• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prarancangan Pabrik Polipropilen Proses El Paso Fase Liquid Bulk Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Prarancangan Pabrik Polipropilen Proses El Paso Fase Liquid Bulk Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Bab II Deskripsi Proses

BAB II

DESKRIPSI PROSES

2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung, dan Produk 2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku

1. Propilen (www.chandraasri.com) a. Rumus molekul : C3H6

b. Berat molekul : 42,08 kg / kmol c. Wujud (1 bar, 25oC) : gas

d. Kenampakan : tidak berwarna

e. Bau : aromatis

f. Kemurnian : 99,85 % ( polimer grade) g. Impuritas : Propana 0,15 %

2. Hidrogen (www.chandraasri.com) a. Rumus molekul : H2

b. Berat molekul : 2,02 kg / kmol c. Wujud : gas (31 bar, 30oC) d. Kenampakan : tidak berwarna

e. Bau : tidak berbau

f. Kemurnian : minimal 95 %

g. Impuritas : Metana maksimum 1 %

(2)

Bab II Deskripsi Proses

2.1.2 Spesifikasi Bahan Pendukung (Katalis) 1. Katalis TiCl4 (www.chengyuanchem.com)

a. Berat molekul : 134,48 kg / kmol

b. Wujud : slurry

c. Kenampakan : kecoklatan d. Support katalis : MgCl2

2. Kokatalis TEAl (www.tl-chem.com) a. Rumus molekul : Al(C2H5)3

b. Berat molekul : 114,17 kg / kmol

c. Wujud : cair

d. Kenampakan : bening 2.1.3 Spesifikasi produk

1. Polipropilen

a. Jenis : Homopolimer Biaxially Oriented

Polipropilen Film (BOPP)

b. Rumus molekul : [-C3H6-]n

c. Melt flow : 2,0 g/10 menit d. BM rata-rata : 385.000 g/mol

e. Wujud : padatan

f. Bentuk : pellet (granular) g. Kenampakan : bening

h. Bau : tidak berbau

(3)

Bab II Deskripsi Proses 2.2 Konsep Proses 2.2.1 Dasar reaksi

Secara umum dasar reaksi polimerisasi polipropilen adalah Propilen Polimerisasi

Polipropilen

Reaksi molekulernya dapat ditulis sebagai berikut (Othmer, 1997) :

CH2 n nCH2 = CH - CH3

TiCl4 , Al(C2H5)3

CH CH3

(ΔH298) sebesar -89,1 kJ/mol.

2.2.2 Sistem Katalis

Katalis yang digunakan adalah katalis Ziegler-Natta generasi keempat berupa TiCl4 dengan support katalis MgCl2. MgCl2 berfungsi untuk menunjang TiCl4 supaya lebih kuat dan tidak pecah ketika terjadi reaksi polimerisasi. Katalis terdispersi dalam mineral oil yang berfungsi melindungi kompleks TiCl4/MgCl2 dari kontak dengan udara lembab atau uap air, karena TiCl4 / MgCl2 sangat reaktif terhadap air. Wujudnya berupa slurry (padatan tersuspensi dalam minyak) yang berwarna kecoklatan.

Wujud slurry ini memungkinkan katalis dapat dialirkan ke dalam reaktor.

Kokatalis yang digunakan adalah TEAl (Tri Ethyl Alumunium, Al(C2H5)3). Kokatalis berfungsi sebagai pembentuk kompleks katalis aktif yang dapat mempermudah terjadinya polimerisasi. Kokatalis ini sangat mempengaruhi produktivitas katalis. TEAl bersama katalis membentuk logam aktif yang memungkinkan terjadinya polimerisasi. Laju alir TEAl

(4)

Bab II Deskripsi Proses

tergantung dari rasio TEAl terhadap jumlah titanium (katalis) dalam reaktor (Rasio TEAl/Ti).

