• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2014"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN HASIL PENGAWASAN

WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2014

NOMOR : LHPP - 20/PW 17/1/2015

TANGGAL : 14 JANUARI 2015

(2)

KATA PENGANTAR

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014 menggambarkan hasil-hasil pengawasan yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam melaksanakan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 dan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011, yang menginstruksikan kepada BPKP untuk membantu Kementerian/Lembaga (K/L) dan Pemerintah Daerah guna meningkatkan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah.

Laporan ini disusun sebagai bagian dari bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur terhadap peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah kepada Gubernur Kalimantan Utara selaku wakil pemerintah pusat di daerah, sebagaimana yang dimaksud dalam PP Nomor 19 Tahun 2010 yang telah diubah dengan PP Nomor 23 Tahun 2011.

Pengawasan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dilaksanakan melalui kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan pembinaan SPIP (sosialisasi, kediklatan, asistensi, bimbingan teknis, dan pengembangan kapasitas APIP), baik kepada pemerintah daerah, instansi vertikal di daerah (satker K/L), dan BUMN/BUMD/BLUD, maupun terhadap berbagai isu strategis. Kegiatan pengawasan tersebut lebih bersifat preventif (pencegahan) dengan memberikan rekomendasi yang konstruktif kepada kepala daerah, pimpinan BUMN/D, dan pimpinan satuan kerja kementerian/lembaga untuk terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance).

Dalam hal pengawasan yang bersifat represif untuk percepatan pencegahan dan pemberantasan korupsi, BPKP juga telah memberikan kontribusi untuk membantu aparat penegak hukum melalui kegiatan audit investigatif, bantuan penghitungan kerugian keuangan negara, dan pemberian keterangan ahli.

Selama tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga telah memberikan kontribusi dalam peningkatan potensi penghematan pengeluaran keuangan negara, kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah

(3)
(4)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Berdasarkan amanah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan direktif Presiden, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai salah satu unit kerja BPKP, secara konsisten melaksanakan kegiatan pengawasan untuk memberikan keyakinan yang memadai atas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dari perspektif akuntabilitas pelaporan keuangan, kebendaharaan umum negara/daerah dan pengelolaan aset/uang negara, perwujudan iklim bagi terselenggaranya kepemerintahan yang baik dan bersih, pengelolaan program lintas sektoral pemerintah, serta penguatan SPIP dan tata kelola.

Dari perspektif akuntabilitas pelaporan keuangan, kegiatan pengawasan dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan.

Kegiatan tersebut mencakup bimbingan teknis dan asistensi pengelolaan keuangan daerah yang meliputi antara lain penyusunan anggaran, penatausahaan, penyusunan laporan keuangan dengan aplikasi SIMDA, asistensi pengelolaan/penatausahaan BMD, penyusunan peraturan kepala daerah tentang kebijakan akuntansi berbasis akrual, sosialiasi penerapan standar akuntansi berbasis akrual, dan workshop penggunaan SIMDA Keuangan berbasis akrual, serta sinergi reviu atas LKPD tahun 2013 dengan Inspektorat Daerah.

Dalam upaya peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan BUMD/RSUD/BLUD, Perwakilan BPKP Kalimantan Timur telah melakukan kegiatan pedampingan penyusunan Laporan Keuangan SAK-ETAP terhadap PDAM dan RSUD/BLUD, dan bimbingan teknis penerapan aplikasi Sistem Informasi Akuntansi PDAM (SIA PDAM). Upaya peningkatan kualitas akuntabilitas laporan keuangan juga dilakukan terhadap satuan kerja (satker) kementerian/lembaga yang berada di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur di Povinsi Kalimantan Utara.

Hasil kegiatan pengawasan dalam upaya peningkatan kualitas akuntabilitas laporan keuangan telah menunjukkan adanya peningkatan kualitas laporan

(5)

keuangan pemerintah daerah, BUMD/RSUD/BLUD, dan satker K/L. Hal ini tercermin dari opini atas laporan keuangan pemerintah daerah, BUMD/RSUD/BLUD, dan satker K/L. Dari lima LKPD terdapat satu pemerintah daerah yang memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yaitu Kota Tarakan dan empat pemerintah daerah lainnya memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Dari lima PDAM di wilayah Provinsi Kalimantan Utara, satu PDAM telah memperoleh opini WTP, yaitu PDAM Kabupaten Nunukan, tiga PDAM lainnya memperoleh opini WDP, sedangkan satu PDAM, yaitu PDAM Kabupaten Tana Tidung tidak diaudit. Untuk rumah sakit, RSUD Tarakan, RSUD Kab. Malinau, dan RSUD Dr. Soemarmo Sostroatmodjo Kabupaten Bulungan memperoleh opini WTP untuk tahun buku 2013.

Secara umum beberapa faktor yang masih memerlukan peningkatan untuk memperoleh opini WTP antara lain: pengelolaan Kas dan Barang Milik Negara/Daerah yang belum tertib, pengadaan barang dan jasa belum sesuai ketentuan berlaku, kesesuaian laporan keuangan dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan dan masih lemahnya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

Selain opini audit atas laporan keuangan, indikator kualitas akuntabilitas keuangan dapat diukur juga dari hasil evaluasi kinerja. Pada tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan evaluasi pelaporan kinerja (LAKIP), Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) terhadap pemerintah kabupaten/kota bersama Tim Daerah (Timda) EKPPD Provinsi Kalimantan Utara, evaluasi kinerja atas BUMD, dan evaluasi kinerja BLUD pada RSUD Kota Tarakan.

Dalam upaya meningkatkan kualitas akuntabilitas kebendaharaan umum negara/daerah dan pengelolaan aset telah dilakukan kegiatan evaluasi penyerapan anggaran belanja daerah, pendampingan Optimalisasi Penerimaan Asli Daerah (OPAD), audit operasional dan audit kinerja, audit Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN), audit operasional atas permintaan stakeholder, dan pendampingan Penatausahaan Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D).

(6)

Kualitas akuntabilitas kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset di wilayah Provinsi Kalimantan Utara mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013. Hal ini terlihat dari hasil analisis Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Daerah se-Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2013 sebagai berikut:

1. Kenaikan total aset pemerintah daerah se-Provinsi Kalimantan Utara di tahun 2013 sebesar Rp3,228 trilyun atau 13,07% dibandingkan tahun 2012, walaupun nilai total kewajiban juga mengalami kenaikan sebesar Rp13,431 milyar atau sebesar 32,14%. Hal tersebut tidak menghalangi naiknya nilai ekuitas sebesar Rp3,215 trilyun atau 13,04% dibandingkan tahun 2012.

2. PAD tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp67,583 milyar atau sebesar 19,57%. Namun demikian jika PAD dibandingkan dengan jumlah pendapatan, maka diperoleh angka tahun 2012 sebesar 4,49% dan tahun 2013 sebesar 5,48%. Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan pembangunan masih tergantung dari Pendapatan Transfer Pusat. Dalam upaya mengurangi ketergantungan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah membantu melalui upaya berupa pendampingan kegiatan Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD) dan penerapan aplikasi SIMDA-Pendapatan.

3. Belanja Modal tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp1,740 trilyun atau 75,94%. Rasio Belanja Modal dibandingkan dengan Jumlah Belanja untuk tahun 2012 dan 2013 menunjukkan angka sebesar 38,04% dan 48,77%. Hal ini berarti kontribusi APBD terhadap pembangunan di Kalimantan Utara cukup signifikan.

Namun demikian kenaikan Belanja Modal tersebut belum diimbangi dengan pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) secara baik. Untuk mengatasi hal tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur melakukan asistensi/bimbingan teknis pengelolaan Barang Milik Daerah dengan memanfaatkan aplikasi SIMDA-BMD. Hasil yang diperoleh pada kabupaten/kota yang melaksanakan implementasi SIMDA BMD adalah sebagai berikut:

(7)

a. Pos Aktiva Tetap telah didukung oleh pencatatan dan pelaporan aset yang memadai;

b. Pencatatan dan pelaporan Barang Milik Daerah (BMD) telah dilakukan secara akurat dan telah memenuhi pelaporan sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Hasil pengawasan menunjukkan kualitas akuntabilitas kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset di wilayah Provinsi Kalimantan Utara masih memerlukan perbaikan. Hal tersebut terlihat dari hasil pengawasan, yang menghasilkan potensi penghematan keuangan negara sebesar Rp1.452.637.139,00 dan persentase penyerapan belanja pemerintah daerah se-Provinsi Kalimantan Utara yang masih rendah, yaitu tahun anggaran 2013 sebesar 73,87% dan tahun anggaran 2014 berdasarkan angka sementara (unaudited) sebesar 68,60%.

