Bab II Deskripsi Proses
BAB II
DESKRIPSI PROSES
2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung, dan Produk 2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku
1. Propilen (www.chandraasri.com) a. Rumus molekul : C3H6
b. Berat molekul : 42,08 kg / kmol c. Wujud (1 bar, 25oC) : gas
d. Kenampakan : tidak berwarna
e. Bau : aromatis
f. Kemurnian : 99,85 % ( polimer grade) g. Impuritas : Propana 0,15 %
2. Hidrogen (www.chandraasri.com) a. Rumus molekul : H2
b. Berat molekul : 2,02 kg / kmol c. Wujud : gas (31 bar, 30oC) d. Kenampakan : tidak berwarna
e. Bau : tidak berbau
f. Kemurnian : minimal 95 %
g. Impuritas : Metana maksimum 1 %
Bab II Deskripsi Proses
2.1.2 Spesifikasi Bahan Pendukung (Katalis) 1. Katalis TiCl4 (www.chengyuanchem.com)
a. Berat molekul : 134,48 kg / kmol
b. Wujud : slurry
c. Kenampakan : kecoklatan d. Support katalis : MgCl2
2. Kokatalis TEAl (www.tl-chem.com) a. Rumus molekul : Al(C2H5)3
b. Berat molekul : 114,17 kg / kmol
c. Wujud : cair
d. Kenampakan : bening 2.1.3 Spesifikasi produk
1. Polipropilen
a. Jenis : Homopolimer Biaxially Oriented
Polipropilen Film (BOPP)
b. Rumus molekul : [-C3H6-]n
c. Melt flow : 2,0 g/10 menit d. BM rata-rata : 385.000 g/mol
e. Wujud : padatan
f. Bentuk : pellet (granular) g. Kenampakan : bening
h. Bau : tidak berbau
Bab II Deskripsi Proses 2.2 Konsep Proses 2.2.1 Dasar reaksi
Secara umum dasar reaksi polimerisasi polipropilen adalah Propilen Polimerisasi
Polipropilen
Reaksi molekulernya dapat ditulis sebagai berikut (Othmer, 1997) :
CH2 n nCH2 = CH - CH3
TiCl4 , Al(C2H5)3
CH CH3
(ΔH298) sebesar -89,1 kJ/mol.
2.2.2 Sistem Katalis
Katalis yang digunakan adalah katalis Ziegler-Natta generasi keempat berupa TiCl4 dengan support katalis MgCl2. MgCl2 berfungsi untuk menunjang TiCl4 supaya lebih kuat dan tidak pecah ketika terjadi reaksi polimerisasi. Katalis terdispersi dalam mineral oil yang berfungsi melindungi kompleks TiCl4/MgCl2 dari kontak dengan udara lembab atau uap air, karena TiCl4 / MgCl2 sangat reaktif terhadap air. Wujudnya berupa slurry (padatan tersuspensi dalam minyak) yang berwarna kecoklatan.
Wujud slurry ini memungkinkan katalis dapat dialirkan ke dalam reaktor.
Kokatalis yang digunakan adalah TEAl (Tri Ethyl Alumunium, Al(C2H5)3). Kokatalis berfungsi sebagai pembentuk kompleks katalis aktif yang dapat mempermudah terjadinya polimerisasi. Kokatalis ini sangat mempengaruhi produktivitas katalis. TEAl bersama katalis membentuk logam aktif yang memungkinkan terjadinya polimerisasi. Laju alir TEAl
Bab II Deskripsi Proses
tergantung dari rasio TEAl terhadap jumlah titanium (katalis) dalam reaktor (Rasio TEAl/Ti).
2.2.3 Mekanisme Reaksi
Polimerisasi polipropilen adalah reaksi polimerisasi adisi koordinasi kompleks. Reaksi ini terbagi atas dua bagian, yaitu pembentukan kompleks koordinasi katalis – kokatalis dilanjutkan dengan polimerisasi pertumbuhan rantai (adisi). Reaksi terdiri dari 3 tahapan, yaitu :
2.2.3.1 Reaksi Inisiasi
Tahap ini dengan proses pengaktifan katalis oleh kokatalis membentuk suatu senyawa kompleks logam transisi yang mempunyai ikatan koordinasi dengan satu sisi aktif. Katalis yang digunakan adalah TiCl4 dan kokatalis Al(C2H5)3.
