tanpa banyak menggunakan teknik yang sulit.

Langkah- langkah random sampling dengan cara undian yaitu:

1. Membuat suatu daftar yang berisi semua anggota populasi, yaitu sejumlah 107 pedaga ng.

2. Memberi kode yang berwujud angka-angka untuk t iap populasi.

(24)

3. Menulis kode-kode tersebut masing- masing dalam satu potongan kertas.

4. Menggulung kertas dan memasukan kedalam kotak atau kaleng.

5. Mengocok kaleng yang berisi gulungan kertas tersebut.

6. Mengambil gulungan ker tas tersebut sebanyak 40 buah sebagai anggota sampel.

E. Teknik Pengumpulan D ata

Menurut M. Iqbal Hasan (2002:83) “pengump ulan data adalah pencatatan perist iwa-perist iwa a tau hal- hal atau keterangan-keterangan atau karakteristik- karakterist ik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau menduk ung penelit ian”. Untuk mendapatkan data yang konkrit dari suatu objek penelitian, maka harus menggunakan teknik pengumpulan data yang tepat.

Teknik pengumpulan data dapat d igo longkan menjadi enam yaitu:

1. Tes

Tes merupakan serentetan pertanyaan tertulis atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi da n kemampuan atau bakat yang dimiliki o leh individu atau responden.

2. Angket atau kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang d igunakan umtuk memperoleh informasi dari respo nden dalam arti laporan tentang pribad inya atau hal lain yang d iketahui.

3. Wawancara (interview)

Interview juga disebut dengan wawancara, yaitu sebuah ko mun ikasi langsung yang dilakukan o leh penelit i untuk mempero leh informasi atau data-data yang diperlukan oleh penelit i.

4. Observasi

Observasi meliput i kegiatan pemuatan perhat ian terhadap suatu objek dengan menggunakan panca indra. Metode ini dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap ob jek penelitian baik secara langsung maup un t idak langsung.

(25)

5. Skala bertingkat (rating) atau rating scale

Skala bertingkat merupakan suatu ukuran subyekt if untuk d ibuat skala, meskipun data yang dihasilkan masih kasar tetapi cukup memberikan informasi yang dibutuhkan.

6. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dok umen yang berarti barang-barang tertulis. Teknik ini dilakukan d engan mengump ulkan data-data atau dokumen-dokumen maup un sumber tertulis yang ada yang berkaitan dengan kegiatan penelit ian.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket sebagai tek nik utama dan dokumentasi sebagai teknik bantu.

1. Teknik Angket atau Kuesioner

Sanafiah Faisal (2003:122), “Angket adalah alat pengumpulan data berisi daftar pertanyaan secara tertulis ditujukan kepada subjek atau responden penelit ian”. Menurut Sanapiah Faisal (2003:4) jenis-jenis angket yang d igunak an untuk mengumpulkan data ada bermacam- macam, yaitu sebagai berikut:

a. Berdasarkan dari cara respond en memberikan jawaban, ada:

1) Angket terbuka, yaitu pertanyaan yang tidak disediakan kemungkinan jawaban sehingga responden harus memformulasikan jawaban sesuai dengan pandangannya.

2) Angket tertutup, yaitu apabila item pertanyaan pada angket disertai kemungkinan jawaban sehingga responden tinggal memilih jawaban yang paling sesuai.

b. Berdasarkan dari jawaban yang diberikan, ada :

1) Angket langsung, yaitu apabila item pertanyaan menggali atau merekam informasi mengenai diri responden itu send iri

2) Angket tidak langsung, yaitu bila item pertanyaan bermaksud menggali atau merekam informasi yang dik etahui responden mengenai obyek atau sub yek tertentu, dan informasi yang dimaksud t idak berb icara langsung mengenai diri responden yang bersangkutan.