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan upaya untuk meningkatkan akuntabilitas perwujudan iklim kepemerintahan yang baik dan bersih, dengan cara preventif, edukatif dan represif. Pencegahan KKN melalui upaya preventif dan edukatif, meliputi kegiatan Sosialisasi Anti Korupsi, pendampingan perbaikan sistem pencegahan KKN/Fraud Control Plan (FCP).

Pencegahan KKN melalui upaya represif dilakukan melalui audit investigatif, bantuan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) atas permintaan Aparat Penegak Hukum (Kejaksaan dan Kepolisian), dan Pemberian Keterangan Ahli (PKA) di pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Samarinda.

Hasil pengawasan dalam perspektif ini, meliputi antara lain pendampingan proses lelang pengadaan barang dan jasa baik pada pemerintah daerah maupun satker instansi vertikal di daerah. Dalam rangka peningkatan tata kelola BUMD/BLUD dilakukan kegiatan asistensi Good Corporate Governance (GCG), berupa sosialisasi, bimbingan teknis, dan assessment. Dalam rangka peningkatan kapasitas APIP dilakukan kegiatan asistensi penerapan tata kelola APIP berupa bimbingan teknis dan diklat.

(8)

Hasil pengawasan dalam perspektif ini antara lain berhasil menyelamatkan keuangan negara sebesar Rp1.443.522.505,00.

Dalam pengawasan atas akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral dilakukan dalam rangka mendukung program Pemerintah yang pro growth, pro poor, dan pro jobs. Peran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam meningkatkan akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral mencakup pengawasan atas implementasi kebijakan publik, penyelenggaraan pelayanan publik oleh pemerintah daerah termasuk debottlenecking dalam upaya menangani hambatan terhadap implementasi pelaksanaan program di lapangan.

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur antara lain:

1. Audit kinerja atas berbagai program, antara lain PPIP, Raskin, Dana Pelayanan Kesehatan Dasar Jamkesmas dan Jampersal, ;

2. Evaluasi atas berbagai program strategis yaitu Sarana dan Prasarana Perbatasan,

3. Monitoring pemberian Tunjangan Profesi Guru

Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga telah melakukan pengawasan atas perintah Presiden sebagaimana berikut:

1. Melalui Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) dalam bentuk monitoring berbagai prioritas pembangunan, implementasi BPJS dan evaluasi atas penyerapan anggaran.

2. Instruksi Wakil Presiden RI kepada Kepala BPKP berupa Monitoring Pendistribusian Buku Pelajaran Kurikulum 2013,

Atas kelemahan yang ditemukan telah diberikan rekomendasi perbaikan kepada penanggungjawab program terkait.

(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... iii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I SIMPULAN DAN SARAN 1. SIMPULAN ... 1

1) Akuntabilitas Pelaporan Keuangan ... 1

2) Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara/Daerah dan Pengelolaan Aset ... 6

3) Akuntabilitas Perwujudan Iklim Kepemerintahan yang Baik dan Bersih ... 10

4) Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral ... 12

2. SARAN ... 13

BAB II URAIAN HASIL PENGAWASAN 1. Ruang Lingkup dan Batasan Tanggung Jawab ... 15

2. Informasi Umum ... 16

3. Uraian Hasil Pengawasan ... 18

1) Akuntabilitas Pelaporan Keuangan ... 18

(1) Kualitas Laporan Keuangan ... 18

(2) Evaluasi Kinerja ... 23

a. Evaluasi LAKIP ... 23

b. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ... 25

c. Evaluasi Kinerja BUMD ... d. Evaluasi Kinerja BLUD ... 26 27 e. Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD ... 27

(3) Analisis atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 28

2) Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara/Daerah dan Pengelolaan Aset ... 34

(1) Evaluasi atas Penyerapan Anggaran Belanja Daerah ... 35

(2) Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD) ... 36

(3) Penghematan Pengeluaran Negara/Daerah ... 36

a. Audit Operasional dan Audit Kinerja ... 37

b. Audit Pinjam Hibah Luar Negeri (PHLN) ... c. Audit atas permintaan stakeholder ... 37 37 (4) Pengelolaan Aset Negara/Daerah ... 39

3) Akuntabilitas Perwujudan Iklim Kepemerintahan yang Baik dan Bersih ... 40

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2008 – 2013 ... 19 Tabel 2 Perkembangan Opini PDAM dan RSUD/BLUD yang Mendapatkan

Pendampingan dari BPKP di Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2010 – 2013 ... 21 Tabel 3 Perkembangan Kegiatan Pembinaan atas Upaya Peningkatan Kualitas

Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Satuan Kerja K/L Tahun 2011 – 2014 ... 22 Tabel 4 Hasil Penilaian atas Sistem AKIP Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan

Utara Tahun 2010 – 2013 ... 24 Tabel 5 Hasil Penilaian atas Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah se-Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2011 – 2013 ... 25

Tabel 6 Perkembangan Tingkat Kesehatan PDAM yang Mendapatkan

Pendampingan dari BPKP Se-Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2011 – 2013 ... 26 Tabel 7 Hasil Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD pada Pemda di Wilayah

Provinsi Kalimantan Utara Tahun Anggaran 2013 – 2014 ... 27 Tabel 8 Kompilasi Neraca Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi Kalimantan

Utara Tahun 2012 - 2013 ... ... 28 Tabel 9 Kompilasi Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Daerah di Wilayah

Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2012 – 2013 ... 29 Tabel 10 Perkembangan Penyerapan Anggaran Belanja Daerah Pemerintah Daerah

Se-Wilayah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2013 – 2014 ... 35 Tabel 11 Potensi Penghematan Pengeluaran Keuangan Negara Tahun 2014 ... 36 Tabel 12 Perkembangan hasil penyelenggaraan SPIP pada Pemerintah Provinsi/

Kabupaten/ Kota di Kalimantan Utara Sampai Dengan Akhir Tahun 2014 ... 40 Tabel 13 Hasil Audit Investigasi dan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di

Wilayah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2014 ... 42 Tabel 14 Pemberian Keterangan Ahli Kasus Berindikasi TPK di Wilayah Provinsi

Kalimantan Utara Tahun 2014 ... 42 Tabel 15 Kegiatan Pengawasan Dalam Rangka Peningkatan Tata Kelola BUMD/

BLUD di Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2014 ... 43 Tabel 16 Daftar Permasalahan Pengadaan Barang dan Jasa yang difasilitasi BPKP

Tahun 2014 ... 43 Tabel 17 Kegiatan Peningkatan Kapasitas APIP di Wilayah Provinsi Kalimantan

Utara Tahun 2012 dan 2014 ... 44

(11)

BAB I

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan direktif Presiden, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur mendapat amanah untuk secara konsisten melaksanakan kegiatan pengawasan terhadap program/kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan pengawasan umum lainnya atas penugasan Presiden.

Pengawasan tersebut ditujukan untuk memberikan keyakinan yang memadai atas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dari perspektif akuntabilitas pelaporan keuangan negara, kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset/uang negara, perwujudan iklim bagi terselenggaranya kepemerintahan yang baik dan bersih, pengelolaan program lintas sektoral pemerintah, serta penguatan SPIP dan tata kelola keuangan. Pengawasan yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur lebih mengutamakan pencegahan terhadap hal-hal yang dapat menghambat pencapaian tujuan dan program-program pemerintah, bukan sekedar melakukan kegiatan pengawasan yang bersifat represif.

Disamping itu, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur semakin memantapkan perannya dalam membangun sistem akuntabilitas yang baik melalui peran pembinaan atas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 sebagai berikut:

1. SIMPULAN

1) Akuntabilitas Pelaporan Keuangan (1) Kualitas Laporan Keuangan

Tahun 2014, BPK RI Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan audit dan memberikan opini terhadap LKPD tahun 2013 di

(12)

Utara (Daerah Otonomi baru). Dari lima LKPD terdapat satu pemerintah daerah yang memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yaitu Kota Tarakan dan empat pemerintah daerah yang memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), yaitu Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Tana Tidung.