Ti Cl
Cl Cl
Cl
Ti Cl Cl
Cl
Cl C2H5 + (C2H5)3Al
Cl
Katalis Ko katalis Senyawa kompleks Gambar 2.1 Proses Pengaktifan Katalis oleh Kokatalis
Setelah katalis diaktifkan oleh kokatalis, monomer akan menyerang bagian aktif ini dan berkoordinasi dengan logam transisi, selanjutnya menyisip antara metil dan grup alkil, membentuk radikal bebas baru. Reaksi ini terus berlangsung menghasilkan radikal bebas selama polimerisasi.
Bab II Deskripsi Proses
Mekanisme monologam dari kompleks Ziegler-Natta :
nCH2 = CH - CH3 Ti
Cl Cl
Cl
Cl C2H5
Ti Cl Cl
Cl
Cl C2H5
+ Ti
Cl Cl
Cl
Cl C2H5
CH CH3
CH2
Ti Cl
CH2 Cl
Cl
Cl
CH CH3
C2H5 CH
CH3
CH2
Aktif katalis Propilen Radikal bebas propilen Gambar 2.2 Mekanisme Monologam Kompleks Ziegler-Natta
2.2.3.2 Reaksi Propagasi
Radikal bebas propilen terbentuk akan menyerang monomer propilen lainnya terus menerus dan membentuk radikal polimer yang panjang. Pada tahap ini tidak terjadi pengakhiran, polimerisasi terus berlangsung sampai tidak ada lagi gugus fungsi yang tersedia untuk bereaksi.
+ CH
CH3
CH2 Ti Cl Cl
Cl
Cl CH CH2 CH3 C2H5 CH2 = CH - CH3
Ti Cl
CH2 Cl
Cl
Cl
CH CH3
C2H5
Radikal bebas propilen Propilen Radikal polimer Gambar 2.3 Reaksi Polimerisasi Propilen Tahap Propagasi
Bab II Deskripsi Proses 2.2.3.3 Reaksi Terminasi
Cara penghentian reaksi yang biasa dikenal adalah dengan penghentian ujung atau dengan menggunakan salah satu monomer secara berlebihan.
Pada penghentian ujung, terjadi reaksi hidrogenasi. Hidrogen sebagai terminator akan bergabung dengan sisi aktif katalis sehingga terjadi pemotongan radikal polimer menjadi senyawa polimer dan senyawa hidrid.
Senyawa hidrid akan bergabung kembali dengan monomer propilen lainnya untuk membentuk rantai polimer yang baru.
Ti Cl Cl
Cl
Cl
CH2 CH CH3
C2H5 n
+ H2
n
CH2 CH CH3
H H + Ti
Cl Cl
Cl
Cl C2H5
Radikal polimer Hidrogen Polipropilen
Gambar 2.4 Reaksi Penghentian Ujung oleh Hidrogen
2.2.4 Fase Reaksi dan Kondisi Reaksi
Reaksi berlangsung dalam fase cair. Propilen masuk reaktor berwujud cair. Katalis dan kokatalis masuk reaktor berwujud slurry. Hidrogen masuk reaktor berwujud gas.
Reaktor beroperasi pada tekanan 30 bar dengan temperatur 70oC.
Alasan pemilihan kondisi operasi adalah sebagai berikut : a. Untuk menjaga propilen agar tetap dalam fase cair.
b. Untuk menghilangkan kebutuhan akan pelarut. Adanya pelarut menyebabkan dibutuhkannya proses pemisahan pelarut dari produk.
c. Katalis dan kokatalis bekerja secara optimal pada suhu 70oC.
Bab II Deskripsi Proses
Reaksi polimerisasi pembentukan polipropilen merupakan reaksi yang bersifat irreversibel dan eksotermis, karena itu reaktor dilengkapi dengan jaket pendingin untuk menjaga suhu operasi. Panas reaksi pada keadaaan standar (ΔH298) sebesar -89,1 kJ/mol (Kirk Othmer, 1997).
2.2.5 Tinjauan Kinetika Reaksi
Mekanisme reaksi polimerisasi adisi koordinasi sendiri sangat kompleks dan sulit untuk diketahui dengan pasti. Karena rumitnya polimerisasi Ziegler-Natta, tidak ada skema kinetik terpadu atau komprehensif yang muncul, yang memperhatikan dengan cukup serapan permukaan, interaksi katalis-kokatalis, penurunan aktifitas katalis, morfologi katalis, ukuran partikel dan lain-lain sehingga kecepatan transfer massa antar monomer dan katalis dapat diabaikan terhadap laju reaksi (Stevens, 2001).