(26)

c. Berdasarkan bentuk konstruksi pertanyaan : 1) untuk angket jenis tertutup, antara lain

a) bentuk Ya- Tidak b) bentuk pilihan ganda c) bentuk skala p enilaian d) bentuk daftar cek list

2) untuk angket jenis terbuka, antara lain a) pengisian jawaban singkat

b) pengisian jawaban terurai Langkah- langkah Menyusun Angket :

Ada beberapa langkah yang harus dipenuhi dalam penyusuna n angket agar hasil yang diperoleh dapat memenuhi target yang diharapkan, yaitu sebagai berikut :

a. Menetapkan tujuan pembuatan angket

Adapun tujuan yang harus dip enuhi dalam penyebaran angket ini adalah untuk mempero leh data tentang variable pendid ikan orang tua sebagai variabel bebas (X1), pendapatan orang tua sebagai variabel bebas (X2) dan kesadaran menyekolahkan anak sebagai variabel terikat (Y).

b. Menyusun kisi- kisi angket

Kisi-kisi angket disusun berdasarkan indikator- indikator yang tela h d ibuat sebelumnya. Kisi-kisi tersebut d isusun dengan maksud agar tidak mengalami kesulitan dalam menyusun sebuah angket. Angket sebagai alat merupak an hasil dari penjabaran dari kisi- kisi yang tela h d ibuat sebelumnya. Kisi-kisi angket memuat definisi operasional suatu variabel, aspek dan indikator, item posit if dan negatif serta jumlah ite m soal yang ada.

c. Menyusun angket

Angket disusun melalui beberapa bagian yaitu: (1) membuat surat pengantar penyebaran angket, (2) membuat petunjuk pengisian angket, (3) dan membuat item- item atau butir- butir pertanyaan hasil penjabaran dari k isi- k isi angket yang telah dibua t.

d. Memberi skor

Setiap butir pertanyaan atau pernyataan mempunyai empat alternatif

(27)

jawaban. Cara menjawab but ir pertanyaan tersebut yaitu dengan memilih salah satu jawaban yang paling sesuai. Masing- masing alternat if jawaban memiliki bobot skor yang berbeda, yaitu:

Jawaban A : nilai 4 Jawaban B : nilai 3 Jawaban C : nilai 2 Jawaban D : nilai 1 2. Teknik Dokumentasi

Menurut Hadari Nawawi (2005:133) “tek nik dokumenter adalah cara pengumpulan data melalui peninngalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil/hukum dan lain- lain.

Suharsimi Arikunto (2006:231) mengemukakan bahwa “teknik dokumentasi yaitu cara mencari data mengenai hal- hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, prestasi, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.

Peneliti menggunakan teknik dokementasi untuk mendapatkan data pendidikan dan pendapatan orang tua dengan kesadaran menyekolahkan anak pada pedagang kaki lima di belakang THR Sriwedari Surakarta.

F. Uji coba (Try Out) Angket

Sebelum angket diberikan kepada responden, perlu diuji co bakan terlebih dahulu untuk mengetahui t ingkat validitas dan reliabil itasnya. Kegiatan uji coba dilakuk an terhadap pedaga ng di luar populasi yaitu para pedaga ng kak i lima di belakang THR Sriwedari Surakarta. Tujuan diadakannya uji coba pada angket ini ialah untuk mengetahui kelemahan pada angket dan mengetahui sejauh mana responden mengalami kesulitan dalam menjawab but ir-butir pertanyaan dalam angket.

Penelit ian ini menggunakan angket langsung tertutup dala m bentuk skala penila ian numerik. Adapun alternative jawaban yang digunakan adalah empat altrnatif jawaban. Daftar pertanyaan ditangap i sendiri o leh responden secara langsung dengan pemilihan jawaban yang sudah tersedia.

(28)

1. Uji Validitas

Sebelum instrumen/alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari kevalidan alat ukur tersebut (Azwar, 2007). Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Azwar, 2007).

Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, dan instrumen yang kurang valid maka dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing- masing pertanyaan dengan skore total, dengan rumus product moment (Azwar, 2007). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik product moment. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut

? ?

?

N x2N((xyx))2 (N x.y2y)( y)2

?

r ? ? ? ? ? ?

?

?

?

? ?

Keterangan:

r : koefisien korelasi x : pernyataan y : skor total xy : skor pernyataan N : Jumlah sampel (Azwar, 2007:19)

Secara keseluruhan uji validitas didapat jika rhitung > rtabel maka, Item pernyataan dinyatakan valid, dan jika rhitung < rtabel maka item pertanyaan dikatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah keajegan alat ukur, artinya konsistenitas alat ukur, alat ukur digunakan saat ini pada waktu dan tempat tertentu akan sama apabila digunakan pada waktu dan tempat berbeda (Riwidikdo, 2010). Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cuk up dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil tetap akan sama hasilnya.