Secara umum beberapa faktor yang masih memerlukan peningkatan dalam rangka mencapai opini WTP antara lain:

a. Kelemahan dalam pengelolaan barang /aset milik daerah;

b. Laporan Keuangan belum disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan;

c. Masih lemahnya sistem pengendalian internal pemerintah; dan

d. Kompetensi SDM pengelola keuangan daerah masih belum memadai.

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan kegiatan pembinaan dan pengawasan dalam upaya peningkatan kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan, selama tahun 2014 mencakup bimbingan teknis dan asistensi pengelolaan keuangan daerah kepada 6 pemerintah daerah yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Utara meliputi antara lain penyusunan anggaran, penatausahaan, dan penyusunan laporan keuangan dengan aplikasi SIMDA, serta asistensi pengelolaan/penatausahaan BMD, sinergi reviu atas LKPD tahun 2013 dengan Inspektorat Daerah.

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga membantu dalam penyusunan draft peraturan kepala daerah tentang kebijakan akuntansi berbasis akrual, sosialiasi penerapan standar akuntansi berbasis akrual dan workshop penggunaan SIMDA Keuangan berbasis akrual.

Dalam hal akuntabilitas pengelolaan BUMD RSUD/BLUD telah dilakukan pedampingan penyusunan Laporan Keuangan SAK-ETAP pada PDAM dan RSUD/BLUD, pendampingan penyusunan laporan keuangan RSUD Kota Tarakan, RSUD Dr. Soemarmo Sostroatmodjo Kabupaten Bulungan, RSUD Kabupaten Malinau, bimbingan teknis penerapan PPK-

(13)

BLUD pada RSUD dr. H. Soemarmo Sostroatmojo Kabupaten Bulungan, dan bimbingan teknis penerapan aplikasi Sistem Informasi Akuntansi PDAM (SIA PDAM) pada PDAM Tirta Alam Kota Tarakan, PDAM Kabupaten Malinau, PDAM Kabupaten Nunukan dan PDAM Kabupaten Tana Tidung.

Dari lima PDAM di wilayah Provinsi Kalimantan Utara, satu PDAM telah memperoleh opini WTP, yaitu PDAM Kabupaten Nunukan, tiga PDAM lainnya memperoleh opini WDP, sedangkan satu PDAM, yaitu PDAM Kabupaten Tana Tidung tidak diaudit. RSUD Tarakan, RSUD Kabupaten Malinau, dan RSUD Dr. Soemarmo Sostroatmodjo Kabupaten Bulungan memperoleh opini WTP untuk tahun buku 2013.

Upaya peningkatan kualitas akuntabilitas laporan keuangan juga dilakukan terhadap satuan kerja (satker) kementerian/lembaga yang berada di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur di Provinsi Kalimantan Utara.

(2) Evaluasi Kinerja

Selain opini audit atas laporan keuangan, indikator kualitas akuntabilitas keuangan juga diukur dari hasil evaluasi pelaporan kinerja (LAKIP) pemerintah daerah oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang dibantu oleh BPKP serta Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) terhadap pemerintah kabupaten/kota yang dilakukan oleh Tim Daerah (Timda) EKPPD Provinsi Kalimantan Utara.

a. Evaluasi LAKIP

Dari hasil evaluasi atas LAKIP pemerintah daerah untuk tahun 2010 - 2013 yang diuji petik belum ada pemerintah kabupaten/kota di Kalimantan Utara yang memperoleh peringkat “Baik”.

Penyebab rendahnya hasil penilaian atas Sistem AKIP adalah sebagai berikut:

(14)

a) RPJMD dan Renstra SKPD serta Rencana Kinerja Tahunan (RKT) belum dilengkapi sasaran dan indikator kinerja yang berorientasi hasil dan baik serta target kinerja;

b) Belum memiliki Penetapan Kinerja (TAPKIN) dan Indikator Kinerja Utama (IKU);

c) Belum memiliki sistem pengumpulan data kinerja yang memadai serta informasi mengenai kinerja belum dapat diandalkan; dan d) LAKIP belum digunakan sebagai alat pengukur dan peningkatan

kinerja.

Terhadap penyebab rendahnya penilaian atas Sistem AKIP tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah memberikan rekomendasi perbaikan kepada pemerintah daerah terkait.

b. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Evaluasi terhadap Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang dilakukan oleh Tim Daerah EKPPD Provinsi Kalimantan Utara, menunjukkan empat pemerintah kabupaten/kota yang memperoleh skor lebih besar dari dua atau peringkat “ tinggi”, sisanya satu pemda yaitu Pemerintah Kabupaten Tana Tidung memperoleh peringkat “sedang”. Beberapa kelemahan yang masih terjadi sebagai hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan antara lain disebabkan oleh:

a) Sistem pengumpulan data kinerja belum terbangun secara memadai sehingga belum dapat dijadikan alat analisis terhadap pencapaian kinerja;

b) Belum dilakukan evaluasi secara berkala terhadap perkembangan pencapaian IKK oleh masing-masing SKPD;

c) Tim Penilai LPPD Kabupaten/Kota belum menjalankan fungsinya secara memadai dalam melakukan self assessment atas IKK SKPD;

d) Kelemahan kompetensi SDM penyusun LPPD.

(15)

c. Evaluasi Kinerja BUMD

Tingkat kesehatan PDAM pada umumnya adalah “cukup”. Hal ini disebabkan perusahaan masih mengalami kerugian, peningkatan pendapatan tidak sebanding dengan peningkatan biaya, harga pokok air melebihi harga jual (tidak full cost recovery), rendahnya cakupan layanan dan masih tingginya tingkat kebocoran air.

d. Evaluasi Kinerja BLUD

Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur hanya melakukan evaluasi kinerja terhadap satu RSUD, yakni RSUD Kota Tarakan. Evaluasi kinerja Terhadap tiga RSUD lainnya belum dilaksanakan karena tidak ada permintaan dari mitra kerja. Hasil evaluasi kinerja BLUD pada RSUD Kota Tarakan yaitu “Sehat”.

e. Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD

Dari evaluasi atas penyusunan dan penetapan APBD Tahun 2013, masih terdapat dua pemerintah daerah yang tidak tepat waktu dalam penyusunan dan penetapan APBD, yaitu Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan. Sedangkan untuk APBD 2014 dua pemerintah daerah yang tidak tepat penyusunan dan penetapan APBD, adalah Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Tana Tidung. Beberapa penyebab keterlambatan penyusunan APBD Tahun Anggran 2013 antara lain sebagai berikut:

a) Kurangnya koordinasi Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD);

b) Plafon anggaran SKPD selalu mengalami perubahan; dan c) Pembahasan menyesuaikan dengan jadwal DPRD.

(3) Analisis atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

Berdasarkan analisis terhadap Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran tahun 2012 dan tahun 2013 diperoleh disimpulan sebagai berikut:

(16)

a. Total aset seluruh pemerintah daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Utara mengalami peningkatan dari tahun 2012 sebesar 13,07%, sedangkan kewajiban mengalami kenaikan sebesar 32,14% serta ekuitas mengalami kenaikan sebesar 13,04%.

b. Secara umum, PAD seluruh Pemerintah daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Utara mengalami kenaikan dari tahun 2012 hingga tahun 2013 sebesar 19,57%, namun demikian jika PAD dibandingkan dengan jumlah pendapatan, maka diperoleh angka tahun 2012 sebesar 4,49% dan tahun 2013 sebesar 5,48%. Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan pembangunan di daerah ini masih tergantung dari Pendapatan Transfer.

c. Rasio Belanja Modal dibandingkan dengan Jumlah Belanja untuk tahun 2012 dan tahun 2013 menunjukkan angka sebesar 38,04%

dan 48,77%. Sementara itu, rasio Belanja Pegawai dibandingkan dengan Jumlah Belanja untuk tahun 2012 dan tahun 2013 masing- masing menunjukkan angka sebesar 30,59% dan 23,29%.

2) Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara/Daerah dan Pengelolaan Aset

Pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum negara ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, sedangkan lingkup pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum daerah dan pengelolaan aset adalah atas permintaan pimpinan daerah dan/atau pejabat pengelola keuangan dan aset daerah, dilaksanakan melalui berbagai kegiatan pengawasan yaitu audit, evaluasi, monitoring, pemetaan, dan sebagainya yang menghasilkan koreksi penerimaan negara/daerah dan koreksi atas pengeluaran (belanja) negara/daerah serta rekomendasi kebijakan lainnya.

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam meningkatkan kualitas akuntabilitas kebendaharaan umum negara/daerah dan pengelolaan aset melakukan kegiatan:

(17)

(1) Evaluasi atas Penyerapan Anggaran Belanja Daerah

Rata-rata penyerapan belanja daerah pada kabupaten/kota di wilayah Kalimantan Utara adalah sebesar 73,87% untuk tahun anggaran 2013, sedangkan untuk tahun anggaran 2014 adalah sebesar 68,60%.

(2) Pendampingan Optimalisasi Penerimaan Asli Daerah (OPAD)

Dalam periode Tahun 2014 kegiatan optimalisasi PAD dilaksanakan mulai bulan Agustus 2014 di Kota Tarakan. Kegiatan optimalisasi pendapatan asli daerah sebagian besar dilaksanakan terhadap pajak hotel dan restoran yang memberikan kontribusi signifikan terhadap sumber pembiayaan pembangunan daerah.

Guna melengkapi kegiatan OPAD seyogyanya diimplementasikan pula aplikasi berbasis teknologi informasi yaitu SIMDA Pendapatan dari BPKP. Aplikasi memudahkan administrasi database wajib pajak daerah mulai dari penerbitan Surat Ketetapan Pajak dan/atau Retribusi Daerah sampai dengan penerimaan pendapatan daerah. Hingga tahun 2014, pemerintah daerah di Provinsi Kalimantan Utara yang telah menggunakan SIMDA Pendapatan adalah Pemerintah Kota Tarakan yang telah pada tahap implementasi, sedangkan Pemerintah Kabupaten Bulungan baru tahap sosialisasi.

(3) Audit Operasional dan Audit Kinerja

Audit operasional, audit kinerja dan reviu pada tahun 2014 dilakukan terhadap 31 satuan kerja pada 5 satuan kerja Kementerian/Lembaga yang ada di Provinsi Kalimantan Utara dengan nilai temuan sebesar Rp1.065.849.310,00. Dari jumlah temuan sebesar Rp1.065.849.310,00, telah ditindaklanjuti sebesar Rp209.128.546,00.

(4) Audit Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN)

Audit ini merupakan audit dukungan pada audit umum (general audit) atas laporan keuangan proyek/kegiatan yang pembiayaannya bersumber

(18)

dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) tahun buku 2013 yang terdiri atas:

a. PNPM Mandiri Perkotaan yang sumber dananya berasal dari Loan IBRD;

b. PNPM Mandiri Perdesaan yang sumber dananya berasal dari Loan IBRD.

Hasil audit menunjukkan bahwa kegiatan proyek secara umum telah dipertanggungjawabkan secara baik dengan kondisi wajar, namun masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki antara lain kelebihan pembayaran, fisik tidak sesuai spesifikasi teknis, ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, dan kegiatan yang kurang dimanfaatkan. Atas permasalahan yang dijumpai telah kami rekomendasikan kepada satker terkait. Hasil audit yang menjadi temuan penghematan keuangan negara sebesar Rp386.787.829,00, dari jumlah tersebut sebesar Rp4.950.000,00 telah ditindaklanjuti pada periode tahun 2014.

(5) Audit atas permintaan stakeholder

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga melakukan pengawasan atas permintaan stakeholder, yaitu:

a) Audit Operasional atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru (TPG) di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk periode tahun 2010 sampai dengan 2014 yang dilakukan pada seluruh pemerintah daerah (kabupaten/kota/provinsi) di wilayah Provinsi Kalimantan Utara. Dari hasil audit tersebut diperoleh simpulan bahwa total tunggakan pada Provinsi Kalimantan Utara menurut Kemendikbud adalah sebesar Rp6.875.988.556,00. Berdasarkan hasil audit terdapat koreksi negatif sebesar Rp6.376.946.456,00 sehingga total tunggakan setelah koreksi audit adalah sebesar Rp499.042.100,00.

(19)

b) Audit TPG di lingkungan Kementerian Agama untuk periode tahun 2010 sampai dengan 2014 dilakukan pada seluruh satuan kerja Kementerian Agama yang berada dalam wilayah Provinsi Kalimantan Utara. Dari hasil audit tersebut diperoleh simpulan bahwa total tunggakan pada Provinsi Kalimantan Utara menurut Kementerian Agama adalah sebesar Rp3.192.895.848,00. Berdasarkan hasil audit terdapat koreksi positif sebesar Rp149.446.500,00 sehingga total tunggakan setelah koreksi audit adalah sebesar Rp3.342.342.348,00.

c) Audit atas kekurangan Dana Klaim Jamkesmas untuk periode Tahun 2008 sampai dengan 2014 yang dilakukan pada 25 Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam wilayah Provinsi Kalimantan Utara. Dari hasil audit tersebut diperoleh simpulan bahwa total tunggakan pada Provinsi Kalimantan Utara menurut P2JK Kemenkes adalah sebesar Rp75.922.887.707,00, berdasarkan hasil audit terdapat koreksi negatif sebesar Rp35.381.140,00 sehingga total tunggakan setelah koreksi audit adalah sebesar Rp75.887.506.567,00.

d) Evaluasi atas adanya Hambatan Kelancaran Pembangunan berupa adanya Rencana Penyesuaian Tarif Listrik Berkala pada PT PLN Tarakan Provinsi Kalimantan Utara.

(6) Pendampingan penataan Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D).

Kegiatan terkait pengelolaan aset negara/daerah yang dilakukan di wilayah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2014 adalah membantu enam pemerintah daerah melalui:

a. Supervisi pelaksanaan inventarisasi dan pencatatan atas Barang Milik Daerah (BMD); dan

b. Implementasi SIMDA BMD, yang selanjutnya dicatat dalam neraca laporan keuangan pemerintah daerah.

(20)

Hasil yang diperoleh dari kegiatan di atas adalah sebagai berikut:

a. Pos aset tetap di neraca telah didukung dengan pencatatan dan pelaporan yang memadai melalui program aplikasi SIMDA-BMD.

b. Pencatatan dan Pelaporan BMD dilakukan secara akurat dan sesuai dengan Permendagri 17 Tahun 2007 tentang Pedoman teknis Pengelolaan BMD.

Setidaknya kedua kegiatan BPKP di atas telah ikut menyumbang tertatanya aset daerah-daerah yang LKPD Tahun 2013 nya memperoleh opini WTP yaitu Pemerintah Kota Tarakan.

3) Akuntabilitas Perwujudan Iklim Kepemerintahan yang Baik dan Bersih Ukuran kualitas akuntabilitas perwujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih adalah melalui capaian Indeks Persepsi Korupsi (IPK) dari lembaga independen, Indeks Layanan Publik (ILP) yang diterbitkan Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi, dan Indeks Inisiatif Pemberantasan Korupsi (IIPK) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurut Transparency International, IPK Indonesia pada tahun 2014 mencapai 3,4 atau naik 0,2 bila dibandingkan dengan IPK tahun 2013 sebesar 3,2. Namun bila dibandingkan dengan target Pemerintah berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2010– 2014, sampai dengan tahun 2014 IPK ditargetkan sebesar 5,0 maka peningkatan IPK di tahun 2014 belum menunjukkan prestasi yang menggembirakan.

Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas penyelamatan keuangan negara dan perwujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih, kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dengan cara preventif, edukatif dan represif, meliputi kegiatan sebagai berikut:

(1) Pencegahan KKN melalui Upaya Preventif dan Edukatif berupa evaluasi dan implementasi Fraud Control Plan (FCP) pada RSUD Tarakan.