Reaksi inisiasi dan reaksi terminasi berlangsung spontan atau sangat cepat sehingga laju reaksi inisiasi dan terminasi dapat diabaikan terhadap laju reaksi propagasi. Reaksi propagasi berlangsung lebih lambat sehingga
mengontrol laju reaksi keseluruhan.
Jika reaksi hanya dilihat sebagai reaksi pertumbuhan rantai polimer (reaksi propagasi) maka laju reaksi polimerisasi overall dapat ditulis dengan persamaan (Kirk Othmer, 1997) :
Rp = kp (C*) (M) (2.1)
dengan = Rp : laju kecepatan polimerisasi overall kp : konstanta kecepatan polimerisasi overall
Bab II Deskripsi Proses
(C*) : konsentrasi bagian aktif katalis (M) : konsentrasi monomer
Untuk sistem katalis :
Katalis : TiCl4, MgCl2
Kokatalis : Al(C2H5)3 Temperatur reaksi : 70 oC
kp : 800 dm3/mol s
C* : 42 mmol/mol Ti
Konversi yang dapat dicapai dalam sistem reaksi fase cair sebesar 50- 60%. Dengan konversi sebesar ini, maka kontrol panas lebih baik dan distribusi berat molekul yang lebih merata (Perry, 1999).
2.2.6 Tinjauan Termodinamika
Proses pembuatan polipropilen dari propilen merupakan reaksi eksotermis atau endotermis dapat dilihat dari energi polimerisasi (∆HR) (Fried, 1995).
Reaksi :
CH
2n nCH
2= CH - CH
3TiCl4 , Al(C2H5)3
CH CH
3Propilen polipropilen Untuk monomer propilen yang bereaksi mempunyai nilai :
∆HR : - 69,10 kJ / mol (-69.100 J/mol) Tc : 300 oC (573 K)
Bab II Deskripsi Proses
Ternyata ∆Hp menunjukan harga negatif, maka reaksinya bersifat eksotermis. Perhitungan harga tetapan kesetimbangan (K) dapat ditinjau dari rumus berikut :
Tc=∆HR
TC (2.2)
∆S=∆HTR
C (2.3)
=-69.100 J/mol 573 K
= -120,60 J/mol.K Pada suhu 298 K :
∆G=∆HR-T.∆S (2.4)
= (-69.100 J/ mol)-(298 K)( 120,60 J/ mol.K)
= -105.038,80 J/mol
∆G= -RTln K (2.5)
ln K= ∆G0
-RT (2.6)
= -105.038,80 J/mol -8,314 J/mol .K x 298 K
= 42,40 K298= 2,58 x 1018 Pada suhu operasi 700C (343 K) :
ln K
K298
= -∆H
R (1
T- 1
T1
) (2.7)
ln K
2,58x1018=-69.100 8,314 ( 1
343- 1 298)
Bab II Deskripsi Proses
ln K
2,58x1018= -3,66
ln K- ln 2,584x1018= -3,66 ln K- 42,40 = -3,66
ln K = 38,737 K= 6,66x1016
Terlihat bahwa harga K untuk reaksi tersebut sangat besar sehingga reaksi akan berjalan satu arah ke kanan (irreversible).
2.2.7 Perbandingan Mol Reaktan
Perbandingan mol reaktan yang masuk tergantung pada jenis atau grade polipropilen yang diinginkan. Parameter perbandingan mol reaktan
yang diinginkan meliputi : 2.2.7.1 Rasio Hidrogen/Propilen
Hidrogen berfungsi sebagai pengatur melt flow yang menentukan panjang rantai atau berat molekul polipropilen. Jika diinginkan melt flow tinggi, berat molekul rendah (rantai pendek) maka dibutuhkan lebih banyak hidrogen. Setiap proses polimerisasi polipropilen dapat menghasilkan jenis produk dengan beragam grade / jenis tanpa memodifikasi peralatan proses.
Parameter pengatur jenis produk / grade adalah berat molekul yang diatur oleh rasio hidrogen berbanding propilen.