2.2.3 Mekanisme Reaksi

Polimerisasi polipropilen adalah reaksi polimerisasi adisi koordinasi kompleks. Reaksi ini terbagi atas dua bagian, yaitu pembentukan kompleks koordinasi katalis – kokatalis dilanjutkan dengan polimerisasi pertumbuhan rantai (adisi). Reaksi terdiri dari 3 tahapan, yaitu :

2.2.3.1 Reaksi Inisiasi

Tahap ini dengan proses pengaktifan katalis oleh kokatalis membentuk suatu senyawa kompleks logam transisi yang mempunyai ikatan koordinasi dengan satu sisi aktif. Katalis yang digunakan adalah TiCl4 dan kokatalis Al(C2H5)3.

Ti Cl

Cl Cl

Cl

Ti Cl Cl

Cl

Cl C2H5 + (C2H5)3Al

Cl

Katalis Ko katalis Senyawa kompleks Gambar 2.1 Proses Pengaktifan Katalis oleh Kokatalis

Setelah katalis diaktifkan oleh kokatalis, monomer akan menyerang bagian aktif ini dan berkoordinasi dengan logam transisi, selanjutnya menyisip antara metil dan grup alkil, membentuk radikal bebas baru. Reaksi ini terus berlangsung menghasilkan radikal bebas selama polimerisasi.

(5)

Bab II Deskripsi Proses

Mekanisme monologam dari kompleks Ziegler-Natta :

nCH2 = CH - CH3 Ti

Cl Cl

Cl

Cl C2H5

Ti Cl Cl

Cl

Cl C2H5

+ Ti

Cl Cl

Cl

Cl C2H5

CH CH3

CH2

Ti Cl

CH2 Cl

Cl

Cl

CH CH3

C2H5 CH

CH3

CH2

Aktif katalis Propilen Radikal bebas propilen Gambar 2.2 Mekanisme Monologam Kompleks Ziegler-Natta

2.2.3.2 Reaksi Propagasi

Radikal bebas propilen terbentuk akan menyerang monomer propilen lainnya terus menerus dan membentuk radikal polimer yang panjang. Pada tahap ini tidak terjadi pengakhiran, polimerisasi terus berlangsung sampai tidak ada lagi gugus fungsi yang tersedia untuk bereaksi.

+ CH

CH3

CH2 Ti Cl Cl

Cl

Cl CH CH2 CH3 C2H5 CH2 = CH - CH3

Ti Cl

CH2 Cl

Cl

Cl

CH CH3

C2H5

Radikal bebas propilen Propilen Radikal polimer Gambar 2.3 Reaksi Polimerisasi Propilen Tahap Propagasi

(6)

Bab II Deskripsi Proses 2.2.3.3 Reaksi Terminasi

Cara penghentian reaksi yang biasa dikenal adalah dengan penghentian ujung atau dengan menggunakan salah satu monomer secara berlebihan.

Pada penghentian ujung, terjadi reaksi hidrogenasi. Hidrogen sebagai terminator akan bergabung dengan sisi aktif katalis sehingga terjadi pemotongan radikal polimer menjadi senyawa polimer dan senyawa hidrid.

Senyawa hidrid akan bergabung kembali dengan monomer propilen lainnya untuk membentuk rantai polimer yang baru.

Ti Cl Cl

Cl

Cl

CH2 CH CH3

C2H5 n

+ H2

n

CH2 CH CH3

H H + Ti

Cl Cl

Cl

Cl C2H5

Radikal polimer Hidrogen Polipropilen

Gambar 2.4 Reaksi Penghentian Ujung oleh Hidrogen

2.2.4 Fase Reaksi dan Kondisi Reaksi

Reaksi berlangsung dalam fase cair. Propilen masuk reaktor berwujud cair. Katalis dan kokatalis masuk reaktor berwujud slurry. Hidrogen masuk reaktor berwujud gas.

Reaktor beroperasi pada tekanan 30 bar dengan temperatur 70oC.

Alasan pemilihan kondisi operasi adalah sebagai berikut : a. Untuk menjaga propilen agar tetap dalam fase cair.

b. Untuk menghilangkan kebutuhan akan pelarut. Adanya pelarut menyebabkan dibutuhkannya proses pemisahan pelarut dari produk.

c. Katalis dan kokatalis bekerja secara optimal pada suhu 70oC.