(21)

(2) Untuk kegiatan pendampingan pengadaan barang dan jasa (PBJ), Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur ikut membantu pemecahan masalah terkait pengadaan barang dan jasa di daerah. Berikut daftar permasalahan yang menonjol dan berhasil diselesaikan Perwakilan BPKP selama tahun 2014 adalah sebagai berikut:

a. Pendampingan proses lelang penyediaan pakaian untuk petugas pengamanan swakarsa TPS dan pengamanan wilayah se-Provinsi Kalimantan Utara; dan

b. Belanja Modal pada Distrik Navigasi Kelas III Tarakan.

(3) Penguatan SPIP pada pemerintah daerah melalui kegiatan sosialisasi, bimbingan teknis, dan pemetaan penerapan SPIP (diagnostic assessment/DA). Perkembangan hasil penyelenggaraan SPIP pada pemerintah daerah di Kalimantan Utara sampai dengan akhir tahun 2014 dapat digambarkan sebagai berikut:

No Uraian / Dokumen SPIP

Jumlah Pemerintah

daerah 1. Perkada tentang penyelenggaraan SPIP 5 2. Perkada/ keputusan kepala daerah tentang

petunjuk pelaksanaan penyelenggaraan SPIP

1

3. Grand design SPIP -

4. Diagnostic Assesment (DA) SPIP 2

5. Monitoring perbaikan SPIP 2

6. Monitoring lanjutan SPIP 1

7. Rencana Tindak Pengendalian (RTP) 1

Pada tahun 2014 juga telah dilaksanakan peningkatan penerapan SPIP melalui berbagai kegiatan, yaitu: Penyusunan RTP pada satu pemerintah daerah, Sosialisasi SPIP pada empat pemerintah daerah, dan Workshop SPIP dengan pendekatan Control Self Assesment (CSA) pada tiga pemerintah daerah.

(4) Pencegahan KKN melalui Upaya Represif.

Pencegahan KKN ini meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Audit Bantuan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) sebanyak 5 kasus senilai Rp1.443.522.505,00.

(22)

b. Pemberian Keterangan Ahli (PKA) oleh auditor Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur atas permintaan Kejaksaan maupun Kepolisian atas kasus Tindak Pidana Korupsi dalam wilayah Provinsi Kalimantan Utara, yang dilaksanakan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Samarinda.

4) Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral

Akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral ditekankan pada keberhasilan pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan program tersebut. Walaupun keberhasilan suatu program sulit diukur dengan obyektif, namun suatu pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan. Beberapa program strategis harus dapat dinilai tingkat capaiannya, sebagai pengukur keberhasilan, disamping sebagai alat pengendalian kebijakan.

Dalam rangka mendukung program pemerintah yang pro job, pro poor, dan pro growth, BPKP secara konsisten pada tahun 2014 telah melakukan pengawasan pada pelaksanaan program-program strategis. Program- program strategis ini adalah program yang tercantum dalam prioritas pembangunan nasional. Dalam laporan ini, program strategis adalah program nasional yang berada atau berkaitan dengan wilayah Provinsi Kalimantan Utara.

Berdasarkan hasil pengawasan BPKP terhadap program-program strategis menekankan pada audit efisiensi, keekonomisan, dan keefektifan pelaksanaan program lintas sektoral, audit kinerja pada bidang pelayanan publik, dan mediasi dalam rangka penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking).

Berdasarkan hasil Pengawasan BPKP atas program lintas sektoral sampai dengan akhir Desember Tahun 2014 dapat disampaikan bahwa sebagian program prioritas sudah berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat beberapa kelemahan dalam pelaksanaan program tersebut. Atas kelemahan

(23)

yang ditemukan telah diberikan rekomendasi perbaikan kepada penanggung jawab program terkait.

Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga telah melakukan pengawasan atas perintah Presiden sebagaimana berikut:

(1) Melalui Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) dalam bentuk Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional Per 31 Desember 2013 pada 6 kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi Kalimantan Utara.

(2) Melalui Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) dalam bentuk Monitoring Implementasi BPJS Kesehatan per 31 Maret 2014 pada tiga kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara.

(3) Melalui Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) dalam bentuk Evaluasi atas Penyerapan Anggaran semester I Tahun 2014 pada kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi Kalimantan Utara.

(4) Instruksi Wakil Presiden RI kepada Kepala BPKP berupa Monitoring Pendistribusian Buku Pelajaran Kurikulum 2013 di wilayah Provinsi Kalimantan Utara. Hasil monitoring berupa identifikasi permasalahan terkait kepastian pemesanan, kepastian pembayaran, kepastian penerimaan serta permasalahan lain yang dijumpai pada saat pelaksanaan monitoring.

Atas permasalahan-permasalahan yang kami identifikasi, telah kami berikan rekomendasi kepada masing-masing penanggungjawab kegiatan.

2. SARAN

Berdasarkan hasil pengawasan tahun 2014, kami menyarankan kepada Gubernur Kalimantan Utara selaku wakil Pemerintah Pusat di daerah sebagai berikut:

(24)

1) Mempercepat penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) untuk terwujudnya pelaksanaan kegiatan yang efisien dan efektif, pelaporan keuangan yang dapat diandalkan, pengelolaan aset negara yang tertib dan akuntabel, serta ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan.

2) Meningkatkan kualitas akuntabilitas keuangan negara melalui pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan,dan akuntabel serta lebih mendorong efektivitas peran Inspektorat Daerah.

3) Melakukan penataan aset tetap secara komprehensif yang melibatkan seluruh SKPD.

4) Mendorong Bupati untuk meningkatkan ketepatan waktu penyusunan APBD, khususnya pada Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Tana Tidung.

5) Meningkatkan penyerapan anggaran belanja daerah pada seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Utara melalui monitoring disbursment plan secara periodik.

6) Mendorong Bupati/Walikota untuk meningkatkan tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance) melalui kegiatan pencegahan tindak pidana korupsi yang dapat merugikan keuangan negara dengan langkah-langkah preventif-edukatif berupa penerapan sistem cegah dini (early warning system), perbaikan tata kelola, penandatanganan Pakta Integritas dan Pernyataan Kepatuhan terhadap Aturan Perilaku Pegawai, pencanangan Pakta Integritas dan Wilayah Bebas Korupsi serta langkah represif berupa pengungkapan kasus/pelanggaran hukum dengan mengoptimalkan peran Inspektorat Daerah.

7) Meningkatkan pengawasan pelaksanaan program lintas sektoral dengan mengoptimalkan peran Inspektorat Daerah.

(25)

BAB II

URAIAN HASIL PENGAWASAN

1. RUANG LINGKUP DAN BATASAN TANGGUNG JAWAB

Laporan hasil pengawasan ini menyajikan informasi keseluruhan kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah Provinsi Kalimantan Utara dengan menggunakan data eksternal dan internal hasil pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur serta mengacu pada empat dimensi (perspektif) sebagaimana diikhtisarkan pada Gambar 1 di bawah ini.

AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN AKUNTABILITAS KEBENDAHARAAN UMUM

NEGARA DAN PENGELOLAAN ASET

Indikator Indikator

Upaya Perbaikan Kewajaran Laporan KeuanganTerhadap K/ L/ Pemda (Opini BPK, BPKP, dan Eksternal Auditor Lainnya)

Penyerapan Anggaran, Optimalisasi Penerimaan Negara/ Daerah, PeningkatanCost Saving(Klaim,Eskalasi

Harga, dan Pengelolaan Aset Negara/

Daerah)

AKUNTABILITAS PENGELOLAAN

PROGRAM LINTAS SEKTORAL AKUNTABILITAS PERWUJUDAN IKLIM BAGI KEPEMERINTAHAN YANG BAIK

DAN BERSIH

Indikator Indikator

Efisiensi, Keekonomisan dan Efekfivitas Program Lintas Sektoral, Perbaikan Kinerja

Pelayanan Publik, dan Penanganan Hambatan Kelancaran Pembangunan

(Debottlenecking)

Pengungkapan Kasus/ Pelanggaran yang Diduga Merugikan Keuangan Negara

dan

Penyelenggaraan SPIP, FCP dan GCG

Gambar 1 : Perspektif Informasi Hasil Pengawasan (Accountability 4.0)

C B e A

D

Hasil Pengawasan:

Meningkatnya Kualitas

Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah

(26)

Laporan Hasil Pengawasan kepada pemerintah daerah Tahun 2014 adalah laporan hasil pengawasan Tahun 2014 yang disampaikan kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah Pusat di daerah.