Bab II Deskripsi Proses 2.2.7.2 Rasio TEAl/TiCl4
Semakin tinggi rasio ini, semakin besar pula produktivitas katalis.
Untuk melawan kemungkinan adanya racun katalis yang terbawa masuk ke reaktor, rasio yang digunakan sekitar 40 - 50.
2.3 Diagram Alir Proses
Diagram Alir Kualitatif dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Diagran Alir Kuantitatif dapat dilihat pada Gambar 2.6.
2.3.1 Deskripsi Proses
Proses produksi polipropilen melalui beberapa unit proses : - Unit penyiapan bahan baku
- Unit reaksi
- Unit pemurnian produk 2.3.1.1 Unit Penyiapan Bahan Baku
a. Unit Penyiapan Propilen
Propilen cair dialirkan dari tangki penyimpan T-01 (30˚C, 13 bar) kemudian dipompa (P-01) sampai tekanan 30 bar menuju reaktor.
Propilen tersebut kemudian dicampur dengan propilen recycle.
b. Unit Penyiapan Catalyst System
Dari tangki penyimpan (T-02), katalis TiCl4-MgCl2 dialirkan dengan pompa (P-03) ke mixer (M). Dari tangki penyimpan (T-03) kokatalis TEAl dialirkan dengan pompa (P-02) ke mixer (M). Katalis dan kokatalis dicampur di mixer pada suhu 30˚C dan tekanan 1 bar.
Bab II Deskripsi Proses
Hasil campuran mixer kemudian dipompa (P-04) sampai 30 bar menuju reaktor.
c. Unit Penyiapan Hidrogen
Dari tangki penyimpan (T-04), hidrogen dikompresi (K-01) sampai tekanan 30 bar menuju ke pipa propilen umpan reaktor.
2.3.1.2 Unit Reaksi
Reaksi polimerisasi polipropilen dilakukan di dalam Continous Stirred Tank Reactor (R) pada tekanan 30 bar dan suhu 70oC. Reaksi yang terjadi terdiri dari tiga tahapan reaksi yaitu tahap inisiasi, tahap propagasi dan tahap terminasi. Reaksi berjalan secara eksotermis dan untuk menjaga agar suhu reaktor tetap konstan maka reaktor dilengkapi dengan jaket pendingin.
2.3.1.3 Unit Pemurnian Produk
Produk reaktor terdiri dari flake polipropilen dan monomer propilen sisa reaksi. Selanjutnya dilakukan perolehan kembali monomer propilen sisa reaksi dengan cara menguapkan monomer propilen sisa reaksi sepanjang flashline (FL) menuju ke siklon. Hal ini dapat dilakukan karena resin polipropilen berwujud flake. Pemisahan monomer gas dan flake dilakukan di siklon (CY) pada tekanan 12 bar. Hasil atas siklon berupa gas monomer propilen dan hasil bawah berupa resin polipropilen. Gas monomer dicairkan kembali dengan kondensor sampai suhu 30oC lalu dipompa sampai kondisi tekanan 30 bar dan dicampur dengan propilen fresh feed.
Bab II Deskripsi Proses
Resin polipropilen kemudian dibuat bentuk pellet dengan alat Extruder-Pelletizer (EX). Pellet polipropilen kemudian ditranfer ke silo (S-01) dengan pneumatic conveyor (PC).