(7)

Bab II Deskripsi Proses

Reaksi polimerisasi pembentukan polipropilen merupakan reaksi yang bersifat irreversibel dan eksotermis, karena itu reaktor dilengkapi dengan jaket pendingin untuk menjaga suhu operasi. Panas reaksi pada keadaaan standar (ΔH298) sebesar -89,1 kJ/mol (Kirk Othmer, 1997).

2.2.5 Tinjauan Kinetika Reaksi

Mekanisme reaksi polimerisasi adisi koordinasi sendiri sangat kompleks dan sulit untuk diketahui dengan pasti. Karena rumitnya polimerisasi Ziegler-Natta, tidak ada skema kinetik terpadu atau komprehensif yang muncul, yang memperhatikan dengan cukup serapan permukaan, interaksi katalis-kokatalis, penurunan aktifitas katalis, morfologi katalis, ukuran partikel dan lain-lain sehingga kecepatan transfer massa antar monomer dan katalis dapat diabaikan terhadap laju reaksi (Stevens, 2001).

Reaksi inisiasi dan reaksi terminasi berlangsung spontan atau sangat cepat sehingga laju reaksi inisiasi dan terminasi dapat diabaikan terhadap laju reaksi propagasi. Reaksi propagasi berlangsung lebih lambat sehingga

mengontrol laju reaksi keseluruhan.

Jika reaksi hanya dilihat sebagai reaksi pertumbuhan rantai polimer (reaksi propagasi) maka laju reaksi polimerisasi overall dapat ditulis dengan persamaan (Kirk Othmer, 1997) :

Rp = kp (C*) (M) (2.1)

dengan = Rp : laju kecepatan polimerisasi overall kp : konstanta kecepatan polimerisasi overall

(8)

Bab II Deskripsi Proses

(C*) : konsentrasi bagian aktif katalis (M) : konsentrasi monomer

Untuk sistem katalis :

Katalis : TiCl4, MgCl2

Kokatalis : Al(C2H5)3 Temperatur reaksi : 70 oC

kp : 800 dm3/mol s

C* : 42 mmol/mol Ti

Konversi yang dapat dicapai dalam sistem reaksi fase cair sebesar 50- 60%. Dengan konversi sebesar ini, maka kontrol panas lebih baik dan distribusi berat molekul yang lebih merata (Perry, 1999).

2.2.6 Tinjauan Termodinamika

Proses pembuatan polipropilen dari propilen merupakan reaksi eksotermis atau endotermis dapat dilihat dari energi polimerisasi (∆HR) (Fried, 1995).

Reaksi :

CH

2

n nCH

2

= CH - CH

3

TiCl4 , Al(C2H5)3

CH CH

3

Propilen polipropilen Untuk monomer propilen yang bereaksi mempunyai nilai :

∆HR : - 69,10 kJ / mol (-69.100 J/mol) Tc : 300 oC (573 K)

(9)

Bab II Deskripsi Proses

Ternyata ∆Hp menunjukan harga negatif, maka reaksinya bersifat eksotermis. Perhitungan harga tetapan kesetimbangan (K) dapat ditinjau dari rumus berikut :

Tc=∆HR

TC (2.2)

∆S=∆HTR

C (2.3)

=-69.100 J/mol 573 K

= -120,60 J/mol.K Pada suhu 298 K :

∆G=∆HR-T.∆S (2.4)

= (-69.100 J/ mol)-(298 K)( 120,60 J/ mol.K)

= -105.038,80 J/mol

∆G= -RTln K (2.5)

ln K= ∆G0

-RT (2.6)

= -105.038,80 J/mol -8,314 J/mol .K x 298 K

= 42,40 K298= 2,58 x 1018 Pada suhu operasi 700C (343 K) :

ln K

K298

= -∆H

R (1

T- 1

T1

) (2.7)

ln K

2,58x1018=-69.100 8,314 ( 1

343- 1 298)

(10)

Bab II Deskripsi Proses

ln K

2,58x1018= -3,66

ln K- ln 2,584x1018= -3,66 ln K- 42,40 = -3,66

ln K = 38,737 K= 6,66x1016

Terlihat bahwa harga K untuk reaksi tersebut sangat besar sehingga reaksi akan berjalan satu arah ke kanan (irreversible).