Ruang lingkup Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014 meliputi:

1) akuntabilitas pelaporan keuangan, kebendaharaan umum negara/daerah dan pengelolaan aset; dan

2) perwujudan iklim kepemerintahan yang baik dan bersih, dan pengelolaan program lintas sektoral sampai dengan 31 Desember 2014 pada Provinsi Kalimantan Utara.

Laporan ini menggambarkan hasil-hasil pengawasan yang telah dilakukan sesuai dengan fungsi dan peran BPKP sebagaimana diamanahkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, dengan menggunakan data eksternal dan internal hasil pengawasan BPKP periode tahun 2014.

Substansi atas data eksternal menjadi tanggung jawab pihak yang menerbitkan data eksternal dimaksud. Sedangkan substansi data internal hasil pengawasan menjadi tanggung jawab Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.

2. INFORMASI UMUM

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur merupakan unit perwakilan dari BPKP yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 103 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden RI Nomor 3 Tahun 2013 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dan berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP- 06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 11 Tahun 2013.

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur merupakan unsur pelaksana BPKP Pusat di daerah yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala BPKP.

Wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sampai dengan tahun

(27)

2014 mencakup wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara, dengan jumlah 17 pemerintah daerah, terdiri dari: dua pemerintah provinsi, sebelas pemerintah kabupaten, dan empat pemerintah kota. BPKP merencanakan pendirian kantor perwakilan baru di Provinsi Kalimantan Utara pada tahun 2015.

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur berperan aktif dalam menanggapi perubahan lingkungan yang dihadapi BPKP saat ini yaitu dengan mereposisi perannya yang baru sebagai pemberi jasa consultant and assurance bagi pemerintah melalui strategi 4C yaitu melalui pelaksanaan capacity building, current issues, clearing house, dan check and balances yang kesemuanya diperlukan untuk mendukung sistem akuntabilitas.

Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) BPKP semakin memantapkan perannya dalam membangun sistem akuntabilitas yang baik melalui peran pembinaan atas sistem pengendalian intern pemerintah. Akuntabilitas itu sendiri merupakan salah satu prinsip dari good governance.

Sejalan dengan tuntutan masyarakat terhadap terwujudnya good governance dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi yang diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011, maka Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur berkewajiban menyampaikan informasi yang terkait dengan kualitas akuntabilitas pemerintah daerah kepada Gubernur Kalimantan Utara selaku Wakil Pemerintah Pusat di daerah.

Sebagai pelaksanaan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 maka BPKP sebagai Auditor Presiden selalu mengedepankan pendekatan pencegahan yaitu dengan menyarankan berbagai langkah kegiatan pengendalian (control activities) guna mengatasi risiko-risiko dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya BPKP lebih mengutamakan pencegahan terhadap hal-hal yang dapat menghambat

(28)

pencapaian tujuan dan program-program pemerintah, bukan sekedar melakukan kegiatan pengawasan yang bersifat represif.

3. URAIAN HASIL PENGAWASAN

1) AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN (1) Kualitas Laporan Keuangan

Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah antara lain ditunjukkan dengan adanya pelaporan keuangan yang memadai, yang meliputi kewajaran penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), BUMD, RSUD/BLUD dan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LK K/L).

Tahun 2014, BPK RI Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan audit dan memberikan opini terhadap LKPD tahun 2013 di wilayah Provinsi Kalimantan Utara kecuali LKPD Provinsi Kalimantan Utara (Provinsi Baru). Dari lima LKPD terdapat satu pemerintah daerah yang memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan empat pemerintah daerah yang memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Prestasi ini sama dengan prestasi pelaporan keuangan untuk tahun buku 2012. Pemerintah daerah yang memperoleh opini WTP adalah Kota Tarakan, sedangkan pemerintah daerah yang yang memperoleh opini WDP adalah Kabupaten Nunukan, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Tana Tidung.

Perkembangan opini atas LKPD untuk tahun buku 2008 sampai dengan 2013 dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

(29)

Tabel 1

Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi Kalimantan Utara

Tahun 2008 – 2013

Opini BPK Per Tahun Buku No. Pemerintah Daerah

2008 2009 2010 2011 2012 2013 1 Provinsi Kalimantan

Utara - * - * - * - * - * - *

2 Kota Tarakan WDP WDP WDP WDP WTP WTP

3 Kabupaten Nunukan WDP TW TW WDP WDP WDP 4 Kabupaten

Bulungan TW TW TW WDP WDP WDP

5 Kabupaten Malinau TW WDP TW WDP WDP WDP 6 Kabupaten Tana

Tidung - * TMP TMP TMP WDP WDP

Sumber: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK

Keterangan: WTP: Wajar Tanpa Pengecualian; WDP: Wajar Dengan Pengecualian;

TMP: Tidak Memberikan Pendapat; dan TW: Tidak Wajar.

Untuk meningkatkan opini dari BPK RI, hal-hal yang masih diperlukan perbaikan dan peningkatan antara lain:

a. Masih terdapat pos-pos dalam Laporan Keuangan yang belum disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan;

b. Masih lemahnya sistem pengendalian internal pemerintah, seperti pengelolaan barang/aset milik daerah yang masih belum memadai;

c. Masih terdapat ketidaktaatan terhadap peraturan perundang- undangan dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah; dan d. Kompetensi SDM pengelola keuangan daerah masih belum

memadai.

Dalam meningkatkan kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan pada pemerintah daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Utara, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah berperan secara aktif melalui kegiatan pendampingan dan asistensi kepada pemerintah daerah dan kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan Nota Kesepahaman atau

(30)

Kalimantan Timur dengan pemerintah daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Utara.

Adapun kegiatan yang telah dilakukan selama tahun 2014 adalah sebagai berikut:

a. Bimbingan teknis dan asistensi pengelolaan keuangan daerah kepada enam pemerintah daerah meliputi antara lain penyusunan anggaran, penatausahaan, dan penyusunan laporan keuangan, serta asistensi pengelolaan/penatausahaan BMD dengan aplikasi SIMDA;

b. Sinergi reviu atas LKPD tahun 2013 dengan Inspektorat Daerah pada tiga pemerintah daerah yaitu pada Kabupaten Malinau, Kabupaten Bulungan, dan Kabupaten Tana Tidung.

Dalam rangka penerapan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Pendampingan penyusunan peraturan kepala daerah tentang kebijakan akuntansi berbasis akrual pada Pemerintah Kota Tarakan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Bulungan;

b. Sosialisasi penerapan peraturan kepala daerah tentang kebijakan akuntansi berbasis akrual pada Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung, dan Kabupaten Malinau; dan

c. Workshop penerapan standar akuntansi berbasis akrual dengan menggunakan aplikasi SIMDA Keuangan berbasis akrual pada Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.

Dalam hal peningkatan akuntabilitas pengelolaan BUMD dan RSUD/BLUD telah dilakukan pendampingan penyusunan Laporan Keuangan SAK-ETAP terhadap empat PDAM dan tiga RSUD/BLUD.

(31)

Tabel di bawah ini menunjukkan gambaran opini atas seluruh PDAM dan RSUD/BLUD yang mendapatkan pendampingan penyusunan Laporan Keuangan dari BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur, baik yang diaudit oleh BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur maupun Kantor Akuntan Publik dalam empat tahun terakhir seperti tercantum dalam Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2

Perkembangan Opini PDAM dan RSUD/BLUD yang Mendapatkan Pendampingan dari BPKP di Provinsi Kalimantan Utara

Tahun 2010 – 2013

Opini Per Tahun Buku

No. Instansi

2010 2011 2012 2013

1 PDAM Kab. Nunukan WDP WDP WTP WTP

2 PDAM Kab. Bulungan WDP WDP WDP WDP

3 PDAM KotaTarakan WDP WDP WDP WDP

4 PDAM Kab. Malinau WDP WDP WDP WDP

5 PDAM Kab. Tana Tidung - - - -

6 RSUD Kota Tarakan WDP WTP WTP WTP

7 RSUD Kab. Malinau WTP WTP WTP WTP

8

RSUD Dr. Soemarmo Sostroatmodjo Kabupaten Bulungan

- WTP WTP WTP

Keterangan : PDAM Kab Tana Tidung baru terbentuk akhir tahun 2013

Pada tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan kualitas akuntabilitas pengelolaan BUMN/D dan RSUD/BLUD di wilayah Provinsi Kalimantan Utara melalui bimbingan teknis sebagai berikut:

a. Bimbingan teknis penerapan PPK-BLUD pada RSUD dr. H. Soemarmo Sostroatmojo Kabupaten Bulungan;

b. Pendampingan penyusunan laporan keuangan RSUD Kota Tarakan, RSUD Dr. Soemarmo Sostroatmodjo Kabupaten Bulungan, RSUD Kabupaten Malinau; dan

(32)

c. Bimbingan Teknis penerapan aplikasi Sistem Informasi Akuntansi PDAM (SIA PDAM) pada PDAM Tirta Alam Kota Tarakan, PDAM Kabupaten Malinau, PDAM Kabupaten Nunukan dan PDAM Kabupaten Tana Tidung.