Bab II Deskripsi Proses
2.3.2 Gambar Diagram Alir Proses
Catalyst TiCl4
Cocatalyst TEAl
RAW MATERIAL PROCESSING
Mixing
nC3H6 [C3H6]n 70oC ,30 atm
Reaction Product
Separation by Cyclone Reaction
Recycle
Condensing
Transfer Bin
Blow Tank
Extruder & Pelletizer
Purging
Unreacted monomer
Propylene to Storage
PRODUCTS
Hopper
Polypropylene pellet to storage
Nitrogen in Nitrogen out to flare system
Polypropylene resin
Amoniak in Amoniak out
Hydrogen Propylene
Propylene
Gambar 2.5 Diagram Alir Kualitatif
Bab II Deskripsi Proses
M
R Propylene to Storage
T-02
T-03
CY
C TiCl4 1,05
9,47 MgCl2
MO 15,78 TEAl 31,66
C3H6 21043,66 C3H8 262,93
TiCl4 1,05 MgCl2 9,47
MO 15,78 TEAl 31,66 [ C3H6 ]n 31565,66
TiCl4 1,05 MgCl2 9,47
MO 15,78 TEAl 31,66 [ C3H6 ]n 31565,66
TiCl4 1,05 MgCl2 9,47
MO 15,78 TEAl 31,66 [ C3H6 ]n 31565,66
TiCl4 1,05 MgCl2 9,47
MO 15,78 TEAl 31,66 [ C3H6 ]n 31565,66
TiCl4 1,05 MgCl2 9,47
MO 15,78 TEAl 31,66 [ C3H6 ]n 31565,66
TiCl4 1,05 MgCl2 9,47
MO 15,78 TEAl 31,66 [ C3H6 ]n 31565,66 C3H6 4313,95
C3H8 53,90
C3H6 21043,66 C3H8 262,93
C3H6 21043,66 C3H8 262,93 C3H6 16729,71
C3H8 209,03
H2 0,17 T-04
C3H853,90 35879,44 C3H6
T-01
C3H6 52609,15 C3H8 262,93
TB
BT
EX H
TiCl4 1,05 MgCl2 9,47 TEAl 9,47 MO 15,78
Gambar 2.6 Diagram Alir Kuantitatif
Bab II Deskripsi Proses
Bab II Deskripsi Proses
2.4 Neraca Massa dan Neraca Panas 2.4.1 Neraca Massa
Satuan : kg/jam
Basis : 1 jam operasi
Kapasitas produksi : 250.000 ton/tahun Satu tahun operasi : 330 hari
SEPARATOR REAKTOR
MIXER
1 2
7 3
6 4
5
8 9
10 11
Gambar 2.8 Blok Diagram Neraca Massa
Bab II Deskripsi Proses
1. Neraca massa di Mixer
Tabel 2.1 Neraca massa di Sekitar Mixer
Komponen
Input (kg/jam) Output (kg/jam) Arus 1 Arus 3 Arus 4
TiCl4 1,05 - 1,05
MgCl2 9,47 - 9,47
Mineral oil 15,78 - 15,78
TEAl - 31,66 31,66
Total 57,97 57,97
2. Neraca massa di Reaktor
Tabel 2.2 Neraca Massa di Sekitar Reaktor
Komponen
Input (kg/jam) Output (kg/jam) Arus 10 Arus 4 Arus 5 Arus 11
C3H6 52.609,15 - - 21.043,66
C3H8 262,93 - - 262,93
TiCl4 - 1,05 - 1,05
MgCl2 - 9,47 - 9,47
Mineral oil - 15,78 - 15,78
TEAl - 31,66 - 31,66
H2 - - 0,17 -
Polipropilen - - - 31.565,66
Total 52930,21 52930,21
Bab II Deskripsi Proses
3. Neraca massa di Separator
Tabel 2.3 Neraca Massa di sekitar Separator (CY)
Komponen
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
Arus 11 Arus 6 Arus 7
C3H6 21.043,66 - 21.043,66
C3H8 262,93 - 262,93
TiCl4 1,05 1,05 -
MgCl2 9,47 9,47 -
Mineral oil 15,78 15,78 -
TEAL 31,66 31,66 -
Polipropilen 31.565,66 31.565,66 -
Total 52930,21 52930,21
4. Neraca massa pada monomer purging
Tabel 2.4 Neraca Massa di sekitar Purging
Komponen
Input (kg/jam) Output (kg/jam) Arus 7 Arus 8 Arus 9 C3H6 21.043,66 4.313,95 16.729,71
C3H8 262,93 53,90 209,03
Total 21.306,59 213.06,59
Bab II Deskripsi Proses
5. Neraca massa di monomer recycle
Tabel 2.5 Neraca Massa di sekitar Tee Recycle
Komponen
Input (kg/jam) Output (kg/jam) Arus 3 Arus 9 Arus 10 C3H6 35.879,44 16.729,71 52.609,15
C3H8 53,90 209,03 262,93
Total 52872,08 52872,08
6. Neraca massa total
Tabel 2.6 Neraca Massa Total
Komponen
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
1 2 3 5 6 8
C3H6 - - 35.879,44 - - 4.313,95
C3H8 - - 53,90 - - 53,90
H2 - - - 0,17 - -
TiCl4 1,05 - - - 1,05 -
MgCl2 9,47 - - - 9,47 -