2.2.7 Perbandingan Mol Reaktan

Perbandingan mol reaktan yang masuk tergantung pada jenis atau grade polipropilen yang diinginkan. Parameter perbandingan mol reaktan

yang diinginkan meliputi : 2.2.7.1 Rasio Hidrogen/Propilen

Hidrogen berfungsi sebagai pengatur melt flow yang menentukan panjang rantai atau berat molekul polipropilen. Jika diinginkan melt flow tinggi, berat molekul rendah (rantai pendek) maka dibutuhkan lebih banyak hidrogen. Setiap proses polimerisasi polipropilen dapat menghasilkan jenis produk dengan beragam grade / jenis tanpa memodifikasi peralatan proses.

Parameter pengatur jenis produk / grade adalah berat molekul yang diatur oleh rasio hidrogen berbanding propilen.

(11)

Bab II Deskripsi Proses 2.2.7.2 Rasio TEAl/TiCl4

Semakin tinggi rasio ini, semakin besar pula produktivitas katalis.

Untuk melawan kemungkinan adanya racun katalis yang terbawa masuk ke reaktor, rasio yang digunakan sekitar 40 - 50.

2.3 Diagram Alir Proses

Diagram Alir Kualitatif dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Diagran Alir Kuantitatif dapat dilihat pada Gambar 2.6.

2.3.1 Deskripsi Proses

Proses produksi polipropilen melalui beberapa unit proses : - Unit penyiapan bahan baku

- Unit reaksi

- Unit pemurnian produk 2.3.1.1 Unit Penyiapan Bahan Baku

a. Unit Penyiapan Propilen

Propilen cair dialirkan dari tangki penyimpan T-01 (30˚C, 13 bar) kemudian dipompa (P-01) sampai tekanan 30 bar menuju reaktor.

Propilen tersebut kemudian dicampur dengan propilen recycle.

b. Unit Penyiapan Catalyst System

Dari tangki penyimpan (T-02), katalis TiCl4-MgCl2 dialirkan dengan pompa (P-03) ke mixer (M). Dari tangki penyimpan (T-03) kokatalis TEAl dialirkan dengan pompa (P-02) ke mixer (M). Katalis dan kokatalis dicampur di mixer pada suhu 30˚C dan tekanan 1 bar.

(12)

Bab II Deskripsi Proses

Hasil campuran mixer kemudian dipompa (P-04) sampai 30 bar menuju reaktor.

c. Unit Penyiapan Hidrogen

Dari tangki penyimpan (T-04), hidrogen dikompresi (K-01) sampai tekanan 30 bar menuju ke pipa propilen umpan reaktor.

2.3.1.2 Unit Reaksi

Reaksi polimerisasi polipropilen dilakukan di dalam Continous Stirred Tank Reactor (R) pada tekanan 30 bar dan suhu 70oC. Reaksi yang terjadi terdiri dari tiga tahapan reaksi yaitu tahap inisiasi, tahap propagasi dan tahap terminasi. Reaksi berjalan secara eksotermis dan untuk menjaga agar suhu reaktor tetap konstan maka reaktor dilengkapi dengan jaket pendingin.

2.3.1.3 Unit Pemurnian Produk

Produk reaktor terdiri dari flake polipropilen dan monomer propilen sisa reaksi. Selanjutnya dilakukan perolehan kembali monomer propilen sisa reaksi dengan cara menguapkan monomer propilen sisa reaksi sepanjang flashline (FL) menuju ke siklon. Hal ini dapat dilakukan karena resin polipropilen berwujud flake. Pemisahan monomer gas dan flake dilakukan di siklon (CY) pada tekanan 12 bar. Hasil atas siklon berupa gas monomer propilen dan hasil bawah berupa resin polipropilen. Gas monomer dicairkan kembali dengan kondensor sampai suhu 30oC lalu dipompa sampai kondisi tekanan 30 bar dan dicampur dengan propilen fresh feed.