Rumus untuk mengukur reliabel atau tidaknya instrumen penelitian

(29)

menggunakan pendekatan rumus Alpha Cronbach adapun rumusnya sebagai berikut:

??

?

?

?

??

?

?

? ?

? ?

? 2

2 1 1

i k r

St Si k

Keterangan:

r1 = Reliabilitas internal seluruh instrumen k = mean kuadrat antara subjek

? 2Si = jumlah mean kuadrat kesalahan 2

St

= varian total

Instrumen dikatakan reliabel jika nilai Alpha Chronbach minimal 0,7 (Riwidikdo, 2010).

3. Hasil uji validitas dan reliabilitas

a. Hasil uji validitas tersebut adalah jika r hitung > r tabel maka dapat disimpulkan ba hwa item soal pengujian adalah valid, sebaliknya jika r hitung

< r tabel, maka item soal pengujian dinyatakan tidak valid. R tabel adalah r pada N 30 untuk taraf signifikan 95% yaitu sebesar 0,361, jadi jika valid r hitung > 0,361. Adapun hasil dari uji validitas adalah sebagai berikut:

Dari hasil analisis butir (item) soal pada angket kesadaran menyekolahkan anak yang diujicobakan menunjukkan bahwa dari 40 item soal didapat 35 soal valid dan 5 soal tidak valid. Soal yang dinyatakan valid adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15,16, 17, 18, 19, 21,22, 23, 24, 25, 26, 27,28, 29, 30, 31, 34,35, 36, 37, 38, 39, 40. Sedangkan item yang dinyatakan tidak valid adalah soal nomor 6, 13, 20, 32, 33.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai koefisien alpha cronbach sebesar 0,880, karena nilai koefisien alpha cronbach (0,880) > 0,7 maka instrumen penelitian dinyatakan mempunyai tingkat reliabilitas tinggi.

(30)

G. Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini akan menggunakan rumus Chi Kuadrat/Chi square / 2seperti yang diungkapkan suharsimi Arikunto (1996:276).

2 2 0

2 ( )

f f f ? h

? ?

Keterangan :

2: Chi kuadrat

Fo : Frekuensi yang diperoleh Fh : Frekuensi yang diharapkan Kriteria pengujian :

Dikatakan hasil pengukuran normal jika ? > 0,05, dan hasil pengukuran tidak normal jika < 0,05.

2. Uji linearitas

Uji liniearitas meliputi dua bagian yaitu uji liniearitas X1 dengan Y dan uji liniearitas X2dengan Y. Uji liniearitas digunakan rumus dari Sudjana (2002:332) sebagai berikut :

1) JK (G) = X1

2) JK (TC) = JK (S)-JK (G) 3) Dk (G) = N-K

4) Df (TC) = k-2 5) RJK (G) =

) (

) (

G dk

G Jk

6) RJK (TC) =

) (

) ( TC df

G Jk

7) Fhitung =

) (

) (

G RJK

TC RJK

(31)

Keterangan :

JK (G) : Jumlah kuadrat galat JK (TC) : Jumlah kuadrat tuna cocok dk (G) : Derajat kebiasaan galat dk (TC) : Derajat kebiasaan tuna galat RJK (G0 : Kuadrat tengah galat RJK : Kuadrat tengah tuna cocok

Uji linieritas X1 dengan Y digunakan rumus yang sama, variable X1

diganti dengan X2.

Kriteria pengujian :

Jika > 0,05 dikatakan bentuk hubungan linier, dan jika < 0,05 bentuk hubungan tidak linier.

3. Uji Hipotesis

Setelah uji prasyarat terpenuhi, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis yang telah diajukan. Adapun langkah- langkah dalam pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah :

a. Menghitung korelasi sederhana antara X1 dengan Y dan X2 dengan Y menggunakan rumus:

? ?

?

N x2N(( xyx))2 (N x.y2y)( y)2

?

r ? ? ? ? ? ?

?

?

?

? ?

b. Menghitung koefisien kriterium Y dengan predictor X1 dan predictor X2 dengan rumus sebagai berikut :

ry(1,2) = 1 2 22 2 Y

X a Y x a

?

?

?

?