Upaya peningkatan kualitas akuntabilitas laporan keuangan juga dilakukan terhadap satuan kerja (satker) kementerian/lembaga yang berada di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur di Povinsi Kalimantan Utara sebagaimana dalam Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3

Perkembangan Kegiatan Pembinaan atas Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Satuan Kerja K/L

Tahun 2011 – 2014

Jumlah Satuan Kerja K/ L

2011 2012 2013 2014

No. Kegiatan

Jml % Jml % Jml % Jml %

1.

Pendampingan penyusunan/reviu laporan keuangan Satker K/ L

203 89,82 225 95,74 279 86.64 56 93,33

2. Inventarisasi aset 8 3,55 1 0,43 2 0.62 0 0.00

3.

Audit operasional dana dekon & Tugas Perbantuan

5 2,21 2 0,85 11 3.42 0 0.00

4. Pendampingan lainnya 10 4,42 7 2,98 30 9.32 4 6,67

Jumlah 226 100 235 100 322 100 60 100

Pendampingan penyusunan/reviu laporan keuangan satker K/L sampai dengan tahun 2014 sebagaimana pada tabel 3 di atas dilakukan terhadap 56 satuan kerja yang berada pada 9 K/L yang terdapat dalam wilayah Provinsi Kalimantan Utara. Kegiatan pendampingan tersebut telah mendukung K/L terkait untuk memperoleh opini WTP dari BPK.

Pendampingan lainnya sampai dengan tahun 2014 sebagaimana pada tabel 3 di atas dilakukan kepada 4 satuan kerja yang berada pada 1 K/L yang terdapat dalam wilayah Provinsi Kalimantan Utara yaitu menjadi narasumber dalam bimbingan teknis SPIP di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Kalimantan Timur yang diikuti

(33)

oleh Satker-satker dari Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara.

Pada tahun 2014 sebagaimana pada tabel 3 di atas, tidak ada kegiatan inventarisasi aset dan audit operasional dana dekon & Tugas Perbantuan pada satker K/L yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.

Dalam pelaksanaan kerjasama antara Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dengan satuan kerja K/L dan pemerintah daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Utara, terdapat kendala atau hambatan yaitu minimnya tenaga berlatar belakang pendidikan akuntansi pada masing-masing satuan kerja K/L dan pemerintah daerah yang bersangkutan.

(2) Evaluasi Kinerja

Selain opini audit atas laporan keuangan, indikator kualitas akuntabilitas keuangan juga diukur dari hasil evaluasi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) pemerintah daerah oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang dibantu oleh BPKP dan Inspektorat Provinsi Kalimantan Utara. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD), terhadap pemerintah kabupaten/kota yang dilakukan oleh Tim Daerah (Timda) EKPPD Provinsi Kalimantan Utara. Kedua kegiatan evaluasi kinerja tersebut melibatkan BPKP.

a. Evaluasi AKIP

Pada Tahun 2014 telah dilaksanakan evaluasi atas AKIP Pemda kabupaten/kota untuk tahun pelaporan 2013 oleh Inspektorat Provinsi Kalimantan Utara. BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur atas nama Inspektorat Provinsi Kalimantan Utara melaksanakan evaluasi SAKIP pada Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Malinau. Pelaksanaan Evaluasi Sistem Akuntabilitas

(34)

berdasarkan koordinasi dengan Kementerian PAN dan RB. Hasil evaluasi atas SAKIP Pemda tahun 2013 terhadap 2 (dua) pemerintah kabupaten di Provinsi Kalimantan Utara menunjukkan 1 (satu) pemerintah kabupaten berada pada peringkat C (agak kurang) dan 1 (satu) pemerintah kabupaten berada pada peringkat CC. Hasil evaluasi tersebut sama dengan Tahun 2012 sesuai Tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4

Hasil Penilaian atas Sistem AKIP

Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2010 – 2013

No Pemerintah Daerah 2010 2011 2012 2013 1 Provinsi Kalimantan

Utara - - - -

2 Kota Tarakan - C CC -

3 Kabupaten Nunukan - C CC CC

4 Kabupaten Bulungan C C C -

5 Kabupaten Berau - C CC -

6 Kabupaten Malinau C C - C

7 Kabupaten Tana Tidung D D - -

Keterangan: AA = Memuaskan; A = Sangat Baik; B = Baik; CC = Cukup Baik C = Agak Kurang; D = Kurang

Penyebab rendahnya hasil penilaian atas Sistem AKIP adalah:

(a) RPJMD dan Renstra SKPD belum dilengkapi sasaran dan indikator kinerja yang berorientasi hasil dan baik serta target kinerja;

(b) Belum memiliki Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang dilengkapi indikator kinerja yang baik dan target kinerja;

(c) Belum memiliki Penetapan Kinerja (TAPKIN);

(d) Belum memiliki Indikator Kinerja Utama (IKU);

(e) Belum memiliki sistem pengumpulan data kinerja yang memadai;

(35)

(f) Belum menginformasikan capaian kinerja kumulatif (sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan sampai dengan tahun lalu);

(g) LAKIP belum digunakan sebagai alat untuk peningkatan kinerja;

(h) Capaian kinerja outcome masih rendah; dan

(i) Informasi mengenai kinerja belum dapat diandalkan.

Terhadap penyebab rendahnya penilaian atas Sistem AKIP tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah memberikan rekomendasi perbaikan kepada pemerintah daerah terkait.

b. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur turut berperan dalam evaluasi terhadap Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang dilakukan oleh Tim Daerah EKKPD Provinsi Kalimantan Utara. Hasil evaluasi diperoleh kondisi seperti pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5

Hasil Penilaian atas Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah se-Provinsi Kalimantan Utara

Tahun 2011 – 2013

2011 2012 2013

No. Nama Pemda

Nilai Ket Nilai Ket Nilai Ket 1 Kota Tarakan 2,6780 T 2,9771 T 2,8919 T 2 Kab. Nunukan 2,7669 T 2,5446 T 2,9755 T 3 Kab. Bulungan 2,7217 T 2,8029 T 2,9570 T 4 Kab. Malinau 2,7044 T 2,8395 T 2,9070 T 5 Kab. Tana Tidung 1,8438 S 2,3916 T 1,5307 S

Sumber : Laporan Kompilasi EKPPD Provinsi Kalimantan Utara ST= Sangat Tinggi, T=Tinggi , S=Sedang, R=Rendah

Tabel di atas menunjukkan empat pemerintah kabupaten/kota memperoleh skor lebih besar dari nilai dua atau peringkat “tinggi”, sedangkan satu kabupaten memperoleh prestasi “sedang”.