(13)

Bab II Deskripsi Proses

Resin polipropilen kemudian dibuat bentuk pellet dengan alat Extruder-Pelletizer (EX). Pellet polipropilen kemudian ditranfer ke silo (S-01) dengan pneumatic conveyor (PC).

(14)

Bab II Deskripsi Proses

2.3.2 Gambar Diagram Alir Proses

Catalyst TiCl4

Cocatalyst TEAl

RAW MATERIAL PROCESSING

Mixing

nC3H6 [C3H6]n 70oC ,30 atm

Reaction Product

Separation by Cyclone Reaction

Recycle

Condensing

Transfer Bin

Blow Tank

Extruder & Pelletizer

Purging

Unreacted monomer

Propylene to Storage

PRODUCTS

Hopper

Polypropylene pellet to storage

Nitrogen in Nitrogen out to flare system

Polypropylene resin

Amoniak in Amoniak out

Hydrogen Propylene

Propylene

Gambar 2.5 Diagram Alir Kualitatif

(15)

Bab II Deskripsi Proses

M

R Propylene to Storage

T-02

T-03

CY

C TiCl4 1,05

9,47 MgCl2

MO 15,78 TEAl 31,66

C3H6 21043,66 C3H8 262,93

TiCl4 1,05 MgCl2 9,47

MO 15,78 TEAl 31,66 [ C3H6 ]n 31565,66

TiCl4 1,05 MgCl2 9,47

MO 15,78 TEAl 31,66 [ C3H6 ]n 31565,66

TiCl4 1,05 MgCl2 9,47

MO 15,78 TEAl 31,66 [ C3H6 ]n 31565,66

TiCl4 1,05 MgCl2 9,47

MO 15,78 TEAl 31,66 [ C3H6 ]n 31565,66

TiCl4 1,05 MgCl2 9,47

MO 15,78 TEAl 31,66 [ C3H6 ]n 31565,66

TiCl4 1,05 MgCl2 9,47

MO 15,78 TEAl 31,66 [ C3H6 ]n 31565,66 C3H6 4313,95

C3H8 53,90

C3H6 21043,66 C3H8 262,93

C3H6 21043,66 C3H8 262,93 C3H6 16729,71

C3H8 209,03

H2 0,17 T-04

C3H853,90 35879,44 C3H6

T-01

C3H6 52609,15 C3H8 262,93

TB

BT

EX H

TiCl4 1,05 MgCl2 9,47 TEAl 9,47 MO 15,78

Gambar 2.6 Diagram Alir Kuantitatif

(16)

Bab II Deskripsi Proses

(17)

Bab II Deskripsi Proses

2.4 Neraca Massa dan Neraca Panas 2.4.1 Neraca Massa

Satuan : kg/jam

Basis : 1 jam operasi

Kapasitas produksi : 250.000 ton/tahun Satu tahun operasi : 330 hari

SEPARATOR REAKTOR

MIXER

1 2

7 3

6 4

5

8 9

10 11

Gambar 2.8 Blok Diagram Neraca Massa

(18)

Bab II Deskripsi Proses

1. Neraca massa di Mixer

Tabel 2.1 Neraca massa di Sekitar Mixer

Komponen

Input (kg/jam) Output (kg/jam) Arus 1 Arus 3 Arus 4

TiCl4 1,05 - 1,05

MgCl2 9,47 - 9,47

Mineral oil 15,78 - 15,78

TEAl - 31,66 31,66

Total 57,97 57,97

2. Neraca massa di Reaktor

Tabel 2.2 Neraca Massa di Sekitar Reaktor

Komponen

Input (kg/jam) Output (kg/jam) Arus 10 Arus 4 Arus 5 Arus 11

C3H6 52.609,15 - - 21.043,66

C3H8 262,93 - - 262,93

TiCl4 - 1,05 - 1,05

MgCl2 - 9,47 - 9,47

Mineral oil - 15,78 - 15,78

TEAl - 31,66 - 31,66

H2 - - 0,17 -

Polipropilen - - - 31.565,66

Total 52930,21 52930,21

(19)