(32)

Keterangan:

rxy(1,2) : Koefisien korelasi antara Y dengan X1dan X2

a1 : Koefisien predictor X1

a2 : Koefisien predictor X2

Melakukan uji signifikan antara kriterium Y dengan predictor X1dan X2

dengan rumus sebagai berikut :

) 1 )(

1 (

/

2 2

?

?

? ?

k n R

k F R

Keterangan : F : Garis regresi n : ukuran sample

r : koefisien korelasi ganda k : banyaknya peubah bebas

c. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif X1, X2terhadap Y 1) Sumbangan Relatif

Menurut Sutrisno Hadi (2000: 41), “Sumbangan relatif adalah untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing variabel prediktor terhadap kriterium Y”. Maksudnya kemampuan X dalam mempengaruhi Y yang dipengaruhi pula oleh X yang lain.

Dengan rumus:

% 100

%,

2 2 1 1

1 1

1 ?

?

? ?

x b x b

x x b

SR

% 100

%,

2 2 1 1

2 2

2 ?

?

? ?

x b x b

x x b

SR

2) Sumbangan Efektif

Menurut Sutrisno Hadi (2000: 42), “Sumbangan efektif yaitu untuk mengetahui seberapa besar sumbangan yang diberikan masing-masing prediktor terhadap kriterium Y”.

(33)

Dengan rumus:

Mencari sumbangan efektif X1terhadap Y SE% X1= SR% X1R

Mencari sumbangan efektif X2terhadap Y SE% X2= SR% X2R

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian mencakup gambaran dan sistematika penelitian.

Prosedur penelitian dapat dirinci sebagai berikut : 1. Persiapan

Pada tahap persiapan yang dilakukan adalah observasi lapanngan serta mengumpulkan data yang berkaitan dengan daerah penelitian, selain itu juga mengkaji permasalahan yang akan diteliti dengan literatur dan laporan penelitian 2. Penyusunan Laporan Penelitian

Penyusunan laporan penelitian merupakan tahap awal dalam melakukan kegiatan penelitian. Proposal penelitia n adalah rencana penelitian yang akan dilakukan dengan permasalahan yang telah ditentukan proposal penelitian mencakup pendahuluan, kajian teori dan metode penelitian.

3. Penyusunan Instrument Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan selama penelitian. Instrument penelitian berupa daftar pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

4. Pengumpulan Data

Data yang diperlukan adalah data primer dan juga data sekunder, pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu kuisioner dan dokumentasi.

5. Analisis Data

Pada tahap analisis data yang dilakukan adalah menghitung, mengklarifikasi dan menganalisis data yang telah diperoleh untuk menyimpulkan hasil penelitian yang diperoleh.

(34)

6. Penyusunan Laporan Penelitaian

Pada tahap penyususnan laporan penelitian yang dilakukan adalah memaparkan hasil penelitian atau menganalisis hasil penelitian yang telah diperoleh dari tahap-tahap yang telah dilakukan sebelumnya.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Keterangan Gambar:
Tabel 3.1. Jadwal Penelit ian

Referensi

Dokumen terkait

Ide untuk memadukan material lempung sintetis Mg/Al-hydrotalcite yang memilki kemampuan adsorben asam humat yang baik, dengan material magnetit yang memiliki sifat

Surat Setoran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGARUH KOPERASI SIMPAN PINJAM TERHADAP USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi pada

Kesimpulan dari penelitian ini adalah waktu pelepasan tourniquet dapat mempengaruhi kadar kalium dan disarankan untuk bagi tenaga medis untuk melepaskan tourniquet

Hasil pengujian kemudian dibandingkan dengan menggunakan parameter PSNR (peak signal-to- noise ratio) dan rasio kompresi pada masing-masing gelombang singkat untuk mencari

Publikasi ini menyajikan data Ketenagakerjaan, Indeks Konstruksi, Nilai Konstruksi, Nilai Bahan Bangunan, Bangunan menurut jenisnya, Indeks Tendensi Bisnis

Indonesia adalah negara yang terkenal akan kekayaan sejarah dan budayanya, termasuk kesenian, kesusasteraan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha

Skripsi yang berjudul “Improving Speaking Ability Of The Third Year Students Through Educational Drama (A Class Action Research of MTsN Model Makassar)” yang disusun