Beberapa kelemahan yang diperoleh dari hasil evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah sebagai berikut:

(36)

(a) Sistem pengumpulan data kinerja belum terbangun secara memadai sehingga belum dapat dijadikan alat analisis terhadap pencapaian kinerja;

(b) Belum dilakukan evaluasi secara berkala terhadap perkembangan pencapaian IKK oleh masing- masing SKPD;

(c) Tim Penilai LPPD Kabupaten/Kota belum melakukan fungsi yang memadai dalam melakukan self assesment atas IKK SKPD; dan (d) Kelemahan kompetensi SDM penyusun LPPD.

c. Evaluasi Kinerja BUMD

Evaluasi kinerja BUMD tahun buku 2013 telah dilaksanakan terhadap empat PDAM di wilayah Provinsi Kalimantan Utara. Hasil evaluasi kinerja tersebut menunjukkan peningkatan kinerja PDAM sebagaimana data kinerja PDAM tiga tahun seperti tercantum pada Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6

Perkembangan Tingkat Kesehatan PDAM yang Mendapatkan Pendampingan dari BPKPSe-Provinsi Kalimantan Utara

Tahun 2011 – 2013

D

Dari tabel 6 tersebut menunjukkan tingkat kesehatan PDAM pada umumnya adalah “cukup”, terkecuali PDAM Tarakan dengan nilai

“Baik”. Hal ini disebabkan perusahaan masih mengalami kerugian, peningkatan pendapatan tidak sebanding dengan peningkatan biaya, harga pokok air lebih tinggi dari harga jual (tidak full cost recovery),

Tingkat Kesehatan per Tahun Buku No. Nama PDAM

2011 2012 2013

1 PDAM Kab. Nunukan Cukup Cukup Cukup 2 PDAM Kab. Bulungan Cukup Baik Cukup

3 PDAM Kota Tarakan Cukup Cukup Baik

4 PDAM Kab. Malinau Cukup Cukup Cukup

(37)

dan rendahnya cakupan layanan serta masih tingginya tingkat kebocoran air.

d. Evaluasi Kinerja BLUD

Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur hanya melakukan evaluasi kinerja terhadap satu RSUD/BLUD, yakni RSUD Kota Tarakan. Evaluasi kinerja terhadap tiga RSUD lainnya belum dilakukan karena tidak ada permintaan dari mitra kerja. Hasil evaluasi kinerja RSUD Tarakan untuk tahun 2011 adalah “kurang sehat” dan 2013 adalah “sehat”. Untuk tahun 2012 tidak dilakukan evaluasi.

e. Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD

Dari evaluasi atas penyusunan dan penetapan APBD Tahun 2014 di wilayah Provinsi Kalimantan Utara, diperoleh gambaran ketepatan penyusunan dan penetapan APBD seperti Tabel 7 berikut ini.

Tabel 7

Hasil Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD pada Pemda di Wilayah Provinsi Kalimantan Utara

Tahun Anggaran 2013 – 2014

TA 2013 TA 2014

No Pemda Tanggal

Perda

Kete- patan

Tanggal Perda

Kete- patan

1. Provinsi Kalimantan

Utara - - - -

2 Kota Tarakan 26/12/2012 TW 31/12/2014 TW

3 Kabupaten Nunukan 18/01/2014 TTW 31/12/2014 TW 4 Kabupaten Bulungan 6/02/2014 TTW 15/01/2014 TTW 6 Kabupaten Malinau 18/12/2012 TW 27/11/2014 TW 7 Kabupaten Tana Tidung 21/12/2012 TW 09/01/2014 TTW Keterangan: TW: Tepat Waktu; TTW: Tidak Tepat Waktu

Dari tabel di atas menunjukkan pada Tahun Anggaran 2014 terdapat

(38)

menyusun APBD. Keterlambatan tersebut secara umum disebabkan kondisi sebagai berikut.

(a) Keterlambatan Musrenbang Kabupaten;

(b) Kurangnya pemahaman SDM atas penyusunan DPA;

(c) Terkonsentrasinya pada penyelesaian kegiatan Tahun Anggaran berjalan;

(d) Kurangnya koordinasi tim TAPD;

(e) Plafon anggaran SKPD selalu mengalami perubahan;

(f) Pembahasan menyesuaikan dengan jadwal DPRD; dan

(g) Kurangnya pemahaman atas pedoman penyusunan RKA SKPD.

(3) Analisis atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Dalam rangka menyediakan informasi mengenai akuntabilitas keuangan daerah, kekayaan daerah, dan kinerja keuangan seluruh Pemda di wilayah Provinsi Kalimantan Utara, BPKP melakukan kompilasi dan analisis LKPD untuk mengetahui rasio pertumbuhan dan rasio keuangan.

Kegiatan analisis atas LKPD tahun 2013 se-Provinsi Kalimantan Utara baru dilaksanakan setelah laporan hasil audit BPK atas LKPD diterbitkan.

Adapun perkembangan hasil kompilasi Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran pemda di wilayah Provinsi Kalimantan Utara tahun anggaran 2012 dan 2013 dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9 berikut ini.

Tabel 8

Kompilasi Neraca Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2012 - 2013 (dalam jutaan rupiah) Uraian Tahun 2012 Tahun 2013 Kenaikan

(Penurunan) % Aset Lancar 5.343.678,46 4.216.879,34 (1.126.799,12) (21,09) Investasi Jangka

Panjang 588.827,88 664.591,17 75,763,28 12,87

Aset Tetap 18.136.159,85 22.251.787,64 4.115.627,79 22,69

Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00

(39)

Uraian Tahun 2012 Tahun 2013 Kenaikan

(Penurunan) %

Aset Lainnya 628.613,92 792.708,51 164.094,59 26,10

Total Aset 24.697.280,11 27.925.966,66 3.228.686,55 13,07 Kewajiban Jangka

Pendek 41.790,82 55.221,92 13.431,10 32,14

Kewajiban Jangka

Panjang 0,00 0,00 0,00 0,00

Total Kewajiban 41.790,82 55.221,92 13.431,10 32,14 Ekuitas Dana Lancar 5.302.598,85 4.161.657,43 (1.140.941,42) (21,52) Ekuitas Dana Investasi 19.352.890,44 23.709.087,31 4.356.196,87 22,51 Ekuitas Dana

Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00

Total Ekuitas Dana 24.655.489,29 27.870.744,74 3.215.255,45 13,04 Total Kewajiban dan

Ekuitas 24.697.280,11 27.925.966,66 3.228.686,55 13,07 SILPA 5.013.148,58 3.989.017,74 (1.024.130,85) (20,43) Sumber: Diolah dari LKPD Tahun 2013 Audited se-Kalimantan Utara

Tabel 9

Kompilasi Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi Kalimantan Utara

Tahun 2012 - 2013 (dalam jutaan rupiah) Uraian Tahun 2012 Tahun 2013 Kenaikan

(Penurunan) %

PAD 345.297,66 412.881,48 67.583,82 19,57

Pendapatan

Transfer 6.847.977,87 6.512.533,78 (335.444,09) (4,90) Lain- lain

pendapatan yang sah

499.261,23 610.688,61 111.427,38 22,32

Jumlah

Pendapatan 7.692.536,76 7.536.103,87 (156.432,89) (2,03) Belanja Operasi 3.728.790,92 4.230.602,63 501.811,70 13,46 Belanja Modal 2.292.185,28 4.032.834,79 1.740.649,51 75,94

Belanja Tak Terduga 4.364,78 5.091,79 727,02 16,66

Jumlah Belanja 6.025.340,97 8.268.529,21 2.243.188,23 37,23

Referensi

Dokumen terkait

Sifat dari beberapa larutan anastesi lokal yang sering digunakan dalam bidang kedokteran gigi masa kini adalah sebagai berikut: agen dengan ikatan amida

Langkah yang dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan pelaksanaan eksternal audit document of compliance Safety Management System pada era industri 4.0 di Gold Bridge

Tangan kiri di cethik ngruji, tangan kanan dibawa dari bahu kiri lalu buang ke samping kanan nglurus telapak seperti ngidang nyeklek bawah.. Kaki buka

Jika Informasi elemen list disimpan pada suatu struktur lain, dan informasi yang tersimpan pada elemen list hanya berupa alamat dari struktur penyimpan informasi tersebut,

Karena kekurangan sumber daya manusia di sebuah kantor cabang perusahaan tempat anda bekerja, Atasan anda memutuskan hendak memindahkan anda ke cabang yang sama sekali tidak

jika dalam disket sudah ada file yang sama dengan nama file yang berkaitan dengan variabel _ file, isi file akan menjadi kosong. Reset : digunakan untuk membuka file dengan

Jumlah masing-masing Kolom (6) s.d (8) di Rineian e halarnan terakhir harus lebih keeil atau sama dengan nomor urut rumah tangga terakhir di Kolorn (4) halaman terakhir.

Konsep yang diusung adalah restoran seafood dengan cita rasa khas Indonesia, selalu menyajikan seafood yang paling segar bahkan hidup, ruangan yang selalu bersih