Bab II Deskripsi Proses

3. Neraca massa di Separator

Tabel 2.3 Neraca Massa di sekitar Separator (CY)

Komponen

Input (kg/jam) Output (kg/jam)

Arus 11 Arus 6 Arus 7

C3H6 21.043,66 - 21.043,66

C3H8 262,93 - 262,93

TiCl4 1,05 1,05 -

MgCl2 9,47 9,47 -

Mineral oil 15,78 15,78 -

TEAL 31,66 31,66 -

Polipropilen 31.565,66 31.565,66 -

Total 52930,21 52930,21

4. Neraca massa pada monomer purging

Tabel 2.4 Neraca Massa di sekitar Purging

Komponen

Input (kg/jam) Output (kg/jam) Arus 7 Arus 8 Arus 9 C3H6 21.043,66 4.313,95 16.729,71

C3H8 262,93 53,90 209,03

Total 21.306,59 213.06,59

(20)

Bab II Deskripsi Proses

5. Neraca massa di monomer recycle

Tabel 2.5 Neraca Massa di sekitar Tee Recycle

Komponen

Input (kg/jam) Output (kg/jam) Arus 3 Arus 9 Arus 10 C3H6 35.879,44 16.729,71 52.609,15

C3H8 53,90 209,03 262,93

Total 52872,08 52872,08

6. Neraca massa total

Tabel 2.6 Neraca Massa Total

Komponen

Input (kg/jam) Output (kg/jam)

1 2 3 5 6 8

C3H6 - - 35.879,44 - - 4.313,95

C3H8 - - 53,90 - - 53,90

H2 - - - 0,17 - -

TiCl4 1,05 - - - 1,05 -

MgCl2 9,47 - - - 9,47 -

Mineral oil 15,78 - - - 15,78 -

TEAL - 31,66 - - 31,66 -

Polipropilen - - - - 31.565,66 -

Total 35991,47 35991,4719

(21)

Bab II Deskripsi Proses 2.4.2 Neraca Panas

Keadaan Steady state Satuan : kJ/jam

T ref : 25oC = 298 K

FLASHLINE

SEPARATOR

Q feed in

Qkatalis

Qpemanas Qpendingin FL

reaktor

Qproduk QH2

REAKTOR

Q gas atas

Gambar 2.9 Blok Diagram Neraca Panas

(22)

Bab II Deskripsi Proses

1. Neraca panas di Reaktor

Tabel 2.7 Neraca Panas di sekitar Reaktor Komponen Input (kJ/jam) Output (kJ/jam)

Qin 3.787.825,35 -

Qout - 3.069.200,57

Q H2 53,42 -

Q katalis 1.709,67 -

Panas reaksi 34.138.648,05 -

Qpendingin reaktor - 34.859.035,93

Total 37.928.236,49 37.928.236,49

2. Neraca panas di Flash line

Tabel 2.8 Neraca Panas di sekitar Flash line Komponen Input (kJ/jam) Output (kJ/jam)

Qin -1.571.955,31 -

Qout - 3.052.449,34

QpemanasFL 4.624.404,65 -

Total 3.052.449,34 3.052.449,34

(23)

Bab II Deskripsi Proses

3. Neraca panas di Separator

Tabel 2.9 Neraca Panas di sekitar Siklon

Komponen Input (kJ/jam) Output (kJ/jam)

Qin 1.230.673,24 -

Qgas atas - 405.212,91

Qproduk - 825.460,33

Total 1.230.673,24 1.230.673,24

4. Neraca panas overall

Tabel 2.10 Neraca Panas Overall

Komponen Input (kJ) Output (kJ)

Q H2 53,42 -

Q katalis 1.709,67 -

Panas reaksi 34.138.648,05 - Q feed reaktor 3.787.825,35 - Q produk out reaktor - 3.069.200,57