Mineral oil 15,78 - - - 15,78 -
TEAL - 31,66 - - 31,66 -
Polipropilen - - - - 31.565,66 -
Total 35991,47 35991,4719
Bab II Deskripsi Proses 2.4.2 Neraca Panas
Keadaan Steady state Satuan : kJ/jam
T ref : 25oC = 298 K
FLASHLINE
SEPARATOR
Q feed in
Qkatalis
Qpemanas Qpendingin FL
reaktor
Qproduk QH2
REAKTOR
Q gas atas
Gambar 2.9 Blok Diagram Neraca Panas
Bab II Deskripsi Proses
1. Neraca panas di Reaktor
Tabel 2.7 Neraca Panas di sekitar Reaktor Komponen Input (kJ/jam) Output (kJ/jam)
Qin 3.787.825,35 -
Qout - 3.069.200,57
Q H2 53,42 -
Q katalis 1.709,67 -
Panas reaksi 34.138.648,05 -
Qpendingin reaktor - 34.859.035,93
Total 37.928.236,49 37.928.236,49
2. Neraca panas di Flash line
Tabel 2.8 Neraca Panas di sekitar Flash line Komponen Input (kJ/jam) Output (kJ/jam)
Qin -1.571.955,31 -
Qout - 3.052.449,34
QpemanasFL 4.624.404,65 -
Total 3.052.449,34 3.052.449,34
Bab II Deskripsi Proses
3. Neraca panas di Separator
Tabel 2.9 Neraca Panas di sekitar Siklon
Komponen Input (kJ/jam) Output (kJ/jam)
Qin 1.230.673,24 -
Qgas atas - 405.212,91
Qproduk - 825.460,33
Total 1.230.673,24 1.230.673,24
4. Neraca panas overall
Tabel 2.10 Neraca Panas Overall
Komponen Input (kJ) Output (kJ)
Q H2 53,42 -
Q katalis 1.709,67 -
Panas reaksi 34.138.648,05 - Q feed reaktor 3.787.825,35 - Q produk out reaktor - 3.069.200,57
Q pendingin reaktor - 34.859.035,93 Q pemanas FL 4.624.404,65 -
Q FL in -1.571.955,31 -
Q FL out - 3.052.449,34
Q siklon in 1.230.673,24 -
Q produk - 825.460,33
Q gas atas - 405.212,91
Total 42.211.359,07 42.211.359,07
Bab II Deskripsi Proses
2.5 Tata Letak Pabrik dan Tata Letak Peralatan 2.5.1 Tata Letak Pabrik
Tata letak pabrik adalah pengaturan atau penyusunan peralatan proses dan fasilitas pabrik lainnya, sedemikian rupa sehingga pabrik dapat berfungsi dengan efektif, efisien dan aman. Tata letak pabrik yang baik bertujuan agar :
1. Mempermudah arus masuk dan keluar area pabrik.
2. Proses pengolahan bahan baku menjadi produk lebih efisien.
3. Mempermudah penanggulangan bahaya yang mungkin terjadi seperti kebakaran, ledakan dan lain-lain.
4. Mencegah terjadinya polusi.
5. Mempermudah pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan.
(Peters Timmerhaus,2003) Untuk mencapai hasil yang optimal, maka hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tata letak pabrik adalah :
1. Perluasan pabrik
Untuk mengantisipasi rencana perluasan dan pembangunan pabrik di masa mendatang, maka perluasan pabrik harus sudah dimasukkan ke dalam master plant pabrik. Sejumlah area khusus disiapkan untuk dipakai sebagai tempat penambahan peralatan, pembangunan perkantoran maupun pembangunan plant baru.
Bab II Deskripsi Proses 2. Faktor keamanan
Untuk keamanan dalam bahaya kebakaran sangat penting sehingga dalam merencanakan lay out selalu diusahakan untuk memisahkan sumber api dan panas dari sumber bahan yang mudah meledak. Unit- unit yang ada dikelompokkan agar memudahkan pengalokasian bahaya kebakaran yang mungkin terjadi.
3 Sistem konstruksi yang direncanakan adalah out door untuk menekan biaya bangunan gedung, sedangkan jalannya proses dalam pabrik tidak dipengaruhi oleh perubahan musim.
4. Fasilitas untuk karyawan seperti masjid, kantin, parkir dan sebagainya diletakkan strategis sehingga tidak mengganggu jalannya proses.