Q pendingin reaktor - 34.859.035,93 Q pemanas FL 4.624.404,65 -

Q FL in -1.571.955,31 -

Q FL out - 3.052.449,34

Q siklon in 1.230.673,24 -

Q produk - 825.460,33

Q gas atas - 405.212,91

Total 42.211.359,07 42.211.359,07

(24)

Bab II Deskripsi Proses

2.5 Tata Letak Pabrik dan Tata Letak Peralatan 2.5.1 Tata Letak Pabrik

Tata letak pabrik adalah pengaturan atau penyusunan peralatan proses dan fasilitas pabrik lainnya, sedemikian rupa sehingga pabrik dapat berfungsi dengan efektif, efisien dan aman. Tata letak pabrik yang baik bertujuan agar :

1. Mempermudah arus masuk dan keluar area pabrik.

2. Proses pengolahan bahan baku menjadi produk lebih efisien.

3. Mempermudah penanggulangan bahaya yang mungkin terjadi seperti kebakaran, ledakan dan lain-lain.

4. Mencegah terjadinya polusi.

5. Mempermudah pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan.

(Peters Timmerhaus,2003) Untuk mencapai hasil yang optimal, maka hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tata letak pabrik adalah :

1. Perluasan pabrik

Untuk mengantisipasi rencana perluasan dan pembangunan pabrik di masa mendatang, maka perluasan pabrik harus sudah dimasukkan ke dalam master plant pabrik. Sejumlah area khusus disiapkan untuk dipakai sebagai tempat penambahan peralatan, pembangunan perkantoran maupun pembangunan plant baru.

(25)

Bab II Deskripsi Proses 2. Faktor keamanan

Untuk keamanan dalam bahaya kebakaran sangat penting sehingga dalam merencanakan lay out selalu diusahakan untuk memisahkan sumber api dan panas dari sumber bahan yang mudah meledak. Unit- unit yang ada dikelompokkan agar memudahkan pengalokasian bahaya kebakaran yang mungkin terjadi.

3 Sistem konstruksi yang direncanakan adalah out door untuk menekan biaya bangunan gedung, sedangkan jalannya proses dalam pabrik tidak dipengaruhi oleh perubahan musim.

4. Fasilitas untuk karyawan seperti masjid, kantin, parkir dan sebagainya diletakkan strategis sehingga tidak mengganggu jalannya proses.

5. Jarak antara pompa dan peralatan proses harus diperhitungkan agar tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pemeliharaan dan perbaikan.

6. Disediakan tempat untuk membersihkan alat agar tidak mengganggu peralatan lain.

7. Jarak antara unit yang satu dengan yang lain diatur sehingga tidak saling mengganggu.

8. Sistem perpipaan diletakkan pada posisi yang tidak mengganggu operator dan memberikan warna atau simbol yang jelas untuk masing- masing proses sehingga memudahkan bila terjadi kerusakan dan kebocoran.

(26)

Bab II Deskripsi Proses

Secara garis besar lay out pabrik ini dibagi menjadi beberapa daerah utama, yaitu :

1. Daerah administrasi / perkantoran, laboratorium dan ruang kontrol.

Daerah administrasi / perkantoran merupakan pusat kegiatan administrasi pabrik yang mengatur kelancaran operasi. Laboratorium dan ruang kontrol sebagai pusat pengendalian proses, kualitas dan kuantitas bahan yang akan diproses serta produk yang akan dijual.

2. Daerah proses

Merupakan daerah tempat alat-alat proses diletakkan dan tempat berlangsungnya produksi.

3. Daerah pergudangan umum, fasilitas karyawan, bengkel dan garasi.

4. Daerah utilitas

Merupakan daerah dimana kegiatan persediaan air, pengolahan limbah, tenaga listrik dan lain sebagainya.

(27)

Bab II Deskripsi Proses

SKALA 1 : 1400 Gambar 2.10 Tata Letak Pabrik Polipropilen

(28)

Bab II Deskripsi Proses 2.5.2 Tata Letak Peralatan

Dalam menentukan tata letak peralatan ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :

1. Aliran bahan baku dan produk

Pengaliran bahan baku dan produk yang tepat akan memberikan keuntungan yang besar serta menunjang kelancaran dan keamanan produksi. Perlu diperhatikan elevasi dari pipa. Untuk pipa di atas tanah sebaiknya dipasang pada ketinggian tiga meter atau lebih. Sedangkan untuk pipa pada permukaan tanah diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas pekerja.

2. Aliran udara

Aliran udara di dalam dan di sekitar area proses produk perlu diperhatikan supaya lancar. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya stagnasi udara pada suatu tempat yang dapat mengakibatkan akumulasi bahan kimia yang berbahaya, sehingga dapat membahayakan keselamatan pekerja. Di samping itu juga perlu diperhatikan arah hembusan angin.

3. Cahaya

Penerangan seluruh pabrik harus memenuhi. Pada tempat-tempat proses yang berbahaya atau berisiko tinggi, bila perlu diberikan penerangan tambahan.

(29)

Bab II Deskripsi Proses

4. Lalu lintas pekerja

Dalam perancangan lay out peralatan perlu diperhatikan agar pekerja dapat mencapai seluruh alat proses dengan cepat dan mudah, sehingga jika terjadi gangguan pada alat proses dapat segera diperbaiki, dan juga keamanan pekerja selama bekerja perlu diperhatikan.

5. Pertimbangan ekonomi

Dalam perancangan alat proses perlu diusahakan agar dapat menekan biaya operasi, menjamin kelancaran dan keamanan produksi pabrik yang akhirnya memberikan keuntungan dari segi ekonomi.

6. Jarak antar alat proses

Untuk alat proses yang mempunyai suhu dan tekanan yang tinggi sebaiknya dipisahkan dari alat proses lainnya, sehingga jika terjadi ledakan atau kebakaran pada alat tersebut tidak membahayakan alat- alat proses lainnya.

(30)

Bab II Deskripsi Proses

Keterangan:

T-01: Tangki penyimpanan propilen fresh feed T-02: Tangki penyimpanan katalis

T-03: Tangki penyimpanan propilen kokatalis T-04: Tangki penyimpanan hidrogen

T-05: Tangki penyimpanan propilen purging HE-01 : Heat exchanger

R-01: Reaktor FL: Flash line C-01 : Condensor CY-01 : Cyclone TB-01 :Transfer bin BT-01 : Blow tank H : Hopper

EX-01: Extruder dan pelletizer S-01: Silo

T-01

T-05

Control Room

EX-01

FL-01

Skala 1 : 1000

T-01

T-04

C-01

M

T-02 T-03

R-01 R-01

H BT-01

TB-01 CY-01

S-01S-01

Gambar 2.11 Tata Peralatan Pabrik Polipropilen

Gambar

Gambar 2.4 Reaksi Penghentian Ujung oleh Hidrogen
2.3  Diagram Alir Proses
2.3.2  Gambar Diagram Alir Proses
Gambar 2.6 Diagram Alir Kuantitatif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Algortima Greedy Untuk Penukaran Uang Rupiah ini dapat dipakai di bank-bank dimana fungsinya untuk masalah penukaran uang agar petugas tidak membutuhkan

Adalah ilmu ekonomi deskripstif yang mempelajari tentang bagaimana suatu komoditi diproduksi, didistribusi dan dikonsumsi dengan menggunakan efisiensi alokasi sumber

ketatausahaan, keuangan, kerumahtanggaan dan arsip dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia bidang kesehatan mempunyai sasaran kegiatan yaitu : 1. meningkatnya

Pembagian kerja ini, tidak hanya terjadi dalam proses otorisasi satu permintaan individual, tetapi juga antara subjek individu, dan juga satu subjek tidak boleh diberikan

Judul : Meningkatkan Kemampuan Mengembangkan Perangkat Pembelajaran matematika Kontekstual sebagai Implementasi Kurikulum berbasis Kompetensi Bagi Guru-guru Jenjang Pendidikan Dasar

[r]

Dari pernyataan tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu prosess untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi dan

Data client dan vendor merupakan data penting yang harus ada dalam suatu Event