5. Jarak antara pompa dan peralatan proses harus diperhitungkan agar tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pemeliharaan dan perbaikan.
6. Disediakan tempat untuk membersihkan alat agar tidak mengganggu peralatan lain.
7. Jarak antara unit yang satu dengan yang lain diatur sehingga tidak saling mengganggu.
8. Sistem perpipaan diletakkan pada posisi yang tidak mengganggu operator dan memberikan warna atau simbol yang jelas untuk masing- masing proses sehingga memudahkan bila terjadi kerusakan dan kebocoran.
Bab II Deskripsi Proses
Secara garis besar lay out pabrik ini dibagi menjadi beberapa daerah utama, yaitu :
1. Daerah administrasi / perkantoran, laboratorium dan ruang kontrol.
Daerah administrasi / perkantoran merupakan pusat kegiatan administrasi pabrik yang mengatur kelancaran operasi. Laboratorium dan ruang kontrol sebagai pusat pengendalian proses, kualitas dan kuantitas bahan yang akan diproses serta produk yang akan dijual.
2. Daerah proses
Merupakan daerah tempat alat-alat proses diletakkan dan tempat berlangsungnya produksi.
3. Daerah pergudangan umum, fasilitas karyawan, bengkel dan garasi.
4. Daerah utilitas
Merupakan daerah dimana kegiatan persediaan air, pengolahan limbah, tenaga listrik dan lain sebagainya.
Bab II Deskripsi Proses
SKALA 1 : 1400 Gambar 2.10 Tata Letak Pabrik Polipropilen
Bab II Deskripsi Proses 2.5.2 Tata Letak Peralatan
Dalam menentukan tata letak peralatan ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
1. Aliran bahan baku dan produk
Pengaliran bahan baku dan produk yang tepat akan memberikan keuntungan yang besar serta menunjang kelancaran dan keamanan produksi. Perlu diperhatikan elevasi dari pipa. Untuk pipa di atas tanah sebaiknya dipasang pada ketinggian tiga meter atau lebih. Sedangkan untuk pipa pada permukaan tanah diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas pekerja.
2. Aliran udara
Aliran udara di dalam dan di sekitar area proses produk perlu diperhatikan supaya lancar. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya stagnasi udara pada suatu tempat yang dapat mengakibatkan akumulasi bahan kimia yang berbahaya, sehingga dapat membahayakan keselamatan pekerja. Di samping itu juga perlu diperhatikan arah hembusan angin.
3. Cahaya
Penerangan seluruh pabrik harus memenuhi. Pada tempat-tempat proses yang berbahaya atau berisiko tinggi, bila perlu diberikan penerangan tambahan.
Bab II Deskripsi Proses
4. Lalu lintas pekerja
Dalam perancangan lay out peralatan perlu diperhatikan agar pekerja dapat mencapai seluruh alat proses dengan cepat dan mudah, sehingga jika terjadi gangguan pada alat proses dapat segera diperbaiki, dan juga keamanan pekerja selama bekerja perlu diperhatikan.
5. Pertimbangan ekonomi
Dalam perancangan alat proses perlu diusahakan agar dapat menekan biaya operasi, menjamin kelancaran dan keamanan produksi pabrik yang akhirnya memberikan keuntungan dari segi ekonomi.
6. Jarak antar alat proses
Untuk alat proses yang mempunyai suhu dan tekanan yang tinggi sebaiknya dipisahkan dari alat proses lainnya, sehingga jika terjadi ledakan atau kebakaran pada alat tersebut tidak membahayakan alat- alat proses lainnya.
Bab II Deskripsi Proses
Keterangan:
T-01: Tangki penyimpanan propilen fresh feed T-02: Tangki penyimpanan katalis
T-03: Tangki penyimpanan propilen kokatalis T-04: Tangki penyimpanan hidrogen
T-05: Tangki penyimpanan propilen purging HE-01 : Heat exchanger
R-01: Reaktor FL: Flash line C-01 : Condensor CY-01 : Cyclone TB-01 :Transfer bin BT-01 : Blow tank H : Hopper
EX-01: Extruder dan pelletizer S-01: Silo
T-01
T-05
Control Room
EX-01
FL-01
Skala 1 : 1000
T-01
T-04
C-01
M
T-02 T-03
R-01 R-01
H BT-01
TB-01 CY-01
S-01S-01
Gambar 2.11 Tata Peralatan Pabrik Polipropilen